NovelToon NovelToon

" ARRANGED MARRIED "

Awal Perpisahan

 

Hari ini adalah perayaan kelulusan anak kelas 12. Hari ini pun menjadi hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Willa Wiberrla. " Wila " begitula sapaan terhadap gadis 18 tahun itu. Dia memiliki empat orang sahabat yaitu Bella, Vivit, Rana dan Gina yang mana mereka sudah mengikuti cerita hidup Willa sejak kelas satu SMP. Ya kurang lebih sudah 6 tahunan mereka bersama, mencari jati diri bersama sambil menghadapi sikap ego satu sama lainnya. Sedihnya, di hari ini mereka justru takut, setelah SMA ini apakah mereka masih bisa berjumpa seperti biasanya?

Hanya sebuah lagu yang bisa mereka persembahkan di atas panggung sebagai hadiah perpisahan, semua anak-anak kelas 12 menangis haru. Selain harus berpisah dengan para sahabatnya Willa juga harus rela berpisah dengan kekasihnya, Dafa Lovando.

Mereka sudah menjalani hubungan selama masa SMA ini, tentunya banyak yang telah mereka lalui bersama. Baik serta buruk satu sama lain telah mereka ketahui karena sebelum berpacaran, mereka mendahului dengan persahabatan yang dijalin bersama Adi Wijaya dan empat orang sahabat Willa yakni sejak SMP.

Willa harus melepas semua orang yang ia sayangi karena setelah ini ia harus kembali ke daerah asalnya di Jakarta, tempat orang tua berada.

Selama di Medan, Willa tinggal bersama nenek dan aunty-nya (adik mama Willa). Kecelakaan 7 tahun yang lalu telah menewaskan kakek serta uncle (suami aunty-nya). Sehingga Willa merasa kasihan dan tampaknya kehadiran Willa cukup membantu untuk menghadirkan kebahagiaan di rumah neneknya itu.

Willa adalah anak bungsu dari dua bersaudara, abangnya Willa seorang Polisi yang bertugas di Jakarta dan telah menikah bahkan sudah dikaruniai seorang anak perempuan yang masih bayi. Orang tua Willa termasuk pekerja yang sangat sibuk, ayah nya juga seorang Polisi sedangkan ibunya adalah seorang pembisnis catering yang cerdas. Willa dilahirkan dari keluarga yang keras, sehingga baik Willa ataupun abangnya, Ipda. Wildan Wiberrlo sangat mematuhi perintah orang tua mereka.

... _-_...

Perpisahan yang sebenarnya pun telah tiba. Bella, Vivit, Rana, Adi dan Dafa pergi bersama- sama mengantar Willa dan Gina ke bandara. Willa dan Gina harus kembali ke daerah asal mereka, yaitu Jakarta. Tangis haru pun pecah saat mereka sampai di bandara, padahal sebelum sampai di sana mereka masih saling bercanda tawa. Tapi, ya inilah yang namanya perpisahan. Siapa yang sanggup melepaskan orang yang disayangi? Apalagi Willa dan Dafa sudah genap menjalin hubungan selama 2 tahun, tapi mereka hanya bisa merayakan dengan air mata perpisahan.

 

" Aku udah pikir ini dari awal, kalau kita memang bakal pisah. Soalnya dari kelas satu kemarin, ayah udah bilang ke aku untuk balik lagi ke Jakarta setelah SMA. Maaf ya, aku ngga ngasih tahu kamu dari dulu-dulu. Aku cuma mau menghindar dari kata-kata pisah aja, soalnya aku baru kali ini pacaran dan bakalan kali ini juga untuk LDR-an. Jadi aku takut membahasnya". Kata Willa dengan matanya yang berkaca-kaca sambil memandangi wajah teduhnya Dafa.

" Iya, ngga kenapa-kenapa kok. Aku ngerti, tapi kamu janji ya. Jangan pernah mutusin hubungan kita. Aku berani kok untuk menjanjikan hubungan kita ini sampai ke yang semestinya". Balas Dafa dengan nada tenangnya.

" Ehemm!! Maaf ya pak! yang semestinya gimana nih?!". Sahut Adi.

" Iya ampe pelaminan la!! Masa yang kaya gitu lu kaga paham!". Jawab Gina sambil menyentil kuping Adi.

" Hemm pokoknya ya Will, Ginn. Aku, Vivit, Rana, Adi sama Dafa bakal kangen banget sama kalian berdua. Soalnya kan yang paling jauh dari kita cuma kalian berdua. So, jangan lupa main-main ke sini ya, sekalian bawain makanan khas Jakarta. Kalo ga salah keripik sanjai yak ciri khas Jakarta". Ucap Bella yang mengundang tawa teman-temanya..

" Aelahh si Bebelac, jelas keripik sanjai itu dari Sumbar. Aih kau ini, macam mana pulak kau, di mana lah kau sekolah ya. Makanan aja kau bisa tak tahu asalnya". Leraian Vivit di tengah suara tawa teman-temannya.

" Maklum Vit, si Bebel belum nerima gue jadi pacarnya. Ya beginalah nasibnya, agak setres gitu". Candaan Adi .

" Ihh apaansih!! Udah la, nih kalian ngga keatas? Ntar ketinggalan lagi". Ujar Bella yang sudah salah tingkah dengan ucapan Adi.

" Eh iya, yaudah hati-hati ya My catty ". Kata perpisahan dari Dafa yang membuat Willa semakin tidak kuat meninggalkan mereka semua.

" Iya! makasih udah anterin ya temen-temen ogeb ku and my good boy. See you guyss ". Kata Willa sambil menuju lantai atas.

" Iyaa maacii banget yak! best plends ku!". Kata Gina dengan nada imutnya.

" Iyaaa see uuu!!". Sahutan serempak dari Bella, Vivit, Rana dan Adi. Kemudian disusul dengan lambaian tangan Dafa ke arah Willa yang dibalas dengan senyuman manis milik Willa.

..._-_...

Sesampainya di dalam pesawat, Willa menatap langit-langit pesawat dengan rasa yang sulit diceritakan. Kemudian ia teringat untuk mengabari kedua orang tuanya.

" Ayah, ibu! Aku kayak nya bakalan sampai nanti malem. Pokoknya ayah sama ibu harus tetep stay di rumah sampai aku tiba ya!!".

" Iya! Ini anak kok bawelnya sama kayak kamu yas mas, ngga mau diem".

" Eh, enak aja! bawel dia itu turunan kamu buk".

" Hahhaa sudahla, jangan saling menyalahkan gitu. Bagi aku ayah dan ibu sama aja kok, sama-sama bawel. Hhahhaa " .

" Dasar kamu ya! Hah udahla, jangan ketawa mulu. Pokoknya ibu sama ayah bakal nungguin kedatangan kamu ya nak, hati-hati dijalan ya! Dadaa Assalammualikumm".

" Hhehee iyaya, waalaikumsalam".

Obrolan Willa dan kedua orangtuanya melalui Videocall pun berakhir.

" Hufftt... bakalan sulit dan berat banget sih, kalo harus ninggalin empat teman ogebku sekaligus bapak konseling percintaan (Adi wijaya) dan... hehh my good boy (Dafa Lovando). Aku bakalan sangat rindu kalian, apalagi sama kamu. Bisa ngga ya kita LDR-an begini? sedangkan kita aja tiap hari ketemu di sekolah bisa saling cemburuan sampai-sampai Adi pusing sama kita berdua. Ehh apaansih Will!! Masa jadi ragu gini sih! Kalo beneran sayang, berarti berani juga untuk berjuang kan? Pokoknya nanti sesudah kuliah, aku bakal balik lagi kesini dan seperti janji kamu tadi, kalau kamu hanya untuk aku. Hemmm semoga sajaa ". Ujar Willa di dalam hati sesudah video call-an bersama ayah dan ibunya sembari menikmati perjalan menuju Jakarta, ditemani kumpulan awan yang ia pandangi lewat kaca jendela pesawat dan membayangkan bagaimana hubungannya ke depan dengan Dafa.

* LDR : Long Distance Rlationship ( Hubungan jarak jauh )

* My catty : Kucing ku ( imut )

* My good boy : Laki-laki baik ku ( pacar )

* Best plends : Best friends ( Teman terbaik )

* See u : See you ( sampai jumpa )

* Ogeb : bego ( pembalikan kata )

* Catering : Jasa boga

* Aunty, Uncle : Bibi/tante, Paman .

Kembali ke kampung halaman

Pesawat pun mendarat dengan sempurna, Willa dan Gina bergegas keluar dan segera mengambil koper milik mereka. Sayangnya mereka harus berpisah pula di bandara itu.

Setibanya di luar bandara, abang Willa, Ipda. Wildan datang menjemput.

" Gimana perjalanannya?". Tanya Wildan kepada adiknya yang masih tampak sedih.

" Ya, ngga gimana-gimana, biasa aja ". Jawab Willa dengan lesu .

" Masa sih? emangnya ngga sedih? pasti melow banget kan kamu selama di pesawat tadi? Hhaha". Kata Wildan sembari bercanda dengan adiknya yang tengah kusut itu.

" Ihh iya la, namanya juga pisah sama temen. Mana ada pisah sama temen itu seneng!". Jawab Willa masih dengan muka lesu nya.

" Ya, tapi pasti pisah sama Dafa kan yang paling sad banget? Hhaha, Udah ngaku aja napa dah". Ucap Wildan yang sontak membuat Willa terkejut.

" Loh kok abang bisa tahu kalo aku udah punya pacar?". Tanya Willa dengan heran.

" Nah kan, bener kamu pacaran sama Dafa. Ketahuan kan akhirnya". Kata Wildan yang sebenarnya hanya untuk memastikan saja.

" Ya, tapi abang tahu dari mana?!". Tanya Willa kembali.

" Tahu dari Bella. Kan waktu lima bulan yang lalu, dia kesini. Terus abang tanya-tanyain tentang kamu. Eh ternyata kamu malah pacaran sama Dafa, hubungan persahabatan kalian cuma untuk menutupi yang sebenarnya aja ke ayah sama ibu kan?". Penjelasan Wildan yang membuat Wila jengkel.

" Iiiihh Bella ini ya, ember banget sih! Tapi, abang jangan kasih tahu ayah sama ibu ya. Please! kan aku masih belum boleh pacaran sama mereka". Permohonan Willa .

" Heheee iya iya, tenang aja. Abang juga paham kok, kan abang dulu juga begitu sama kakak ipar kamu. Pacaran dulu, padahal dilarang sama ayah dan ibu ". Jawab Wildan dengan santai.

" Nah gitu dong, itu baru abang yang terbaeeek!". Kata Willa yang akhirnya mulai tenang.

Sesampainya di rumah, Willa langsung disambut dengan ayah ibu, kakak ipar serta keimutan keponakan perempuannya yang masih digendong dengan ibunya. Mereka pun merayakan kepulangan Willa dengan makan malam bersama. Semuanya tampak bahagia, Willa pun juga tidak menyangka setelah sedih karena berpisah dengan teman-temannya kini, ia bahagia sekali karena makan malam itu.

Acara makan malam bersama pun selesai di jam 09.30 wib. Wildan beserta istri dan anaknya langsung pamit pulang ke rumah. Tinggal ayah, ibu, Willa, dan dua orang pembantu serta satpam rumah mereka, bibi Tia dan Asih serta pakde wisnu. Setelah beres-beres, semuanya pun pergi tidur.

Willa sangat merindukan kamarnya itu. Saat hendak tidur, tiba-tiba ada notif dari Dafa.

" Willa, gimana keadaan kamu? Kamu udah nyampe kan? Maaf aku baru bisa ngabarin kamu. Soalnya tadi aku lagi ngurus pendaftaran masuk kuliah". Kata Dafa lewat via telfon.

" Iya ngga kenapa-napa kok. Lagian juga tadi pas baru sampe, aku langsung diajak makan malam sama keluarga aku. Jadi aku juga ngga sempet mau ngabarin kamu. Eh iya gimana? Kamu tahu mau ambil jurusan apa?". Tanya Willa dengan semangat, karena Dafa menelponnya yang mana hal itu jarang sekali terjadi. Ini mungkin dikarenakan Willa dan Dafa setiap hari selalu bertemu, sehingga tidak terlalu penting untuk saling berbicara lewat telepon sebelum tidur seperti itu.

" Hemm, udah sih. Rencananya aku mau ngambil jurusan kedokteran. Ya pokoknya kamu doain ajalah, semoga semuanya dimudahkan". Jawab Dafa dengan nada tenangnya yang membuat Willa selalu nyaman mendengar suaranya.

" Eh, btw kamu ngambil apa?". Lanjut Dafa bertanya kepada Willa .

" Iya aku doain. Hemm aku sih belum tahu mau ambil apa. Abang aku sih, nyuruhnya jadi Polwan". Jawab Willa.

" Hah?!! Haahah seriusan? Bukannya kamu ngga suka ikut kaya militeran gitu? Ntar kamu ngga lolos loh, gara-gara ga ada niat". Kata Wildan diiringi ketawa renyahnya yang khas.

" Ihh kamu kok gitu sih. Tapi iya juga sih, aku ngga mau. Tapi aku masih bingung soalnya banyak banget jurusannya. Terus kata ayah juga kalo ngga kuliah ngga napa-napa, tapi kata ibu ...

" Tapi, tapi. tapi . Jangan ragu gitu la, kamu harus ikutin kemauan diri kamu. Jangan ikut omongan orang, ikuti kata hati kamu, kamu maunya apa. Kan masih ada waktu, mending kamu pikirin dulu deh. Okeh!". Ujar Wildan yang memotong pembicaraan Willa.

" Hehhe iyaiya sayangg..". Kata Willa dengan nada manjanya.

" Haha?!! Apaa? Ulangi lagi, aku ngga denger". Ujar Dafa yang tengah mencagil pacarnya itu.

" Iyaa pak Dafa ". Pengulangan oleh Willa yang diminta Dafa

" Perasaan ngga gitu deh ..

"Udah la ya, udah malam enak kamu tidur gih ". Willa memotong percakapan Dafa.

" Heheh iyaiyaa deh. Oke good night and have a nice dream Willa!". Ucapan selamat malam dari Dafa dengan sangat manis.

" Iya kamu juga ". Balas Willa.

Percakapan lewat via telfonan itu pun telah berakhir di tengah malam yang sepi, sehingga Willa pun langsung tidur pulas sampai pagi. Tentunya dengan hati yang sangat bahagia, menghantarkannya kepada tidur yang nyenyak.

..._-_...

Keesokan harinya, seperti biasa. Ibu Willa menyiapkan sarapan dibantu dengan kedua asisten rumah tangganya.

" Willaaa!!!". Sorak ibunya dari lantai bawah.

Willa yang masih di atas kasur sangat pulas sekali bahkan panggilan dari ibunya pun tak terdengar olehnya. Akhirnya, ibu Willa pun langsung menghampiri gadis bungsunya itu ke kamar.

" Ya allah, anak gadis jam segini masih terkapar di atas kasur! Mentang-mentang ngga sekolah. Bangun Willa!!! Bangunnn!". Sorak ibunya sambil menepuk pipi anaknya itu.

" Hufftt ibuu!! Aku kan masih ngantuk! Ntaran aja la ya!". Ucap Willa yang masih berbaring di atas kasur.

" Eh kamu ini anak gadis loh, gimana nanti kamu jadi istri orang?! Bisa-bisa kamu ditinggalin kalo begini kelakuan kamu di pagi hari". Ujar ibunya sambil menarik selimut yang membungkus tubuh anaknya itu.

" Iih ibu mah, doanya ngga berfaedah". Kata Willa sambil berusaha menegakkan badannya yang masih separuh nyawa.

" Kok doa sih?". Kata ibunya yang masih di kamar Willa.

" Ya kan, omongan adalah doa. Ntar kalo kejadian ngga lucu. Masa jadi janda sih". Ucap Willa dengan rambut acak-acakan, baju berantakan dan muka yang masih kusut.

" Ihh kamu ini malah dianggap beneran lagi. Ah udah la, pokoknya ibu sama ayah tungguin kamu di bawah sampai 10 menit lagi!". Ibunya pun langsung kebawah dan lanjut menyiapkan sarapan.

30 menit kemudian, Willa baru turun dan ikut sarapan bersama orang tuanya.

" Ini anak ya, kalo disuruh cepet pasti sengaja dileletin, heran ibu sama kamu". Ujar ibunya yang sedang menonton televisi.

" Iyaa kan aku ngantuk bu". Jawab willa yang mungkin hanya baru tujuh puluh persen nyawa yang terkumpul.

" Iya gimana ngga ngantuk kalo kamu semalam bukannya langsung tidur tapi malah teleponan sama cowok". Ucap ibunya yang lagi-lagi membuat Willa sontak terkejut.

" Loh kok ibu tahu?!". Tanya Willa dengan nada yang terkejut.

" Iya la ibu tahu, kan ibu semalam lewat kamar kamu. Dengerin ya! Kamu jangan terlalu sayang sama seseorang, belum tentu dia jodoh kamu. Nanti bukannya bahagia malah saling benci kalo udah putus dan lainnya. Ibu ini udah berpengalaman nak, pacaran itu awalnya aja yang manis bak gula, kalo udah putus ya pahit bak bubuk kopi". Ujar ibunya yang berusaha menasehatinya.

" Ihh ibu selalu aja ngedoain yang jelek-jelek. Bagus dikit napah bu". Balas Willa.

" Hee kamu ini ya diingetin sama ibunya malah dikata doa. Denger ya nak, kamu itu belum tahu kan kedepannya seperti apa sama dia, mana tahu nanti kamu ngga sama dia, malah jadian sama yang lain, kan bisa-bisa menimbulkan konflik. Jadi saran ibu, jangan terlalu sayang sama yang belum pasti, sayang ke pacar boleh tapi jangan berlebihan. Kamu tahu kenapa ibu sama ayah ngelarang keras kamu ataupun abang buat pacaran? (Willa menggeleng) Karena, ya itu pacaran kalo ngga jodoh kita, bisa jadi musuh loh. Sekarang panggil sayang, besok panggilannya udah nama binatang aja. Apa lagi LDR, kamu yakin bisa?". Ujar ibunya .

Willa pun terdiam mengingat jarak hubungannya dengan Dafa yang tidak dapat disinkronkan dengan pertemuan langsung. Willa mulai merasa takut jika Dafa akan meninggalkannya dan tidak menepati janjinya sewaktu di bandara kemarin.

* Good night : selamat malam

* and have a nice dream : dan semoga mimpi indah

Bertemu teman semasa SD

Setelah sarapan Willa diajak pergi keluar dengan asisten rumahnya, bibi Tia. Ia dan bibi Tia pergi ke pasar dan berjumpa dengan Helena, teman semasa SD nya dulu. Sudah lama Willa tidak bertemu dengan Helena, ditambah lagi Helena memang sekolah di luar negeri sehingga mereka sangat sulit untuk bertemu secara langsung.

" Helena!!?". Sahut Willa dari belakang .

" Eh, Willa?! Wah ga nyangka bakal ketemu kamu di sini. Apa kabar?". Ucap Helena yang baru saja membayar belanjaannya.

" Alhamdullillah baik-baik aja kok. Kamu gimana?". Tanya Willa

" Iya alhamdullillah, baik-baik juga kok. Seneng deh akhirnya bisa ketemu kamu di sini". Balas Helena. " Eh btw, main ke rumah aku yuk". Lanjut Helena untuk menawarkan Willa berkunjung ke rumahnya.

" Hemm ...

" Ikut aja non, biar nanti bibi bilang ke ibu". Sambung bibinya yang mematahkan keraguan Willa.

" Hemm yadehh aku ikut".

Willa menerima ajakan Helena, mereka pun pulang ke rumah Helena. Sesampai di rumah, Willa disambut hangat oleh mama Helena yang juga merupakan teman baik ibunya. Helena dan Willa pun pergi bermain dan saling curhat di kamar milik abangnya Helena.

" Kok aku baru tahu ya kalo kamu punya abang?". Pernyataan Willa yang tidak tahu dengan abang Helena.

" Hhe iya, soalny dulu sewaktu kita SD kan jarang main di rumah aku, kita kan sering main ke kebun teh milik nenek aku. Lagian juga waktu itu abang aku sekolahnya di Singapura dan tinggal bareng tante aku di sana. Bahkan dia balik lagi ke Indonesia waktu dia udah tamat SMA kemarin". Penjelasan Helena terhadap temannya yang masih penuh keraguan itu.

" Ooh gituu, pantesan aja. Aku pikir kamu anak tunggal loh Hell.. ". kata Willa sambil tertawa kecil.

" Hhaha iyaya? Tapi yang penting kan sekarang kamu udah tahu. Eh btw, kamu udah punya pacar belom?". Pertanyaan iseng dari Helena keluar begitu saja sembari menyenggol bahu Willa dan mengundang warna merah di pipi tembem Willa.

" Hemm jawab ga yaa....

"Iss kamu mah gitu...

Tok...tok..tok...

" Helenna itu ada tamu! Bukain pintu gihh!". Sorak mama Helena dari halaman belakang.

Helena pun membukakan pintu dan ternyata yang datang adalah kak Meta. Kak Meta adalah pacar dari abangnya Helena, mereka sudah berpacaran sejak lama, bahkan dari abangnya helena masih sekolah di Singapura. Tapi sayangnya hubungan mereka dilarang keras oleh orang tua Helena karena Meta adalah anak dari seorang pelacur makanya orang tua Helena tidak menyetujui hubungan mereka. Sehingga Meta dan abangnya Helena pura-pura memutuskan hubungan mereka yang padahal mereka sebenarnya masih pacaran dan ingin melanjutkannya ke pelaminan dalam waktu dekat tanpa sepengetahuan orang tua Helena.

" Kak Meta?! Ada apa kak?". Tanya Helena yang kaget dengan kehadiran Meta.

" Hem enggak dek, kakak cuma mau nanya abang lagi dinas ya?". Ucap Meta .

" Iya kak, abang lagi dinas". Jawab Helena.

Meta pun pergi setelah mendapatkan info tersebut. Tentunya Willa pun bertanya-tanya tentang gadis bertubuh tinggi ideal itu.

" Kak Meta itu kayaknya lagi pengen ketemu sama abang aku deh. Huftt,, aku sering sedih sih liat kisah cinta mereka. Iya sih kak Meta baik, perhatian, dan sayang banget sama abang aku. Tapi, yaa itu masalahnya mama kak Meta bekerja sebagai pelacur. Ya walau ayahnya juga seorang Polisi sih, tapi tetep aja mama sama papa aku ngga setuju". Penjelasan Helena.

" Hoo gituu, kasihan juga ya sama kak Meta itu. Semoga aja, mereka memang dijodohkan oleh Tuhan. Soalnya kalo aku lihat, kak Meta itu baik kok orangnya, pakaiannya aja sopan. Mungkin mamanya begitu karena tuntutan ekonomi waktu dulu aja kali". Ucap Willa yang sedikit terharu karena ia kembali lagi mengingat hubungannya dengan Dafa yang baru saja diberi peringatan tadi pagi oleh Ibunya.

Mereka berdua saling asyik berbagi cerita selama berpisah, mulai dari kehidupan baik di Medan maupun di singapura sampai masalah percintaan yang tidak disangka-sangka, ternyata Helena tengah menjalin hubungan dengan sahabat Willa sendiri, yaitu Adi Wijaya. Bapak konseling percintaannya dengan Dafa.

" Haa beneran? Waaa Adi tampang kek gak laku gitu bisa juga dapetin cewek yg luar biasa kaya kamu Hel.. hhaah". Ucap Willa diiringi suara tawa nya.

" Iya aku juga ngga nyangka kalo dia itu sahabat kamu di Medan, btw gimana Adi itu Will?". Tanya Helena.

" Adi itu hemmm... "

Willa terhenti selepas ia teringat bahwa Adi beberapa waktu lalu pernah menembak Bella di kelas dan dibantu langsung oleh Dafa. Willa pun bingung harus menjelaskan bagaimana sosok Adi itu, ditambah lagi Willa sendiri masih bingung. Sebenarnya Adi menembak Bella waktu itu sungguhan atau tidak.

" Willl ...?! Heyyy!! Willlaaa ". Sorak Helena yang berusaha menyadarkan Willa dari lamunannya.

" Eh iii. iiyyaa.. Hell.. ?! Aduh maap nih aku tadi lagi ngelamun. Soalnya aku masih capek banget, kan sampe ke sini tadi malem jadi aku masih kurang istirahat. Aku pulang dulu ya Hell.. tadi juga ibu aku bilang jangan lama-lama keluarnya. Aku pulang dulu yah byee!!". Ujar Willa yang berusaha mengelak dari pertanyaan Helena tadi.

" Ehh tapiii ...

" Dada Hell!".

Saat di luar kamar milik abangnya Helena, Willa pun bertemu dengan ibunya Helena.

" Eh willa, kamu mau kemana?". Tanya mama Helena.

" Hemm ini tante aku mau pulang udah mau siang, ibu pasti butuh bantuan aku di rumah untuk masak makan siang nanti. Makanya aku mau pulang dulu ya tante assalammualikum...". Jawab Willa dengan terburu-buru.

" Waalaikummsalammm".

..._-_...

Selama perjalanan menuju ke rumah, Willa masih terbayang-bayang dengan hubungan Helena dan Adi. Akibat merasa bingung tingkat dewa, ia coba menghubungi Adi lewat via telfon.

Akan tetapi Adi tidak menjawabnya, sehingga Willa mengundurkan niatnya untuk menelfon Adi sampai malam nanti.

Sesampainya di rumah, Willa langsung masuk ke kamarnya dan ternyata sudah ada kakak ipar beserta keponakannya yang stay di atas kasur Willa yang penuh boneka doraemon kesukaannya.

" Eh, hayy aunty Willa! udah pulaang yaa". Sahut kakak iparnya yang seakan-akan memainkan peran sebagai anaknya.

" Eh ada Aleya di sini, ihh gemes banget sih ponakan aunty. Cantik kayak aunty-nya. Hhahhaa ". Ucap Willa sembari tertawa bahagia melihat ponakannya yang juga membalas tawanya itu.

" Eh kamu habis dari mana dek?". Tanya Leni, kakak ipar Willa.

" Aku habis dari rumah temen semasa SD aku dulu. Kebetulan tadi ketemu di pasar. Emangnya bibi Tia ngga ngasih tau ya?". Ucap Willa sembari membuka jaketnya dan baring berdampingan dengan keponakan dan kakak iparnya.

" Ngga tahu tuh, soalnya kan kakak baru sampe". Jawab kakak iparnya.

" Hoo gitu". Balas Willa.

Ketika Aleya sudah tidur pulas. Willa dan kakak iparnya pergi ke dapur untuk membantu ibunya membuat makanan siang. Pikiran Willa masih melayang tentang hubungan Adi dan Helena.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!