NovelToon NovelToon

My Husband Is My Secret Lover

Pelarian

Hai Readers sayang selamat datang di Novelku yang berjudul Secret Lover ini ya. Ini karya pertamaku. Mohon maaf jika tidak memenuhi kriteria kalian sebagai novel yang layak untuk dibaca.

Di novel ini terdapat beberapa POV ya yaitu POV tokoh utama dan POV pemeran pembantu. Author hanya ingin memperjelas sudut pandang dari tokoh saja agar lebih mengena di hati Readers.

Terlepas dari segala kekurangan Novel ini. Aku berterimakasih banyak kepada kalian karena sudah repot-repot mampir ke sini.

Sekali lagi. Terimakasih. Selamat Membaca ya. God bless and I love you all.

❤ Lady meilina ❤

follow ig lady_meilina

Prolog

Amsterdam, The Netherlands

Di sinilah aku sekarang. Schipol Airport, Belanda. Segera kunyalakan ponselku untuk menelepon ibuku dan ternyata tidak diangkat. Aku baru sadar karena perbedaan waktu sepertinya di rumah saat ini tengah malam.

Aku berjalan mencari luggageku yang sangat mudah untuk dikenali di antara koper-koper yang lain. Karena koper jadulku itu tercover dengan kain batik pekalongan. Bukan tanpa sebab aku sengaja melakukannya agar tidak kesulitan untuk mencarinya

Setelah menemukan koperku. Aku melangkah menyusuri Bandara menuju loket Imigrasi

***

Seorang pria Bule dengan tubuh besarnya sedang berjaga di loket imigrasi disibukkan oleh puluhan dokumen di mejanya.

"Hi good morning." Kata petugas tersebut melihat ke arahku dan memberikan greeting

"Morning" jawabku singkat menanggapi salamnya

Kemudian kuserahkan dokumenku kepadanya.

Dia mengamati paspor dan buku pelautku. Kemudian matanya menatap wajahku dan kembali menatap pasporku lalu menatap wajahku lagi dan kembali menatap pasporku. selama beberapa kali.

Sudah bisa dipastikan jika dia sedang mencoba mencocokkan wajah asliku dengan foto yang ada di pasporku.

***

Selang beberapa menit kemudian, dia memutuskan untuk mengizinkanku keluar dari Airport , yang artinya aku diterima di Negara ini.

Aku bersorak gembira dalam hati.

"Okay, go ahead " katanya sembari mengembalikan dokumenku melalui lubang kaca di loketnya.

Aku pun berjalan. Menuju pintu exit.

Kuhirup udara dalam dalam. Ah segar sekali jadi seperti ini rasanya udara Belanda ya?

Shuttle bus datang untuk menjemputku. Ada beberapa kru kapal juga yang tengah duduk di dalam sana. Aku pun masuk kedalam, melihat sekeliling dan duduk di sebelah salah satu kru, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami sebab dia sedang sibuk dengan gadgetnya.

***

Sekitar 40 menit kemudian, akhirnya kami sampai di Pier atau pelabuhan. Terlihat seonggok Kapal Pesiar megah terparkir di sana. Kemewahannya tak terelakkan seperti yang sering kulihat di film film namun di sisi lain. Wujudnya juga seperti penjara terapung. Tapi sudahlah dari pada aku harus menikah dengan laki laki kutub itu. Ini jauh lebih baik.

"Hai, Aditama Lanthana?" sapa seseorang menghampiriku yang Kubalas hanya dengan anggukan.

Pria tegap, tinggi, kulit Asia. Dia memakai seragam Officer, dengan atribut lengkap. Setrip hitam di pundaknya. Dasi hitam Dengan pin logo perusahaan kami. Aku melihat bendera Indonesia di nametag dadanya. Tetapi Namanya tidak begitu jelas terlihat.

Orang tidak harus melihatnya dua kali hanya untuk mengatakan dia tampan. Ya, dia cukup rupawan!

"How was your flight? Was it nice?" tanyanya yang kubalas dengan anggukan lagi.

Aku memang tak banyak bicara kepadanya sebab aku tak yakin apakah dia benar benar orang Indonesia atau bukan.

Kemudian kuberanikan diri untuk menanyakan kewarganegaraannya.

"Are you Indonesian?" tanyaku dengan sedikit kaku memastikan apakah benar dia orang Indonesia sesuai dengan lambang bendera di nametagnya .

"No, Iam Filipino, "katanya sambil tersenyum tipis menanggapi pertanyaanku, dan ternyata dia bukan warga Indonesia melainkan warga Filipina.

Tetapi aku masih heran kenapa nametagnya berbendera Indonesia ya. Apa dia sedang mengerjaiku sebab jika dilihat dari mimik wajahnya sepertinya dia tipe orang yang suka mengerjai dan sangat jahil.

***

Beberapa detik berlalu entah mengapa tawanya pecah memenuhi Area Pier.

"Hahaha ya-iyalah gue orang Indo. Gak baca simbol nametag gue!" katanya sambil terbahak ternyata benar dia memang sedang mengerjaiku.

"Astaga baru kenal sudah songong orang ini" Kataku dalam hati ,lagi lagi aku hanya tersenyum tipis menanggapi candaannya.

"Jadi gue harus panggil lo apa? Adi? Tama!? Atau lan?" tanyanya entah dia ini sedang benar benar bertanya atau sedang mengerjaiku lagi.

"Ana aja" jawabku singkat menjelaskan bagaimana dia harus memanggilku.

Aku tau di luar negeri memang orang menempatkan nama keluarga di depan nama asli. Tp haruskah dia memanggilku dengan nama Bapakku. Yang benar saja.

...Penampakan Kapal Pesiar berbendera Negara Belanda...

***

Beberapa menit kemudian dia membawaku masuk ke Kapal sambil terus mengajakku mengobrol

"Oke Ana, kita masuk ke Marshalling Area ya" katanya dan mengajakku masuk ke sebuah area bernama Marshalling yaitu sebuah tempat yang terletak tidak jauh dari Gangway (pintu masuk kapal).

Aku terus mengikutinya untuk menaiki tangga sambil membawa koperku, capek sekali rasanya menenteng koper sambil menaiki anak tangga.

"Eh Lu kok ngos-ngosan gitu capek ya? kenapa gak bilang tau gitu gue lempengin tangganya." Tanya Pria itu memastikan keadaanku yang memang tanpa ditanya pun sudah jelas jika aku sangat lelah.

Seketika dia menekan tombol di sampingnya dan tanggapun berubah menjadi eskalator.

Ya ampun, kenapa tidak dari tadi sih,batinku.

"Udahlah , udah sampai atas juga" dengusku kesal menanggapi aksinya itu dan lagi lagi dia tertawa.

***

Beberapa menit kemudian kami sampai di koridor Cabin kru. Cabin adalah kamar kru. Dan untuk kamar guest kami menyebutnya dengan stateroom meskipun keduanya sama saja hanya berbeda istilah.

Sesampainya di depan kabinku, dia memberikan beberapa items kepadaku.

"Jadi, ini Cabin key lo (kunci kamar berbentuk Kartu) ada safety book juga di dalamnya pokoknya baca aja deh semuanya ya. Entar uniform, sepatu dll menyusul. Kalo ada apa apa langsung call nomor gue" tegasnya menjelaskan setiap item yang kudapat darinya.

Kupegang sebuah kartu dengan magnet di pinggirnya . Oh jadi ini kunci kabinku. Kumasukkan kunci itu dan pintu pun terbuka, tapi aku lupa sesuatu

"Eh, nama kamu siapa? " tanyaku kepadanya mengingat kami belum berkenalan sedari tadi, tetapi belum sempat dia menjawab seseorang memanggilnya dari jauh.

"Rizal!! lo disuruh ke Crew Office sekarang! " teriak seorang kru kepadanya menyebutkan siapa namanya. Entah aku salah dengar atau tidak. Tetapi yang kudengar pria ini bernama Rizal

Oh jadi namanya Rizal ya, pikirku. Aku pun masuk ke kabin dan pintu tertutup secara otomatis.

Namun seakan dia tak terima dengan tingkahku yang langsung menutup pintu sebelum mendengarkan jawabannya itu.

"Woyy katanya nanya nama gue? main masuk-masuk aja!" teriaknya dari luar Pintu menanyakan kenapa aku langsung menutup pintu tanpa berpamitan.

"Aku udah tau kok. Nama kamu Rijal kan?" sahutku dari dalam menyebutkan namanya sesuai yang kudengar barusan yang ternyata itu membuatnya kesal.

"Enak aja Rijal Rijal ! nih kartu nama gue! "

Ia memasukkan kartu namanya melalui lubang pintu bagian bawah seakan tidak terima bahwa menurutku namanya Rizal

segera kuraih name card tersebut kusisipkan di amplop bersama item item yang lain

Cukup pusing memang mempelajari ini semua karena ini adalah hari pertamaku berada di sini. tetapi keyakinanku begitu kuat. Aku menyemangati diriku untuk tetap kuat. Aku percaya takdir Tuhan itu yang terbaik. Jika memang ini yang harus kujalani mengapa aku harus mengeluh.

Kuputuskan untuk tak akan menyerah demi nasib kekuargaku di rumah. Aku ingin keluargaku bahagia dan terbebas dari segala masalah keuangan

Aku yakin pasti aku bisa beradaptasi dengan cepat. Selama ini semua yang kulalui selalu berakhir dengan lancar walaupun kadang kerikil kerikil tajam menghentikan langkahku tetapi tetap bisa kulalui.

Kutatap sekeliling kabin ini. Kuamati dalam dalam sebab tempat ini lah yang akan menjadi kamarku selama sepuluh bulan ke depan.

Aku akan berangkat kerja dari tempat ini dan pulang kerja ke tempat ini lagi.

Tempat inilah yang akan menjadi rumahku selama kontrakku berlangsung. Aku harus berusaha memposisikan diriku senyaman mungkin di sini

Sebab bagaimana mungkin aku akan merasa betah selama bekerja jika tempat perisirahatanku saja tidak membuatku nyaman.

Membayangkan selama sepuluh bulan ke depan berada di kapal ini membuatku sedikit risau. Mampukah aku bertahan? bertahan dengan segala keadaan yang ada, bertahan untuk jauh dari keluargaku.

Bertahan hanya menggantungkan ponsel sebagai alat komunikasiku dengan keluargaku di rumah yang biasanya hanya dengan sekali teriakan saja seisi rumah sudah dapat mendengar suaraku.

Sekilas terlihat bayangan wajah Bapak, Ibu dan Adikku. Bapak yang sangat menyayangiku, Ibu yang tegas tetapi lembut, Adik yang sangat kusayangi. Sekilas wajah mereka terlihat di sekelilingku. Sekilas suara mereka terdengar di telingaku membuat hatiku teremas.

Kuyakinkan diriku sendiri bahwa hal ini tidak akan berlangsung lama.

Bukankah waktu akan terasa cepat jika kita menikmatinya. Bukankah masa sulit akan terasa mudah jika kita mampu bersikap dengan benar.

Bukankah Tuhan memberikan sinar mentari lagi setelah hujan turun. Bukankah Tuhan tidak akan menguji umatnya melebihi batas kemampuannya.

Cabin B046

Aku memasukki kabinku. Sebuah ruangan kecil berukuran 2x3 meter² . Didominasi dengan warna krem,dua tempat tidur bertingkat,bertirai biru dan salur lengkap dengan tangga sebagai penghubung dan alat bantu naik untuk upper bed atau bed atas, satu wastafel di pojok lengkap dengan cermin dan nakas.

Kubuka pintu kecil disebelah wastafel sesuai dugaanku. Ini adalah kamar mandi dengan 1 toilet duduk dan shower di seberangnya. Ada tirai pemisah antara shower dan toilet . Sebenarnya aku sedikit bingung kenapa ada pintu lain di kamar mandi yang ternyata adalah pintu menuju kabin sebelah. Oh jadi ini connecting door. Artinya penghuni sebelah juga menggunakan shower ini.

Sementara itu di bagian lemari ada 2 pintu. Pintu pertama terkunci dengan gembok,pintu kedua terbuka. Sama seperti nakas yang terbagi menjadi dua juga. Singkat cerita kabin ini didesain untuk dua orang penghuni.

Kulihat ada foto perempuan di meja TV. Usianya kira kira tidak jauh dariku. Dia memakai seragam yang sama dengan seragam yang diberikan oleh Rijal. Sepertinya kami satu bidang. Aku tak sabar untuk segera bertemu dengannya.

Kulanjutkan acara berbenahku. Dengan merapikan pakaianku dari koper untuk dipindahkan ke closet (Lemari)

Kuletakkan foto Ibu dan ayahku di meja TV. Kotak kecil berwarna merah bertalikan pita emas kesayanganku tetap kusimpan di koperku. Ah rasanya aku sangat merindukan pemilik kotak ini. Kalau saja orang tuaku tidak terlilit hutang mungkin saat ini aku sudah bersamanya dan tak perlu repot-repot bekerja keluar negeri .

Rasanya kesal sekali setiap aku mengingat rencana perjodohanku dengan pengusaha software itu. Pria kaku angkuh yang sama sekali tidak kucintai. Hatiku sudah terisi penuh oleh Mas Ikau hingga tak ada lagi ruang tersisa untuk pria lain.

Terlepas dari lamunan, Aku pun selesai membereskan barang barangku. Kubuka amplop berisikan panduan keamanan selama bekerja di Kapal.

Name : Reza Pahlevi

Function : Crew Office Clerk

Phone. : 33012

Kupandangi sebuah kartu nama yang bertuliskan nama, jabatan dan nomor telepon Pria tadi.

"Oh jadi namanya Reza, haha pantas saja Dia marah karena kupanggil Rizal tadi"kataku mencoba memastikan siapa nama orang yang kuketahui sebagai Guideku itu.

Ternyata aku benar benar salah dengar karena telah memanggilnya dengan nama Rizal . Tapi bukankah nama Rizal dan Reza tidak terlalu jauh pengucapannya , ini usahaku mencoba membela pendengaranku.

***

"Tililit tililit tililit " telepon berbunyi. Dan aku segera mengangkatnya.

"Hallo, gimana di kabin? Aman? "ucap Pria di seberang sana, suara yang tak asing kudengar.

"Reza ya? iya aman kok. Kenapa menelponku? " tanyaku mencoba memastikan bahwa ini benar dirinya.

"Udah tau nama Gue Lo? ntar ada meeting ya jam 08.30 di Training Room sama Captain dan Officer lain tempatnya di Deck 1 forward (dilantai satu depan)". Katanya menjelaskan apakah benar aku sudah tau namanya dan mengingatkanku untuk mengikuti training nanti

"Oke" jawabku seolah mengerti dan sudah menguasai keadaan.

Jam menjukkan pukul 07.30 aku harus segera bersiap siap. Kupakai seragam formal sesuai perintah Reza. Kemeja putih, Blazer hitam, celana bahan hitam. Kukenakan pin perusahaan dan nametag di dada Kiri dengan make up natural dan rambut cepol seperti saat aku on the job trainning di hotel.

***

Beberapa menit kemudian

Aku siap.

Pukul 08.00 Aku sudah berada di luar kabin. Astaga aku bingung sekali kulihat kanan kiri korirdor seperti tak berujung. Harus kemana aku melangkah. Semua kabin tampak sama. Tak ada satupun kru melintas, tentu saja ini jam kerja untuk apa mereka ke kabin. Pasti mereka sedang berada di stationnya masing masing.

Aku merasa sangat bodoh mengapa dengan mudahnya aku mngatakan ok pada Rizal tadi seolah aku sudah hafal dengan kapal ini.

Seolah aku tidak akan tersesat berjalan sendiri di kapal berpenumpang seribu passanger lebih ini. Ah aku terlalu percaya diri.

Sebaiknya aku kembali ke kabin untuk menelepon Reza. Tak apalah meskipun dia sedikit menyebalkan, daripada aku terkena masalah lebih jauh.

Segera kudial nomor telepon Reza.

tut.. tut.. tut.. tersambung.

Dan dia mengangkatnya.

"Yes, Reza speaking, how may I assist you?" tanyanya dengan sangat profesial sesuai job desknya.

"Za, ini aku. Aku bingung, kamu bisa gak mengantarku aku ke training room?" tanyaku menyatakan kecerobohanku yang seakan sudah mengusai keadaan tempat kerjaku ini padahal belum sama sekali dan dia kembali mengejekku lagi.

"Sudah kuduga hahaha. Makanya next, jangan asal oke oke aja." Ejeknya menertawakan aksi sok tahuku tadi

Dan sudah kuduga juga pasti akan seperti itu jawabannya.

****

Aku menunggunya di depan kabinku dan ternyata dia sudah berada di belakangku "cepat juga pergerakannya" batinku.

"Za, kok cepet banget kamu,udah di sini aja?"kataku heran bagaimana mungkin orang ini tiba tiba ada disini padahal baru saja menutup teleponnya dariku.

Dia masih terdiam menatapku. Melihatku dari atas sampai bawah seperti melamun. Cukup lama mungkin sekitar 2 menit lebih.

***

"Za, hello.. Reza, yuk berangkat udah jam 8 ini"ucapku sedikit berteriak untuk membuyarkan lamunannya,tetapi dia tetap tidak sadar juga

"Za... Reza !" kataku sambil menaikkan volume suara. Akhirnya Reza tersadar dari lamunannya.

"Eh, iya iya. Ayuk!" jawabnya sedikit kaget dan langsung melangkahkan kakinya

"Za, sorry ya mungkin hari ini aku bakal ngerepotin kamu terus" kataku mencoba meminta pengertiannya akan ketidaktahuanku tentang segala hal di kapal ini

"Udah kerjaan gue kali, direpotin kru kru baru kaya lo. So, santai aja haha" jawabnya sambil mengelap dahinya yang sebenarnya tidak berkeringat itu.

Kami berjalan menyusuri koridor lantai B itu. melewati beberapa kabin kru. Reza menjelaskan setiap detail tentang apa yang aku lihat.

"So, Tama, eh Ana sekarang kita berjalan ke arah depan kapal ya. Lo bisa liat nomor nomor kabin kru ini. Semakin kecil nomornya berarti kita lagi jalan kedepan. Nah jika kita berjalan melewati nomor kabin yang semakin besar itu artinya kita lagi jalan ke belakang." jelasnya sedetail mungkin tetapi tetap sambil mengerjaiku.

"Kanan kapal itu disebut starboard side, kiri kapal port side kalo lo lagi bingung bedain kanan kiri, tinggal liat aja nomor kabin ganjil itu selalu di kanan dan genap di kiri." Reza masih menjelaskan segalanya kepadaku sementara mataku yang terus menatapnya mencena setiap penjelasan yang keluar dari mulutnya.

"Gue tau gue ganteng, tapi gue nggak suka diliatin orang terlalu lama kek gitu, hahah" tawanya mencoba memutus tatapan mataku di wajahnya yang sebenarnya tak berarti apa apa itu. Aku pun tak membalas ucapannya

Aku hanya terlalu antusias dalam mendengarkan penjelasan darinya.

Akhirnya kami sampai di ujung koridor. Kami masuk elevator kru dan Reza menekan tombol Main deck atau lantai satu, dua lantai ke atas dari lantai B , total ada 11 lantai di tombol Elevator ini, lantai A,B,C adalah lantai paling bawah. Tempat kabin kru berada.

Saat ini kami sampai di Main Deck. Keluar dari elevator belok ke kiri dan training room di depan mata.

Kami masuk kedalam. Ternyata banyak kru di sana yang juga sedang menunggu meeting. sepertinya mereka juga kru baru sama sepertiku terlihat dari gestur nya yang tegang dan sepertinya tidak nyaman .

Aku mengambil tempat duduk di baris paling belakang.

"Eh, anak baru ya. Kenalin aku Evelyn. Aku juga baru join di sini seminggu lalu." Sapa gadis di sebelahku mencoba memperkenalkan diri.

"Iya, aku baru join hari ini. Aku Ana. Nice to meet you" kataku sambil menyalaminya menyebutkan siapa namaku.

Kami berbincang bincang cukup seru . Aku lihat Reza duduk di barisan paling depan bersama para officers dari berbagai negara, sesekali dia melihat kearahku, mungkin untuk memastikan apakah aku masih di tempat ataukah tidak. Tentu saja masih memangnya bisa kemana aku tanpanya.

Ruangan ini cukup luas ada 4 pendingin udara, 3 water sprinkles (pemadam kebakaran) , 3 fire detector (pendeteksi api) di langit langit.

Jendela bulat khas kapal ada disisi kiri dari sini aku bisa melihat keluar. Langit biru, deburan ombak sangat terasa.

Kapten Kate

"Good morning Everyone. How is everybody doing? My name is Kate. I'll be your Master on this Cruise Ship, " suara bariton memasuki ruangan Training .

Wanita setengah baya. Tingginya sekitar 180cm. Sepertinya warga US. Badanya kurus tapi sangat atletis. Terlihat dari postur tubuhnya yang bagus.

Samar-samar terlihat kerutan di kulitnya tetapi tidak menghilangkan karismanya sebagai Kapten kapal ini. Empat setrip di pundaknya menunjukkan posisi tertingginya di kapal ini. Sepertinya aku sangat mengidolakannya. Kupikir setiap Master itu laki-laki. Tetapi aku salah.

"Good morning Capt, nice too meet you," jawab kami bersamaan,membalas sapaan orang nomor satu di kapal ini.

"Saya dan para Staf saya menyambut kalian semua. Welcome on board! " katanya sambil tersenyum memberikan ucapan selamat datang yang menjadikan semangat baru untuk kami.

Kami pun mengikuti arahan dan pelatihan darinya. Satu persatu officers dari Deck Department menjelaskan materi training. Tentang safety, tentang Emergency, tentang bagaimana cara memakai life jacket, banyak hal yang kami dapat hari ini.

Tiba tiba Evelyn menyenggolku. "Eh An, kamu butuh ini nggak?" tanyanya seraya menyodorkan benda itu kepadaku.

"Apa? Selotip? Buat apa memangnya?" tanyaku heran.

"Ya biar nggak ngantuklah" jawabnya.

Aku masih tidak mengerti.

"Lihat noh sebelah aku." Perintahnya sambil menunjuk ke arah samping tempat duduknya.

Kemudian aku melihat kru tersebut dan ini tak dapat dipercaya kru di sebelah Eve menempelkan selotip ini di kedua kelopak mata nya agar tetap terjaga , melihat hal itu seketika langsung membuat tawaku meledak.

Aku pikir tidak akan ada hal hal absurd di sini. Tetapi ternyata apa kenyataanya. Sungguh kebalikannya

"Eh cyiin, yey gak ngantuk memangnya? Pake ini dong kek eyke. Spekta tau." Kata kru laki laki itu sambil menunjukkan selotip yang tertempel di kedua matanya.

"Nama yey siapose Cyin? Eyke Jenny" katanya sambil menjulurkan tangannya mengajakku berkenalan.

"Aku Lanthana, panggil aja Ana" kataku sambil melirik nametag di dadanya yang ternyata bertuliskan Jumantoro itu.

"Nama yey cantik ya, kek nama bunga" katanya.

"Ya iyalah nggak kayak nama lo" sahut Evelyn.

"Emang kenapa nama eyke kan juga chantik" jawab jenny sambil mengibaskan rambutnya, padahal sama sekali tidak ada rambut di kepalanya. Ya, dia botak!

"Iya iya nama lo juga kek bunga kok" kata Eve.

"Emang bunga apa say? perasaan eyke jadi nggak enak deh" tanya jenny

"Raflesia Arnoldi tau nggak? " sahut eve.

"Apose itu say?" tanyanya.

"Bunga ****** haha,canda ******"?!!

"Ihh yey gitu deh bibirnya suka semena-mena"!! kata Jenny sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ntar kapan kapan kita ngerumpy ya cyin. Dateng aja ke kabin ay. Rame loh di kabin ay. Banyak ciwi ciwi rumpi ngumpul. Ya, ya dateng ya ntar." Katanya kepada kami berdua.

"Excuse me guys, pay attentions please." Suara staf kapten membuyarkan obrolan kami.

"Ah elu sih Jen, bikin rusuh aja. Diomelin kan jadinya." Gerutu Eve.

"Alah mentang-mentang yang ngomelin demenan yey . Udin deh biasa aja."

Ledek Jenny.

"Nggak gitu. Siapa juga yang demen sama bule tengik itu gue cuma males aja diomelin" timpalnya.

Mereka terus saja nyerocos kesana kemari. Hingga waktu training pun berakhir. Kapten dan para stafnya pun berpamitan.

"All right guys, time's up. Well, see you later and we wish you enjoy your contract. Once again, Welcome on board!" pesan terakhir kapten Kate

Jam menunjukkan pukul sebelas siang dan Reza menghampiriku.

"Lo tau jalan pulang nggak? Kalo nggak gue anter" katanya memastikan.

"Memang kabin kamu dimana An?," tanya Eve

"B046," jawabku

"Ah itu mah seberang koridor kabin aku tau" katanya.

"Ohiya? Ya udah deh aku bareng kamu aja ya Ev." Ucapku senang menerima tawaran Evelyn.

"Dapet temen baru, Guidenya dikacangin langsung kan ? Awas aja ntar butuh gue lagi"cibir Reza kepadaku

Aku hanya tersenyum menanggapinya.

Evelyn pun menggandengku keluar ruangan. dan Jenny mengekor dari belakang.

"Tenang Za, pasti gue anter sampek kabin dengan aman kok, bye" kata Eve kepada Reza

"Deee, Eza seyenggg. Seyaa.. " kata Jenny menggoda Reza dan mencubit dagunya gemas.

"Uh dasar Jumantoro". Teriak Reza

"Apa? Apa sayang. Tak tium lho nanti" kata Jennny menghampiri Reza lagi.

Reza pun berlari dengan sangat kencang. Bahkan dia mendahului kami yang sedari tadi berjalan mendahuluinya.

"Awass ada banci!!" teriaknya.

Tiba di kabin.

***

"Eh An, nanggung nih bentar lagi makan siang. yuk kita ke kru mess aja yuk" ajak Evelyn.

"Oh gitu, ya udah deh, eh ngomong ngomong kabin kamu di sebelah mana? " tanyaku memastikan dimana letak kabinnya.

"Ah itu koridor seberang, itu belok kanan B021. kenapa? Mau main? Ayuk kalo mau mah" katanya.

"Boleh" kataku sambil melihat koridor yang dimaksud Evelyn

****

Sampai di kabin Evelyn.

Kabinnya terletak tidak jauh dari kabinku, Eve membukakan pintu dan mengajakku masuk.

Kondisi kabinnya hampir sama dengan kabinku hanya saja lebih variatif,banyak sovenir magnet di dinding, sepertinya dia mengoleksi magnet magnet dari berbagai negara yang dia kunjungi. cukup banyak, hampir memenuhi dinding tempat tidurnya.

"Jadi ini kabin aku An , maaf ya berantakan. Roommateku ( teman sekamar) ku agak males orangnya memang. Kalo Roomate kamu gimana? " tanyanya

"Aku belum ketemu sih tapi kalo dilihat dari fotonya orang nya baik kayaknya," kataku mencoba menebak karakter Roommateku

"Bentar deh kalo gak salah Roommate kamu itu orang kita kan? " tanyanya.

"Iya kayaknya orang Indonesia kok" kataku kembali menebak dari mana kabinmate ku berasal

"Baguslah, soalnya Roommate aku orang Thailand" jelasnya.

***

Tak lama kemudian

tililit.. tililit..

Telepon berdering.

"Ya, halo?? iya dia lagi sama gue kok, ini mau ke kru mess bentar lagi, ciee worry banget keknya lo sama dia" Eve menutup telepon dari seseorang yang kuduga adalah Reza

"Ini Reza nyariin kamu. Suruh Lunch katanya" benar saja batinku

"Oh ya udah yuk makan Ev, aku laper banget" kataku jujur

"Anyway Reza baik loh sama kamu An" kata Eve sambil menatapku.

"Bukannya memang harus begitu Ev, dulu dia juga Guide mu kan pas kamu baru join? " tanyaku menetralkan suasana

"Iya sih tapi aku terus yang nelpon dia, aku terus yang minta tolong, mana ada dia nawar-nawarin bantuan kayak sama kamu gini " jelasnya

"Aku juga nelpon dia kok tadi Ev, udalah baru kenal juga, nggak usah terlalu dipikirkan" kataku meyakinkannya

"Iya-iya daripada kita nggak ada bahasan haha" jawabnya.

Kami berjalan menaiki tangga karena kru mess ada di A deck atau lantai A,melewati beberapa ruangan seperti Smoking Room ( ruang merokok), Crew Gym ( Gym khusus Kru) dan Crew Bar ( Bar khusus Kru)

Singkatnya di lantai A, B, C ini jadi tidak ada Guests / tamu yang boleh memasuki area ini tanpa izin tertentu.

Kami memasukki Crew Mess, sebuah ruangan yang cukup besar, terbagi menjadi 3 sekat, 1 sekat khusus untuk Officers, 2 sekat untuk kru biasa.

Buffet atau prasmanan berbentuk Letter L, dengan berbagai menu, seperti salad, buah buahan,nasi, roti, dan berbagai hidangan penutup.

Seperti menu lengkap pada umumnya. Appetizer ( makanan pembuka) Main Course(makanan utama)dan Dessert (makanan penutup).

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!