NovelToon NovelToon

Dia Itu Aku

Anak Mama

Jam weker sudah berbunyi sejak tadi namun gadis 15 tahun itu masih saja bergelung didalam selimutnya. Matanya belum mau terbuka walau telinganya sudah terganggu dengan bunyi weker yang nyaring sejak tadi. Akhirnya tangannya pun meraba - raba mencoba meraih weker yang ada di nakas untuk mematikannya. Baru saja ia berhasil mematikan weker itu kini gantian suara ketukan yang segera berganti menjadi gedoran terdengar di pintu kamarnya.

"Jasmiiine..." terdengar suara nyaring mamanya memanggil.

Dengan malas dan mata yang masih tertutup Jasmine pun berjalan dengan gontai menuju pintu kamar dan membukanya.

"Ya maa..." ucapnya dengan suara khas bangun tidur.

"Ya Allah... baru bangun? Kamu tu ya... " ujar mama Tika gemas melihat anak gadisnya itu.

"Cepat ambil air wudhu nanti keburu abis waktu subuhnya'' sambungnya sambil mendorong tubuh Jasmine ke kamar mandi.

Mama Tika memang sangat menekankan untuk selalu tepat waktu dalam ibadah. Karena baginya ibadah itu suatu kebutuhan bukan beban. Setelah menyelesaikan ibadahnya Jasmine pun pergi ke dapur tempat biasa mamanya berkutat setiap pagi. Dilihatnya mama Tika sedang sibuk menyiapkan nasi goreng untuk sarapan pagi ini.

"Maaf ma.. tadi kesiangan." ucapnya tulus sambil memeluk pinggang mamanya dari belakang.

"Aish anak ini... bikin mama jantungan aja..." balasnya sambil menepuk tangan Jasmine pelan.

"He..he..he... maaf lagi ma..." kekeh Jasmine sambil menangkupkan tangannya didada.

Setelah itu ia pun mulai membantu mamanya menyusun makanan diatas meja.

"Kamu udah mandi sayang?"

"He..he...belum ma..." jawab Jasmine salah tingkah.

Mama Tika pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Sudah sana mandi dulu... setelah itu kita sarapan." ucap mama Tika.

Jasmine pun menuruti mamanya dan segera menuju kamarnya.Selesai memasak mama Tika pun pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat kerja. Setelah membersihkan diri dan bersiap - siap mereka berdua pun sarapan bersama.

"Kamu tumben kesiangan? Semalam kamu belajar sampai jam berapa?" tanya mama Tika.

"Ga inget ma..." ucap Jasmine sambil membetulkan letak kacamatanya.

"Kamu tu... kalau belajar jangan sampai lupa waktu...jaga kesehatan jangan sampai sakit...." nasehat mama Tika pada anak semata wayangnya itu.

Jasmine pun menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Setelah sarapan mama Tika mengantar Jasmine ke sekolah dulu kemudian ia berangkat ke tempatnya bekerja. Mama Tika yang seorang single parent sejak suaminya meninggal karena kecelakaan memang bekerja pada sebuah butik milik temannya. Sesampainya di gerbang sekolah Jasmine pun turun.

"Ma.. Jasmine masuk dulu ya..." ucapnya sambil mencium punggung tangan mamanya.

"Iya... belajar yang rajin ya nak..."

"Ya ma..." sahutnya lalu turun dari mobil dan melangkah menuju kelasnya.

Di depan kelas terlihat Maya sahabatnya sejak SD telah menunggunya.

"Pagi Jess..." ucapnya dengan wajah cerah .

"Pagi ..." balas Jasmine.

Maya memang lebih suka memanggil Jasmine dengan sebutan Jess karena menurutnya itu lebih simpel dari pada Jasmine.

"Kenapa mukamu cerah banget pagi ini?" tanya Jasmine sambil menatap wajah sahabatnya itu penuh selidik.

"He .. he... kamu tahu... semalam papa dan mamaku bilang kalo aku lulus dan bisa masuk 10 besar mereka akan mengajakku liburan ke Disney World ....bayangkan setelah sekian lama aku memintanya akhirnya mereka akan mengabulkannya..." ucap gadis itu dengan wajah berbinar.

"Iya... tapi kau harus lulus dan masuk 10 besar dulu..." jawab Jasmine sambil tersenyum melihat sahabatnya itu yang sudah terlalu bersemangat.

"Oleh karena itu aku minta tolong sama kamu mau ya belajar bareng sama aku biar ketularan pinternya walau sedikit agar bisa masuk sepuluh besar...ok?" lanjut Maya sambil menaik turunkan alisnya yang lumayan tebal itu.

"Oke ... tapi imbalannya apa?" goda Jasmine.

"Tenang aja... kalo aku jadi liburan bareng orang tuaku aku kasih kamu oleh - oleh yang banyak..." sahut Maya.

"Ck... cuman oleh - oleh? ga diajak sekalian aja?"cebik Jasmine.

"Hm...kalo itu aku ga bisa janji kamu kan tahu aku sendiri aja mintanya udah lama banget kalo nambah bawa kamu nanti syaratnya tambah berat..." sahut Maya dengan wajah memelas.

"Ha.. ha..ha... Maya... Maya kamu tu kaya ga kenal aku aja... gitu aja kamu anggap serius" ucap Jasmine sambil memegangi perutnya.

"Ah kau ini membuat mood ku jadi hilang aja..." kini giliran Maya yang merajuk.

"Udah ah.. yuk masuk udah bel tuh..." sahut Jasmine sambil menarik tangan sahabatnya itu kedalam kelas.

Memang Jasmine yang kini duduk dikelas 9 termasuk anak yang berotak encer sehingga sering kali dimintai tolong oleh teman - temannya dalam masalah pelajaran. Jasmine pun tak pernah keberatan asal bukan memberi contekan saja.Tak terasa bel pulang sudah berbunyi anak - anak sekolah pun berhamburan keluar dari kelas mereka masing - masing. Jasmine dan Maya juga sudah bersiap untuk keluar dari kelas namun tiba - tiba saja hp Jasmine berbunyi.

"Ya ma..."

"........"

"Oke.."

"Siapa? Mama kamu?" tanya Maya.

"Iya ... katanya mama udah nunggu di depan gerbang." jelasnya.

"Mama kamu emang the best... walau sibuk tetep punya waktu buat kamu..." ucap Maya dengan wajah yang sedikit mendung.

"Ya mamaku kan cuma kerja di butik kecil May... ga bisa dibandingin sama mama papa kamu yang pengusaha besar..." hibur Jasmine yang tahu jika Maya sering merasa kurang perhatian dari kedua orang tuanya.

"Gimana kalo hari ini kamu ikut aku pulang kerumah?" bujuknya.

"Kayaknya ga bisa Jess soalnya pak supir juga pasti udah jemput kasian kan?" tolak Maya halus.

Bukannya dia tak ingin namun ada rasa iri setiap kali kelihat kedekatan Jasmine dan mamanya. Walau sering kali ia menggoda Jasmine sebagai anak mama, namun sesungguhnya ia juga ingin seperti Jasmine yang bisa sering menghabiskan waktu dengan mamanya. Sesampainya di gerbang sekolah sudah terlihat mama Tika yang menunggu di dalan mobil begitu juga sopir keluarga Maya. Keduanya pun akhirnya berpisah setelah Maya menyapa mama Tika terlebih dahulu.

"Gimana sekolah hari ini nak?"

"Baik ma... tapi mulai minggu depan akan diadakan latihan untuk persiapan ujian nasional..." terang Jasmine.

"Kamu mau langsung diantar ke rumah atau ikut mama kebutik aja?"

"Ikut mama aja... bosen di rumah sendiri ma..." jawab Jasmine manja.

Ya walau pun tinggi tubuhnya sudah hampir sama dengan mamanya tapi gadis 15 tahun itu masih tetap manja jika di dekat mamanya. Tak lama akhirnya mereka sampai di butik tempat mama Tika bekerja.

"Siang mbak Dara..." sapa Jasmine pada seorang karyawan butik yang sedang membetulkan gaun pada manekin.

"Eh Jasmine ... hari ini kamu sampai sore kan?"

"Iya kak..."

"Asiik ada temen nih..." ucap Dara sambil tersenyum.

"Kamu tu... kalau ada Jasmine pasti gitu.." tiba-tiba mama Tika memotong percakapan keduanya.

Dara pun langsung cengengesan mendengarnya. Memang butik tempat mama Tika bekerja belum terlalu besar karena itu hanya ada dua karyawan termasuk mama Tika yang juga ikut mengurusi bagian desain dan pembukuan. Bahkan terkadang Jasmine juga ikut membantu jika butik dalam keadaan ramai dan dia libur. Dari dalam kantor keluar tante Fira teman mama Tika sekaligus pemilik butik itu.

"Udah sampai Tik?"

"Udah baru aja..." jawab mama Tika.

"Baru saja aku dapat telpon dari klien baru. Katanya mereka ingin membuat gaun untuk pernikahan. Kau tau klien itu siapa?" tanya tante Fira dengan mata berbinar seperti orang yang baru menang undian.

Mama Tika menjawab hanya dengan menggelengkan kepalanya.

"Tania Raharja..." ucapnya sambil menguncang pundak mama Tika.

"Tania Raharja yang model terkenal itu?" tanya mama Tika tak percaya.

"Iyaa..." jawab tante Fira.

"Wah...kalau berhasil kita butik kita pasti akan lebih dikenal dan klien penting lain pasti akan berdatangan..." kata mama Tika yang ikut bersemangat.

"Ya dan butik kita akhirnya akan jadi lebih terkenal dan besar..." sambung tante Fira.

"Oke... sebaiknya sekarang aku mulai mendisain gaun baru..." ucap mama Tika.

"Iya .. desain yang bagus dan nanti kalau klien suka kamu pasti dapat bonus.." kata tante Fika sambil tersenyum lebar.

"Oke... deal" kata mama Tika sambil menautkan jarinya dengan jari tante Fira.

Kebiasaan yang sering mereka lakukan sejak mereka kanak-kanak.

Mimpi

Hari sudah sore ketika mama Tika mengajak Jasmine untuk pulang. Mereka pun menaiki mobil untuk pulang. Di jalan keduanya sangat bersemangat membahas klien baru butik tempat mama Tika bekerja.

"Ma ... emang kalau klien ini memakai rancangan mama nanti butik tante Fika akan lebih terkenal?".

"Tentu saja sayang... secara Thania itu model yang sedang naik daun jadi setiap ia memakai sesuatu pasti banyak orang yang melihat dan sering kali menirunya..." terang Mama Tia.

"Wah... asyik nih..." kata Jasmine.

"Emang kenapa? kok kamu ikutan semangat gitu?"

"He...he.. he... kan kalo mama dapet bonus aku juga ikut kecipratan..." ucap Jasmine sambil menunjukkan mimik menggemaskan.

Mama Tika yang melihat tingkah putrinya itu hanya tersenyum. Walau hidup mereka cukup namun tak bisa mama Tika pungkiri jika tak semua keinginan dapat mereka penuhi. Mereka tetap harus berhemat demi terjaminnya masa depan pendidikan Jasmine.

Mama Tika memang sudah berjanji sejak kehilangan suaminya untuk mempersiapkan pendidikan yang terbaik bagi putri semata wayangnya itu, karena sejak ada suaminya pun mereka telah sepakat bahwa putri mereka harus bisa memperoleh pendidikan tinggi. Beruntung karena otak yang dimiliki Jasmine berada diatas rata-rata sehingga sering kali ia mendapat bea siswa.

"Ma...".

"Ya sayang...?"

"Kapan-kapan kita ke makam papa ya? Jasmine kagen..." ucapnya tiba-tiba.

"Iya sayang... nanti kalau mama libur kita kesana..." kata mama Tika sambil mengelus kepala putrinya itu dengan tangan kirinya, sedang tangan kanannya tetap memegang kemudi.

Sesampainya di rumah seperti biasa mereka langsung membersihkan diri. Setelah makan malam keduanya pun kembali ke kamar masing-masing. Jasmine yang harus belajar dan mama Tika yang harus mulai mendesain untuk klien barunya. Pukul 9 malam mama Tika keluar dari kamarnya untuk memeriksa Jasmine.

"Udah selesai belajarnya?" tanyanya pada Jasmine saat masuk ke kamar putrinya itu.

"Dikit lagi Ma..."

"Ya udah ... tapi jangan sampai kemaleman ya..." ujarnya lembut.

"Jangan lupa sholat... setelah itu langsung tidur." sambungnya.

"Ya ... Ma..." jawab Jasmine sambil tersenyum.

"Mama juga jangan kemaleman tidurnya..."

" Iya...". Lalu mama Tika pun kembali ke kamarnya.

Setelah dirasa cukup Jasmine pun mulai membereskan buku-bukunya setelah itu ia pun bersiap untuk sholat. Selesai sholat ia pun mulai merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Tak lama ia pun langsung tertidur. Entah jam berapa saat ia terbangun karena bermimpi buruk. Dalam mimpinya ia melihat mamanya berjalan bergandengan tangan dengan papanya dan tak menghiraukan panggilannya untuk ikut dengan mereka.

"Ya... Allah apa arti mimpi ku ini? semoga tidak ada kejadian buruk yang akan menimpa keluarga kami..." batin Jasmine masih dengan dada yang berdebar kencang.

Karena sudah terlanjut bangun ia pun melaksanakan sholat malam. Dalam do'anya Jasmine kembali memohon agar keluarganya dilindungi dari segala marabahaya. Keesokan harinya saat bertemu dengan Maya di sekolah, Jasmine pun menceritakan mimpinya pada sahabatnya itu.

"Kalau menurutku sih, lebih baik kamu jangan terlalu memikirkan mimpimu itu... karena mungkin saja itu hanya bunga tidur" kata Maya bijak.

"Ya mungkin kau benar May..." sahut Jasmine sambil menghela nafas kasar.

"Oya... kamu jadikan belajar bareng aku?" tanya Maya mengalihkan perhatian sahabatnya itu agar tidak berlarut dalam sedih.

"Iya... tentu saja... apa sih yang gak buat kamu..." jawab Jasmine mulai mengembangkan senyumnya.

"Oke kalau begitu bagaimana kalau mulai nanti siang aja sepulang sekolah? kan ujian udah tinggal beberapa hari lagi..." kata Maya.

"Oke..."

Sepulang sekolah Jasmine langsung ikut dengan Maya ke rumahnya untuk belajar bersama. Tadi saat istirahat siang di sekolah Jasmine sudah menelfon mamanya untuk minta ijin. Sudah menjadi kebiasaan jika Jasmine berada di rumah Maya ujung-ujungnya ia akan di minta menginap oleh Maya. Namun kali ini Jasmine kekeuh tetap ingin pulang, entah kenapa ia tidak ingin lama jauh dari mamanya.

"Ya udah kamu diantar pak sopir ya..." kata Maya pasrah.

"Iya... makasih ya..."

"Aku yang seharusnya bilang begitu... makasih udah bantuin aku belajar..." kata Maya sambil mengantar sahabatnya itu ke mobil.

Saat mobil mulai berangkat mereka pun saling melambaikan tangan. Sampai di rumah Jasmine langsung membersihkan dirinya dan menunggu mamanya pulang sambil menonton televisi. Tak lama orang yang di tunggunya pun pulang.

"Assalamualaikum...."

"Waalaikumsalam.... mama udah pulang?" sambut Jasmine.

"Iya sayang ... tadi di butik ramai sekali..." ucapnya sambil duduk disebelah putrinya itu.

"Mama mau teh hangat?"

"Boleh sayang... tapi mama mandi dulu ya ... rasanya udah lengket banget" kata mama Tika lalu berdiri dan melangkah ke kamarnya sedang Jasmine pergi ke dapur untuk membuatkan teh.

Sore itu mereka menghabiskan waktu dengan saling bercerita tentang kegiatan mereka seharian. Saat malam sebelum tidur mama Tika meminta putrinya untuk memberikan masukan ide tentang gaun yang ingin ia buat. Memang Jasmine memiliki bakat merancang seperti mamanya, dan sudah sering ia berkolaborasi dengan mamanya itu. Jika keduanya sudah bekerjasama maka keduanya sampai lupa waktu. Hingga saat keduanya tersadar ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Untung sebelum mereka mengerjakan rancangannya keduanya sudah melaksanakan sholat terlebih dahulu. Sehingga setelahnya mereka langsung bisa beristirahat.

Pagi hari saat akan berangkat sekolah mama Tika menanyakan tentang ujian nasionalnya.

"Jadi kapan ujian akan dilaksanakan nak?"

"Senin besok ma..."

"Kalau begitu untuk sementara kamu ga usah bantuin mama di butik dulu ya... fokus sama ujianmu..."

"Baik ma..." jawab Jasmine.

Sesampainya di sekolah tampak Maya sudah menunggunya di gerbang. Setelah berpamitan dengan mamanya ia pun menghampiri Maya.

"Tumben say nungguin di gerbang?" tanyanya.

"Soalnya hari ini kan pembagian nomor urut ujian... jadi aku nungguin kamu, moga aja kita dapat satu ruangan..." kata Maya penuh harap.

"Kalau begitu kita masuk sekarang aja..." ajak Jasmine.

"Oke.." jawab Maya sambil menggandeng Jasmine.

Dan setelah menerima nomor urut ujian Maya sangat senang lantaran harapannya terkabul.

"Yey... kita satu ruangan Jess..." serunya saat memeriksa nomor urutnya.

"Iya... kalau begini kita bisa pulang bareng terus...." jawab Jasmine.

Karena hari ini sudah pembagian nomor ujian maka sekolah di pulangkan cepat. Dan karena hari belum terlalu siang Jasmine mengajak Maya untuk ke tempat mamanya bekerja. Lalu keduanya pun pergi kesana dengan diantar sopir keluarga Maya.

"Lho.. kok udah pulang?" tanya mama Tika saat melihat putrinya dan Maya datang ke butik.

"Hari ini pulang cepat ma... soalnya tadi udah pembagian nomor ujian..." terang Jasmine pada mamanya.

"O... mama kira kalian bolos..."

"Ga mungkin tante... kan kami anak baik..." balas Maya sambil menampilkan wajah imutnya.

"Iya-iya ... tante percaya..." kata mama Tika sambil tersenyum.

Dan mereka pun menghabiskan siang itu di butik. Saat sore hari mama Tika mengantarkan Maya ke rumahnya terlebih dahulu sebelum ia dan Jasmine pulang ke rumah.

Lulus

Sudah beberapa hari Jasmine disibukkan dengan ujiannya sehingga ia sudah tidak pernah lagi mampir ke butik tempat mamanya bekerja. Bahkan Dara pun sudah merindukan gadis itu.

"Mbak ... kenapa akhir-akhir ini Jasmine gak pernah mampir kesini lagi ya?" tanyanya pada mama Tika.

"O... soalnya dia lagi ujian nasional Ra, aku sengaja suruh dia untuk fokus belajar agar lulus..." terang mama Tika.

"Wah... sebentar lagi dia masuk SMU ya mbak... udah gede rupanya" kata Dara.

"Memang tapi cuma badannya aja yang bongsor, tapi tingkahnya masih sangat lugu." ucap mama Tika mengingat kelakuan manja putrinya itu.

"Mbak lebih baik sejak sekarang lebih mengawasi pergaulan Jasmine, takutnya karena dia terlalu lugu nanti ada yang membullynya. Apalagi di SMU banyak kejadian loh mbak anak yang dibully..." kata Dara.

"Hmmm ... benar juga, soalnya selama ini di sekolah Jasmine ga pernah terjadi kasus seperti itu... mungkin karena disana peraturannya sangat ketat begitu juga dengan pengawasan para gurunya.." terang mama Tika.

"Iya... tapi kalau SMU udah agak sulit bagi guru mengawasi muridnya mbak..." lanjut Dara.

"Kau benar..." kata mama Tika setuju.

Dara memang sangat menyayangi Jasmine seperti adiknya sendiri karenanya ia sangat mengkhawatirkan sifatnya yang lugu. Baru saja mereka membicarakannya tiba-tiba bocah itu datang bersama Maya.

"Panjang umur dia baru saja dibicarakan sudah nongol..." ucap Dara sambil tersenyum.

"Siang mbak..." sapa kedua anak itu kompak.

"Siang... duh kangen banget deh sama kalian..." kata Dara sambil memeluk keduanya.

"Ih... kak Dara ini kayak ga ketemu tahunan aja..." kata Maya sambil terkekeh.

Sedang Jamine hanya tersenyum dengan tingkah Dara sebab sebelum mamanya bekerja di butik pun mamanya sudah sering mengajak Jasmine mampir untuk menemui tante Fira, sehingga ia sudah faham dengan sikap Dara.

"Loh kok udah nyampe kemari sayang?" tanya mama Tika.

"Udah ma... lagi pula ini kan udah jam 12 lebih ma... udah waktunya pulang." kata Jasmine.

"Kenapa ga langsung pulang aja sayang...kan kamu harus istirahat..."

"Ga pa-pa ma... lagi pula ini kan hari terakhir ujian..." terang Jasmine.

"Wah kalau begitu tinggal tunggu pengumuman kelulusan sekolah ya...?" kata Dara.

"Iya mbak..." jawab Jasmine.

"Semoga kalian lulus dan dapat nilai yang bagus...".

"Aamiin...". Sorenya Maya sengaja pulang bareng dengan Jasmine juga mamanya, sebab kedua orangtuanya sedang keluar kota.

"May gimana... apa kamu merasa bisa masuk sepuluh besar?" tanya mama Tika yang sudah tahu jika Maya akan mendapat hadiah dari orangtuanya jika masuk sepuluh besar.

"Insya Allah yakin tante... soalnya kali ini aku merasa ga begitu kesulitan saat mengerjakan soal." jawab Maya sambil tersenyum.

"Untung punya sahabat kayak komputer berjalan..." sambungnya yang langsung mendapat cubitan dari Jasmine.

"He...he.. maaf say..." ucapnya sambil meringis kesakitan.

Melihat itu mama Tika hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya.

"Lalu rencananya kalian mau melanjutkan kemana?"

"Eumm belum tahu ma..." jawab Jasmine.

"Kalo aku ikut Jamine aja...." kata Maya.

"Kalau mama sih ga masalah kalian mau meneruskan kemana .... tapi mama mau berpesan sama kalian berdua agar bisa jaga diri, mama ga mau salah pergaulan atau jadi korban bullyan..." nasehat mama Tika.

"Tante jangan khawatir aku yang akan jaga princess tante biar ga lecet..." ucap Maya.

"Ish kau ini dari tadi bercanda mulu!" segah Jasmine sambil memanyunkan mulutnya.

"Tapi iya kan ... kamu itu udah kayak princess yang harus di jagain ga bisa ngelawan sendiri..." cerocos Maya.

Jasmine pun terdiam dalam hatinya ia mengakui jika ia lebih sering diam dari pada melawan jika ada yang memgganggunya.

"Nah itu... mama ga mau karena kamu yang selalu mengalah membuat orang jadi membully kamu..." lanjut mama Tika.

"Eh gimana kalau selama nunggu hasil ujian kita ikut les bela diri?" tiba-tiba memberikan ide.

"Wah... bagus itu kalian bisa pilih ... mau karate, taekwondo atau pencak silat supaya kalian punya rasa percaya diri untuk melindungi diri kalian sendiri." kata mama Tika setuju dengan ide Maya.

Akhirnya Jasmine pun ikut setuju dengan keduanya. Maka diputuskan jika mereka akan mengisi liburan dengan les karate sambil sesekali membantu di butik. Tak terasa hari pengumuman pun tiba ... sejak pagi Jasmine sudah bersiap-siap. Entah mengapa walau ia sudah sering meraih rangking tertinggi di sekolahanya tapi tetap saja ia merasa gugup takut jika hasilnya tidak memuaskan. Mama Tika yang melihat putrinya itu khawatir pun berusaha menenangkan.

"Sayang... ga usah terlalu khawatir, yang terpenting kamu kan sudah berusaha... berdo'a saja agar hasilnya memuaskan"

"Iya ma..." jawab Jasmine sambil berusaha menenangkan diri.

Setelah sarapan mereka pun berangkat bersama ke sekolah Jasmine. Sesampainya di sekolah terlihat sudah ramai. Para murid sangat antusias untuk mengetahui hasil ujian mereka. Tampak Maya juga sudah datang bersama kedua orangtuanya. Tepat pukul 8 pagi seluruh siswa dikumpulkan di lapangan sedang para orang tua sudah disediakan tempat tersendiri di pinggir lapangan untuk dapat menyaksikan pengumuman hasil ujian nasional.

"Assalamualaikum .... selamat pagi anak-anakku sekalian..." ucap kepala sekolah membuka acara.

Setelah memberi wejangan sebagai pembuka akhirnya beliau pun mengumumkan jika seluruh siswa dinyatakan lulus. Sontak terdengar gemuruh sorak sorai kegembiraan para siswa dan juga para orangtuanya mengetahui hasil yang memuaskan. Terlebih saat diumumkan bahwa peraih nilai tertinggi di raih oleh Jasmine. Tepuk tangan pun menggema saat Jasmine maju ke atas panggung untuk menerima hadiah dan mengucapkan beberapa kata sambutan. Turun dari panggung Jasmine langsung disambut oleh mama Tika yang terlihat berkaca-kaca.

"Terima kasih sayang kau telah membanggakan mama..." ucapnya sambil memeluk putri semata wayangnya itu.

"Jasmine yang terima kasih ma... karena mama udah berjuang keras selama ini buat Jasmine apalagi setelah papa meninggal..."

Maya pun ikut memeluk sahabatnya itu ia turut bahagia karena Jasmine berhasil menyabet gelar lulusan terbaik di sekolahnya. Dan bukan hanya itu saat ia menerima hasil nilainya ternyata Maya berhasil menempati rangking 5 disekolah. Itu berarti impiannya bakal terwujud.

"Selamat ya May ... nanti jangan lupa foto sama princess di sana... lalu kirim ke aku..." kata Jasmine yang ikut senang akhirnya Maya jadi juga pergi ke Disney World.

"Ga akan ... soalnya berkat kamu aku bisa berhasil jadi rangking 5 di sekolah..." sahut Maya sambil memeluk sahabatnya itu.

Setelah masing-masing menerima hasil nilainya mereka pun melanjutkan dengan acara perpisahan yang dilakukan dengan sederhana. Yaitu dengan masing-masing siswa menyerahkan pakaian seragam mereka untuk disumbangkan pada yang membutuhkan. Memang SMP tempat Jasmine bersekolah sudah sejak lama melakukan tradisi seperti itu. Semua dilakukan agar setiap siswa bisa belajar berjiwa sosial dan tidak melakukan hal-hal yang tidak berfaedah seperti dengan mencorat-coret seragam.

"Kamu udah memutuskan mau lanjut kemana nak?" tanya mama Tika saat keduanya dalam perjalanan pulang dari sekolah.

"Masih bingung ma... tapi tadi kepala sekolah bilang kalau kemungkinan aku akan dapat bea siswa dari SMU D" terang Jasmine.

"Bukankah itu salah satu SMU favorit disini?" tanya mama Tika.

"Iya ma..."

"Kalau begitu saran mama kau terima saja bea siswa itu"

"Lalu bagaimana dengan Maya?"

"Kau kan tahu dia juga cukup berprestasi, mama yakin Maya juga akan diterima disana..."

"Baiklah ... tapi aku akan bicara dulu dengan Maya..."

"Baguslah kalau begitu" sahut mama Tika senang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!