Diandra Alinea Dwi adalah seorang gadis cantik yang telah yatim piatu. Dia adalah putri tunggal dari pasangan Andre Pranata dan Dwi Asih. Orang Tuanya telah meninggal karena kecelakaan tunggal saat usianya sebelas tahun. Sejak saat itu, hidupnya tidak pernah mudah. Dia harus berjuang dan bertahan untuk melanjutkan hidupnya sendiri.
Alin...begitulah biasa dia dipanggil. Sejak orang tuanya meninggal, dia tinggal bersama paman dari pihak ayahnya yaitu Arya Pranata. Kehidupan pamannya pas-pasan. Dia hanya seorang Cleaning Services di sebuah perusahaan swasta terbesar di kota ini. Dia telah mengabdi selama lima belas tahun di perusahaan tersebut. Pamannya tinggal di sebuah rumah susun kecil dengan 2 kamar. harus menghidupi dua orang anak yaitu Sari dan Sara serta bibi Ratih, istrinya. Hal itulah yang membuat Alin merasa berat hati untuk ikut merepotkan pamannya. Tapi apa boleh buat, hanya itu keluarga yang dia miliki yang bisa dijadikannya sebagai tempat berlindung.
Sejak Alin kelas 2 SMA, dia mulai ikut bantu-bantu dengan menjadi Office Girl (OG) paruh waktu (Freelance) di perusahaan tempat pamannya kerja. Dia mulai bekerja jam 2 siang sampai jam 6 sore. Walaupun gajinya tidak sampai setengah dari gaji karyawan di perusahaan itu tapi setidaknya bisa digunakan sebagai tambahan biaya hidupnya agar tidak terlalu merepotkan pamannya. Untuk biaya sekolah, Alin selama ini mengandalkan beasiswa berhubung di sekolah, dia selalu masuk di peringkat 5 besar.
Setelah Alin menyelesaikan sekolahnya sampai jenjang SMA, dia tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena keterbatasan biaya. Akhirnya diapun menekuni pekerjaannya sebagai OG di perusahaan tempat pamannya bekerja yaitu Pradana Group. Sekarang dia adalah karyawan di perusahaan tersebut. Bukan lagi Freelance. Hal itu karena rekomendasi dari pamannya dan juga mengingat kalau Alin telah lama bekerja di sana dan memiliki kinerja kerja yang bagus. Teman-temannya menilai dia seorang pekerja yang rajin, ulet, gigih, baik dan telaten serta tidak banyak bicara dalam bekerja.
Visual Diandra Alinea Dwi
---------------------------------------------------------------------------
Keanu Gibran Pradana........adalah CEO dan pewaris satu-satunya dari Pradana Group. Dia adalah seorang lelaki yang tampan dan menjadi rebutan para gadis-gadis. Selain tampan, dia terkenal akan kekayaannya yang tidak akan habis sampai tujuh turunan. Keturunan German dari pihak Daddynya. Sedangkan Mommynya asli Indo. Dia mewarisi wajah bule Daddynya, akan tetapi manik matanya berwarna hitam seperti Mommynya. Alis tebal, hidung mancung, mata tajam bak elang dan bibir sexy. Perpaduan sempurna membuat para wanita yang melihatnya akan langsung bertekuk lutut dihadapannya. Tapi sayangnya, dibalik kelebihan itu semua, dia adalah seorang pria yang dingin, arogan dan kejam. Wajahnya hampir tidak pernah menunjukkan senyuman. Dia selalu mementingkan bisnis dan pekerjaannya dibandingkan urusan yang lainnya. Dia adalah seorang Hard Worker. Tapi jangan salah, walaupun dia seorang pekerja keras, tapi masalah kepuasan bathin tetap harus dipenuhi. Sang asistenlah yaitu Reza Adrian yang selalu mencarikannya perempuan untuk One Night Stand. Di usianya yang sudah menginjak 27 tahun, orang tuanya langsung menjodohkannya dengan putri teman baik mereka yaitu Irene Calista Soedono yang seorang model. Saat bertemu dengan Irene pertama kalinya, dia langsung menyukainya dan menerima perjodohan tersebut dan akhirnya mereka pun bertunangan.
Visual Keanu Gibran Pradana
Visual Irene Calista Soedono
Visual Reza Adrian
Visual Revano Bramantyo
Selama ini apabila aku keluar rumah, maka paman akan menyuruhku untuk memakai masker untuk menutupi sebagian wajahku. Paman khawatir apabila itu tidak dilakukan maka akan mengundang banyak kejahatan untuk diriku. Menurut paman, aku terlalu cantik untuk menjadi orang pas-pasan yang hidup susah yang kerjaannya tiap hari naik angkot dan bekerja jadi pesuruh. Sepantasnya aku tuh naik mobil pribadi dan bekerja sebagai artis atau model yang memang mengandalkan kesempurnaan fisik. Mendengar omongan paman, aku sering tertawa.
"Ada-ada aja paman ini. Mana ada yang mau nonton sinetron yang aku bintangi nanti soalnya khan aku orangnya butek paman....nggak kinclong kayak artis kebanyakan."kataku sambil terbahak menertawakan impian paman.
"Bisa aja khan, nak. Apalagi betul.kata pamanmu. Kamu cantik, kulit putih, tinggi semampai." Bibi ikut menimpali.
"Maksud bibi, Semeter tak Sampai yah". Jawabku.
"Bener loh nak. Anaknya Bu Sarjo yang diujung itu aja yang wajahnya pas-pasan, bisa ikut main sinetron." kata bibi lagi.
"Iya bi. Tapi anaknya Bu Sarjo cuman dua kali muncul dari 95 episode sebagai tukang sayur keliling".
"Iya khan tetap namanya main sinetron dan masuk TV." Bibi tak mau kalah berargumen.
"Udahlah bu. Ngga baik membanding - bandingkan seseorang dengan orang lain karena orang memiliki rejeki dan takdir masing-masing. Ngga bisa disamain." Paman ikut berkata.
"Iya pak. Aku khan sekedar memberitahu."
"Nak, kamu capek ngga" tanya bibiku lagi.
"Ngga, bi. Kenapa?".
"Bantu bibi antar kue pesanan Bu Wira di Jalan XX yah, nak. Pake motor pamanmu dulu."
"Pesanannya banyak ngga, bi? Kalau ngga, nanti aku antar sekalian ke tempat kerja. Sekitar jam 12an."
"Iya boleh, nak. Hanya dua kresek saja. Katanya sih mau dipake pengajian jam 3 sore."
"Okay, bi." Kataku dengan riang sambil memeluk bibi kesayanganku ini yang sudah aku anggap seperti ibuku sendiri.
Bibi terharu melihat Alin yang selalu riang walaupun hidup susah. Selain cantik, Alin juga anak yang baik dan mandiri, tidak pernah menyusahkan mereka. Tidak seperti kedua anaknya yaitu Sari dan Sara yang bawaannya manja dan malas. Usia Sari lebih tua 2 tahun dari Alin. Dia sekarang sementara kuliah. Sedangkan Sara masih SMA kelas 1. Kedua anaknya tidak pernah mau membantu pekerjaan di rumah. Kalau di rumah, bawaannya main HP saja. Setelah bosan di rumah, dia akan hang out bareng teman-temannya. Urusan pakaian mereka pun dikerjakan oleh Alin. Paman dan Bibi sering melarangnya akan tetapi Alin kekeuh tetap melakukannya karena dia berpikir kalau inilah salah satu yang bisa dia bantu untuk paman dan bibinya.
…………………………………………………………………………………
Sekitar jam 11 siang, di tempat lain yaitu di bandara internasional SH, tampak seorang lelaki tampan berjalan keluar dengan angkuhnya dari Personal Lounge Airport. Kacamata hitam bertengger anggun di hidungnya yang mancung khas bule. Kulit putihnya bersinar terkena pantulan cahaya matahari. Badan tegap dan tinggi dibungkus oleh setelan jas mahal karya rancangan desainer terkenal. Tampilan yang membuat para lelaki dan ibu-ibu, iri dan berdecak kagum serta membuat para wanita menjerit histeris. Tangan kanannya memegang ponsel mahal sedangkan tangan kirinya dimasukkan ke saku celana.
Di sampingnya tampak seorang lelaki yang juga tak kalah tampannya berjalan mengikuti atasannya itu sambil membawa sebuah tas kerja.
Lelaki itu adalah Keanu Gibran Pradana dan sang asisten Reza Adrian. Mereka barusan tiba di tanah air sehabis dari Paris untuk urusan bisnis dan sekaligus mengunjungi Irene, tunangannya yang sedang mengembangkan kariernya di negara mode dunia tersebut.
Setelah keluar dari Airport Lounge, mereka di sambut oleh seorang sopir yang langsung membukakan pintu sebuah mobil mewah yaitu Aston Martin Rapide kepada tuannya yang bermuka kaku itu.
Begitu memasuki mobil, Keanu langsung menghempaskan tubuhnya ke kursi mobil tersebut lalu menarik nafas panjang pertanda lelah. Memang sih perjalanan dari Paris ke Indo melelahkan karena menghabiskan waktu sekitar 16 jam. Walaupun mereka menaiki pesawat pribadi tapi tetap saja itu melelahkan. Apalagi selama di Paris, Keanu kurang istirahat dikarenakan siang hari dia mengurusi bisnisnya dan malam hari dia menghabiskan waktunya bersama Irene di hotel. Ahhhhh, begitu melelahkan tapi mengasikkan..🤔
Sang asisten hanya menatap acuh pada atasannya yang sekarang menyandarkan kepala ke kursi dan menutup matanya. Reza malas mengomentari kelakuan atasannya itu karena dia pun lelah. Masih mending bossnya itu, sewaktu di Paris, kalau pulang kerja ada tunangannya yang mijitin atas bawah. Lah....kalau dia yang jomblo akut, gimana coba....
……………………………………………………………………………………
Please Like dan Comment-nya yah....biar author tambah semangat nulis ceritanya. 😘😘🤗🤗🤗
Jam menunjukkan pukul 11.45, Alin pun bergegas mengambil 2 buah kresek yang ada di atas meja. Dia harus mengantarkan dulu kue pesanan ini sebelum ke kantor. Dia harus tiba di kantor paling lambat jam 1 siang karena kemarin dia meminta ijin datang terlambat.
Setelahnya Alin meminta ijin ke bibinya untuk segera berangkat.
"Bi, aku berangkat dulu yah !" teriakku.
"Ngga makan siang dulu, nak?" terdengar sahutan bibi dari arah dapur.
"Ngga dulu deh, bi. Aku makan di kantin kantor aja. Takutnya nanti telat nyampenya."
"Iya nak. Hati-hati di jalan."
Setelah aku memakai sepatu sneaker andalanku, lalu berlari keluar rumah. Kebetulan rumah susun yang di tempati pamanku berada di lantai 1, jadinya kami tak perlu repot-repot naik turun tangga. Tinggal keluar pagar aja, udah nyampe jalan depan rusun. Setelahnya jalan lagi sekitar 100 meter untuk sampai di halte bus. Setibanya di halte, aku harus menunggu beberapa menit hingga bus datang. Sambil menunggu bus, untuk menghilangkan kebosanan, aku mengeluarkan HP jadulku yaitu Samsung Galaxy J1 Ace yang sudah lecet-lecet bodynya dan layarnya tampak sudah ada retakan tapi masih berfungsi baik apalagi kalau hanya sekedar untuk mengirim dan menerima panggilan.
Tidak lama kemudian, bus datang dan akupun berangkat menuju ke jalan XX untuk mengantarkan kue orderan Bu Wira. Kebetulan rumah Bu Wira searah dengan tempat kerjaku. Tinggal jalan kaki sekitar 15 menit dari rumah Bu Wira, maka akan sampailah di tempat kerjaku.
Setelah mengantarkan pesanan tersebut, akupun berjalan cepat-cepat ke tempat kerjaku karena jam sudah menunjukkan pukul 12.40.
Setibanya di pertigaan jalan, terdapat lampu lalu lintas dan aku melihat lampu hijau untuk menyeberang bagi pejalan kaki sementara menyala. Akupun cepat-cepat berlari ke sana agar bisa ikut menyeberang secepatnya tanpa perlu menunggu lampu hijau berikutnya.
Tapi sayangnya, pas aku di tengah-tengah jalan, lampu lalu lintas itu berganti merah. Aku melihat dari arah samping tampak sebuah mobil sedan berwarna hitam tampak melaju agak kencang. Aku bingung harus bagaimana. Haruskah aku berlari ke depan ataukah kembali ke belakang. Di tengah kebingunganku, mobil itu hampir menabrakku. Tapi akhirnya sopir itu berhasil menarik rem tepat waktu menyebabkan mobil itu berhenti mendadak dan memperdengarkan bunyi decitan yang keras dari gesekan paksa rem, ban dan aspal.
Aku yang kebingungan akhirnya tersadar dan menatap seseorang yang keluar di kursi pengemudi.
"Anda tidak apa-apa, nona?" tanya laki-laki itu dengan raut wajah yang tampak khawatir. Aku hanya menggeleng karena masih shock.
"Silahkan anda ke tepi jalan dulu nona. Saya akan menepikan dulu mobil majikan saya." tanpa menunggu jawabanku, laki-laki itu bergegas kembali ke mobilnya.
"Hampir saja..........." Gumamku sambil melanjutkan berjalan secepatnya tanpa menghiraukan apa yang tadi lelaki itu katakan untuk menunggunya di tepi jalan. Yang ada di pikiranku sekarang adalah kekhawatiranku untuk terlambat tiba di kantor.
………………………………………………………………………………
Sedangkan laki-laki itu kembali ke mobilnya. Begitu masuk, dia kelihatan tegang.
"Anwar, kamu kenapa sih? kenapa ngerem mendadak tadi?" tanya laki-laki yang duduk di belakang yang tak lain adalah Keanu. Setelah dari bandara tadi, dia minta langsung diantar ke kantor Pradana Group karena ada pekerjaan yang harus dia selesaikan. Dia hampir tertidur saat dia tiba-tiba kaget dan terpental ke depan dikarenakan mobilnya berhenti mendadak. Pada saat tersadar dari kekagetannya, dia akan bertanya ke sopirnya tapi ternyata dia sudah tidak ada dan pintu mobil bagian pengemudi sudah terbuka. Tidak lama kemudian Anwar pun kembali. Sebelum dia menjawab pertanyaan majikannya, dia terlebih dahulu menepikan mobil yang dikendarainya agar tidak menyebabkan kemacetan..
"Anu tuan. Tadi itu saya hampir menabrak seseorang yang sedang menyeberang jalan." jawabnya setelah memarkirkan mobil dengan baik di pinggir jalan.
"Terus bagaimana? Orang itu minta ganti rugi berapa?"
"Ngga tuan. Saya belum sempat berbicara dengan orang itu. Saya menyuruhnya menunggu di tepi jalan."
"Terus....mana orangnya?" Reza yang kemudian bertanya.
"Saya belum tahu tuan. Sebentar....saya keluar dulu untuk menemuinya." Jawab Anwar kembali kemudian dia bergegas turun. Setelahnya dia mencari sosok yang tadi hampir di tabraknya. Akan tetapi dia tidak menemukan orang tersebut. Keanu heran melihat sopirnya itu hanya berdiri saja di pinggir jalan sambil menengok ke sana kemari.
"Rez, kamu turun bantuin Anwar. Kalau bisa cepat selesaikan karena aku masih banyak urusan." Keanu berkata kemudian dia mengambil Ipad yang ada di sampingnya dan mulai serius membaca email yang ada di inboxnya.
Tanpa menjawab, Reza langsung membuka pintu mobil lalu turun dan berjalan mendekati Anwar.
"War, mana orangnya?"
"Maaf tuan, saya tak menemukannya..Padahal tadi khan saya menyuruhnya untuk menunggu di pinggir jalan."
"Yah sudah...Kalau dia tidak ada berarti tidak ada masalah dong. Ayo kita kembali ke mobil sebelum si boss ngamuk."
Setelah mendengar perkataan Reza, tanpa basa basi, Anwar melangkah kembali ke mobil dan setelahnya dia melanjutkan perjalanannya untuk mengantarkan majikannya ke kantor.
………00…00…………00…………………00……0000…………
Please Like dan Commentnya yah........😎
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!