Bel tanda selesai pelajaran berbunyi,semua siswa berhamburan keluar dari kelas termasuk Arin dan Mikha.Dua ABG berseragam putih biru itu berlarian bersama puluhan siswa yang akan pulang sore itu.
Sesampainya di gerbang sekolah seorang pemuda tampan sudah menunggu mereka diatas motor maticnya.
"Tumben Abang jemputnya tepat waktu " ujar Arin sambil naik keatas motor disusul oleh Mikha dibelakangnya.
Arin dan Mikha memang sudah terbiasa dijemput oleh Adam kakak Arin karena kebetulan rumah mereka bersebelahan.
"Abang pulang sekolah lebih cepat karena gurunya rapat " jawab Adam sambil mulai melajukan motornya meninggalkan halaman sekolah adiknya.
"Abang..majuan dikit dong aku sempit " keluh Mikha yang duduk paling belakang.
Meski merasa kurang nyaman namun Adam pun menggeser duduknya semakin maju agar Arin dan Mikha dapat duduk lebih nyaman.
Arin dan Mikha memeluk pinggang Adam dari belakang sambil sesekali tertawa cekikikan ketika motor Adam melewati jalanan yang sedikit berbatu.
Ketika sampai di depan rumah,Arin dan Mikha pun turun.Arin dan Adam masuk ke rumah mereka sementara Mikha masuk ke rumahnya yang berada tepat di sebelahnya.
Meski hanya tetangga namun hubungan keluarga Mikha dengan keluarga Adam terbilang sangat dekat.
Sepuluh tahun lalu mama Adam terpaksa meninggalkan suaminya dengan kedua anaknya karena tidak tahan tinggal serumah dengan mertuanya yang tidak pernah merestui pernikahan mereka.
Beruntung mama Adam bertetangga dengan mama Mikha yang kebetulan bekas teman sekolahnya.
Sejak saat itu mama Adam membantu usaha butik mama Mikha untuk menghidupi kedua anaknya, karena suaminya tidak pernah sekalipun mencari keberadaan mereka apalagi memberi nafkah.
Sebagai anak lelaki paling besar,Adam begitu bertanggung jawab kepada mama dan adiknya.
Adam yang dikaruniai otak yang cukup pintar sering diminta mengajari anak-anak di komplek perumahan tempat tinggalnya.Dari situ Adam mendapat uang jajan lebih setiap bulannya.
Sikap dewasa dan penyayang Adam diam-diam telah menumbuhkan rasa kagum di hati Mikha.
* * * * *
Sore ini dari jendela kamarnya,Mikha melihat rumah Adam lebih ramai dari biasanya.Dihalaman rumah Adam berjajar motor milik teman-teman sekolah Adam, mereka sedang kerja kelompok di rumah Adam.
Diantara motor yang berjajar disana mata Mikha menatap tajam pada satu motor milik salah satu teman sekolah Adam yang bernama Cintya.
Entah mengapa Mikha tampak tidak senang jika Adam terlihat mengobrol dengan wanita berkulit putih pucat itu.Tanpa sepengetahuan Adam,Mikha diam-diam menempelkan permen karet di jok motor Cintya.
Keesokannya Adam yang sangat yakin jika itu adalah perbuatan Mikha akhirnya menegurnya.
Setelah mendapat teguran dari Adam Mikha pun menjadi murung.
Sepulang sekolah Adam menjemput Mikha seperti biasanya meskipun hari itu Arin tidak sekolah karena sedang demam.
"Abang sedang punya rejeki bagaimana kalau kita makan bakso dulu " ajak Adam ketika mereka dalam perjalanan pulang.
"Terserah Abang " jawab Mikha lirih.
"Jangan terserah dong..Mikha maunya apa? nanti Abang yang traktir " ujar Adam.
Adam tau jika Mikha masih marah karena Adam telah menegurnya atas keisengannya kepada Cintya tempo hari.
"Ice cream saja " jawab Mikha.
Mikha sengaja memilih ice cream karena harganya tidak terlalu mahal jadi Adam tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk mentraktirnya.
"Ya sudah Abang belikan ice cream " Adam menepikan motornya di sebuah gerai ice cream yang ada di dekat sekolah Mikha.
Selama mereka menikmati ice cream,Adam bercerita tentang impiannya untuk sekolah di luar negeri.Adam sedang belajar sangat giat agar impiannya itu dapat terwujud.
"Kalau Abang sekolah diluar negeri nanti jauh dong sama mama dan Arin ?" tanya Mikha.
"Tidak apa..yang penting setelah Abang sukses nanti Abang akan bawa mama dan Arin ikut sama Abang " jawab Adam yakin.
Mikha menelan ludah getir.Itu artinya Adam akan meninggalkan dirinya juga.
"Kalau nanti Abang bawa mama dan Arin pergi nanti Mikha sama siapa ?" tanya Mikha sendu.
"Mikha kan ada mamih dan papih..selain itu Mikha nanti juga pasti menikah dan punya keluarga sendiri,jadi Mikha tidak usah ikut Abang " jawab Adam sambil tertawa.
"Mikha maunya sama-sama terus sama mama,Arin dan Abang " Mikha pun merajuk.
"Kita lihat saja nanti...kalau Mikha belum laku juga nanti Abang ajak " ujar Adam sambil kembali tertawa.
"Ih Abang..emangnya Mikha barang dagangan " Mikha langsung cemberut.
"Becanda " Adam mengacak rambut Mikha.
"Abaaang diam ih..rambut aku kan jadi berantakan " Mikha merapikan kembali rambutnya.
"Walaupun berantakan juga adik Abang ini tetap terlihat cantik kok " puji Adam.
Meskipun Adam memujinya cantik namun Mikha malah terlihat kembali murung karena Adam menyebut dirinya adik.
"Mau tambah lagi ice cream nya ?" tanya Adam
"Tidak " jawab Mikha masih dengan wajah sendunya.
"Nanti kalau Abang sudah sukses, Abang janji akan sering ajak Mikha,Mama dan Arin makan ditempat yang mewah " ucap Adam.Mikha pun mengangguk.
Setelah menghabiskan ice cream nya mereka pun pulang.Baru beberapa ratus meter motor Adam melaju tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
"Mau berhenti dulu atau lanjut ?" tanya Adam dengan suara kencang karena hujan yang sangat deras sudah membuat baju mereka basah.
"Lanjut saja Abang..sudah terlanjur basah " jawab Mikha dengan suara sedikit menggigil.
"Baiklah " jawab Adam.
Adam meraih tangan Mikha agar memeluk pinggangnya erat.Mikha pun tidak menolak. Sepanjang perjalanan tubuh Mikha menempel di punggung Adam yang basah.
Sesampainya di rumah,Adam langsung kena semprot mamanya.
"Abang..kenapa Mikha dibawa hujan-hujanan ?" omel mama Adam.
"Hujannya langsung deras mah jadi kita tidak sempat berteduh..karena tanggung basah ya sudah sekalian hujan-hujanan " Mikha yang menjawab.
Mama Adam buru-buru memberikan handuk kepada Adam dan Mikha.
"Lain kali kalau hujan lebih baik berteduh.. Abang tau kan kalau Mikha gampang sakit kalau kena hujan " nasehat mama Adam.
"Iya mah maaf " jawab Adam sambil berlalu menuju kamarnya.
Malam itu Mikha menginap di rumah Adam karena orangtua Mikha sedang pergi ke luar kota.Orangtua Mikha memang terbiasa menitipkan Mikha kepada Mama Adam jika mereka pergi karena Mama Adam sangat menyayangi Mikha seperti ia menyayangi putrinya sendiri.
Karena siangnya kehujanan,malam harinya Mama Adam dibuat panik karena Mikha terserang demam.Adam merasa bersalah dan ketakutan karena keesokannya orangtua Mikha kembali dari luar kota.
Orangtua Mikha langsung membawa Mikha dan Arin yang kebetulan sedang sakit ke dokter. Beruntung keduanya hanya terkena demam biasa dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Maaf om..ini semua salah Adam.Mikha sakit karena kehujanan sewaktu pulang sekolah bersama Adam " ucap Adam lirih kepada Papih Mikha yang tampak terlihat santai sepulang membawa Arin dan Mikha ke dokter.
"Tidak apa-apa..kata dokter juga sebentar lagi sembuh " Papih Mikha menepuk bahu Adam.
Namun beberapa saat kemudian,Papih Mikha tampak sedang berpikir sambil menatap kearah Adam,membuat pemuda kelas tiga SMA itu salah tingkah.
Adam bengong ketika Papih Mikha memberikan salah satu kunci mobilnya kepada Adam.
"Pakai buat sekolah dan antar jemput adik-adik kamu " ujar Papih Mikha.
"Tapi om.." Adam tampak bingung.
"Kamu tidak ingin kan adik-adik kamu sakit karena kehujanan " Papih Mikha meletakan kunci mobil ketangan Adam.
"Iya om.. terimakasih " ujar Adam lirih.
Sejak Adam dipercaya memakai mobil untuk sekolah dan mengantar jemput Mikha dan Arin, kedua ABG itu selalu berebut untuk bisa duduk di depan bersama Adam.Kadang Adam merasa sedikit dibuat kesal jika Arin dan Mikha akhirnya bertengkar hanya karena rebutan kursi.
"Kalau kalian bertengkar terus Abang tidak mau mengantar jemput kalian lagi..biar mobilnya Abang balikin sama om Bimo " ancam Adam.
"JANGAAAN " teriak Arin dan Mikha bersamaan.
Jika sudah diancam seperti itu Arin dan Mikha baru berhenti bertengkar.Mereka kembali menjadi kucing yang manis yang menurut pada apapun yang Adam katakan.
Masih pengenalan tokoh ya Readers..Semoga cerita ini juga kalian sukai seperti cerita Requeen sebelumnya
Happy reading 😘😘😘😘😘
Dari jendela kamarnya Mikha melihat ada sebuah mobil mewah yang terparkir di halaman rumah Adam.Mobil itu sudah berada di sana sejak dari siang.
Mikha yang akan mengajak Arin bermain akhirnya mengurungkan niatnya karena tamu di rumah keluarga Adam masih belum pulang.
Setelah keluarga Adam kedatangan tamu itu,Mikha menangkap ada yang berubah pada wajah mama Adam.Mama Adam menjadi terlihat murung.
Mikha sempat menguping obrolan mama Adam dengan mamihnya.Ternyata tamu yang berkunjung di rumah Adam adalah papa Adam yang sengaja datang untuk mencari keberadaan anak-anaknya.
Setelah bertahun-tahun tentu tidak mudah bagi mama Adam dan anak-anak nya bisa menerima kehadiran mantan suaminya itu.
"Aku menangkap gelagat kalau mas Yudho akan membawa anak-anak " ujar Mama Adam sendu.
"Mana bisa begitu..selama ini dia kemana saja? apa pernah dia mencari keberadaan kalian ?" Mamih Mikha tampak ikut emosi.
Mikha yang menguping dari pintu kamar langsung menutup mulutnya.Bagaimana kalau Papa Adam benar-benar membawa Adam dan Arin?Mikha termasuk orang yang tidak rela jika harus kehilangan mereka.
"Mas Yudho membujuk Adam agar ikut tinggal dengannya di Canada..kamu tau sendiri kalau kuliah di luar negri adalah cita-cita Adam sejak kecil " Mama Adam mulai terisak.
"Kalau Arin aku jamin tidak akan terbujuk.. tapi kalau Adam aku tidak yakin " Mama Adam semakin terisak.
Mama Mikha mengusap punggung Mama Adam lembut.Mencoba membuat sahabatnya itu tidak terlalu gundah dengan sesuatu yang belum tentu terjadi.
"Apapun keputusan Adam nanti, kita berdoa saja semoga itu yang terbaik " ucap Mama Mikha bijak.
Beberapa bulan berlalu, Adam sudah menyelesaikan SMA nya,Arin dan Mika pun bersiap masuk SMA.
Setelah kelulusan sekolah,semua dibuat tercengang dengan keputusan Adam yang ingin ikut dengan Papanya dan meneruskan kuliah diluar negri.
Sedangkan Arin sama sekali tidak tertarik untuk ikut Papanya,Ia akan melanjutkan SMA nya di Bandung bersama Mikha.
Meski dengan berat hati,Mama Adam terpaksa merelakan Adam ikut dengan mantan suami dan istri barunya di Canada.
"Mama jangan sedih..Abang janji kelak jika Abang sudah sukses,Abang akan pulang untuk menjemput Mama dan Arin " ucap Adam saat Mamanya membantu memasukan baju-baju Adam kedalam koper karena besok pagi Adam akan berangkat keluar negri bersama papanya.
"Mama pesan sama Abang..disana jangan pernah meninggalkan solat..Disini Mama akan selalu berdoa yang terbaik buat Abang " nasehat Mama Adam.
"Iya mah " jawab Adam.
Keesokannya saat Papa Adam datang menjemput,semua tampak berkumpul untuk melepaskan kepergian Adam,hanya Mikha yang tidak tampak batang hidungnya.
Mikha memilih mengurung diri dikamar dan diam-diam mengintip dari balik jendela kamarnya.
Mikha masih sempat melihat Adam menoleh kearah kamarnya sebelum masuk kedalam mobil Papanya.
"Aku benci Abang " ucap Mikha sendu sambil menutup gorden kamarnya rapat-rapat.
Sejak Adam ikut dengannya di Canada,kini Papa Adam mulai memberikan perhatian lebih kepada Arin.
Setiap bulan Papa Adam rutin mentransfer sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan Arin di Bandung.Ini ia lakukan untuk menebus rasa bersalahnya karena selama ini telah menelantarkan anak-anaknya.
Disela-sela kesibukannya menimba ilmu di negeri orang,Adam selalu menyempatkan diri menghubungi Mama dan Adiknya untuk menanyakan kabar mereka.
Adam senang ketika mendengar jika semua baik-baik saja.Namun hanya satu yang mengganjal dihati Adam,Mikha tidak pernah sekalipun mau berbicara padanya.
"Di sekolah Mikha banyak yang naksir..salah satunya ketua OSIS namanya Seno.Sejak Abang tidak ada sekarang Seno yang rajin antar jemput kita gantiin Abang " lapor Arin sambil tertawa saat Adam dan Arin melakukan panggilan telepon.
"Apakah mereka pacaran ?" tanya Adam
"Setau aku sih belum Bang..mereka masih pendekatan " jawab Arin.
" Anaknya baik tidak ?" tanya Adam
"Baik banget Bang..ganteng lagi " jawab Arin.
"Bilang sama Mikha..pacaran boleh tapi jangan lupa belajar yang bener " nasehat Adam
"Kenapa bukan Abang saja yang bilang sama Mikha " ujar Arin
"Mikha selalu tidak mau bicara sama Abang " jawab Adam lirih.
"Abang punya salah apa sama Mikha sampai dia tidak mau bicara sama Abang ?" tanya Arin menyelidik.
"Perasaan Abang tidak punya salah apa-apa sama dia " jawab Adam.
"Mungkin dia marah karena Abang pergi "
" Mungkin ". jawab Adam.
Meskipun Mikha tidak mau bicara padanya, namun Adam selalu mencari tahu kabar Mikha dari Arin.Bahkan Adam sempat minta dikirim photo Mikha namun Arin menolaknya dengan alasan dilarang oleh Mikha.
Sampai sekarang Adam tidak tau pasti alasan Mikha tidak mau bicara padanya.Namun yang pasti Adam sangat menyayangi Mikha sama seperti ia menyayangi Arin adiknya.
Sejak Arin bercerita jika Mikha sedang dekat dengan Seno,Adam tidak pernah menanyakan kabar Mikha lagi.Jika Adam menelpon pun itu hanya untuk menanyakan kabar Mama dan adiknya saja.
* * *
Adam melempar ponselnya setelah ia mengakhiri panggilan dengan Arin.Entah mengapa Adam tiba-tiba menjadi kacau ketika Arin bercerita jika Mikha dan Seno sudah resmi jadian.Mereka jadian tepat dihari ulangtahun Mikha kemarin.
Adam melempar sebuah kotak kecil kado untuk Mikha ke dalam kotak sampah disudut ruangan. Rencananya Adam akan kirimkan ke Indonesia melalui jasa ekspedisi siang ini. Namun Adam sepertinya berubah pikiran,Ia pun akhirnya memasukan kado ulangtahun untuk Mikha itu kedalam laci lemarinya.
Pada malam harinya Adam menerima tawaran teman kuliahnya yang mengajaknya pergi ke sebuah club.Sebetulnya sudah sering Adam menolak ajakan teman-temannya pergi kesana.Namun entah mengapa malam ini Adam menerima ajakan teman-temannya itu.
Suara dentuman musik yang keras cukup membantu mengalihkan kegundahan di hati Adam.
Sepulang dari club,Adam tidak pulang ke rumah melainkan menginap di apartemen milik David teman kuliahnya yang sama-sama berasal dari Indonesia.
Selanjutnya Adam mulai mengenal dunia malam bersama teman-temannya.Minuman beralkohol dan wanita kini sudah menjadi gaya hidupnya.
Diantara sekian banyak wanita,Adam kini menjalin hubungan dengan Martha anak pengusaha asal Indonesia yang sama-sama sedang menimba ilmu disana.
Dihari ulangtahun Mikha selanjutnya,Adam tetap menyiapkan kado untuk Mikha dan menyimpannya bersama kado tahun lalu dilaci lemarinya.
Selama itu juga Adam dan Martha menjalin FWB (Friend with Benefit ) tanpa sepengetahuan Papa dan Mama tiri Adam.
Ditahun kedua Adam sempat pulang ke Indonesia.Namun Adam tidak bertemu dengan Mikha karena Mikha dan orangtuanya sedang berlibur di Bali.
Adam sempat mencuri beberapa photo Mikha yang terpajang dikamar Arin.Dua tahun tidak melihat gadis itu Adam sempat dibuat terkesima karena kini Mikha sudah menjelma menjadi gadis yang sangat cantik.
Sepulang dari berlibur di Bali Arin memberikan dua buah kado titipan dari Adam untuk Mikha.
"Dari Abang " Arin memberikan kedua benda itu kepada Mikha.
"Abang pulang ?" tanya Mikha.
"Iya..kemarin Abang sudah balik lagi sama Papa ke Canada " jawab Arin.
"Ooh " hanya itu yang keluar dari bibir Mikha.
"Abang nanyain aku ?" tanya Mikha lirih
"I..iya " jawab Arin berbohong.
Kenyataan nya Adam hanya menitipkan kedua benda itu tanpa menanyakan Mikha sama sekali.Arin tidak mau sahabatnya itu kecewa.
"Bagaimana Abang sekarang ?" tanya Mikha penasaran.
"Abang sekarang lebih putih dan yang pasti tambah ganteng " jawab Arin.
"Begitu ya " jawab Mikha lirih.
Adam menyusun beberapa photo Mikha dan memajangnya di dinding kamarnya bersama dengan beberapa photo Mama dan Arin.
Beberapa menit Adam menatap dalam photo gadis cantik itu sebelum ia merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya.
Meski tidak sempat bertemu dengan Mikha, namun kerinduan Adam sedikit terobati dengan hanya menatap photonya.
Adam akhirnya mendapat Omelan dari Arin karena telah mencuri beberapa photo Mikha dari kamarnya.
"Jadi ini yang namanya Mikha ?" Martha menatap photo Mikha yang baru saja selesai Adam pajang di dinding kamarnya.
"Ya " jawab Adam
"Gadis yang cantik " puji Martha.
"Sudah terobati rindunya ?" tanya Martha lagi. Adam menjawab dengan mendengus. "Kalau sudah bertemu seharusnya wajah kamu tidak kusut seperti ini "
"Kami tidak sempat bertemu " jawab Adam lirih.
"Kenapa ?" tanya Martha penasaran.
"Dia sedang berlibur dengan orangtuanya ke Bali " jawab Adam.
"Kasiaaan.." ledek Martha sambil duduk dipangkuan Adam.
"Jadi karena itu kamu menyuruhku kesini sekarang ?" tanya Martha manja.
"Anggap saja begitu " jawab Adam sambil menyatukan bibir mereka.
"Seharusnya kamu susul dia ke Bali " Martha melepaskan sejenak tautan bibir mereka.
"Untuk apa ?" tanya Adam.
"Untuk apa,?..Katanya kangen !" Martha menatap dalam mata Adam.
"Dia sudah punya kekasih " jawab Adam lirih.
"Cuma kekasih kan..bukan suami !" ujar Martha dengan mata iba.
"Sudahlah tidak usah dibahas " Adam kembali menyatukan bibir mereka.
Adam enggan membicarakan gadis yang diam-diam ia rindukan namun sudah dimiliki orang itu.
* * *
Mikha tampak terpaku menatap dua buah kado pemberian Adam. Kado pertama Mikha mendapatkan sebuah kalung dengan liontin berbentuk kunci.Sedangkan di kado kedua Mikha mendapatkan sebuah sweater lembut berwarna coklat muda bertuliskan hurup M dibagian dadanya.
Mikha sama sekali tidak menemukan ucapan apapun disana.Meskipun begitu Mikha tau jika kedua benda itu adalah kado ulangtahun dari Adam.Itu tandanya Adam masih ingat hari ulangtahunnya.
"Kalung apa ini.. seperti kalung laki-laki " Seno mengamati kalung dengan liontin berbentuk kunci yang melingkar dileher Mikha.
"Dikasih seseorang..bagus tidak? " jawab Mikha santai
"Dikasih siapa ?" tanya Seno terlihat kurang suka.
Mikha tidak menjawab,ia hanya melirik Arin yang sepertinya sudah bisa menebak siapa orang yang telah memberi kalung itu.
"Dari siapa kalung itu ?" Seno mengulangi pertanyaannya.
"Dari teman " jawab Mikha.
Meski tidak berkomentar lagi,namun Arin dapat menangkap jika Seno tidak menyukai ketika Mikha memakai kalung pemberian kakaknya.
Meski menangkap ketidak sukaan Seno,Mikha sama sekali tidak berniat melepaskan kalung itu dari lehernya.
Sesampainya di rumah Mikha dan Arin turun dari mobil Seno.
"Hati-hati pulangnya jangan ngebut " Mikha melongokan kepalanya kepada Seno.
"Iya..kamu juga istirahat " jawab Seno sambil mencium sekilas pipi Mikha tanpa sepengetahuan Arin.
Setelah mobil Seno berlalu,Arin dan Mikha masuk kedalam rumah Mikha.Diteras sudah ada Mamih Mikha yang menyambut mereka.
"Diantar siapa ?" tanya Mamih Mikha
"Seno Mih " jawab Mikha
"Kenapa tidak mampir ?" tanya Mamih Mikha.
"Buru-buru mau jemput mamanya di Bandara " jawab Mikha.
Mamih Mikha menyiapkan makan untuk kedua gadis itu di meja makan.Arin memang terbiasa makan di rumah Mikha,begitu juga dengan Mikha yang sudah terbiasa makan di rumah Arin.Mereka layaknya sudah seperti saudara.
Arin akan pulang jika Mamanya sudah pulang dari butik.Meski sekarang Papa Arin sudah rutin mengirimi uang tidak membuat Mama Arin berhenti membantu Mamih Mikha di butik. Karena dari butik Mama Mikha lah Mama Arin bisa menghidupi kedua anaknya setelah bercerai dari suaminya.
"Ini kalung dari Abang ya " tebak Arin ketika mereka sudah berada dikamar Mikha.
"Iya..ternyata Abang masih ingat hari ulangtahun aku " jawab Mikha sambil memainkan liontinnya.
"Kemarin Abang bertanya apa saja tentang aku ?" tanya Mikha
Arin menggaruk pelipisnya "Abang tanya kamu masih suka sakit tidak kalau kehujanan "
Arin terpaksa berbohong karena tidak ingin melihat Mikha kecewa jika tau kalau Adam sama sekali tidak menanyakannya.
"Terus kamu jawab apa ?" tanya Mikha
"Ya aku jawab kalau kamu sudah tidak pernah sakit lagi kalau kehujanan " Kebohongan Arin masih berlanjut.
"Baguss..aku tidak mau Abang tau kalau aku masih suka sakit kalau kehujanan " ujar Mikha sambil tertawa.
"Trus kado yang satunya lagi isinya apa ?" tanya Arin
"Abang kasih sweater " Mikha mengambil sweater pemberian Adam dari dalam lemari dan memperlihatkannya kepada Arin.
"Aiih..bagus banget " puji Arin. " coba kamu pake "
"Pas banget kan..nyaman lagi " ujar Mikha setelah sweater itu melekat ditubuhnya.
Arin mengambil beberapa photo Mikha tengah memakai sweater pemberian Adam dengan kamera ponselnya.
"Awas jangan dikasih ke Abang " ancam Mikha
"Tidak akan..ini mau aku pajang dikamar buat nakutin tikus " jawab Arin terkikik.
"Enak saja " Mikha melemparkan bantal kewajah Arin sambil ikut terkikik.
"Aku pulang dulu..Mama sudah pulang dari butik " Arin buru-buru beranjak dari kamar Mikha ketika dari kaca jendela kamar Mikha dilihatnya Mamanya baru turun dari taksi online.
Sepeninggalan Arin,Mikha langsung tertidur dalam balutan hangat sweater pemberian dari Adam.
Keesokannya di sekolah tidak biasanya Seno terlihat lebih pendiam dari biasanya.
"Kamu kenapa daritadi manyun terus " Mikha mencolek pinggang Seno ketika mereka sedang berada di perpustakaan.
"Tidak apa-apa " jawab Seno
"Bohong..dari tadi pagi waktu jemput saja kamu cemberut terus " ujar Mikha
Seno diam..namun beberapa menit kemudian ia memiringkan tubuhnya menatap dalam kearah Mikha.
"Jujur sama aku..kalung itu dikasih siapa ?" tanya Seno.
Mikha melongo,ia tidak menyangka jika ternyata kalung pemberian Adam lah penyebab Seno cemberut.
"Ini dikasih kakaknya Arin " akhirnya Mikha jujur.
"Kakaknya Arin yang kuliah diluar negri ?" tanya Seno.Mikha mengangguk.
"Kalian tidak ada hubungan apa-apa kan ?" tanya Seno curiga
"Ya engga lah..aku menganggap dia seperti kakak aku sendiri " jawab Mikha cepat.
"Aku pikir.."
"Jadi kamu cemburu ya " goda Mikha
"Ya.." jawab Seno jujur.
"Kamu cemburunya salah orang " ujar Mikha sambil beranjak dari perpustakaan.
"Kamu mau kemana ?" tanya Seno berusaha menahan tangan Mikha untuk tidak pergi.
"Ke kelas..kamu tidak dengar barusan bel sudah berbunyi ?" tanya Mikha.Seno menggeleng..ia memang sama sekali tidak mendengar jika bel tanda masuk sudah berbunyi.
"Sudah ah aku balik ke kelas " Mikha buru-buru melepaskan genggaman tangan Seno.
Mikha dan Seno pun akhirnya berpisah.Mereka kembali ke kelas masing-masing.
Ketika bel tanda jam pelajaran berakhir,Mikha dan Arin bergegas membereskan buku-buku mereka dan memasukannya kedalam tas. Kemudian mereka pun pulang dengan menggunakan taksi online.Hari ini Seno tidak dapat mengantar mereka pulang karena ada pelajaran tambahan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!