Kenza Mahendra, seorang gadis cantik sedang menunggu kekasihnya untuk menjemput nya. Dia adalah Aldi Firmansyah, tak lain dan tak bukan adalah asisten pribadi dari Papahnya sendiri, Kenzo Mahendra.
"Maaf aku telat sayang" ucap Aldi dengan segera membukakan pintu untuk sang kekasihnya yang telah di pacari selama setahun ini
"Huff....gak apa apa, pasti Papah sengaja ngasih kakak kerjaaan, jadinya lama jemput aku"
Aldi mengacak rambut Kenza "Tau aja"
"Langsung pulang atau mau kemana dulu?" tanya Aldi
"Emangnya Papah ngijinin buat kakak ngajakin aku jalan jalan? entar kayak kemarin kemarin lagi, pas enak enak nonton, Papah telpon suruh kakak ke kantor"
"Ogah ah, pulang aja Kak, lagian Kak Vikky mau mampir sebentar, dia tadi ngirim pesan ke aku"
"Vikky??Dokter Vikky maksudnya?"
"Hummb, Dokter Vikky Bagaskara anaknya Om Vano"
"Ouh.....Dokter yang tergila gila ma Adel itu yank?"
"Betul"
"Mau apa dia ke rumah?"
"Biasalah, nanyain Adel....bosen aku, kadang pertanyaannya sama melulu 'Za, Adel kapan pulang, Za telponin Adel dong kangen, Za....." sambil menirukan suara khas Vikky
Aldi terkekeh mendengar sekaligus melihat ucapan dan ekspresi kekasihnya. Dia bisa merasakan betapa bucinnya itu Dokter terhadap Calon Adek iparnya.
"Emangnya, dia gak punya nomernya Adel gitu?? atau gak pernah hubungin gitu?"
Kenza menggeleng "Katanya Kak Vikky sih sengaja gak mau hubungin, biar kangen nya nambah"
"Gak mau hubungin tapi kenapa menyuruh orang lain nyambungin"
"Aneh"
Mobil Aldi sudah sampai di halaman rumah Keluarga Kenzo Mahendra.
"Kakak mau turun dulu?? ngeteh ngeteh atau ngopi ngopi gitu" tawar Kenza
Di saat Aldi ingin menjawab, tiba tiba ponselnya berbunyi, menandakan adanya pesan masuk. Aldi membuka segera ponselnya lalu dengan sedikit tersenum.
"Cepat balek ke kantor, kalau mau mulus jalannya restu dari Papah Mertua yang ganteng ini"
"Gimana yank? jadi ikut turun?" Kenza bertanya sekali lagi pada sang kekasih, pasalnya dari tadi belum menjawab dan malahan senyum senyum sendiri
Bukannya menjawab Aldi malahan memberikan ponselnya
Kenza seketika matanya melotot melihat pesan yang dikirimkan oleh Papah nya itu.
"Dasar, Papah durjana, gak ngebiarin anaknya seneng dikit" gumam Kenza
"Udah gak apa apa yank, yang penting jalan restu Pamer mulus kayak jalan tol tanpa hambatan"
"Udah buruan turun dan masuk rumah, habis itu makan dan istirahat, Kakak sayang ma kamu"
Aldi langsung mengecup kening Kenza lama
"Aku turun ya Kak, dan hati hati"
Kenza Mahendra, anak kedua pasangan Kenzo Mahendra dan Delima Pradipta, cantik, pendiam dan tidak neko neko. Sudah berpacaran dengan Aldi Firmansyah, tak lain dan tak bukan adalah asisten pribadi Papahnya.
Bukan tanpa sebab, Papah Kenzo mengangkat Aldi sebagai asisten pribadinya. Sebenarnya Aldi Firmansyah adalah anak dari teman Papah Kenzo, dan ketika pertama kali Aldi bertemu dengan Kenza, dia langsung jatuh cinta.
Aldi adalah tipe cowok yang gentle, dengan terang terangan meminta Kenza kepada Papah Kenzo untuk menjadi kekasihnya, dan ini sebuah kesempatan bagi Papah Kenzo yang akan memanfaatkan calon menantunya itu sebagai asisten pribadinya, itung itung belajar bisnis sekalian nanti akhirnya jika memang berjodoh, Aldi lah yang akan menggantikan Papah Kenzo memimpin perusahaan. Karena sepertinya Kenza sendiri tidak tertarik dengan dunia bisnis.
Karena semuanya sudah di rencanakan, Kenzi si putra sulung akan menggantikan Opa Jovan, Kenza akan menggantikan Papah Kenzo, dan si bungsu Adel yang akan menggantikan Opa Erik dalam meminpin perusahaannya.
~
Laki laki yang masih memakai jas putih itu langsung masuk ke dalam rumah keluarga Kenzo Mahendra, laki laki itu sudah biasa, bahkan Pak Satpam pun sudah hafal dengan mobil yang di pakainya, walaupun sering gonta ganti dan berbeda warnanya
"Za..." panggil laki laki yang baru masuk ke dalam rumah, dan laki laki itu langsung duduk di samping Kenza yang sedang menikmati kripik kentangnya
"Ish...maen nyomot nyomot aja!! kesini gak bawa jajan malahan minta"
"Maaf, kakak tadi habis dari rumah sakit langsung kesini, nanti kakak transfer deh buat uang jajan"
"Nyogok" cibir Kenza
Kedua sama sama terdiam, dengan menikmati camilan di depannya itu.
"Kok sepi Za?? Mamer kemana?"
Kenza melirik ke arah laki laki yang masih asyik menguyah kripik kentangnya itu
"Cieh...pede banget Kakak, ngaku ngaku Mamer, emangnya Kak Vikky yakin akan di restuin ma Mamah dan Papah??"
"Atau Om Surya? Om Surya kan over banget kalau udah soal Adel"
Ya laki laki yang duduk bersama Kenza adalah Vikky, Vikky Bagaskara, seorang Dokter muda yang tergila gila dengan Adella, si bungsu pasangan Kenzo dan Delima Mahendra.
Vikky lah laki laki yang tiga tahun lalu berada di bandara terduduk lesu karena kehilangan orang yang di cintainya, lebih tepatnya kehilangan kesempatan untuk bertemu karena pesawat yang ditumpangi pujaan hatinya sudah lebih dulu terbang ke angkasa
Dan Vikky lah sosok laki laki kecil yang waktu itu telah mengklaim dedek bayi dalam kandungan Mam Delima adalah miliknya, yang tak lain dan tak bukan adalah Adella.
Dokter Vikky Bagaskara
"Memang sepi, sejak Adel ke Jerman rumah ini terasa sepi" Kenza membalas pertanyaan yang sempat terjeda itu
Kenza melirik ke arah Vikky "Kenapa juga Kakak waktu itu gak nemuin Adel, gak nganterin ke Bandara?"
"Kakak nganterin Za waktu itu, tapi terlambat"
Vikky akhirnya bercerita tentang kejadian tiga tahun yang lalu, begitu juga dengan Kenza yang masih terbayang bayang perpisahan dengan adiknya di Bandara waktu itu. Baik Vikky maupun Kenza sama sama masih mengingatnya.
Flashback Tiga Tahun Yang Lalu
Laki laki berwajah tampan keluar dari Bandara siang ini. Ekor matanya melirik ke segala penjuru arah, untuk mencari seseorang yang sudah lama di nantinya.
Sudah enam tahun lamanya, laki laki tampan ini meninggalkan negaranya untuk menimba ilmu di negeri orang, dan sekarang saatnya dia untuk kembali, kembali bersama kedua orang tuanya, dan kembali untuk melihat gadis pujaan yang telah lama dirindukannya, dan juga mempraktekkan semua ilmu yang telah didapatkannya.
"Bro....." sapa seorang laki laki yang tak kalah tampannya
"Hai...Bro"
Mereka berdua berpelukan ala laki laki karena sudah lama tidak berjumpa dan hanya berkabar lewat udara saja.
"Langsung pulang atau ke rumah si han han elu itu??" ucap laki laki itu dengan sedikit menyindir
"Kita kerumah My Honey dulu, kangen gue" jawabnya dengan membayangkan senyuman gadis kecilnya yang sudah lama ditinggalkan nya
"Lets go"
"Elu udah ngabarin ortu lo?"
Laki laki itu menggeleng "Belum, sengaja gue gak kasih kabar, beliau taunya gue pulang besok"
"Rencana sih gue mau pulang besok, mau keliling London dulu, tapi cinta dan kangen gue ngalahin segala nya coy"
"Hmmm.....dasar elu, belum apa apa udah bucin"
"Gue juga gak tau, dia beda bro...beda banget, rasanya deg deg ser gitu saat gue lihat dia, dan mata ini nyess banget ketika menatap matanya"
"Emang nama nya siapa sih bro?? dari dulu gue tau nya elu manggil dia han han han, hantu?? apa hany bany sweety??"
"Ciehh....gak gaul, kelamaan jomblo sih elu bro, namanya cantik secantik wajahnya, tetapi gue lebih seneng aja kalau panggil dia Han, alias Honey" ucapnya dengan senyum mengembang diwajahnya
"Panggilan kesayangan gue" lanjut nya
"Jadi penasaran gue ma si han han elu itu, betewe umurnya berapa bro??"
"Beda dua belas tahun ma gue" jawab laki laki ganteng itu
"Whatt??? gila gila gila!! elu suka ma bocil ternyata!!"
Tak ada jawaban dari laki laki itu, dia hanya tersenyum manis membayangkan betapa gadisnya itu sangat menggemaskan, dan sekarang pastinya sudah gede dan pasti tambah menggemaskan tentunya.
"Bentar bentar...gila...dia baru lulus Sekolah Dasar, elu serius mau ngawinin tuh bocil??"
"Sejuta rius gue, tapi rencana gue mau nglamar dia dulu, barulah saat dia umur 16 atau 17 tahun gue kawinin"
"Gila...bener bener gila...gak nyangka gue, elu yang kaya, pewaris tunggal, pinter dan gantengnya gak kelutungan milih bocil buat jadi bini elu, sumpah gue jadi penasaran ama tuh bocil"
"Seperti yang gue bilang tadi, dia sangat sepesial, dia cantik pasti sekarang tambah cantik"
Dan tak menunggu lama, mobil mewah itu sudah berada di kediaman Kenzo Mahendra. Dua laki laki satu server itu langsung turun dan menghampiri Pak Joko, satpam rumah Keluarga Kenzo
"Siang Pak" sapanya dengan sopan sambil melihat lihat sekilas halaman rumah mewah itu
"Siang, Mas Mas ganteng"
"Em...Mas ganteng kayaknya Bapak pernah lihat deh, tapi kapan ya ?" Pak Joko mencoba mengingat laki laki ganteng yang ada didepannya itu.
"Kok sepi Pak, tumben?" tanya laki laki itu
"Semua penghuni rumah itu pergi ke Bandara Mas"
"Bandara??" tanya nya siapa tau salah dengar
"Iya Mas, nganterin Non Adel ke Bandara, Non Adel mau ke Jerman"
"Adel?? ke Jerman?"
Pak Joko mengangguk "Non Adel ikut Tuan Surya ke Jerman"
Deg
Seakan tertimpa sebuah benda berat, senyum yang dia perlihatkan tadi kini hilang bagai di telan bumi. Laki laki itu masih mematung, mencoba mencerna semua perkataan yang Pak Joko ucapkan
"Sebaiknya Mas ganteng segera susul ke Bandara, soalnya dari yang Bapak dengar, Non Adel yang cantik itu akan di Jerman selama tiga tahun"
Jedderrrrr
Seketika laki laki itu lemes, dia ingin memberikan kejutan malahan dirinya yang terkejut
"Tiga tahun?? itu berarti gue harus nahan ketemu selama sembilan tahun dari kemarin?"
"Sabar bro...ayok ki susul, mudah mudahan belum terlambat"
~
Delima tidak melepaskan rangkulannya dari Adel. Sejak didalam mobil, baik Delima maupun Adel sama sama saling memeluk, menggenggam, bahkan tak segan segan air matanya menetes.
Dan kini mereka sudah berada di Bandara, tepatnya di salah satu restoran, sambil menunggu pesawat jurusan Jerman berangkat.
"Adel, batalin ya sayang? Mam gak bisa bayangin hari hari Mam tanpa Adel" ucap Delima dengan kembali memeluk putri bungsunya
"Mam jangan nangis donk, Adel janji akan hubungin Mam setiap hari" Adel kecil itu mencoba tersenyum walaupun sesungguhnya dia juga berat untuk berpisah dengan Mam nya.
Adel melirik ke arah Pap Kenzo "Pap, jagain Mam aku, kalau bisa dan boleh nih, sepulang dari Jerman aku udah punya mainan baru di rumah yang lucu dan manis kayak aku"
Kenzo tersenyum, dia tau apa yang dimaksudkan oleh putri bungsunya itu "Pasti boleh sayang, kamu gak minta pun, tiap hari Pap udah bikinin kok" jawab Kenzo dengan tertawa dan mengacak rambut Adel saking gemasnya dengan anaknya yang satu ini
"Bang ih....mesum" Delima mencubit perut Kenzo kemudian tertawa
"Nah gitu donk Mam....aku kan seneng lihatnya"
Suara pemberitahuan bahwa pesawat tujuan ke Jerman akan segera berangkat
Surya yang dari tadi hanya melihat drama ibu dan anak itu akhirnya menepuk pundak Adel
"Sudah saatnya sayang"
"Papi tunggu di depan" lanjutnya lagi
Surya beserta kedua orang tua nya lebih dulu berpamitan kepada Kenzo dan Delima dan juga Kenza, Kenzi, sementara dia membiarkan Adel untuk berpamitan di dalam.
Jujur, situasi seperti ini tidak Surya inginkan. Surya kembali memakai kaca hitam nya supaya tidak terlihat jika dia juga menangis
"Maafkan aku Delima, maafkan aku yang akan membawa putri kita jauh dari kamu" batin Surya
Delima kembali menangis memeluk Adel, begitu juga dengan Kenzo, rasanya hari ini adalah hari yang terberat yang dilalui nya.
"Adel pergi dulu Mam, Mam jangan nangis, aku di sana pasti baik baik saja"
Kemudian Adel beralih ke arah Paps Kenzo "Adel pamit Pap, jaga Mam aku dengan baik, jangan buat Mam aku sedih"
Kenzo mengangguk, kemudian mengecup kening Adel dengan lama "Pasti sayang, pasti Adel putri Pap Kenzo"
Adel tersenyum, lalu memeluk ke kedua saudaranya "Bang Ke dan Kak Za, Adel pergi dulu, nitip Mam dan Pap, dan sering sering hubungin Adel"
Ketiga bersaudara itu saling berpelukan dengan erat "Pasti Adel kesayangan Abang, dan Kak Za, jangan khawatir dan jaga diri kamu"
Adel mengangguk, kemudian tatapan matanya beralih lagi ke Kak Kenza, padahal dia sudah berpamitan dan berpelukan tadi. Adel mendekat lalu membisikkan sesuatu "Kak...kalau ketemu ma si itu, bilang ya suruh tungguin Adel, disaat kita bertemu, Adel akan pertimbangkan permintaannya" bisik Adel di telingan Kenza, dan tentunya hanya Kenza yang mendengar dan tau maksudnya
Kenza mengangguk lalu mencubit hidung mancung Adel "Nakal kamu ya Del, masih kecil juga...dan pasti akan kakak sampaikan"
Adel pergi meninggalkan kedua orang tuanya dan kedua kakaknya yang saling berpelukan, kaca mata hitamnya tidak lupa dia pakai untuk menutupi matanya yang sudah basah sejak tadi. Surya dari tadi menggandeng putri cantiknya itu, tak lupa dengan Mamah dan Papahnya juga yang sedari tadi ikut bersedih menyaksikan perpisahan Adel dengan keluarganya
"Mam....Adel pergi untuk kembali, tunggu kedatangan Adel tiga tahun lagi" teriak Adel dengan tersenyum dan langsung diangguki oleh Delima dan yang lainnya.
Delima dan Kenzo melihat Adel sampai Adel benar benar tak terlihat. Kenzo dengan erat memeluk tubuh Delima.
"Kami akan tunggu kamu di sini Del, dan waktu cepatlah berlalu"
Sementara dua orang laki laki yang baru turun dari mobil langsung berlari mencari sosok gadis yang akan terbang ke Jerman, atau sudah terbang tepatnya.
"Mbak, pesawat jurusan Jerman apa sudah berangkat?" tanya laki laki itu dengan muka yang lesu
"Sudah mas, sudah 5 menit yang lalu" jawab nya dengan sopan
Deg
Laki laki itu langsung terduduk lemas, dia tidak memperdulikan banyaknya pasang mata yang memandangnya
"Aku terlambat....aku terlambat...."
"Aku akan menunggumu tiga tahun lagi Han, dan aku harap tiga tahun itu hatimu hanya untukku, dan semoga aku tidak akan terlambat lagi setelah kamu kembali"
"Pergilah!! dan kembali lagi untukku"
Flashback Off
"Dan sejak saat itu, Bang Kenzi tiap pulang sekolah langsung ke kantor Opa Jovan, Mam Delima sengaja menyibukkan diri, jika tidak kumpul ma tante tante cantik, Mam selalu habiskan waktu di butik, hingga Papah Kenzo menjemputnya"
"Dan kini tinggalah aku sendiri di rumah" lanjut Kenza yang sedikit berkeluh kesah tentang masa masa sepi sejak kepergian Adel
Dokter Vikky menarik bahu Kenza dan memeluknya, baginya Kenza bukan hanya sebagai calon Kakak Iparnya saja, tetapi sudah dianggap sebagai adiknya sendiri.
"Dan disaat aku punya seseorang yang deket, e....malahan Papah dengan sengaja membuat dia jadi asisten pribadinya, huff kesel deh sama Papah"
"Aldi??" tanya Vikky sekilas
"Kakak kenal?"
"Gak kenal kenal banget, tapi dah pernah ketemu waktu di kantor Pamer juga"
"Iya Papah sengaja, jadiin Kak Aldi sebagai asistennya, dengan harapan dia nanti bisa nerusin bisnis Papah, karena Bang Kenzi sudah dapat jatah perusahaan Opa Jovan" terang Kenza
"Kakak juga gitu besok harus bantuin perusahaan Opa Erik" ucap Kenza dengan tersenyum geli
"Dobel lagi, ma punya Opa Gunadi" lanjutnya dengan tambah terkekeh
"Kok kakak Za?"
"Huumb, perusahaan Opa Erik jatah buat Adel, jadi mau gak mau Kakak harus mau bantuin Opa Erik dan juga punya Opa Gunadi, Kakak sudah tau kan kalau Adel adalah pewaris tunggal Keluarga Gunadi"
Mati aku, bisa ketemu terus ma Satria
Vikky menepuk jidadnya sendiri, dia tidak bicara tetapi Kenza bisa menangkap maksudnya
"Kenapa?? takut terus terusan ketemu ma Om Satria??" ledek Kenza
"Iya, ngeri gue Za lihat tatapan matanya"
"Haaahaahaaa....jelas lah, apalagi Adel tuh ponakan kesayangannya, bisa habis Kakak kalau sampai nyakitin hatinya"
"Ya udah kalau gitu, kakak bantuin buatin mereka mereka cucu dan cicit yang banyak aja" ucap Vikky santai, dan seketika langsung mendapat lemparan bantal dari Kenza
"Ini kan udah tiga tahun, Adel kapan pulangnya Za, sumpah kangen banget"
Kenza mengangkat bahunya tanda dia tidak mengerti. Dan seketika Kenza langsung mengingat sesuatu setelah dirinya tadi sempat mengingat ingat bayangan tiga tahun yang lalu
"Em...kak Vikky dah punya pacar?"
"Cintaku hanya untuk My Honey Adel seorang" jawab Vikky yang tidak nyambung dengan pertanyaan yang Kenza berikan
"Cakep cakep Oon ternyata, ditanya apa jawabnya apa?" sindir Kenza
"Za Kenza lo yang tulatit, jelas jelas gue tiap hari datang kesini untuk nanyain Adel, tiap saat ke kantor Papah Kenzo, hanya untuk mendapat restu beliau, apa itu tidak cukup membuktikan kalau gue jomblo!!!" ucap Vikky yang merubah gaya bicaranya
"Cieh...gitu aja langsung ninggi omongannya, serem ah, berarti kakak jomblo ya ini"
"Jomblo aja bangga, cakep cakep kagak laku, mesakke alias kasian" cibir Kenza
"Bukan gak laku, tapi pintu hatiku sudah tertutup dan terkunci oleh Adel seorang, dan kuncinya hanya Adel yang pegang" jawabnya melo
"Hmm.....titisan Om Surya mulai beraksi"
"Baru tau kamu Za, kakak kan merguru ma beliau tiap malamnya, biar dapetin hati Adella"
"Terserah, kakak gak penasaran kenapa aku nanya kayak gitu?"
Vikky menggeleng tetapi seketika mengangguk "Kenapa emangnya Za?"
"Soalnya ada yang mau aku kasih tau, dan kakak buka telinga lebar lebar soalnya gak ada siaran ulang"
Kenza lalu memposisikan dirinya di depan Vikky lalu berkata sesuai dengan apa yang di ucapkan oleh Adel waktu itu "Kak......kalau ketemu ma si itu, bilang ya suruh tungguin Adel, di saat kita bertemu, Aku akan pertimbangkan keinginannya"
Kenza mengucapkan dengan ekspresi dan suara yagg dibuat buat seolah olah mirip dengan Adel. Dan seketika Vikky melongo, antara percaya dan tidak
"Sumpah Za, Adel bilang gitu dulu??" tanya Vikky dengan ekpresi yang malu malu in
"Huumb Kak, masak aku boong sih, gak ada gunanya juga"
"Yes....yes...akhirnya kawin juga gue"
"Hmmm.....belum, jalan kakak masih panjang, belom juga luluhin hati Om Surya"
"Gampang itu Papi Surya, yang penting anaknya udah mau ma kakak, kalau gitu kakak pulang dulu, nanti uang jajan kakak transfer"
Tanpa menunggu jawaban dari Kenza, Vikky keluar untuk segera ke Rumah Sakit lagi, dan di halaman depan bertemu dengan Mam Delima
"Siang Mamer yang semakin hari semakin cantik" sapa Vikky dengan mencium tangan Mam Delima
"Siang juga Pak Dokter, mau pulang?? gak makan siang dulu Vik?"
"Makasih Mam, lain kali aja kalau ma Adel, Vikky buru buru, by Mamer"
Delima hanya tersenyum dan geleng geleng kepala melihat tingkah Dokter Vikky yang mengklaim dirinya sebagai menantunya.
Mam Delima masuk ke dalam rumah, dan di sana masih terlihat Kenza sedang menikmati kripik kentangnya
"Za, Vikky kemari ngapain?"
"Eh Mam, udah pulang to"
"Biasalah nanyain Adel" lanjut Kenza yang masih asyik memakan jajan kesukaannya itu.
"Oh...kamu gak suka kan Za ma Vikky?" Mam Delima ragu ragu menanyakan hal itu kepada putrinya, tetapi dia harus menanyakan karena melihat Vikky yang tiap hari datang ke rumah
"Hahahaa....Mam lucu deh, Mam kan tau aku ma Kak Aldi, lagian kan ya Kak Vikky itu cintanya ma Adel"
Mam Delima tersenyum dan merasa lega "Syukur deh kalau gitu, Mam cuma khawatir jika kalian menyukai laki laki yang sama"
"Enggak lah, Kak Vikky udah aku anggap kakak ku sendiri Mam, lagian dia sudah cinta mati ma si Adel"
Mam Delima merangkul pundak Kenza "Hmm anak Mam udah tau cinta cinta an ternyata"
Dan mereka berdua akhirnya larut dalam cerita masing masing. Kenza dengan antusiasnya menceritakan apa saja yang dialaminya hari ini, di sekolah, teman teman nya dan juga soal Kak Aldi yang selalu di kerjain sama Pap Kenzo.
Begitu juga dengan Mam Delima, beliau juga menceritakan kegiatan kegiatan nya di butik maupun ketika bersama dengan teman teman arisannya.
Mereka berdua tidak hanya sebagai seorang ibu dan anak, tetapi sudah seperti teman, karena saking akrabnya
"Mam...." panggi Kenza yang melihat Mam Delima memakan kripik kentang kesuakaannya itu
"Ih...jangan dihabisin, Mam Adel kapan pulang? dah mau tiga tahun"
Mam Delima seketika menghentikan kunyahan kripik kentangnya itu, lalu sedikit murung dan matanya berkaca kaca.
"Telpon Adel sana, Mam gak kuat kalau denger suaranya Adel, jadi pengen nangis" ucap Mam yang sedikit agak lebay dan melow
"Udah, Za udah telpon Adel, tapi jawabannya malahan ketawa, sebel kan jadinya"
"Telpon Om Surya saja" seketika Delima menyebutkan nama keramat yang paling dibencinya itu.
"Cie...cie....kalau urusan Om Surya, Za serahkan ma Mam aja deh"
"Mam aja yang telepon, paling sekali dering langsung diangkat" Kenza sudah mengambil kripik kentang yang masih tersisa di atas meja dan perlahan lahan melangkahkan kakinya meninggalkan Mam Delima
"Kan Om Surya kangen denger suara Mam" teriak Kenza yang langsung lari ketika melihat Mam Delima melotot
"Kenza........."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!