"yeahhh **** me Eros." Teriak seorang wanita bertelanjang dada di bawah kukuhan seorang pria tampan yang di panggilnya Eros.
Braaakkkk
Suara pintu terdengar di dobrak sangat keras hingga menghentikan kegiatan mereka, wanita tersebut melihat kearah pintu saat Athena berdiri disana membawa pedangnya dengan tatapan tajam kearah dua sejoli yang tengah berbalut cucuran keringat dan dada yang naik turun mengambil nafas.
"Eros!! Sudah saya peringatkan untuk kesekian kalinya, dan kau melakukan kesalahan yang sama, ini adalah tempatku dan kau dengan sembarangan mengotorinya!." Marah Athena, marahnya yang kesekian kali sejak Eros selalu membuat kesalahan yang sama.
Dengan wajah santainya, Eros turun dari ranjang berjalan tanpa busana berjalan kearah Athena. Pria itu sama sekali tidak takut pada Athena yang notabenya hampir seluruh penghuni kerajaan atas takut padanya bahkan raja terkuat pun takut padanya.
"kau tau kenapa saya diciptakan?." Tanya Eros dengan wajah datarnya, pria itu mengeluarkan aura nya, namun Athena sama sekali tidak tertarik.
"hasrat, maka dari itu kau akan saya turunkan ditempat yang seharusnya kau hidup!." Kalimat terakhir yang Athena ucapkan saat seberkas cahaya merah menghantam Eros.
Eros, seorang pria tampan bertubuh atletis berkulit putih pucat dengan mata tajam, hanya dengan tatapannya, semua wanita akan tunduk. Seperti namanya, dialah seorang dengan ***** yang tinggi, tidak ada kata Cinta bagi Eros walaupun dia lah yang menciptakan kisah cinta untuk manusia, baginya semua terpusat pada ****.
Duaarrr
Hutan terlarang dengan cahaya minim, bola merah dari langit terjatuh di tengah-tengah kegelapan. Seorang pria tampan tanpa busana bengkit dari duduknya, kepalanya terasa berdenyut saat melihat sekeliling yang hanya di terangi cahaya rembulan.
"bumi." Ucap Eros merasakan oksigen dan udara, dia sudah tau mengenai Bumi dari salah satu penghuni kerajaa atas. Sebuah planet yang di huni bangsa manusia, tidak memiliki kelebihan dan keistimewaan dalam hidupnya, berbeda dengan kalangaan kerajaan atas yang setiap penghuninya memiliki kelebihan.
Eros melangkahkan kakinya menyusuri hutan, melihat hewan-hewan yang menunduk padanya, walaupun telah di buang, tapi Eros merasa akan lebih baik disini, dia bisa melakukan **** sepuasnya tanpa ada Athena yang selalu mengganggu hidupnya dengan nasehat-nasehat yang membuat telinganya panas.
...
Sepuluh tahun berlalu, kehidupan berjalan semestinya saat seorang pria tampan memakai setelan jas hitam rapi keluar dari mobil mewahnya, umur yang beratus-ratus tahun tapi wajahnya masih sama, tampan dan mempesona. Aura seorang Eros di kerajaan atas meningkat saat di Bumi, sepanjang 50 tahun berlalu, pria itu menghasilkan banyak sekali kekayaan, dia memiliki hampir dua puluh gedung hotel, lima club malam, satu perusahaan pusat yang cabangnya sudah berada di dua benua, Asia dan Amerika, dan jangan lupakan banyak lagi kekayaan lainnya termasuk tempat tinggalnya yang tak pernah pindah di tengah hutan terlarang, tempat pertama kali dia jatuh ke Bumi.
"tuan Eros, hari ini ada meeting dengan Archary Corp." ucap Melinda, Sekretaris Eros yang duduk di samping pintu masuk keruangannya, wanita muda berumur 24 tahun dengan tinggi 170 cm, berkulit putih, berambut panjang dan selalu memakai rok pendek hitam dan blouse putih nerawang beserta blazer hitamnya.
"suruh Zain saja, saya malas." Jawab santai Eros sambil melenggang masuk kedalam ruangannya, selain pemalas dan selalu menyuruh orang lain, Eros tipe pria yang menyebalkan dan tidak peka bagi semua orang.
Beberapa menit berlalu Zain datang dengan membawa berkas yang akan di tanda tangani Eros. "tuan Eros ada kan?." Tanya Zain pada Melinda
"ada tuan Zain, oh ya tuan Eros menyuruh tuan Zain untuk menggantikannya dirapat dengan Archary Corp."
"oke, soal investasi dan kerjasama kan?."
"iya tuan."
Untung Zain sangat membantu Eros, kala pria itu malas selalu Zain yang menghandel semuanya.
Zain masuk ke ruangan Eros, pria berumur 35 tahunan yang akan menikah bulan depan itu hanya menggeleng saat melihat atasannya duduk dengan santai menikmati wine di kursi kebesaran dengan meja bertuliskan Eros tak lupa jabatan CEO nya.
"tidak biasanya tuan akhir-akhir ini tidak bersemangat, tuan juga tidak menyuruh Lexi membawa wanita-wanita ke rumah tuan." Ucap Zain
"saya tidak tau." Jawab singkat Eros, bahkan Eros sendiri bingung apa yang terjadi dengannya, sejak bertahun-tahun dia lebih dari bersemangat menjalani hidup sebagai seorang buangan yang bahagia berada di bumi.
"apa perlu saya antarkan ke mansion ditengah hutan terlarang, sepertinya tuan Eros butuh beristirahat disana."
"saya akan kesana sendiri, urus perusahaan."
"baiklah tuan."
Eros memakai kembali jasnya dan keluar dari ruangan di ikuti Zain dari belakang, pria itu sangat acuh dengan sekitar, terutama pegawai perempuan yang terang-terangan memakai pakaian seksi hanya untuk bisa tidur dengannya, biasanya Eros akan menandai mereka dan Lexi akan membawa mereka ke ruangan Eros.
Zain membukakan pintu khusus penumpang untuk Eros, kemudian pria tampan itu masuk meninggalkan Zain di perusahaan menggunakan mobil pribadinya beserta satu supir dan satu penjaga di kursi depan, mengingat banyak sekali pesaing yang berusaha menyingkirkannya. Eros menjabat sebagai seorang CEO setelah meninggalnya orang kepercayaan Eros, yang kemudian di gantikan anaknya, yaitu Zain yang sudah tau mengenai Eros.
Mobil itu membelah jalanan, melewati pohon-pohon yang tidak terkena cahaya matahari, di jam 8 pagi masih terasa di dingin area menuju hutan terlarang, hanya ada beberapa rumah disana. Termasuk melewati perumahan mewah kalangan atas yang dibangun tak jauh dari hutan terlarang, Eros berniat membeli perumahan tersebut awalnya, tapi di urungkan, hanya karena penghuninya sangat selektif memilih tetangga, dan Eros tidak mau mengambil resiko banyak yang mengabarkan hal buruk mengenai dirinya dan lagipula banyak ****** yang dibawanya pulang.
Dalam perjalanan menuju mansionnya yang ada di hutan terlarang, Eros mulai memejamkan mata berusaha untuk tidur.
Braaakkk
Suara hantaman terdengar hingga membuatnya terbangun.
"apa yang terjadi?."
"seperti nya kami menabrak seseorang tuan, akan kami cek terlabih dahulu."
"baiklah cepat."
sopir dan penjaga tersebut keluar dari mobil mengecek siapa yang ditabraknya, seorang gadis berambut pirang dengan beberapa perpaduan warna pink terduduk di aspal, lututnya terluka.
"maafkan saya nona, saya benar-benar tidak tau, saya akan memberikan ganti rugi, berapa yang nona butuhkan untuk ke rumah sakit, tapi saya tidak bisa mengantarkan nona kerumah sakit."
Gadis itu tiba-tiba menarik kerah sang sopir "kau fikir nyawa bisa di ganti dengan uang, segini tidak masalah, saya bisa sendiri!, bagaimana kalau kau menabrak hewan, atau orang lain sampai mati? ah tentu saja akan di buang ke jurang kan, hukum kan ngga bisa menembus orang-orang kaya." marah gadis itu, sopir sendiri bingung harus apa, karena gadis itu terus mengomel seakan-akan meluapkan semua amarahnya.
Eros yang merasa menunggu sangat lama membuka pintu mobilnya, pandangan mereka bertemu, mata indah gadis itu, bulu mata lentiknya, wajah cantiknya, bibir indahnya, hidung mancungnya, dan semuanya, Eros merasakan gairah seksualnya kembali hanya dengan melihat gadis itu.
"tuan, entahlah siapa namamu, tolong beritahu bawahanmu untuk tidak menyepelekan nyawa orang lain dengan uang, terima kasih!." Gadis itu beranjak dari duduknya dan berjalan dengan kaki pincang melewati Eros, wajahnya masih sama terlihat galak.
*
Satu jam sebelumnya
Taaarrrrr
Suara pecahan kaca terdengar sangat nyaring di ruang tengah keluarga Archary, seorang gadis berambut blonde pink, memakai rok hitam pendek dipadukan kaos putih berbalut jaket bomber, seperti biasa gadis itu baru saja kembali ke rumah setelah ijin masuk malam di salah satu café sebagai seorang barista.
style nya kayak gini tapi rambutnya blonde pink, ini style nya aja.
Memiliki tiga saudara dan dia adalah anak kedua, kakak laki-laki nya telah menjabat sebagai CEO Archary Corp dan adiknya masih berusia 15 tahunan yang memilih home schooling. Namanya Daphne Sasilia Archary, atau bisa di panggil dengan nama Daphne. Bagi keluarga Archary, anak perempuan itu tidak ada, walaupun Daphne memakai marga Archary, dia bukanlah pewaris keluarga Archary, berbeda dengan kedua saudara laki-laki nya yang jelas berada dalam silsilah keluarga. Daphne sejak kecil tidak berada dalam silsilah keluarga, dia di bebaskan hidup mau kemana dan akan kemana.
"kau fikir ayah mau punya anak sepertimu?!." Teriak pria paruh baya dengan seorang perempuan disebelahnya yang terus mengusap punggung pria itu.
"ayah fikir Daphne mau lahir di keluarga ini?!." Teriak Daphne tak kalah kencang.
"Daphne!! yang sopan dengan ayahmu!." Teriak perempuan yang menyandang status sebagai nyonya keluarga Archary setelah 15 tahun menikah dengan tuan Archary menjadi ibu sambung Daphne dan kakaknya, Daniel yang bahkan hampir tidak pernah pulang kerumah.
"diam kau ******!." Bentak Daphne
Plaakkk
Sebuah tamparan mengenai pipi Daphne hingga membuatnya terjatuh di lantai dan sudut bibirnya berdarah. Bahkan setelah apa yang dilakukan ayah kandungnya, Daphne sama sekali tidak menangis, sedikitpun air matanya tidak menetes.
"hahaha Saya akan pergi, sama seperti adanya keluarga sialan ini, saya akan meninggalkan rumah ini, dan sampai kapan pun tidak akan kembali." ucap Daphne tegas, gadis itu memakai tas punggungnya kembali, mengacungkan jari tengahnya sambil tersenyum pada tuan Archary dan istri nya kemudian meninggalkan rumah.
Berjalan menyusuri rumah-rumah lain yang sepi pemilik karena sibuk bekerja, atau masih kegiatan di rumah mereka masing-masing, jam masih menunjukkan pukul 8 pagi, setidaknya Daphne bisa menemukan bus ke kota sekitar jam 9 setelah sampai di halte dekat sana.
Saat tengah berjalan, Daphne melihat orang yang berlari kearahnya, dia adalah orang dengan gangguan kejiwaan yang sering berkeliaran di sekitar sana dan selalu bersembunyi di hutan-hitan dekat sana.
Daphne yang ketakutan berlari menyebrangi jalan, dia tidak sadar kalau ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju kearahnya, hingga braaakkk dia terjatuh di aspal, hanya menyentuh kakinya karena mobil itu berhasil mengerem. Dengan nafas tak beraturan Daphne melihat sekeliling, dia fikir akan mati hari itu tapi sepertinya Tuhan masih ingin dia menderita di dunia.
Dua orang pria keluar dari mobil, dari penampilannya, pria itu hanya lah seorang bawahan. Daphne benar-benar kesal atas nasib hidupnya, kakinya sakit, berjalan pun jadi sulit, parahnya lagi dia tidak memiliki tempat tinggal lagi selain menemui kakaknya atau menginap di café tempatnya bekerja, tapi tidak mungkin karena Daphne dua hari sudah menginap disana.
"maafkan saya nona, saya benar-benar tidak tau, saya akan memberikan ganti rugi, berapa yang nona butuhkan untuk ke rumah sakit, tapi saya tidak bisa mengantarkan nona kerumah sakit." ucap salah satu pria itu pada Daphne, mendengar hal tersebut, Daphne merasa sangat kesal.
Daphne menarik kerah kemeja yang dipakai pria itu "kau fikir nyawa bisa di ganti dengan uang, segini tidak masalah, saya bisa sendiri!, bagaimana kalau kau menabrak hewan, atau orang lain sampai mati? ah tentu saja akan di buang ke jurang kan, hukum kan ngga bisa menembus orang-orang kaya." marah Daphne, pria itu terlihat bingung harus apa, karena daphne terus mengomel seakan-akan meluapkan semua amarahnya.
Hingga pintu mobil kembali terbuka, seorang pria tampan keluar dari dalam mobil, Daphne beberapa saat terpukau seakan melihat malaikat tampan. pandangan mereka pun bertemu, mata tajamnya, bulu-bulu yang tumbuh di dagunya, pakaian rapinya, tubuh atletisnya, benar-benar seorang pria yang ada di novel dewasa kesukaan Daphne. Menghilangkan fikirannya yang kemana-mana, Daphne menatap tajam kearah pria itu dengan sangat kesal.
"tuan, entahlah siapa namamu, tolong beritahu bawahanmu untuk tidak menyepelekan nyawa orang lain dengan uang, terima kasih!." Ucap Daphne sembari beranjak dari duduknya dan berjalan dengan kaki pincang melewati pria eksotis itu, dengan wajahnya masih sama terlihat galak.
Saat sudah agak jauh, Daphne menetralkan detak jantungnya, "ah kenapa jantungku seperti mau keluar dari tempatnya, issh dasar Daphne kalau liat pria tampan ngga bisa control." bahkan terhadap pria lain yang mendekatinya, Daphne sama sekali tidak tertarik, 22 tahun dia hidup di dunia baru pertama merasakan hal seperti itu terhadap pria dewasa yang entahlah berumur berapa, mungkin semuran kakaknya.
"Daphne jangan seperti ini lagi." Daphne memukul kepalanya sendiri.
Sampai di Halte Bus, jam di sana menunjukkan pukul 9 lebih 15 menit, dia kehilangan bus keduanya dan harus menunggu di jam siang nanti. Itu semua gara-gara mobil sialan itu dan jam tangannya yang mati.
Daphne duduk di halte menundukkan kepala, sepertinya hari ini adalah hari kesialannya, bukan hanya kelaparan tapi juga sakit dikakinya, darah terus keluar, dengan kesal Daphne menyobek kaos yang dia pakai dan mengikatkan di kakinya.
Sebuah mobil berhenti didepannya, Daphne mengangkat kepalanya melihat kearah pria yang baru saja keluar dari mobilnya dengan sebuah kotak p3k ditangannya.
"kau." Sebut Daphne saat melihat pria itu berjalan kearahnya.
"bahaya kalau lukanya tidak di bersihkan." Ucap pria itu sembari berjongkok di depan Daphne, melepaskan kain sobekan baju yang baru saja di ikatkan Daphne.
Eros mulai mengobati luka di kaki Daphne, membersihkan nya terlebih dahulu kemudian mengobatinya dan terakhir mengikatkan perban disana.
"thanks."
"maaf membuatmu terluka."
"hm."
"kau akan pergi kemana? Bus disini akan datang di jam makan siang, saya bisa mengantar mu ketempat tujuanmu."
Daphne sedikit berfikir, dalam hatinya benar-benar berteriak mengiyakan, siapa yang tidak mau semobil dengan pria tampan seperti nya, sebuah penawaran yang menggiurkan, tapi Daphne tetap menjaga kesopanan dan wajah datarnya.
"tidak perlu, saya bisa menunggu bus disini." Jawab Daphne datar
"kalau begitu saya akan menemanimu disini sampai mendapatkan bus."
"tidak perlu, kau bisa pergi."
"saya akan disini, atau kau bisa ikut dengan saya."
"baiklah saya akan ikut."
Dibantu Eros, Daphne masuk kedalam mobil mewah tersebut, mobil yang tak pernah bisa di bayangkan bisa duduk di dalamnya, bahkan kakaknya saja tidak bisa membeli mobil seperti itu.
"Eros." Ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Daphne." Hanya menyebutkan namanya, Daphne engga menjabat tangan Eros
"nama yang indah."
"thanks."
"kau akan pergi kemana?."
"apartemen xx."
"kebetulan saya juga lewat sana, apa kau tinggal disana?."
"tidak."
Dalam bayangan Eros sudah tertuju pada seseorang yang akan di temui gadis itu, dan entah kenapa Eros merasa sangat kesal, ingin rasanya mengurung Daphne di ruangannya, melemparnya ke ranjang, membuatnya mendesar memanggil namanya. Eros merasa sangat sesak di bawah sana hanya melihat paha Daphne yang terekspos, padahal itu adalah hal yang biasa, ada yang lebih seksi menggoda nya saja dia sama sekali tidak berminat, hanya melihat gadis kecil dengan memakai pakaian casual seperti Daphne membuatnya sangat gila.
*
Mobil Eros sampai didepan gedung apartemen yang akan dikunjungi Daphne, saat akan keluar dari mobil, tangan Eros menahan tangan Daphne hingga gadis itu berbalik melihat kedalam mobil.
"kenapa?." tanya Daphne bingung
"kau bisa menghubungi kalau kau butuh apa-apa, ini kartu namaku." Eros memberikan kartu namanya pada Daphne.
Daphne hanya menenerima dan menyimpan di dalam kantong jaket, kemudian gadis itu pergi masuk kedalam gedung apartemen menuju unit milik kakaknya. Sampai di depan pintu unit apartemen nomor 13, Daphne menekan bel, butuh beberapa menit hingga pintu itu terbuka. Daniel berdiri disana hanya mengenakan celana panjang tanpa baju, selang beberapa detik kemudian seorang wanita berdiri dibelakangnya, wanita dengan lingerie hitam seksi.
"apa yang kau lakukan disini?." Tanya Daniel, sudah sangat lama Daniel tidak melihat Daphne sejak pindah ke apartemen dan sejak menggantikan posisi ayahnya sebagai seorang CEO Archary.
Daniel melihat penampilan adiknya dari atas hingga bawah, seperti gembel dengan kaki yang diperban, kaos yang sobek, rambut yang warna warni tidak terurus.
"berapa uang yang kau minta?." Lanjut Daniel
"aku hanya memastikan kau belum mati." jawab ketus Daphne, gadis itu tidak berubah memiliki mulut pedas seperti ayahnya.
"pergilah kalau begitu."
"cih dasar ******." Ucap Daphne pada wanita manja yang berdiri dibelakang kakaknya sambil melenggang pergi.
"F*ck you Daph!." Teriak Daniel
"F*ck you too Brother!." Jawab santai Daphne sebelum menghilang tertutup lift.
Daphne keluar dari apartemen tempat tinggal Daniel tidak mendapatkan apapun, padahal niatnya meminjam uang untuk biaya tempat tinggalnya nanti, alhasil dia harus berjalan menuju tempatnya bekerja, lumayan jauh tapi biaya naik kendaraan sangat mahal, dia tidak mau mengeluarkan uang makannya untuk naik kendaraan, bisa mati kelaparan Daphne, lagipula jam kerjanya sore hingga malam, setidaknya sampai sana tidak akan telat.
Dari kejauhan sebuah mobil memperhatikan Daphne terus, didalamnya ada Eros dan Zain. Eros sudah menghubungi Zain kalau menginginkan gadis itu.
"tuan Eros, dia nona Daphne Sasilia Archary, putri tak dianggap keluarga Archary." Jelas Zain saat melihat Daphne pertam kali.
"bagaimana saya bisa mendapatkannya?."
"E group telah menolak kerjasama yang diajukan tuan Archary karena kami menilai projek yang diajukan tidak sesuai, namun perusahaan itu terus memohon kerjasama."
"ah begitu, laanjutkan saja kerja samanya, buat Archary Corp berada di bawah kendali E Group."
"tapi tuan, nona Daphne tidak di anggap dalam silsilah keluarga Archary, itu tak akan merubah apapun. apakah tuan yakin?."
"ya sangat yakin."
"baiklah akan saya urus hal ini."
Mobil Eros terus mengikuti langkah Daphne hingga gadis itu masuk di sebuah kedai kopi aesthetic di pusat kota.
"apa yang dilakukannya?." Tanya Eros
"nona Daphne bekerja di kedai itu sebagai barista sejak dia lulus sekolah menengah atas."
"beli kedainya."
"tapi tuan bukankah ini terlalu berlebihan."
"apapun tentang gadis itu beli saja!." Tegas Eros
Daphne menyapa Barista yang bekerja shift pagi saat baru saja tiba di kedai, Namanya Mike, dia lebih dahulu bekerja sebelum Daphne, kemudian Daphne masuk sebagai barista juga disana, jadi mereka berdua bagi shift, kadang Mike yang malam, kadang juga Daphne, tapi karena Daphne ada urusan pagi dengan keluarganya, jadilah Mike yang pagi Daphne yang malam.
"jalan kaki Daph?" tanya Mike
"iya."
"kenapa tidak bilang, aku bisa menjemputmu, lagipula keadaan kedai lagi sepi."
"tidak masalah hanya dekat situ."
"istirahatlah terlebih dahulu, aku akan buatkan minuman untukmu."
"thanks Mike."
Triinggg
Pintu terbuka, menampakkan seorang pria berpakaian sangat rapi yang berjalan dengan pemilik kedai.
"silakan duduk tuan." Ucap pemilik kedai dengan wajah gembira.
"terima kasih." Zain duduk di salah satu meja dengan pemilik kedai "saya sudah mengajukannya penawaran yang menarik untuk anda, karena saya membutuhkan tanah ini." Lanjut Zain
"kebetulan saya juga krisis ekonomi, penghasilan menipis sejak bulan lalu, mungkin akan saya diskusi kan dengan karyawan saya terlebih dahulu soal ini, saya akan menghubungi tuan kembali kalau semuanya beres."
"baiklah terima kasih, saya langsung permisi karena ada kepentingan lain."
"baik terima kasih tuan."
Zain meninggalkan kedai tersebut, sebelum itu melihat kearah Daphne yang menatapnya heran.
Pemilik kedai beranjak dari duduknya, mengajak dua baristanya dan dua pelayannya berkumpul disalah satu meja.
"siapa itu pak tua?." Tanya Mike, mereka semua memanggil pemilik kedai dengan nama Pak Tua.
"itu adalah calon pembeli kedai ini, sebenarnya sangat berat mengatakan pada kalian tapi saya harus menjual kedai ini, kalian tau pendapatan sangat buruk, kalau terus di lanjutkan akan banyak ruginya, mereka menawarkan harga yang tinggi atas tanah ini."
"maksud pak tua akan menjualnya?." Tanya Daphne
"iya mau bagaimana lagi, istri saya sedang sakit, dan saya butuh dana yang besar untuk operasi."
"tapi pak tua-." Ucapan Daphne terhenti saat Mike menyentuh pundak gadis itu
"kalau memang seperti itu, kami tidak masalah pak tua, kami bisa mencari pekerjaan di tempat lain, semoga ini menjadi keputusan yang baik." jelas Mike
"Mikee..."
"terima kasih Mike, untuk gaji kalian dan pesangon akan saya berikan besok setelah membersihkan kedai, kalau begitu saya permisi harus ke rumah sakit lagi."
"baik pak tua, semoga ibu cepat sembuh."
Tinggal lah Daphne, Mike, dan dua pelayan. Mereka hanya menunduk terutama Daphne yang merasa hidupnya apes sekali hari ini.
"kita tidak bisa melarang pak tua, dia butuh itu."
"lalu kau akan bekerja dimana?." Tanya Daphne pada Mike
"aku bisa pulang ke kampung halaman untuk membantu mengelola ladang, lagipula aku sudah lama tidak pulang orang tuaku sudah tua, kasihan mereka mengelola ladangnya sendiri. Bagaimana denganmu?."
"aku tidak tau, aku butuh uang untuk menyewa tempat tinggal."
"kau bisa tinggal di tempatku terlebih dahulu, karena aku sungguh tidak memiliki uang untuk di tawarkan. Sampai besok kita dapat uang pesangon dan gaji bulan ini, kau bisa tinggal di tempatku nanti."
"tidak perlu, aku tidak ingin merepotkanmu, aku akan pergi ke tempat kakakku." Daphne tersenyum.
Malam itu setelah menutup kedai, Daphne berjalan meninggalkan kedai menuju halte bus, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, harusnya sebentar lagi bus akan datang, mau tidak mau dia kembali ke apartemen kakaknya mala mini dan memohon tinggal disana.
Namun malam mulai larut, bus tak kunjung datang, hingga sebuah mobil berhenti didepannya, mobil yang sama seperti pagi tadi, milik Eros.
"kau akan pergi kemana? Saya akan mengantarmu." Teriak Eros dari dalam mobil
Daphne menghela nafas beratnya "tidak perlu tuan, saya bisa menunggu bus datang."
"saya barusan lihat bus yang akan kesini mogok jauh di belakang, seperti nya malam ini tidak akan ada bus lewat lagi."
Terkadang dalam hati Daphne bertanya kenapa harus Eros yang datang, setelah dia membaca kartu nama milik Eros, Daphne sadar kalau derajat mereka sangat jauh, Eros pemilik sekaligus CEO E Group yang terkenal, otomatis dia salah satu pengusaha muda sukses. Dibandungnya dengannya yang hanya sampah bagi keluarga dan masyarakat, sebuah keadilan bukan cerita dari Tuhan ini.
*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!