...PENGORBANAN...
Mauriel Chandrawinata anak kedua dari Irawan Chandrawinata dengan Sartika Dewi . Meskipun Mauriel anak adopsi , Irawan menganggap Mauriel seperti anak kandungnya sendiri.
Keluarga Chandrawinaya mempunyai dua orang putri , Anak sulungnya bernama Mariska Chandrawinata.
Pekerjaan Irawan hanya sebagai Seorang Security di pasar swalayan , Sedangkan Sartika hanya tukang cuci baju keliling.
Hidup di Ibukota tidaklah mudah , Keluarga Chandrawinata terpaksa harus meminjam uang kepada rentenir untuk memenuhi kebutuhan Mariska yang masih kuliah.
Cita-cita Mauriel ingin menjadi Seorang Dokter , namun semua itu hanyalah sebuah angan-angan yang tidak akan pernah tercapai.
Mauriel sangat memahami kondisi keuangan keluarganya , Karena itu Ia memutuskan untuk bekerja dari pada kuliah.
Irawan sangat menyayangkan keputusan Mauriel , Padahal Ia ingin kedua putrinya kuliah agar tidak seperti dirinya yang hanya tamatan SMA.
Sartika sangat senang dengan keputusan Mauriel , Ia tidak harus memusingkan biaya kuliah kedua putrinya . Sartika sangat menyayangi Mariska karena itu Ia Ingin putri sulungnga memiliki masa depan yang cerah.
...♡♡♡♡♡♡...
Sartika terpaksa meminjam uang kepada rentenir untuk membelikan Mariska ponsel bermerk Ichiphone , ponsel paling termahal di dunia.
Leon Alexander Seorang Ceo termuda di Indonesia , Satu-satunya pewaris dari Perusahaan Alexander Group.
Karena permintaan sang Nenek yang menyuruhnya untuk menikahi orang biasa , Leon terpaksa mencari Seorang gadis untuk menjadikannya Seorang Istri.
Sartika tidak sengaja mendengar percakapan Leon dengan Neneknya , datang menghampiri Leon.
" Permisi , Boleh Saya bertanya ? " Seru Sartika kepada Leon.
Leon yang mengira Sartika Seorang pengemis , memberikannya uang lima ratus ribu rupiah , Supaya Sartika segera pergi.
" Ambil aja semuanya , Bu " Seru Leon menyerahkan uangnya.
" Maaf , Saya bukan pengemis " Jawab Sartika mengembalikan uang Leon , Lalu menoleh ke arah Sartika.
Leon memperhatikan pakaian Sartika , Memang bukan seperti Seorang pengemis.
" Lalu , ada keperluan apa ? " Kata Leon menatap wajah Sartika dengan tatapan tajam.
" Boleh , Saya duduk di sini ? " Seru Sartika meminta izin.
Leon mempersilahkan Sartika duduk , di depannya.
" Perkenalkan nama Saya Sartika , Saya tinggal di kawaaan Senen.
Saya mempunyai dua orang putri , Putri sulung Saya sangat cantik , dan Ia sedang kuliah di Universitas Indonesia . Putri sulung Saya bernam....." Leon memotong perkataan Sartika.
" Tunggu....tunggu maksud Ibu , apa ? Gue gak paham " Leon mengkerutkan kedua alisnya.
" Maaf sebelumnya , Saya tidak sengaja mendengar pembicaraan Mas. Mas sedang mencari calon istri kan ! " Celetuk Sartika.
" Iya " Jawab Leon singkat.
" Saya ingin memperkenalkan putri sulung , Saya . Mungkin saja berjodoh dengan Mas." Kata Sartika berbinar-binar.
" Oh.....Sebentar , ini anak Saya " Sartika memperlihatkan foto Mariska.
" Cantik " Gumam Leon acuh tak acuh.
" Saya setuju. Saya akan menjemput Mariska , Satu minggu kemudian. Dan ini uang untuk keperluan pernikahan. " Leon memberikan Sartika selembar Cek bernominal lima puluh juta rupiah.
" Dua hari lagi , di jam yang sama , dan di tempat yang sama , Saya akan menjelaskannya " Seru Leon meninggalkan Sartika sendirian.
Sartika tidak mempercayai semudah ini mendapatkan uang lima puluh juta , untuk mendapatkan uang lima ratus ribu saja Ia harus bekerja keras.
Sartika sangat senang membayangkan , Mariska akan menjadi Seorang Nyonya besar dan hidup dengan nyaman. Ia segera pulang untuk memberitahu kabar gembira, kepada putrinya.
...♡♡♡♡♡♡...
" Mariska Sayang , Ibu punya uang banyak. " Seru Sartika memamerkan cek yang Ia terima.
" Halah....paling cuma kertas kosong " Jawab Mariska tidak mempercayai Ibunya.
" Oke.....Ayo kita ke bank sekarang , untuk membuktikannya " Sartika mengajak Mariska pergi ke bank.
Mariska masih tidak mempercayai , cek yang Sartika dapatkan adalah asli. Sartika sengaja tidak mengatakan asal uang itu , Ia paham betul watak putri sulungnya.
Mariska menikmati uang yang Sartika dapatkan , Sementara Mauriel hanya menerima satu stel pakaian yang belinya di pasar.
Dua Hari Kemudian
Sartika membohongi putri sulungnya , Ia mengajak Mariska untuk makan di restoran mewah .
Leon sudah menunggu Sartika di tempat yang kemarin.
" Maaf....Tuan menunggu lama " Seru Sartika
" Oke , Jadi ini yang namanya Mariska " Leon memperhatikan Mariska dari ujung rambut sampai ujung kaki.
" Iya , Kenapa ? " Kata Mariska jutek.
" Langsung ke intinya saja , ini surat perjanjian yang harus Kamu tanda tangani. " Leon menyerahkan suratnya kepada Mariska.
Mariska mengambil surat di tangan Leon dan membacanya dengan teliti.
" Gila.....apa-apaan nih ! Surat pra nikah ? Gue gak kenal Lo , Ngapain juga Gue nikah sama Lo." Ucap Mariska sewot sewaktu membacanya.
" Ibu kamu, belum bilang ? " Kata Leon melirik ke arah Sartika dan Mariska.
" Maksud dia , Apa sih bu ? " Seru Mariska butuh penjelasan.
Sartika menjelaskan semua yang terjadi , termasuk asal usul uang yang Ia dapatkan.
Mariska tidak mempercayai Ibunya tega menjual dirinya , walaupun untuk kebaikan hidup Mariska.
" Kalau , Gue menolaknya ? " Sahut Mariska negosiasi.
" hanya ada jawaban ya , Kalau tetap bersikeras menolaknya , Kalian harus mengembalikan uang itu dalam waktu tiga hari ." Seru Leon ketus.
" Ka.....kalau kami telat membayarnya ? " Tanya Sartika gugup.
" Penjara " Jawab Leon dengan tajam.
Sartika terus merengek , menyudutkan Mariska untuk menerimanya. toh Ia tidak akan rugi menikah dengan Leon , hidup dan masa depannya akan terjamin.
Lelah mendengar ocehan Ibunya , pada akhirnya Mariska menyetujui dan menanda tangani surat pra nikah mereka.
...♡♡♡♡♡♡...
" Kata Ibu , Kakak akan segera menikah " Kata Mauriel
Mariska menatap wajah Mauriel yang polos , dan terisak memeluk adik angkatnya.
" Huaaaaaaaaa , tolongin Gue riel " Mariska merengek dalam dekapan Mauriel.
" Kenapa , Kak ?" Tanya Mauriel tidak mengerti.
" Gue gak mau menikah . Lo tau kan , Gue udah punya pacar " Ucap Mariska sesugukan.
" Kalau Kakak tidak mau menikah , Mengapa menerimanya ? " Mauriel semankin bingung.
Mariska menceritakan apa yang Ia alami tadi sore.
" Astaga " Teriak Mauriel
" Gue cinta mati sama Galang , lagipula dia bukan orang miskin kok " Kata Mariska sambil memonyongkan bibirnya.
" Tapi......Kakak udah gak bisa mundur lagi " Seru Mauriel sambil mengelus pundak Mariska.
Hari Pernikahan
" Kakak cantik " Kata Mauriel memujinya
Mariska hanya terdiam melihat pantulan dirinya di depan cermin . hari ini adalah hari pernikahannya.
" Gue mau sendirian , Riel " Pinta Mariska lirih.
" Iya ka " Jawab Mauriel , Ia ingin membantu Kakaknya tapi Mauriel tidak bisa berbuat apa-apa.
" Aduh.......Mengapa lamban sekali , Lihat sudah jam berapa ini ! " Kata Sartika berteriak kepada semua orang.
" Panggil dia, mempelai laki-laki sebentar lagi datang " Gumam Sartika.
" Iya , bu " Jawab Mauriel patuh.
" Bu........Ibu.......Bapak " Seru Mauriel berteriak dengan suara yang lantang.
Sartika dan Irawan menghampiri kamar Mariska.
" Ada apa " Tanya Irawan
" Kakak.....Kakak tidak ada di kamarnya , d......dan.." Tangan Mauriel menunjuk ke arah jendela.
" Astaga "Teriak Sartika panik.
Mariska melarikan diri dari pernikahannya , Sartika tidak menyangka putrinya tega berbuat seperti itu.
" Aku akan meminta maaf kepada Keluarga Leon " Irawan dengan gagah siap menanggung malu.
" Tidak bisa , Pak " Sartika mencegah tindakan suaminya.
" Kenapa , tidak bisa ? Toh Mariska sudah melarikan diri. " Irawan tidak mengerti.
Dengan raut wajah yang ketakutan , Sartika menceritakan semua kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Irawan terkejut mendengar penjelasan dari Isterinya , bisa-bisanya Sartika berpikiran seperti itu.
" Aku hanya ingin hidup Mariska terjamin. " Kata Sartika berteriak
" Tapi cara Ibu salah " Seru Irawan mengomeli Istrinya.
" Ibu hanya memikirkan uang.....uang....dan uang. Lihat sekarsng anak kita kabur " Kata Irawan balik berteriak.
Irawan dam Sartika terus berdebat tanpa henti , salah satu dari mereka tidak ada yang mau mengalah.
" Aku punya ide " Sartika menatap lurus ke arah Mauriel
" Kamu harus mengantikan Mariska " Kata Sartika
" Apa ? Kamu sinting , Aku tidak akan setuju " Jawab Irawan tegas.
" Kamu punya uang untuk menganti rugi ? kehormatan nama kita juga akan tercoreng , Kamu mau menanggung malu ? " Seru Sartika terus mengoceh.
" Kamu harus membalas budi , Kami sudah merawat Kamu dari kecil. sudah saatnya Kamu membalas kebaikan kami." Sartika menekan Mauriel.
Perkataan Sartika benar , berkat keluarga Chandra hidup Mauriel tidak terlantar.
Dsri kecil Ia sudah memahami , Ibunya pilih kasih . Semua yang terbaik selalu di berikan kepda Mariska , hanya Ayahnya yang bersikap adil.
Meskipun Sartika tidak pernah membenci Mauriel , tapi...Ia tahu Ibunya tidak pernah memikirkan hidup Mauriel.
Untuk menyelamatkan kehormatan keluarga , dan pembalasan budinya kepada keluarga ini , Mauriel bersedia mengantikan Kakaknya.
Jakarta , 10 Mei 2021 Mauriel menikah dengan Leon Alexander , Pria asing yang belum pernah Ia temui .
Menjadi seorang pengantin penganti bukanlah keinginannya , tapi keadaan yang memaksanya.
...****************...
Terima kasih sudah membaca novel ku , jangan lupa baca juga Anak Genius : Ayah sedingin es.
Semoga ini menghibur kalian , jangan lupa tinggallan jejak ya 😉😉
sekecil apapu. dukungan Kalian , sangat berarti buat kami.
sampai jumpa di chapter selanjutnya.
...MENIKAH DIAM-DIAM...
Karena aku bukan pengantin yang Ia pilih , aku hanya menjadi pengantin penganti yang telah membohonginya .
Posisi Mauriel serba salah , Satu sisi aku harus menyelamatkan kehormatan keluarga , di sisi lain aku merasa terhina karena Leon tidak memghargainya.
Pernikahan kami di awal dengan kebohongan , dan aku harus menerima kenyataan bahwa Leon tidak memcintai ku .
Apakah aku sanggup untuk mempertahankan mahligai pernikahan kami , pernikahan yang tidak di dasari oleh cinta ?
Apakah aku layak mendapat cinta Leon , walau aku telah menipunya ?
...♡♡♡♡♡♡...
Sehari setelah pernikahan , Mauriel bisa merasakan kemarahan di mata Leon , mulutnya memang tidak mengatakan apapun , tapi dari matanya terpancar kebencian untuk ku.
" Siapa nama , Lo ? " Leon bertanya sambil memandangi Mauriel.
" Mauriel " Jawab ku singkat.
" Gue tidak mengenali wajah dan nama itu " Kata Leon memghina diri ku.
" Maaf , Gue terpaksa melakukan ini , Di hari pernikahan , Kakak melarikan diri , supaya keluarga tidak menanggung malu , Gue menggantikan kakak. " Aku menjelaskan sambil menjenntikan kuku jari.
" Lalu ! Gue yang harus menerima penghinaan ini ! " Seru Leon sangat ketus
" Sekali lagi , Gue minta maaf " Aku memberanikan diri untuk menatap wajahnya.
" Sudahlah , Gue sudah membayar dengan mahal " Jawab Leon sambil melewati Mauriel begitu saja , Ia membanting pintu kamar.
Brakkkk......
" Dasar pria yang sangat tempramen " Aku tersungkur di lantai , tubuh ku seketika sangat lemas
...♡♡♡♡♡♡...
Pagi hari sangat cerah , matahari bersinar begitu teriknya , kicauan burung saling bersautan seolah-olah mereka sedang bernyanyi untuk Mauriel.
Mauriel terpaksa tidur di ruang tamu , dan masih mengenakan gaun pengantinnya. Ia tidak punya muka untuk tidur bersama dengan Leon.
Leon keluar dari kamar , rambutnya yang masih basah menetes di wajahnya.
Mata kami berpapasan , tapi anehnya di antara kami tidak ada yang saling menyapa.
Leon sudah rapih berdandan , sepertinya bersiap-siap berangkat kerja.
Mauriel menjalanlan perannya sebagai istri , buru-buru masuk ke dapur , menyiapkan sarapan dan susu untuk Leon.
" Tidak usah " Teriak Leon memperharikan Mauriel di dapur.
" Sangat baik untuk mengisi tenaga , sebelum melakukan aktivitaa " Seru ku sambil membuat roti bakar dengan selai coklat.
Leon mengabaikan Mauriel , Ia pergi begitu saja , tidak mengatakan sepatah katapun.
" Huh....kehidupan baru yang sangat berat , udah gak bisa mundur lagi " Gumam Mauriel sambil memakan sendiri roti bakar yang Ia buat.
...♡♡♡♡♡♡...
Mauriel sudah mengganti pakaian segera membereskan barangnya yang Ia bawa dari rumah.
Rumah baru tempat Mauriel tinggal sangat besar , dan perabotannya sudah lengkap seperti sudah di persiapkan untuk pengantin baru.
Apakah benar semua ini di persiapkan untuk ku ? Aku merasa ini semua bukan milik ku.
" Ayo membersihkan rumah. Semangat ! " Teriak Mauriel menghibur dirinya sendiri.
Waktu berjalan sangat cepat , tidak terasa sudah magrib.
Mauriel sudah memasak tumis kangkung , sambel terasi , beserta lauknya ikan cuwek di sambelin dengan tempe orek.
Berjam-jam Mauriel menunggu Leon pulang , tapi sudah lewat tengah malam , Leon tidak muncul juga.
Mauriel sampai ketiduran di ruang tamu karena menunggu Leon semalaman , ternyata Leon tidak pulang ke rumah.
Makanan yang kemaren Mauriel masak masih tersaji di meja makan , Ia membuang tumis kangkung ke dalam tong sampah.
" Capek- capek Gue masak tapi di buang percuma ! kan sayang membuang makanan , tau gitu kemaren Gua makan aja " Aku mengumpat memaki tidak jelas.
Untung Ikan cuwek , tempe orek dan sambal terasi masih bisa di panaskan , jadi tidak membuang makanan terlalu banyak.
" Lain kali , Gue gak akan masak untuknya lagi " Gerutu Mauriel sambil memakan makanan yang Ia masak kemaren.
...♡♡♡♡♡♡...
Sudah tiga hari berlalu Leon tidak kunjung pulang ke rumah , tidak memberikan kabar apapun kepada Mauriel.
Mauriel tertawa meratapi kehidupannya , dalam sekejap hidupnya berubah sangat tragis.
Ceklek.....
Leon akhirnya pulang kerumah dengan penampilan yang sangat rapih , mengenakan kemeja putih dengan tuksedo dan juga dasi kupu-kupu .
" Ada apa ? " Leon risih karena Mauriel terus memandanginya.
" Tidak ada apa-apa ! mau makan gak , biar Gue siapin " Sahut ku.
" Tidak usah , Gue mau langsung istirahat. Jangan menganggu " Kata Leon dengan dingin.
" Iya " Gumam Mauriel lirih.
TIGA HARI YANG LALU
Seorang wanita cantik keluar darii ruang fiting , menggunakan gaun pengantin dengan desain ala disney membuat dirinya tampak seorang princess.
" Sayang ! Bagaimana ? " Kata wanita itu menanyai penampilannya.
" Sangat cantik , kamu memang selalu cantik " Jawab Leon kepada wanita yang mengenakan gaun pengantin.
" Benarkah ! Lebih cantik mana , aku atau dia " Seru wanita itu sambil berputar-putar.
" Itu tidak perlu di tanyakan , tentu saja kamu , Rubia. Kamu jauh lebih cantik dari pada wanita bodoh itu " Leon mendekati Rubia , dan menyentuh pipinya ,wajah Rubia tersipu malu.
" Ayo gandeng tangan ku , kita harus berangkat sekarang " Rubia mengandeng tangan Leon.
Leon mengadakan pernikahan tertutup di The Ritz-Carlton Mega Kuningan Jakarta , hanya orang-orang tertentu saja yang Ia undang . Bahkan istri pertamanya , Mauriel tidak mengetahui Leon sudah menikah lagi , karena Leon menikahi Rubia secara diam-diam.
Leon dan Rubia tampak bahagia berdiri di pelaminan , tidak ada rasa bersalah sedikitpun di wajah mereka , telah menyakiti hati wanita lain.
Leon dan Rubia , tidak ada rasa malu saat mereka berciuman di depan para tamu undangan.
Leon yang tersenyum ceria di hari pernikahan keduanya , sementara di rumah , Mauriel memasak untuk dirinya.
...♡♡♡♡♡♡...
Drrttttt....Drrrrttttt....
Sejak pagi ponsel Leon terus berdering , aku tidak berani untuk mengangkat panggilan tersebut atau untuk membangunkan Leon , Aku tidak memiliki keberanian.
Sore menjelang malam Leon terbangun dari tidurnya , walau rambutnya berantakan Leon tetap terlihat tampan.
Leon Alexander , seorang pria bertubuh tinggi , berkulit putih , berhidung mancung , dengan rambutnya yang berwarna pirang dan bermata biru , siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh hati kepada Leon.
Kalau saja sikap Leon tidak dingin , aku pasti sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Mencintai suami sendiri tidak masalahkan ?
Tapi sayangnya , aku tidak layak untuk mencintainya.
" Kemarin , Gue lupa memberikan ini " Kata Leon memberikan kartu vip kepada Mauriel.
" Beli'lah apapun yang Lo butuhin , jika memerlukan sesuatu katakan saja " Seru Leon.
" Baik , apa Gue boleh pergi bekerja ? Gue bosen sepanjang hari di rumah terus " Kata ku meminta izin kepada Leon untuk kembali bekerja.
" Kerja ? Mau kembali bekerja di supermarket lagi ? tidak usah , Gue masih sanggup untuk menghidupi Lo , lagipula beberapa bulan lagi , kita akan pindah. " Jawab Leon tidak menyetujui permintaan Mauriel dan terkesan merendahkan pekerjaan Mauriel.
" Memang apa salahnya bekerja di supermarket , selama itu halal " Seru ku tidak terima Ia menghina pekerjaan ku.
" Sangat salah , sebagai istri dari Seorang Leon alexander itu suatu penghinaan. " Jawab Leon dingin sambil menatap tajam ke wajah Mauriel.
" Tapi..... " Seru ku membela diri.
" Sudah tidak perlu di bahas , lebih baik Lo bersiap-siap , kita akan pindah ke rumah utama dan tinggal bersama dengan seluruh keluarga. " Kata Leon sambil pergi meninggalkan Mauriel yang masih diam mematung.
" Aaarrggggg .......dasar pria sombong " Teriak Mauriel memaki Leon.
...****************...
Terima kasih sudah membaca novel ku , jangan lupa baca juga Anak Genius : Ayah sedingin es.
Semoga ini menghibur kalian , jangan lupa tinggallan jejak ya 😉😉
sekecil apapu. dukungan Kalian , sangat berarti buat kami.
sampai jumpa di chapter selanjutnya.
...JARANG PULANG...
Sudah sebulan Leon jarang pulang ke rumah dengan alasan lembur , Sekalinya ke rumah pasti pulangnya sudah tengah malam.
Inikah rasanya menjadi Istri yang tidak di inginkan ?
Selalu menunggu suami sampai tengah malam
" Jadi malam ini , kamu lembur lagi ? " Mauriel berbicara dengan Leon di sambungan selular.
" Iya . kamu gak usah menunggu. " Jawab Leon dengan suara yang datar.
" Oke " Sahut Mauriel mematikan handphonenya.
" Huft....." Mauriel menghela napas panjang , Ia padahal sudah memasak makanan kesukaan Leon . Mauriel tidak memiliki ***** untuk memakannya terpaksa membuang masakannha ke tempat sampah.
Dalam sebulan hanya tiga hari Leon pulang ke rumah , itupun sampai di rumah sudah larut malam.
Apa bedanya menikah atau tidak menikah kalau suami saja jarang ada di rumah , seandainya Mariska yang menikah dengan Leon akankah nasibnya sama dengan Mauriel.
Mauriel jadi bertanya-tanya di dalam hatinya , apakah karena dia bukan pengantin terpilih jadi sikap Leon tidak menghargai dirinya.
Kalau bukan karena paksaan Ayah dan Ibu , tentu saja Mauriel tidak mau jadi kambing hitam , lebih baik Ia giat bekerja agar kelak bisa menjadi orang kaya.
Hari semakin larut tapi mata Mauriel belum juga terpejam , pikirannya bertraveling kemana-mana . dulu sewaktu Ia masih kecil, Mauriel membayangkan tinggal di rumah yang sangat besar pasti sangat menyenangkan hidup seperti seorang putri di kelilingi banyak pelayan , dan di cintai semua orang termasuk sang pangeran , tapi semua itu hanya ada dalam khayalan anak-anak , saat beranjak dewasa baru memahami kehidupan yang sesungguhnya tidak seindah cerita dalam dongeng.
Tik.....tok.....tik.....tok......
Waktu terus bergulir , perlahan-lahan matanya mulai terpejam rasa ngantuk kian menghampirinya , tanpa di sadari Ia pun terlelap.
...♡♡♡♡♡♡...
Sreeeekkk....
Bibi Aminah membuka horden , cahaya matahari masuk ke dalam ruangannya dan mengenai wajahnya.
"Uugghhhh " Mauriel bergumam pelan .
" Jam berapa , Bi ? " Tanya Mauriel yang sudah dalam posisi duduk , sambil mengucek kedua matanya.
" Jam delapan lewat dua puluh lima menit , Non " Jawab Bibi Aminah sambil meletakan segelas susu di atas meja.
" Tuan Muda tidak pulang lagi , Non ? " Kata Bibi Aminah bertanya.
Mauriel melihat ke sisi tempat tidur , masih sangat rapih , bantalnya pun masih menggemuk tanda tidak ada orang yang menidurinya semalaman , " Tidak , Bi " Seru Mauriel kecewa.
" Jangan di pikirin ! mungkin saja di kantor lagi banyak kerjaan jadi Tuan terpaksa harus lembur deh " Bibi Aminah menepuk bahu Mauriel dengan lembut , berusaha untuk menghibur istri majikannya.
" Hahahahha.....sampai lembur tiap hari ya , Bi " Mauriel tertawa untuk menghibur dirinya sendiri.
" Dari pada Nona pusing mikirin Tuan , mending Nona pergi jalan-jalan ke mall aja , kalau perlu habiskan saja limit yang ada di atm " Aminah memberi solusi untuk Mauriel , dari pada uring-uringan di rumah mending mencari kesenangan dengan berbelanja.
" Benar juga apa kata Bibi , ya udah....kalau gitu aku mau mandi duu Bi." Mauriel beranjal dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi.
" Kasian , masih pengantin baru tapi udah di tinggal terus " Gumam Aminah sambil mengeleng-gelengkan kepalanya.
Beberapa jam kemudian Mauriel sudah berpakaian sangat rapih , Ia memoles wajahnya dengan make up yang tipis , tudak lupa Ia membawa kartu vip yang di kasih oleh Leon.
" Aku akan menghabiskan limit yang ada di kartu ini , dan tidak akan sungkan untuk menggunakannya " Seru Mauriel menatao kartu di tangannya.
" Mang Ujang.....Mang " Mauriel memanggil supir pribadinya.
Semua pelayan menatap dirinya sambil menyindir Mauriel , hanya Aminah yang baik kepadanya di dalam rumah besar itu.
" Liat tuh gayanya udah kaya Nona besar " Bisik Sari kepada Tuti .
" Bener tuh ! Semenjak Tuan membawa wanita itu ke dalam rumah , Tuan Muda jadi jarang pulang . Padahal , aku senang melihat Tuan di pagi hari " Celetuk Tuti mengangumi pesona Leon.
" Eh.....tapi kasian juga tau , jadi kaya istri yang tak ternilai , selalu di abaikan " Rani ikut nimbrung bersama dengan teman-temannya untuk mengosip.
" Hahahahahahha " Mereka bertiga ketawa cekikikan sambil melihat ke arah Mauriel.
Mauriel sudah biasa menjadi sumber gosip , semenjak kedatangannya di rumah ini , hampir seluruh penghuni di rumah ini tidak menyukai Mauriel , hanya Aminahlah teman bicara Mauriel.
" Mang Ujang......mang " Panggi Mauriel sambil berjalan melewati mereka bertiga.
Tuti memperagakan gerakan Mauriel , sehingga membuat kedua rekannya tertawa terpingkal-pingkal.
" Hmmmmm.....Pagi-pagi udah ngomongin orang " Ucap Aminah menegur ketiga temannya.
" Apa sih " Seru Tuti tidak senang.
" Udah yuk ah , mending pergi aja ! ada babu'nya Nona muda , nanti di aduin lagi " Sahut Sari sambil mengandeng Tuti dan Rani.
" Dasar para bocah masih bau kencur , di nasehati malah ngeyel " Gerutu Aminah , tangannya mengelus dadanya melihat tingkah mereka.
Di taman , Mauriel bertemu dengan Mang Ujang sedang menyiram tanaman milik Nyonya besar sambil bernyanyi.
" Separuh napas ku terbang....."
" Mang " Mauriel menepuk pundak Mang Ujang.
" Eh monyong-monyong " Ucap Mang Ujang , saking terkejutnya Ia sampai berbicara latah.
" Hahahabha....Maaf Mang " Kata Mauriel sambil tertawa melihat Mang Ujang . Ia beruntung , Mang Ujang tidak menyemprotnya dengan air selang.
" Ada apa , Non ? " Tanya Mang Ujang.
" Tolong anterin Saya ke Mall " Seru Mauriel.
" Oke....Tunggu sebentar , Saya ganti baju dulu " Mang Ujang bergegas menganti baju dinasnya.
Mauriel memejamkam matanya lalu menghirup aroma tanah yang basah , sangat segar dan menenangkan hatinya.
Tiiinn....tinnnn.....
Mang Ujang mengklason mobilnya , membuat Mauriel segera membuka matanya kembali.
...♡♡♡♡♡♡...
Jalanan di Ibukota sangat padat , banyak kendaraan berlalu lalang , ada yang berangkat kerja , kesekolah ataupun ke pasar dengan mengendarai mobil.
" Tuan Muda , tidak pulang lagi ya " Sahut Mang Ujang sambil melihat Mauriel di belakang jok.
Pertanyaan yang sama dengan Aminah , sebenarnya Ia malas membahas Leon tapi karena Mang Ujang termasuk orang yang ramah padanya , Mauriel menjawab sambil tersenyum , " Iya Mang , lagi kejar target "
" Target mau beli kapal pesiar , ya " Celetuk Mang Ujang bercanda.
Mauriel tertawa mendengar perkataan Mang Ujang , " Hahahahhaha "
Jarak Mall dengan rumahnya tidak terlalu jauh tapi karena kemacetan , berjam-jam di dalam perjalanan.
" Kalau Nona udah selesai berbelanja , nanti calling aja " Kata Mang Ujang.
" Siap Mang , terima kasih " Seru Mauriel keluar dari dalam mobil.
Mauriel keliling mall , mencari barang-barang yang paling mahal , dulu Ia harus berhemat supaya gajinya cukup untuk makan sebulan , tapi sekarang Ia tidak perlu lagi memikirkan masalah keuangan , toh sudah punya pohon uang.
Tidak lupa Mauriel membelikan baju , tas , dan sepatu untuk Ayah dan Ibunya , juga membelikan untuk Aminah dan Mang Ujang.
Tangan Mauriel penuh dengan kantong belanjaan , tanpa sengaja Ia menabrak seorang wanita cantik , wajahnyaa agak bulat dengan rambut bergelombang berwarna ungu , bulu mata yang panjang dan lentik , hidung bangir dan bibirnya terbelah dan basah menambah kesexiannya , wajahnya sangat cantik di tambah dengan bodinya yang aduhai , membuat para pria ingin memeluknya.
" Maaf " Ucap Mauriel sambil memunguti belanjaannya.
" Iya tidak apa-apa , maaf saya tidak sempat membantu anda " Kata wanita itu bangkit berdiri sambil memakai kacamatanya .
" Gapapa kan salah , saya " Sahut Mauriel mengagumi pesona wanita yang Ia tabrak.
" Saya , duluan ya Mba " Wanita itu berlari sambil berteriak kepada pacarnya yang sudah menunggu di lobi depan , " Sayang "
Mauriel terus menatap punggung wanita itu sampai menghilang , betapa beruntungnya memiliki wajah yang cantik , bodi yang ideal dan memiliki pasangan yang setia menemaninya.
Mauriel menyipitkan mata'nya melihat lelaki yang datang bersamanya , terlihat tidak asing.
" Mungkin cuma perasaan aja " Seru Mauriel sambil membereskan belanjaannya dan pergi meninggalkan Mall.
...****************...
Terima kasih sudah membaca novel ku , jangan lupa baca juga Anak Genius : Ayah sedingin es.
Semoga ini menghibur kalian , jangan lupa tinggallan jejak ya seperti Like , Vote , Share dan Komen 😉😉
sekecil apapu. dukungan Kalian , sangat berarti buat kami 🥰🥰
sampai jumpa di chapter selanjutnya.😊😊😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!