Nama ku Tasya umur ku 18 tahun kelas 12 di Salah satu SMA favorite di kota Y yang ada di pulau Jawa.
Aku anak tunggal yang hanya tinggal bersama dengan Ibu sedangkan Ayah ku sudah meninggal dunia di saat Aku berusia 10 tahun.
Aku Tasya menjalin hubungan dengan seorang Abdi Negara hubungan yang sudah terjalin selama 3 tahun. Dimana saat itu Aku baru lulus SMP dia mendapat tugas di Kota tempat Aku tinggal.
Letda Dika Anggara sosok Pria dewasa terpaut usia 10 tahun dengan ku saat ini, usia 28 tahun usia yang sangat matang.
Perkenalan pertama saat di suatu acara pernikahan sepupu aku yang seorang Tentara, disitulah pertama kita berkenalan dan menjalin hubungan hingga saat ini
******
Pintu gerbang sudah terbuka dimana waktu jam belajar telah usai, semua siswa siswi berhamburan keluar.
Dari seberang jalan duduk seorang Pria dengan seragam PDH nya duduk di atas motor dengan kacamata hitam, hingga para kaum hawa terpesona melihat ketampanan Letda Dika yang banyak mengetahui adalah pacar Tasya teman mereka.
" Assalamualaikum Mas." Sapa Tasya sembari mencium punggung Dika.
" Walaikumsalam kesayangan Mas." Balas Dika sembari mengusap kepala Tasya.
" Mas Tasya laper."
" Mau makan dimana, mas juga sama laper."
" Di saung yang biasa kita makan tuh mas, enak tahu makan disana."
" Boleh, yuk naik ingat rok kamu pendek tutupin nih sama jaket punya Mas."
Tasya tersenyum sembari menaiki motor milik Dika, dan menutupi rok nya agar tak terlihat paha Tasya kemana - mana saat menaiki motor.
Dika pun melajukan motor nya dengan kecepatan sedang dan Tasya melingkarkan kedua tangan nya di perut Dika, dan sesekali Dika mengusap tangan Tasya yang berada di atas perut nya.
****
Dika dan Tasya pun memilih menu makanan Ikan bakar bakar dan sayur asem dengan minuman es teh manis.
" Mas, Tasya setelah lulus SMA nggak lanjut kuliah karena nggak ada biaya." Ucap Tasya saat disela - sela makan nya.
" Kenapa nggak kuliah, lanjut lah sayang kamu kan juara kelas." Ucap Dika.
" Nggak mas, saya ingin kerja saja biar Ibu tidak jadi buruh cuci dan setrika. Kasihan Mas sudah sakit - sakit an terus, untuk beli obat saja kadang suka cari hutang kesana kemari."
" Loh kenapa nggak minta sama Mas sayang, kamu kan bisa minta sama Mas."
" Nggak Mas, Tasya kan bukan istri Mas masa minta uang sama mas Dika. "
" Sayang, mas serius sama kamu. Mau nggak setelah lulus kita nikah, Adek boleh kuliah setelah kita nikah."
" Serius Mas Dika Mau nikah sama Tasya?" Tanya Tasya dengan mata yang berbinar - binar.
" Serius sayang, kita menjalin hubungan sudah 3 tahun dan umur mas sudah matang untuk menikah nanti setelah lulus Mas kenalkan kamu ke keluarga Mas."
" Iihhhh.. jadi pengen cepet - cepet dilamar." Ucap Tasya dengan suara manjanya sembari bersandar di bahu Dika.
******
❤❤ My love ❤❤
Yank, lagi ngapain?
Me
Habis ngerjain tugas Mas.
❤❤ My love ❤❤
Mas boleh main nggak?
Me
Boleh mas, kapan Mau kesini?
❤❤ My love ❤❤
Mas ada di depan sayang 🥰🥰
Tasya langsung beranjak dari kursi nya, dan segera berdandan merapikan penampilan nya di depan cermin.
Tasya keluar dari kamarnya dengan berjalan cepat dan dilihatnya Ibu Wati sedang duduk di depan TV sembari menjahit baju.
" Mau ke mana? Tanya Ibu Wati.
" Ada Mas Dika di depan Bu."
Tasya pun segera menuju pintu rumah nya dan saat dia buka Dika sudah berdiri di depan pintu dengan style menggunakan celana jeans dengan kaos berlapis jaket kulit.
" Mas kok nggak kabari dulu kalau Mau kemari." Ucap Tasya sembari mencium punggung tangan tangan Dika.
" Kejutan, kita jalan yuk mumpung masih jam 8"
" Boleh ijin dulu sama Ibu. "
Dika pun menghampiri Ibu Wati yang sedang menjahit baju sembari menonton televisi.
" Bu." Sapa Dika sembari mencium punggung tangan Ibu Wati.
" Nak Dika, duduk Nak." Ucap Ibu Wati.
" Bu Dika ajak Tasya keluar boleh? "
" Boleh nak, jangan malam - malam pulang nya."
" Iya bu, kalau begitu Dika sama Tasya pamit." Dika dan Tasya pun berpamitan dengan mencium punggung tangan Ibu Wati.
" Hati - hati." Ucap Ibu Wati.
" Assalamualaikum." Ucap Dika dan Tasya.
" Walaikumsalam." Balas Ibu Wati.
*******
" Mas ngapain sih malam - malam begini ngajakin ke Laut." Tanya Tasya sembari cemberut menahan dingin angin Laut.
Dika yang tahu kekasih nya kedinginan memakaikan jaket nya ke tubuh Tasya dan memeluk nya dari belakang sedangkan kepala Tasya bersandar di dada Dika.
" Liat bulan yang penuh membulat itu." Tunjuk Dika pada bulan yang berderang indahnya.
" Mas ingin menikmati indahnya bulan purnama sama kamu sayang, indah bukan buat di lihat dengan suara deburan ombak."
" Indah Mas, tapi Tasya dingin." Ucap Tasya dengan suara manjanya.
" Begini masih dingin hem.. " Bisik Dika di telinga Tasya sembari memeluk erat tubuh Tasya.
Tasya tersenyum ke arah Dika, rambut yang menutupi wajahnya karena tertempa angin, tangan Dika merapikan nya dengan menyelipkan di telinga Tasya.
" Cantiknya Mas, sayang nya Mas selalu jadi lah yang pertama dan terakhir untuk mas bahkan raga ini hanya milik Mas, jangan pernah kamu memperlihatkan nya pada orang lain selain Mas yang akan menyentuh kamu suatu saat nanti."
" Mas, jangan tinggalin Tasya, tak ada Pria lain yang seperti Mas."
" Mas akan lamar kamu sayang, setelah bertemu dengan keluarga mas, kita akan segera menikah."
Dika mendekatkan bibir nya ke bibir Tasya, dengan menarik tengkuk leher Tasya bibir tipis berwarna pink Dika mencium nya dan ******* nya, Tasya pun membalas ciuman lembut Dika. Tangan Tasya pun dia kalung kan di kedua leher Dika.
Ciuman di bawah sinar bulan purnama dengan suara deburan ombak, membuat dua insan terbuai dengan suasana malam yang dingin.
***
" Mas makasih sudah ngajakin keluar." Ucap Tasya saat turun dari motor Dika.
" makasih juga sayang, sudah temani mas malam ini. "
" Mas." Tasya menoleh ke kanan dan ke kiri lalu memeluk tubuh kekar milik Dika.
" Kenapa nih, kesayangan Mas Dika jadi manja gini." Dika membalas pelukan Tasya yang semakin erat.
" Masih kangen, nggak mau berpisah sama Mas." Rengek Tasya dengan wajahnya menelusup di dada bidang Dika.
" Besok kan masih bisa Ketemu, setiap hari kan Mas jemput kamu."
" Kalau bisa kita nikah besok aja, biar selalu berdua an sama Mas Dika."
" Bagaimana nanti kamu Dek,kalau mas tugas jauh kamu nggak bakalan kuat."
Tasya mendongakkan wajah nya ke arah wajah Dika, kening mereka saling bersentuhan karena Dika pun menundukkan wajahnya.
" I love you."
" I love you too."
" Tasya Aku Mau nanya, rasanya pacaran sama Pak Tentara gimana, secara dia kan om - om." Tanya Kinan teman satu bangku Tasya.
" Rasanya nano - nano." Jawab Tasya sembari tersenyum.
" Ih serius tahu, apa kamu nggak merasa seperti jalan sama om - om gitu."
" Nggak biasa aja, lagian dia kan nggak kelihatan om - om banget. Nih Aku ceritain ya, pacar Aku itu dewasa, perhatian pokoknya nggak bisa di ungkapin dengan kata - kata."
" Hmmm... selama pacaran kalian pernah kan ehem.. ehem.. gitu? " Tanya Kinan sembari menaik turun kan alis nya.
" Ih.. apaaan itu ehem.. ehem.. " Jawab Tasya yang pura - pura polos.
" Ih.. masa sih nggak tahu, itu tuh maksudnya ciuman gitu."
" Kepo...!!! "
" Ih... Tasya beneran pernah kan...!! "
" Kepo...!!! "
****
" Mas kok tumben bawa mobil." Ucap Tasya saat Dika menjemput nya di depan gerbang sekolah.
" Iya mas mau sekalian jemput teman Mas yang satu letting sama Mas, dia juga satu kampung sama Mas juga." Ucap Dika sembari membuka kan pintu mobil.
" Mas Tasya ikut apa langsung di antar pulang?" Tanya Tasya saat sudah berada di dalam mobil.
" Mas antar pulang saja ya, nanti malam kan malam minggu kita keluar." Ucap Dika sembari membelai rambut panjang Tasya yang dihiasi dengan jepit kupu - kupu.
Dika pun melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang menuju arah pulang ke rumah Tasya. Di dalam mobil Tasya memutar musik dengan lagu favorite nya.
siganeul doedollimyeon
gieokdo jiwojilkka
haebol sudo eopsneun maldeureul
naebaetneun geol ara
neol himdeulge haessgo
nunmullo salge haessdeon
mianhan maeume geureon
hajiman nan marya
neoui bakkeseon sal su eopseo
naegen neo hanaro muldeun
siganmani heulleogal ppuniya
saranghaeyo. gomawoyo
ttatteushage nareul anajwo
i sarang ttaemae naneun sal su isseo
sarangeun geureongabwa
museun mareul haebwado
chaewojiji anheun geot gateun
maeumi deunabwa
nae yoksimirago
dasi saenggageul haebwado
geu maeum swipge sarajiji anha
aljanha nan marya
neoui bakkeseon sal su eopseo
naegen neo hanaro muldeun
siganmani heulleogal ppuniya
saranghaeyo gomawoyo
ttatteushage nareul anajwo
i sarang ttaemae naneun sal su isseo
doragado dasi gyeondil su isseulkka
neomu himdeuldeon sigandeul
heundeulliji anheun neoreul *** ttaemyeon
tteollineun nae ipsuri
dururu..dururu..
aljanha nan marya
neoui bakkeseon sal su eopseo
naegen neo hanaro muldeun
siganmani heulleogal ppuniya
saranghaeyo gomawoyo
ttatteushage nareul anajwo
i sarang ttaemae naneun sal su isseo
sarang ttaemae naneun sal su isseo
" Aduh lagu nya ngena banget sih." Ucap Dika sembari fokus menyetir.
" Emang tahu artinya, ini bahasa korea loh mas."
" Sayang, mas itu pernah latihan gabungan sama Tentara korea selatan, bahkan waktu satgas kongo kita disana bertemu dengan Tentara dari seluruh dunia, mas saling tukar belajar bahasa Negara masing - masing jadi mengerti artinya sayang sedikit dikit."
" Apa coba artinya?" Tantang Tasya.
" Kalau di jawab Mas di kasih imbalan apa?"
" Mas Mau nya apa? "
" Cium ini." Tunjuk Dika pada bibir nya.
" Yeee.. itu sih dasar Mas Dika yang pengen."
" Yaudah kalau nggak mau."
" Akh mending juga nggak mau tahu artinya."
" Sebuah Cinta yang sangat besar, seperti hubungan kita mas bahkan Adek pun tidak bisa hidup jauh, karena sangat begitu besar Cinta kita."
" Ih... Mas baper."
Dika memberhentikan mobil nya di Sisi jalan, dan melepaskan safe belt nya.
Cup
Cup
" Mas...!! "
" Turun sudah sampai." Ucap Dika dengan tersenyum.
" Ish... sampai nggak bilang - bilang." Gerutu Tasya sembari membuka safe belt nya.
" Nanti malam Mas jemput."
" Awas jangan ngaret."
" Siap komandan."
******
Dika menunggu di pintu keluar penumpang kereta api, saat sebuah kereta api berhenti Dika mencari sosok yang akan di jemput nya.
Saat satu persatu penumpang melewati pintu keluar Dika melihat sahabat nya dengan seragam loreng dan tas ransel di punggung nya sembari menarik koper.
" Bro..!! " Sapa Dika langsung bersalaman.
" Gimana perjalanan nya." Tanya Dika.
" Lumayan capek, Aku baru bisa tidur di kereta pulang Dinas beres - beres, perpisahan sama para Anggota langsung kemari."
Reza nama yang tertera di seragamnya, Letda Reza Herlambang satu letting dengan Dika. Mereka adalah Sahabat sejak kecil, yang sama - sama menempuh pendidikan Tentara.
" Kok bisa ya kita satu kesatuan." Ucap Dika.
" Kita jodoh Dik, dimana - mana ada Reza ada Dika, Aku juga nggak tahu kalau surat tugas nya itu bareng sama kamu." Ucap Reza.
*******
Dua sejoli duduk di hamparan rumput hijau sebuah alun - alun sembari menikmati musik akustik yang di mainkan oleh sekelompok pengamen jalanan.
Tangan Dika menggenggam tangan Tasya saat mereka sama - sama menikmati suara merdu dari pengamen jalanan.
" Dek, ujian kapan?" Tanya Dika.
" Minggu depan Mas." Jawab Tasya.
" Berarti 2 bulan an lagi kelulusan kalau ujian minggu depan."
" Iya mas, nggak kerasa mas sudah mau selesai sekolah nya."
" Jadi pengen cepat - cepat ngelamar kamu yank."
Dika memeluk pinggang Tasya sembari menikmati alunan musik akustik dengan lagu romantic .
***
" Baru pulang bro." Tanya Reza sembari bersandar di kepala tempat tidur memainkan game di ponselnya.
" Iya, kamu nggak ke mana - mana?" Tanya Dika balik tanya.
" Mau kemana sih Dik, Aku kan baru di sini." Jawab Reza.
" Terus ngapain saja tadi?"
" Ya ini mainan game, terus mau ngapain."
" Kirain punya kenalan cewek, berarti setelah putus sama Niar kamu belum pacaran lagi."
" Belum, saya masih pengen sendiri."
******
Tok.. Tok...
" Tasya ada tamu, kamu lihat siapa yang datang." Teriak Ibu Wati dari dalam kamarnya.
" Iya bu."
Tasya pun menuju ke arah pintu depan dan saat membuka pintu tampak seorang Pria membawa sebuah kantong kresek berisi makanan.
" mba Tasya." Tanya nya.
" Iya, ada apa ya mas."
" Ini ada kiriman dari Pak Dika."
Tasya menerima sebuah kiriman dari Dika berupa makanan ringan dan berat, dan kurir tersebut pun memberikan sebuah kotak kecil warna Putih pada Tasya.
" Mas ini dari dia lagi?"
" Iya mba, kalau begitu permisi."
" Iya makasih."
Tasya pun masuk dan membuka makanan yang di kirim oleh Dika, ada berupa cemilan dan makanan untuk sarapan pagi.
" Banyak banget dari siapa?" Tanya Ibu Wati.
" Dari Mas Dika bu." Jawab Tasya.
" Dika baik ya nak, semoga Dika calon imam kamu."
" Amin... sebenarnya bu, setelah lulus ada rencana Mas Dika ingin melamar Tasya."
" Alhamdulilah, Ibu ikut senang nak."
***
Di dalam kamar Tasya membuka kotak warna Putih sedang, Tasya membuka nya dan terbelak kaget saat melihat sebuah sandal bermerk yang di belikan oleh Dika.
Tasya pun lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Dika.
" Halo mas Assalamualaikum."
" Walaikumsalam sayang." Balas Dika dari seberang.
" Mas makasih kiriman nya sudah sampai."
" Iya sama - sama sayang, sandal nya gimana suka?"
" Suka mas tapi itu Mahal mas."
" Mahal buat calon istri sih nggak masalah, di pake ya."
" Iya mas makasih I love you."
" I love you too."
Tiiiinnnnnnnnn....
Braakkkk....
Arrgghhh....
" Astagfirullah" Reza turun dari motor nya dan segera menolong gadis yang dia tabrak saat menyebrang jalan sembari memegang ponselnya.
" Kamu nggak apa - apa? " Tanya Reza saat melihat gadis yang dia tabrak terluka di bagian siku tangan nya.
" Maaf, Aku yang Salah nggak lihat kanan kiri."
" Aku antar ke rumah sakit."
" Nggak usah, Aku sedang menunggu seseorang nanti dia juga jemput."
" Tapi kamu luka loh, Aku tanggung jawab dari pada nanti infeksi."
" Ya sudah."
Reza pun membawa nya ke rumah sakit, di perjalanan Reza melihat dari kaca spion nya terlihat gadis yang dia tabrak meringis kesakitan pada siku tangan nya.
" Nama kamu siapa? " Tanya Reza.
" Aku Tasya." Jawab Tasya sembari memegangi siku nya yang terluka.
***
" Mas ke rumah sakit sekarang." Ucap Tasya ke Dika lewat ponselnya.
" Siapa yang sakit." Tanya Dika panik.
" Tasya kecelakaan."
" Astagfirullah, yaudah tunggu mas ya kirim saja alamat rumah sakit mananya."
Tasya pun mengirim pesan kepada Dika , memberitahu alamat rumah sakit.
" Sudah di kabari keluarga kamu?" Tanya Reza.
" Sudah." Jawab Tasya Singkat.
" Tadi kamu ngapain main ponselnya sambil menyebrang, itu bahaya."
" Aku sedang chat pacarku , buat jemput Aku soalnya tadi habis belajar kelompok di rumah teman."
" Oh iya nama Kakak siapa?" Tanya Tasya.
" Reza." Jawab Reza.
" Kakak Tentara ya, soalnya kelihatan Dog Tag nya. " Tunjuk Tasya saat melihat Dog Tag yang Reza kalung kan.
" Iya, kok kamu tahu ini kalung milik Tentara."
" Pacar Aku Tentara Kak."
" Oh iya, hebat dong bisa pacaran sama seorang Tentara yang harus ekstra sabar jaga perasaan secara Tentara kan suka Tugas jauh."
" Insya Allah kalau kita saling percaya, hubungan ini baik - baik saja."
" Luar biasa dia, seandainya dulu pacarku seperti dia mungkin hubungan ku tidak akan kandas seperti ini. "
Beberapa menit Kemudian Dika datang langsung menghampiri Tasya yang sedang duduk di kursi tunggu pasien.
" Sayang apa nya yang sakit, mana liatin ke Mas..!! " Dika yang panik sehingga tak menyadari bahwa di samping nya adalah Reza sahabat nya.
" Dika."
Dika menoleh pada suara yang sangat dia kenal, dan kaget saat melihat yang duduk di samping Tasya adalah Reza.
" Kamu kok sama Tasya."'Ucap Dika merasa heran melihat Dika di samping Tasya.
" Ini Mas yang tabrak Tasya, tapi bukan kakak ini yang Salah tapi Tasya yang nggak lihat kanan kiri saat menyebrang jalan."
" Maaf Dik, kalau saya tabrak cewek kamu."
" Nggak apa - apa, yang penting pacar Aku baik - baik saja. Terima kasih sudah membawa Tasya ke rumah sakit.
*******
" Kamu pacaran sama Tasya sudah berapa lama? " Tanya Reza saat sudah berada di Mess.
" Tiga tahun, Insya Allah setelah lulus Aku ingin melamar dia, tapi sebelum acara lamaran Aku ingin bawa dia pulang menemui kedua orang tua saya."
" Nggak nyangka kamu rupanya suka sama anak kecil." Ucap Reza sambil tertawa.
" Nggak tahu, saat pertama kenalan sama Tasya Aku langsung jatuh Cinta pada nya, saat berada di samping nya Aku sangat nyaman dan entah rasa itu tidak pernah seperti apa yang pernah Aku alami dulu."
" Aku iri sama kamu Dik, Cinta ku tidak semanis Cintamu pada Tasya."
*******
" Ini sekolah pacar kamu? " Tanya Reza saat ikut menjemput Tasya.
" Iya, lusa dia sudah mulai ujian nasional."
Saat dua Pria berseragam loreng menunggu Tasya di depan mobil yang mereka bawa, Satu persatu siswa siswa berhamburan keluar. Terlihat Tasya melambaikan tangan nya pada Dika dan Reza.
" Assalamualaikum Mas." Sapa Tasya mencium punggung Dika dan lalu melempar senyum ke arah Reza.
" Kita makan siang bareng yuk, sekalian ajak Reza belum pernah kuliner di kota ini."
" Boleh, di tempat biasa kan?"
" Yes.. di tempat biasa, gimana Reza?"
" Aku ngikut saja."
Mereka bertiga pun menaiki mobil dimana Dika yang menyetir dan Tasya duduk di samping Dika, sedangkan Reza duduk di kursi belakang.
***
Mereka bertiga pun makan bersama di sebuah saung, Reza sangat lahap saat menemukan makanan yang selezat ini.
" Kak enak? " Tanya Tasya.
" Mantul." Jawab Reza sembari mengacungkan jempolnya.
" yank, Reza ini makanan nya juga sama kayak mas kesukaan Reza ya ke suka an Mas juga."
" Saking dekat nya ya mas? "
" Pacar kamu ini, tidak bisa berpisah denganku . Yang pertama daftar masuk Tentara itu ya Aku terus dia ngikut."
" Tapi cita - cita Aku memang dari dulu ingin masuk Tentara Reza, kamu yang ikut - ikut an."
" Yeee enak saja, duluan Aku tahu."
" Aku..!! "
" Aku..!! "
" Ih... stop nggak kayak anak kecil." Protes Tasya yang setengah emosi melihat kelakuan dua Tentara di depan nya.
Dreeeettt.... Dreeettt.....
Ponsel Dika tiba - tiba bergetar, nomer asing pun masuk namun Dika mengabaikan nya tak mengangkat panggilan tersebut.
Dreettt... Dreettt..
" Mas angkat dulu." Ucap Tasya.
" Biarin saja."
" Tapi itu bunyi terus, kayak nya penting."
" Biar saja, nomer iseng."
Reza melihat mimik kesal pada wajah Dika saat melihat nomer yang menghubinginya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!