" Mas .. Aku sudah tak tahan lagi dengan sindiran Ibu." Keluh Reina, istri Prasetya yang sudah dinikahinya selama 2 tahun.
" Sindiran apalagi sih Ren?" Tanya Pras yang sedang membuka kancing kemeja nya.
Malam itu Pras baru saja sampai di ibukota untuk menemui istrinya, sudah setahun lebih mereka menjalani pernikahan jarak jauh atau trend nya di sebut LDM. Reina yang seorang model terkenal di ibukota menolak untuk di boyong Pras ke kota kecil karena tidak ingin melepaskan karirnya. Dengan kesepakatan bersama merekapun memutuskan untuk LDM.
" Ibu bersikeras ingin kita segera memberikan cucu untuknya."
" Yaudah ayo kita bikin." Pras meraih pinggang Reina namun Reina melepaskan genggaman Pras.
"Jangan sekarang mas .. Aku belum siap, aku masih ingin berkarir."
" Selalu saja karir mu itu lebih penting Ren." Pras meraih handuk lalu pergi menuju kamar mandi, merasa kecewa atas jawaban Reina.
Reina yang melihat suaminya pergi begitu saja tau bahwa Pras sebenarnya kecewa namun seperti biasa ego selalu menyelimuti Reina sehingga Reina akan acuh karena berpikir Pras akan tetap memaafkan dan memahaminya. Reina selalu asik dengan dunia nya sendiri, dunia entertainment yang seling menggelapkan mata. Dalam keadaan jauh dari Pras, tidak jarang Reina pergi bersama pria lain dan selalu beralasan pergi bersama rekan kerja padahal kenyataannya lebih dari itu. Sampai keesokan paginya, Reina sedang berada di kamar mandi dan terlupakan tidak mengunci ponselnya, Pras saat itu masih tertidur namun suara getaran dari ponsel Reina membuat tidur Pras terganggu. Pras membuka matanya perlahan, diraihnya ponsel Reina dan mendapati panggilan dari nomor tidak dikenal. Pras awalnya acuh lalu menunggu penelpon mematikan panggilannya, begitu panggilan berhenti layar terbuka dan tepat berada di percakapan. Sebuah percakapan mesra antara istrinya Reina dengan seorang pria dari kalangan yang sama, mereka seringkali bertukar foto yang tidak senonoh atau berbagi foto saat mereka bersama. Hati Pras memanas, setahun ia berada di sebuah kota kecil namun tak pernah terpikirkan untuk mengkhianati istrinya itu.
Gemericik air dari kamar mandi berhenti, pertanda Reina sudah selesai dengan rutinitas mandinya. Pras segera menyimpan ponsel Reina tanpa meninggalkan jejak apapun lalu kembali ke ranjang berpura-pura masih terlelap. Reina keluar masih mengenakan handuk kimononya lalu segera menyambar ponsel yang layar nya terlihat menyala.
" Astaga gue lupa matiin hp. Untung Pras masih tidur " Batin Reina tak menyadari bahwa Pras sudah mengotak ngatik ponselnya.
Reina berjalan menuju walk in closet lalu berpakaian gaun santai yang sangat anggun dan cantik. Reina sudah memiliki janji untuk bertemu dengan seseorang,Reina berniat pergi sebelum Pras terbangun agar tak banyak pertanyaan yang harus di jawabnya. Reina berjalan mengendap-ngendap seperti pencuri lalu segera pergi membawa mobil kesayangannya. Terhitung sudah 6 bulan Reina mengkhianati Pras, semakin lama Reina semakin berani karena Pras selalu memberi kebebasan untuknya sehingga menurutnya Pras selalu bisa di bodohi.
Mobil Reina sampai di sebuah resort, seorang pria telah menantinya disana.
" Selamat datang sayang .." Sambut si Pria.
" Ah sayang aku sangat merindukanmu. Maaf aku terlambat, suami bodohku itu tiba-tiba datang semalam."
" Benarkah? Lalu kamu tinggal dia begitu saja?"
" Tentu, demi kamu aku akan lakukan itu. Lagian dia terlalu mencintaiku sehingga tidak sadar aku bodohi."
" Kau memang wanita yang cerdas, pertahankan dan peraslah dulu dia sayang. Sampai nanti hartanya beralih padamu barulah kamu tinggalkan dia."
" Ya tentu saja." Reina mengecup singkat bibir pria itu.
Tanpa sadar, seseorang dari kejauhan mengambil beberapa gambar mereka saat sedang bermeseraan. Ya, seseorang itu adalah Jonathan orang kepercayaan Pras sekaligus sahabat dari masa kecilnya. Jonathan seperti asisten bagi Pras, kemanapun Pras pergi Jonathan akan mengikutinya. Beberapa saat setelah Pras menemukan percakapan antara istrinya dan pria itu, Pras segera mengintruksikan Jonathan mengikuti istrinya dan mencari bukti sebanyak mungkin tentang perselingkuhan mereka.
Kebohongan, aib, pengkhianatan dan perselingkuhan sama halnya seperti bangkai yang meski telah di kubur ada kalanya tercium juga.
Jonathan segera mengabari Pras tentang keberadaan Reina melalui pesan singkat.
Jo : Bos, gue udah nemuin Reina
Me : Good job, lo tau kan apa yang harus lo perbuat?
Jo : Siap bos
Senyum smirk terpancar dari wajah Jonathan, dengan langkah berani, Jonathan menerobos masuk ke resort dan mendapati Reina dengan si Pria hampir bertelanjang bulat. Dengan cekat Jo mengambil beberapa gambar mereka untuk digunakan sebagai ancaman.
" Halo Nyonya Reina, ck sepertinya Anda tidak senang melihat keberadaan saya "
" Jonathan ! Lancang sekali kamu ! " Reina menarik selimut untuk menutupi dirinya.
" Saya tidak punya banyak waktu untuk berdebat dengan anda. Silahkan anda berpakaian lalu segera ikut dengan saya kembali ke mansion. Jika dalam 5 menit anda tidak keluar saya pastikan akan menyeret anda dalam keadaan telanjang bulat !" Ancam Jo.
" Siapa kamu berani-beraninya mengancam wanita ku?" Tanya si Pria.
" Tuan Alexander, saya tau siapa anda. Besar juga nyali anda. Tapi sayang anda tidak sebanding dengan Bos Pras. Cuuhh .. Anda hanya serangga kecil bagi kami." Jonathan menjatuhkan air liur tepat di hadapan si Pria yang bernama Alex itu.
" Kurang ajar !" Alex hendak melawan namun di tahan Reina.
" Sudah lex, kekuatannya tak sebanding dengan kita. Bisa-bisa kamu habis di tangannya." Reina masih membela Alex meski kini dirinya tengah tertangkap basah.
" Waktu 5 menit tidak lama. Segera keluar saya akan menunggu di mobil." Jonathan berpaling dengan langkah cepat lenyap di ujung koridor sana.
Dalam keheningan Reina dan Alex saling menatap, Reina menggengam tangan Alex mengecup bibir nya perlahan lalu segera bangkit mengenakan pakaian dan merapihkan diri.
" Maaf sayang, ini diluar kendaliku. Aku harus pergi sebelum semuanya semakin kacau !" Ucap Reina.
" Jaga dirimu Ren .. Bujuklah suami mu, jangan sampai dia meninggalkanmu. Kita masih sangat membutuhkan hartanya Ren. Ingat itu ya? " Alex membalas lembut seolah sangat peduli pada Reina padahal yang ada dalam pikirannya kini adalah bagaimana jika Reina di usir oleh Pras lalu tak ada sepeser pun harta yang akan dia dapatkan lagi dari Reina.
" Sialan wanita itu terlalu gegabah. Bisa-bisa gue gak dapet apa-apa dari dia." Alex mengacak rambutnya kasar.
Reina masuk kedalam mobil bersama Jonathan. Sepanjang jalan Reina termenung memikirkan cara untuk membujuk suaminya agar memaafkannya. Sebelumnya selalu berhasil karena tak ada bukti atau pun saksi jelas, namun kini Reina gelisah karena Jonathan menyaksikan langsung perselingkuhannya.
" Tenang Nyonya, harusnya anda sudah memikirkan ini ketika mencoba mengkhianati Bos !"
" Ck, tak usah ikut campur Jo. Kamu hanya seorang pesuruh." Sungut Reina.
Ccciiittt .. Suara ban mobil yang di paksa berhenti mendadak.
" Jangan tinggi hati ****** ! Kamu pikir kamu akan selamat? Kali ini tidak. Aku sendiri yang akan memastikan mu di lempar dari syurga dunia ! Aku akan membuat mu lebih menginginkan kematian." Ancam Jonathan sambil mencengkram rahang Reina kuat.
Reina yang shock mendapatkan perlakuan kasar dari Jonathan seketika bergetar ketakutan lalu mulai menangisi nasibnya.
Jonathan mencengkram lengan Reina kasar, dengan emosi yang mencapai puncaknya Jo menyeret Reina kedalam mension Pras lalu mencampakan Reina tepat di depan kaki Pras.
" Kenapa begitu kasar pada wanita cantik Jo ?" Sarkas Pras.
" Maaf Bos tapi dia menghina saya lebih dulu. Dan mencoba memberontak !" Jelas Jo.
" Benarkah sayang? Kamu memberontak pada sahabatku yang bahkan lebih berharga daripada sampah sepertimu ! "
Plaaakk ..
Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus milik Reina yang mengakibatkan bibir Reina mengeluarkan darah segar.
" Aw .." Pekik Reina.
" Sakit? Ini masih belum seberapa dibanding perasaan dan harga diriku yang telah kau hancur kan ****** !" Pras menekan luka di bibir Reina membuat si empunya menangis kesakitan.
" Ampuni aku Mas, aku tak bermaksud mengkhianatimu. Aku .. Aku hanya merasa kesepian karena kamu jarang ada bersamaku." Bujuk Reina dengan wajah memelas.
" Munafik, bahkan kau menolak melayaniku saat aku berada disini. Lalu kau bilang melakukan ini karena kesepian? Alasan yang bodoh !"
" Maafkan aku, aku mohon aku takan berbuat seperti ini lagi Mas." Reina bersimpuh di kaki Pras berharap Pras melunak, tak sedikit pun Reina bayangkan Pras yang selama pernikahan mereka selalu bersikap manis dan lembut kini tiba-tiba menjadi pria yang sangat dingin dan menakutkan.
" Jangan mimpi ****** ! Kau ingin jadi budak pria-pria nakal di luar sana? Maka akan aku kabulkan !" Tegas Pras
"Jonathan, seret wanita ini keluar dari mansion ku pastikan dia mendapat tempat yang layak untuknya. Buat dia tak lagi bersinar dan satu lagi buang seluruh miliknya, aku tak ingin tempatku menjadi kotor karena barang-barang wanita ini. Mulai sekarang aku menceraikannya !" Intruksi Pras.
Mendengar itu Reina menangis tersedu menjerit sekuat tenaga memohon ampun namun tak ada seorangpun yang peduli. Jonathan menyeretnya pergi, entah Reina akan dibawa kemana namun Pras sudah menyediakan tempat yang layak untuk nya yaitu menjadikannya wanita pemuas ***** pria di klub malam. Dulu Reina bisa menjadi model karena Pras yang mengangkatnya menjadikannya nyonya muda di keluarga Wijaya, Pras memberikan segalanya, mendukung Reina sampai dia terkenal seperti sekarang. Namun sayang, Reina terlalu terbuai dengan kebaikan Pras, Reina menyepelekan kekuatan Pras karena berpikir Pras sangat bergantung pada cintanya namun Reina tidak mengetahui bahwa di balik Pras yang seorang dokter tampan, sopan dan bijaksana tersimpan sosok Pras yang sangat mengerikan. Pras yang tidak akan segan melenyapkan musuhnya hanya dengan jentikan jari. Ya, sebelum menjadi seorang dokter Pras bergumul lama dengan dunia hitam. Peredaran obat terlarang, senjata api ilegal, pencucian uang, penganiayaan bahkan melenyapkan nyawa seseorang bukan hal yang sulit baginya, saat itu jiwa mudanya tengah bergelora di tambah kurangnya bimbingan orangtua yang terlalu sibuk dengan bisnis dan karir mereka membuat Pras salah arah. Namun semenjak bertemu dengan Reina dan desakan kedua orangtuanya membuat Pras perlahan melunak dan kembali ke jalan yang benar. Pras memutuskan melanjutkan kuliahnya di Fakultas Kedokteran, setelah lulus dan mendapatkan gelar dokter Pras segera menikahi wanita pujaannya itu.
" Reina .. Kamu membuat ku kembali menggila !Ck Wanita sialan " Pras terduduk dengan menggenggam sebotol vodka di tangannya.
" Calm down Pras, gue udah beresin si Reina. Gue kasih dia ke mamih Debora. Gue juga langsung urus gugatan perceraian lo ke team legal perusahaan."
" Thanks Jo, temenin gue minum?" Tawar Pras
" Sure .." Jonathan mengambil sebuah gelas lalu menikmati minuman keras itu bersama dengan Pras.
Keesokan harinya Pras terbangun dengan kepala yang berdenyut, Pras sudah berada di kamarnya. Bisa di pastikan semalam dia mabuk dan seperti biasa Jonathan yang akan merapikan segala kekacauannya. Pras bangkit menuju kamar mandi, waktu menunjukan pukul 08.20 pagi, Pras tak ingin menunggu lama lagi hingga Pras pun memutuskan untuk meninggalkan ibu kota kembali ke kota tempatnya bekerja untuk melupakan semua kenangan tentang Reina. Bagaimanapun Reina satu-satunya wanita yang mampu membuatnya bertekuk lutut, rasa sakit pengkhianatan tidak mampu Pras sembunyikan begitu saja. Pukul 10.00 pun Pras dan Jonathan meninggalkan ibu kota yang berjarak 8 jam menggunakan kendaraan darat. Pras menjadi begitu pendiam setelah kejadian itu.
" Are u Ok Pras?" Jonathan mencoba memecah keheningan.
" Hmm .. Kelihatannya gimana Jo?"
" Lo bener-bener kacau. Gue tau pasti berat buat lo lepasin Reina. Tapi inget dia udah khianatin Lo 6 bulan di saat lo kerja keras buat bahagiain dia ! You deserve better bro !" Jonathan menepuk pundak Pras, berusaha menegarkan hati sahabatnya itu.
" Thanks Jo, gue harap gue bisa segera lupain dia."
" Semua akan ada saatnya Pras. Jangan khawatir."
Pras hanya mengangguk merespon perkataan Jonathan, sebagian hatinya merasa hampa. Mencintai sekaligus mencampakkan wanita pujaannya itu menjadi suatu hal yang menyakitkan bagi Pras.
Tak terasa perjalan merekapun telah sampai di tujuan, Jonathan segera turun membawa masuk barang-barang Pras kedalam rumah yang tidak terlalu mewah namun terkesan minimalis dan elegan itu.
Pras berjalan gontai, rasanya ingin sekali segera merebahkan tubuhnya di ranjang empuk miliknya. Pikiran dan tenaganya hari itu telah terkuras karena memikirkan Reina. Pras pun memasuki kamarnya lalu terlelap begitu saja tanpa sempat mengganti pakaian ataupun membersihkan diri. Pras benar-benar larut dalam lukanya hingga tak sadar hari tlah berganti lagi lalu ponselnya berdering terus menerus membuat Pras segera tersadar.
" Halo dok !" Panggil seseorang dari balik suara.
" Ya bagaimana?"
" Saya dengar cuti dokter telah selesai, dalam 10 menit seorang pasien kecelakaan akan tiba."
" Ya lanjutkan .." Pras mendengarkan dengan seksama.
" Terjadi penurunan kesadaran, tekanan darah 70/60, kemungkinan ada pendarahan di perut karena hantaman benda tumpul."
" Saya segera kesana !"
Pras sebagai seorang dokter bedah dengan subspesialis bedah digestif yang berfokus menangani pembedahan pada bagian pencernaan sudah menjadi hal biasa jika dirinya harus bertugas kapan saja karena dokter bedah bagian tersebut hanya di miliki Rumah Sakit tempat Pras bekerja.
Dengan tergesa Pras segera bangkit, membersihkan dirinya sejenak untuk menyegarkan pikirannya. Pras meraih kemeja kerja lalu bersiap berangkat tanpa sempat sarapan. Jonathan yang sudah mengerti kesibukan Pras selalu sedia menyiapkan roti dan ice coffe americano untuk Pras santap di mobil selagi mereka di perjalanan menuju Rumah sakit. Hanya itu sudah cukup memberikan tenaga untuk Pras berada di ruang bedah berjam-jam lamanya.
Pras tiba di depan Emergency Room dan segera berlari menghampiri pasiennya yang baru saja sampai, setelah melakukan pemeriksaan dengan alat khusus terlihat jelas terjadi pendarahan di liver pasien yang mengharuskan pasien segera mendapatkan tindakan bedah untuk menyelamatkan nyawanya. Pras mengintruksikan untuk menyiapkan ruangan operasi lalu dirinya pun segera pergi ke ruang ganti, mengganti pakaiannya dengan baju bedah dan mensterilkan dirinya. Setelah itu barulah Pras masuk, dan bersiap menjalankan prosedur bedah.
Jika sebagian orang sudah sibuk dengan aktifitas pagi nya di pukul 08.00 maka untuk seorang Paramitha haram hukumnya jika bangun kurang dari pukul 09.00. Mitha seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan penyedia obat-obatan dan susu kesehatan untuk anak, dewasa dan lansia. Pekerjaan nya selalu berputar di sektor kesehatan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya dari satu klinik ke klinik lainnya mulai dari pukul 10.00 sampai pukul 7 malam nanti. Sama halnya seperti sekarang, Mitha baru saja membuka matanya dilihatnya 30 menit lagi waktu masuk kerja nya tiba. Dengan tergesa Mitha bangkit dari tidurnya lalu melaksanakan ritual mandi yang singkat lebih singkat dari kebanyakan wanita di luar sana. Seperti biasa Radit yang adalah calon suaminya akan menjemput tepat 15 menit sebelum Mitha masuk kerja karena jarak ke kantornya hanya berkisar 10 menit.
" Kesiangan lagi?" Tanya Radit malas.
" Hehe iya yang. Maaf " Mitha menunjukan wajah memelasnya.
" Kebiasaan .." Radit mengacak rambut Mitha.
" Ah jangan jadi berantakan lagi kan? "
Mitha dan Radit pun segera berangkat dan tiba 5 menit sedikit terlambat. Mitha merapikan rambutnya yang berantakan sepanjang perjalanan menggunakan sepedah motor sport milik Radit.
" Yang ganti matic ish, kamu boncengin aku udah kaya yang ngajak balapan "
" Maaf ya cantik, kan kamu buru-buru." Radit mencubit pipi Mitha gemas
" Udah ah aku masuk dulu .. Daahh hati-hati ya dit "
Mitha memasuki kantornya untuk melakukan absen sebelum turun ke lapangan, setiap hari Mitha bergulat dengan teriknya matahari menggunakan sepedah motor atau mobil inventaris perusahaan. Jika memang harus mengantarkan orderan, Mitha akan di ijinkan membawa mobil namun jika hanya kunjungan biasanya Mitha hanya menggunakan sepedah motor.
Mitha mengeluarkan sebuah sepedah motor dari garasi kantornya dibantu oleh Pak Abdul Security kantor.
" Neng, katanya sebentar lagi mau nikah nih .." Sapa Pak Abdul.
" InsyaAllah pak, hmm kalo gak ada hambatan 3 bulan lagi rencananya."
" Semoga lancar ya neng .. "
" Aamiin pak, bapak jangan lupa datang nanti semua orang kantor aku undang " Mitha begitu bersemangat membicarakan rencana pernikahannya dengan Radit.
2 Minggu yang lalu, keluarga Radit mendatangi kediaman Mitha untuk melakukan prosesi lamaran, setelah 3 tahun bersama akhirnya tabungan mereka pun sudah cukup untuk melaksanakan pesta pernikahan, membeli sebuah rumah sederhana dan juga membeli mobil bekas. Radit yang bekerja sebagai teller di bank swasta memang memiliki pendapatan yang cukup untuk membeli semua itu ditambah dengan Mitha yang ikut bekerja tanpa lelah dan tak pernah mengambil cuti tahunan selama 3 tahun ini semua di lakukan demi pesta pernikahan impian mereka.
Mitha memacu kendaraan roda duanya dengan kecepatan sedang, Mitha sampai di halaman parkir sebuah Rumah Sakit besar di kotanya. Seperti biasa, Mitha akan menuju meja resepsionis untuk meminta info kunjungan ke dokter anak, dokter kandungan dan bidan yang sedang senggang karena saat ini Mitha membawa produk susu kesehatan untuk balita.
" Siang Mba, saya dari PT. Nationals Nutrition mau ijin kunjungan ke dokter dan bidan nya .."
" Oh boleh mba lurus aja di ujung sebelah kanan ada ruang yang bertuliskan Staff only nah mba masuk aja biasanya staff medis berkumpul disana."
" Ok terimakasih mba .."
" Iya sama-sama mba."
Mitha berjalan di sebuah koridor yang cukup panjang, kiri kanan nya hanya ada teman sampai saat Mitha lengah karena melihat ke arah taman terus menerus tiba-tiba saja ..
Buukkk ..
Mitha menabrak seseorang bertubuh kekar menggunakan jas putih dan pakaian bedah, Mitha menunduk melihat dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Sosok pria tampan tepat di hadapannya dengan perawakan yang menawan dan wajah yang bersih.
" Baik-baik aja mba?"
" Ah .. Iya dok saya baik-baik aja. Maaf ya saya tadi gak fokus "
" Gak masalah, biasanya yang jalan kesini cuman staff. Mba nya mau kemana?"
" Saya mau ke ruang staff dok. Saya konsultan medis produk susu jadi mau kunjungan dok."
" Oh gitu, susu formula balita bukan?"
" Iya betul dok .. Dokter perlu? Tapi saya lihat dari id card nya dokter bukan dokter anak hehe."
" Kebetulan, saya perlu buat yayasan panti asuhan keluarga saya. Hmm saya masih ada waktu 10 menit kalo gitu bisa promosi cepat di ruangan staff?"
" Boleh dok, mari .. Kesebelah sini kan?"
" Iya mba .."
Mitha berjalan berdampingan bersama seorang dokter yang diketahui dari id card nya tadi, bernama Dokter Prasetya seorang dokter bedah. Mitha berjalan dengan semangat, lumayan dapat harta karun pikirnya karena jika Pras cocok dengan produknya kemungkinan besar bisa meningkatkan omset bahkan menutup targetnya setiap bulan.
Pras membuka pintu ruangan staff, ruangan yang di khususkan untuk seluruh staff medis yang hendak menerima tamu secara umum atau untuk yang hendak beristirahat karena di dalam sana sudah di sediakan berbagai macam jenis minuman dan makanan dengan sofa yang nyaman. Di dalam sudah ada beberapa dokter yang sedang sibuk dengan aktifitas nya masing-masing.
" Hai semuanya ada tamu konsultan medis mau kunjungan sama promosi katanya .." Ucap Pras pada rekan-rekannya.
" Oh boleh Mba silahkan langsung aja, maaf ya ini kami ada yang sambil ngopi, ngerjain tugas, maen game haha nano nano sih kami mba." Jawab Kinan seorang dokter kandungan.
" Enggak papa bu, boleh saya mulai ya kebetulan saya juga bawa sample .." Mitha membagikan sample nya lalu mulai memberikan edukasi kepada staff medis di rumah sakit tersebut.
Ada tantangan tersendiri bagi Mitha karena posisinya hanyalah seorang konsultan lulusan Sekolah Menengah Atas meski Mitha mengambil jurusan di program MIPA namun tetap saja kini yang dihadapinya adalah calon konsumen yang sudah bergelar dokter dengan kemampuan analisa medis di atas nya. Kadang ada rasa minder, namun Mitha selalu berusaha tidak menunjukannya. Bagi seorang yang bekerja di divisi marketing bukan hanya edukasi yang di andalkan namun kepercayaan diri dan kemampuan untuk meyakinkan konsumennya tanpa melihat latar belakang mereka.
" Bagus sih mba, budget dan kandungan gizi dari produknya masuk di kriteria Saya. Hmm ok deh saya coba order 100 box ya?"
" Gak tanggung 120 box aja dok biar jadi 10 karton, 1 kartonnya kan isi 12 box " Bujuk Mitha.
" Mba nya bisa aja, yaudah deh saya ambil 120 box. Oh ya ini kartu nama saya kalau udah ready kabarin saya ya mba. Bisa di anter ke yayasan kan gak harus langsung ke RS?" Tanya Pras sambil memberikan kartu namanya.
" Bisa dok, ke tempat praktek atau ke rumah juga bisa ko."
" Nanti saya juga bantu promosi deh ke orangtua pasien." Tambah Lexi seorang dokter anak.
" Terimakasih banyak ya Dok untuk waktu,kesempatan dan dukungannya." Hati Mitha begitu berbunga-bunga karena merasa disambut dengan hangat belum lagi tiba-tiba tertimpa rezeki dari orderan milik Pras.
" How lucky I am .." Batin Mitha.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!