Di sebuah hotel mewah sebut saja namanya Chan .Dia memiliki seorang kekasih bernama Wendy Dia sangat mencintai kekasihnya itu ,dan karena Wendy adalah seorang yatim piatu Chan berencana memberikan sebuah kamar untuk Wendy tinggali.
Di hari itu Chan sengaja memesan kamar hotel yang mewah untuk tempat tinggal pacarnya, Chan sengaja memilih kamar nomor 126 Karena itu adalah nomor kesukaan kekasihnya.
"Sayang kamu mau bawa aku kemana sih?".Ucap kekasih Chan yang matanya sengaja di tutup oleh kain. "Sudah, kamu pasti suka nanti sama kejutan yang aku kasih ke kamu" Jawab Chan yang merasa senang karena akan memberi kejutan untuk kekasihnya."kamu suka banget sih bikin aku penasaran". Jawab Wendy dengan penasaran.
Chan membawa Wendy masuk ke dalam kamar itu dan membuka penutup mata yang Wendy kenakan.
"Nah, sekarang kamu boleh buka mata kamu". Ucap Chan dengan penuh senyum di wajahnya.
Wendy yang penasaran dengan kejutan yang akan diberikan oleh Chan.Dia pun akhirnya membuka matanya dan melihat kejutan apa yang diberikan oleh Chan ,dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang dilihatnya."Astaga ,Chan, kamarnya bagus banget". Seru Wendy dengan nada penuh haru ,"Kamar ini aku pesan khusus untuk kamu sayang",Wendy pun menoleh ke arah Chan dan berkata "Chan? Apa kamu bercanda? kamar ini begitu luas",Chan yang mendengar ucapan Wendy dia hanya tersenyum dan menjawab "Gimana kamu suka sama kamarnya?".Wendy hanya menjawab pertanyaan Chan dengan anggukan karena Wendy merasa sangat senang .
Mengetahui hal itu hubungan Chan dan juga Wendy kini semakin dekat dan bahkan sebentar lagi mereka akan bertunangan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jauh dari tempat mereka berada ,ada seorang gadis yang memiliki kekuatan supranatural, indra keenam yang dia miliki dari kecil membuatnya bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Sebut saja dia Gisella.
Gisella juga memiliki seorang kekasih yang bernama Andrian, berbeda dengan kehidupan Chan dan juga Wendy, Andrian sering sekali marah hanya karena hal sepele, di sisi lain Andrian sendiri tidak percaya akan adanya hantu, dan menganggap apa yang dikatakan atau diceritakan oleh Gisella hanyalah khayalannya saja.
"Gisella kamu itu mau jalan sama aku, bukan mau joging". Ucap Andrian yang terlihat sangat kesal karena pakaian yang dikenakan oleh Gisella. " Memangnya kenapa sih kalau aku pakai ini?"Jawab Gisella polos , "Jadi kamu nggak mau ganti ?, Kalau gitu kita nggak jadi jalan aja!" Ucap Andrian kesal ," Haish, lagi pula apa bedanya sih?, Ya udah aku ganti dulu" .Gisella pun akhirnya mengganti pakaiannya dan segera kembali dengan pakaian yang lain ."Nah gini kan cantik "Ucap Andrian yang terpesona dengan kecantikan Gisella. "Oh jadi maksud kamu ,tadi aku nggak cantik?" Tanya Gisella dan di jawab oleh Andrian "Kamu selalu cantik sayang",Goda Andrian pada Gisella. "Haish gombal!! Udah yuk berangkat".
Setelah perdebatan itu akhirnya Gisella dan juga Andrian pergi jalan-jalan, dan terlihat raut keduanya sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Beberapa hari kemudian, di hotel ,tepatnya di kamar nomor 126 ,Wendy sedang berada di depan cermin untuk menyisir rambutnya, namun alangkah terkejutnya dia saat mengetahui ada sepasang bola mata yang menatapnya dengan tajam ,
Wendy terkejut melihat sosok itu yang tiba-tiba saja menghilang "Siapa di sana?", Wendy bertanya namun tidak ada jawaban ,dia sendiri bingung siapa yang sedang iseng mengerjai dia "Siapa kamu? jangan main-main denganku!!!". Ucap Wendy pada sosok yang tiba-tiba saja muncul kembali dan hilang lagi.
Tiba-tiba saja pintu terbuka dengan pelan yang membuat Wendy langsung menoleh ke arah pintu, "Wendy ada apa sayang?" Ucap Chan yang baru saja membuka pintu kamar itu, melihat kedatangan Chan,Wendy pun berlari ke arah Chan dan memeluknya dengan hangat, "Chan untung kau datang, aku sangat takut"."Hey apa yang kau takutkan?"Jawab Chan singkat ,Wendy memilih diam tidak mengatakan apa yang sudah terjadi dan hanya meminta Chan untuk bermalam di hotel itu bersama dengannya."Ya sudah kamu tunggu di sini ya ,aku akan membuatkan kamu teh hangat" Ucap Chan kepada Wendy yang sudah duduk di sisi ranjang. dan Wendy pun menjawab "Tidak Chan, itu tidak perlu, aku mau kamu menemaniku saja malam ini, jangan kemana-mana",jawab wendy dengan nada penuh harap.
Karena Chan sangat mencintai Wendy akhirnya Chan menuruti apa yang Wendy katakan ,malam itu Chan menemani Wendy di hotel itu, bahkan mereka berani melakukan hubungan intim di luar pernikahan karena satu sama lain yang saling mencintai.
Namun saat mereka melakukan hubungan intim di atas ranjang ,ada sosok yang memperhatikan mereka dengan wajah marahnya ,sosok itu menatap keduanya dengan tatapan yang menakutkan, namun Chan dan Wendy sama sekali tidak merasa terganggu karena mereka tidak menyadari kalau ada sosok yang memperhatikan mereka.
Setelah melakukan aktivitas ranjang, Chanl pun tertidur namun tidak dengan Wendy yang masih belum bisa menutup matanya, dia merasa tidak nyaman dan berkata " Chan bangunlah,".Chan yang berada di dekatnya pun terbangun "Ada apa sayang?". "Aku merasa seperti ada yang memperhatikan kita". Ucap Wendy pada Chan yang masih setengah tidur ,"Apa kamu merasa tidak nyaman atau kamu takut?". "Aku tidak takut Chan karena di sini ada kamu".Chan pun terbangun dan duduk di ranjang itu, "Baiklah aku akan menutup jendelanya ,agar kamu bisa tidur dengan tenang". Wendy hanya menjawab Chan dengan anggukan.
Setelah selesai menutup jendela ,mereka berdua akhirnya bisa tidur dengan nyenyak, walau sebenarnya ada sosok yang masih terus memperhatikan mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di waktu yang bersamaan, Gisella sedang berada di depan cermin miliknya dan berkata pada dirinya sendiri ,"Haish ,sebenarnya ada apa dengan Adrian?,kenapa dia selalu membuatku bingung?",sambil menyisir rambutnya yang sudah selesai dia keringkan."Padahal aku selalu mengatakan yang sejujurnya sama dia, tapi kenapa dia tidak pernah percaya padaku?", ucapnya kesal pada diri sendiri.
Saat Gisella sedang sibuk dengan dirinya sendiri dan kesal pada dirinya sendiri, tiba-tiba saja ada suara lirih yang meminta tolong pada Gisella, tentu hal itu tidak membuat Gisella takut, karena sudah menjadi keseharian Gisella jika mendengar suara-suara seperti itu, bahkan Gisella kadang juga menolong mereka yang urusan dunianya belum selesai, namun banyak juga yang di tolak oleh Gisella ,karena Gisella belum benar-benar siap untuk menggunakan indra keenamnya untuk membantu mereka yang tidak kasat mata.
"Tolong" ,teriak hantu itu dari kejauhan yang terdengar oleh Gisella."Haish pasti hantu-hantu itu lagi, sudahlah aku ingin istirahat" ,Gisella berjalan ke arah ranjangnya ,dan saat dia hendak berbaring ,tiba-tiba saja ada sepasang tangan yang hendak menyentuh tubuhnya dan sontak membuat Gisella terkejut.
"Astaga, Hey!! jangan sentuh aku!!!!" teriak Gisella pada hantu yang akan menyentuh tangannya. "Haish baiklah ,aku akan membantumu, katakan padaku apa yang harus aku lakukan?" ,hantu itu pun menjawab pertanyaan yang Gisella lontarkan ," Tolong tunjukkan pada polisi sebuah rekaman yang sudah aku persiapkan", Gisella di buat bingung dengan pernyataan hantu itu, " Maksudnya gimana?" ,tanya Gisella bingung. "Aku sudah mengetahui kalau suamiku hanya mengincar hartaku saja, dan saat itu aku berniat untuk memberi tahu polisi lewat rekaman suara yang sudah aku persiapkan, namun belum sempat aku memberi tahu polisi , aku sudah di bunuh oleh suamiku, dan aku bahkan di kubur di halaman belakang,". Mendengar cerita itu, Gisella muncul dalam benak Gisella untuk menolongnya, namun dia tidak tau harus berbuat apa. "Aku bisa apa?"." Tolong ambil rekaman itu dan tunjukkan kebenarannya pada polisi, agar arwahku bisa tenang" jawab hantu itu.
Sebelum menjawabnya Gisella menghela nafas dan akhirnya berkata " Baiklah, aku akan membantumu untuk menunjukkan kebenaran pada polisi, tapi aku mohon setelah ini jangan ganggu aku!".Tegas Gisella pada hantu itu, dan sosok hantu itu dengan senang menjawab, " Terima kasih atas bantuan kamu, aku akan pergi dengan tenang dan tidak akan mengganggumu setelah ini".
"Sudah pergilah, aku akan melakukannya besok , aku ingin tidur!". Perintah Gisella pada hantu itu, " Iya aku akan pergi". Setelah berkata bahwa dirinya akan pergi, dia memang benar-benar menghilang dan akhirnya Gisella bisa tidur dengan tenang malam itu tanpa gangguan makhluk tak kasat mata.
Gisella terbangun dari tidurnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat ada sosok hantu yang berdiri tepat di depan ranjangnya.
"Aaaaaakhhhh" teriak Gisella.
Gisella tinggal seorang diri di mension nya karena kedua orang tuanya sedang menjalankan bisnis di luar negeri. Sebenarnya kedua orang tua kisah sudah menyuruh Gisella Untuk ikut juga ke luar Negeri namun kisah menolak dia lebih memilih tinggal sendiri di mansionnya.
"Haish bisa nggak sih , lo tuh nggak usah ngagetin, lagian pagi-pagi gini mau ngapain sih lo?!" Kesal Gisella pada hantu itu.
"Aku ingin menagih ucapan kamu tadi malam" jawab hantu itu.
Gisella berusaha mengingat apa yang tadi malam dia katakan, dan setelah dia mengingatnya, Dia baru menyadari kalau tadi malam dia bilang kalau dia ingin membantu hantu itu untuk menyelesaikan urusannya di dunia yang belum terselesaikan.
Gisella pun bicara pada hantu itu untuk menunggunya bersiap, baru setelah itu dia akan membantunya dengan cara pergi ke rumahnya untuk mengambil rekaman yang sudah dipersiapkan oleh hantu itu, sebelum dia meninggal. Setelah selesai bersiap.....
"Di mana alamatnya? " tanya Gisella pada hantu itu, hantu itu pun memberi tahu Gisella tempat tinggal dia sebelum dia meninggal.
Setelah mengetahui alamatnya, Gisella langsung menuju ke alamat tersebut . Namun tanpa Gisella ketahui, saat dia keluar dari mansion ,Andrian ternyata juga sudah berada di dekat rumah Gisella dan melihat Gisella keluar dari mansionnya dengan mengendarai mobil miliknya.
"Gisella mau kemana?" tanya Andrian di dalam mobil yang tidak didengar oleh siapapun, "Sebaiknya aku ikuti dia saja, entah hal bodoh apa lagi yang akan dia lakukan kali ini" Andrian merasa kesal karena Gisella tidak memberi tahu Andrian kalau dirinya akan keluar.
Sesampainya Gisella di alamat yang sudah diberitahukan oleh hantu itu, dia langsung turun dari mobilnya dan memutuskan untuk berkunjung ke rumah tersebut.
Hantu itu memberitahukan bahwa namanya adalah Tia dan suaminya yang sudah membunuhnya bernama Robert. Tia sendiri mengarahkan Gisella untuk menemui suaminya itu.
Tanpa berpikir panjang karena sudah ada di depan rumah Robert Gisella langsung mengetuk pintu rumah itu dan keluarlah seorang pria yang umurnya berkisar 30 tahun.
"Maaf anda siapa?" tanya Robert pada Gisella ,dan Gisella pun menjawab "Perkenalkan, namaku Gisella, aku teman dekat dari istrimu Tia," Dengan wajah sedikit takut Gisella memberanikan diri untuk mengatakan bahwa dia ingin mengunjungi temannya "Apa boleh aku bertemu dengan Tia?" tanya Gisella yang seolah tidak tau apa yang sudah terjadi "Silahkan, kebetulan Tia sedang pergi belanja ke mall, mungkin sebentar lagi dia akan pulang, kalau kamu tidak keberatan tunggu saja dia sebentar" ucap Robert bohong.
Sementara di sisi lain, Andrian yang sudah mengikuti Gisella sampai di rumah itu ,merasa penasaran kenapa Gisella bertemu dengan seorang laki-laki yang umurnya beda jauh dari dirinya.
"Jangan bilang ini soal makhluk tak kasat mata lagi" Ucap Andrian lirih dari balik pagar tembok yang berada di rumah itu.
Andrian juga melihat saat di sela masuk ke dalam rumah itu bersama dengan Robert .Andrian sendiri semakin penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Gisella di rumah itu, karena Andrian ingin memastikan bahwa kekasihnya dalam keadaan aman dia mengikuti dan mengawasi Gisella meskipun tidak berada di dekatnya.
"Kami tunggu di sini, aku akan membuatkan kamu minum" Ucap Robert pada Gisella yang sudah duduk di sofa ruang tamu.
"Tidak perlu repot-repot" jawab Gisella dengan senyuman di wajahnya.
Robert pun berjalan kearah dapur untuk membuatkan Gisella minum, Sedangkan mata Gisella terus mencari-cari di manakah rekaman yang dimaksud oleh Tia yang tidak lain adalah hantu yang menyuruh Gisella untuk membantu urusan dunia yang belum terselesaikan.
Gisella terus berjalan mencari keberadaan rekaman yang dimaksud oleh Tia. Saat Gisella sedang sibuk mencari, tiba-tiba saja Tia muncul dan memberitahu Gisella tentang keberadaan rekaman itu, dan akhirnya Gisella berhasil mengambil rekaman itu yang berada di dekat jendela. Gisella segera menaruh rekaman itu ke dalam tasnya, supaya Robert tidak mengetahui apa maksud tersembunyi Gisella datang ke rumah itu.
Gisella mencari pintu halaman belakang rumah itu dan dia menemukan pintu itu ada di dekat jendela, yang mana dia menemukan rekaman itu tadi. Pandangan Gisella tertuju pada gundukan tanah yang berada di halaman itu dan seketika, Tia muncul kembali lalu memberi tahu kepada Gisella kalau itu adalah tempat peristirahatan terakhir Tia.
Tanpa berpikir panjang ,Gisella langsung mendekati gundukan tanah itu dan bertanya kepada Tia untuk memastikan lagi.
"Ini tempat kamu?" Gisella bertanya kepada Tia yang berada tepat di samping gundukan tanah itu. Dan Tia hanya menjawab pertanyaan Gisella dengan anggukan.
Tanpa mereka berdua sadari ternyata sudah berdiri tepat di belakang Gisella dan berkata.....
"Hay gadis manis, apa kau sudah selesai dengan urusan kamu di sini?" tanya Robert pada Gisella.
Pertanyaan Robert sontak membuat Gisella terkejut dan langsung berbalik badan menghadap ke arah belakangnya, dan kini Gisella hanya berjarak 3 langkah saja dari tempat Robert berada.
Gisella bingung mau menjawab apa dan dia langsung saja bilang pada Robert, Kalau lebih baik Robert menyerahkan diri kepada polisi.
"Lebih baik kau menyerahkan diri pada polisi, "ucap Gisella yang sedikit gugup, "Aku tidak sebodoh itu, bahkan aku akan mengantarmu ke tempat Tia sekarang berada" jawab Robert sambil mengeluarkan sebuah pisau yang semula dia sembunyikan di balik badannya.
Hal itu membuat Gisella gemetar karena tidak menyangka kalau akan menjadi seperti ini, Gisella bahkan berusaha untuk lari namun dengan sekali pukulan menggunakan pot kecil yang membentur ke kepalanya ,membuat Gisella tidak berdaya.
"Kau akan menyusul Tia, dan benar-benar menjadi teman Tia nanti" ucap Robert pada Gisella sembari mengayunkan pisau ke perut Gisella.
Namun untungnya Andrian datang tepat waktu dan terjadilah perkelahian sengit antara Andrian dan Robert.
"Kau tidak boleh menyentuh kekasihku!?" ucap Andrian marah dan memukul wajah Robert hingga terpental.
Setelah memukul Robert , Andrian berjalan menuju Gisella untuk membantu Gisella. Namun dengan cepat Robert menusuk Andrian dari belakang , Andrian yang tidak sempat menghindar akhirnya tertusuk oleh pisau yang dipegang oleh Robert
"Andrian " lirih Gisella yang juga menahan sakit di kepalanya.
Kini Robert kembali menuju Gisella yang masih terkapar lemas di rumput hijau yang ada di halaman itu.
"Bagaimana ? apa kalian masih ingin melawanku?!" Ucap Robert bangga karena sudah berhasil membuat keduanya terjatuh lemas "Sekarang katakan!? siapa yang akan pergi ke alam baka dulu?!" ucap Robert tanpa penuh dosa dan kini kembali berjalan ke arah Andrian.
Gisella mencoba untuk berdiri dan akhirnya dia bisa berjalan menyelamatkan Andrian dari tikaman Robert. Meskipun Gisella hanya bisa mendorong Robert setidaknya dia berada di dekat Andrian sekarang.
"Andrian ayo bangun, aku akan membantumu" bicara Gisella pada Andrian yang masih menahan sakit di perutnya.
Melihat hal itu Robert langsung berdiri dan menarik tangan Gisella, "Kau sudah berani melawanku dan sekarang rasakan akibatnya" ucap Robert sembari mengayunkan pisaunya lagi ke arah Gisella.
Namun tidak disangka ,dengan cepat Andrian melindungi tubuh Gisella sehingga pisau itu kembali menusuk Andrian. Gisella yang terkejut karena kekasihnya tertusuk untuk yang ke-dua kali hanya bisa pasrah melihat Andrian yang terjatuh tak berdaya dan mengeluarkan banyak darah.
"Sekarang giliran kamu untuk menyusulnya" ucap Robert pada Gisella yang masih menangis karena Andrian lemah tidak berdaya.
"Andrian bangun, jangan tinggalkan aku" tangis Gisella semakin pecah saat melihat Andrian tidak sadarkan diri.
Robert yang saat itu siap menyerang Gisella akhirnya bersiap untuk menusuk Gisella dengan pisau yang masih berlumuran darah itu.
"Jangan bergerak!?" suara itu memecahkan konsentrasi Robert yang hendak menusuk Gisella.
Sekumpulan polisi datang setelah sebelumnya mendapat panggilan dari Andrian, sebelum Andrian menolong Gisella yang akan di bunuh oleh Robert. Andrian sudah menelfon polisi untuk segera datang ke lokasi kediaman Robert.
Polisi itu menangkap Robert dan juga membawa Gisella juga Andrian ke rumah sakit terdekat untuk segera mendapatkan pertolongan. Kemudian beberapa polisi lainnya mengambil jasad yang terkubur di balik gundukan tanah yang ada di halaman itu.
Setelah itu sesampainya di rumah sakit, dokter segera menangani Andrian dan beberapa suster mengobati luka pada kepala Gisella yang terkena lemparan pot.
Selang beberapa menit dokter keluar dan memberitahu Gisella kalau pasien atas nama Andrian harus segera dioperasi, karena hal itu Gisella segera memberi tahu mama dan papa dari Andrian dan mereka langsung menuju rumah sakit.
"Gisella bagaimana keadaan Andrian nak?!" tanya papa Andrian pada Gisella , "Om ,tante maafkan Gisella, Gisella juga nggak tau kalau Andrian akan seperti ini, Gisella nggak bermaksud membahayakan nyawa Andrian" ucap Gisella sembari memeluk mama Andrian.
Mama Andrian hanya bisa membalas pelukan Gisella dan juga menenangkan Gisella "Nak, ini bukan salah kamu, mungkin ini sudah menjadi cobaan buat kalian berdua" ucap mama Andrian.
Sedangkan di sisi lain ,Papa Andrian berada di ruang dokter untuk menandatangani surat persetujuan untuk menjalankan operasi. Setelah selesai menandatangi surat itu , papa Andrian menemui istrinya dan juga Gisella yang sedang menunggu di ruang tunggu.
"Nak ,kamu tidak perlu khawatir, Andrian sedang dalam penanganan dokter" ucap papa Andrian yang sembari mengusap kepala Gisella. "Maafkan Gisella om, Gisella juga nggak tau kalau tiba-tiba saja Andrian muncul dan melindungi Gisella" tangis Gisella semakin pecah. "Sudah lah nak, lagi pula itu sudah menjadi tugas Andrian bukan untuk melindungi kamu" hibur mama Andrian kepada Gisella yang masih terus menangis"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sisi lain, Chan bersiap untuk berangkat ke perusahaanya dan berpamitan dengan Wendy.
"Sayang, aku akan pergi ke perusahaan hari ini, apa kamu mau ikut?!" tanya Chan pada Wendy yang masih duduk di ranjangnya, "Tidak Chan aku akan menunggumu di sini saja" jawab Wendy dengan senyuman di wajahnya.
Chan pun berangkat menuju perusahaannya sedangkan Wendy masih saja terus memikirkan aktivitas ranjang yang tadi malam dia lakukan bersama dengan Chan
"Haish mikir apa sih aku ini?, Chan sebentar lagi akan menikahi aku, dan kita akan selamanya bersama bukan?" batin Wendy sembari senyum-senyum sendiri saat kembali mengingat aktivitas ranjang yang sudah dia lakukan bersama dengan Chan.
Di perjalanan Chan hampir saja menabrak seekor kucing yang tiba-tiba saja melintas di depan mobilnya hingga dia langsung menginjak rem secara mendadak.
"Astaga!?" menghela nafas, "Hampir aja aku tabrak tuh kucing" ucap Chan di dalam mobilnya sembari mengusap-usap dadanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kembali pada Gisella yang masih berada di rumah sakit untuk menunggu operasi yang belum juga selesai. Sudah lebih dari setengah jam dokter belum juga keluar dari ruang operasi.
1 jam kemudian lampu ruang operasi yang tadinya berwarna merah kini berubah menjadi hijau yang menandakan bahwa operasi sudah selesai, dan dokter juga sudah keluar dari ruang operasi.
"Dok bagaimana keadaan anak saya?!" tanya papa Andrian pada dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi. "Pasien sudah melewati masa kritisnya dan sekarang sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap" jawab dokter itu.
Jawaban dokter itu membuat Gisella dan juga orang tua Andrian merasa lega dan juga bahagia karena Andrian sudah melewati masa kritisnya.
Sudah satu hari semenjak Andrian di pindahkan ke ruang rawat inap, Andrian tidak kunjung sadar. Hal itu membuat Gisella khawatir akan kondisi Andrian , dan Gisella memutuskan untuk menyuruh dokter memeriksa keadaan Andrian lagi.
Setelah pemeriksaan lagi ternyata Andrian mengalami koma, Gisella sangat sedih mendengar pernyataan dokter yang juga tidak mengetahui kapan Andrian akan sadar dari komanya.
"Sayang bangunlah, maafkan aku yang sudah membuatmu menjadi seperti ini" bicara Gisella pada Andrian yang masih terbaring koma di ranjang.
Karena orang tua Andrian masih ada urusan bisnis di luar negeri ,mereka memutuskan untuk menyuruh Gisella menemani Andrian di rumah sakit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sisi lain Wendy sudah beberapa hari ditinggal oleh Chan, karena Chan memiliki urusan bisnis di luar kota. Sebenarnya Chan sudah mengajak Wendy untuk ikut bersamanya .Namun Wendy menolak ajakan Chan dan memilih untuk tetap di hotel. Itu semua Wendy lakukan semata-mata karena ingin memberikan kejutan untuk Chan saat hari ulang tahunnya nanti.
Beberapa hari kemudian Andrian sadar dari komanya dan melihat Gisella yang tertidur pulas di dekat lengan Andrian.
"Dasar gadis bodoh, kamu rela mempertaruhkan nyawamu sendiri" batin Andria saat memandang wajah Gisella yang tengah tertidur pulas itu. Gisella pun ikut terbangun dari tidurnya ,seakan memiliki ikatan batin yang kuat bersama dengan Andrian, dan dia ikut terbangun dari tidurnya.
"Sayang?! kamu sudah sadar?!" ucap Gisella penuh dengan kebahagiaan karena kekasihnya tersadar dari koma. "Hmmmt" jawab Andrian singkat. "Apa aku perlu memanggilkan dokter untukmu?!" tanya Gisella pada Andrian yang tidak menatap ke arahnya, "Itu tidak perlu" Jawab Andrian ketus.
Gisella bingung dengan perubahan sikap Andrian padanya,Andrian yang dia kenal tidak pernah ketus terhadap Gisella meskipun dalam kondisi marah sekali pun. Namun kali ini Andrian rasanya sudah berubah.
"Andrian, apa ada masalah?" tanya Gisella yang tidak tau masalah apa yang membuat Andrian menjadi seperti ini. Pertanyaan Gisella bahkan tidak di jawab oleh Andrian. Andrian hanya memalingkan mukanya ke arah lain.
"Hey , kau baru saja bangun setelah beberapa hari koma ,apa kau marah padaku?!" tanya Gisella lagi .Namun kali ini Andrian menjawabnya dengan singkat "Tidak!".
Hal itu membuat Gisella mengingat akan apa yang sudah terjadi pada Andrian. Karena ulah Gisella lah yang sudah membuat Andrian menjadi seperti ini. Dengan raut wajah yang berubah menjadi sedih, Gisella berkata kepada Andrian....
"Maafkan aku "ucap Gisella lirih, sembari mengusap air matanya yang jauh dari pelupuk matanya.
Ucapan Gisella mampu membuat Andrian menoleh ke arahnya dan berkata.....
"Bisakah kau katakan padaku ,apa yang membuatmu melakukan hal berbahaya lagi?!!" Tegas Andrian pada Gisella "Apa semua ini karena hantu atau apalah itu? , dan apa kau tidak menyayangi nyawa kamu sendiri?!!" bentak Andrian namun terlihat tegas dengan ucapannya.
"Andrian aku bisa...." belum sempat menyelesaikan ucapannya ,ucapan Gisella terpotong oleh perkataan Andrian.
"Bisakah kau berhenti melakukan hal seperti itu?! dan berhenti percaya pada hal yang tidak nyata !?" Andrian kini bersikap tegas pada Gisella karena Gisella sudah sering sekali membahayakan nyawanya sendiri demi hantu-hantu itu. "Andrian ada apa denganmu?!" tanya Gisella bingung.
"Pergilah !! aku ingin sendiri "Sembari menoleh ke arah jendela.
Tanpa Gisella sadari air matanya menetes setelah mendengar ucapan Andrian.
"Kau baru sadar tapi sudah memarahiku seperti ini" sambil mengusap air matanya "Aku memang salah untuk semua masalah ini, tapi tidak bisakah kita bicara baik-baik?!" ucap Gisella sambil menahan sesak di dadanya karena ucapan Andrian.
"Baiklah aku akan berada di luar , jika kau perlu apa-apa panggil saja" ucap Gisella yang setelahnya menuju pintu keluar dan duduk di depan ruang rawat Andrian.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!