~ Flashback beberapa tahun yang lalu.
Singkat cerita Wilona di paksa bersetubuh oleh pria yang bernama Bram, karena Wilona terus saja menolak cintanya membuat pria yang memang ketua geng mafia tersebut sudah habis kesabarannya.
Akhirnya ia memperkosa wanita itu di ruang bawah tanah tempat pribadi yang tidak di ketahui oleh siapapun.
Termasuk sahabatnya sendiri yang juga ketua mafia yaitu Hadinata yang memang satu anggota dengannya, hanya saja semenjak Hadinata mengenal lalu menikahi istrinya itu, ia sudah tidak lagi mendalami dunia mafia, ia hanya fokus membina rumah tangga juga dengan juga mengelola bisnis-bisnisnya.
Satu bulan kemudian Wilona di nyatakan mengandung anak Bram, tapi Wilona tidak mau meminta pertanggung jawaban kepada Bram.
Wilona justru memanfaatkan keadaannya itu, dengan menfitnah pria yang bernama Syarief, pria yang sangat Wilona cintai, membuat skandal bahwa pria itu sudah menidurinya.
Namun Syarief mengelak, ia tidak bodoh dan terus saja mengelak bahwa dirinya tidak pernah menyentuh Wilona sedikit pun, ia terus saja menghindar dari rencana licik wanita ular itu.
Saat itu Syarief yang akan naik ke kelas berjalan menaiki tangga menuju kelasnya, saat bersamaan Wilona sedikit berlari menghampirinya dari arah belakang dan langsung memeluk manja lengan Syarief.
Syarief yang risih dengan sikap Wilona, dan langsung menepisnya dengan sedikit kuat tangan Wilona yang mencekal lengannya itu.
Tapi tak di sangka tepisan itu malah menjadi bumerang untyknya, Wilona terdorong kuat ke belakang dan jatuh berguling-guling dari tangga beruntung mereka masih berada di anak tangga bawah dan tentunya tidak terlalu tinggi.
Tapi itu juga sangat fatal bagi Wilona, ia mengalami pendarahan hebat, dan akhirnya keguguran dan menyalahkan Syarief atas meninggalnya calon bayinya itu, ia terus mendesak Syarief untuk bertanggung jawab dan segera menikahinya.
Sementara Papa Wilona yang baru saja mendengar berita tentang keadaan putrinya itu, dan langsung membawanya terbang ke negaranya.
Karena ia tak pernah setuju dengan pria pilihan putrinya yang tak sebanding dengan keluarganya itu, karena ia sudah mempunyai calon menantu idaman untuk putri cantiknya.
Maka dari itu, tanpa menunggu wajtu lagi, setelah keadaan Wilona sudah lebih baik ia langsung memaksa putrinya untuk ikut serta, supaya bisa melupakan pria yang bernama Syarief.
Justru itu menjadi kesempatan buat Dhisa Ibu dari Syarief, ia langsung menyuruh putranya itu untuk pindah kuliah kalau bisa ke luar pulau sekalian, agar tidak pernah bertemu jikalau wanita itu kembali lagi.
...----------------...
Lambat laun Syarief bertemu dengan seorang wanita yang satu kuliah dengannya bernama Rahayu, mereka akhirnya menikah dan di karuniai dua orang putra dan putri.
Syarief bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar di Jogja, sedangkan istrinya meneruskan bisnis keluarganya yaitu mengelola kedai kue yang sudah semakin berkembang pesat.
Arleo dan Ariell tumbuh menjadi anak yang sehat dan juga begitu lincah saat ini usia Arleo sudah empat tahun.
Sedangkan Ariell berusia dua tahun, mereka anak-anak yang lucu dan pintar, karena jarang ada di rumah mereka menyewa jasa baby sitter untuk anak-anak mereka masing-masing.
Menjelang sore di ruang keluarga sepasang suami itu terlihat tengah bercengkrama dan bercanda gurau. hanya mereka berdua saja tanpa ada yang menggaggu.
Karena putra putri kecil mereka tengah di ajak para pengasuhnya berjalan-jalan sore di taman yang tak jauh dari rumah majikannya.
"Sayang, sepertinya kita bisa membuatkan Leo adik satu lagi, gimana sekarang atau nanti malam?" goda Syarief menaik turunkan kedua alis matanya.
"Iisshh jangan aneh-aneh ya, Ariell masih dua tahun lho Yah, dua anak saja sudah cukup!." Ayu mencoba menepis tangan yang mulai bergerilya kemana mana itu.
"Ayolah sayang, sudah seminggu ini aku berpuasa, bukankah sudah selesai masa palang merahmu.?" tanpa menunggu jawaban Syarief langsung membopong tubuh istrinya itu masuk ke dalam kamar mereka.
Setelah merebahkan istrinya di atas ranjang, tanpa membuang waktu lagi ia langsung membuang semua pakaian yang melekat pada dirinya dan juga istrinya.
Kini tubuh keduanya sudah tanpa sehelai benang. Syarief langsung melancarkan aksinya, dari mulai pemanasan terlebih dahulu dan mulai melakukan penyatuan tub*h , pertempuran hebat sepasang suami istri itu pun terjadi di hari menjelang sore.
Saat sudah selesai mandi bersama dan juga menambah putaran pula di kamar mandi, kini keduanya tampak lebih segar.
" Sayang kenapa anak-anak belum pulang jam segini?" tanya Syarief sambil memakai pakaiannya.
" Entah Ibu juga tidak tahu, apa sebaiknya kita menyusul mereka Yah?" usul Rahayu kemudian.
...----------------...
Di taman dua suster pengasung itu tengah ikut bermain bersama dengan beberapa suster lainnya.
Menjelang sore memang taman khusus bermain anak-anak itu terlihat ramai, tapi sore ini hanya ada empat suster termasuk mereka berdua.
Leo kecil bermain prosotan di temani oleh susternya, sedangkan Ariell kecil dia lagi di suapi ice cream coklat yang ia bawa dari rumah tadi.
Setelah selesai menyuapi, pakaian depannya Ariell terkena lelehan coklat, jadi suster membawanya ke toilet yang memang sengaja di sediakan di dekat taman itu.
Sust-nya Ariell berpamitan pada sust-nya Leo akan ke toilet sebentar, karena harus mengganti bajunya Ariell dulu yang basah dan kotor.
Tak lama suster itu keluar dari toilet sambil menggendong Ariell dan berjalan untuk menghampiri keberadaan Leo dan susternya di tempat tadi.
Tapi saat sudah sampai ia tak melihat keberadaan mereka, di telusuri sekeliling taman tidak ada, sudah sepi. mungkin Leo rewel jadi memutuskan kembali pulang duluan pikhirnya, ia pun bergegas untuk pulang juga setelah mengemasi barang-barang yang ia bawa tadi.
Sesampainya di rumah sang majikan, Rahayu langsung menyapanya.
"Lho kok pulang sendirian sust, Leo sama sust-nya mana?" tanya Ayu saat melihat susternya Ariell sudah kembali.
"Bukannya sudah pulang duluan yaa bu Ayu sust nya, soalnya tadi di taman sudah sepi gak ada orang." jawab suster itu.
Ayu dan Syarief terdiam saling pandang setelah mendengar pernyataan dari susternya Ariell itu, "Tunggu-tunggu kalian ini berangkatnya tadi bersama lho, emang di sana kalian berpencar atau gimana?" ujar Syarif mencoba berpikir positif.
Ayu segera mengambil alih putrinya dari gendongan sang suster.
"Emm..begini pak, tadi itu saya ijin ke toilet untuk ganti bajunya dek Ariell yang basah, saat saya kembali ke tempat sust sama bang Leo mereka sudah tidak ada, saya sudah berkeliling mencari tetep tidak ada saya pikhir bang Leo nya rewel terus di ajak pulang duluan tadi." terang sang suster panjang lebar.
Ayu melihat suami nya itu kaget dan menahan emosinya. " Sayang aku akan cari mereka," Syarief langsung beranjak dari duduknya, dan menyambar kunci mobil yang tergeletak di atas bufet rak tv.
Ia segera keluar menuju mobilnya, " Sayang tunggu aku ikut," Ayu sudah ikut masuk ke dalam mobil setelah menitipkan Ariell pada susternya terlebih dahulu.
Dan berpesan pada sang suster untuk mengunci semua pintu dan jendela setalah mereka pergi.
Syarief membiarkan istrinya ikut serta, pikirannya sudah kalut, memikirkan dimana putra dan susternya berada.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
.
.
.
.
.
.
.tbc
Terima kasih yang sudah mampir baca, jangan lupa kasih like, komen dan hadiahnya yaa..🌷🌷🌷🌷,,maaf kalau masih banyak typo dimana-mana.
Saat susternya Ariell masuk ke dalam toilet, tak lama Leo dan susternya itu di datangi dua pria bertubuh besar dan berwajah seram, layaknya preman memakai banyak gelang dan kalung rantai.
"Kalian siapa, kalian mau apa?" seru sang suster menatap tajam kepada para preman itu sambil memeluk erat tubuh kecil Leo.
"Tidak penting siapa kita cepat ikut dengan kami, atau kau ingin mati sekarang juga." ancam salah satu preman tersebut.
" Ibu, Ayah." teriak Leo sambil menangis ketakutan, sang suster juga terlihat ketakutan, dia melihat sekeliling kanan kiri yang terlihat sepi tak ada orang, ingin berteriak minta tolong, tapi ia takut benda tajam itu langsung menggores lehernya.
" Diam, cepat masuk." titah sang preman itu dengan tatapan mematikan.
Suster itu pun menurut tak ada pilihan lain selain mengikui kemauan mereka berdua untuk masuk ke dalam mobil yang memang sedari tadi sudah terparkir di depan taman itu.
Suster itu terlihat sangat ketakutan terlebih ia memikirkan kondisi bocah yang tak berdosa ini menjadi sasaran mereka nantinya.
Suster itu pun hanya bisa membungkam mulutnya sambil terus memeluk erat anak asuhnya itu.
Saat di perjalanan salah satu dari mereka menerima panggilan masuk," Ya bos_sukses bos_siap!" ucapnya sambil melirik ke arah sang suster dengan pandangan yang mencurigakan.
Tak lama setelah panggilan itu berakhir sang suster ternyata di tembak mati tepat di kepalanya oleh preman itu di depan Leo kecil.
" Susterrr.." Leo berteriak histeris ketakutan sambil menangisi pengasuhnya yang sudah tak bernyawa itu, dan tiba-tiba saja tubuhnya terjatuh ke belakang hingga kepalanya terbentur ke samping mobil membuatnya tak sadarkan diri.
Preman itu langsung membuang mayat suster itu ke jurang yang dalam saat mobil itu melintasi jurang.
Tak lama mobil itu memasuki halaman rumah besar, mobil terparkir di garasi, salah satu preman menggendong tubuh kecil Leo membawanya masuk ke dalam rumah.
"Bagus, good job, ini sisa pembayaran untuk kalian, ingat kalian harus segera pergi jauh, sejauh-jauhnya." perintah seseorang yang di anggap bos oleh mereka berdua.
" Baik siap bos, terima kasih kami permisi," jawab mereka sambil meletakkan bocah kecil itu ke atas sofa ruang tamu dan berjalan keluar rumah itu sambil tersenyum senang telah membawa uang dari hasil kerja keras mereka.
Sang bos itu pun berjalan mendekat ke arah wanita yang terlihat berbinar, " Kau lihat anak itu akan menjadi milikmu, anggap saja sebagai ganti anak kita dulu." ujar pria itu yang tak lsin adalah Bram.
Pria yang telah menodai Wilona, sang mafia. tangannya bahkan sempat meremas lembut salah satu gundukan wanita itu.
Wilona sebenarnya risih dan sangat muak oleh sikap kurang ajar pria itu, tapi saat melihat wajah teduh anak kecil itu rasa kesalnya sedikit berkurang.
Wilona berjalan mendekat ke sofa dan berjongkok mengusap wajah tampan Leo kecil, " Kau sama persis seperti Ayahmu." bisiknya tersenyum senang.
" Kau sudah puas sekarang? dan malam ini aku minta imbalan yang telah kau janjikan sebelumnya." seru pria itu kembali sambil menyeringai.
Wilona tampak tak menggubrisnya, ia terus memandangi Leo, lalu pandangannya tertuju pada warna di sofa yang terlihat ada warna merah tepat di samping kepala anak kecil itu.
" Apa ini?" dengan cepat ia mengangkat kepala Leo, dan wajahnya tampak pucat saat melihat ada darah yang mengalir dari belakang kepala Leo.
" Bram cepat kau panggilkan dokter! dia terluka Bram, cepat." titahnya begitu sangat panik.
Bram pun dengan sigap menelpon salah satu dokter yang ada di kota itu, dan tak lama dokter pun datang untuk memeriksa dan mengobati Leo.
" Tidak apa-apa, lukanya juga tidak terlalu dalam, Bapak dan Ibu jangan khawatir hanya benturan kecil saja, ini saya beri resep obat agar cepat mengeringkan lukanya." ujar sang Dokter sambil menyodorkan satu lembar kertas kepada Wilona sebelum ia pamit pulang.
Sedangkan Bram, pria itu sedari tadi hanya senyum-senyum sendiri layaknya orang yang baru saja mendapatkan hadiah yang istimewa.
" Kenapa kau tersenyum.?" desis Wilona menarap curiga ke arah pria mesum itu.
" Tidak ada, hanya saja terdengar seperti sepasang suami istri yang sangat harmonis." jawab Bram sambil tersenyum menyeringai ke arah Wilona.
Bukannya Wilona tidak tahu apa yang di pikirkan oleh pria itu, pasti ucapan dari Dokter tadi yang membuatnya merasa senang.
" Dalam mimpimu.!!" bengisnya.
" Sebaiknya kau urus saja anak dan istrimu itu, suami macam apa kau! yang terus saja menggoda wanita lain di saat istrinya sedang hamil besar." imbuhnya kemudian.
Bram hanya diam saja, tanpa menjawab perkataan Wilona yang benar adanya, tak di pungkiri ia sungguh sangat mencintai wanita yang ada di hadapannya ini.
Tapi gara-gara wanita yang menjadi istrinya sekarang ini rencananya gagal untuk meluluhkan wanita galak ini, jika saja wanita itu tidak mengandung anaknya dulu, mana mungkin ia akan menikahinya.
Di tambah sekarang istrinya itu tengah mengandung besar anaknya yang kedua, mungkin sekarang tinggal menghitung hari saja untuk melahirkan.
" Baiklah ini untuk yang terakhir kalinya aku mengganggumu sayang, setelah itu kau bisa pergi kemana pun kau mau." pria itu masih berusaha mendapatkan bayaran yang telah ia lakukan untuk wanita di hadapannya saat ini.
Wilona berdecih pelan namun dengan terpaksa ia menuruti kemauan pria berhati iblis itu, dengan memberikan apa yang pria itu inginkan, apalagi kalau bukan soal urusan di atas ranjang.
Wilona sudah mengenal baik siapa pria itu sedari dulu waktu mereka masih berkuliah di kota makasar sana.
...----------------...
Keesokan harinya Wilona sudah kembali ke negara asal Papanya membawa serta Leo kecil, yang sudah tercantum di dalam buku keluarga dan juga akta lahir bahwa Leo adalah putranya yang sudah berganti nama dan merubah semuanya, siapa lagi kalau bukan Bram yang membantunya.
"Kau lihat Syarief, karena ulahmu itu kini putramu berada dalam genggamanku, kita lihat saja bagaimana hancurnya wanita yang kau cintai itu, kehilangan buah hati yang dia cintai. sama seperti diriku dulu. " ucapnya sambil memandang Leo dengan tersenyum devil.
"Kau tunggu saja giliranmu itu tiba," ia menyeringai sangat puas, melihat bocah yang begitu mirip dengan Ayahnya itu.
Dia bersiap siap untuk segera pergi meninggalkan negara ini sekarang juga dengan menggunakan jet private milik pria mesum itu.
Sementara itu di ibukota wanita yang menjadi bahan pembicaraan kedua orang itu semalam, tengah berjuang untuk melahirkan anak keduanya.
Sudah dari semalaman ia sudah berada di rumah sakit, tapi suaminya tak kunjung datang, apalagi putri pertamanya sedang ia titupkan kepada sang adik di kota lain.
Tak lama bayinya lahir, hingga malam tiba barulah sosok suaminya itu baru muncul di hadapannya, bahkan memasang wajah yang sangat tidak bersahabat.
Layaknya Bram melihat wajah istrinya itu seperti wajah musuhnya, yang entah siapa musuhnya.
Walaupun di dalam hati Bram tidak mencintai istrinya, tapi semenjak menikah dengannya Bram mulai sedikit tersentuh oleh perhatian-perhatian yang di berikan oleh istrinya itu apalagi sejak kehadiran putri pertamanya Fanya.
Walau ia masih sering bermain api di belakang sang istri, buktinya semalam. istrinya sedang merasakan kontraksi yang luar biasa, eh dianya justru sedang bermorena bergoyang duet dengan wanita lain di atas ranjang.
Dia tidak tahu saja permainan gilanya itu sudah di ketahui oleh sang istri, namun istrinya hanya diam saja.
Setelah bayinya sudah lahir ternyata istri Bram tak bisa di selamatkan, sebab kata Dokter yang menanganinya, dia mempunyai penyakit bawaan membuat nyawanya tidak tertolong lagi.
Istrinya pergi dengan membawa luka yang amat pedih dan juga rahasia yang ia tutupi selama ini dari sang suami.
~Flashback off
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
.
.
.
.
.
.
.tbc
Terima kasih yang sudah mampir baca, jangan lupa kasih like, komen dan hadiahnya yaa..🌷🌷🌷🌷,,maaf kalau masih banyak typo dimana-mana.
Richard mengendarai mobilnya menuju University College, dimana ia menempuh pendidikan tinggi di negaranya sana.
Setelah mobil terparkir rapi di parkiran khusus area mahasiswa, dia pun segera turun dan berjalan agak terburu menuju ke arah ruang kelasnya pagi ini.
Karena ulah adik perempuannya itu, membuatnya terlambat pergi pagi ini , tapi masih sempat-sempatnya ia membaca pesan yang ada di dalam ponsel genggamnya itu.
Nampak dari kejauhan ada seorang gadis yang juga sedang tergesa berlari di lorong kampus, hingga ia sedikit menyenggol bahu Richard karena saking terburu-burunya itu.
" Hey, nona kau sengaja menabrakku ya?!" desis Richard kesal sambil berjongkok mengambil ponselnya jatuh ke lantai.
Gadis itu nampak tak mendengarkan teguran dari Richard ia terus saja berlari tanpa menoleh ke belakang, saat sudah akan masuk ke dalam kelas barulah ia menoleh sedikit kebelakang sambil menyatukan tangannya di depan d**a, sebagai tanda permintaan maafnya.
Setelahnya ia menghilang di balik pintu kelas, membuat Richard mendengus sebal, tapi terus berjalan ke arah kelasnya sendiri.
" Dude kenapa kau baru datang? beruntung masih satu menit lagi waktu tersisa kalau tidak tamatlah riwayatmu itu." gerutu Lucas sahabat Richard.
Richard nampak tak membalas pernyataan dari sahabatnya itu, dia langsung duduk di bangku samping sahabat lainnya.
" Pinjam catatan kemarin." ujarnya pada Bryan yang duduk di sampingnya.
Bryan juga nampak bergeming tak mendengarkan ucapan Richard barusan, karena kedua telinganya di sumpal oleh earphone.
" Dude, kau tak mendengarkanku!" dengan terpaksa Richard menarik salah satu earphone itu, lalu berbisik" pinjamkan catatan kemarin." bisiknya.
Membuat Bryan langsung sedikit terperanjat, " Isshh, kau mengagetkanku saja, ambil sendiri di bag." titahnya kemudian.
Tak lama kemudian Dosen yang terkenal killer dengan kedisiplinannya itu masuk ke dalam kelas membuat para mahasiswa sedikit menahan napas.
Ruang kelas menjadi hening dan tegang seketika karena semua penghuninya sedang khusyuk belajar di atas mejanya masing-masing.
Hingga beberapa jam kemudian sang Dosen itu pun keluar setelah kelasnya telah usai." Akhirnya." desah Andrew sambil menghembuskan napas leganya.
" Kantin yuk, aku sudah sangat lapar sedari tadi ." keluh Richard sambil beranjak bangun dari duduknya.
Bryan pun ikut beranjak, dan berjalan bersama dengan Richard di ikuti sahabat mereka lainnya di belakang.
" Kenapa Dosen itu selalu saja mengerikan saat mengajar di kelas, membuatku sedikit merinding." keluh Kyle saat mereka baru saja duduk di bangku yang biasa mereka tempati.
" Itu semua juga karena kau yang membuatnya menjadi Dosen yang super Killer, jika kau tak selalu terlambat dan membuat onar di kelas pasti dia juga tidak akan mungkin seperti itu." jelas Andrew menasehati sahabatnya itu.
" Kau pun juga sama saja, kenapa harus saling menasehati." celetuk Lucas kemudian, membuat yang lainnya ikut tersenyum miring.
"Eh kenapa aku juga di sebut, aku merasa tidak seburuk itu." elak Andrew.
" Dimana perginya Bryan tadi?" tanya Kyle menatap ke arah Richard yang sedang menikmati sarapannya itu.
" Pasti sedang menghubungi kekasihnya, seperti biasa si julliet merindukan gadisnya."
Andrew yang menjawabnya sebab ia tahu pasti siapa kekasih dari sahabat sekaligus sepupunya itu.
" Kenapa kau iri? bilang saja kau juga menginginkan seorang kekasih." cibir Kyle terkekeh.
" Kenapa aku harus iri, kalau hanya dalam waktu semalam saja, aku bisa mendapatkan dua wanita sekaligus." ucapnya bangga.
Membuat yang lainnya tergelak, namun tiba-tiba Richard langsung berdiri dan berjalan cepat ke arah gadis yang terlihat familiar di matanya itu.
Membuat para sahabatnya menatap cengo ke arah Richard, karena sikapnya yang tak biasa itu.
" Hey nona, kau gadis yang tadi pagi bukan.?" tanyanya menatap sedikit tajam ke arahnya.
Membuat gadis itu sedikit terkejut dengan kehadiran Richard yang tiba-tiba ada di sampingnya.
" Oh hay, maaf yang tadi ya? aku sangat terburu-buru tadi pagi." ucapnya sambil meletakkan kedua telapak tanganya ke depan seperti yang ia lakukan tadi pagi.
Richard masih menatap tajam ke arah gadis itu, kemudian menarik pergelangan tangannya menuju ke arah toilet.
Membuat semua orang menatap mereka berdua dengan curiga, kemudian suara bisik-bisik terdengar di seluruh kantin.
" Bukan seperti itu seharusnya meminta maaf yang benar, karena ulahmu ponselku tidak bisa menyala kembali." desisnya masih menatap tajam.
" Oh, baiklah aku akan ganti dengan ponsel yang baru, bisa aku melihat sebentar ponsel milikmu itu." ujar gadis itu sambil menengadahkan sebelah tangannya.
" Bukan masalah ganti rugi yang ingin aku bahas sekarang, tapi sikapmu yang bar-bar itu, dimana tata kramamu? apa kau tidak pernah di ajari sopan santun oleh kedua orang tuamu!" desisnya.
Gadis yang di ketahui bernama Zoey itu langsung tersulut emosinya saat pria itu membahas masalah tata krama dan juga kedua orang tuanya di hadapannya sekarang.
" Kau tidak berhak mencampuri urusan pribadiku. kau bilang saja, aku akan mengganti rugi milikmu yang rusak."
Sambil melempar kertas berisi nomor ponsel miliknya yang barusan ia tulis di kertas, dan melemparnya ke arah wajah Richard.
Dengan menahan amarahnya Zoey pergi dari hadapan Richard sambil menghentakkan kakinya berjalan menjahui pria itu.
Hingga tak sadar ada benda kecil yang terjatuh dari saku tas kecilnya saat ia memasukkan kembali penanya tadi.
Sementara Richard hanya menatap datar punggung Zoey, hingga Zoey menghilang dari pandangannya. sambil menggenggam kertas yang tadi di lempar oleh Zoey.
Tak lama kemudian Bryan berjalan keluar dari toilet pria, dan memungut benda kecil milik Zoey yang tadi terjatuh.
" Hei, ada apa Dude, sepertinya kau sedang dalam masalah." serunya sambil memandangi benda kecil itu.
Membuat Richard tentu saja terkejut." Sejak kapan kau disini?" tanyanya sambil berjalan kembali ke arah kantin.
" Aku sudah sedari tadi di dalam toilet."
" Dan kau mendengar semua ucapan kami barusan, " tebak Richard.
" Tentu saja, kau pikir telingaku sudah tidak berfungsi dengan baik, ada apa memangnya? sepertinya sangat serius.!!"
Bryan pun mengikuti langkah sahabatnya itu, kemudian mereka duduk kembali di bangku dimana para sahabatnya yang lain masih menunggu.
" Apa itu Bray?" tanya Lucas sambil mengambil benda yang di letakkan Bryan di atas meja di hadapannya.
" Entahlah, aku menemukannya tadi di depan toilet." jawabnya sambil menghendikkan kedua bahunya.
Richard yang masih sedikit kesal pun ikut menatap benda yang di pegang oleh Lucas sekilas, tapi detik beringkutnya ia langsung tersedak makanan yang ia makan.
" Kau kenapa Dude?" tanya Andrew terkekeh sebab semuanya menatap ke arah benda yang di pegang Lucas.
Kyle langsung menyodorkan minumannya ke arah Richard, dan langsung di minum hingga tandas olehnya.
" Dari mana kau mendapatkan benda ini?" dengan cepat Richard merampas benda itu, dan menatapnya dengan intens.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
Terima kasih yang sudah mampir baca, jangan lupa kasih like, komen dan hadiahnya yaa..🌷🌷🌷🌷.
Maaf kalau masih banyak typo dimana-mana.
"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!