Hai namaku Zeline Kirania aku tinggal bersama ibu dan ayahku, aku anak tunggal ibuku dia hanya seorang ibu rumah tangga dan ayangku seorang petani. Tapi aku sangat bersyukur memiliki mereka karna hidup kami sangat sempurna meskipun sederhana.
Aku sekarang masih menjadi mahasiswa di kampus terbaik di bandung. Dan aku bersyukur bisa menuntut ilmu di kampus terbaik ini, aku sekolah disini dengan beasiswa aku sangat bersyukur mendapatkannya.
Hari ini desas-desusnya akan ada dosen baru yang akan mengajar, katanya sih tampan tapi masa bodolah aku kan sudah punya abimanyu Rahardika. Tunanganku yang selalu ada buat aku. Tapi sayangnya dia jauh dariku karna dia seorang tentara dan sedang ditugaskan untuk mempertaruhkan nyawanya untuk negara. Dan bulan depan kita akan melaksanakan pernikahan.
Hidupku serasa sudah lengkap, aku pun mempunyai sahabat terbaik, yang mau berteman dengan ku dia adalah Jovanka Lovata dia orang nya ceria dan baik sekali meskipun dia orang berada sekalipun. Dan satu lagi temanku Yuda.
Kita berdua satu jurusan dan selalu bersama terus. Keluarganya pun menerima aku dengan baik sebagai sahabatnya Jovanka dan dia adalah wanita terpopuler karna kecantinya yang blasteran da keramahannya.Dia pun sudah mempunyai pacar yang bernama Riyan pengusaha termuda di Bandung.
Hari ini aku sedang menuju kelasku sambil memikirkan bagaimana sekarang keadaan Abi apakah Abi tidak apa-apa aku sangat khawatir, Abi sebentar lagi akan menjadi suamiku, aku jadi tidak sabar menunggu hari bahagia kita.
Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku yang sedang asyik-asyiknya melamun, ternyata ini Jovanka sahabatku."Hey kamu ko senyum-senyum sendiri sih."
"Ih kamu ngagetin aku aja tau" rutukku sambil memanyunkan bibirku.
"Hehehe maaf-maaf jangan marah dong sahabatku yang cantik habisnya kamu senyum-senyum sendiri kan aku sebagai sahabatmu takut,kalau kamu kerasukan apalagi dilorong kaya gini kan serem." ucap Jovanka sambil senyum-senyum dan mecoba menakut-nakutiku.
"Kamu jo fikirannya ko serem gitu sih"ucapku yang takut akan ucapan Jovanka. Aku pun bercerita kepada Jovanka apa yang ada dalam fikiran dan hatiku saat ini "aku tuh lagi mikirin Abi Jo, kenapa dia ga ada kabar sampai hari ini, aku kawatir takut terjadi sesuatu yang aku ga bisa bayangin kalau itu sampai terjadi Jo. Entah kenapa hatiku resah sekali Jo, hari ini aku benar benar mengawatirkan Abi lebih-lebih dari hari-hari sebelumnya, aku seperti mempunya firasat buruk Jo."
"Hey-hey jangan berfikiran yang tidak tidak Zeline,kita berdoa saja untuk keselamatan Abi, kamu harus positif jangan mikirin yang aneh-aneh, aku tau kamu kwatir sami Abi, tapi setidaknya kamu ga kaya gini aku jadi kwatir samu kamunya" ucap Jovankan menangkanku.
Dia memang sahabatku yang sangat pengertian aku sangat beruntung bisa bertemu dengan Jovanka, aku fikir saat masuk kampus terbaik ini aku akan menjalani rutinitasku sendiri ternyata tidak masih ada orang baik yang tidak memandang harta ataupun kasta seperti Jovanka, yang mau sukarela berteman dengan ku perempuan biasa yang tidak sebanding dengan dia, awalnya aku ragu untuk berteman dengan Jovanka tapi ternyata aku salah dia sangat baik, selalu ada saat aku susah maupun senang, dan aku selalu berdoa agar Jovanka selalu menjadi sahabatku. Aku tamau kehilangan dia seperti aku tak mau kehilangan Abimanyu belahan jiwaku,
Aku dulu tinggal dijakarta dan ada sesuatu hal yang memang mengharuskan aku pindah lagi kebandung.
Tiba-tiba saat sedang asyik-asyiknya mengobrol dengan Jovanka ada telfon dari mamah mertua ibunya Abimanyu. Aku semakin berfikir yang tidak-tidak,tiba-tiba jantungku berdebar sangat kencang."Sebentar Jo mamahnya Abi nelfon".Jovanka hanya mangut-mangut tanda dia mengerti.
"Hallo assalamualaikum mah, iya mah ada apa" sapaku kepada mamah mertuaku, tapi mamah hanya menangis saja, aku makin takut dengan keadaan mamah yang menangis.
"Hallo walaikumsalam Zeline" masih menangis dan makin menjadi-jadi, aku pun yang mendengarnya makin takut fikiranku langsung tertuju kepada Abimanyu ada apa ini,aku belum siap kalau harus menerima kabar buruk.
Lalu mamah berbicara lagi "Abi Zeline Abi ". sambil terbara-bata .
"Abi kenapa mah. Coba jelaskan baik-baik sama Zeline mah, jangan buat aku berfikir yang tidak-tidak tentang Abi mah"tiba-tiba air mataku mengalir begitu saja tanpa diminta, dan Jovanka hanya bisa terdiam dan langsung memelukku meskipun dia tak tau apa akar permasalahannya.
"Abi udah ga ada sayang Abi udah meninggalkan kita dia gugur Zeline, Abi ninggalin kita" ucapan mamah seperti petir di siang bolong untukku seketika badanku lemas dan terjatuh karna syok akan kabar ini,untung saja ada Jovanka yang memeluk ku. Apakah ini mimpi.
Handphone ku pun akhirnya terjatuh aku sudah tidak ada tenaga sedikutpun untuk melakukan apapun lagi.Handphone ku diambil oleh Jovankan karna tak mendapatkan jawaban apapun dariku.
"Hallo tante ini Jovanka, ada apa tante"
"Hah iya Jo, Abi Jo dia gugur dalam peperangan itu dan sekarang jasad Abi akan diantarkan kerumah, tante harus gimana Jo hidup tante hancur kehilangan Abi anak kesayangan tante Jo." Jovanka pun langsung terdiam mendengar kabar duka ini, dia makin mempererat pelukannya kepada Zeline ,dia pun sama sedihnya,dia kasihan dengan Zeline.
Setelah Jo selesai berbicara dengan mamah Abi, Jo bergegas memapah Zeline yang sudah menangis takaruan untuk masuk kedalam mobilnya.
Saat diperjalanan Pun Zeline hanya menangis saja Jovanka berbicara pun tak di hiraukannya sama sekali, hatinya hancur berkeping-keping, kenapa-kenapa harus terjadi sama aku, hidup yang awalnya sudah tertata dengan baik seketika hancur kenapa Abi harus meninggalkanku disaat hatiku sudah sepenuhnya untuknya. Kalau bisa ditukar biar aku saja yang mengantikan Abi, aku tak sanggup harus menerima kenyataan ini. Tolong tuhan aku tak bisa.
Akhirnya sampai juga di rumah Abi, disana sudah banyak orang yang melayat sudah banyak pula keluarga Abi. Zeline pun keluar dari mobil Jovanka hatinya hancur saat melihat ada mobil ambulans. Zeline langsung berlari dan saat di buka penutup kain itu benar ini Abi, ini bukan mimpi ini kenyataan, Abi yang ku cintai belahan jiwaku hilang, ya tuhan aku tidak kuat. Zeline pun histeris saat melihat bahwa itu benar jazadnya Abi. Jovanka yang ada disebelahnya hanya bisa memeluk Zeline dan menenangkannya saja karna dia tau rasanya kehilangan orang yang dicintai itu seperti apa.
"Abi kenapa kamu tinggalin aku Bi kenapa, kita udah siapin pernikahan kita kan Bi. kkenapa kamu ingkar sama aku, kamu bilang kita akan hidup sama-sama kan Bi, tapi kenapa kamu sekarang tingalin aku Bi"teriak Zeline.
Orang-orang yang melihatnya sangat iba kepada Zeline, semua keluarga pun sama seperti Zeline merasakan hal yang sama kehilangan yang amat sangat menyakitkan, mamahnya Abi pun datang dan memeluk Zeline.
"Ayo sayang biarkan dahulu Jazad Abi di masukkan ke rumah sayang, kuat sayang kuat" ucap mamah Abi menguatkan Zeline padahal diapun sama seperti Zeline.
Ayah dan ibu Zeline pun sudah ada dirumah duka. mereka sangat syok calon menantunya harus pergi meninggalkan mereka semua. Hari ini juga pemakaman Abimanyu akan dilaksanakan dengan upacara pemakaman jenazah dan dikuburkan dipemakaman pahlawan.
Zeline hanya bisa menangis melihat Abi di bungkus oleh kain kafan. Zeline tak sanggup untuk melihatnya, aku tak sanggup ini seperti mimpi baru saja aku dan Abi melaksanakan pertunangan tapi kenapa secepat ini pula tuhan mengambil Abi dalam hidupku.
Akhirnya mereka semua sampai di pemakaman. Mamahnya Abi pingsan dan langsung di bawa kedalam mobil takut terjadi apa-apa, pandangan Zeline kosong melihat keliang lahat bagaimana tubuh Abi di kubur.
Setelah selesai pemakaman Zeline pulang bersama kedua orang tuanya diantar oleh Jovanka. Dia terus saja menangis pandangannya hanya lurus kedepan tak ada kata yang bisa diucapkan. Zeline pun di papah untuk masuk kedalam rumah nya oleh Jovanka karna dia hanya diam saja.
Akhirnya Jovanka buka suara"Line kamu yang sabar ya, aku tau ini berat buat kamu tapi aku mohon kamu kuat untuk Abi. Abi pasti ga suka liat kamu kaya gini" tapi tak ada jawaban apa pun dari Zeline hanya air mata yang mewakilinya.
"Yaudah aku pulang dulu ya Line, kamu kalau butuh apa-apa telfon aku ya, aku pasti siap bantu kamu Line."Jovanka pun pulang setelah berpamitan kepada kedua orang tua Zeline.
Tiba-tiba Zeline menangis lagi dengan sejadi-jadinya dia ga bisa hidup tanpa Abinya gabisa "hik hik hik ya tuhan aku ga kuat aku harus bagaimana." racau Zeline sambil sesegukan.
Lalu dia melihat ada gunting ditempat meja belajarnya, dia ambil gunting itu dan dia sayat urat nadinya, saat gunting itu akan lebih dalam lagi menyayat tanganya datang ibunya yang khawatir kepada putri satu-satunya itu.
"Astagfirullah Zeline apa yang kamu lakukan na,ingat alloh na ingat kamu jangan seperti ini na, kamu masih punya ibu dan ayah sayang"teriak ibu Zeline agar Zeline sadar, ayahnya pun yang mendengar Teriakan ibunya Zeline berlari menghampiri kamar putrinya itu.
"Ya allah na kamu kenapa sampai berfikir melakukan ini" ayah nya Zeline langsung mengambil P3K, untung saja lukanya belum terlalu dalam, Zeline yang sedang di obati hanya diam tak ada raut wajah kesakitan yang di tampakan Zeline.
Akhirnya Zeline pun tertidur ditemani ibunya, mereka takut jika Zeline melakukan hal bodoh lagi yang bisa merenggut nyawanya.
Zeline hanya duduk menghadap jendela tidak melakukan apa-apa di ajak makan pun tak mau, apalagi di ajak bicara. Sudah seminggu Zeline tak masuk kuliah, Jovanka sangat khawatir. Zeline ditelfon pun tak merespon sama sekali. Akhirnya Jovanka pergi kerumah Zelina, sesudah sampai di kamar Zeline, Jovanca menangis dan memeluk Zeline dia sanggat khawatir melihat keadaan Zeline yang sekarang dia kurus, pucat seperti mayat hidup saja tidak seperti Zeline yang dikenalnya yang ceria dan penuh semangat.
"Line ayo bangkit, kamu masih ada aku kenapa kamu kaya gini Line, ini bukan Zeline yang aku kenal, ayo kita hadapi sama sama Line jangan gini, kamu ga kasian sama Abi disana, pasti dia sedih liat kamu kaya gini, orang tua kamu juga pasti sakit liat anaknya kaya gini Line" ucap Jovanka sembari terisak meratapi nasib sahabatnya yang berudah.
Zeline tiba-tiba menangis membalas pelukan sahabatnya itu dan berucap "Aku sakit Jo,aku gabisa hik hik, Abi laki laki yang bisa buat aku nyaman merasa selalu di lindungi Jo aku gabisa lupain dia dan kenagan-kenagan kita secepat ini"
"Aku ga nyuruh kamu untuk lupain Abi Line, aku mau kamu lebih kuat buat hadapi semua ini. ada aku Line ada aku. Kamu anggap aku apa hah,hidup kamu masih panjang, kamu jangan sampai sia-sia in hidup kamu kaya gini Line" nasihat Jovanka.
Akhirnya setelah di bujuk oleh sahabatnya itu Zeline mau makan dengan baik lagi di suapi oleh sahabatnya ini," makasih Jo kamu selalu ada buat aku, makasih, kalau ga ada kamu aku gatau harus sama siapa lagi Jo" mereka berdua pun berpelukan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!