NovelToon NovelToon

Antara Pak Guru Dan Pak Direktur

Part 1

Namaku Kayla Azahra. Umurku 19 tahun. Ke dua orangtuaku sudah lama meninggal 3 tahun lalu karena kecelakaan dan saat ini aku tinggal berdua dengan kakakku yang berbeda usia 3 tahun dariku. Aku juga sedang menjalin hubungan dengan guruku sendiri. Namun...

Malam ini, tepatnya setelah hari kelulusanku, hujan turun dengan deras disertai dengan angin kencang...

“Kayla, lebih baik kamu keluar dari rumah ini sekarang juga !!!” Ucap Kak Lucy kasar sambil mendorongku

“Salah Kayla apa kak Lucy?” tanyaku sambil menangis

“Ternyata kamu masih belum tahu juga ya apa kesalahanmu?” ucap Kak Lucy ketus

“Kak, tolong beri kayla penjelasan. Sebenarnya apa yang sudah terjadi?” tanyaku bingung

“Dengar baik-baik ya Kayla, karena kamu, kakak jadi tidak bisa dekat dengan mas Rico dan karena kamu juga, mas Rico jadi menjauhi kakak. Sekarang lebih baik kamu pergi dari rumah ini. Kakak ga mau lihat kamu ada di rumah ini lagi.” Ucap Kak Lucy ketus sambil membanting pintu rumah

“Kak, tolong jangan lakukan ini pada kayla, kak. Tolong jangan lakukan ini.” Ucapku sedih sambil menggedor pintu rumah

Dengan langkah kaki yang gontai, aku berjalan menelusuri pinggir jalan tanpa alas kaki. Bajuku pun basah kuyup. Aku sudah tidak tahu lagi harus kemana dan harus bagaimana

“Ayah, Ibu, aku rindu kalian. Aku ingin sekali ikut kalian.” Gumamku di tengah-tengah guyuran hujan deras

Lalu entah mengapa, tiba-tiba kakiku melangkah ke tengah jalan dan saat itu aku di selamatkan oleh seseorang

“Terimakasih sudah menolongku.” Ucapku

“Sama-sama.” Sahutnya

“O ya, nama kamu siapa?” tanyanya

“Namaku zahra.” Sahutku. Aku sudah memutuskan untuk tidak memakai nama Kayla lagi

“Oh... Aku Jimmy. Senang bisa berkenalan denganmu.” Ucap pak Jimmy dan akupun hanya tersenyum

“O ya, kamu mau kemana? Biar aku antar.” Ucap Jimmy

“Aku tidak tahu aku harus kemana.” Ucapku lirih

“Kok begitu? Ya sudah, klo begitu, kamu ikut ke tempatku saja bagaimana?” Ucap pak Jimmy

“Ya Baiklah.” Sahutku tanpa pikir panjang

Akhirnya, diapun membawaku ke rumahnya

“Ini dia sudah sampai. Ayo silahkan masuk.” Ucap pak Jimmy saat sudah sampai di depan rumahnya. namun aku masih diam mematung.

“Tenang saja Zahra, di rumah ini masih ada orang lain lagi kok selain aku.” Ucap pak Jimmy

“Maksudnya?” tanyaku

“Di sini masih ada bi Yati yang menemaniku.” Jelasnya

“Oh.” Sahutku singkat

“Ayo masuk. Kamu harus segera ganti baju. Nanti kamu masuk angin.” Ucap pak Jimmy

“Ya baiklah. Terimakasih.” Sahutku

Akupun akhirnya masuk ke dalam rumahnya. Di sana aku disambut hangat oleh bi Yati.

“Non, selamat datang. Kenalkan, nama saya Yati. Panggil saja bi Yati. Non bisa minta apa saja yang non mau ke saya. Nanti akan saya turuti.” Ucap bi Yati lembut

“Terimakasih bi.” Sahutku sambil tersenyum

“Bi, tolong bibi bawakan barang-barang yang ada di mobil dan taruh di dalam kamarku.” Pinta pak Jimmy

“Baik Tuan.” Ucap bi Yati

“Ayo Zahra. Aku akan menunjukkan dimana kamarmu.” Ajak Jimmy dan akupun mengikutinya

Sesampainya di kamar...

“Mudah-mudahan kamu suka dengan kamar ini.” Ucap pak Jimmy sambil menunjukkan kamar yang terlihat sederhana namun elegan

“Terimakasih banyak untuk bantuannya hari ini.” Ucapku sopan

“Tidak perlu sungkan seperti itu. Anggap saja aku ini hmm... Apa ya... Anggap saja aku ini seperti suamimu sendiri.” Ucapnya

“Hah..??” sahutku terkejut

“Ga.. Ga.. Aku Cuma bercanda kok. Ya udah sana, cepat ganti baju. Di lemari, kalo ga salah ada beberapa stel baju. Pakailah itu dulu. Besok baru akan aku berikan yang sesuai untukmu.” Ucap pak Jimmy

“Terimakasih. Tapi ga usah repot-repot. Besok lebih baik aku pergi dari sini. Tidak enak klo tetangga sampai tahu.” Ucapku

“Oh begitu. Lalu besok rencana kamu apa?” tanyanya

“Masih belum tahu. Tapi yang pasti, aku akan cari pekerjaan dan tempat tinggal dulu.” Sahutku

“Oh jadi seperti itu. Klo emang kamu butuh pekerjaan, kamu besok ga usah pergi dari rumah ini, karena besok aku akan memberikanmu sebuah pekerjaan. Gimana? Kamu mau?” tanya pak Jimmy

“Pekerjaan apa?” tanyaku balik

“Pokoknya besok kamu ikut aku aja. Ok.” Ucapnya

“Tapi...” ucapanku dipotong olehnya

“Tenang saja. Pekerjaan ini legal kok. Kamu ga usah khawatir.” Ucapnya seakan dia tahu apa yang sedang aku pikirkan

“Baiklah kalo begitu.” Sahutku

“Nah, begitu donk. Udah sana ganti baju. Setelah itu keluar. Kita makan malam bersama. Kamu belum makan kan?” tanya pak Jimmy

“Belum.” Sahutku singkat

“Ya udah. Cepat ganti bajunya. Aku tunggu di meja makan. Ok?!” Pintanya dan akupun mengangguk

“Ayah, ibu, anakmu ini bersyukur sekali karena dapat bertemu dengan Jimmy, orang yang baik.” Gumamku saat berada dalam kamar sendirian

Setelah ganti baju, akupun keluar menemui pak Jimmy

“Ternyata baju itu bagus juga di badanmu.” Ucap pak Jimmy

“Terimakasih.” Sahutku

“Ya udah ayo sekarang kita makan.” Ajaknya dan akupun mengangguk

“Gimana? Enakkan?” tanyanya saat dia melihat aku mulai memakan makananku

“Hmm... Enak banget.” Sahutku

“Ya jelas lah.. Bi Yati gitu lho.” Ucap pak Jimmy membanggakan bi Yati dan akupun tersenyum

Begitulah malam ini aku lewatkan. Tanpa aku duga, ternyata, dibalik tangisku tadi tersimpan senyumku saat ini.

.

.

.

.

.

Lanjut..👇

Like dan comment nya donk..😊

Part 2

Keesokan harinya, aku terbangun dari tidurku. Kudapati diriku berada di tempat yang asing

“Ah iya, ternyata ini semua bukanlah mimpi. Aku benar-benar sudah di usir dari rumah oleh kakak.” Gumamku lirih

Aku buka selimutku dan akupun bergegas untuk mandi. Ku pakai pakaian yang semalam aku jemur.

“Semangat... Mulai hari ini dan seterusnya, aku harus bisa menjaga diriku sendiri.” Ucapku di depan cermin

Lalu akupun ke luar. Di luar ternyata sudah ada yang menungguku. Seorang pria yang sangat baik hatinya.

“Kau pakai pakaian yang semalam basah?” tanyanya

“Iya.” Sahutku singkat

“Oh begitu. Ya sudah, sini sarapan. Setelah itu, kamu ikut aku.” Ucapnya

“Ikut kemana?” tanyaku

“Udah pokoknya kamu ikut aja.” Ucapnya

“O..” Sahutku singkat lalu akupun mulai memakan sarapanku

“Eh iya Zahra, boleh aku tanya sesuatu?” tanyanya disela sarapan

“Aduh.. Dia mau tanya apa ya?! Jangan-jangan tanya alasan kejadian semalam?” gumamku dalam hati

“Zahra??” ucapnya menyadarkan lamunanku

“Oh... Boleh.. Boleh.. Mau tanya apa?” tanyaku

“Hmm.. Maaf, Kamu sekarang umur berapa ya?” tanya pak Jimmy

“O.. Umurku ya?! Umurku 19 tahun.” Sahutku

“Oh begitu. Berarti kamu baru lulus sekolah ya?” tanyanya lagi

“Hmm...” sahutnya sambil mengangguk-angguk

Aku yang memperhatikan sikapnya, menjadi tanda tanya dan bingung

“Klo boleh tahu, ada apa ya?” tanyaku

“Ah.. Tidak ada apa-apa kok. Ya sudah, lanjutkan makannya.” Sahutnya

“O..” ucapku singkat

Setelah selesai makan, Diapun mengajakku ke suatu tempat

“Hmm... Pak, ini dimana?” tanyaku bingung

“Sudah ikut saja.” Sahutnya santai

“Pagi pak.. Pagi pak... Pagi pak..” ucap satu persatu orang yang ada disana.

“Bapak?? Kenapa mereka semua terlihat segan padanya?” gumamku dalam hati saat di dalam lift sambil menatap punggung pria yang ada dihadapanku

“Pagi pak... Pagi pak... Pagi pak...” ucap semua orang saat lift terbuka

“Tuh kan. Lagi-lagi begini. Sebenarnya pria ini siapa sih?” gumamku

“Ayo Zahra, silahkan masuk.” Ucapnya lembut ketika sampai di depan sebuah ruangan dan akupun mengangguk lalu mengikutinya

“Zahra, ada apa? Kamu kok terlihat bingung seperti itu?” ucap pak Jimmy

“Ah tidak pak. Aku tidak bingung. Hanya saja aku heran.” Ucapku

“Heran kenapa?” tanyanya

“Kenapa semua orang di sini itu seperti segan pada bapak?” ucapku polos

“Bwahahaha.... Zahra.. Zahra... Sudah kamu tidak usah pikirkan itu. Sekarang aku ada pekerjaan untukmu.” Ucap pak Jimmy

“Pekerjaan? Bapak mau kasih saya pekerjaan?” tanyaku

“Iya. Apa kamu mau?” tanyanya

“Mau pak. Aku akan mengerjakan apapun yang bapak perintahkan.” Sahutku

“Benarkah? Apapun itu?” tanyanya memastikan lagi.

“Iya.” Sahutku mantab dan diapun tersenyum

“Baiklah klo begitu. Mulai sekarang, tugas kamu adalah tetap selalu berada di sisiku dan jangan pernah berfikir untuk pergi.” Pintanya

“Maksud bapak?” tanyaku bingung

“Kamu kan tahu klo aku sendirian di rumah. Wlopun sebenarnya aku masih punya kakak. Tapi, dia jarang sekali pulang dan cuma bibi saja yang menemaniku. Jadi aku sering merasa kesepian. Kamu mau ya?!! Plis...!!” pintanya

“Baiklah. Aku tidak akan pergi. Tapi pak, aku masih harus mencari kerja supaya aku bisa memenuhi keperluanku. Aku kan ga mungkin minta semuanya dari bapak.” Ucapku

“Oh begitu. Ya sudah, gimana klo mulai sekarang, kamu membantu aku untuk menginput data perusahaan. Kamu bisa komputerkan?” ucapnya

“Saya bisa pak.” Sahutku mantab

“Bagus. Sekarang kamu duduk di sini dan tolong input ini. Datanya semua sudah ada di komputer. Jika ada yang tidak kamu mengerti, kamu bisa langsung tanyakan padaku.” Jelasnya sambil mendudukkan aku di kursi yang tadi dia duduki

“Siap bos.” Ucapku sambil tersenyum

“Kamu ini.” Ucapnya sambil mengacak-ngacak rambutku

“Ah pak, rambutku jangan di acak-acak donk.” Protesku

“Bwahahaha... Zahra.. Zahra.. Ya udah sana kerjakan.” Ucapnya

.

.

.

.

.

Catatan author:

Jarak umur antara Kayla dan Jimmy adalah 5 tahun. Sedang jarak antara Kayla dengan Rico adalah 8 tahun..😊

Lanjut...

👇

Part 3

Sementara saat kami berdua sedang serius dengan pekerjaan kami masing-masing, ternyata di luar ruangan kantor pak Jimmy sedang beredar gosip

“Eh, ada yang tau ga siapa perempuan yang tadi di bawa pak Presdir?” tanya Ika, salah satu staff di kantor pak Jimmy

“Tidak. Memang kamu sendiri tau siapa dia?” tanya Heni yang juga salah satu staff di kantor pak Jimmy

“Aku juga tidak tau sih. Tapi sepertinya dia calon istri pak Presdir kita deh.” Sahut Ika

“Klo di lihat dari cara Presdir memperlakukan perempuan itu, sepertinya memang begitu.” Ucap Heni

“Hai kalian..!! Bukannya bekerja malah ngobrol. Udah bosan kerja di sini ya?” bentak Wendy yang merasa dirinya berkuasa karena ngaku-ngaku calon istri pak Jimmy

“Bu..bukan begitu bu Wendy. Kami tadi hanya berdiskusi masalah pekerjaan.” Ucap mereka beralasan

“Ya udah klo memang seperti itu. Ngomong-ngomong Presdir kalian ada tidak?! Aku ingin ketemu.” Ucap Wendy

“Anu... Hmm... Anu bu, Presdir sedang ada tamu, tidak bisa di ganggu.” Ucap Ika

“Ah paling juga cuma alasan. Udah ah, aku langsung masuk aja.” Ucap Wendy

“Eh bu, jangan masuk.” Teriak Ika tapi Wendy tidak mendengarkan.

Dia tetap saja memaksa untuk masuk. Ketika dia sudah berada di dalam, sontak pak Jimmy terkejut. Begitu pula denganku.

“Wendy, ngapain kamu datang ke sini?” ucap pak Jimmy emosi

“Hadih... Kok gitu sih. Masa’ aku ga boleh datang ke sini?” Ucap Wendy sambil mendekati pak Jimmy dan duduk di pangkuannya

“Wendy, turun..!! Aku bilang turun..!!” ucap pak Jimmy emosi tapi tak juga di hiraukan oleh wendy.

Aku yang sedang ada di sana jadi merasa risih sendiri.

“Ehm... Pak, maaf, ada yang tidak aku mengerti nih. Boleh aku tanya?” ucapku

“Wen, minggir..!!” Ucap pak Jimmy tegas sambil mendorong tubuh wendy agar tidak duduk di pangkuannya lagi dan berjalan ke arahku

“Yang mana sayang?” ucapnya bertanya padaku ketika dia sudah berdiri di samping tempat dudukku

“Hah??” sahutku spontan

“Tadi katanya ada yang tidak kamu mengerti. Coba sekarang kamu beritahu aku, mananya yang tidak kamu mengerti.” Ucap pak Jimmy

“Oh itu. Hmm yang ini pak.” Sahutku sambil menunjuk kearah komputer

“O yang ini ya?! Hmm klo yang ini, kamu buat dulu tabelnya dan kemudian masukkan angkanya. Setelah itu, buat garis yang akan kamu jadikan kurva tapi harus pakai...” ucapan pak Jimmy di potong oleh bu Wendy

“Tunggu.. Tunggu.. Tunggu... Jadi kamu lebih pilih cuekin aku untuk perempuan ini?! Memang apa bagusnya dia.” Ucap Wendy ketus

“Dia ini kan tunanganku. Ya tentu saja aku akan memilih dia.” Ucap pak Jimmy sambil memegang tanganku memberi kode

“Apa? Tunangan? Kamu pasti berbohongkan?” ucap Wendy tidak percaya

“Klo kamu tidak percaya, ya sudah. Tapi yang pasti dalam waktu dekat ini kami akan mengadakan pesta pernikahan dan kemungkinan besar, kamu akan kami undang. Jadi tunggu saja kartu undangan dari kami.” Ucap pak Jimmy dingin

Aku yang dari tadi di pegang erat oleh pak Jimmy, jadi merasa serba salah sendiri

“Huh... Awas kalian. Akan aku buat kalian menderita.” Ancam Wendy sebelum pergi dari kantor pak Jimmy

“Pak, dia udah pergi. Bisa bapak lepaskan tangan bapak?” ucapku

“Eh maaf.” Ucapnya yang langsung melepaskan tangannya

“Iya ga apa-apa pak.” Sahutku

Setelah itu, sikap kami terasa sangat canggung

“O ya, saat jam istirahat nanti, kita makan di luar yuk.” Ucap pak Jimmy dan akupun mengangguk

“Ya udah klo gitu kamu teruskan pekerjaannya ya.” Ucapnya

“Hmm..” sahutku sambil mengangguk

.

.

.

.

.

Lanjut yuk..👇

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!