Banyak yang mengagumi Nisa dan Aldi, mereka selalu terlihat harmonis. Nisa yang cantik dan Aldi yang tampan, banyak para wanita iri kepada Nisa yang sangat beruntung bisa menjadi istrinya Aldi.
Nisa dan Aldi baru menikah 3 tahun yang lalu, namun belum dikaruniai seorang anak. Mereka berdua pekerja keras, Nisa memiliki butik di daerah jakarta pusat.
Sedangkan Aldi meneruskan bisnis ayahnya. Dia menggantikan ayahnya diperusahaan milik ayahnya.
Butik yang Nisa kelola berkembang dengan pesat, dan sudah buka cabang dimana-mana. Bahkan artis-artis ibu kota memakai rancangan dari butiknya itu.
walau usaha mereka berkembang dan sudah memiliki semuanya. Tetapi Nisa masih belum bahagia, karena dia masih mendambakan seorang anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Nisa begitu merindukan saat - saat itu terjadi pada dirinya.
Nisa dan Aldi sudah berupaya segala cara, sudah memeriksakan diri dan hasilnya tidak ada yang bermasalah. Namun Allah belum berkehendak untuk Nisa dan Aldi mempunyai buah hati.
Tetapi Nisa masih terus berikhtiar dan tiada hentinya terus bermohon dan meminta. Agar diberikan anugrah menjadi seorang istri yang sempurna dalam rumah tangga.
Aldi sebagai suami selalu menyemangati istrinya. Dan tak pernah mempermasalahkan hal itu. Aldi merupakan suami yang luar biasa dimata Nisa. Dan Nisa seorang istri yang setia kepada suaminya. Nisa sangat mempercayai suaminya tanpa ada keraguan sedikit pun.
...****************...
Beberapa bulan sudah terlalui, dan masih tetap sama rutinitas yang di kerjakan. Nisa ingin membuka cabang butiknya lagi di daerah Bekasi, jadi Nisa minta izin untuk pergi beberapa hari. Dan butik pusat yang biasa dia kelola, sementara Sinta yang akan menggantikannya.
"mas, aku akan buka cabang baru diBekasi, dan akan pergi beberapa hari. "Mas gak apa kan aku tinggali. "Soalnya aku harus melihat langsung keadaanya disana mas."
"Iya sayang, mas gak apa kok, tenang saja. Kamu fokus saja sama karir mu, mas tidak akan mengganggu." oke...?"
"terus butik yang disini ditutup?" tanya mas aldi.
"Ya enggak dong mas, aku suruh Sinta yang menggantikan sementara." Sinta itu karyawan aku yang paling the best loh mas." ucap Nisa.
"oh, gitu..., okeh kalau begitu. Semua sudah beres." ucap suaminya sambil mengecup kening Nisa.
"Makasih ya mas..., kamu memang pengertian." ucap Nisa memeluk suaminya.
Baju sudah dikoper, supir sudah siap mengantar Nisa.
pagi ini dia berangkat sangat cepat, takut terlalu macat nanti dijalan. Sedangkan suaminya masih tidur dikamarnya. Mbak pelayan rumah sudah menyiapkan sarapan untuk Aldi. Nisa pergi tanpa membangunkan suaminya yang sangat terlelap dalam tidurnya.
Aldi terbangun dari tidurnya ketika jam alarm ponselnya berbunyi. Dia membuka mata dan melihat sekelilingnya.
"Nisa...,sayang kamu dimana?" Aldi memanggil namun tiada jawaban.
Aldi melihat jam sudah menunjukkan pukul 07:30. Aldi buru-buru mandi, bersiap untuk turun dan sarapan.
semua sudah terhidang diatas meja. Bahkan Nisa sebelum pergi sempat membuatkan bekal makan siang untuk suami tercintanya.
"mbak, ibu kemana?" tanya Aldi.
"oh ibu sudah berangkat pagi - pagi sekali tuan." jawab pelayannya.
"terus ini ada bekal untuk tuan makan siang yang dibuat oleh ibu, tuan.." ucapnya lagi.
"Baiklah mbak, saya pergi dulu." ucap Aldi.
"Iya tuan, hati - hati." ucapnya lagi.
Aldi pun pergi dengan mengendarai mobilnya sendiri. Dalam perjalanan dia melewati butik istrinya. Dan memperhatikan seseorang disana. Namun dia hanya berlalu dan langsung pergi. Aldi cuma memastikan kalau butiknya aman dan baik - baik saja selama ditinggalkan Nisa.
Hari kedua paginya sebelum kekantor Aldi mampir ke butik Nisa. Dia ingin melihat dan memastikan bahwa semua dalam keadan baik. Itupun Nisa yang meminta tolong dilihat keadaan nya.
"Pagi pak, ada yang bisa saya bantu?" Sinta datang menghampiri Aldi.
"Oh tidak ada, saya hanya mampir untuk melihat kondisi butik saja." Mana tahu ada yang dibutuhkan sesuatu." ucap Aldi.
"Oh... semua aman kok pak, dan saya bisa diandalkan." Bapak jangan takut, saya bisa tuntaskan semua." Bahkan yang bukan urusan saya." ucap Sinta sedikit berbisik.
Namun Aldi tak mendengarnya.
"Baiklah kalau begitu, saya akan kekantor sekarang." Kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi ibu Nisa ataw saya yah..!"
"Dan ini no saya." sambil menyerahkan kartu nama Aldi dan langsung pergi.
Sinta masih menatap dan membaca kartu mana yang ada ditangan nya. Lalu menatap keluar disaat Aldi pergi dari butik tersebut.
Dia tersenyum kecil dan merasa sedikit terusik.
keesokan harinya Nisa pulang kerumah lebih cepat. Dia beristirahat sejenak, dan sorenya memasak makanan kesukaan suaminya.
"Assalamualaikum...
"waalaikumsalam.., mas sudah pulang??"
"Nisa kapan kamu sampai sayang..." Mas kangen banget sama kamu." bisiknya ditelinga Nisa.
"Tadi siang aku sampai mas, aku sengaja gak bilang sama mas." Sudah makan pa belum?"Aku masak kesukaan mas loh..., Kita makan yuk??"
"Oh ya???" Wah aku jadi lapar mendengarnya." berjalan sambil merangkul pinggang Nisa.
Mereka pun makan bersama, begitu manis dan penuh kemesraan hubungan mereka.
Nisa merupakan istri yang baik dimata mertuanya. Selalu perhatian dengan sering berkunjung dan melihat keadaan mertuanya.
Maklum Nisa sudah yatim piatu, dan dia dibesarkan dipanti asuhan.
Hidupnya Nisa kurang kasih sayang orang tua dan juga kehangatan dalam keluarga.
Setelah selesai makan, Nisa merapikan meja makan yang dibantu oleh mbak.
Sementara Aldi langsung ke ruang bacanya, karena masih ada tugas yang harus diselesaikan.
Nisa membawakan teh untuk suaminya itu.
Dan ingin menemaninya menyiapkan tugas kantornya.
"tokk,tokk,tookk...!
"Mas, sudah malam belum siap tugasnya mas?" tanya Nisa.
"Sedikit lagi sayang..."
"Ini diminum dulu mas, Aku tunggu disini ya mas,temani kamu." Sambil memeluk punggung belakang Aldi.
"Emang kamu gak lelah…?"
"Tidur saja duluan kalau kamu sudah mengantuk, mas bentar lagi siap kok."
Nisa duduk disofa sambil melihat majalah yang ada disana. Aldi masih melanjutkan kerjaannya. Tak berapa lama Aldi selesai dengan tugasnya. Dia merasa lelah da mengantuk sekali. Lalu pandangannya teralihkan melihat istrinya yang sudah tertidur disofa.
"Nisa..., Nisa sudah tertidur lagi dia disini."
"kebiasaannya selalu begini." gumamnya.
Aldi pun mengangkat Nisa dan merebahkan tubuhnya kekasur.
Aldi sebenarnya juga menginginkan seorang anak. Namun Aldi tak bisa berbuat apa - apa.
Aldi mencium dahi istrinya itu. Tiba - tiba Nisa terbangun," Mas kok aku sudah disini?"
"Kamu sudah selesaikan tugas kamu mas?" tanya Nisa.
"Sudah sayang..., makanya kamu bisa sampai disini." ucap Aldi.
"Sayang malam ini aku kangen banget sama kamu." itu merupakan sebuah kode suami istri yang saling mencintai. Mereka menikmati malam yang syahdu di peraduan.
Setelah tiga hari tak bersama, gejolak cinta membara dalam diri mereka. Malam ini akan terasa panjang bagi Aldi dan Nisa.
Minggu depan dirumah mama mas Aldi ada arisan ibu-ibu teman mama. Nisa menyempatkan diri untuk membantu mama mertuanya. Seharusnya Nisa ada urusan tentang butiknya yang di bekasi, tetapi dia menundanya.
"Mas mau ikut belanja gak ?"
"Aku mau belanja bahan kue untuk arisan mama mas." ucap Nisa.
"kapan mama mau arisan?" tanya Aldi.
"Minggu besok mas, arisan teman-teman mama." ucap Nisa.
"Ohhh... ayo mas antar deh."
"Makasih massss..." sambil tersenyum bahagia.
...****************...
Minggu pagi pukul 09:00 Nisa sampai dirumah mama mertuanya. Nisa membawa kue yang dia buat. Nisa membuat dua macam kue, bolu caramel dan kue pastel.
Mama mertua suka banget sama kue pastel, apa lagi pastel ayam.
"Assalmualaikum maaa...
"waalaikumsalam...
"Mama hari ini arisan kan ma?"
"Nisa bawakan kesukaan mama." ucap Nisa.
"Nisa bawa camilan untuk teman-teman mama." ucapnya lagi.
Semua orang pada sibuk merapikan rumah dan berberes, kalau makanan mama mertua biasa pesan saja seperti chatring gitu.
Teman arisan juga gak begitu banyak cuma 30 orang saja. Mama mertua biasanya dapat giliran arisan selalu diadakan diluar. Namun kali ini teman - temannya yang meminta diadakan dirumah mama saja.
Mama orangnya tidak terlalu banyak bicara, tapi mama sedikit tidak suka dengan Nisa. Karena latarbelakang Nisa yang dari Panti Asuhan. Namun Nisa tidak menghiraukan tentang mama mertuanya.
...****************...
Sekarang sudah pukul sebelas siang,para teman mama sudah ada yang datang. Mama sengaja buat acaranya pas makan siang, mama sekalian menjamu teman - temannya.
"Hai sayang..., rumah kamu enak banget ya hijau dan nyaman." ucap bu Erna.
"Ayo Silahkan masuk semua..." ucap mama mertua ku.
Para ibu masuk kedalam dan Nisa jamu mereka dengan minuman yang dibawanya.
"Bu Hesti, ini siapa?" bu Erna bertanya.
"Oh, ini menantu saya bu..., Nisa namanya." mama memperkenalkan.
Nisa pun memberi salam ke ibu - ibu tersebut.
"Silahkan dinikmati bu ibu..." ucap Nisa.
Nisa pergi meninggalkan mereka, masih mau mengambil hidangan lagi.
"Wahhh, bu Hesti menantunya cantik dan rajin ya, beruntung sekali loh buk..." memuji Nisa.
"Ahh, bisa saja ibu Erna, tapi sayang belum hamil - hamil juga buk." ucap mama mertua.
Nisa tak sengaja mendengarnya dari belakang mama. Dia sedang membawa kue - kue dinampan untuk dihidangkan.
Langkahnya sedikit terhenti, namun tak di ambil hati olehnya. Nisa tetap tersenyum didepan ibu - ibu semua.
"Nisa, suruh saja mbak yang siapkan, kamu duduklah disini bersama mama."
"Baik ma, sebentar." ucap Nisa.
Nisa pergi ke taman belakang sejenak, karena air matanya tak dapat dibendung. Hati Nisa terasa sakit saat mendengar kata yang diucapkan mama mertuanya itu.
Tiba - tiba," Anisa?" Kamu kenapa nak?" Papa mertua tak sengaja lewat dan menyapa Nisa.
"Ah, gak apa - apa kok pa..." ucapnya sembari menghapus air matanya.
"Kalau gak apa - apa kok putri papa matanya merah?" ucap papa mertuanya.
"Kalau ada ucapan mama yang membuatmu sedih, maafkan ya sayang...?"
"papa harap jangan terlalu dimasukan dalam hati nak." ucap papa lagi.
Papanya Aldi sangat sayang Nisa, dan perduli kepadanya. Aldi anak satu - satunya jadi papa nya sudah menganggap Nisa putri kandungnya sendiri.
Nisa sangat dimanja papa mertuanya.
Namun Nisa tetap tahu diri, dan tidak memanfaatkan situasi.
Aldi tidak datang ke rumah mamanya, katanya ada urusan kantor. Dan besok harus keluar kota karena ada masalah dikantor cabang.
Besok juga Nisa akan pergi ke bekasi lagi.
Nisa segera menghampiri teman - teman mamanya, dan mereka asyik mengobrol.
Semua nya suka makanan yang dihidangkan, dan juga makan siang yang disediakan. Semua memuji jamuan mama mertua yang begitu istimewa.
jam menunjukan pukul 4 sore, tak terasa begitu asyiknya bercanda dan bercerita.
Satu persatu ibu - ibu berpamitan untuk pulang. Ada yang masih ingin duduk, dan ada yang pergi karena masih ingin urus sesuatu.
...****************...
Pukul 5 sore, semua para tamu sudah berpulangan. Mama pun terlihat sangat lelah.
Nisa dan mbak pelayan yang membereskan semua. Dan hari sudah semakin petang, Nisa pun pamit pulang kerumah. Nisa masih harus siapkan untuk besok berangkat.
"Pa, Nisa pulang ya pa. Besok ada yang mau diurus dibekasi pa, jadi harus siap - siap. Mas Aldi mungkin sudah dirumah juga pa." ucap Nisa.
"Iya nak, hati-hati bawa mobilnya ya.Mama mu lagi istirahat, tidak usah berpamitan. Nanti papa sampaikan kalau kamu sudah pulang." Ucap papa mertuanya.
"Iya pa, saya pulang ya pa." ucap Nisa.
"Oh iya sayang. Trimakasih ya."
Nisa pun pulang dari rumah papa mertuanya.
Di perjalanan pulang tiba - tiba hujan turun dengan derasnya. Nisa sangat hati-hati menyetirnya karena jalanan menjadi sangat licin. Nisa pun tak berapa lama sampai dirumah. Namun dirumah sangat sepi, Aldi belum pulang kerumah.
kesempatan itu digunakannya untuk membersihkan diri, dan membereskan barang yang mau dibawa besok.
Nisa menelpon Sinta pegawai yang sudah dipercayainya itu.
"ttuuuuutttt, tttuuuuutttt, ttuuuut..."
"Hallo buk, ada apa?"
"Hallo Sin, maaf mengganggu kamu."
"Gak apa kok buk..."
"Sinta saya mau minta tolong, besok saya akan berangkat ke bekasi lagi." Mau mengurus cabang kita disana, jadi saya minta kamu yang urus butik besok ya Sin...?"
"Oh iya buk, seperti biasa saya bisa diandalkan kok buk..." ucap Sinta.
"Makasih ya Sin, mungkin saya disana sampai 4 hari." Karena sekalian belanja mengisi butik disana untuk pertama pembukaan." ucap Nisa.
"Iya buk, saya mengerti."
"Oke, trimakasih ya Sinta, Assalamualaikum..."
"waalaikumsalam..." ucap Sinta.
Telpon pun ditutup, hujan semakin deras.
Suara gemuruh dilangit nyaring terdengar.
Nisa khawatir dengan Aldi suaminya.
Akhirnya Nisa mencoba menelpon suaminya itu.
"tttuuuuttt..., tttuuuut..., tttuuuuutttt...."
"Mas..., angkat dong telpon aku mas."
"Duh, mas Aldi kenapa gak angkat telpon ku ya?" Nisa semakin cemas sekarang.
Aldi tidak mengangkat telpon dari Nisa.
Jantungnya berpacu kencang dan pikirannya kacau. Takut terjadi sesuatu dengan suaminya diluar sana.
...****************...
Nisa duduk di ruang tv, dia menunggu kabar dari suaminya. Sudah beberapa kali ditelpon namun tak ada jawaban. Tak berapa lama suara klakson terdengar samar dari luar rumah Nisa.
"tttiiinnn, ttiiinnn, ttiinnn..."
Nisa langsung melihat dari balik jendela rumahnya. Hatinya sedikit lega, ternyata suara klakson itu dari mobil suaminya.
Dia pun menyambut suaminya, dan membukakan pintu untuk Aldi.
"Mas, kamu kok basah begini??"
"Apa yang terjadi mas, kok lama pulangnya?" tanya Nisa.
"Duduk dulu mas, biar Nisa buatkan teh." sambil menyerahkan handuk untuk Aldi.
Aldi belum menjawab pertanyaan dari istrinya.
Nisa pun mengambilkan teh hangat untuk suaminya. Aldi meminum teh itu sedikit demi sedikit.
"Mas gak apa - apa kan...??" masih cemas.
"Mas gak apa kok sayang." Mas besok tidak jadi pergi keluar kota sepertinya."
"karena ada masalah sedikit dikantor Nis." ucap Aldi.
"Oh begitu..., terus kenapa bisa basah - basahan mas nya?" tanya Nisa lagi.
"Oh, tadi ban mobil mas bocor." Jadi mas turun dari mobil." Basah deh mas jadinya."
"Dari tadi Nisa telpon mas gak diangkat. Nisa khawatir takut mas kenapa - kenapa mas..."
"Iya, hp mas di dalam mobil mas diluar. Jadi gak kedengaran, maafkan mas yah sudah buat kamu cemas."
"Iya mas gak apa. Yang terpenting mas sampai dengan selamat, Alhamdulillah..."
"Mandi dulu ya mas, Nisa siapkan makan malam."
"Mas sudah makan apa belum?" Nisa bertanya.
"Mas belum makan Nis, Nih sudah lapar banget."
"Oke, kita nanti makan bareng yah, Nisa juga belum makan." Sambil tersenyum ke Aldi suaminya.
Nisa begitu perhatian dan sangat mencintai Aldi suaminya. Keinginannya hanya satu, agar dapat terus bersama sampai maut memisahkan.
Hari ini Nisa tak datang ke butik, dia hanya berbaring ditempat tidur. Tubuhnya gemetar dan menggigil seperti orang kedinginan.
Wajah sedikit pucat, kepalanya juga pusing.
Aldi yang sudah selesai mandi memperhatikan istrinya yang sedang berbaring. Aldi menghampiri dan duduk ditepian ranjang disamping istrinya.
"Hari ini kamu gak ke butik sayang?" tanya Aldi.
"Sepertinya gak mas, badan ku tak enak rasanya." Kepala Nisa juga pusing mas." ucapnya.
"Kamu sakit ya sayang?"
"Kita kedokter saja yuk ?" ucap Aldi.
"Nisa gak apa - apa kok mas, cuma perlu istirahat sebentar saja kok." ucap Nisa.
"Kalau kamu maunya begitu ya sudah, mas berangkat ke kantor ya."
"Iya mas, hati - hati." Sembari mengantar Aldi ke depan pintu.
Namun tiba - tiba Nisa mendadak jatuh kelantai, tubuhnya lunglai seketika.
Pelayan nya lari menghampiri Nisa yang terhempas kelantai.
"Buk, Buk..." membangunkan Nisa.
Aldi terkejut saat itu juga, dan segera menggendong Nisa masuk kedalam mobil.
"Mbak, ayo ikut temani ibu Nisa di belakang." ucap Aldi.
"Iy, iya tuan." ucap mbak itu.
Seluruh orang panik seketika, takut terjadi apa - apa pada Nisa. Dari semalam Nisa tidak selera makan, dia hanya makan roti dan minum susu saja. Tidak biasanya Nisa seperti ini.
Aldi langsung tancap gas mobilnya, segera membawa Nisa kerumah sakit. Sampai disana Nisa langsung ditangani oleh dokter.
Aldi dan mbak berada diluar ruangan, mereka tidak diperbolehkan masuk.
Beberapa menit, dokter keluar dari ruangan dan bertanya kepada Aldi.
"maaf pak, bapak suami nya pasien?" tanya dokter tersebut.
"Iya benar dok." ucap Aldi.
"kalau begitu, silahkan masuk pak. Ada yang ingin saya sampaikan." ucap bu dokter tersebut.
Aldi melihat kondisi Nisa, ternyata Nisa sudah sadar dari pingsannya.
"Mari duduk disini bapak, ibu." suster mempersilahkan.
"Baik suster, terima kasih." ucap Nisa.
Mereka duduk didepan dokter itu, dan ada sebuah surat yang diberikan kepada Aldi.
"Begini pak..., Sebenarnya ibu Nisa tidak sedang sakit." Hanya saja ibu Nisa positif hamil, dan sudah memasuki 3 minggu." Jadi wajar bila kondisinya lemah disemester pertama." Nanti saya akan kasih vitamin untuk ibu Nisa agar janin tumbuh dengan sehat." Namun jangan lupa untuk dijaga kandungannya ya pak" Karena diawal pertama kandungan sangat masih rentan." ucap dan nasihat bu dokter.
Aldi dan Nisa tidak percaya, ternyata selama ini yang ditunggu kehadirannya sudah hadir bersama mereka.
Tak kuasa Nisa menahan air matanya, dan Aldi langsung memeluk Nisa saat itu.
Aldi dan Nisa sangat bahagia hari ini.
"Tolong dijaga baik-baik kandungannya ya buk..., jangan sampai kecapean ya bu."I ni resep vitaminnya,bisa diambil didepan ya buk." ucap bu dokter.
"Iya dok, terima kasih." ucap Aldi.
Nisa dan Aldi segera keluar dari ruangan tersebut. Mereka langsung ketempat pengambilan obat.
"Setelah menunggu sekian lama, akhirnya Allah menitipkan anugrah itu kepada ku." ucap syukur Nisa dalam hati.
Pasangan yang sedang berbahagia itu kembali pulang kerumah. Aldi memberitahu kepada mbak pelayan dirumah, bahwa Nisa tidak boleh kecapean karena sedang mengandung. Dan Aldi tidak sabaran memberi tahu ke mama, papa nya bahwa sebentar lagi mereka akan menjadi seorang Oma dan Opa.
Rasa senangnya ini membuat Aldi tak ingin datang ke kantor. Dia ingin menemani istrinya dirumah saja. Nisa sangat bahagia mendapat begitu banyak perhatian. Apalagi dari mama mertuanya, begitu mendengar Nisa positif hamil.
Mama mertuanya langsung datang kerumah membawa begitu banyak buah - buahan. Dan sikapnya terhadap Nisa berubah seketika. Nisa merasa bersyukur mendapatkan keluarga seperti mereka. Dahulu dia tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti sekarang ini.
Aldi pun melarang Nisa untuk sementara beraktivitas diluar rumah. Termaksud ke butiknya sendiri, Aldi menyuruh Sinta yang menangani butik itu sementara.
Nisa hanya boleh memeriksa pembukuan dan barang-barang butik dari rumah saja.
Nisa pun tak bisa berkata apa-apa, karena demi kebaikan calon buah hati mereka.
Sekarang hari - hari Nisa hanya dirumah saja. Setiap hari Nisa muntah - muntah dan mual rasanya. Dia hanya bisa tiduran saja dikasur, tak nafsu makan dan tak ingin apa-apa.
Aldi khawatir kepada Nisa, namun mama nya mengatakan kalau semester pertama memang seperti itu.
"Ibu hamil diawal kehamilan memang seperti itu Al." Tidak apa - apa, beri Nisa minum susu ibu hamil ya nak..." kasih bubur walau sedikit - sedikit saja." ucap mama Aldi.
"Iya buk, Aldi mengerti." ucap Aldi ke ibunya.
...****************...
Waktu berjalan begitu cepat, kini kehamilan Nisa sudah masuk 8 minggu. Nisa merasa bosan karena harus dirumah terus. Selama dirumah saja tak banyak kegiatan Nisa.
Dari pagi ke malam hanya tiduran, nonton tv, dan tidur lagi.
Sesekali Aldi selalu mampir ke butik Nisa untuk sekedar melihat keadaan disana. Dan itu pun atas permintaan Nisa sendiri.
Pernah Nisa minta izin ke Aldi ingin pergi ke butik, hanya sekedar mengecek saja. Namun Aldi belum mengizinkan Nisa untuk keluar rumah. Dia takut terjadi apa - apa pada Nisa dan kandungannya.
Tetapi Nisa sangat menikmati hari demi hari perkembangan janin yang ada dirahimnya. Bulan depan Nisa dan Aldi berencana akan USG kandungan.
Nisa sudah tidak sabar ingin melihat anaknya.
Setiap hari Nisa selalu browsing tentang kehamilan dan apa saja makanan yang baik untuk ibu hamil. Nisa terlalu bersemangat dengan kehamilannya. Dan dia juga mencari tahu bagaimana menjadi orang tua yang baik.
Banyak doa dan harapan Nisa pada calon anak nya itu. Seluruh kasih sayang Nisa curahkan ke calon anaknya. Terlebih mama mertuanya yang sudah menantikan seorang cucu dari Aldi anak satu - satunya.
Sekarang Nisa sudah tidak muntah dan mual lagi, dia sudah enak makan dan berat badannya sudah bertambah menjadi 50 kilo dari 48 kilo. Setiap kontrol baby nya selalu sehat dan sangat baik perkembangannya.
Aldi selalu cepat pulang kerumah, dan sikapnya selalu romantis kepada Nisa.
Hari ini Aldi berencana akan membawakan bunga untuk Nisa istrinya.
Apa keinginan Nisa disaat ngidam Aldi siap mengabulkannya.
"Nisa.... Nisa...." Aldi mencari istrinya.Dia baru pulang dari kantor.
"Sayang..., kamu dimana sih??" masih mencari-cari.
"Ada apa sih mas..." dari dapur terdengar suara istrinya.
"Mas ada sesuatu buat kamu." Aldi menyerahkan sebuah buket bunga yang indah. Dan dia menbawakan buku tentang parenting anak untuk Nisa.
"Mas, ini untuk Nisa?" bertanya.
"Iya sayang, itu mas beli untuk istri mas tercinta." ucap Aldi sembari mencium pipi Nisa.
"Makasih ya mas." Nisa senang dengan kejutan yang suaminya berikan.
Nisa merasa dirinya sangat dicintai Aldi, dan baginya Aldi tak ada kekurangan dimatanya.
Nisa selalu bahagia hidup bersama Aldi suaminya itu. Bahkan segalanya rela dia berikan untuk suaminya. Aldi begitu sempurna untuk jadi suaminya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!