Xander Clark adalah pria bule,matang, duda tampan dan gagah yang biasa disebut Hot Daddy ini berusia 45 tahun mempunyai seorang putri yang berusia 20 tahun.
Holitron Grub perusahaan elektronik terbesar di Asia yang dipimpin oleh Xander.
Kekayaannya tak perlu diperhitungkan lagi maka dari itu banyak sekali para wanita yang menginginkan dirinya,Akan tetapi Xander tak pernah menggubrisnya.
Jenita putri atau yang biasa di panggil Jeje adalah seorang mahasiswi fakultas Ekonomi di sebuah Universitas ternama di kota Jakarta.
Jenita adalah seorang gadis cantik yatim piatu,cerdas dan mandiri dan saat ini ia berusia 20 tahun.
Jeje berteman dengan putri Xander yang bernama Raya sejak Sekolah menengah pertama. Melihat ketulusan Jenita terhadap Raya,Xander meminta Jenita tinggal di mansion miliknya untuk menemani Raya.
"Baik,saya mau tinggal di mansion om tapi dengan syarat biarkan Jeje bekerja menjadi asisten rumah tangga dirumah om" ucap Jeje kala itu. Ia tak mau tinggal dirumah orang dengan gratis.
"Oke,saya juga akan memberikan gaji untuk mu karena saya tidak mau memperkerjakan orang dengan gratis,lumayan kan buat tabungan kamu untuk biaya masuk kuliah nanti" jawab Xander tak ingin di bantah dan mau tak mau Jejemengiya kan.
Dan sampai saat ini lah Jeje bekerja di mansion Xander,ia bertugas sebagai koki disana dan juga mempersiapkan kebutuhan Raya.
Raya Farasya Clark gadis cantik berusia 20 tahun Mahasiswi satu kampus dengan Jenita akan tetapi beda jurusan. Raya adalah gadis manja,cantik dan juga dingin seperti daddy .
Pagi hari di mansion Clark.
"Ra,bangun" Jeje berulang kali membangunkan Raya yang masih bergelung diselimut tebalnya, akan tetapi tidak ada pergerakan sama sekali dari Raya.
CK
Berdecak kesal "Baiklah kalau gak mau bangun,aku panggilin om buat bangunin kamu langsung" kesal Jeje lalu menjauh dari tempat tidur Raya.
Satu
Dua
Ti..
Jeje melangkah menjauh sambil menghitung langkahnya baru saja dihitungan ke tiga Raya sudah berteriak.
"IYA BAWELL" teriak Raya cemberut lalu menyibakkan selimut nya.
Membuat Jeje terkekeh geli ,karena Jeje tau jika om Xander yang membangunkan Raya pasti dengan cara yang ekstrim misalnya mengguyur mukanya dengan air dingin.
"Pagi-pagi jangan cemberut nanti cantik nya hilang. Semua perlengkapan kualiah kamu udah aku siapin dan juga baju kamu,sekarang cepetan kamu mandi udah ditungguin om di meja makan" ucap Jeje panjang lebar udah kayak emak-emak. Raya mencebikkan bibirnya kesal menanggapi ucapan Jeje.
Dimeja makan
"Mana Raya,Jen?" Tanya Xander saat Jeje sampai dimeja makan dan mengambilkan makanan untuk Xander.
Entah kenapa Xander memanggil Jeje dengan sebutan Jeni. Tapi jeje tak mempermasalahkannya.
"Baru mandi om,susah banget di baguninnya" jawab Jeje.
"Kebiasaan tuh anak" kesal Xander.
"Paling juga tadi malam begadang lagi nonton drama korea kesukaannya" jawab Jeje.
Membuat Xander berdecak, bagaimana tidak? Putrinya itu sudah dewasa akan tetapi tingkahnya seperti anak kecil.
♡♡♡♡
Kini mereka bertiga sudah selesai memakan sarapannya.Untuk Raya sudah pergi ke kampus dan tinggalah Jeje dan Xander yang masih di meja makan. Jika Jeje sibuk membereskan sisa makanan di atas meja, lain dengan Xander yang sedang menatap ponselnya dan sesekali melirik Jeje yang sibuk dengan aktifitasnya.
'Kenapa makin hari makin cantik,haiss aku pasti sudah gila,mana mungkin aku tertarik dengan teman anakku,gumam Xander.
"Om mengatakan sesuatu?". Tanya Jeje karena ia sempat mendengar Xander bergumam.
"Tidak!! Em maksudku iya ini ada masalah sedikit" sambil mengotak atik ponselnya
'Shittt,bahkan aku terlihat bodoh di depannya' batin Xander.
"Oh baik lah om,aku mau beres-beres yang lain".
"YA". Jawab Xander singkat padat dan jelas.
Saat ini Jeje sedang membersihkan kamar Raya, setelah beres ia beralih membersihkan kamar Xander.
Padahal banyak pelayan disana tapi Xander dan Raya tak mau kamar pribadi mereka di masuk orang lain kecuali Jeje, maka dari itu membersihkan kamar mereka juga tugas Jeje. Untung Jeje mengambil kuliah siang jadi paginya ia bisa beres-beres.
JGREK
Pintu kamar terbuka dari luar,Xander memasuki kamarnya dan menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian kantor.
Jeje datang dengan membawa setumpuk pakaian Xander yang sudah di setrika oleh pelayan lain.Ia memasuki kamar Xander menuju ruang ganti.
Xander yang tengah melepas semua pakaiannya belum sadar akan kehadiran Jeje begitu pula juga dengan Jeje.
AAAAAAAAAAAA
Teriak Jeje karena terkejut,melihat Xander dengan tubuh polosnya,setumpuk pakaian di tangan jeje berhamburan lalu ia membalikkan badannya dan berlari keluar kamar tersebut tanpa memperdulikan pakaian ia bawa tadi berhamburan di lantai.
'Astaga,apa itu tadi belalai gajah?' batin Jeje. Sambil mengelus dadanya yang berdegup kencang, saat ia sampai di dapur lalu mengambil segelas air minum lalu menegaknya hingga tandas.
Xander tak kalah terkejut lalu secepat kilat memakai pakaiannya.
''Gadis ini benar-benar' . Gumam Xander.
Malu !! itu yang di rasakan Jeje saat ini beda dengan Xander yang tetap memasang wajah datarnya.
Saat ini mereka berada didalam mobil yang sama.
"Em omm, sa saya berangkat sendiri aja ya" gugup Jeje jantungnya berdegup kencang.
"Kau menolak tawaranku? Lihatlah sekarang sudah jam berapa?" Ucap Xander dingin sepertinya ia sudah melupakan kejadian yang tadi.
"Ta ta pi om".
"GAK ADA PENOLAKAN". Ucapnya tegas tak ingin di bantah. Membuat bibir Jeje mengerucut sebal
Xander melihat bibir jeje mengerucut membuat dirinya tak tahan untuk mengecup nya.
CUPP
Jeje terkesiap mendapat serangan mendadak dari Xander. Ia mematung,tubuhnya bagai tersengat listrik saking terkejutnya.
Melihat Jeje terdiam Xander melanjutkan aksinya dengan mengecup bibir mungil itu tapi kali ini dengan sesapan dan *******.
'Rasanya berbeda,apa ini ciuman pertamanya?' batin Xander.
Tangan xander menekan tengkuk Jeje untuk memperdalam ciumannya.
'Salah ini salah'. Batin Jeje.
Pikiran Jeje ingin memberontak akan tetapi tubuhnya memberikan respon lain, malah kini ia membalas ciuman itu kaku karena ini adalah ciuman pertamanya. Xander tersenyum senang disela ciumannya.
Nafas mereka terengah saat kedua nya melepaskan pagutannya.
Jeje terpejam dengan mengatur nafasnya. Begitu juga Xander mengatur nafasnya dan memandangi wajah Jeje yang merona dan bibir sedikit bengkak.
"Om" Memanggil Xander masih dengan mata yang terpejam.
"Sstttttt,Call me daddy " Ucap Xander menempelkan jari telunjuknya di bibir Jeje.
"Tapi?" Jeje ragu.
"Call me daddy jika kamu takut, panggilan itu hanya berlaku saat kita sedang berdua" ucap Xander mengerti keraguan Jeje.
"Iya" Ucap jeje lirih.
"Tapi kenapa Om menciumku? Ini salah om!".
"Karena ? entahlah mungkin aku tertarik denganmu". Jawab Xander dengan nada datar.
Deg
Jangan lupa beri dukungannya ya like,komentar dan vote nya.
Terimakasih😘
Deg
Jantung Jeje berdetak sangat cepat.
"Dan lain kali jangan pernah mengerucutkan bibirmu didepanku,dan tidak ada yang salah aku lelaki dewasa dan kamu juga wanita yang beranjak dewasa" Ucap Xander kembali dingin.
Dan jeje kecewa mendengar jawaban dari Xander 'mungkin tertarik denganmu' dan ' aku lelaki dewasa dan kamu juga wanita yang beranjak dewasa' . Kata-kata itu terngiang terus ditelinga Jeje membuat dadanya terasa nyeri.
Apa yang sebenarnya yang ia harapkan? Tidak mungkin Xander menyukainya. Ia cukup sadar diri dan tidak mungkin juga ia mencintai lelaki yang usianya hampir paruh baya itu, lelaki yang sudah begitu baik kepadanya dan juga lelaki yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri.
Xander melajukan mobilnya dengan tatapan datar dan wajah yang terlihat fokus saat mengemudi,wajahnya terlihat semakin tampan saat sedang fokus begini.
Jeje sesekali melirik pria yang disebelahnya ini.
Mengagumi ?
Ya ! Jeje hanya mengagumi tidak mungkin ada perasaan suka apa lagi cinta.
Beberapa menit terlewati akhirnya mobil yang mereka tumpangi sampai didepan gerbang kampus Jeje,dimana gadis itu menimba ilmu.
"Om,aku duluan dan terimakasih" Pamit Jeje menggapai tangan kanan Xander lalu mencium punggung tangan itu,perlakuan Jeje membuat hati Xander menghangat karena putrinya sendiri tidak pernah seperti itu.
Saat Jeje mulai beranjak membuka pintu mobil Xander mencegahnya.
"Kau lupa ucapan ku tadi? Panggil aku daddy!!".
"Ah i iya dad daddy" Ucap Jeje terbata.
"Biasakan itu atau kau akan dapat hukuman!".
"Ahh iya dad aku per misi".
"Ya,dan ingat jangan dekat-dekat dengan lelaki lain" Ucapan Xander titah yang harus dipatuhi terdengar datar tapi penuh dengan penekanan.
"Hah?" Jeje bingung kenapa tidak boleh dekat-dekat lelaki lain? Apa lagi kebanyakan temannya itu lelaki semua,teman perempuan hanya beberapa saja termasuk Raya.
"Sudah sana masuk nanti kau telat" Ucap Xander sambil melihat jam tangan mewahnya yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Iya om eh Dad,sekali lagi terimakasih" lalu Jeje bergegas keluar dari mobil Xander membuatnya bernafas lega.
Beruntung kondisi depan kampus sedikit sepi jadi ia tak perlu takut jika ada mahasiswa lain yang bertanya yang tidak-tidak.
Seorang Jeje diantar pakai mobil mewah ! bisa gempar seluruh kampus ! Pikir Jeje.
Ya,walaupun dirinya tinggal dirumah mewah tapi ia tetap menggunakan angkutan umum atau ojol jika berpergian.
Padahal Raya sudah menyuruhnya untuk menggunakan salah satu mobil digarasi tapi Jeje tidak mau,ia cukup sadar diri dan ia tak pantas mendapatkannya.
Xander masih memperhatikan Jeje dari dalam mobilnya, sampai saat ia melihat Jeje dirangkul oleh seorang pria,membuat emosi Xander memuncak dan mencengkram stir mobil kuat.
"Kau hanya milikkku Jen,tak ada yang boleh memilikimu selain aku" lalu ia menstater mobilnya dan melesakkan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi menuju perusahaannya.
"Lepas Rik ! Nanti jika orang lain lihat bisa salah paham" Kesal Jeje melepaskan tangan Riko,karena temannya ini tiba-tiba datang lalu merangkul pundak nya.
"Siapa yang salah paham? Jomblo ini" ucap Riko santai ,berjalan beriringan.
"Penggemarmu lah" jawab Jeje karena Riko adalah mahasiswa terpopuler di kampus itu selain populer Riko juga tampan,pintar dan juga orang tuanya adalah pemilik kampus tersebut jadi tak khayal jika Riko banyak di gandrungi banyak wanita termasuk Raya juga tertarik dengan Riko.
"CK,aku gak peduli yang aku peduliin itu cuma kamu Je" Ucap Riko melihat wajah Jeje dari samping terlihat cantik dan natural.
Riko penasaran dengan gadis ini,saat banyak wanita mengejarnya tapi kenapa Jeje malah terkesan menghindari nya.
Benar-benar gadis unik. Batin Riko.
"Huh,bullshitt" Ucap Jeje,lalu memasuki kelasnya.
🍃🍃🍃🍃
"Hai Je" Sapa Raya lalu diduuk di samping Jeje. Saat ini mereka berada di kantin kampus.
"Oh hai Ra. Lho kamu belum pulang?"
"Belum"
"Kamu mau pesan apa? Biar aku pesankan" ucap Jeje seraya berdiri dari duduk nya.
"Biar aku aja Je" Sahut Riko yang baru datang.
"Tidak usah biar aku aja" ucap Jeje.
"CK. Kalian ini kenapa? " Sela Raya. Memicingkan matanya menatap mereka berdua penuh selidik.
"ISH,Jangan menatapku seperti itu Ra" ucap Jeje karena mendapat tatapan tak mengenakan dari sahabatnya itu.
"Kalian ada apa-apa ya?" Tanya Raya lagi.
"ENGGAK ADA.. IYA ADA" jawab Jeje dan Riko bersamaan.
Membuat Raya menatap tajam Jeje.
"Enggak Raya. Enggak usah dengerin manusia aneh ini" Ucap Jeje sambil menatap tajam Riko.
Tapi Riko mebalas tatapan Jeje dengan lembut.
"HEMMM" dehem Raya sebagai jawaban.
Raya sedikit kesal kenapa Riko menatap Jeje lembut. Ia tau jika Riko tertarik dengan Jeje.
Yang bikin ia bertambah kesal adalah kenapa setiap orang lebih suka dengan Jeje padahal ia sendiri jauh diatas Jeje lebih cantik dan lebih kaya.
Dan lihat lah bila mereka di sejajarkan bagai bumi dan langit . Jeje dengan penampilan biasa dan pakaian yang dibeli dengan harga diskonan berbeda dengan Raya semua yang dia pakai barang branded dan limited editon.
"Rik tolong pesenin ya buat gw. Gw pengen makan bakso tapi gak pakai mie trus gak pakai seledri trus lagi sambalnya dikit aja seujung sendok aja." Ucap Raya manja kepada Riko. Membuat Riko jengah sendiri.
"Kamu Je mau pesan apa,biar nanti aku bayarin" Ucap Riko.
"AH,gak usah Rik,Jeje kan udah kenyang. Ya kan Je" Ucap Raya penuh penekanan dan lalu dibawah meja Raya menginjak kaki Jeje.
"I iya benar Rik. Gak usah. Soalnya bentar lagi aku mau pulang" Ucap Jeje sedikit gemetar dan menahan sakit di kakinyan karena Raya menginjak kakinya dengan hells nya.
"Kamu yakin Je? Tapi kok kamu kayak gemetar gitu?"Tanya Riko heran karena tadi Jeje terlihat baik-baik saja.
"Iya benar Riko,aku gak apa-apa" Ucap Jeje meyakinkan.
"Hem baik lah" Pasrah Riko lalu pergi memesan pesanannya termasuk pesanan Raya juga.
Setelah Riko belalu dan tak terlihat Raya mendekatkan diri ke Jeje.
"Dengar ya Je. Aku gak suka kalau kamu dekat-dekat dengan Riko. Riko itu cuma milik ku" Desis Raya di telinga Jeje.
Membuat Jeje memejamkan matanya.
"Iya Ra. Tapi benar aku gak pernah dekat sama dia. Dan dia sendiri yang ngedekati aku terus" balas Jeje.
"Ck. Apapun alasannya loe gak boleh deket-deket lagi. Kalau pun dia ngedekitin harusnya loe itu ngejauh. Gak usah kecakepan daan dia itu gak mungkin suka sama loe. Dia itu cuma kasian sama loe. Paham gak loe !!" Tekan Raya dan Jeje pun mengangguk lalu beranjak dari duduknya pergi meninggalkan kantin.
Sebenarnya Raya adalah gadis yang baik karena biasa dimanjakan dan apa pun permintaanya dituruti membuat sifatnya seperti itu apa yang ia inginkan harus ia dapatkan.
Termasuk orang yang ia suka bahkan jika sudah suka dengan orang,ia akan mengeklaim jika orang tersebut adalah milik nya seperti Riko yang ia klaim sebagai miliknya.
Dan dia tak suka jika ada yang berdekatan dengan Riko termasuk Jeje. Terdengar sangat mengerikan ya !.
Jangan lupa like,komentar,dan vote nya ya seyeng😘
Disisi lain Xander Mood nya yang tengah buruk karena kejadian tadi pagi melihat Jeje dirangkul oleh seorang pria ,membuat ia tak bisa mengendalikan emosinya,alhasil semua bawahannya terkena amukan padahal hanya mempunyai kesalahan kecil.
BRAK
Xander menggebrak meja kerjanya lalu menatap tajam pria yang ada dihadapnnya itu.
"BODOH. Membuat laporan seperti ini kau tidak becus. Dimana Otak pintar mu itu.HAHH?" Bentak Xander kepada manager keuangan yang tengah menunduk dengan meremas kedua tangannya yang sangat dingin tubuhnya bergetar ketakutan.
"Maaf pak. Saya akan memperbaikinya" cicit lemah menager itu masih menunduk tanpa berani menatap Bosnya itu.
"Cepat kerjakan. Dan dan saya kasih waktu 15 menit" Ucap Xander penuh penekanan.
"Baik pak" Ucap manager lalu dengan tergesa mengambil map yang tergeletak diatas meja .
Lalu pamit dengan membukukan badannya. Saat akan memutar handle pintu, Xander bersuara lagi.
"Ingat 15 menit. Jika tidak, habis karirmu disini !" Ancam Xander.
GLEK
Manager menelan ludahnya kasar. Lalu berbalik menghadap Xander lagi.
"Ba baik pak" lalu membukukan badannya lagi dan bergegas keluar dari kandang singa itu.
Saat sudah berada diluar ia bernafas lega dan mengelus dadanya.
Isi kepala Xander hanya ada Jeje,gadis polos dan mempunyai cantik alami,yang kini beranjak dewasa itu.
Entah mantra apa yang digunakan Jeje hingga membuat Xander frustasi seperti ini.
Bayangan Jeje yang tadi pagi dirangkul oleh pria muda masih terlintas di kepalanya. Seketika membuat dadanya sakit dan emosinya meningkat lagi.
Gila ! ini sungguh gila ! baru kali ini Xander merasakan hal seperti ini. Padahal dulu waktu bersama mendiang istrinya tidak seperti ini,mungkin karena dulu ia menikah dengan istrinya karena perjodohan keluarga dan tak ada cinta di antara mereka.
Bahkan kehadiran Raya itu karena ia mabuk dan tanpa sadar ia melakukan hubungan 'itu' dengan istrinya.
Padahal Xander sudah berjanji pada dirinya sendiri jika ia tak akan menyentuh istrinya kala itu.
Saat ini Xander memikirkan bagaimana mendapatkan Jeje,karena Jeje hanyalah miliknya.
Ya! Harus menjadi miliknya seutuhnya bagaimanapun caranya nanti.
Tapi apa pendapat orang nanti? Ia tak mau Jeje di anggap Sugar Daddy atau istilah lainnya.
Huff,sepatutnya dirinya ini disebut sebagai pedofil. Semakin membuatnya frustasi saja.
Persetanlah dengan pendapat orang!!! Toh dirinya masih terlihat tampan. Batin Xander menenangkan diri.
Disambarnya kunci mobil beserta dompet dan ponselnya,bahkan ia lupa dengan Jasnya yang selalu melekat pada tubuh tegap nan seksi itu.
"Maaf pak. Ini laporan yang anda minta tadi dan sudah saya perbaiki" Manager itu berucap takut dan melirik bosnya yang masih berdiri diambang pintu ruang kerjanya.
"Hem. Letakan diatas meja" Ucapnya datar.
"Devan akan memeriksanya! Katakan padanya jika saya ada urusan dan suruh dia menggantikan saya" Pesan Xander pada Manager itu untuk Devan.
Devan adalah sekretarisnya sekaligus orang kepercayaan Xander.
"Baik,Pak. Nanti saya sampaikan" Manager itu mengangguk patuh.
Karena Devan saat ini sedang bertemu dengan Klien.
Xander berlalu begitu saja. Membuat manager itu menghembuskan nafas lega.
Sungguh berhadapan dengan Bosnya yang super dingin dan arrogant itu membuatnya menahan nafas.
🍃🍃🍃🍃🍃
Disisi lain seorang gadis cantik sedang menunggu angkutan umum di halte Bus yang dekat dengan kampusnya.
Sudah hampir Satu Jam menunggu akan tetapi tak ada angkutan umum yang lewat membuatnya mendesah frustasi.
Mau pesan Ojol gak mungkin karena ponselnya ketinggalan dan mau pesan taksi juga tidak mungkin karena ia sedang berhemat untuk membayar kuliahnya karena sebentar lagi sudah waktunya membayar uang semester, jadi harus berhemat.
Walaupun dari Xander sering menawarkan jika uang kuliahnya akan ditanggungn, tapi Jeje tidak mau. Jeje menolak halus karena tinggal dirumah Xander itu saja sudah bersyukur dapat makan dan tidur gratis bahkan dengan baik hati Xander juga menggajinya itu udah lebih dari cukup.
Jeje tau diri posisinya.
Sambil menunggu angkutan umum lewat Jeje memainkan kakinya. Saat sedang asik dengan kakinya,ada sebuah mobil mewah berhenti tepat didepannya.
Awalnya Jeje cuek tapi saat diperhatikan lagi ia sangat mengenali mobil siapa itu.
"Ayo masuk mau sampai kapan kamu berada disana?" Suara bariton itu semakin mengejutkan Jeje membuatnya terpaku dan tiba-tiba saja jantungnya berdetak cepat.
Xander membuka pintu mobilnya dari dalam tapi Jeje masih mematung ditempat. Membuat Xander kesal.
"CK. Kamu dengar gak sih?" Teriaknya. "Atau kamu mau aku gendong?" Ucapnya terdengar sedikit menggoda.
Dan mau tak mau akhirnya Jeje masuk kedalam mobil mewah itu tak lupa ia memasang seatbealt.
Membuat Xander tersenyum tipis bahkan sangat tipis.
Jeje terlihat canggung apa lagi jantungnya dari tadi rasanya ingin lompat dari tempatnya.
Apa lagi melihat penampilan Xander yang terlihat **** dan semakin tampan dengan gaya seperti itu.
Rambut sedikit berantakan dan lengan kemejanya dilipat hingga kesiku dan kancing bagian depan itu terbuka,memperlihatkan dada bidang yang ditumbuhi bulu halus menambah kesan seksi pria itu. Siapa coba yang tidak terpesona dengan penampilan pria bule satu ini,yang biasa disebut HOT DADDY.
"Apakah aku terlihat tampan?" Ucapnya narsis tingkat tinggi. Membuat Jeje malu karena katahuan mencuri pandang Xander.
"Iya" Jawab Jeje singkat. Kemudian di dalam mobil itu hanya ada keheningan.
Tanpa sadar Jeje tertidur pulas disamping Xander yang tengah mengemudi mobilnya membelah jalanan Ibu Kota dengan kecepatan sedang.
Dua jam perjalanan hingga mereka sampai di Villa Xander yang berada di Puncak.
Sungguh gila Xander membawa Jeje ketempat pribadinya yang tak diketahui orang lain selain Devan sekretarisnya.
Entah reaksi Jeje nanti seperti apa biarlah ia pikirkan nanti.
Perlahan Xander keluar dari mobilnya dan menutup pintu perlahan,langkah kaki menuju pintu sebelahnya dimana Jeje tertidur disana dengan mulut menganga dan ada sedikit air disudut bibir Jeje.
Membuat Xander tersenyum tipis dan gemas melihat wanitanya ini.
Bukannya ilfeel tapi Xander malah mengusap air liur itu dengan jari tangannya dan mengecup bibir mungil itu sekilas.
Mau seperti apapun Jeje tetap terlihat cantik dan menggemaskan di mata Xander,jika istilah sekarang itu orang menyebutnya BUCIN.
Masa bodo lah Xander tak peduli !.
Di angkatnya tubuh ramping itu perlahan dan membawanya masuk kedalam Villa,disana sudah ada sepasang suami istri paruh baya yang sudah menyambut kedatangannya.
"Selamat siang Tuan dan selamat datang kembali" ucap keduanya .
"Kami sudah membersihkan Villa ini tuan dan juga kamarnya" dan di jawab dengan anggukan Xander.
Pandangan sepasang suami istri itu menuju pada seorang gadis yang berada di gendongan Xander.
Seolah mengerti arti tatapan itu Xander pun angkat bicara.
"Dia adalah nyonya kalian. Patuhi perintahnya seperti kalian mematuhiku" Ucap Xander datar dan diangguki oleh keduanya.
"Kalian boleh pergi dan jangan kesini jika saya tidak memanggil kalian".
"Baik tuan,kami paham. Permisi" Lalu sepasang suami istri itu pergi meninggalkan Villa itu,berhubung tempat tinggal meraka tak jauh dari sana jadi memudahkan jika Tuan mereka memanggilnya mendadak.
Xander melangkahkan kakinya kelantai atas dimana kamarnya berada lalu meletakkan Jeje perlahan di ranjang king size itu.
Bibir Jeje lagi cemberut yang bikin Daddy gumuss pengen nyium 😘😘
Reaksi Jeje nanti seperti apa ya ?
Jangan lupa like,komentar,dan votenya 😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!