NovelToon NovelToon

Bidadari Tak Bersayap

Chapter 1

Eliana Nur Syabilah seorang gadis berumur 22 tahun dengan segala kerumitan hidupnya. Ia gadis berparas yang cantik dalam balutan busana sederhananya pun style pakaiannya mencerminkan seorang gadis baik-baik.

El begitu ia disapa, ia tinggal bersama keponakannya yang berumur 4 tahun Ameera yang merupakan yatim piatu karena ditinggal ayah ibunya karena sebuah kecelakaan mengharuskan anak perempuan itu tinggal bersama sang tante sejak ia berumur 2 tahun.

Mereka terpaksa tinggal disebuah panti asuhan karena kemiskinan yang mendesak. El juga merupakan yatim piatu, sejak kecil ia tinggal bersama kakaknya mbak Khanza (ibunya Ameera), mereka hidup sederhana karena Khanza dan suaminya hanya seorang pekerja di sebuah pabrik.

Hingga kecelakaan itu merenggut kakak beserta kakak iparnya, mengaharuskan El untuk mengasuh Ameera. Sebelumnya El juga bekerja di pabrik yang sama karena ia hanya tamat SMA, tapi belakangan banyak karyawan yang di kurangi karena kondisi keuangan pabrik yang menurun termasuk salah satunya Eliana.

Kenyataan bahwa kondisi keuangan Eliana tidak bisa bertahan lagi dengan kebutuhan rumah tangga yang kian hari kian merangkak naik, disebabkan ia sekarang tak punya pekerjaan lagi.

Berkat kesabaran dan keikhlasan hati El yang menganggap bahwa nasibnya harus diperjuangkan ia tak mudah menyerah, namun ia tidak bisa lagi menyambung kontrakan rumah yang bahkan sudah 2 bulan menunggak akibat keuangannya tidak stabil sejak ia diPHK.

Beruntung ia dipertemukan dengan seorang ibu perempuan paruh baya yang ia tolong ketika akan dicopet di jalan, ibu tersebut mengajak El mampir ke kediaman si ibu yang tak jauh dari tempat kejadian hampir kecopetan tadi yang merupakan sebuah panti asuhan yg dihuni 10 orang anak yatim dan terlantar.

Panti asuhan sederhana itu memperlihatkan kehangatan sebuah keluarga begitu El terkesima dengan keadaan di panti sampai suara mengejutkan lamunan Eliana.

"Nak El, maaf apa ibu membuatmu terkejut?"

"Tentu tidak bu, saya hanya kagum dengan panti ini"

"Silahkan diminum tehnya nak"

"Baik bu terimakasih atas jamuannya, lain kali ibu hati-hati jika berjalan sendirian sekarang copet ada dimana-mana" El tersenyum.

Ibu Yuni menghela napasnya.

"Ibu bukan soal dompetnya isinya juga tidak seberapa nak, hanya saja ibu kesal dengan pencopet itu kenapa sasarannya orang tua seperti ibu, kenapa tidak copet ibu-ibu pejabat saja ya" sambil tertawa pelan.

El kembali tersenyum " Karena pencopetnya tau bu kalau ibu pejabat tidak punya uang cash, yang ada kartu sakti" Eliana tertawa pelan.

Perbincangan mereka cukup hangat sampai keduanya bercerita banyak tentang kehidupan, tentang El dan Ameera dan ibu Yuni merasa kasihan pada El hingga akhirnya ia menawarkan bagaimana jika El dan Ameera ikut tinggal bersama di panti asuhan ini.

Tentu El menyambut hangat ajakan Bu Yuni karena memang El dan Ameera membutuhkan tempat tinggal sebelum ia mendapat pekerjaan baru dan kembali bisa mengontrak rumah berdua Ameera.

Keesokan harinya El dan Ameera pun pindah ke panti asuhan yang di urus Bu Yuni. Mereka pamit dengan tetangga yang sudah sangat baik dengan El, mereka tempat El nitip Ameera jika ia keluar bekerja atau ada urusan, mbak Eva sudah menganggap El seperti adiknya sendiri.

Mbak Eva sudah banyak membantu El dan Ameera selama mereka bertetangga. Bahkan mbak Eva sudah anggap Ameera seperti anaknya sendiri karena ia juga punya seorang putri yang seumuran dengan Ameera.

Mba Eva melepas kepergian El dan Ameera.

"Jangan lupa ya El rumah mbak akan selalu terbuka untukmu dan Ameera" mbak Eva menyeka airmatanya.

"Terimakasih banyak atas kebaikan mbak selama ini, Insyaallah El akan sering main kesini, jadi tenang saja tidak akan berpisah jauh kok kan masih satu daerah juga" El memeluk mba Eva.

"Jaga kesehatan ya El terutama Ameera jangan biarkan dia jajan sembarangan, kamu jangan lupa sering telepon mbak ya kalau butuh sesuatu!"

"Oke...Mbak ku sayang, doakan El cepat dapat pekerjaan ya mbak. Nanti El telepon jika sudah sampai ke panti, salam sama mas Romi ya bilang makasih"

"Salim tante Eva sayang" tunjuk El pada Ameera.

"Hati-hati ya El"

"kita berangkat ya mba, Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..." mba Eva melambaikan tangan pada angkot yang membawa El dan Ameera menuju panti asuhan.

Chapter 2

Sudah satu minggu El dan Ameera tinggal bersama di panti, El gadis yang mudah bergaul dan Ameera tentu saja sangat senang karena banyak teman sebaya nya juga tinggal di sana.

El membantu bu Yuni mengerjakan apa saja yang ia bisa seperti ikut memasak, membersihkan panti sederhana itu. Seminggu pula El berusaha mencari pekerjaan namun belum ada satupun yang menerima.

Keuangan Panti berasal dari donatur yang berbaik hati menyisihkan uang nya untuk bersedekah, sehingga untuk kebutuhan sandang pangan tidak perlu khawatir lagi, namun tentu El tidak mau bermalas-malasan, karena untuk tinggal saja El sangat bersyukur diberi tumpangan.

"Apa yang kau pikirkan El?" bu Yuni menyadarkan El dengan lamunan nya menghadap jendela.

"Aku merasa belum bisa melakukan yang terbaik untuk Ameera bu, tahun depan dia sudah masuk usia sekolah TK, sedangkan aku sampai sekarang belum kerja bu, gimana mau nabung untuk sekolah Ameera?" tetes bening jatuh bagitu saja.

"Sabar El, mungkin dari lamaran pekerjaan yang kau ajukan, mudah-mudahan ada yang membutuhkan tenagamu, kita harus optimis El"

"Ibu juga pernah putus asa akan nasib, tapi berkat kegigihan usaha ibu untuk tidak menyerah bagitu saja, kau lihat panti ini berdiri bukan tanpa alasan El." Bu Yuni menyemangati El.

"Jadikan Ameera sebagai alasanmu untuk tetap semangat menggapai apa yang kau cita-citakan"

"Cita-cita ku hanya mau melihat Ameera tumbuh seperti anak yang lain bu, tidak kekurangan apapun. Tidak seperti nasib ku dan kedua orang tuanya"

"Aku tidak punya siapa-siapa selain Ameera bu di dunia ini, jadi aku tentu akan melakukan apa saja demi masa depan Ameera"

"Jika begitu semangatlah El, dunia tak selebar daun kelor, usiamu masih muda masih punya masa depan yang cerah, ibu selalu mendukungmu" Bu Yuni memberikan pelukan hangat disore itu.

El bersyukur setidaknya ada bahu yang bisa ia sandarkan keluh kesah nya, bu Yuni memang sangat baik hanya butuh beberapa hari saja mereka sudah seperti ibu dan anak.

Hingga suatu hari El mendapat pekerjaan di sebuah restoran yang berada di dekat sebuah kampus, menjadi seorang pramusaji tentu tidak membuat ia malu ia menjalani nya dengan semangat demi mengumpulkan pundi-pundi uang untuk masa depannya bersama Ameera.

Dibalut busana atasan putih dan bawahan hitam dan rambut ia kuncir kuda. El memang punya wajah yang diatas rata-rata perempuan indonesia, putih mulus, kulit yang bening sehingga tak jarang orang mengira El adalah bukanlah gadis miskin, dengan wajah itu El pantas disebut perempuan idaman semua laki-laki dengan wajah cantik beserta bentuk tubuh yang sedikit berisi di area tertentu.

Tapi bukan hanya paras yang membuat ia banyak dikagumi tapi juga budi pekertinya, ia memang hanya tamat SMA saja tapi ia sungguh beretika layaknya wanita berpendidikan. Bahkan tak jarang juga yg mengagumi nya dari kalangan perempuan yg merasa iri atas kecantikan dan kelembutan pekertinya.

"El.... silahkan ini pesanan untuk meja yang di ujung sana ya meja no 08" ucap seorang pegawai yang berseragam sama dengan El yang bertugas jadi chef.

"Oke siap" El membawa pesanan orang tersebut.

"Ini pesanan anda tuan, silahkan menikmati menu dari restoran kami" El memberikan senyum yang begitu manis.

"Maaf tuan kenapa hanya diam saja, apa ada yang mau dipesan lagi?" tanya El heran karena tuan tersebut menatapnya tidak berkedip ketika El berbicara.

Karena pria itu tersenyum-senyum memperhatikan El menyajikan makanan, terlihat sekali jika sang pria terpesona.

"Cantik" ucap sang pria dengan pelan.

"Maaf tuan bicara apa?"

Belum juga menjawab tiba-tiba ada seorang perempuan seumuran El langsung datang menarik lengan El kasar dari hadapan sang pria.

Wanita yang ternyata kekasih sang pria baru saja datang dan dia melihat pemandangan yang membuat dadanya bergemuruh. Perempuan itu melihat bagaimana lelaki nya dengan sengaja memperhatikan pelayan wanita di depannya dengan begitu manis.

Tak heran semua mata memandang ke arah mereka, semua terjadi bagitu saja El yang masih kebingungan langsung mendapat tamparan keras diwajahnya mengeluarkan sedikit darah di sudut bibirnya.

Membuat semua orang terperangah, perempuan itu langsung memaki kasar Eliana.

"Dasar ****** ya, beraninya kamu menggoda lelaki ku, perempuan sialan!"

masih dengan wajah berapi-api.

"Sayang...tenanglah, dia tidak menggodaku.. dia hanya menyajikan makanan ku saja, percayalah, kasihan dia" sang pria menengahi perdebatan itu, tapi tidak dengan wanita itu tetap menampakkan wajah yang tidak suka.

"Ampun...nona, saya sama sekali tidak menggoda tuan ini... saya bersumpah saya hanya menyajikan makanan yang tuan itu pesan"

"Maafkan saya nona..."

"Cuihhhh....aku tidak rela memaafkan ****** seperti mu yang sudah berani menggoda pria ku, kau tahu siapa pemilik resto ini? ayahku... aku tidak akan membiarkan ayahku memperkerjakan seorang yang suka genit sama pelanggannya!"

"Ampunn nona jangan pecat saya, saya baru saja mendapat pekerjaan ini nona, ampuni saya, saya bersalah"

"Kau harus tau tempat mu bekerja bukan di restoran ini, kau lebih cocok menjajakan kecantikanmu di club-club malam, itu lebih cocok karena disana kau mendapatkan pria yang sama dengan mu"

"Pak Gilang....segera pecat dia aku tidak sudi melihat karyawan yang sudah menggoda calon suamiku masih bekerja disini."

Pak Gilang selaku manager di restoran itu hanya menarik napas dalam mengiyakan permintaan anak bosnya itu.

Chapter 3

El hanya bisa tertunduk lesu atas kejadian yang menimpa nya dihari kedua ia bekerja.

Sekarang ia tidak tahu harus bagaimana seolah takdir memang mempermainkannya, ia seolah tak diberi jeda untuk menghela napas lega akan sebuah kehidupan yang lebih baik.

"Maaf sekali El, saya tidak bisa membantu mu dalam hal ini, kau tahu sendiri aku juga hanya sekedar karyawan biasa meski aku manager disini tetapi tetaplah bos yang akan lebih berkuasa atas keputusan apapun" pak Gilang mencoba memberi pengertian.

"Tapi pak, saya benar-benar tidak melakukan yang nona tadi tuduhkan, demi Allah pak Gilang saya tidak melakukannya" El tidak bisa menyembunyikan tangisnya.

"Saya mengerti El, saya percaya padamu, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa soal ini. Kau tahu jika aku tetap mempertahankan mu maka jabatanku yang menjadi taruhannya, andai aku bisa lebih adil El...."

"Baiklah pak, terimakasih atas kebaikan bapak"

El hanya bisa menunduk kecewa akan keputusan atasannya. Belum juga ia mendapat gaji pertama nya bahkan belum genap dua hari bekerja ia sudah di pecat oleh kejadian yang memalukan.

"Ini ada sedikit uang untuk ganti ongkos kamu bekerja dua hari ini, kamu terima ya...?"

El mengambil amplop itu, jujur ia memang membutuhkan uang itu karena tabungannya sudah habis untuk keperluan pribadi nya bersama Ameera yang tentu saja ia tidak bisa merepotkan Bu Yuni.

"Terimakasih banyak pak Gilang, saya akan ingat kebaikan bapak... boleh saya terima ini?"

"Tentu saja El, saya senang bisa kenal sama kamu, saya harap kamu bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik lagi dari sini."

"Baiklah pak Gilang, saya pamit dulu ya sekali lagi terimakasih".

"Sama-sama"

Mereka bersalaman untuk terakhir kalinya.

El pun keluar dari ruangan Manager tersebut kemudian berpamitan pada teman-teman pegawai yang lain.

*****

Dengan langkah gontai El menapaki sebuah taman yang tak jauh dari restoran. Ia duduk di bangku taman, tampak beberapa anak kecil bermain bola disore yang mendung, terdapat juga muda mudi yang lagi asyik beduaan karena ini hari sabtu yang artinya nanti malam adalah malam panjang bagi mereka yang berpasangan.

Tampak El menangis di tengah keramaian, bahkan ia tidak peduli sekitar banyak orang yang menatap aneh. Ia benar lelah untuk hari ini bagaimana ia berjuang membela diri bahkan rela minta maaf atas kesalahan yang tidak ia perbuat, tapi apalah daya ia tetap kalah, sungguh miris nasib gadis cantik bernama Eliana.

Kemudian tidak sengaja bola yang dimainkan anak-anak itu mengenai kepala Eliana yang memang sedang menangis sendirian. Tangisnya kian kencang ketika bola mengenai kepalanya, bukan karena sakit tapi karena kecewa atas nasibnya hari ini seolah semua menertawakannya termasuk bola itu.

Seiring tangisan gadis itu gerimispun turun seakan memberikan tambahan goresan pilu akan takdir hidup Eliana. Semua tampak meninggalkan taman kecuali El yang masih betah menangis.

Akhirnya ia lelah, kemudian ia memutuskan untuk kembali ke panti. Namun baru saja dia mau menyeberang jalan karena terlalu letih sampai ia tidak fokus ada mobil tiba- tiba melintas.

"Aauhwwwwhhh" pekik El menghindar.

Mobil itu berhenti tepat disamping El yang tengah menutup telinga nya, kemudian tampak seorang pria tampan keluar dari mobil tersebut.

"Hei....apa kau mau mati muda haah?

seketika El mengangkat wajahnya menatap sang pria.

"Maafkan saya tuan, maaf saya ceroboh, ampuni saya tuan..apa ada yang rusak tuan? saya tidak bisa ganti tuan saya tidak punya uang.. maaf kan saya tuan?" El terus meracau ketakutan, hingga sang pria terperangah seketika.

"Tidak tidak, maksud ku kenapa kau tidak melihat ada mobil yang lewat, kau bisa saja celaka" pria itu melembut seketika seakan tersihir oleh kecantikan Eliana dengan wajahnya yang basah akan air hujan.

"Maafkan saya tuan" El masih tidak enak, kemudian hening.

Hingga pria itu kembali bertanya "Apa yang kau lakukan di tengah hujan ini? bagaimana kalau ada yang berniat jahat, oh ya kenalkan nama ku Andra" mengulurkan tangan.

El tidak langsung menjabat " Maaf tuan saya tidak berani menyebut nama pada orang yang baru saya temui, maaf itu angkot saya datang" sambil berjalan kearah angkot.

Kemudian El berangkat dengan angkot itu meninggalkan sang pria yang masih bingung.

"Sial....kenapa bisa lepas begitu saja, ini bidadari aku yakin...." sambil geleng geleng kepala.

"Kenapa tidak aku ikuti saja angkot tadi. Yah telat mikirnya, bidadariku akan ku temukan dirimu!"

"Pepatah mengatakan jodoh pasti bertemu"

Bahkan sang pria lupa bahwa bajunya sudah basah kuyup karena hujan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!