NovelToon NovelToon

Cinta Suci Elina

Visual tokoh

Elina Nadhira gadis cantik berusia 20 thn ia hidup sebatang kara tanpa ada seorang pun tempat untuknya bersandar atau pun berkeluh kesah kedua orangtua Elina meninggal saat ia berusia remaja

kedua orang tua Elina meninggalkan sebuah rumah sederhana yang sekarang ia tempati dengan uang peninggalan kedua orangtuanya Elina bertahan hidup dan meneruskan kuliah beruntung Elina termasuk murid berprestasi dan mendapatkan beasiswa hingga ke jengjang kuliah

selain berprestasi juga pintar Elina juga memiliki wajah cantik dan tubuh tinggi bak model dunia kulitnya putih tanpa cela dengan mata bulat hidung mancung juga rambut coklat membuat Elina banyak di idolakan bahkan menjadi primadona kampus

dengan semua kelebihan yang ada pada dirinya Elina tak pernah bersikap sombong ataupun besar kepala sikapnya yang ramah juga baik hati membuatnya dikelilingi banyak teman namun tak sedikit yang membencinya karna kelebihannya.

Dr. Davin Elazar

seorang Dokter bedah plastik ternama di dunia namun ia memutuskan untuk kembali ke indonesia setelah kematian sang istri dalam sebuah kecelakaan yang membuatnya trauma dan bersikap dingin

setelah kematian sang istri Davin kembali menjatuhkan hatinya pada seorang wanita yang tak lain adalah pasien yang ia tangani dengan keahliannya ia merubah wajah wanita yang tak lain adalah istri sahabat sekaligus pimpinannya di rumah sakit tempat ia bernaung

tanpa sengaja ia merubah wajah wanita itu seperti wajah mendiang sang istri

Davin kembali dilema dan tersiksa dengan perasaan cintanya yang tumbuh seiring waktu namun tak mungkin untuk ia memiliki wanita yang sudah menjadi milik orang lain yang tak lain adalah sahabat sekaligus panutannya selama ini yang telah banyak membantunya hingga menjadi sukses dan menjadi Dokter ternama

Dr. Wira

sahabat dekat Davin ia seorang dokter kandungan yang terkenal dan juga baik hati juga humoris sama seperti Davin ia juga sahabat dari sang pemilik rumah sakit tempat ia bernaung dan diberikan kepercayaan untuk menjadi direktur Mahendra Hospital di bawah kepemimpinan Adam Mahendra

Hana Wiratama

sahabat dekat Elina dan Elina teman satu-satunya Hana dibanding teman-temannya yang lain hanya Elina yang selalu membantu Hana dalam setiap kesulitan mereka bersahabat sedari mereka smp sampai kuliah saat ini mereka sudah berjanji untuk mengikat saudara

Hana sendiri bisa dibilang ia dari keluarga yang cukup kaya namun ia tak pernah bersikap sombong bahkan kedua orang tua Hana sudah menganggap Elina seperti putri mereka sendiri tak jarang Elina menginap di rumah Hana ataupun sebaliknya Hana yang menginap di rumah Elina.

Gadis yang penuh semangat

Matahari menyapa menyambut pagi yang cerah Elina gadis cantik itu terbiasa bangun pagi untuk memulai aktifitasnya hari ini ia tidak ada jadwal kuliah jadi ia memutuskan untuk bekerja di sebuah toko bunga tak jauh dari lokasi rumahnya

sang pemilik toko seorang wanita paruh baya dimana Elina bekerja setiap sebelum atau sepulang dari kuliah tergantung jadwal Elina wanita itu biasa di panggil Madam Rose karna penampilannya yang selalu glamor namun baik hati dan humoris banyak pelanggan toko bunganya yang menyukai Madam Rose begitu juga Elina

selain bekerja di toko bunga Madam Rose , Elina juga membuka usaha online shop di beberapa ecommerce ia memajang bunga-bunga di toko Madam Rose beruntung ia sudah memiliki banyak pengikut dan online shopnya mulai menghasilkan dengan sistim bagi hasil bersama Madam Rose

Elina memiliki keterampilan di bidang desain grafis juga interior ia bercita-cita ingin menjadi Bachelor of Arts atau sarjana Desain Grafis adalah gelar seni liberal yang diberikan kepada siswa yang menyelesaikan program sarjana desain grafis dan media visual yang kreatif

''selamat pagi Madam Rose''

Elina dengan wajah cerianya menyapa wanita paruh baya yang tengah menata bunga -bunga mawar yang baru saja datang untuk di sortir

''pagi boneka cantikku , bagaimana tidurmu apa kau masih tidak bisa tidur dengan nyenyak seperti biasanya? ''

tanya Madam Rose

''begitulah Madam, aku tak mengerti apa yang terjadi denganku setelah kecelakaan kedua orang tuaku setiap malam aku selalu bermimpi buruk entah kapan aku bisa tidur dengan nyenyak''

jawab Elina dengan menaruh tas kecilnya di loker kerjanya

''sabar sayang, suatu hari nanti jika hati dan tubuhmu sudah bisa menerima semua takdir yang telah Tuhan gariskan pasti kau akan bisa tidur dengan nyaman mungkin karna kau belum ikhlas saja ''

tutur Madam Rose

''mungkin saja Madam''

Elina mengiyakan kata-kata Madam Rose dan ia pun mulai dengan pekerjaannya dengan memeriksa pesanan bunga hari ini

Elina menata semua bunga pesanan yang akan dikirim melalui jasa kurir atau ojek online yang sudah menunggu pesanan mereka Elina melayani para pelanggan toko dengan ramah dan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya

''Elina ada pesanan bunga untuk di kirim ke Mahendra Hospital , tapi kemana perginya Agra ya dari tadi dia belum kembali ?''

Madam Rose sembari memikirkan kemana putra semata wayangnya yang pergi mengambil bunga dari pemasok

''mungkin ada sesuatu yang membuat perjalanan Kak Agra terganggu, biar Elina saja yang mengantar bunganya Madam mumpung pelanggan tidak sedang ramai ''

sahut Elina

''kau yakin?, tapi perjalanan kesana cukup jauh baiklah kau pakai motor Agra saja bukankah kau bisa memakai motor ?''

Madam Rose kembali bertanya

''bisa , Madam serahkan saja semuanya padaku semuanya sesuai dengan apa yang Madam inginkan''

Elina kemudian bersiap dengan tas kecil dan buket bunga pesanan nya

Elina menaruh buket bunganya kedalam keranjang yang di letakan di bagian depan motor matic milik Agra

dengan penuh semangat Elina mengendarai motornya menuju Mahendra Hospital sekitar 30 menitan Elina sampai di rumah sakit ia memarkirkan motornya di halaman parkir rumah sakit mewah dan terbesar di ibukota itu

Elina mengambil buket bunga dari keranjang motornya dan masuk ke dalam rumah sakit itu menuju meja resepsionis

''permisi suster, saya mau mengantarkan pesanan bunga untuk Dr. Wira ''

Elina bertanya pada suster yang menjaga meja resepsionis

''oh iya Nona , silahkan masuk saja ruangan Pak Wira ada dilantai 8 , ia direktur rumah sakit ini langsung saja kau tidak akan kesulitan menemukan ruangannya nanti''

jawab suster

''baiklah terima kasih suster, saya permisi''

Elina pun bergegas untuk memasuki lift yang akan mengantarkannya ke lantai atas dimana ruangan Dokter Wira berada

Elina menekan tombol angka 8 namun saat pintu lift akan tertutup tiba-tiba terbuka kembali seorang pria muda berpenampilan tampan dan juga dingin dengan tubuh tinggi memasuki liftnya

tanpa sepatah katapun

pintu lift pun tertutup hanya mereka berdua yang berada dalam satu lift Elina sekilas menatap wajah tampan pria itu sekilas entah mengapa jantungnya terasa berdebar-debar tak karuan sesuatu yang belum pernah ia rasakan

( "kenapa dengan jantungku ? kenapa terus berdebar- debar saat melihat pria tampan ini oh Tuhan dia tampan juga dingin sekali sikapnya ahhh wangi parpumnya membuatku terbuai")

Elina dalam hati diam-diam ia memperhatikan pria di sampingnya itu

''kenapa menatapku terus apa ada yang aneh denganku?''

tiba-tiba pria disampingnya itu berbicara Elina tertunduk karna ketahuan memperhatikannya

''ma-maafkan aku Tuan, aku tidak sengaja melakukannya''

ucap Elina pelan

Davin hanya tersenyum kecut tak menanggapi ucapan Elina

tiba-tiba lift mengalami goncangan membuat berhenti beroperasi Elina mulai ketakutan

''apa yang terjadi?''

Elina dengan buket bunga ditangannya tampak mulai ketakutan pria disampingnya yang tak lain adalah Davin menatap Elina tak bisa dipungkiri Davin seperti terpesona pada Elina sejenak

''liftnya mati mungkin mati listrik, tenang saja mereka akan segera memberbaikinya ''

tukas Davin

''apa?''

Elina membulatkan matanya dan mulai panik dengan apa yang Davin katakan

''kenapa kau bisa setenang itu Tuan ?''

''memang aku harus bagaimana tidak mungkin juga kan aku harus menangis karna panik ?''

ketus Davin

''dasar raksasa kutub sudah sikapnya dingin , bikin kesal orang untung kau tampan hanya itu kelebihanmu''

gerutu Elina

''kau memaki ku ?''

''tidak? siapa yang memakimu jangan gr ''

sanggah Elina

Davin mengerutkan dahinya akan sikap Elina yang jelas-jelas terlihat kesal padanya, Davin mencoba menelpon seseorang untuk segera memperbaiki liftnya

Elina sekilas memperhatikan apa yang dilakukan Davin ada rasa kagum dalam hatinya

saat melihat Davin tanpa sadar senyum mengembang dibibir gadis mungil itu

Raksasa tampan

Hampir 30 menit Elina dan Davin terjebak di dalam lift, udara di dalam lift mulai panas Davin membuka jas ditubuhnya juga dasi yang mengikat lehernya dan membuka beberapa kancing kemejanya menampilkan dada bidang nya sebagian Elina yang melihat itu mencoba menutup kedua matanya dengan buket bunga ditangannya

''apa yang kau lakukan ? kenapa kau membuka bajumu ? apa kau tidak malu ada seorang gadis di sampingmu?''

Elina mencerca banyak pertanyaan pada Davin yang perlahan mendekatinya menyentil kening Elina

''kau pikir aku gila apa ?

Elina menurunkan buket bunga yang menutupi wajahnya Elina nampak tersenyum tipis menutupi rasa malu karna sudah berpikiran yang tidak -tidak

''maaf aku pikir''

''kau pikir apa ? dasar mesum masih kecil pikiranmu sudah kotor''

''kau?, siapa yang berpikiran mesum ? wajarkan kalau aku berpikiran yang tidak-tidak dengan apa yang kau lakukan

Elina mulai kesal tidak terima dengan tuduhan Davin

''dasar raksasa , seenaknya saja menuduh orang lain berpikiran mesum''

''apa kau bilang? kau mengataiku raksasa?

''iya , kau raksasa, apa ? mau marah padaku karna aku mengataimu sembarangan mengatakan aku berotak mesum ''

''kalau tidak mesum apa namanya? jangan bilang kau belum pernah melihat tubuh pria dihadapanmu sebelumnya ''

''memang aku belum pernah melihat seseorang melakukannya dihadapanku , dasar raksasa gila ''

''apa kau bilang?''

Elina dan Davin terus beradu mulut tak mau mengalah Davin di buat kesal dengan apa yang Elina katakan

Davin merampas buket bunga dari tangan Elina dengan kasar dan membuangnya ke lantai Elina membelalakan matanya dengan apa yang dilakukan Davin

''kau''

Elina menujuk wajah Davin dengan tatapan tajam begitu juga dengan Davin yang sama menatapnya tajam

''apa? kau mau apa?''

Elina semakin kesal ia mencoba memukuli Davin dengan kedua tangannya

''ihhh.... dasar menyebalkan raksasa gila''

''kau masih mengataiku ''

Davin kemudian menarik kedua tangan Elina hingga dan memepet tubuh Elina kedinding Lift Elina meronta namun ia kalah tenaga dengan Davin keduanya kembali saling menatap tajam namun persekian detik keduanya malah terhanyut dan terdiam larut dalam tatapan masing -masing

jarak diantara keduanya hanya beberapa inci saja keduanya bisa merasakan hembusan napas masing-masing

seolah terbawa suasana Davin mendaratkan bibirnya di bibir Elina yang terdiam mematung tak bergerak saat bibirnya bersentuhan dengan bibir Davin

( oh Tuhan ciuman pertamaku, kenapa aku diam tubuhku terasa kaku , aroma tubuhnya begitu harum , bibirnya... ahh bibirnya lembut sekali apa aku sudah gila siapa dia ? jantungku... tak bisa berhenti berdetak ....)

batin Elina untuk persekian detik ia membiarkan Davin menikmati bibirnya namun saat kesadarannya kembali ia dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Davin

''PLAAAKKK''

Elina menampar Davin dengan kerasnya Davin pun tersadar dengan apa yang telah ia lakukan

''kau benar-benar pria tidak tau sopan santun , siapa yang mesum kau atau aku ?''

Elina mengusap airmatanya tanpa terasa yang jatuh membasahi pipinya Davin merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan karna bisa-bisa ia di luar kendali mencium gadis yang tak ia kenal untuk pertama kali

ada rasa sesal dalam dirinya melihat gadis itu, sesuatu yang mengusik hatinya dan terasa sakit melihat gadis itu menangis

Davin terdiam saat Elina merapikan buket bunganya ke lantai dengan cepat Elina merapikan buket bunga yang hancur itu bertepatan dengan pintu lift yang terbuka nampak Wira dan beberapa keamanan memastikan mereka yang berada di lift

Wira menatap heran saat melihat Davin dalam lift dalam keadaan kacau juga seorang gadis yang terisak

''apa kalian baik-baik saja?''

Davin mengangguk pelan sementara Elina beranjak usai merapikan buket bunganya sekilas ia melihat nama di nametag yang dikenakan Wira di pakaian khas kedokterannya

''apa anda Dr. Wira?

''iya saya Dr. Wira''

''maaf saya kesini mengirimkan pesanan bunga anda, tapi bunganya sudah hancur karna ulah seseorang yang merusaknya ''

sekilas Elina menatap ke arah Davin dengan mengusap airmatanya , Wira mengikuti arah pandang Elina pada Davin yang diam membisu

''aku akan mengganti bunga anda nanti, seseorang akan mengirimkannya lagi pada anda''

ucap Elina

Wira mengambil bunga di tangan Elina , ia memesan bunga itu untuk memberikan ucapan selamat pada Sarra dan Adam setelah kelahiran bayi mereka

''tidak apa-apa Nona, kau tak perlu menggantinya ini masih bagus untuk menghias ruanganku lagipula ini bukan sepenuhnya kesalahanmu sepertinya temanku yang bersalah disini''

tukas Wira

''kalau begitu terima kasih Dr. Wira,kau sangat baik sekali lagi maaf kan atas kecerobohanku ''

Elina menundukan sedikit tubuhnya dan pamit meninggalkan Wira dan Davin yang menatapnya dengan rasa bersalahnya

''apa yang kau lakukan tadi sampai gadis cantik itu terlihat begitu sedih ?'' dan kenapa kau merusak bungaku?''

''aku menciumnya ''

''apa?''

Wira menatap tajam Davin ia tak mengira sahabatnya itu akan nekat mencium gadis yang tak ia kenal

''kalian kirimkan rekaman cctv didalam lift padaku jangan sampai orang lain tau apa yang terjadi di dalam tadi ''

titah Davin pada beberapa orang dari bagian keamanan

''baik Tuan ''

Davin dan Wira pun segera meninggalkan lift dan pergi keruangan Davin dengan Wira mengikutinya Davin pun menceritakan kejadian di lift tadi dimana ia mencium Elina

Wira terbahak-bahak saat mendengar Davin ditampar juga makian Elina yang mengatainya raksasa

''hahaha... memang kau pantas ditampar , tiba-tiba mencium gadis hanya karna ia cantik tapi memang dia sangat cantik sih''

''aku tidak tau apa yang terjadi pada diriku saat menatap matanya aku merasa nyaman juga terhipnotis dia sangat lugu ''

Davin meraba bibirnya kembali mengingat saat tadi ia mencium bibir Elina ada rasa senang dalam dirinya untuk pertama kalinya ia kembali merasakan hasrat pada seorang wanita setelah lama

Wira menatap Davin yang tersenyum sendiri itu

''benar yang gadis itu katakan kau sudah gila dan kau yang mesum pantas saja dia menamparmu , apa kau tidak kasihan melihat dia menangis?

''sejujurnya aku merasa kasihan , kau tau rasanya ada sesuatu yang membuatku saat melihat gadis itu menangis tadi?''

''apa kau tau dimana ia tinggal?

''aku tidak tau, dia mengantar bunga dari toko bunga langgananku kau bisa datang kesana jika kau ingin tau mungkin saja ia bekerja disana''

ucap Wira , Davin mengangguk pelan ia pun berniat untuk mengunjungi toko bunga itu semoga saja ia bisa bertemu dengan gadis yang sudah membuatnya terpesona dan meminta maaf atas apa yang ia lakukan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!