NovelToon NovelToon

Kekasih Gelap Kakak Angkat

Bab 1

 ANDINI PUTRI AZALIA

Andin ... yaaa begitu panggilan akrabnya. Gadis manis 13 tahun, bertubuh mungil dengan tinggi badan sekitar 145 cm. Orangnya humoris, pintar, rajin, kutu buku serta periang. Di sekolah dia merupakan salah satu murid kesayangan guru.

*************************

Hari ini adalah hari penentuan kelulusan Andin di SMP, dengan penuh rasa deg-degan dia mulai melangkahkan kaki menuju sekolahnya yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya.

Jalan kaki merupakan kegiatan rutin Andin sejak dia baru masuk SMP karena, dia memang tidak bisa berkendara motor.

Andin memiliki dua saudara dan dia adalah anak kedua. Dia memiliki satu abang dan satu adik. Jarak umur Andin dengan abangnya selisih tiga tahun. jadi saat dia masuk SMP abang nya pun masuk SMA.

Sebenarnya, bisa saja Andin pergi sekolah dengan berboncengan sepeda motor bersama abangnya, karena arah sekolah mereka sama. Tapi jam masuk sekolah mereka yang berbeda, membuat Andin harus pergi lebih pagi dari abang nya. Hal itu tak jadi masalah bagi Andin, karena tak hanya dirinya sendiri yang berjalan kaki. Dia bisa berbarengan sama temannya yang lain.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Teng ....

Teng ....

Teng ....

Bel sekolah pun berbunyi, itu menandakan bahwa seluruh kelas sembilan segera berkumpul di lapangan sekolah. Kepala sekolah memberikan arahan kepada siswa nya agar nantinya setelah penerimaan tanda kelulusan tidak ada diantara mereka yang melakukan corat-coret baju. Kalau kedapatan, maka akan di denda satu karung semen.

Beberapa waktu kemudian, siswa disuruh masuk ke kelas masing-masing. Mereka menunggu dengan raut muka penuh kecemasan. Wali kelas pun mulai melangkahkan kakinya menuju ke dalam kelas.

Mereka semua semakin tegang karena guru nya tak kunjung juga membagikan amplop berisi tanda lulus atau tidak lulus mereka.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Satu per satu amplop mulai dibagikan oleh guru, akan tetapi belum ada diantara mereka yang boleh membuka amplop tersebut sebelum semua dapat amplop.

Selesai membagikan amplop, akhirnya guru mempersilahkan siswanya untuk membuka dan mereka berteriak bahagia karena semua lulus.

Sebelum pulang ke rumah, Andin dan sahabatnya memutuskan untuk berkumpul sebentar, sembari merayakan kelulusan mereka. Andin mempunyai enam orang sahabat yaitu, Sinta, Mila, Rika, Jessy, Fitra, dan Anggun.

Di sela-sela kebersamaan, mereka saling bertanya, kemana masing-masing mereka akan melanjutkan pendidikan berikutnya.

Andin," Heyyy guys ... sekarang kita kan udah lulus ... kalian berencana mau lanjutkan ke sekolah mana?"

"Kalau aku dan Fitra rencananya sih mau sekolah ke luar kota," sahut Mila.

"Sama, aku juga!" sahut Anggun, Jessy dan Rika berbarengan. Mereka ketawa lucu, karena tak sengaja menjawab berbarengan.

Lalu Jessy pun melemparkan pertanyaan sebaliknya kepada Andin," kalau lho sendiri mau kemana Ndin?"

Andin menjawab," aku sama juga kayak kalian, mau sekolah di luar kota juga, tapi orang tua ku kasih pilihan, kalau aku mau sekolah di luar, aku harus sekolah berbasis agama. Tapi kalau aku mau sekolah umum, orang tua ku hanya mengizinkan sekolah di kampung aja." Dengan nada sedih.

"Yaaahh ... kan sayang Ndin ... kamu kan pinter, dari kelas tujuh kamu selalu juara kelas ... kalau kita tetap sekolah di kampung, kapan kita mau berkembangnya? dan nanti juga susah mau kuliah di perguruan tinggi negeri." sahut Mila.

Andin," Okee ... gak apa-apa, mungkin tujuan orang tua aku baik, aku akan coba mendaftar sekolah di kota."

"Nah ... gitu dong Ndin ... kita harus bisa meraih cita-cita kita," mereka semua berpelukan.

Mereka berenam memang tergolong siswa pinter di sekolahnya. Mereka selalu masuk tiga besar di kelas semenjak kelas tujuh.

Tak terasa waktu berlalu, akhirnya mereka bergegas pulang menuju rumah masing-masing dan tak sabar ingin memberitahukan kabar bahagia ini kepada keluarganya.

Setelah menikmati libur, ternyata mereka bertemu kembali dan saling memberi kabar bahagia, karena mereka semua berhasil diterima sekolah di kota.

*****************************

Setelah mengikuti serangkaian tes, akhirnya tanggal 15 juli 2013, ya hari itu merupakan hari pertama Andin masuk sekolah di MAN atau setingkat SMA di kota S. Dia menjalani hari pertama tersebut dengan rasa deg-degan sekaligus penasaran dengan segala kegiatan yang akan dilaluinya.

Andin bukan anak yg berasal dari kota S tempat dia bersekolah itu yaa, tapi dia dari kabupaten T yang masih satu provinsi dengan kota S. Jadi, karena jarak antara Kota S dengan tempat tinggalnya lumayan jauh sekitar 3 jam, akhirnya Andin tinggal di sebuah kos-kosan dekat sekolahnya tersebut.

Pagi itu sekitar pukul 7.00 WIB, sampai di sekolah semua siswa baru di kumpulkan dilapangan dan sekalian pembagian kelasnya. Tahun itu kelas 10 hanya ada 6 kelas, dan Andin belum mengetahui dia akan masuk di kelas yang mana. Satu per satu para siswa di panggil sesuai pembagian kelasnya. Waktu itu kebetulan teman-teman di kos nya sudah terpanggil dan masuk ke kelas 10.1 dan Andin pun semakin penasaran, dia akan bergabung di kelas itu juga atau akan terpisah dengan teman se kos nya.

Setelah sekitar sepuluh orang yang di panggil, eh gak taunya ternyata nama Andin juga terpanggil untuk masuk di kelas 10.1.

"Andini Putri Azalia" ... panggil panitia MOS.

"Saya Pak ..." sahut Andin, seraya maju ke depan bergabung dengan yang lainnya.

Tak terbayang raut muka bahagia nya Andin saat itu. Yaa, senyuman bahagia terpancar dari wajah Andin karena dia ternyata bisa satu kelas dengan teman-teman kos nya. Maklum aja yaa hehe, karena mereka sama-sama anak baru jadi belum punya banyak teman dan teman kos nya dong yang jadi pilihan saat itu.

Pembagian kelas pun telah selesai, semua siswa baru diarahakan menuju kelasnya masing-masing. Tak lama setelah itu, datanglah para mentor atau kakak kelas mereka yang akan mendampingi untuk pelaksanaan MOS selama tiga hari. Setiap kelas didampingi oleh lima orang mentor. Kegiatan pertama yang mereka lakukan adalah perkenalan masing-masing mentor dengan seluruh siswa kelas 10.1.

Saat perkenalan mentor, Andin merasa ada yang aneh. Dia kelewatan perkenalan dari salah satu mentornya. Seingatnya mentor yang di hadapannya ada lima orang tapi yang perkenalan diri cuma empat orang.

Setelah selesai perkenalan seluruhnya, Andin memberanikan diri bertanya sama teman sebelahnya siapa nama mentor yang kelewatan pas perkenalan tadi.

"Eehh ... kok mentor nya cuma empat orang yang perkenalan diri yaaahh?" tanya Andin ke Cika teman sebangkunya.

Cika," Hahahaha ... ke lima nya udah perkenalan diri kali ndin..kamu yang gak fokus kali tuh."

Andin,"Hehehe iya yaa??(tersipu malu) siapa nama kakak satu lagi tuh?"

"Itu namanya kak Aidan, emang orangnya agak cuek kayaknya Ndin," sahut Cika.

Akhirnya setelah di kasih tau sama temannya tersebut, Andin sekarang udah tau nama mentornya itu. Yang bikin Andin kaget setengah mati ialah ketika dia sedang serius bertanya sama temannya ternyata tanpa mereka sadari mentor yang mereka bahas itu sudah berada dibelakang dan mendengar pembicaraan mereka.

Mentor tersebut menegur dengan cara mendeheemm,

Aidan,"Hkhkhmmmm ...."

Sontak mereka berdua kaget. Tapi Andin tidak tau dengan apa yang dirasanya saat itu, antara takut dan deg -degan. Hatinya serasa mau runtuh mendengar suara mentornya tersebut.

Akhirnya Andin dan temannya langsung terdiam dan melihat ke arah mentor lain yang lagi menyampaikan kegiatan mereka selanjutnya.

Sejak kejadian itu, Andin tak pernah lagi menanya-nanya tentang Aidan. Tapi tak disangka, ternyata Andin dapat kesempatan berkenalan langsung dengan Aidan secara personal. Kebayang dong, betapa campur aduknya perasaan Andin saat itu? dari sinilah cerita cinta antara aidan dan Andin berawal ....

Bersambung....

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Assalamu'alaikum pembaca yang budiman, maafkan yaaa ... kalau masih ada penulisan yang Typo dan lainnya ... karena Author masih proses belajar jadi penulis.

Ditunggu yaahh ... kritik dan saran serta komen+like+vote

Makasih

Bab 2

Hari ini adalah hari kedua Andin menjalani MOS sebagai siswa baru di sekolahnya. Tentu saja kegiatan hari ini lebih banyak dari kemaren.

Kegiatan yang akan mereka jalani di pagi ini dimulai dari apel pagi, kemudian mereka kembali ke kelas masing-masing sambil menunggu para mentor mereka datang untuk mendampingi dalam kegiatan selanjutnya.

Tak lama setelah itu, para mentor pun masuk ke kelas, dengan diiringi ucapan salam dan selamat pagi.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi adik-adik ...." Sapa salah seorang mentor.

mereka menjawab," Wa'alaikumsalam ... selamat pagi kembali kakak-kakak."

Keakraban mereka mulai terlihat setelah seharian kemaren mereka saling berbagi cerita.

Kak Windi ... begitulah dia dipanggil sama adik-adik siswa baru. Dia adalah salah satu mentor di kelas sepuluh satu.

Kak Windi pun menyampaikan beberapa kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini, dimulai dari membuat yel-yel sampai pengenalan lingkungan sekolah. Keseruan itu mulai sedikit demi sedikit mereka ciptakan.

Mentor membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan merekapun ditugaskan untuk membuat yel-yel yang nantinya akan dipilih salah satu yel-yel terbaik untuk mewakili lomba yel-yel antar kelas.

Tak terasa sudah dua jam berlalu, sudah terpilih satu yel-yel yang akan ditampilkan nantinya.

Mereka bersama pun mulai menghafal lirik agar nantinya bisa tampil bagus.

"Oke, Deni ... silahkan kamu maju ke depan dan pandu teman-teman nya dalam menghafalkan yel-yel ...." Perintah kak Nanda.

Aduuhh ... malunya aku. (Sembari menutup wajah dengan telapak tangannya). Gerutu Deni dalam hati.

**********************

Teeett ....

Teeett ....

Teeett ....

Selang beberapa waktu kemudian bel istirahat pun meraung panjang, menandakan jam istirahat sudah tiba.

Andin dan teman-teman kos nya pun pergi makan ke kantin sekolah. Andin mempunyai empat orang teman kos yang dibilang agak dekat sama dia. Meskipun teman se kos nya banyak. Mereka berempat yaitu, Caca, Anya, Dian, dan Nita.

Saat mereka lagi enak-enak nya bercerita datanglah Aidan dan langsung menegur mereka.

Aidan," Assalamu'alaikum ..."

Mereka semua pun tercengang dan saling membalas pandangan sembari tersenyum, lalu menjawab,

" Wa'alaikumsalam ...." Jawab mereka.

Aidan pun menawarkan diri untuk bergabung makan bersama Andin dan teman-temannya.

"Boleh gabung makan gak nihh?" Soalnya gak ada tempat kosong lagi selain disini." Celoteh Aidan.

Nita pun menjawab," ii ... iiyaa boleh kak."

Aidan pun tertawa sambil mulai mengambil kursi kemudian duduk di samping Andin, karena cuma sebelah Andin yang masih kosong.

Perasaan Andin saat itu mulai campur aduk, antara senang dan deg-degan karena yang dia lihat seharian kemaren Aidan adalah kakak mentor yang paling cuek dan dingin, tapi tiba-tiba kok jadi periang dan hangat.

Kok jantung gue berdebar gak kayak biasanya yaah? Andin berkata dalam hati.

Akhirnya mereka pun saling melontarkan candaan sambil menghabiskan makanannya.

****************************

Teet ....

Teett ....

Teettt ....

Tak lama setelah itu, terdengar kembali raungan bel pertanda masuk kelas, dan mereka pun segera membayar makanannya, lalu siap-siap kembali kelas.

Aidan pun ikut bergabung dengan mereka kembali ke kelas. Andin semakin deg-degan, setelah tertangkap oleh Aidan saat dia diam-diam melepaskan lirikan yang agak lama.

Aidan (sambil tersenyum)," ada apa Andin? kok menatap kakak terlalu serius? nanti suka lho, hehehe." Dengan nada pelan, sehingga hanya terdengar oleh mereka berdua.

Andin pun kaget bukan kepalang. Sambil tertunduk malu dan pipi yang memerah, dia menjawab," Eeehh kebetulan aja kak, pas kakak liat aku juga liat ke kakak."

Aidan," Berarti jodoh dong, hehehe."

Andin pun diam terbungkam tanpa jawaban dan buru-buru masuk ke kelas.

Jodoh? apa mungkin iyaa? gumam Andin dalam hati.

Semenjak kejadian itu mereka semakin dekat, meskipun hanya sebatas perbincangan biasa antara adik kelas dan kakak kelas yang baru kenal.

Kegiatan pengenalan sekeliling lingkungan sekolah pun dimulai. Satu kelas itu keluar sembari mengikuti arahan dari mentor mereka. Para mentor membagi mereka menjadi lima kelompok sesuai jumlah mentor.

Aidan pun berkesempatan mendampingi Andin dan kelompoknya. Entah itu kebetulan atau memang disengaja, tapi semua terjadi begitu saja.

Kekaguman Andin semakin bertambah saat melihat Aidan menjelaskan setiap lika-liku sekolah mereka, dalam kesempatan itu mereka saling bertanya jawab yang membuat suasana semakin mencair.

Akhirnya kegiatan hari itu diakhiri dengan shalat dzuhur berjama'ah seluruh siswa dan guru.

**************************

Tak terasa, sampai lah di hari terakhir MOS. Acara penutupan masa orientasi sekolah pun akan segera dimulai. Kegiatan pertama di buka dengan lomba yel-yel yang sudah disiapkan oleh setiap kelas sejak dari tadi pagi.

Selanjutnya kegiatan kedua pemilihan duta siswa/i kelas sepuluh dan acara pun ditutup dengan pemilihan mentor dengan kriteria mentor terfavorit, mentor terbaik, dan mentor ter kejam.

Lomba yel-yel di menangkan oleh kelas sepuluh satu atau di kelas Andin dan teman-temannya, kemudian duta kelas sepuluh diberikan kepada Dika dan Angel, dari kelas yang berbeda.

Mentor terbaik kepada kak Mulya, mentor terfavorit untuk kak Windi dan saat yang ditunggu-tunggu adalah mentor ter kejam yang semua mentor pun penasaran, siapa diantara mereka yang akan dinobatkan.

Tak disangka keluarlah nama Aidan, tentunya dia terkaget-kaget dong, lalu majulah dia ke depan sambil tersenyum.

Sepulang sekolah, Aidan sengaja duduk-duduk diparkiran sambil menunggu Andin dan teman-temannya keluar kelas. Memang antara kelas Andin dan parkiran sekolah bersebelahan, jadi semakin kuat alasan Aidan untuk berlama-lama diparkiran.

Andin dan Nita keluar dari kelas, kemudian Aidan pun memanggil mereka, seraya berkata,

"Andin, Nita, kakak minta maaf yaa kalau sering marah-marah di kelas kalian, soalnya kakak kan terpilih jadi mentor ter kejam, otomatis yang banyak milih dari kelas kalian dong? hehehe."

Nita," Heheh iya gak apa-apa kak, mungkin kebetulan aja kali, karena kakak baik kok kelihatannya."

Sampai saat itu pun Andin masih terpaku diam dan tak bicara sepatah pun. Kemudian Aidan pun pamitan pulang.

"Aneh deh ... kok orang yang sedari kemaren jutek terus gak pedulian, tiba-tiba sekarang dia bela-belain buat nunggu diparkiran cuma mau bilang maaf doang?"

Guman Andin.

Tak puas dengan itu, akhirnya pertanyaan itu terlontar kepada Nita.

"Nit, lho ngerasa aneh gak?" tanya Andin keheranan.

Nita menyahut," apaan yang aneh Ndin?"

"Kok tiba-tiba aja kak Aidan itu minta maaf ke kita? emang dia tau kalau kita yang milih dia sebagai kakak ter kejam? dan kenapa hanya ke kita dia minta maaf? Tanya Andin.

Nita yang mendapat serangan pertanyaan yang bertubi-tubi pun terdiam sejenak sambil mencerna satu persatu pertanyaan Andin.

"Oiya ... aku baru sadar Ndin ... pertanyaan lho ada benarnya juga." Sahut Nita.

"Aaahh sudah lah ... tak usah difikirkan. Gak penting juga. Mungkin karena dia mentor kita." Sahut Andin lagi.

Kemudian mereka pun melanjutkan perjalanan pulang menuju kos.

Bersambung...

Bab 3

Hubungan mereka semakin hari semakin dekat, sampai suatu hari di jam istirahat Andin dan teman-temannya sedang duduk-duduk di taman sekolah. Aidan yang saat itu diparkiran sebelah taman sempat menegur mereka.

"Haiii adik-adik, lagi ngapain?" Sembari melempar senyuman kearah Andin dan temannya.

Nita pun menyahuti dengan semangat, "Hallo kakak senior ter kejam, hehe." Semua mereka tertawa mendengar celotehan Nita.

Hampir setiap hari, semenjak mulai tahun ajaran baru, Aidan tidak pernah absen untuk ke parkiran. Entah memang dia dari dulu suka nongkrong diparkiran atau hanya bentuk modus buat mendekati Andin dan teman-temannya.

Nita merupakan teman paling dekat dengan Andin. Nita dan Andin sering bertukar curhatan baik masalah kerinduan kepada orang tua mereka, bahkan masalah sehari-hari di sekolah.

Tapi ada satu masalah yang tak pernah di ceritakan Andin kepada Nita atau pun sebaliknya, yaitu masalah perasaan mereka terhadap Aidan.

Ternyata diam-diam Nita juga mulai menyukai Aidan si senior kejam itu. Mereka mulai bertukar nomor handphone yang kebetulan saat itu belum ada aplikasi WA seperti sekarang ini.

Akhirnya Aidan, Andin dan Nita terlibat cinta segitiga. Tanpa saling memberi tahu Andin dan Nita diam-diam berkomunikasi lewat SMS dengan Aidan. Namun suatu hari Nita tidak bisa menyimpan semua perasaan yang dia pendam. Nita akhirnya mulai memberanikan diri bercerita kepada Andin.

"Eeehhh Ndin, sini lho ... ada yang mau gue ceritain sama lho." Dengan wajah sedikit ragu.

Andin," Yaaappp apaan? kayaknya serius amat deh?Wajah terheran-heran.

Nita," Gini Ndin, lho jangan cerita sama siapa-siapa yaaah tentang ini !!!"

Andin," Apaan?? Cepetan cerita kebanyakan basa basi nihh!! Tegasnya.

Nita," Gak tau kenapa setelah beberapa hari ini gue komunikasi sama kak Aidan, perasaan gue jadi semakin deg-degan dehhh. Awalnya sihh gue cuma kagum sama dia aja, tapi semakin kesini perasaan kagum gue berubah jadi rasa suka sama dia. Gue mulai jatuh cinta deh kayaknya sama kak Aidan." Dengan pipi mulai memerah dan sedikit tersipu malu.

Sontak seketika Andin terkaget-kaget dengan cerita Nita.

"Gue yang duluan suka dia Nit, kenapa sekarang lho ikut-ikutan suka juga." Gerutu Andin dalam hati.

Namun Andin berusaha menepis kecemburuan yang mulai timbul dihatinya.

Andin pun menyarankan ke Nita agar Nita untuk mengungkapkan hal tersebut kepada Aidan. Nita pun menolak untuk mengikuti saran sahabatnya itu karena malu kalau harus dia yang duluan menyatakan perasaannya kepada seseorang cowok yang baru dikenalnya.

Semenjak cerita itu, Andin dan Nita hampir setiap hari bercerita tentang Aidan, bahkan di sekolah pun mereka sering ketemuan di jam istirahat serta jam shalat dzuhur.

Meskipun begitu, Andin tak pernah menceritakan kalau sebenarnya dia juga menyukai sosok Aidan. Jadi setiap saat mereka bercerita dan bertemu Andin selalu berusaha untuk terlihat biasa-biasa saja, supaya tidak ketahuan perasaannya terhadap Aidan.

Andin dan Aidan pun tetap berkomunikasi seperti biasa lewat SMS ataupun Telfonan, dan itu pun diketahui oleh Nita, karena sebetulnya yang duluan dekat dengan Aidan adalah Andin.

Mereka bertiga saling berkomunikasi tanpa ada cemburu satu sama lain, karena Andin dan Aidan ini diketahui Nita udah seperti adik kakak.

********************

Tak terasa satu bulan menjalani proses belajar mengajar di sekolah, kini seluruh siswa MAN X menjalani pesantren Ramadhan, karena pemerintah memang mengadakan program wajib tersebut setiap tahunnya. Meskipun tidak genap tiga puluh hari.

Suatu Malam, Andin pergi shalat tarawih bersama teman kos nya. Namun pandangannya tertuju ke sudut mesjid. Dia melihat sesosok lelaki berdiri di sana yang tak asing menurutnya.

Yaaa ... ternyata dugaannya benar, itu adalah Aidan. Andin takjub melihat penampilan Aidan yang menggunakan baju batik dan celana dasar. Tak seorangpun menyadari keberadaan Aidan di sana, kecuali Andin.

"Masya Allah gantengnya ..." gumam Andin dalam hati, tanpa mengalihkan pandangannya.

Kemudian Aidan melemparkan sebuah senyuman indah kepada Andin, yang membuat hati Andin semakin berbunga-bunga, meskipun mereka tak bisa saling berbicara.

Andin merasa heran. Kenapa Aidan bisa berada di sana, karena Andin tau kalau Aidan itu tinggal di masjid tapi bukan di masjid tempat mereka bertemu tersebut.

Akhirnya, Andin memutuskan untuk bergegas pulang ke kos. Dia sudah tidak sabar ingin mengecek Hp nya dan langsung menghubungi Aidan.

Sesampai di kos, Andin langsung mengambil Hp nya di atas lemari. Niatnya yang ingin menghubungi Aidan duluan tidak jadi, karena sudah ada pesan singkat dari Aidan yang masuk terlebih dahulu ke Hp Andin.

Kak Aidan jelek,

"Assalamu'alaikum, temok sayangnya kakak, pasti capek yaa habis jalan jauh dari mesjid ke kos."

Seketika jantung Andin serasa mau copot, karena saking bahagianya dia saat membaca pesan singkat dari Aidan yang memanggil dia temok sayang.

Kemudian Andin membalas dengan penuh semangat,

Temok Andin,

"Wa'alaikumsalam ... kakak jelek nya aku, gak capek kok karena tadi habis liat cowok ganteng di mesjid." Sembari tersenyum-senyum sendiri.

Mereka menghabiskan malam itu dengan saling berbalas pesan singkat, karena Andin tidak bisa menelfon dengan Aidan disebabkan adanya peraturan dari ibu kos yang melarang menelfon sampai larut malam. Apalagi kamar Andin dan ibu kos nya bersebelahan.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menjadikan panggilan itu jadi panggilan kesayangan mereka berdua, karena Aidan yang merasa gemes liat pipi Andin yang bulat kayak bakpou.

Andin pun memiliki alasan tersendiri memanggil Aidan dengan sebutan jelek, karena Aidan yang selalu kepedean merasa dirinya paling ganteng. Padahal sebenarnya memang dia ganteng.

Seminggu menjelang lebaran, seluruh siswa MAN X diliburkan. Mereka sangat gembira, karena sebentar lagi bisa pulang kampung dan berbuka puasa bareng keluarga.

Andin pun turut bahagia, karena ini pertama kali puasa tanpa keluarga. Jadi dapat jatah libur, tentu sebuah kebahagiaan yang tiada tara buatnya. Rata-rata siswa yang bersekolah di sana adalah anak perantauan.

Sebelum pulang kampung, Aidan mengajak Andin ketemuan sebagai bentuk perpisahan mereka. Aidan mengantarkan Andin ke terminal dan menemani Andin sampai mobil yang ditumpanginya berjalan. Kemudian Aidan baru lah beranjak saat mobil sudah melaju kencang dan pergi menjahui nya.

Komunikasi mereka tidak pernah terputus, meskipun mereka bertiga berada di kampung masing-masing.

*********************

Lebaran sudah usai, kini saatnya mereka balik ke kos, karena besok sudah mulai sekolah. Rasanya mereka bertiga sudah tidak sabar lagi ingin segera bertemu. Semakin hari komunikasi mereka semakin intens saja, membuat Andin dan Nita saling cemburuan, meskipun hanya diungkapkan melalui candaan.

Sampai beberapa bulan kemudian, Andin sudah tidak tahan lagi dengan apa yang dirasakannya. Dia benar-benar merasa cemburu sama Nita. Dadanya terasa sesak. Dia memberanikan diri bercerita tentang hal itu kepada Aidan melalui telephone.

Andin," Kak, aku mau cerita niii ...."

Aidan," Iya dek.(Panggilan Aidan kepada Andin selain temok), Boleh mau cerita apa??

Andin," Kak ... tau gak?? Nita kak ... Nita suka sama kakak!!!"

Aidan," Heeheh, serius tu dek?? tapi kan kakak sukanya sama dek ... timpalnya dengan penuh tawa.

Andin," Kaaaaakkk ... (nada manja) aku serius, dia sendiri yang cerita kak kemaren ... aku udah berusaha mendam buat gak cerita sama kakak, tapi gak bisa nahannya."

Aidan," Heheheh terus kalau dia suka sama kakak ... kakak harus ngapain dek?? itu karena cemburu nya kamu tu dek, takut banget kayaknya kakak diambil sama Nita." (hahahaha) ....

Saat mereka sedang asyik bercerita, tiba-tiba Nita masuk ke kamar Andin, membuat Andin cepat-cepat merubah topik pembicaraannya dengan Aidan ....

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!