Tepat hari ini adalah hari ke 8 bulan dimana Luna dan Alfian menikah dan hidup bersama.
Waktu sudah menunjukkan pukul Delapan malam, biasanya Alfian selalu pulang tepat waktu pada hari biasa, kecuali jika ia memberitahu istrinya kalau akan ada waktu lembur hari ini.
Tapi Alfian tidak berbicara apapun tadi pagi, ini membuatnya menunggu dan terus menantikan kepulangan suaminya dari kantor.
Tak ada bosanya Luna menunggu kepulangan suaminya yang hampir pukul sembilan malam ini.
Ia juga selalu menyiapkan makan malam yang lezat dan nikmat untuk suami tercinta dari tangan dan buatannya sendiri.
Kehidupannya memang cukup,atau bisa di bilang kehidupanya itu tercukupi.
Ia memang memiliki suami yang berkerja di sebuah kantor besar di bagian Manager kantor.
Selain tingkatannya yang lumayan,ia juga termasuk salah seorang pekerja yang di banggakan di kantor ini.
Sebagai seorang istri yang baik Luna juga mempunyai usaha kecil-kecillan di rumah untuk menambah perekonomiannya.
Ia berjualan makanan Online ataupun cemilan lezat seperti stik keju dan makanan enak lainnya.
Atau bahkan ia berjualan sesuai pesanan para pelanggan yang meminta menu itu sendiri.
Walaupun sehari-harinya ia selalu di tinggal suaminya ke kantor namun ia tak pernah merasa kesepian saat di rumah, karena di rumahnya terdapat satu pelayan yang selalu membantu dan menemaninya saat melakukan pekerjaan rumah.
Tak lama setelah itu, saat Luna dan pelayanya sedang membereskan ruangan tengah,suami yang di tunggu-tunggu pun sampai juga di halaman depan rumahnya.
Klakson mobil berbunyi dua kali, pertanda agar cepat di bukankan pintu gerbang untuk masuk ke halaman rumahnya.
Pelayan pun langsung berlari dan bergegas untuk membukakan pintu gerbang dengan segera.
"Dimana istriku..?"
"Ia sedang membereskan ruangan kerja Anda pak.."
Terlihat wajah diam dan murungnya memikirkan sesuatu, sepertinya ia sedang kecapean ataukah ada hal yang benar-benar ia pikirkan kita tidak tahu.
Setelah bertanya satu kalimat dan mendengar jawabannya,ia langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruangan tanpa bertanya lagi.
"Luna..."Panggilannya agak sedikit datar dengan raut wajah yang sama-sama datar itu.
"Iyah..."Jawab Luna manis juga sambil tersenyum mendekat ke arah suaminya.
"Ada apa?, kenapa kau menatapku seperti itu?,apa ada sesuatu di rambutku sayang...?"
"Tidak, sini... duduklah!"menepuk sofa yang ada di sebelahnya untuk menyuruh istrinya agar segera duduk.
"Dengarkan baik-baik sayang..,aku naik jabatan di kantor"
"Wah, benarkah?.., syukurlah kalau begitu sayang,kau benar-benar naik jabatan..."
Merasa senang Luna mendengar kabar baik ini, terlebih ia juga memiliki kabar baik yang belum ia beritahu kepada suaminya yang ada di sampingnya ini.
Tapi melihat raut wajah suaminya yang begitu datar membuatnya berhenti tersenyum dan kembali terdiam.
"Tapi kenapa kau terdiam sayang?,apa kau tidak senang, bukankah seharusnya kau gembira..?"
Langsung menatap istrinya lekat yang sedang bertanya itu.
"Apa kau senang..?"Malah bertanya balik, membuat istrinya menyengkrut keningnya merasa bingung.
Yah aku sangat senang sayang,
karena hari ini aku juga mempunyai kabar baik untukmu, kabar yang selalu di nantikan kita berdua selama ini..,
"Entahlah..,jika kau senang maka aku juga akan merasa senang"Memegang kedua tangan suaminya dengan lembut sambil tersenyum kecil.
"Aku memang naik Jabatan, tapi..aku juga akan menikah lagi.."
"Deg.."Terasa seperti sambaran petir yang tiba-tiba saja menyambar begitu dalam sampai menusuk hati Luna.
"Apa..?"melepaskan tangan suaminya itu, kemudian ia mengundurkan dirinya sejengkal dan menatap suaminya dengan penuh tanda tanya.
"Iya,aku akan menikah lagi...,dan aku juga menjamin hidupmu akan lebih enak dari ini jika kau menyetujui aku agar menikah lagi.."
"Apa yang kau katakan mas?,ini semua bohong kan?,kau hanya bercanda kan?"
Merasa tidak percaya dengan semua ini. Seumur hidupnya selama ia hidup dan bersanding dengan suaminya ini,
Ia begitu sayang dan perhatian, bahkan dua hari yang lalu Luna dan Alfian merayakan hari lahir mereka secara berbarengan karena hanya selisih dua hari.
Namun pada hari ini badai benar-benar melanda dan membuatnya tidak bisa berdiri tegak.
"Tidak Luna,aku benar-benar akan menikah lagi, jika aku menikah lagi hidupmu akan lebih enak dari yang sekarang ini,kau juga tidak akan lagi kepanasan masak di dapur,kau juga bisa berbelanja sesuka hati mu nantinya.."
"Cukup!,apa maksud perkataan mu mas?,kau sudah gila?,aku tidak bisa menerimamu jika kau akan menikah lagi..!,dan aku juga tidak menginginkan kehidupan enak seperti itu,aku tidak ingin...."
"Keputusanku sudah bulat,aku sudah menerima pangkat dan jabatan ini untuk memimpin perusahaan,dan atas keputusan ini aku harus menikah dengan Nona muda Putri tunggal pemilik perusahaan ini"
"Kalau begitu jangan terima jabatan ini!, lebih baik aku hidup seperti ini dan terus-terusan memasak di dapur, dari pada aku harus melihatmu menikah dengan wanita lain,kau tidak mempunyai hati mas?, dimana rasa cinta dan janjimu sekarang?.."
Dengan teganya dia akan menikah lagi, padahal aku akan memberinya kabar baik tentang kehamilanku, tapi apa..
dia akan menikah lagi,dan lebih memilih jabatan dan harta,dari pada diriku..
Mulai berderaian air mata Luna,ia sudah berusaha untuk menahannya,tapi derai air mata jatuh begitu saja di pipinya.
Hati ini sudah tidak menerima, hati ini juga sungguh kecewa, bagaimana dengan mudahnya Alfian bilang akan menikah lagi tanpa memikirkan perasaan istrinya saat ini.
"Manjadi pemimpin perusahaan adalah impianku Luna,kau hanya cukup menerima ini saja, aku juga tidak akan menceraikan mu nantinya.."
"Cukup... cukup!,kau tidak beneran kan?,kau berbohong kan?,apa yang kau katakan mas Alfian?.."Berteriak kesal,Luna benar-benar tidak percaya ini.
"Jika kau tidak mendengar perkataanku ya sudah..."beranjak berdiri dari duduknya,ia bahkan terus berjalan untuk pergi meninggalkan ruangan ini.
"Kau jahat?, kenapa kau tiba-tiba seperti ini mas?,kau tahu..aku sedang hamil sekarang,tapi kenapa dengan teganya kau bilang akan menikah lagi,kau lebih memilih harta dari pada diriku?"
"Apa?,kau sedang hamil...?,Luna kau sedang hamil?"
Semula ia memang berjalan terus untuk meninggalkan ruangan ini, namun setelah mendengar perkataan istrinya ini ia terhenti dan menatap istrinya yang sedang menangis itu.
"Pikirkan baik-baik permintaanmu ini?,aku kecewa, dimana ikrar janji pernikahan yang kau ucapkan kepadaku mas?,kau benar-benar jahat.."
Luna sudah terlanjur sakit hati dan merasa begitu terluka.
Ia juga tidak ingin berbicara lagi dengan suaminya, Lalu ia yang pergi meninggalkan ruangan ini untuk menuju ke kamar tamu saja.
Aku benar-benar tidak mengerti apa yang sedang merasuki mas Alfian, bagaimana bisa dia meminta akan menikah lagi
Apa dia benar-benar tidak memikirkan perasaan ku..
Apa karena dia itu Nona muda dan banyak harta?, tentu saja kau menerimanya..
dasar bajingan.., kenapa aku harus menikah denganmu saat ini..
"Hiks...hiks.."
Duduk di lantai dan hanya bisa bersabar di tepian ranjangnya,Luna merasa begitu sedih dan terluka saat ini.
Ia menangis tersedu-sedu di dalam kamar tamu.
Apa yang harus aku lakukan sekarang..,
kenapa semuanya membuat aku pusing,
Aku tidak mungkin juga menolak kesempatan ini,tapi Luna sedang hamil,aku juga tidak tega melihatnya menangis,tapi apa salahnya aku menikah lagi..,
bukankah menjadi pemimpin perusahaan adalah impianku, lagian Nona muda Putri juga sangatlah cantik..
Alfian adalah pemuda yang berwajah tampan dan gagah.
Sebelum ia menikah dengan Luna, ia memang Incaran para wanita yang ada di lingkungan kantor ini.
Baik wanita manapun itu, setiap kali wanita yang melihatnya pasti akan memujinya kalau ia itu sangat tampan.
Kemudian ia di pertemuan dengan Luna, gadis yang sangat cantik, anggun nan baik hati.
Kepribadiannya juga baik,ia termasuk gadis yang sederhana dan apa adanya,ia tidak suka dengan hal-hal yang berlebihan ataupun melebihi batasan saat berpenampilan.
Diantara semua wanita yang berlomba-lomba merebut hati Alfian dan yang dapat merebut hatinya adalah Luna , kecantikannya juga tidak tertandingi dengan wanita lainnya.
Membuat Alfian tidak pernah teringin untuk melirik wanita manapun lagi.
Tapi kali ini ia berbeda saingan,ia harus bersaing dengan Nona muda Putri pemilik perusahaan yang tentunya tak kalah cantik denganya itu.
Terlebih penampilan yang cantik,modis,dan elegan itu benar-benar membuatnya tidak bisa di bandingkan lagi.
Sebagai seorang anak pengusaha kaya raya berpenampilan seperti ini adalah prioritasnya juga.
Siapa si yang gak tertarik dengannya?,
Semua lelaki pasti tertarik dan ingin memilikinya.
Dari berbagai kalangan lelaki yang datang dan melamarnya ke rumah tidak ada yang membuatnya tertarik dan tidak ada yang dapat merebut hatinya sedikitpun.
Hanya ada satu lelaki yang sangat ia inginkan dan ia cintai yaitu karyawan kantornya yang sangat tampan itu bernama Alfian.
Ia memang tahu kalau Alfian yang di sukainya itu sudah beristri,tapi hal ini tidak dapat mengurangi rasa cintainya yang sudah terlanjur jatuh cinta kepadanya.
Segala apapun yang diinginkan Nona muda pasti akan ia dapatkan dan terpenuhi termasuk lelaki itu sekalipun.
Sepertinya Alfian sendiri juga tertarik dan memiliki rasa dengan Nona muda Putri pemilik perusahaan ini.
Ini tentunya adalah peluang dan nasib berlian yang sedang di milikinya.
Selain di sukai oleh Putri pemilik perusahaan, ia juga di beri pangkat dan jabatan yang begitu tinggi dan tentunya ini adalah orang nomor satu di kantornya.
Andai saja ia memiliki harta dan kaya raya sejak dulu pastinya ia sudah berani untuk mendekati nona muda Putri perusahaan.
Namun ia lebih insecure untuk ini semua, jadi ia memilih untuk biasa saja dan tidak mengharap lebih.
Kemudian ia bertemu dengan Luna yang tak kalah cantik dengan Nona muda Putri perusahaan itu.
Jadi setelah berapa bulan dan berhubungan dengan Luna,ia memutuskan untuk pergi ke jenjang pernikahan dan hidup bersamanya setiap waktu.
Namun siapa sangka Delapan bulan telah berlalu begitu cepat, dan di bulan ini ia akan naik pangkat dan akan menjadi pemimpin perusahaan.
Lebih beruntungnya lagi ia akan menikah dan dinikahkan dengan seorang putri perusahaan.
Selain itu yang melamar dirinya untuk menikah dengan putri perusahaan adalah Tuan Besar sendiri, pemilik perusahaan ini.
Dimana ada pada suatu pertemuan antara dirinya dan Tuan besar yang tiba-tiba mengundang dan membuatnya bertemu di pertemuan ini.
"Sebagai menager kau telah berusaha keras dan menjadi karyawan yang paling terbaik di kantor ini,aku selalu memantau cara kerja dan kehebatan mu dalam memimpin staf dan karyawan kantor,aku salut dan bangga kepadamu.., untuk itu aku ingin kau yang memimpin dan memegang perusahanku agar lebih maju kedepannya"
"Apa Tuan?, memimpin perusahaan?,saya..?"
Masih terbengong,ia belum percaya akan semua ini.
"Iya,aku ingin kau yang memimpin perusahaan,tapi dengan satu syarat, kau harus menikah dengan putriku dan jadikan ia pendamping hidupmu.."
"Tapi pak, maaf..., saya ini sudah beristri.."
"Keputusan ada di tanganmu,kau yakin akan menyia-nyiakan ini?, memang apa kurangnya putriku dengan istrimu..?"
Tentu saja tidak ada,tapi apa yang harus aku lakukan sekarang..,
"Jika kau sudah beristri itu juga bukan penghalang bagiku,kau hanya cukup berbicara dengan istrimu untuk menerimanya untuk dimadu..,dan ingat.., aku tidak pernah menyuruh mu untuk bercerai,aku hanya menyuruhmu untuk menikahi putriku, sudah, hanya itu saja.."
Begitulah pertemuan mereka dua hari yang lalu, tentang ini Tuan besar juga memberinya waktu untuk berpikir tentang tawaran ini.
*****
"Kau tetap akan menikah lagi?.."
"Luna sayang..dengarkan,aku akan tetap mencintaimu sepenuhnya, tidak sedikitpun rasa cintaku berkurang untukmu, aku juga tidak akan membedakan antara kau dengan Nona nantinya.."
"Aku tidak bisa seperti ini,jika kau tidak ingin denganku lagi maka ceraikan aku,aku benar-benar tidak bisa melihatmu bersanding dengan wanita lain di depanku nantinya..."
"Kau tidak bisa hidup sendiri?, kau harus tetap bersamaku,anak kita pasti butuh kehadiran ku nantinya...!"Berusaha membelai rambut istrinya dengan lembut yang terdiam itu.
Kau pikir aku ini adalah wanita manja?,
kenapa kau tega kepadaku..
kenapa mas.. kenapa..
"Jangan lakukan hal ini aku mohon!,aku tidak ingin kau menikah lagi, demi diriku,aku mohon aku tidak ingin dimadu.."membujuk suaminya agar segera di bukankan pintu hati dan pikirannya.
"Luna sayang.., dengarkan aku..,ini semua demi kebaikan kita juga,kau akan hidup enak dan nyaman nantinya, percayalah.."
Dengan mudahnya Alfian malah membujuk istrinya kembali.
Luna hanya membisu mendengar perkataan suaminya sambil mengepalkan tangannya,ia hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak mengerti apa yang ada di pikiran suaminya ini.
"Aku akan bersikap sama dan adil kepada kalian berdua nantinya,dan kasih sayangku juga sepenuhnya akan aku berikan untuk anak kita"
*****
Hari ini adalah hari pernikahan sekaligus resepsi pernikahan yang di adakan di sebuah gedung besar.
Pesta yang begitu meriah dan di rayakan besar-besaran.
Selain putri tunggal dan anak kesayangan keluarga ini,Nona muda Putri adalah segalanya bagi keluarganya.
Segala permintaannya akan selalu di penuhi oleh kedua orangtuanya itu, tentu saja dari segi manapun ia adalah anak yang selalu di manjakan oleh keluarganya.
Kenyataan yang begitu pahit di depan mata yang harus di rasakan oleh seorang perempuan cantik bernama Luna yang di saksikan oleh mata kepalanya sendiri.
Melihat suami tercintanya yang sedang melaksanakan ijab kabul bersama wanita lain, hati ini begitu tertusuk dan rasa sakit yang ia rasakan yang begitu mendalam.
Hanya ada sayup-sayup kebahagiaan para tamu undangan yang sedang mengeluarkan gelak tawa bahagia mereka.
Terlihat juga Wajah Nona muda Putri yang tampak bahagia mendapatkan lelaki yang di inginkan-nya selama ini.
Apa kau sangat bahagia?,kau berhak bahagia..tapi kenapa harus suamiku yang kau ambil dan rebut...
Menggenggam tangannya sendiri begitu erat, hati ini benar-benar terasa sakit rasanya.
Derai air mata tentu saja mengalir begitu saja tak terima dengan kenyataan ini, namun apa dayanya,ia tidak mempunyai kekuatan untuk melarangnya ataupun menghentikan pernikahan ini.
Aku tidak bisa melihat mereka seperti ini, mungkin aku hanya akan sanggup sampai aku melahirkan anakku nanti..
Kau benar-benar tidak memikirkan perasaan mas,
kau benar-benar di buta kan karena jabatan dan harta yang akan kau dapatkan saat ini,
sungguh tega,aku kecewa..aku sangat kecewa kepadamu..,
Tak ada rasa sakit yang lebih sakit saat di rasakan oleh seorang wanita kecuali batinnya, ketika batin ini terluka di situlah wanita akan merasa lemah dan tak berdaya.
"Kau tidak papa?"
Seorang lelaki yang sudah berdiri di samping Luna sambil memberikan sapu tangan miliknya itu.
Ia hanya terdiam sambil menatap lelaki yang tak di kenal dan yang sedang bertanya itu.
Hal ini membuat lelaki itu tersenyum manis dan segera duduk di sebuah bangku tamu yang ada di sebelahnya.
"Jangan menangis,tak baik seorang perempuan menangis di acara bahagia seperti ini,ini .. juga akan menghalangi kecantikan mu"
Masih belum terseyum juga Luna mendengar perkataannya,ia juga tidak peduli siapa lelaki yang sedang berbicara ini, yang jelas perasaannya sedang tidak karuan sekarang.
"Ini ambilah..!, hapus air matamu dengan ini, nanti orang-orang mengira aku yang membuatmu menangis malah..."memaksa Luna agar menerimanya dan terus menyodorkan sapu tangannya itu.
"Terimakasih..,tapi aku tidak perlu.."Mengusap air matanya sendiri dengan kedua tangannya.
"Penampilan mu akan berantakan, percayalah.. pake ini saja"Terpaksa mengambil tangan Luna dan meletakkan sapu tangan itu di atas telapak tangannya.
"Kenapa kau melakukan ini?"menatap sapu tangan itu, sebenarnya ia enggan untuk memakainya.
"Aku hanya tidak suka melihat perempuan menangis.."
Kemudian dengan lembut Luna mengusapkan sapu tangannya itu ke pipinya,ada sedikit isak-kan tangis kecilnya yang di dengar oleh lelaki itu.
kenapa dengan perempuan ini, kenapa ia terlihat sedih sekali melihat pengantin itu?,apa ia terharu, ataukah ia itu pacarnya..
"Apa yang membuatmu menangis?"Tidak tega lelaki ini melihat Luna menangis.
Terlebih ia terlihat sendirian dan tidak ada yang menemaninya seperti keluarga atau teman-teman yang ia miliki.
"Tidak ada,aku hanya ingin menangis saja.."
Bohong sekali,ia bahkan terlihat sangat sedih sekarang,
Melihat kedua mempelai yang akan bersiap-siap dan berfoto romantis oleh fotografer itu membuatnya merasa begitu berat dan tidak ingin melihatnya.
"Terimakasih atas sapu tangannya,aku pasti akan mengembalikannya kepadamu nanti, permisi..."berdiri dari duduknya untuk pergi meninggalkan tempat.
"Kau mau kemana Nona..?"
Tak menjawab lelaki itu, tiba-tiba langkahnya terhenti dan berusaha untuk menatap sekitaran yang terasa buram dan semakin gelap secara tiba-tiba.
Lalu kemudian ia jatuh pingsan dan terlihat begitu lemas, untung saja lelaki ini dengan sigap menangkap dan menahan tubuhnya sebelum ia terbentur ke lantai.
Hey..dia ini kenapa?
"Ya ampun pucat sekali?,apa dia sedang saki?"
Tanpa pikir panjang lelaki ini merasa panik dan langsung menggendong Luna yang pingsan itu.
Ia berusaha menjauh dari kerumunan pesta
Sepertinya lelaki yang satu ini benar-benar berhati baik dan berhati mulia,ia terlihat tulus menolong wanita yang belum ia kenali kali ini.
Kemudian dengan segera ia membawanya ke rumah sakit terdekat di antar oleh seorang supir pribadinya.
Alfian sedikit melihat sekilas seseorang lelaki yang menggendong perempuan keluar dari ruangan acara pesta itu, namun ia tak menyadari yang di gendong lelaki itu adalah Luna istrinya.
Karena ia sendiri sedang sibuk merayakan acara resepsi pernikahan, jadi ia tidak menyadari hal ini.
"Bagaimana keadaanya Dok?,apa dia baik-baik saja?,tadi dia terlihat pucat sekali..?,aku berat-berat khawatir jadinya.."
"Tenang saja Pak, Istri anda baik-baik saja"
Istri dari mana,aku saja baru bertemu dengannya di pesta pernikahan tadi,
bagiamana dengan PD-nya kau bilang ia itu Istriku..
"Oh..iya untuk kandungannya juga sehat Pak, sepertinya ia hanya kecapean Pak,jadi jangan membuatnya stress atau banyak beban dan pikiran,ini akan menganggu ketenangan dan kandungannya...."
"Apa?..."Merasa kaget, saat mendengar perkataan sang dokter, bahwa perempuan cantik ini sedang hamil.
Manangis?,hamil..., sebenarnya ada apa dengan perempuan itu,
"Apa penjelasan saya kurang jelas pak?"
"Oh.. tidak-tidak,aku mengerti,aku pasti akan menjaga istriku dengan baik nantinya.."
Muncul berbagai pertanyaan yang mengintari keningnya ini,tapi hal ini tidak berlangsung lama, kemudian beberapa pesan masuk masuk ke dalam ponselnya dan hal ini membuatnya terhibur dan fokus ke arah ponsel.
aku dimana?
Bertanya sendiri di dalam hatinya setelah melihat ruangan yang terlihat begitu asing.
Kemudian matanya berkeliaran kesana kemari melihat sekitar lingkungan yang ada di sampingnya itu.
"Aku dimana..?"beranjak berdiri dari tidurnya dan terduduk penuh dengan kebingungan,hal ini membuat lelaki itu langsung tersadar dari layar ponselnya.
"Hey...kau sudah bangun?"mendekat ke arah Luna yang tampak bingung itu.
"Kau.."Langsung teringat lelaki itu yang berada di pesta tadi."kenapa aku ada disini?,apa yang aku dan kau lakukan disini?"
"Cih..,Perkenalkan aku Edwin...,kau lupa apa yang terjadi padamu tadi?"
"Aku Luna..."
Luna nama yang indah..,
Luna memang mengingatnya, tapi yang diinginkannya saat ini adalah pergi meninggalkan ruangan ini sekarang juga, bukan mengingat-ingat hal tadi.
"Baiklah, duduklah. , keadaanmu masih lemas,kau harus Istirahat.."
"Tidak mau,aku mau pulang saja.."menatap lelaki ini dengan sedikit rasa takut yang menyelimutinya, karena sejak tadi sikap lelaki ini begitu baik kepadanya,ini membuatnya tidak nyaman dan merasa aneh sendiri.
"Kau sedang hamil,kau harus Istirahat!,ini juga perintah Dokter...,hehe tenganlah!, kenapa kau menatapku seperti itu?,aku ini bukan orang jahat, duduklah..!."
Akhirnya Luna pun menurut dan duduk di tepian ranjang rumah sakit ini dan tepat berada di sampingnya yang terduduk juga.
"Kau sedang hamil begini?, dimana suamimu?, kenapa kau pergi ke pesta sendirian?, bahkan kau sampai pingsan kan..."
Mendengar perkataannya ini benar-benar membuat Luna menjadi berkaca-kaca lagi dan ingin sekali ia menangis kembali.
Ia benar-benar tidak bisa menahan air matanya,air mata ini mengalir begitu saja tanpa menunggu perintah darinya terlebih dahulu.
"Eh... kenapa kau menangis lagi?, apa kau masih sakit..?, maaf mungkin aku banyak pertanyaan..."Menjadi tidak enak sendiri jadinya melihat perempuan ini yang menangis kembali.
"Tidak,aku tidak sendirian di pesta, justru aku sedang bersama suamiku dan istri barunya yang ada di pesta tadi,ia sedang sibuk melaksanakan resepsinya,
Jadi... ia tidak mungkin mengurus dan menemaniku saat di pesta tadi, karena ini adalah pesta pernikahannya, jadi ia sibuk menikmatinya dengan istri barunya..."
"Hah?,apa...?, maksudmu dia itu suami mu?, yang menikah itu suami mu?"
Menganggukan kepalanya dengan lembut sambil mengusap air matanya kembali.
"Iya, dia itu suamiku.."
"Di saat kau sedang hamil begini?,dia menikah lagi hah?,eh... maaf, maksudku bagaimana bisa kau menyetujui hal ini...."kenapa Edwin yang jadi geregetan sendiri mendengarnya.
Wajar saja dia terlihat sangat sedih, bagaimana bisa dia sudah memiliki istri tapi menikah dengan wanita lain,
terlebih wanita yang ia nikahi bukanlah wanita biasa, melainkan Nona muda Putri pemilik perusahaan yang begitu besar di kota ini.
Pantas saja gadis ini terlihat sangat sedih,aku tahu sepertinya ia benar-benar tidak mau untuk di duakan..
"Tidak ada wanita yang ingin di duakan di dunia ini oleh pasangannya, aku bisa apa.., mungkin inilah jalan hidup dan tadir ku yang terbaik, mulai sekarang aku harus tinggal satu atap dengan suami dan madukku,aku harus belajar menerima semua ini, Pasti inilah yang terbaik untuk ku..."
Aku tidak tahu mau sampai kapan aku akan bertahan, mungkin setelah melahirkan nanti aku akan meminta cerai dengannya,
baru melihat keduanya sehari saja hatiku sudah sangat sakit sekali,
apalagi setiap hari nantinya,apa aku akan gila..
"Semoga tadir baik akan selalu menyertaimu..., percayalah"
Lelaki ini mencoba menenangkan Luna agar tidak bersedih terus menerus.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!