*Apa yang kalian lihat dari diriku belum tentu itu diriku yang sebenarnya. Kalian tak mungkin tahu jika aku memiliki sisi lain yang mungkin membuat kalian akan terperangah jika mengetahuinya.....
Jangan kalian pikir kehidupanku bahagia. Nyatanya, kehidupanku penuh dengan lika-liku. Aku bingung harus bagaimana melewati semua ini.....
Aku bingung dengan kehidupanku ini, yang selalu saja membuatku harus berpikir keras untuk mengetahui titik permasalahan nya itu!
Aku juga dibuat bingung oleh seseorang dimasa lalu yang memberikanku sebuah petunjuk kecil yang kemungkinan itu menuntunku kesebuah kejutan besar yang sama sekali tak aku ketahui apa kejutan itu......
Secarik surat sederhana yang mampu membuat kepalaku pusing untuk menelaah arti isinya tersebut. Namun, lambat laun akhirnya aku mengerti isi dari surat itu.
Semesta memang unik ya? Aku bahkan tak tahu jika si pemberi surat sekaligus orang pada masa laluku itu selalu berada di dekatku. Aku bahkan tak menyadari hal itu, hingga suatu insiden yang menguak seluruh teka-teki kehidupanku ini*.
~Dira
Ini kisah dari seorang gadis cantik dan polos yang berusaha menutupi kesedihannya dengan cara tersenyum. Gadis yang memiliki hal yang sama sekali tak orang duga. Gadis yang mampu menyelamatkan banyak orang. Hingga suatu saat dirinya mendapatkan kejutan besar yang sama sekali tak terduga.
~Aldira Putri Nichole~
Dengan senyum yang selalu ia perlihatkan untuk membuktikan jika dirinya baik-baik saja.
••••••
BERSAMBUNG
Happy Reading!!!
Seorang gadis cantik kini masih terlelap tidur. Dirinya masih berada di dalam bawah sadar sampai suara ketukan pintu kamarnya terdengar.
Tok! Tok! Tok!
"Nak, ayo bangun! Udah pagi, entar kamu telat ke sekolah lho," ujar Bi Hana, selaku asisten rumah tangga di rumah Dira.
"Hoam~ iya Bi, ini Dira udah bangun kok," jawab Dira dengan matanya yang masih terpejam sambil duduk di pinggir tempat tidurnya.
"Ayo buruan! Kamu masih duduk di pinggir tempat tidur pasti, ya kan? Buruan, Nak. Entar telat lho ‘kan ini hari pertama masuk sekolah," ucap Bi Hana sesekali mengetuk pintu kamar.
Mendengar ucapan Bi Hana, Dira langsung bergegas ke kamar mandi untuk segera mandi, karena ia tidak ingin terlambat saat hari pertama masuk sekolahnya.
Setelah selesai mandi, ia bergegas memakai seragam sekolah. Dira sekarang menduduki kelas 1 SMA bersekolah di SMA Angkasa Raya yang letaknya di Jakarta Pusat. Sekolah itu adalah sekolah unggulan. Bagaimana tidak? Semua murid disekolah itu pintar dan berprestasi semua. Dira dapat masuk disekolah itu dengan prestasi dan kepintarannya dari ia duduk di bangku sekolah dasar.
"Hm, sekolah baru, suasana baru dan pasti teman baru juga. Dira bakal punya teman nggak ya?" gumam Dira yang sedari tadi berpikir.
"Dira!" panggil Bi Hana.
"Iya Bi, ada apa?" tanya Dira yang sedang menuruni anak tangga.
"Dir, kamu sarapan dulu ya sebelum berangkat. Entar kalo kamu nggak sarapan, kamu sakit lagi. Kalo kamu sakit Bibi jadi sedih," ucap Bi Hana sambil tersenyum.
Bi Hana memang dari dulu sudah menganggap Dira seperti putrinya sendiri.
"Iya Bibi yang sangat Dira sayang. Dira pasti sarapan kok hehehe," ucap Dira kemudian memeluk Bi Hana.
Bi Hana membalas pelukan Dira dan juga ikut tertawa melihat Dira yang begitu menggemaskan.
"Bibi?" panggil Dira tiba-tiba.
"Iya, Nak. Ada apa?" tanya Bi Hana.
"Hm, Ayah sama Bunda dimana Bi? Kok gak ikut sarapan? Terus... apa Keyla udah bangun?" tanya Dira kepada Bi Hana.
Bi Hana terkejut dengan pertanyaan Dira.
Apa saya harus mengatakan yang sebenarnya sama Nak Dira? batin Bi Hana cemas.
Flashback on
"Bi Hana!" teriak Asyara bundanya Dira.
"Iya Bu, ada apa?" tanya Bi Hana.
"Cepat siapkan sarapan Bi! Karena saya, suami saya dan Keyla akan segera berangkat," titah Asyara.
"Baik, Bu. Tapi Bu, Nak Dira belum bangun dari tidurnya. Saya bangun ‘kan nak Dira dulu ya Bu," ujar Bi Hana dengan lembut.
"Tidak perlu bangunkan anak itu!" bentak Asyara.
"Dia akan merusak mood saya pagi ini jika dia muncul disini! Bangunkan dia setelah kami berangkat!" tukas Asyara yang sudah sangat marah.
"Baik, Bu," jawab Bi Hana dengan suara yang bergetar.
"Sya, kenapa kamu sangat membenci Dira sih? Dira itu nggak salah!" tegas Reynaldi ayahnya Dira.
Keyla yang mendengar pertengkaran kedua orang tuanya hanya diam sembari memakan makanannya.
"Dia itu hanya pembawa sial! Dia hanya membuat keluarga kita tidak nyaman!" bentak Asyara pada Rey.
"Sudahlah, kamu selalu berpikir seperti itu!" ucap Reynaldi lalu beranjak pergi meninggalkan Asyara.
Setelah sarapan mereka langsung berangkat pergi.
Flashback off
"Bi, kenapa Bibi melamun? Tadi Dira nanya, lho," ucap Dira sedikit kesal.
"Eh, it-itu Nyonya Asya, Tuan Rey sama Keyla sudah berangkat tadi pagi sekali karena mereka ada urusan mendadak jadi berangkat duluan," jawab Bi Hana gugup.
"Oh, baiklah Bi. Kalo gitu, Dira berangkat dulu ya!" pamit Dira dengan Bi Hana.
"Iya Nak, hati-hati dijalan. Bersepeda nya jangan ngebut-ngebut ya!" titah Bi Hana pada Dira sambil tersenyum.
"Siap Bibi sayang, Assalamualaikum, Bi!" pamit Dira sambil tersenyum gembira.
"Waalaikummussalam, Dira!" balas Bi Hana.
Dira pergi ke sekolah menggunakan sepedanya. Ada suatu hal yang terus mengiang dipikirannya. Entahlah. Dia tak tahu apa itu.
•••••
AKHIRNYA Dira sampai di sekolahnya. Dia menaruh sepadanya itu diparkiran.
Saat ia memasuki halaman sekolah banyak sekali orang yang melihatnya terkagum-kagum. Bagaimana tidak? Wajah yang sangat cantik dan imut itu pasti membuat orang sangat tertarik padanya. Kulitnya yang berwarna putih susu tanpa ada benjolan atau noda yang singgah, mata cantiknya yang berwarna hitam pekat, hidungnya yang mancung bak artis hollywood, serta rambutnya yang panjang dan ikal itu menambah kesan sempurna seorang Dira.
"Kenapa mereka liatin Dira terus ya? Apa ada yang aneh dengan Dira? Hm...pura-pura nggak tau aja deh," gumam Dira. Ia tak sadar jika seorang pemuda mendengar gumaman-nya tadi.
"Ekhem." Pemuda itu mengambil atensi Dira dan membuatnya terkejut.
"Eh, ka-kamu si-siapa ya?" tanya Dira gugup.
Bagaimana tidak gugup dan kaget, pemuda dihadapannya saat ini tiba-tiba sudah ada dibelakang Dira. Macam hantu saja, tiba-tiba muncul.
Pemuda itu adalah Ikbal Kevano Syahdana putra dari pemilik perusahaan terkenal yakni Difranka Syahdana.
"Hai. Gue Ikbal," sapa Ikbal dengan senyuman yang terus mengembang.
"Ha-hai! Aku Dira," balas Dira gugup.
"Barengan aja ya masuknya, Dir," ucap Ikbal kepada Dira.
Dira hanya mengangguk dan mereka masuk bersama-sama.
Hari ini adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Angkasa Raya semua siswa berkumpul di lapangan upacara untuk acara pembukaan MPLS.
Ikbal dan Dira tiba-tiba terpencar saat tengah menuju lapangan. Dira tampak celingak-celinguk mencari keberadaan Ikbal, tapi hasilnya nihil. Dira menghela napasnya sejenak lalu dia memutuskan untuk segera berbaris sebelum anggota OSIS memarahinya.
Bruk!
Tiba-tiba seorang lelaki menabrak tubuh Dira sehingga membuat gadis itu terduduk di tanah.
"Aw~" ringis Dira seraya mengusap bokongnya yang sakit akibat terjatuh tadi.
Lelaki yang menabrak Dira tadi mengulurkan tangannya untuk membantu Dira. Gadis itu langsung menerima uluran tangannya dan segera berdiri.
"Maaf ya, gue buru-buru tadi," ujar lelaki itu.
Dira mengangguk. "Iya enggak papa kok," ucap Dira seraya melontarkan sebuah senyum manisnya.
"Dira duluan, ya!" pamit Dira pada lelaki itu. Lelaki tersebut mengangguk dan Dira pun menjauh dari tempat lelaki tadi berada.
Lelaki tersebut terus memperhatikan Dira sampai gadis itu tidak terlihat lagi.
Lelaki tersebut tersenyum." Kita bertemu lagi, Dira," gumamnya.
•••••••
BERSAMBUNG
HEY PARA TEMAN KU SEKALIAN! DAH LAH AKU GAK AKAN BANYAK CINCONG KOK.
SELAMAT MEMBACA SEMUANYA, SEMOGA SYUKAAAA♥
JGN LUPA VOTE DAN KOMEN SEBAGAI BENTUK APRESIASI KALIAN TERHADAP KARYA INI ♥
SEE U NEXT PART♥
Happy Reading!!!
Saat ini Dira sedang berada di lapangan sekolah. Ia segera menuju ke barisan tempat para semua murid baru berada.
Ketika ia akan menuju ke barisan, tiba-tiba seseorang memanggilnya dan membuat Dira sontak langsung menoleh.
"Hei yang pake tas warna biru," panggil seorang perempuan yang sedang berlari tergesa-gesa.
Dira sontak terkejut dengan perempuan yang berlari kearahnya dan tadi sempat memanggilnya.
Dia manggil Dira deh kayaknya, batin Dira.
Dira melontarkan senyum kepada perempuan yang memanggilnya tadi. "Kamu manggil Dira, ya?" tanya Dira.
Perempuan itu membalas senyum Dira lalu mengangguk. "Iya," jawabnya.
Dira memicingkan matanya, "Ada apa?" tanya Dira.
Gadis itu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal seraya memamerkan deretan giginya.
"Boleh kenalan nggak?" tanya gadis itu.
Dira langsung mengangguk antusias. "Boleh dong! Kenalin nama aku Aldira Putri Nichole kamu bisa panggil Dira," ujar Dira dengan antusias.
"Kalo gue Nayara Friska Rinjani, lo bisa panggil gue Naya atau Nay," balas Naya.
"Oke Nay. Yuk kita baris! Entar dimarahin sama anggota OSIS lho karena kita ngobrol disini," ucap Dira sambil tersenyum manis.
"Eh, iya. Ayo, Dir!" balas Naya dengan riang.
Saat upacara berlangsung, Dira merasa ada seseorang yang terus memperhatikannya dan itu membuat dirinya risih.
"Kek ada yang liatin Dira deh dari tadi, Nay," ucap Dira kepada Naya.
"Pura-pura nggak tau aja, Dir! Mungkin orang yang liatin lo itu suka sama lo, karena lo tuh cantik banget sih. Parah!" ucap Naya sambil terkekeh kecil.
"Ih, apaan sih Nay!" elak Dira sambil tersenyum geli.
"Udah-udah nanti bahas itu di kelas aja entar anggota OSIS yang hobi nyinyir marah-marah lagi denger suara kita," ucap Naya pada Dira yg sebal karena dirinya.
Dira masih merasa tidak nyaman karena merasa terus diperhatikan. Dia tampak menelusuri matanya untuk mencari siapa yang sedang memperhatikan dirinya.
Dan yup! Orang itu tertangkap basah karena terus memperhatikan Dira. Sontak Dira membulatkan matanya ketika tahu siapa orang yang terus memperhatikannya dari tadi.
"Ya ampun rupanya dia yang dari tadi perhatiin Dira," gumam Dira yang dapat terdengar oleh Naya.
Naya menepuk-nepuk pundak Dira. "Siapa, Dir?" tanya Naya.
"Tuh!" Dira menunjuk ke arah seorang lelaki yang tengah membuang mukanya karena tertangkap basah memperhatikan Dira.
Naya membulatkan matanya, "Astaga itukan anaknya pengusaha terbesar sekaligus donatur sekolah ini!" ujar Naya heboh sendiri.
"Siapa?" cicit Dira yang bingung melihat Naya yang heboh.
"Lo nggak tau?" tanya Naya, Dira langsung menggelengkan kepalanya.
"Dia itu Ikbal Kevano Syahdana, anak tunggal Om Difranka Syahdana, Dir," jelas Naya yang membuat Dira langsung menepuk jidatnya.
"Astaga padahal tadi Dira udah kenalan sama dia. Tapi kenapa Dira lupa, ya?" ujar Dira seraya memonyongkan bibirnya.
"Serius lo?" tanya Naya dengan mata yang berbinar-binar.
Dira tersenyum dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Di tempat lain dimana Ikbal berada dirinya sedang gelisah karena dirinya tertangkap basah karena sedang memperhatikan Dira.
Karena melihat Ikbal yang tiba-tiba bersikap aneh, Dev, sahabatnya Ikbal menautkan alisnya.
"Lo kenapa? Nahan pipis?" tanya Dev.
Ikbal langsung menampar mulut Dev yang selalu ceplas-ceplos kalau bicara.
"Enak aja lo kalo ngomong! Nggak lah!" protes Ikbal yang tidak terima dengan ucapan Dev.
"Ya jadi, lo kenapa?" tanya Dev.
"Nggak apa-apa!" jawab Ikbal dengan ketus. Dev hanya mendengus kesal saja dengan perlakuan Ikbal.
"Perasaan nyokap bokap nya baik, eh, anaknya galak banget. Gue sumpahin lo punya pacar yang nggak kalah galak sama lo! Liat aja nanti!" ujar Dev dengan kesal.
Ikbal memutar bola mata malasnya, "Semerdeka lo dah!" ucapnya.
Dev mencebikkan bibirnya dan seketika matanya langsung membulat ketika melihat keberadaan Dira.
"Anjay! Itu cewek cantik banget coy!" ujar Dev dengan antusias.
Ikbal menautkan alisnya dan mengikuti arah pandang Dev.
"Heh ember! Dasar playboy kelas kakap lo! Liat cewek cantik dikit langsung seger mata lo!" tukas Ikbal.
"Ekhem siswa yang di belakang, apa yang kalian bahas? Kenapa gue perhatiin kalian ribut!" ujar Waketos yang melihat perdebatan antara Ikbal dan Dev.
"Mam*us!" umpat Ikbal.
"Tolong berhenti mengobrol!" perintah Waketos SMA Angkasa Raya.
"Gara-gara lo!" Ikbal langsung menempeleng kepala Dev yang membuatnya langsung meringis kesakitan.
Dira yang sedari tadi melihat Dev dan Ikbal hanya terkekeh geli.
"Mereka aneh-aneh aja," gumamnya. Dan segera kembali memperhatikan pengarahan yang di berikan oleh OSIS.
"Dan baiklah, selepas dari sini kalian akan di arahkan oleh anggota OSIS lainnya. Gue akhiri Wassalamu'alaikum," ujar Waketos itu.
"Waalaikummussalam," jawab mereka semua.
"Akhirnya selesai juga tuh Waketos kasih arahannya. Untung ganteng," ujar Naya yang sebal karena Waketos memberikan arahan lama sekali sehingga membuat dirinya jadi lelah.
Dira hanya terkekeh saja melihat ekspresi wajah sebal Naya.
"Udah Nay, yok kita masuk ke kelas!" ajak Dira yang langsung diangguki oleh Naya.
Mereka berdua tidak sadar jika ada yang sedang memperhatikan mereka sedari tadi.
Lelaki ini yang sudah menabrak Dira tadi. Entah kenapa lelaki tersebut terus memperhatikan Dira.
"Woy bro! Liatin cewek cantiknya udah belom?!" teriak salah satu temannya.
Lelaki itu mendengus sebal dan langsung menghampiri keberadaan temannya itu.
Sebelum benar-benar pergi dari tempat itu, dia mengembangkan senyumnya. Semoga kita berjumpa lagi, Dira, batinnya, dan segera berlalu dari lapangan.
Siapa sebenarnya lelaki itu? Apa dia mengenal Dira sejak lama? Mengapa dia selalu memperhatikan Dira? Huft! Entahlah.
•••••
BERSAMBUNG
HEY TEMAN" GIMANA CERITANYA? GAJE YA WKWKWK.
SEMOGA KALIAN SEMUA SYUKA YA SAMA CERITAKU♥
JGN LUPA VOTE DAN KOMEN SEBAGAI BENTUK APRESIASI KALIAN TERHADAP KARYA INI ♥
SEE U NEXT PART ♥
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!