NovelToon NovelToon

Naik Ranjang

Alinda

POV Alinda

Nama ku Alinda Andalas umur ku 25 tahun sebagai penyatu kedua keluarga aku mendapat kan akses kedua keluarga itu dari kasih sayang dan harta .Suami ku Daren sibuk dengan pekerjaan nya aku maklum karna dia penerus harta warisan harus mengurus perusahaan nya satu yg tidak aku mengerti kenapa hampir 6 bulan pernikahan kami Daren tidak sama sekali menyentuh ku apa dia pria tidak normal aku tidak tau itu

Aku menyapa semua penghuni rumah ikut sarapan setelah semua pergi aku bersiap siap akan ke kantor baru saja akan menjalan kan mobil

"Morning nyonya Daren"ucap nya membuat aku kaget bukan main sampai aku mengerem mendadak

Bugh

"Awww kak"pekik nya karna kening nya kepentok

"Ya ampun Ananda aku kaget lho"ucap ku mengusap dada dasar adik ku ini kekanakan sekali dia

"Wah kak Alin keterlaluan"kesal nya berpindah duduk di samping ku

"Lagian ngapain sembunyi di mobil ku aku mau kerja"ujar ku

"Kak cuti aja yuk"ucap nya menaik turun kan alis nya aku tau maksud nya

"Ayo lah kak udah lama lho kakak ngak ke sana"ujar nya memelas

"Lama apa nya semalam aja kita ngak kesana tapi ya udah kita kesana"ucap ku semangat

"Meluncur"ucap nya antusias sama hal nya dengan ku kami saling menyayangi meski adik ku ini sering buat aku kesal bukan main.Setelah menempuh perjalanan 30 menit kami sampai tempat itu tertara papan bertulisan

Rumah sakit jiwa senyum kami mengembang setelah melalui proses kami menuju sebuah kamar yg luas serba putih 10 tahun ini kami ke sini secara diam diam

Cklek

Saat kami masuk semua nampak sepi dan hening langkah kami mendekati seorang cewek yg menyenderkan kepalanya di dinding pandangannya antara sendu dan kosong setiap aku menatap sosok itu aku selalu meneteskan air mata dia adalah kakak ku Amanda Andalas

"Kak"ucap ku lirih menyentuh bahu nya

"Aku bukan penyebab semua nya"lirih nya pelan membenamkan wajahnya di kedua lutut

"Kakak mau dengar ngak cerita ku hari ini"ucap Ananda semangat kakak ku bernama Amanda itu mengangguk pelan

"Hari ini aku berhasil tidak bertengkar dengan macan tutul aku hebat bukan"ucap Ananda bangga

"Macan tutul"ucap ku bingung dengan gerakan pelan kakak ku mengangkat tangan menyentuh puncak kepala Ananda lalu mengusap nya penuh kasih sayang aku sangat cemburu di buat nya

"Kakak mah pilih kasih"ambek ku membuat tangan satu nya terulur menyentuh pipi ku aku tersenyum tapi air mata ku menetes pilu

"Ngak boleh nangis udah besar kita kan kuat dan tangguh"ucap nya tersenyum menunduk aku tidak bisa menahan tangis aku rengkuh tubuh nya tangis ku pecah

"Kak Aman"ujar ku menangis sesegukan

"Kak Alin jangan kayak gini aku juga ikut nangis nih"ucap Ananda lalu ku singkir kan rambut yg menutupi wajah kakak ku lalu ku kecup kening nya

"Alin ngak sayang sama kakak"ucap nya pelan

"Sayang dong kak buktinya aku ngak nangis lagi"ucap ku tersenyum dia mengukir wajah ku serta senyum ku dan menarik pipi ku

"Alin menyembunyikan sesuatu"bisik nya pada ananda aku mendengar nya itu kadang kami bingung dengan kak Amanda yg gila ini dia sangat perasa dan peka terhadap sesuatu hanya dia yg mampu mengerti diri ku orang tua ku sibuk mengurus bisnis kak Amanda seperti orang tua tunggal untuk ku

"Kak tunggu sebentar aku mau ke toilet dulu"ucap Ananda lalu pergi ,kakak kembali menyentuh hati ku kepala nya seperti bergerak lalu dia mencubit pipi ku cukup kuat

"Alin bohong"ucap nya dengan tarikan nafas ku usap pipi halus nya

"Maafkan aku kak hiks hiks maaf"ucap ku berkali kali mengecupi pipi nya

"Aku salah aku jijik tapi aku bisa apa kak"ucap ku menangis tidak mampu menahan beban ini

"Alin ngak boleh jahat sama orang Alin juga ngak boleh bohong "ucap nya

"Aku aku hiks hiks maafkan aku"lirih ku lagi tidak mampu aku merasa sangat bersalah atas kejadian 10 tahun lalu terhadap kakak ku

"Kak Danur"ucap ku pelan

Brak

"Tidak tidak bukan aku membunuh nya itu bukan kesalahan ku tidak tidak dia yg jahat dia dia dia yg iblis"ucap nya mendorong ku dan mengamuk

"Aghh kamu jahat pergi aku benci kamu pergi Ananda"teriak nya bisa ku dengar derap langkah ku yakin itu Ananda

Brak

"Kak Aman"ucap Ananda langsung memeluk kak Amanda yg ketakutan aku tidak kuat melihat nya aku segera pergi aku sadar apa yg aku lakukan aku luap kan emosi ku dengan mencubit tangan ku aku telah menyakiti kakak ku aku menghancurkan semuanya aku pengecut

###

Pagi ini tidak ada yg beraktifitas karna hari libur semalam Daren terlalu capek hingga dia terlelap .Pagi ini aku hanya memakai baju santai

"Daren bangun olahraga yuk"ajak ku menyentuh rahang kokoh itu dia bangun mengecup bibir ku sekilas lalu ke kamar mandi

"Ngak mandi lagi"ucap ku terkekeh

"Ngak mandi juga masih ganteng kan"ucap nya tersenyum aku terkekeh geli emang masih ganteng tapi asem nya karna sepulang kerja dia tidak mandi saat kami turun tangga ada keributan dan

"Apa yg kak Alin lakukan hah"teriak Ananda murka dia hampir menampar ku jika tidak mengontrol emosi nya

"Hei tidak sopan banget terhadap kakak sendiri ini rumah bukan hutan yg seenaknya kamu berteriak"ucap Daren kesal

"Diam macan tutul "ucap Ananda tajam sekarang aku ngerti yg di bilang Ananda macan tutul itu suamiku ternyata kak Amanda mulai mengetahui sosok Daren.

"Ada apa Anan kenapa kamu marah"ucap ku santai

"Kakak keterlaluan soal kemarin Amanda sampai sakit itu pasti ada sesuatu yg kakak ucapkan jika ngak menyayangi bilang ngak usah merusak aku bisa sendiri menemani nya"ucap nya tajam Daren taunya Amanda itu sahabat kami jadi jika bicara kayak gini Daren tidak tau jika Amanda itu kakak kami

"Maaf aku ngak sengaja mengucapkan kata terlarang aku terlalu sedih meluapkan ke sedihan ku"ucap ku menyesal

"Mulai hari kakak ngak usah ketemu sama Amanda"tegas nya lalu berlalu tulang ku rasanya lemas tidak semangat ku semua ada pada kak Amanda tanpa sadar air mata ku menetes

"Anan ngak bisa kayak gitu kamu ngak berhak melarang ku"ucap ku mengejar

"Aku berhak kak karna kakak selalu menyakiti nya aku akan bawa dia pergi agar kakak ngak menyakiti nya lagi"geram nya marah

"Tidak Anan kakak mohon jangan lakukan itu hiks hiks maaf maaf tapi kakak mohon jangan lakukan "ucap ku bahkan mengengam tangan nya

"Kakak pikir aku ngak tau setiap keadaan Amanda memburuk itu selalu kakak yg perbuat keputusan ku udah bulat kak maaf aku pergi bersama Amanda"ucap nya mendorong ku

"Ananda jangan lakukan itu"raung ku menangis tapi Ananda sudah pergi berlalu

"Udah Alin adik kamu emang keras kepala"ucap Daren menenangkan

"Daren aku pergi sebentar jika kamu ingin lari sendiri aja"ucap ku mencium pipi Daren lalu berlalu sungguh aku tidak bisa kehilangan kak Amanda aku frustasi kehilangan arah aku menangis sejadi jadi nya aku pergi ke rumah sakit jiwa tapi nihil kak Amanda tidak ada aku frustasi aku berjalan ke jalan raya merentang kan tangan buat apa aku hidup semua sudah hancur aku kehilangan segala nya tidak ada kak Manda di hidup ku maka lebih baik aku mati saat mobil akan menabrak ku Ananda dengan cepat menarik ku

Plak

"Udah gila ya"teriak nya menamparku aku kembali menangis lalu berlutut

"Maafkan aku kembali kan kak Aman hiks hiks jangan pisahkan kami"ucap ku pilu Ananda menghembuskan nafas dengan kasar

"Ayo ikut aku"ucap nya berlalu aku segera mengikuti nya kembali ke tempat itu lagi tapi kamar nya berbeda ternyata Ananda hanya memidah kan nya aku bisa bernafas lega ku lihat kak Amanda terbaring dengan tangan di rantai kepala di perban Ananda menjelaskan jika kemarin itu kak Amanda ketakutan sampai dia berlari tidak sadar menabrak dinding kamar dia juga memukul mukul semua orang aku semakin merasa bersalah kenapa nasib tidak adil terhadap kami terutama pada kak Amanda aku masuk dengan pelan lalu ku kecup pipi kak Amanda dia sangat cantik hidung mancung kulit bersih putih nan halus dan kumis nya yg tipis menambah kecantikan serta kemanisan nya bagaimana tidak kak Amanda masuk di dalam rumah sakit jiwa saat umur nya hampir 15 tahun dan sudah 10 tahun kak Amanda tidak menginjak dunia luar karna ke trauma menjadi kan nya gila aku berharap suatu saat dia akan segera sembuh memang benar orang tua kami banyak uang tapi mereka membuang Amanda semenjak kejadian itu dia di buang pada saat dia lagi terpuruk dan jadi seperti itu kejiwaannya di terganggu

Setelah merasa kak Amanda aman aku pulang dengan kacau keluarga Damusa terdiri dari tuan dan nyonya Damusa anak pertama mereka Daren serta yg bungsu bernama Mia yg berusia 20 tahun keluarga mereka sama aja seperti keluarga ku yg hanya mementingkan kekayaan dan nama baik tapi berbeda dengan mami mertua ku dia sangat berbeda dia sangat baik tentu nya

"Dari mana kenapa kamu sangat kacau"ujar Daren cemas

"Kamu tau kan gimana Ananda dia itu sangat keras kepala "ujar ku memijit pangkal hidung ku

"Kamu itu jika memerlukan sesuatu bilang sama aku apa lagi hanya seorang Ananda dia tidak punya kekuasaan"ucap Daren cemas

"Nah ini nih kalian terlalu meremehkan Ananda dia emang hanya seorang Ananda tapi kecerdasan dan tekad nya begitu besar itu yg mampu membuat aku tidak bisa berkutik dia selalu menyerang kelemahan lawan nya"ucap ku emang benar Ananda tidak bisa di anggap remeh dan emang benar di banding aku dia lebih baik menjaga soal kak Amanda

"Iya udah mandi gih sana"ucap Daren mendorong ku ke kamar mandi Daren itu baik tapi dia susah di tebak aku tidak bisa memahami nya selama kami menikah dia sangat manis dan belum pernah membuat ku menangis cuman wajah nya yg kadang buat aku sebal dingin nya kelewat dan mulut nya kayak sambal balado pedas jika Ananda dan Daren bertemu rasanya aku pilih kabur mereka selalu bertengkar

"Nah ini kan enak lihat nya"ucap nya setelah aku selesai mandi dia mencium leher ku

"Alinda kamu ngak lagi selingkuh kan"ucap nya tiba tiba

Deg

Aku gugup luar biasa aku takut Daren mengetahui rahasia ku selama ini tidak aku harus tetap tenang

"Ngaco kamu ngomongnya"ucap ku memukul lengan nya

"Ya ini ada tanda merah di leher kamu"ucap nya menyentuh leher ku

"Ohh ini kemarin itu aku di cubit oleh Ananda karna membuat nya kesal"ucap ku tersenyum memang benar kami di kantor yg sama cuman Ananda sering bolos hanya sekedar untuk bermain main

"Ohh aku kira"ucap Daren menghirup aroma tubuh ku lalu ku berbalik menghadap nya

"Daren kenapa kamu belum ingin menyentuh ku"tanya ku serius dia hanya tersenyum

"Emang kamu pikir aku tahan dengan godaan mu aku hanya belum siap punya anak"ucap Daren mengecup leher ku aku tertawa geli dasar aneh

"Kan punya pil pencegah kehamilan Daren"ucap ku gemas

"Hati hati lho efek itu akan susah punya anak aku ngak mau itu terjadi"ucap Daren menoel hidung ku

"Kan ada Ananda jika aku ngak bisa hamil kamu tinggal nikah aja sama Ananda"goda ku

"Ighh amit amit mending aku nikah sama orang gila aja dari pada dia membuat ku akan gila"ucap Daren geli aku tertawa terbahak bahak segitu stress nya dia saat berhadapan dengan Ananda

"Aku hanya heran apa dia itu memiliki kepribadian ganda aneh banget"ucap Daren aku kembali bengong aku tarik tangannya menuju kasur aku gengam tangan nya

"Aku dan saudara ku yg lain berubah semenjak kejadian itu mungkin berdampak juga pada kepribadian Ananda"ucap ku dia memeluk ku hangat

"Iya aku mengerti maafkan aku mengingat kan mu kenangan pahit itu"ucap nya mengusap kepala ku aku damai di pelukan nya lalu tiba tiba dia membaringkan aku

"Aku punya cara lain biar kamu tidak bisa hamil keluar di luar"ucap nya aneh aku mulai panik gugup bagaimana jika Daren tau jika aku ngak perawan lagi bagaimana ini apa yg harus aku lakukan dia mencium ku penuh perasaan di kecup dada ku membuat ku tidak tahan

Hoek

Tiba tiba aku mual aku dorong dia dan berlari ke kamar mandi aku muntah dan aku teringat sesuatu jika aku apa aku hamil tidak bagaimana apa yg harus aku katakan jika aku hamil tapi belum di sentuh Daren aku menangis meratapi nasip ku

"Alinda kamu baik kan"tanya Daren aku mencuci wajah ku lalu keluar

"Aku lupa untuk sarapan seperti nya magh ku kambuh"ucap ku beralasan

"Ya udah kamu istirahat aku bawa kan makanan"ucap nya berlalu turun aku harus memeriksa apa benar aku hamil tidak ini tidak boleh terjadi apa yg harus aku lakukan kenapa hidup ku seperti ini

🌞🌞🌞

Mata ku terbelalak tidak percaya melihat tespek di tangan ku hasil nya positif tidak kenapa ini terjadi pada ku kenapa aku hamil anak pria bajin*** itu aku menangis sejadi jadi nya aku membersihkan tubuh ku hari ini aku tidak bekerja aku hanya memakai pakaian santai untuk bertemu kak Amanda sekarang aku hancur dan tidak punya tujuan arah kaki ku gontai menuju kamar kak Amanda saat masuk kak Amanda lagi makan es krim menguntai kan kaki nya di ranjang nya aku tersenyum sejenak hati ku tenang melihat itu aku mendekat berlutut di depan nya dia menunduk

"Kak"ucap ku tersenyum

"Aku tuh marah sama Alin tapi ngak boleh marah lama lama"ucap nya lucu kembali memakan eskrim

"Siapa yg bawain kakak eskrim "tanya ku duduk di samping nya

"Ananda"jawab nya

"Apa kamu mau"ucap nya tersenyum gemes ohh tidak kenapa dia manis seperti itu aku ngak bisa nolak aku ambil eskrim itu

"Alinda kan ngak boleh tuh ngak bagi jadi aku belum puas makan nya bagi dikit "ucap nya memelas aku tertawa lucu aku memberi kan padanya dan dia sangat senang senyum nya mengembang andai masalah itu tidak terjadi mungkin kami akan selalu sama sama seperti saat kami kecil dulu saling membantu dan bahu membahu

"Lihat ini aku bikin"ucap nya memberi gambaran aku mengeryit aku ambil dan tersenyum itu gambar kami bertiga

"Alinda sedih"ucap nya aku hanya tersenyum mengelap bekas eskrim di mulut nya merapikan rambutnya biar aku bisa menatap wajah teduh kakak ku yg terbaik ini

"Iya kak"ucap ku mulai menangis seperti biasa aku bercerita penderitaan ku tapi aku tidak menyebut kan baji**** Danur itu aku hanya mengatakan keluh kesah itu yg membuat ku tenang

"Alinda jahat terus nanti jika macan tutul menangis gimana kan kasihan"ucapnya menarik telinga ku aku tertawa kecil mendengar nya menyebutkan Daren macan tutul sepertinya Ananda bicara hal tidak tidak tentang Daren

"Tapi kak macan tutul itu suami aku tapi di satu sisi aku ngak bisa apa apa aku pengecut dan hina hamil bersama pria lain"ucap ku tertawa pahit

"Minta maaf aja sama macan tutul dia akan maafin kamu"ucap nya menunduk aku terdiam sesaat

"Kak aku mau tidur bersama kakak malam ini boleh ya"ucap ku setelah menikah aku jarang sekali tidur bersama kak Amanda kami sering tidur bersama

"Benar kah"ucap nya antusias

"Karna masih lama malam kita buat cerita yuk kak"ajak ku kak Amanda beranjak semangat dia membuka kasur mengambil buku dan pena aku mulai menulis dan dia mulai menggambar aku sangat senang saat bersama kak Amanda

Bunuh diri

Ananda tengah beristirahat dengan tenang dia capek seharian bekerja lalu telpon nya berbunyi memaksa nya membuka mata kembali dengan malas dia mengangkat telpon nya

"Ya tante Fera"ucap Ananda malas

"Hilang bagaimana tan kak Alin udah besar"ucap Anan

"Baik lah baik lah"ucap nya malas lalu mencuci wajah segera pergi menuju rumah mertua kakak nya tidak butuh waktu lama dia sampai turun mobil

"Hei kamu sebagai suami gimana sih menjaga kakak ku aja ngak bisa"omel Ananda pada Daren

"Hei bocah sotoi jangan salah kan aku ya mana aku tau Alinda ngak pulang bukan nya dia bekerja bersama mu harus nya aku yg nanya dia di mana"kesal Daren

"Stop jangan bertengkar"ucap mami Fera mererai

"Jadi gimana dia bisa hilang"ucap Ananda malas

"Tadi pagi Alinda izin keluar tapi belum juga kembali sampai sekarang kami udah cari kemana mana tapi tetap tidak ada"ucap mami Fera

"Hei macan tutul apa kalian bertengkar"ucap Ananda pada Daren

"Cewek aneh aku ini bukan penyiksa istri ya lagian palingan kamu yg selalu bertengkar pada nya"ucap Daren sinis

"Di telpon"tanya Ananda

"Udah tapi ngak bisa di hubungi"ucap mami Fera

"Tante tunggu sebentar aku pergi cari di suatu tempat "ucap Ananda

"Aku ikut"ucap Daren

"Jika ngak ada muka silahkan"ucap Ananda santai

"Kamu"kesal Daren tapi Ananda sudah berlalu pergi dia yakin Alinda ada di tempat Amanda berada setelah 30 menit dia sampai di sambut penjaga segera Ananda pergi menuju kamar kakak nya

"Untung aku punya kunci candangan"ucap Ananda membuka pintu kamar dia sudah menyiapkan segala hal terlihat Alinda menatap Amanda sendu tangannya terus mengusap wajah Amanda lembut rasanya Ananda akan menampar kakak nya orang panik dia malah enak di sini

"Kak"ucap Ananda tertahan

"Aku sayang pada kakak"ucap Alinda pelan mengecup kening Amanda

"Ayo pulang macan tutul cariin kakak"ucap Ananda pelan takut membangun kan Amanda

"Iya Nan"ucap Alinda tersenyum

"Kak aku pamit pergi ya kakak selalu ada di hati ku aku sangat menyayangi kakak "ucap Alinda mengecup dengan lama kening Amanda turun ke pipi air mata nya menetes di kecup ya lagi tangan Amanda lalu pergi

"Kakak kenapa sih kekanakan tau ngak "kesal Ananda

"Udah ayo"ucap Alinda menarik tangan Ananda untuk pulang mereka segera pergi

"Ananda maafin kakak jika belum jadi kakak yg baik"ucap Alinda pelan

"Jangan ngebacod deh kak"ucap Ananda malas

"Kakak bangga mempunyai kamu sama kak Amanda"ucap Alinda tersenyum mengusap kepala Ananda

###

"Alinda kamu dari mana aja sih"ucap Daren cemas

"Maaf ponselku lowbet aku di perpustakaan dan ketiduran"cengir Alinda

"Kamu buat aku cemas"ucap Daren lagi

"Yg penting Alinda kembali terimakasih ya Ananda"ucap mami Fera dan Ananda berlalu karna dia benar capek dan butuh istirahat

"Daren maafin aku ya"ucap Alinda memeluk pinggang Daren

"Iya lain kali kamu izin kamu tau kan aku sangat sibuk ngak bisa jaga kamu jadi jika mau kemana mana izin biar aku ngak cemas"ucap Daren mengecup puncak kepala Alinda

"Siap bos"ucap Alinda terkekeh mereka segera masuk kamar dan istirahat

🌞🌞🌞

Tidak biasanya Alinda bangun telat bahkan Daren sudah bersiap ke kantor mereka tengah sarapan pagi keluarga mereka sarapan dengan damai

Tap tap tap

"Alinda ayo sarapan"ajak mami Fera,Alinda tersenyum sangat aneh

"Aku lelah mi"ucap nya menunduk semua berhenti makan dan menatap nya

"Maksud kamu"ucap Daren heran

Sret

"Alinda"teriak semua

Alinda menyayat tangannya dia terjatuh lemas lalu dengan gerakan cepat dia menusuk perut nya sampai dia sendiri terkulai tidak berdaya

"Apa yg kamu lakukan"ucap Daren panik ingin mengendong Alinda

"Tidak Daren dengar kan aku sebentar"ucap nya terbatuk

"Tidak Alin kamu harus di bawa ke rumah sakit"ucap mami Fera panik Alinda tertawa lalu menangis

"Aku lelah hidup seperti ini apa kamu tau Daren aku hamil anak orang lain"ucap Alinda menangis menyerah kan tespek

"Aku yakin kamu bisa memberi aku keadilan Daren"lirih Alinda pada Daren yg syok bukan main

"Mami"ucap Alinda mengulur kan tangan nya

"Meski aku hina aku senang bila mati karna semua akan selesai tapi tolong mi "ucap Alinda mulai terbata

"Beri kami keadilan se....selamat kan kakak ku j...j..jaga dia karna aku sangat menyayangi nya sampaikan aku meninggalkan nya bukan ngak suka pada nya tapi aku lelah sampai kan jika aku sangat menyayangi nya"ucap Alinda menghembuskan nafas terakhir

"Alinda"ucap mami Fera memeriksa Alinda

"Pengkhianatan"ucap Daren tajam lalu Daren pergi memeriksa ponsel Alinda dan ada pesan yg mana seseorang tengah menunggu Alinda untuk melayaninya Daren berteriak frustasi

Pemakaman Alinda berlangsung lancar meski semua nampak sedih kehilangan sosok itu nyonya Andalas nampak terpukul begitu pun tuan Andalas

3 hari kepergian Alinda memberi luka yg mendalam untuk keluarga apa lagi keluarga Damusa mereka merasa terhina atas pengkhianatan Alinda hamil bersama pria lain tapi mereka tidak mempunya pilihan lain selain berunding kembali mereka melakukan pertemuan besar

"Apa semua benar"ucap mama Anggun selaku nyonya Andalas

"Benar"ucap mami Fera

"Kita harus terus kan hubungan ini tidak bisa putus sampai di sini"ucap tuan Damusa

"Ya benar masih ada Ananda"ucap tuan Andalas

"Maksud papa"ucap Ananda

"Kamu yg akan gantikan Alinda sebagai istri Daren"ucap tuan Damusa,Daren ikut saja itu karna tradisi keluarga dan syarat menjadi pewaris tunggal

"Tidak"bantah Ananda

"Ananda"bentak mama nya

"Cukup ma aku punya pendirian sendiri aku hanya ingin menikah dengan pria yg aku cintai dan satu lagi aku bukan kak Alinda yg nurut sama mama dan papa"tegas Ananda dia sudah muak dengan keadaan

"Tradisi keluarga harus di jalan kan"ucap tuan Andalas

"Ya Ananda kamu turuti saja kemauan kita"ucap mama Anggun

"Oke jika kalian mau jalan keluar aku muak dengan semua dan juga aku ngak punya pilihan lain kak Alin pergi aku tidak bisa sendiri"ucap Ananda

"Beri aku waktu sebentar"ucap Ananda lalu melangkah pergi.

."Mau kemana Anan"ucap mama nya

"Cari jalan keluar ma kalian tunggu"ucap Ananda berlalu

"Maafkan aku kak Alinda tapi ini jalan yg terbaik aku ngak bisa sendiri"gumam Ananda

"Apa Ananda bisa di percaya"ucap tuan Damusa

"Kita tunggu aja apa yg akan di lakukan bocah itu"ucap Daren semua menunggu

2 jam berlalu

"Sudah dua jam"ucap tuan Damusa

"Sabar pi tunggu aja Ananda"ucap mami Fera lalu mereka mendengar suara mobil cukup lama mereka mendengar derap langkah lalu mereka menatap Ananda yg berkeringat dengan seseorang mereka tidak bisa melihat wajah nya karna tertutup rambut dia di tuntun Ananda

"Huh bantu aku kak Alinda ini semua ulah mu"ucap Ananda menghembuskan nafasnya kasar dia memberikan isyarat untuk diam pada semua

"Anan kamu ngak lagi boong"ucap nya seperti orang idiot

"Ngak kak"ucap nya mereka penasaran siapa yg di bawa Ananda

"Kita udah sampai kak"ucap Ananda membuka penutup mata saat wanita itu membuka mata dia bisa melihat wajah orang di sela rambut nya yg menutupi wajah nya

"Aghh"teriak nya mundur sampai terjatuh

"Kak tenang dulu"ucap Ananda

"Ngak ngak hiks hiks Ananda jahat aku benci Ananda"teriak nya mendorong Ananda kuat

"Hiks hiks Alinda Ananda jahat aku benci dia"teriak nya menangis berlari tapi Ananda menarik nya

"Kak Amanda tenang dulu lihat aku kak di sini aku"ucap Ananda menangkup wajah Amanda betapa terkejut nya mereka melihat sosok itu hanya Daren merasa bingung

"Ngak suka"ucap nya memeluk lutut dan berlari

"Kak Aman tunggu"teriak Ananda

"Penjaga"teriak Ananda dengan cepat bodyguard mengepung Amanda membuat dia semakin ketakutan sampai gemetar

"Alinda hiks hiks Ananda jahat dia ngak sayang lagi sama aku"tangis Amanda memanggil Alinda

"Hah kak tenang aku bersama kakak tenang ya"ucap Ananda merengkuh tubuh Amanda lalu mengajak nya kembali tapi Amanda menyembunyikan wajahnya di bahu Ananda tangan nya memeluk lengan Ananda ketakutan

"Kenapa kamu membawa wanita itu kemari"ucap tuan Andalas

"Pa anak tetap lah anak"ucap Ananda

"Dia sudah mati bagi kami"ucap mama memalingkan wajah

"Tunggu jadi selama ini yg kalian bilang Amanda telah tiada itu bohong"ucap mami Fera

"Iya benar tan aku dan kak Alinda yg merawat kakak selama ini mereka membuang kak Amanda"ucap Ananda

"Pilihan ada di tangan kalian menikah kan kak Amanda atau tidak karna aku yg akan pergi membawa kak Amanda pergi jadi tidak ada penyatuan keluarga dan kalian kehilangan pewaris yg hanya aku penerus nya"ucap Ananda

"Beri kami waktu"ucap tuan Damusa berunding pada tuan Andalas

"Tunggu pi dia gila masak aku nikah sama orang gila"ucap Daren

"Jaga bicara mu macan tutul"kesal Ananda

"Di sini ada macan tutul"ucap Amanda antusias menatap Ananda

"Ya tentu kak macan tutul di sini itu dia"ucap Ananda menunjuk Daren membuat Daren kesal

"Macan tutul nya seram lihat lah"bisik Amanda semakin erat

"Hai"ucap mami berusaha mendekat kan diri karna dia teringat permintaan terakhir Alinda

"Ngak mau sama orang jahat "ucap Amanda menggeleng

"Mami bukan orang jahat kok panggil mami Fera"ucap mami Fera

"Mami Fera"ucap Amanda mendongak menatap mami lalu dia tersenyum

"Aku suka mami Fera"ucap Amanda mengaruk kepalanya

"Kenapa"ucap Ananda cemberut

"Alin bilang mami Fera sangat baik jadi aku harus sayang sama mami Fera sesuai yg Alin kata kan"ucap Amanda mengecup pipi mami Fera

"Ighh aku ngak pernah di cium"ucap Ananda kesal menghentak kan kaki nya

"Kaki nya semutan ya Anan"ucap Amanda membuat mami Fera tertawa geli

"Ngak cemburu lho kak masak kakak cium orang asing adik sendiri ngak"kesal Ananda

"Mami Fera bukan orang asing Anan dia itu emm apa ya"ucap Amanda berfikir mami Fera menyingkirkan rambut yg menutupi wajah Amanda hingga tampak wajah teduh nya

"Apa ya mer mer aku lupa"ucap Amanda

"Hah mertua itu berarti saudara"ucap Amanda

"Duh kakak siapa yg bilang"ucap Ananda

"Alinda "ucap Amanda

"Sepertinya kak Alinda menyembunyikan sesuatu"ucap Ananda berfikir

"Iya dia punya rahasia tapi aku ngak boleh bilang Alin bilang aku hanya boleh cerita sama macan tutul aja ngak boleh yg lain hihihi"ucap Amanda tertawa geli

"Anan aku mau pulang aku takut di sini"ujar Amanda menunduk

"Oke kita pulang tapi kakak harus ikuti kata kata aku ya"ucap Ananda

"Ananda lucu emang aku pernah ngak nuruti apa yg Ananda katakan"ucap Amanda cekikikan

"Sudah lah lupakan kita pulang tapi besok kisini lagi"ucap Ananda tapi Amanda menggeleng

"Ngak aku ngak maafin Ananda yg boong"ucap Amanda memeluk mami Fera yg menyimak pembicaraan mereka

"Lho kok kakak kayak gitu sih"ucap Ananda cemberut

"Soal nya Ananda boong jadi aku mau peluk mami Fera aja"ucap Amanda

"Alinda kenapa kamu mengambil kak Aman "geram Ananda mengerat kan gigi nya

"Anan kamu sakit gigi ya"ucap Amanda

"Bukan sakit gigi tapi sakit hati"kesal Ananda

"Sakit hati hah Ananda patah hati sama kayak Alinda dia sering sakit hati karna patah hati"ucap Amanda tertawa dan Ananda menahan kekesalan nya terutama Alinda memperkenalkan mami Fera membuat Amanda dekat dengan mami Fera dan Ananda jadi cemburu kasih sayang kakak nya terbagi tapi Ananda senang juga karna Amanda mau bicara pada orang lain selama ini Amanda hanya mau bicara pada Ananda dan Alinda dokter aja tidak bisa menangani nya bahkan menenang kan Amanda

Keputusan

"Jadi apa yg harus kita lakukan"ucap tuan Andalas,Amanda juga sudah di antar Ananda pulang dia harus melakukan sendiri berjuang demi kakak nya

"Tante Fera aku mohon terima lah kak Aman dan kalian harus selidiki bukan kak Aman yg membunuh kak Danur"ucap Ananda memohon

"Ananda kamu keterlaluan saat kejadian itu kamu aja ada di sana kamu lupa jika Amanda yg mendorong Danur dan kita kehilangan nya termasuk pewaris keluarga ini"ucap mama Anggun

"Mama yg lebih keterlaluan apa mama pernah peduli pada kami ma tidak mama hanya mementingkan pekerjaan mama apa mama tau sewaktu kami kecil kak Amanda yg selalu menjaga kami tapi nyata nya kalian membuang nya"kesal Ananda

"Saat mama dan papa menyiksa kak Aman sampai dia terganggu kalian membuang nya hanya satu ma kami bisa bernafas yaitu kak Aman tapi mama mengusir nya kami benci sama mama menghilangkan kak Amanda"teriak Ananda meluapkan kekesalannya

Plak

"Kamu semakin kurang ajar Anan"teriak mama nya menampar Ananda

"Haha aku sudah menduga ini"ucap Ananda tertawa

"Apa mama tau saat masih sekolah dulu saat aku bermain sama kak Alinda kami ngak sengaja merusak kan hasil karya kak Amanda yg dia bikin satu minggu dan apa mama tau bahkan dia tidak marah dan menampar kami dia hanya pasrah di sekor oleh guru karna tidak mengumpulkan tugas kak Aman tidak pernah sama sekali menyakiti kami tapi mama"ucap Ananda mengepal kan tangan

"Begini kita hanya menikah kan mereka jika Amanda sudah melahirkan penerus kita bisa membuang nya"ucap tuan Damusa

"Ngak bisa kayak gitu"bantah Ananda

"Kakak ku bukan lah suatu benda dan barang yg bisa di buang begitu saja "ucap nya tersulut emosi

"Hei Ananda kamu harus sadar kakak kamu itu gila"ucap Daren sinis

"Kakak ku ngak gila dia hanya trauma berat"ucap Ananda penuh penekanan

"Sebenarnya apa yg terjadi"ucap mami Fera bertanya

"Aku ngak tau tan aku lupa kejadian itu tapi kak Aman ngak gila dokter bilang kak Amanda trauma yg mendalam "ucap Ananda

"Begini keputusan kami yg ambil setelah Amanda melahirkan bayi cepat buang dia kami ngak mau lihat wajahnya"ucap tuan Andalas

"Pi aku ngak mau menikah dengan perempuan gila itu"ucap Daren berusaha membantah

"Daren kamu harus menikah dengan anak keluarga Andalas dan mendapatkan keturunan baru bisa menerima warisan keluarga kita kamu emang CEO perusahaan Damusa tapi tidak sepenuhnya menjadi milik mu"ucap tuan Damusa,Daren hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar apa dia harus menikah dengan wanita tidak waras sungguh ketidak keberuntungan berpihak pada nya

🌞🌞🌞

Mami Fera mengajak Ananda mempersiapkan Amanda untuk pernikahan apa lagi Ananda harus melakukan sesuatu supaya Amanda mau menurut dan acara pernikahan berjalan lancar.Ananda nampak gugup dan gelisah entah apa yg dia pikirkan

"Kalian mempersiapkan semua dengan baik"ucap mami Fera menelusuri lorong serba putih itu banyak pasein gangguan jiwa di sana tapi tempat Amanda khusus hanya satu ruangan.Saat masuk mami Fera bisa lihat Amanda menyenderkan kepalanya di dinding menekuk lutut rambutnya menutupi wajah cantiknya

"Kak"ucap Ananda mendekat tapi Amanda hanya diam

"Kak Aman"sentak Ananda tapi Amanda hanya menarik telinga Ananda

"Minta maaf dulu karna aku ngak maafin kamu udah boong kemarin"ucap Amanda dan Ananda hanya tertawa

"Maaf"ucap Ananda duduk di depan Amanda

"Tidak"ucap Amanda menggeleng

"Baik lah maafkan aku"ucap Ananda menarik telinga nya membuat Amanda menepuk kepala Ananda sayang

"Kak mau tinggal bersama mami Fera sama macan tutul"tanya Ananda

"Ngak ahh macan tutul serem tapi aku suka mami Fera"ucap Amanda

"Begini kak kita akan pindah di tempat mami Fera mau"ucap Ananda

"Mau tapi ngak mau ahh"ucap nya lagi

"Ayo lah kak mau ya"ucap Ananda

"Iya nanti mami temanan terus kamu nya"ucap mami Fera

"Baik la"ucap Amanda membuat Ananda kesal terhadap mami Fera

"Tata rambut kakak ku secantik mungkin"ucap Ananda pada tukang salon dia mengajak wanita itu

"Kak kita main salon salonan ya rambut kakak di gunting sama aku juga setelah kita main gambar"ucap Ananda

"Oke"ucap Amanda duduk dengan manis

"Kak maaf ya kak Alin ngak datang"ucap Ananda mengalih kan pikiran Amanda dari orang yg menata rambut Amanda yg di arahkan mami Fera

"Ngak apa Alin bilang dia akan pergi karna sangat menyayangi ku dia juga bilang jika aku rindu tinggal bayangi dia aja terus tidur pasti ketemu"ucap Amanda

"Benarkah kapan kak Alin bilang"ucap Ananda heran

"Beberapa hari lalu kami menghabis kan waktu dia bilang mau nginep dan juga sebelum aku tidur dia ada tapi saat bangun dia udah hilang dan ngak kesini lagi"cerita Amanda

"Benar sepertinya ada yg kak Alin sembunyi kan dia bunuh diri sudah dia rencana kan bahkan sebelum melakukan itu dia menghabiskan waktu bersama kak Amanda"batin Ananda menebak apa yg tengah terjadi

Setelah beberapa menit penata rambut itu selesai mami Fera terdiam menatap Amanda dia sangat cantik dan manis tapi mami Fera kasihan pada Amanda

"Mami janji akan membantu kamu"ucap mami Fera

"Waw kakak cantik banget"ucap Ananda takjub

"Tapi sudah lah ayo kak ikut aku"ajak Ananda

"Anan aku aku ngak mau "ucap Amanda menolak

"Aduh kak Aman ayo mau dong gini ya kak jika kakak tinggal bersama mami kakak harus menikah sama macan tutul"ucap Ananda melabuhi Amanda

"Iya sayang jika ingin jadi anak mami nikah ya sama Daren"ucap mami tersenyum

"Da....Daren ngak ngak aku ngak mau pasti Daren itu sama kayak Danur ngak aku ngak mau pergi pergi"teriak Amanda ketakutan dia berlari ke bawah kasur untuk bersembunyi

"Kak"ucap Ananda dia sudah menduga itu jika kakak nya seperti itu

"Aku ngak mau hiks hiks Ananda jahat hiks hiks Daren sama jahat dengan Danur hiks hiks"Amanda menangis terisak

"Maafkan aku ya kak kita kan bermain pernikahan sama macan tutul bukan Daren"ucap Ananda

"Boong"teriak Amanda

"Benar kan mi kak Amanda nikah sama macan tutul bukan Daren"ucap Ananda mengedip kan mata pada mami Fera

"Iya benar apa yg Ananda katakan setelah sampai rumah kamu boleh melakukan semuanya"ucap mami Fera

"Benar ya"ucap Amanda menghapus air mata nya

"Iya jika kakak sayang aku sama mami Fera kakak harus nikah sama macan tutul"ucap Ananda mengecup pipi kakak nya

"Baik lah aku mau"ucap nya pelan

Pernikahan di langsung kan secara diam diam hanya pihak keluarga apa lagi dengan keadaan Amanda seperti itu mereka malu akan hal itu

"Aku ngak nyangka udah nikah sama Alinda sekarang akan menikah dengan kakak nya "gumam Daren ada raut kesal di wajah nya apa lagi Alinda hamil bersama pria lain sekarang dia terjebak menikah dengan wanita tidak waras

"Kak Aman"panggil Ananda di dalam kamar tapi kosong

"Kak Aman di mana"teriak Ananda lagi lalu dia membuka lemari ternyata benar Amanda bersembunyi

"Anan aku ngak mau aku takut bertemu mereka aku ngak mau Anan aku mau di sini aja"ucap Amanda terisak

"Aduh aku lupa jika kak Aman takut dengan orang aku harus bagaimana ini"ucap Ananda berfikir keras bagaimana dia bisa membawa kakak nya di pelaminan

"Mi kenapa Ananda lama"tanya tuan Damusa

"Tenang pi mungkin Ananda lagi ngebujuk Amanda"ucap mami Fera

"Lagian seharus nya Ananda yg menikah dengan Daren kenapa malah anak pembawa sial itu"ucap mama Anggun

"Aku ingat saat bicara pada Alin dari pada menikah dengan Ananda lebih baik aku nikah sama orang gila dan itu terwujud ya ampun aku jadi frustasi "batin Daren

"Silahkan duduk kak"ucap Ananda mendudukkan Amanda di samping Daren

"Anan kamu bohong aku merasakan sesuatu"ucap Amanda ketakutan karna mata nya di tutup oleh Ananda

"Kak sekarang kakak akan menikah dengan macan tutul pokus ya"ucap Ananda mengecup kepala kakak nya

"Oke"ucap Amanda menyemangati diri nya lalu duduk dengan manis Ananda menjelaskan melalui tulisan jangan sampai ada keributan proses pernikahan berlangsung Ananda menyiap kan dengan sempurna sampai pernikahan Daren dan Amanda berjalan lancar

"Daren kamu udah sah jadi suaminya cepat buat dia hamil setelah itu dia bisa pergi karna kami tidak sudih menatap wajah nya"ucap tuan Andalas

"Maaf pa aku pernah menjadi suami Alinda meski dia mengkhianati ku aku butuh penjelasan termasuk suami kakak nya"ucap Daren penasaran

"10 tahun lalu ada sebuah kejadian Amanda mendorong kakak nya Danur sebagai pewaris tunggal kami kecewa pada nya dia kejam membunuh kakak kandung sendiri dan kami mengusir menganggap nya sudah mati"ucap tuan Andalas

"Terus kenapa dia bisa jadi begitu"ucap tuan Damusa

"Kami tidak tau"ucap tuan Andalas

"Apa dia pura pura aja ya"gumam Daren berlalu keluar mereka pulang tapi berbeda Amanda di antar oleh Ananda

"Pi apa sih wanita tidak waras benar gila aku pikir dia berpura pura aja untuk tidak bertanggung jawab pada perbuatannya jika benar dia yg mendorong kakak nya"ucap Daren curiga

"Papi ngak tau"ucap tuan Damusa santai

"Waktu 10 tahun itu tidak lah sebentar Daren mami yakin dia benaran gila "ucap mami Fera

"Bisa aja mi ini akal akalan nya mami lihat Alinda penuh tanda tanya dan Ananda lihat kelakuan nya apa perlu kita bilang sih tidak waras itu berbeda"ucap Daren

"Terus apa beda nya dengan kita yg hanya ingin harta warisan aja"ucap mami Fera membuat Daren terdiam memang benar dari dia menikahi Alinda hanya untuk kekuasaan begitu pun sekarang apa dia tidak menjijikan seperti Alinda itu semua itu juga salah nya yg tidak memperhatikan istrinya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!