NovelToon NovelToon

Suamiku Menikah Lagi

Kecewa

Pagi hari seorang wanita terdiam di dalam kamar mandi miliknya,memegang sebuah benda pipih yang akan jadi penentu masa depannya.

Mawar menutup mata dan menggenggam benda itu didadanya,ia merapalkan Doa sebanyak-banyaknya.Padahal sudah berkali-kali melakukannya tapi ia selalu tak siap dengan hasilnya.

Perlahan ia membuka mata,menghembuskan nafas dan menetralkan degupan jantungnya yang berpacu begitu cepat.

Benda itu dilihatnya dengan seksama,masih tidak percaya dengan hasilnya Mawar berungkali mengeceknya.

Setelahnya wanita itu duduk terkulai lemah diatas lantai kamar mandi.

Haaa..ternyata aku tidak hamil

Padahal sudah beberapa minggu ini dirinya belum kedatangan tamu(haid) dan beberapa hari ini dirinya sering mual dan tidak nafsu makan.

Mawar tahu hal-hal tersebut merujuk pada tanda-tanda kehamilan,sehingga membuatnya berharap tinggi.

Tapi sudah hampir 2 tahun lamanya ia menikah dengan Adi suaminya namun belum dikaruniyai momongan.Hal itu yang membuat dirinya belum memberitahukan beberapa tanda-tanda yang ia alami kahir-akhir ini kepada Adi,Mawar takut jika hasilnya akan membuat suaminya kecewa dan ternyata itu benar.

Perlahan wanita berusia 24 tahun itu berdiri,ia membuang hasil test pack itu kedalam tempat sampah yang terletak dipojok kamar mandinya.

Tok..tok..tok

Suara ketukan pintu terdengar dari dalam kamarnya,kemudian muncul seorang wanita paruh baya masuk dengan membawa minuman dan botol obat dinampannya.

"Mama..sudah Mawar bilang mama tak usah repot-repot",Mawar menuntun mertuanya itu duduk diatas kasurnya.

Bu Winar datang dengan membawakan obat untuk menantunya itu,beberapa hari ini dirinya mendengar Mawar sering muntah dikamar mandi.

"Apa kau baik-baik saja? mama sering mendengarmu muntah dipagi hari,apa kamu hamil?",Bu Winar memegang kedua bahu Mawar,rasa berat kembali menimpa pada hatinya,Mawar tahu mertuanya ini sangat menginginkan cucu,Adi suaminya adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki Bu Winar setelah suaminya meninggal dunia.

"Sepertinya tidak ma...mungkin aku masuk angin biasa",Mawar menundukkan kepalanya,ia sangat sedih dan malu pada mertuanya yang ada didepannya.

Padahal setiap hari Bu Winar selalu membawa obat kesuburan untuk dirinya,namun selalu saja hasilnya tidak memuaskan.

"Oohh..mama kira kau hamil,ya sudah cepat minum obatnya",Bu Winar memberikan obat penyubur kandungan kepada Mawar.

Setelah melihat Mawar meminum obatnya,Bu Winar membawa kembali nampan yang ia bawa.

"Apakah kau merasa pusing?,kalau tak bisa pergi kepasar biar mama saja,biar nanti mama izin tidak ikut arisan pada teman mama"

"Tidak ma..Mawar bisa kok pergi kepasar,mama ikut arisan saja",mawar tak enak hati pada mertuanya itu

"Yasudah..mama pergi dulu nanti jangan lupa kunci rumahnya",Bu Winar pergi keluar dari kamarnya.

Padahal Mawar merasa kurang sehat,namun ia tak mau terus-terusan membuat mertuanya susah, selama 2 tahun menikah dengan Mas Adi dirinya tak pernah dituntut untuk segera hamil oleh mertuanya padahal Mawar tahu Bu Winar pasti sangat menginginkan cucu

Bu Winar terus mendukungnya bakan sejak menikah sampai sekarang Bu Winar selalu membawakannya obat kesuburan kandungan untuknya dan dengan telaten memberikannya setiap pagi

Perlahan Mawar berdiri dari kasurnya dan bersiap-siap pergi kepasar.

Setelah mengunci pintu rumah,seperti biasa ia melihat beberapa ibu-ibu tetangga yang sedang mengantarkan anaknya bersekolah

"Eh..neng Mawar,kepasar ya neng",sapa Bu Asih tetangganya

"Iya bu..ini baru mau berangkat,Rani udah masuk TK ya bu?"

"Iya ini..si Ayu nggak bisa nganter jadi saya yang nganter,maklumlah suaminya tadi pagi tiba-tiba pulang dari luar kota,jadi Rani saya yang nganter"

"Oh begitu..ya sudah saya permisi bu,keburu ikannya abis dipasar",Mawar mengangguk sembari tersenyum pada ibu-ibu itu lalu perlahan menjauh

"Kasian ya..padahal udah 2 tahun menikah tapi belum juga hamil",padahal ibu-ibu itu tahu,dengan jarak yang belum begitu jauh Mawar pasti masih bisa mendengarnya,namun ibu-ibu itu tetap saja berbicara dengan kerasnya

Mawar hanya diam dan melanjutkan langkah kakinya menuju pasar,ia sudah terbiasa dengan semua ini,bahkan ia sering mendengar omongan yang sering membuatnya sakit hati,namun biarlah pencipta yang menentukan jalannya,yang harus ia lakukan sekarang hanya berdoa dan ikhtiar saja.

Jarak antara rumahnya dan pasar tidak terlalu jauh membuatnya bisa cepat sampai dan segera berbelanja kebutuhan dapur.

Sesampainya dirumah dirinya langsung menyibukan diri dari memasak sayuran,ikan dan dan nasi,setelah selesai Mawar membersihkan rumah ,semua itu ia lakukan untuk mengisi waktu luangnya sembari menunggu suaminya pulang

Adi suaminya bekerja menjadi guru SD sudah 3 tahun lamanya,meskipun belum menjadi PNS dan gajinya pas-pasan Mawar tetap mendukung suaminya,ia sangat mencintai Mas Adi dan menghormatinya.

Selama pernikahanya ia tinggal di Kota Jogja dirumah mertuanya,Mawar adalah anak yatim sehingga dirinya tak memiliki rumah,namun dengan bakat yang ia miliki ia bisa mempunyai usaha roti.

Setiap jam 09.00 pagi setelah urusanya selesai Mawar akan pergi ke toko roti miliknya yang terletak didekat pasar,disana ia sudah memiliki 2 pegawai yang sudah ia latih membuat roti,meskipun tempat itu hanya sewaan,namun penghasilan dari mendirikan bisnis roti bisa sedikit membantu kebutuhan rumah.

***

Jam menunjukan pukul 13.00 ,semua makanan sudah siap dibawah saji,Mawar sudah pulang pari tokonya,ia selalu mengutamakan suaminya,toko ia serahkan pada Anya pegawainya.

Suara deru motor tedengar didepan rumahnya,Mas Adi suaminya sudah pulang kerja,segera Mawar membuka pintu rumah dan menghampiri suaminya pulang kerja,mencium tangannya dan membawakan tas milik suaminya

"Capek ya mas",kedua suami istri itu masuk kedalam rumah"iya..banyak sekali yang harus mas urus",Mawar melihat raut lelah diwajah suaminya itu

"Mawar udah buatkan makanan kesukaan mas,ayo kita makan dulu nanti Mawar pijitin",tersenyum dengan cantiknya.

"Haha..bisa aja kamu..boleh deh,nanti pijitnya plus-plus ya..",mendengar itu Mawar menepuk dada suaminya,Adi tertawa dengan kerasnya,ia senang sekali menggoda istrinya,wanita tercantik yang di idam-idamkan dirinya sejak SMA dulu.

"Iisshh..ayo makan dulu",Mawar melangkah menuju kamar meletakan tas suaminya,Adi terkekeh melihat istrinya malu-malu,ia langsung kedapur dan mencuci tangannya,Mawar segera kedapur dan mempersiapkan makanan untuk suaminya.

Mawar menyendokan nasi dan lauk kepada suaminya,kemudian mereka berdua makan siang diselingi dengan obrolan-obrolan kecil

Hening sesaat,Mawar ingin mengatakan sesuatu kepada suaminya

"Mas..",melirik suaminya yang masih menyendokan makanan kedalam mulutnya

"Apa sayang",tatapanya masih terpaku pada makanannya

"Ayo kita periksa kadokter mas",kata-kata yang keluar dari mulut istrinya membuat pergerakan mengunyahnya berhenti

Seakan mengerti suaminya masih bingung Mawar mengulangi kata-katanya

"Ayo kita konsultasi kehamilan mas"

Saat Mawar mengucapkan itu waktu seakan berhenti beberapa saat.

Cek Up

"Kita cek kesehatan ya mas",Mawar menatap mata suaminya itu,Mas Adi diam saja,sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

"Apa kamu yakin?",bukan perihal mau tidak mau,tapi Adi takut Mawar akan kecewa dengan hasilnya,entah itu pada dirinya atau Mawar sendiri.

"Aku udah yakin mas",menjawab dengan tegas.

"Yaudah ,nanti sore kita ke dokter..mas mau istirahat dulu",setelah itu Mas Adi pergi dengan membelai rambut Mawar.

Mawar tahu,pasti ada yang kurang diantara mereka tapi dirinya juga ingin kepastian agar bisa merencanakannya dimasa depan nanti,dia sudah siap dengan segala kemungkinan.

Jika nanti ternyata Mas Adi yang mandul,Mawar akan tetap menerimannya bahkan mungkin Mawar akan mengusulkan untuk adopsi anak lagi,ia sungguh tak apa.

Tapi bagaimana jika aku yang mandul..?apa Mas Adi akan kecewa padaku?

Setelah pemikiran itu keluar,Mawar jadi sedikit takut,sebelum fikirannya kemana-mana ia bergegas merapikan meja makan dan mencuci piring.

***

Mawar berdandan secukupnya,dengan riasan natural dan lembut cocok sekali dengan imagenya.Ia keluar dari rumah menemui suaminya yang sudah menunggunya diatas motor,bergegas ia mengunci rumah dan menghadap suaminya.

"Sudah siap?",Mawar hanya mengangguk sebagai jawaban,Mas Adi memasangkan helm dikepalanya kemudian mereka berdua berangkat menuju dokter kandungan.

Dalam perjalanan mereka berdua lebih banyak diam,tidak seperti biasanya mereka sering bercanda tawa setiap pergi ke suatu tempat.Kali ini mereka berdua seperti lebih intropeksi kekurangan masing-masing.

Setelah sampai di salah satu tempat praktek dokter kandungan yang terkenal di Jogja mereka berdua turun dari motor.

Terlihat ada beberapa ibu-ibu mengandung yang ditemani oleh suaminya dan ibu-ibu yang menggendong anak kecil yang mungkin datang untuk berobat atau cek kesehatan semata.

Melihat semua itu membuat dada di hati Mawar terasa sakit,dari hati yang paling dalam ia memang sangat ingin memiliki anak dengan suaminya agar pernikahan mereka terasa sempurna.Namun takdir berkata lain ,sudah 2 tahun sampai sekarang bahkan dirinya belum mengandung juga.

Melihat raut muka Mawar yang tiba-tiba teduh membuat Mas Adi memegang tangan mawar,ia menuntunnya masuk kedalam ruangan karena sebelumnya ia telah membuat janji dengan dokter.

Setelah mengisi beberapa prosedure mereka berdua masuk kedalam ruang praktek,disana terlihat ada satu dokter wanita paruh baya berkerudung dengan wajah yang sangat nyaman dilihat,auranya sungguh berbeda.

Mawar melirik seorang laki-laki tampan dibelakang dokter tersebut,ia juga mengenakan jas dokter,sepertinya dia asisten dokter wanita itu.Padahal usiannya masih muda tapi sudah jadi asisten dokter,mungkin usiannya hampir sama dengannya.

"Sore Ibu Mawar dan Pak Adi ,silahkan duduk",sapa ibu dokter itu dengan ramah"sore dok",mereka membalas dengan senyuman.

Setelah membicarakan beberapa keluhan mereka berdua melakukan cek kesehatan,mereka berdua menunggu agak lama untuk hasilnya, karena beberapa hal mereka harus melakukan beberapa proses tes kesuburan.

Setelah menunggu cukup lama asisten dokter tadi membawa map ke meja,perlahan dokter itu menerangkan hasil tes tersebut ,kedua pasangan itu mendengarkan dengan seksama.

Dari hasil test Mas Adi diketahui bahwa semuannya aman,bahkan Organ reproduksi Mas Adi sehat ditandai dengan kemampuan testis untuk memproduksi sel ****** sehat dan dalam jumlah yang cukup.

Mendengar itu ,nampak raut wajah Mas Adi yang sedikit lega ,kini giliran Mawar,saat dokter itu menjelaskan hasil tesnya Mawar terkejut,bahkan sekarang dirinya sudah menangis.

Dirinya dikatakan mandul..!

Mawar sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi,dirinya malu pada dirinya sendiri dan Mas Adi suaminya,ia merasa cacat dan tidak sempurna sebagai seorang perempuan.

Mas Adi memeluknya,ia tahu Mawar sangat terpukul tapi dirinya juga tidak bisa apa-apa selain menenangkannya.

Asisten dokter tampan itu diam melihat semua ini,tidak ada yang tau apa yang ada dipikirannya itu.

Setelah Mawar sudah bisa sedikit menenangkan dirinya,ia bertanya pada dokter itu.

"Apakah kemandulan saya ini bisa diobati dok?",suaranya bahkan sudah tercekat ditenggorokan.

"Untuk beberapa kasus memang kemandulan bisa diobati tergantung dari kondisi dan penyebabnya,namun jika anda ingin lebih tahu tentang penyebab kemandulan anda dan pengobatannya saya sarankan untuk datang saja kerumah sakit, karena disana perlatannya juga lebih lengkap ,ini kartu nama saya...",jelas dokter itu panjang lebar,beliau menyodorkan kartu nama disana tertera rumah sakit yang ditempatinya sebagai tempat praktek dan bekerja.

"Anda bisa datang satu minggu lagi kerumah sakit jika ingin bertemu saya ,karena setelah ini saya ada pekerjaan diluar kota,tapi jika anda tetap ingin datang anda bisa bertemu dokter lain",dokter itu berbicara dengan halusnya,sebagai wanita ia juga sangat paham dengan keadaan Mawar.

"Baiklah...terimakasih dok kami pamit dulu",kedua pasangan itu memberi salam kemudian keluar dari ruang praktek tersebut.

***

Di dalam kamar,setelah pulang dari klinik Mawar diam saja,meskipun sudah tidak menangis tapi raut sedihnya terlihat sangat jelas.

Bagaimana aku menceritakan ini pada ibu mertua?

Mawar teringat bagaimana ibu mertuanya itu telaten memberinya obat penyubur kandungan,bagaimana reaksinya nanti jika Bu Winar tahu kalau Mawar mandul?!

"Sayang..sudah tidak apa-apa,mas nggak apa-apa",Mas Adi mengelus halus punggung istrinya itu,bohong jika dia tidak sedih,sebagai seorang manusia ia sebenarnya juga ingin memliki anak dengan istrinya ,namun apalah daya takdir berkata lain.

"Tapi mas..kamu nggak bisa punya anak sama aku",Mawar kembali menangis memeluk suaminya itu.

"Cupcup..udah nggak papa,kita bisa adopsi anak",ucapnya.

"Memang mas mau? ",Mawar tahu mengadopsi anak tidak semudah yang dibayangkan,banyak prosedure dan biaya yang banyak jika ingin mengadopsi bayi,bahkan keuangan mereka selama ini saja pas-pasan.

"Mas akan usahain cari uang biar kita bisa adopsi anak,pelan-pelan saja nggak usah buru-buru",mengelus ramput Mawar dipelukannya.

Lama Mawar berfikir,ia juga tak mau suaminya kesusahan karena egonya ingin memiliki anak,sekarang dirinya merasa sebagai wanita yang tak berguna sekali.

"Mas..mas boleh nikah lagi kok",Mawar sudah tidak tahu lagi,ucapannya keluar begitu saja dari mulutnya,mendengar itu Mas Adi melepaskan pelukannya.

"Apa kamu bilang?menikah lagi?!",kini bahkan suaranya sudah meninggi.

"Iya mas,dari pada kita adopsi anak ,mas bisa menikah lagi agar bisa punya anak kandung",Mawar berbicara dengan tangan yang gemetar matanya terasa panas ,sungguh ia hanya ingin Mas Adi bahagia.

Ia tahu suaminya setiap malam kadang-kadang tidak tidur memikirkan sesuatu.Pernah Mawar mengecek Hp suaminya,di history pencarian internet miliknya ada beberapa tentang anak dan hati Mawar terasa sakit,dia tak mau menutup mata dan telinga lagi.

"Kamu gila Mawar..!! apa kamu udah nggak cinta sama mas..??"

*Ci*nta..aku cinta sama kamu mas,aku bahkan rela dimadu demi kamu punya keturunan

Mawar sudah menangis sesegukan,suaranya bahkan tak bisa keluar lagi.

"Aaarrggh..!",Mas Adi meremas rambutnya,ia juga sangat sedih hari ini,tapi perkataan Mawar tadi sangat melukai hatinya.Bagaimana orang yang dicintainya mendorongnya untuk menikah lagi?

Beberapa saat mereka berusaha menenangkan diri masing-masing

"Sekarang kita tidur saja,mas nggak mau kamu ngomong kaya gitu lagi"

Mas Adi tidur membelakangi Mawar,malam ini tidak ada pelukan hangat bagi keduanya.

***

Saat pukul jam 21.00 Bu Winar baru pulang dari arisannya,pekerjaannya memang bermain bersama teman dan arisan saja,

beliau mengecek kamar anaknya dan ternyata dikunci.

"Sepi sekali..tumben udah pada tidur",kemudian melenggang pergi ke kamarnya sendiri.

Malam semakin larut,tetapi mata Mawar tak bisa tidur apalagi setelah pertengkarannya dengan Mas Adi,matanya sembab akibat menangis tadi.

Sebenarnya dirinya mendengar mertuannya pulang namun ia begitu malu,ia malu jika harus berhadapan dengan Bu Winar.

Ketahuan Mertua

Sinar mentari pagi berusaha masuk kedalam kamarnya melalui celah-celah jendela kayu.Suasana rumah masih sepi bahkan kini Mawar merasakan kehangatan pelukan suaminya,ia mengangkat wajahnya kemudian membalikan badan menghadap wajah suaminya.

Dielusnya wajah tampan suaminya,ada beberapa bulu jenggot yang halus.Dirinya tersenyum saat memandangi wajah suaminya,ia sungguh mencintai Mas Adi dengan tulus.

Dari kecil Mawar sudah tumbuh dipanti asuhan kemudian dirinya disekolahkan,karena kecerdasannya Mawar mendapat beasiswa sampai SMA.Sebuah perusahaan ternama memberikan bantuan beasiswa penuh sampai ia lulus.

Mawar tumbuh dengan banyaknya kekurangan,bahkan kasih sayangpun ia tak pernah merasakannya.

Di panti ibu panti sibuk mengurus semua anak-anak,sampai dirinya SMA Mawar harus pergi dari panti dan menjalani kehidupan diluar seorang diri.

Ia bekerja serabutan selama 2 tahun dan selama 2 tahun setelahnya ia bertemu dengan Mas Adi di Toko Roti tempat kerjanya,sampai akhirnya ia menikah dengan lelaki dihadapannya ini.

"Maafkan aku mas..",ia berucap lirih membelai wajah suaminya,selama hidupnya ia kekurangan kasih sayang namun Mas Adi datang merentangkan tangannya dan menerima dirinya yang hanya anak yatim dengan sukarela dan memberikannya banyak cinta,Mawar akan melakukan apapun untuk kebahagiaan Mas Adi.

Perkataan dirinya tadi malam memang keterlaluan tapi dirinya bisa apa?Ia tak punya apa-apa lagi untuk lelaki yang ada dihadapannya ini.

Perlahan Mawar menarik tangannya namun tiba-tiba tangannya ditarik,Mas Adi ternyata sudah bangun.

"Jngan ulangi lagi kata-katamu tadi malam...mas nggak akan maafin kamu",ucapnya dengan suara serak dan mata yang masih terpejam.

Mawar menangis,ia memeluk suaminya,sungguh ia tak berniat mendorong suaminya untuk wanita lain,ia pun sebenarnya tak rela.

"Maafin aku mas...aku nggak akan ngomong kaya gitu lagi",Mawar menenggelamkan wajahnya didada suaminya itu.

"Kita akan adopsi anak saja,nanti mas yang bilang sama mama,mama pasti bisa ngertiin kita",mencium keningnya.

"Tapi kita butuh uang banyak mas"

"Mas akan cari,kalo bisa mas minta lembur,nggak usah cepet-cepet..kita juga butuh persiapan banyak hal"

"Ia mas..Mawar juga akan bantu mas,toko Mawar akhir-akhir ini juga ramai"

"Iya kita usaha bersama ya sayang"

"Iya mas...",akhirnya kedua insan tersebut kembali berbaikan setelah badai tadi malam.

***

Setelah mengantar Mas Adi berangkat ke sekolah Mawar kembali kekamar,ia ingin mengambil dompet untuk dibawanya ke pasar,sebenarnya kadang uang bulanan Mas Adi jauh dari kata cukup apalagi akhir-akhir ini harga sembako selalu naik.Namun Mawar tak pernah mengeluh,ia akan menggunakan uang hasil jualan rotinya untuk mencukupinya.

Suaminya itu gajinya masih sedikit,apalagi ibu mertuanya sering ikut arisan sana-sini jadi Mawar tak mau membebani suaminya lagi.

Saat hendak keluar ia melihat Bu Winar masih dirumah bersenderan di sofa"loh mah ..nggak pergi kumpul arisan?",tidak biasanya mertuanya itu masih dirumah.

"Enggak,mama lagi nggak enak badan..mama mau dirumah dulu aja",berbicara namun tangannya masih sibuk mengetik hp.

"Apa mau Mawar beliin obat ma?",ia sedikit khawatir.

"Nggak usah..mama masih punya obat pusing dilaci kamar"

"Yaudah..Mawar berangkat dulu ma..",Mawar berpamitan dan langsung pergi kepasar.

"Aduh ini kepala kaya diputer-puter,kayaknya obatnya nggak manjur",Bu Winar berdiri ia menuju kamar anaknya,barangkali Mawar menyimpan obat warungan yang lain.

Dicarinya di laci meja namun tidak ada,kemudian Bu Winar duduk diatas kasur karena merasa pusing,ia berniat tidur sebentar namun saat ia menata posisi bantal Bu Winar melihat secarik kertas dibalik bantal kemudian membacanya.

***

Mawar pulang dengan beberapa kantong kresek berisi sayuran dan daging ayam,hari ini ia berniat membuat sop dan ayam kecap.

Diletakannya sayuran itu diatas meja dapur dan segera mencuci daging yang habis ia beli tadi,Mawar terlihat sangat sibuk sampai tak menyadari ada mertuanya dibelakangnya.

"Mawar...",Bu Winar memanggilnya dengan nada datarnya,Mawar menoleh ia mendapati mertuanya sudah berdiri dibelakangnya.

"Ada apa ma...?apa mama masih sakit",Bu Winar mundur satu langkah saat Mawar hendak menyentuhnya.

"Jelaskan sama mama",Bu Winar menyerahkan kertas yang ada ditangannya kedepan dada Mawar.

Mawar melihat itu,kertas hasil tes nya dengan Mas Adi kemarin sore"Maah...",kini mata Mawar sudah menggenang "Maafin Mawar maah...",isak tangis mulai terdengar dari mulutnya.

"Jadi benar kamu mandul..?",kini wajah mama sudah berubah syok,Mawar hanya menunduk,ia malu melihat wajah ibu mertuannya.

"nggak..nggak bisa..Adi harus punya keturunan ..!mama nggak mau keturunan mama ilang gitu aja!",Mawar memegangi dadanya,ia juga merasa tak berdaya.

"Mama harus ngomong sama Adi,biar dia menikah lagi..mama pengin punya cucu..!",kini suara Bu Winar sudah mulai meninggi.

Mawar mendongak melihat mertuanya"Maahh..",ia berusaha berucap dengan suara yang gemetar.

"Kamu harus mau dimadu Mawar...kamu harus ngertiin mama,mama juga pengin punya cucu kayak teman-teman mama",Mawar melihat mertuanya itu seperti orang lain,sikap halus yang selama ini Bu Winar berikan kepadannya hilang.

"Mama kecewa sama kamu Mawar,mama nggak perduli lagi pokoknya Adi harus menikah lagi sama perempuan yang sehat nggak kaya kamu",kemudian mama melenggang pergi dari dapur.

Apa Bu Winar tak bisa berbicara dengan baik kepada Mawar?Mawar juga manusia ia merasakan sakit hati dikatai seperti itu oleh mertuanya.Mawar terduduk diatas lantai ia memeluk kakinya meratapi nasib yang selalu saja bermain bersamanya.

*K*enapa aku tak pernah bahagia..?apa aku memang orang yang sial?

Ia menangis sesegukan didalam dapur tanpa ada satu orangpun yang menghiburnya.

Siang harinya Adi memakirkan motornya di halaman rumahnya,dilihatnya mamahnya sedang duduk di kursi depan teras.

"Lagi ngapain mah?tumben dirumah?",Bu Winar tak menanggapi ucapan anaknya itu.

"Duduk sini..mamah mau ngomong sama kamu",melihat raut serius diwajah mamanya Adi duduk berseberangan dengan sang mama.

"Apa sih ma..serius banget"

"Mama udah tau Mawar mandul,jadi kamu harus menikah lagi",ucapnya to the point,mendengar itu Adi terkejut.

"Mah..kita bicarain ini baik-baik",kini Adi terlihat mulai gusar.

"Mama nggak mau tahu..pokonya kamu harus punya anak,kamu tahu mama udah nggak punya siapa-siapa lagi..apa kamu mau keturunan mama berhenti begitu aja?!"

"Adi akan adopsi anak ma"

"Adopsi itu beda Adi..itu bukan darah daging kamu,kamu cuma buang-buang tenaga buat jagain anak orang..!"

"Pokoknya Adi nggak mau menikah lagi,Adi cinta ma sama Mawar,Adi nggak mau nyakitin istri Adi",setelah berbicara seperti itu Adi masuk kedalam rumah meninggalkan mamanya.

Bu Winar terdiam melihat Adi yang langsung pergi,dirinya diam memikirkan sesuatu,tak ada yang tau apa yang sedang dipikirkannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!