NovelToon NovelToon

Kisah Cinta Syakila

part 1

Matahari telah terbit, bias cahaya menelusup lewat langit-langit jendela. Terlihat seorang wanita berwajah cantik, berkulit putih, berhidung mancung, dan memakai seragam putih abu-abu, tengah memasukkan bukunya ke dalam tas dan tiba-tiba....

"SYAKILAAAAA!"

Terdengar teriakan seorang wanita dari balik pintu kamarnya.

"Syakila bangun udah jam de-"

"Deeeeeee, de apa Mah kok nggak dilanjutin?" potong Syakila setelah membuka pintunya.

"Tumben udah rapi aja, habis kejedot apaan?" tanya Wanita paruh baya itu dengan heran. Ia adalah Mamah Niya, memiliki wajah yang cantik, berkulit putih, dan juga tinggi.

"Hmzz bangun pagi salah, bangun siang salah, maunya Mamah ini gimana?" ucap Syakila sedikit ketus sembari menutup pintu kamarnya.

"Yang bilang salah siapa? Orang Mamah bilang tumben, sebelum ambil kesimpulan itu di dengerin, di cermati dan di perhatiin dulu," omel Mamah Niya.

"Lah, terus tadi Mamah ngapain pake bilang kejedot, tau anaknya pagi-pagi begini udah siap bukanya seneng atau alhamdulillah malah di ejek," kesal Syakila.

Mamah Niya merasa jengah dan pergi begitu saja meninggalkan Syakila yang masih bicara.

"Dihh dikacangin nih! Ohh, oke, kalau itu mau Mamah!"

Mamah Niya tidak memperdulikannya dan membuat Syakila merasa kesal, "AYAHHHHHH, ISTRIMU KURANG AJAR SAMA ANAKNYA, MASA ANAKNYA NGOM---" teriaknya terpotong, karena mulutnya dibekap oleh Niya. Ia pun langsung menggigit tangan Niya dan langsung lari ke arah tangga.

Kyaaaaaa

Teriak Niya sembari memegangi tangannya yang telah digigit oleh Syakila. Ia ingin sekali mengejar anaknya, namun ia harus kembali ke kamarnya untuk mengambilkan dasi sang Suami.

Para asisten rumah tangga pun menahan tawanya melihat tingkah Putri Juragannya.

...🌸...

Syakila kini telah sampai di lantai bawah, ia pergi menuju ruang makan. Terlihat di ruang makan terdapat dua lelaki tampan yang satu paruh baya, pakai jas rapi sedang menyesap kopi (Ayah Yohan) dan satunya lagi pemuda tampan berseragam putih abu-abu yang sedang asik mengoles selai kacang ke roti yaitu Kelvin, Kakak kedua Syakila.

Syakila langsung mencium pipi Yohan, "Pagi Yah," sapanya terengah-engah.

Yohan berdiri dan mencium kening Syakila dengan lembut, "Kenapa ngos-ngosan gitu?" tanyanya dan duduk kembali.

"Biasa Yah," sahut Syakila dan pergi duduk di samping Kelvin.

Kelvin menunjuk salah satu pipinya dengan jari telunjuk, untuk mengode Syakila. Syakila yang melihatnya pun paham dan langsung mengecup pipi Kelvin. Ia tersenyum lembut dan balik mencium kening Syakila.

Syakila pun kembali ke posisi awal dan mulai mengoleskan selai ke roti, setelah selesai ia langsung membawanya dan pergi ke arah Yohan. Ia menyerobot tangan Yohan yang sedang melahap rotinya, "Assalammualaikum," ucapnya menyalami dan langsung menarik tangan Kelvin.

"Eh eh ehhh Dek," ucap Kelvin.

"Ayo Kak cepet, entar Mamah keburu dateng," pinta Syakila sembari menarik tangan Kelvin.

"Umhumh bentar," jawab Kelvin sembari meminum susunya dan langsung pergi keluar rumah bersama Syakila.

Syakila dan Kelvin telah berada di luar rumah. Mereka pun langsung masuk ke dalam mobil bersamaan. Terlihat Mobil mewah berwarna abu-abu kehitaman telah pergi meninggalkan halaman rumah.

"Mamah, kamu apain lagi Dek?" tanya Kelvin sembari menyetir.

"Aku gigit tangannya," sahut Syakila sembari nyengir.

"Hadehhh," Kelvin hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban sang Adik.

...🌸...

BRAKKK

Kyaaaaa

Syakila Kini telah sampai di sekolah, sesampainya di depan kelas, ia menendang pintu kelas begitu keras, hingga para penghuni Kelas X IPS 4 terkejut.

"SYAKILAAAAAAA!" suara melengking seperti kaleng rombeng terdengar begitu keras dan nyaring, ia adalah Amira sahabat Syakila.

Semua murid yang ada di kelas pun langsung menutup telinga mereka, karena mendengar suara Amira.

"Sialan lo Ra, kalau mau teriak lihat kanan kiri dulu napa," protes Adel sembari menutup kedua telinganya.

"Lah kok gue yang disalahin, salahin noh Syakila," tunjuk Amira ke arah Syakila yang baru saja duduk.

"Dih, kan elo yang teriak."

"Gue teriak karena lo ngangetin gue tadi."

"Ck kalau kaget ya kaget aja, nggak usah teriak-teriak."

"Lo tu-" ucapan Amira terhenti karena dibekap oleh Adel.

"Lo tuh diem ngapa, suara lo nggak enak di telinga kita semua, lihat noh," ucap Adel memberitahu, setelah itu Ia melepas tangannya dari mulut Amira.

Tatapan anak X IPS 4 menajam ke Amira. Ia pun berdiri dan menggebrak mejanya.

Brakk

"APA? LO PADA MAU PROTES HAH!" tanya Amira dengan nada tinggi.

Para murid langsung diam dan mengalihkan pandangan mereka dari Amira.

"Ckk," ucap Amira bedecak kesal dan kembali duduk di bangkunya.

Tak lama bel berbunyi dan pelajaran pun di mulai. Para murid diam dan memerhatikan pelajaran.

...🌸...

Istirahat telah tiba Syakila dkk pun pergi ke kantin, sesampainya di sana mereka duduk di meja pojok.

"Ehh gue ada berita baru dong, katanya nih ya, besok ada anak baru dari SMA ****," ucap Amira memberitahu.

"Hmm, tapi kenapa dari sekolah terbaik kayak gitu bisa ada yang keluar yah?" tanya Adel.

"Mana gue tau, mungkin aja tuh anak nilainya turun," jawab Amira sedikit ketus. Ia merasa kesal karena pertanyaan Adel yang tidak masuk akal.

"Gue nih nanya baik-baik ngapa lu ketus begitu jawabnya?" ucap Adel tidak terima.

"Lah, Lo nanya hal begituan, ya gue kesel lah, udah tau itu sekolah terbaik di sini, kalau tuh anak di keluarin, antara nakal atau bodoh itu udah pasti, beda cerita kalau tuh anak di keluarin dari sekolah paling jelek terus pindah kemari, baru lo nanya kayak gitu," kesal Amira menjelaskan.

"Kagak usah ngegas juga kalik, kalau gue kagak nyautin omongan lo tadi, nggak bakalan ada yang nyaut," emosi Adel.

"Dih lo berdua, cuman gara-gara anak baru aja pada debat, mending pesen makan sana!" suruh Syakila dengan sedikit kesal.

"Hmzz terserah deh, gue yang cantik membahana dan baik hati tidak sombong, akan mengalah dan memesankan kalian makanan," sahut Amira sembari berdiri dari duduknya.

"Dih cantik membahana, baik hati dan tidak sombong apaan, kan emang hari ini jatah lo yang pesen, peak," ucap Syakila ngegas.

"Lo sensi banget Sya, PMS ya lo," ucap Amira dan langsung mendapat jitakan dari Syakila.

"Lo berdua tadi juga gitu, nggak usah ngajak ribut Lo," kesal Syakila.

"aww, sakit bener," keluh Amira mengaduh kesakitan, sembari mengusap bekas jitakan Syakila. Adel yang melihatnya hanya tertawa. Ia pun pergi memesankan pesanan sahabatnya dan kembali ketempat duduk.

Tak butuh waktu lama pesanan pun datang dan mereka menyantapnya bersama.

...🌸...

Bel pulang pun berbunyi dan para murid berhamburan keluar kelas. Syakila dkk kini telah berada di parkiran mobil.

"Duhh, Kak Kelvin kemana sih?" gerutu Syakila di dekat mobil.

"Bareng kita aja sih Sya," ucap Adel yang berada di samping mobil Amira.

"Iya Sya, kita dah lama kagak jalan bareng, bosen nih di rumah," ucap Amira.

"Emm lain kali deh, kegiatan hari ini banyak banget, kayaknya tadi waktu olahraga gue salah pemanasan, badan gue jadi pegel-pegel," keluh Syakila.

"Hiya sih, badan gue juga pegel semua," keluh Adel.

"Ah lemah lo pada, Gue aja kagak kenapa-kenapa malah berasa seger," sombong Amira.

Syakila dan Adel memutar bola matanya jengah melihat Amira. Mereka pun mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.

Tak lama Kelvin dkk datang. Kelvin dkk itu terdiri dari Kelvin, Aldo dan Rafi. Mereka adalah anak kelas XII IPS 1.

"Dek, dah lama?" tanya Kelvin pada Syakila.

"Iya, ngapain aja sih Kak? Udah kebakar nih kulitku," kesal Syakila.

"Maaf tadi Kakak piket dulu."

"Hmzz."

"Vin, kita duluan ya," pamit Aldo sembari bersalaman ala anak lelaki dan di susul oleh Rafi.

"Syakila, Amira, Adel, kita duluan ya," pamit Rafi.

"iya Kak," jawab ketiganya bersamaan.

Rafi dan Aldo pun masuk ke mobil masing-masing dan pergi meninggalkan tempat.

"Kita juga pulang dulu deh Kak, see you Sya." pamit Amira dan Kelvin pun menganggukkan kepala.

"See you Sya," ucap Adel.

"See youuu, ummah," sahut Syakila, diakhiri kisbay.

Mereka pun masuk ke mobil dan pergi pulang kerumah masing-masing.

part 2

Lima belas menit kemudian, mobil Kelvin telah sampai di halaman rumah. Terlihat mobil mewah berwana abu-abu keputihan terparkir di halaman rumahnya.

"Ehh mobil siapa nih Kak, kok aku nggak kenal ya," ucap Syakila sembari melihat-lihat mobil tersebut.

"Mungkin temen Ayah," jawab Kelvin.

"Mungkin," sahut Syakila.

Mereka pun pergi masuk ke dalam rumah, terlihat di ruang tamu terdapat Wanita dan Laki-laki paruh baya seumuran Yohan dan Niya, yang sedang bencekrama, serta satu Pemuda yang sedang duduk sembari main hp.

"Assalammualaikum," ucap Kelvin dan Syakila bersamaan.

"Waalaikumsalam," sahut mereka bersamaan.

"Kelvin, Syakila," panggil Yohan dan mengkode mereka untuk salim, dengan dagunya.

Kelvin dan Syakila pun bersaliman dengan mereka bertiga, di saat terakhir Syakila menyalami pemuda itu.

Pemuda itu tersenyum dan menjabat tangan Syakila. Syakila merasa tersetrum dan hatinya berdebar. Senyum yang terlukis di wajah tampannya sangat mempesona. Ia pun tersenyum lembut dan melepas rekatan tanganya.

"Masyaallahhhh, ganteng banget nih cowok, apalagi kalau lagi senyum gitu, Aaaaaa," batin Syakila senang.

Syakila dan Kelvin pun pergi duduk di sofa samping Yohan dan Niya.

"Syakila, Kelvin, mereka ini temen Ayah sama Mamah dari SMP dan yang itu anaknya," ucap Yohan memperkenalkan tamunya sembari menunjuk Pemuda itu. Syakila dan Kelvin mengangguk paham.

"Saya Syakila, Om, Tante," ucap Syakila memperkenalkan diri.

"Saya Kelvin," ucap Kelvin ramah.

Wanita dan Lelaki paruh baya itu tersenyum lembut dan mengangguk paham.

"Tante namanya Mila, temen Mamah kamu dan ini suami Tante, Ardi, yang ini anak Tanten sama Om satu-satunya Farel," sahut Mila memperkenalkan keluarganya.

"Farel sekarang satu sekolah sama nak Syakila dan nak Kelvin," seru Ardi memberitahu.

"Ehh," ucap Syakila dan Kelvin bingung.

"Satu Sekolah?" tanya Kelvin.

"Baru aja pindah Kak," sahut Niya memberitahu.

"Ohh," sahut Kelvin paham.

"Astaga, dia satu sekolah sama gue, jangan-jangan yang di maksud Amira dia," batin Syakila bertanya-tanya dan senang.

"Nak Farel masuk Kelas apa?" tanya Niya.

"Belum tau Tante, katanya setelah masuk nanti akan langsung dikasih tau," sahut Farel.

"Ohhh gitu, Mil! anak lo ganteng banget makin gede," puji Niya.

"Anak lo juga ganteng-ganteng sama cantik, gue lihat Syakila sekarang jadi pingin punya anak cewek," sahut Mila namun sedikit sedih.

"Anak gue itu kan, juga anak lo Mil," sahut Niya.

"Jodohin aja yuk," tawar Mila.

"Ehhh," kaget Syakila.

"Canda sayang," ucap Mila sembari tertawa kecil, melihat wajah Syakila yang terlihat lucu.

"Dalam hal cinta sih, gue sama Yohan bebasin mereka, Kita nggak akan ikut campur, kecuali kalau mereka salah milih, Kita akan turun tangan, ya kan Han?" ucap Niya memberitau.

Yohan mengangguk, "Walaupun pilihan mereka bukan kalangan atas, Kita tetep terima, yang penting agamanya dan sikapnya baik," sahut Yohan.

"Iya sih, Gue denger-denger banyak yang di jodohkan waktu SMA atau setalah lulus, apa mereka nggak sayang sama anak mereka ya?" seru Mila.

"Beberap bukan karena perjodohan yang diinginkan, melainkan karena kelakuan anaknya dalam berpacaran yang kelewat batas, sehingga para orang tua terpaksa menikahkan anak mereka," sahut Niya membenarkan.

"Bener tuh, gue nggak habis mikir sama jalan pikiran anak jaman sekarang, apa mereka nggak mikir? kalau ngelakuin itu bikin mereka jadi susah," seru Ardi, "Seharusnya mereka berfikir untuk bermain sama temannya dan belajar buat masa depan mereka, baru kalau udah nikah bebas deh lo mau ngapain aja, ya kan?" tambah Ardi dan diangguki Yohan, Niya serta Mila.

"Maklum Di, jaman sekarang vidio yang nggak pantes kayak gitu udah nyebar dan dengan mudah di dapatkan oleh para anak muda," sahut Yohan.

"Bener tuh, aku tuh walaupun dah nikah dan juga dah lakuin, lihat itu muncul aja di medsosku, agh ngrasa jijik, entah berapa bayaran mereka sampek mau ngelakuin itu," sahut Niya Kesal.

"Iya, padahal gue nggak pernah cari begituan, tau-tau aja ada vidio atau foto begituan," seru Mila.

"Nggak habis pikir aku sama jalan mereka, kasihan para anak muda yang masih polos, karena begituan jadi ngerti dan penasaran," kesal Niya.

"Kalau udah penasaran, udah tamat negara ini," seru Ardi.

"Paling bagus dari kecil udah didik dengan agama dan kasih sayang, kalau anak kita shaleh, insyaallah mereka nggak akan ngelakuin itu," sahut Yohan memberitau dan diangguki semua orang.

Mereka pun terus berbincang, tak lama Ardi menerima telfon dan terpaksa pulang karena ada urusan pekerjaan yang mendesak.

Keluarga Ardi pun berpamitan dan pulah ke rumah. Kelvin dan Syakila kembali ke kamar masing-masing, Niya dan Yohan berda di ruang kerja.

...🌸...

Malam hari tiba, Syakila tengah berbaring di atas ranjangnya sembari bermain laptop. Terlihat ia tengah tersenyum sendiri, namun bukan karena film di laptopnya, melainkan senyum Farel yang terus terbayang-bayang olehnya.

"Agrhhh ya ampun, tuh senyum manis bangettt pingin deh aku foto terus simpen, nggak kebayang kalau kita sekelas gimana," ucap Syakila sembari membayangkannya dan...

"Aaaaaaaa," teriaknya dengan wajah memerah, Ia pun mengambil boneka beruangnya kedalam dekapannya. Ia tidak kuat membayangkan ketampanan Farel.

Hatinya terus bergemuruh hebat penuh cinta. Wajahnya terus terlukis senyum yang tiada henti. Tak lama karena mengantuk, matanya pun perlahan terpejam.

...🌸...

Pagi hari telah tiba, namun Syakila yang masih tertidur nyenyak di ranjangnya tidak ingin membuka matanya.

Ketukan pintu sedari tadi terdengar dan tak lama pintu itu terbuka.

Ceklek

Terlihat Wanita paruh baya sedang berdiri di samping ranjang Syakila sembari membawa sesuatu di tangannya dan tiba-tiba....

Byurrrrr

Kyaaaaa

Syakila langsung terbangun dan terduduk di kasurnya. Ia melihat seseorang yang telah menyiramnya dan ternyata dia adalah Mamah Niya.

"Kenapa, mau marah? Dari tadi Mamah ketokin itu pintu nggak ada jawaban, di bangunin masih aja merem," omel Niya sembari bertolak pinggang.

"Sebelum berbuat dipikir dulu napa Mah, Kasihan para ART harus nyuci lagi kan," ngeles Syakila sembari pergi ke kamar mandi.

"Masih punya hati kamu?"

"Ya pasti punyalahhhh, emangnya Mamah, punya jantung tapi nggak punya hati, hidup modal hidup doang."

"SYAKILAAAA!" teriak Mamah Niya, sembari melempar bantal ke arah Syakila.

Bantal itu pun melayang ke arah Syakila dan secepat kilat, ia langsung menutup pintu kamar mandinya. Alhasil bantal itu pun menimpuk pintu, bukan wajah Syakila.

"HARI INI NGGAK AKAN ADA UANG JAJAN BUAT KAMU, AWAS AJA KALAU KAMU MINTA KE AYAH, NGGAK AKAN MAMAH BIARIN KAMU DAPET!" teriak Niya mengancam Syakila, setelah itu pergi meninggalkan ruangan dan menutup pintu begitu keras, hingga suaranya terdengar sampai ke lantai bawah.

...🌸...

Terlihat Wanita berseragam putih abu-abu tengah menunggu di dalam mobil mewah berwana putih.

Kelvin masuk ke dalam mobil dan menghampiri Wanita tersebut sembari memberikan roti bakar, "Nih dek," Wanita itu adalah Syakila.

"Mamah tau Kak?"

"Iya."

"Terus?"

"Terus apanya?"

"Mamah nggak ngelarang atau marah gitu."

"Nggak."

Syakila pun menghela napasnya pelan dan mulai memakan rotinya. Mobil itu pun mulai bergerak keluar rumah, menuju ke Sekolah.

Syakila sebelumnya telah menghubingi Kelvin untuk mengambilkan sarapanya sehabis mandi, Ia yakin, Niya pasti akan selalu di samping Yohan, tanpa memberikan celah sedikit pun untuknya, jadi ia lebih memilih mengalah, lagi pula suasana hatinya sedang baik.

...🌸...

Syakila berjalan menuju kelasnya sendirian, karena Kelvin pergi ke ruang guru duluan, dari arah belakang Amira datang menubruk Syakila.

"Aww, sialan lu Ra," protes Syakila dan menjitak Amira.

"Awww," Amira mengelus kepalanya yang kena jitak oleh Syakila.

"Gue baru aja lihat anak baru masuk ruang guru," ucap Adel yang baru saja datang.

"Kamprettt gue kira siapa? Ngagetin aja lo Del," kesal Amira.

"Hmzz, mending juga gue cuman ngomong doang, Elu malah nubruk diem-diem," seru Adel.

"Bener tuh, dah yuk Del, kita tinggal aja si curut satu ini," ucap Syakila sembari merangkul Adel dan pergi bersamaan kekelas.

"Ehh lo bilang apa HAH? WOI JANGAN NINGGALIN NAPA!" teriak Amira dan mengejar kedua sahabatnya.

...🌸...

Bel telah berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Syakila duduk bersama Adel dan Amira bersama Adira, di tengah jam pelajaran, tiba-tiba ada dua pemuda masuk ke kelas. Kelas yang tadinya sepi menjadi riuh karena dua pemuda itu.

"Gila ganteng banget."

"Sumpah suami gue emang keren."

"Lirik aku dong beb,"

"Ahhh pangeran jatuh dari tahtanya."

"Tolongg gue nggak kuat auw."

Terdengar kehebohan para siswi di Kelas. Syakila yang tengah memejamkan mata di mejanya mendapat sorotan tajam dari Bu Mahmud (Guru Mtk sekaligus wali kelas Syakila)

"Sya bangun! Bu Mahmud lihatin loh tuh," ucap Adel memberitahu.

"Ahhhh, lima menit lagi Del," sahut Syakila lemah.

Tuk

Sebuah penghapus mendarat tepat di kepala Syakila. Ia pun bangun dari tidurnya dan berdiri sembari memegangi penghapus itu, "WOI, APAAN NIH, NGGAK TAU APA GUE LAG---"

"Ohh, maaf Ibu ganggu ya, lanjutin aja lagi, Ibu nggak akan ganggu, maaf ya," Ucap Bu Mahmud dengan lembut sambil tersenyum kecil.

"Ehh, Bu Marm-" Ucap Syakila terhenti sebentar "Ups, maksud saya Bu Mahmud heheehee," ucapnya membenarkan dan tersenyum kikuk.

Para murid menahan tawa mereka dan Bu Mahmud pun memberikan tatapan tajam pada Syakila.

"Ehhh Bu, jangan ngelihatin saya begitu, bukannya saya takut nih ya, tapi saya cuman sayang aja kalau tuh mata lepas, entar Bu Mahmud nggak bisa ngajar gimana? masa iya kita diajarin sama Guru yang buta," ucap Syakila dengan santainya dan membuat Bu Mahmud murka.

Para murid menahan tawa mereka sembari memegangi perut yang terasa sakit karena tertawa.

"SYAKILLAAAAAA!" Teriak Bu Mahmud.

"Hadir Bu," jawab Syakila dengan santainya.

"Syakila! sekarang juga kamu KELUAR dari kelas saya," pinta Bu Mahmud dengan tegas.

"Yahh Ibu, entar kalau Mamah tau gimana? Hari ini kan saya nggak dapet sangu Bu, bisa-bisa saya nanti kena amuk Mamah, udah nggak dapet sangu pulang-pulang kena omel," curhat Syakila dengan muka sedih.

"Saya tidak peduli, Syakila Anastasya! saya minta kamu keluar dari kelas saya se-ka-rang!" pinta Bu Mahmud yang Sudah Emosi dan penuh penekannan.

"Parah nih cewek bisa-bisanya dia curhat di situasi begini," bisik anak baru tersebut ke Pemuda sampingnya. Ia menahan tawanya melihat tingkah konyol Syakila.

Lain hal dengan Pemuda yang ia bisikan tadi, "Dia kan anaknya Tante Niya sama Om Yohan, nggak sangka gue, nih anak tingkahnya begini," batinnya.

Syakila pasrah dan pergi keluar kelas, di saat ia berjalan menuju pintu, mata pemuda (yang membatin) dan Syakila bertemu.

Deg deg deg

Syakila terkejud, hatinya berbunga, lelaki yang ia sukai ada di depan matanya dan menjadi teman sekelasnya. Mereka saling menatap, tak lama, lelaki itu memalingkan wajahnya, membuatnya tersadar dan pergi dari kelas.

part 3

"Ahhh bodoh banget sih gue, bisa-bisanya gue bertingkah kayak gitu di depan dia, sialan," Kesal Syakila.

Pemuda tadi adalah Farel dan temannya David.

Syakila menendang botol yang ada di depannya dan mengenai kepala Pemuda yang sedang berolahraga. Pemuda tersebut mengambil botol yang mengenainya dan terlihat mencari seseorang.

"Waduh kena dia lagi, sembunyi kemana nih?" Syakila terlihat bingung dan langsung bersembunyi di balik pohon.

Tak lama seseorang datang menghampirinya. "Ehem," terdengar dehaman seorang laki-laki "Lagi apa Mbk?" tanya Pemuda itu.

Syakila menoleh ke arah suara tersebut dan tersenyum kikuk kepada Pemuda itu, "Ehhh Reza, apa kabar?" tanyanya basa basi.

"Menurut lo gimana?" sahut Pemuda itu, yang bernama Reza, anak X IPS 2 dan juga anak Osis yang di gadang-gadang akan menjadi Ketua Osis di tahun berikutnya.

"Hehehee Reza, makin ganteng deh, kayaknya lo sering olahraga ya."

"Hmmm,"

"Kan cuma kena botol, masa marah?"

"Gue nggak marah."

"Hehehe nggak ya?" ucap Syakila sembari tertawa kecil dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Lo ngapain diluar? baru juga jam pertama," tanya Reza sembari melihat jam tangannya.

"Disuruh keluar kelas tuh, sama Marmud"

"Marmud? maksud lo Bu Mahmud?."

"Iya."

"REZAAA!" panggil salah satu teman sekelasnya.

Reza dan Syakila pun melihat kearah suara itu, terlihat teman Reza yang melambaikan tangan dan memintanya segera bergabung.

"Gue duluan ya Sya," pamit Reza.

"Iya," sahut Syakila.

Reza pun berlari ke arah sekumpulan murid X IPS 1 dan ikut bergabung, sedangkan Syakila pergi ke kantin.

...🌸...

"Eh neng Kila, kok udah kemari aja Beng, nggak pelajaran?" tanya si Ibu Kantin, sesampainya Syakila di sana.

"Iya Bu, tadi saya tidur di kelas, jadinya di suruh keluar deh," sahut Syakila, "Pesen es susu coklatnya satu ya Bu," pintanya.

"Siap neng, tunggu sebentar ya." sahut Ibu Kantin.

"Iya Bu," jawab Syakila dengan senyum yang lembut.

Bu kantin pun pergi, membuatkan pesanan Syakila dan tak lama seseorang duduk di sampingnya, membuat dirinya kaget bukan main.

"Kyaaaaa," teriak Syakila dan melihat ke arah orang yang membuatnya terkejud. "Haisss, ternyata Kakak," ucapnya sembari memukul lengan kiri Kelvin, karena kesal telah dibuat kaget.

"Hmm, diusir lagi kayaknya? Kalau Mamah tau gimana ya?" ucap Kelvin melihat Syakila dengan wajah datar.

"Haduhh ngapa gue nggak mikir dulu sih sebelum bertindak, alamat fasilitas di cabut nih kalau Mamah tau" batin Syakila.

"Kalau Kakak diem pasti Mamah nggak tau."

"Firasat Kakak Mamah bakalan tau."

"Nggak akan tau,"

"pasti tau,"

"Emm kan ada Kakak, nanti Kakak bantu aku ngrayu Mamah ya." pinta Syakila sembari memohon kepada Kelvin.

Syakila yang terlihat begitu menggemaskan di mata Kelvin, membuatnya mendapatkan ide bagus.

"Nggak," jawab Kelvin pendek.

"Uhh, Kakak plissss, kan Kakak anak kesayangan Mamah, Mamah pasti dengerin omongan Kakak," ucap Syakila dengan wajah memohon.

"Oke, tapi ada syaratnya."

"Apa Kak, apa? pasti aku lakuin kok," seru Syakila dengan wajah berbinar.

"Syaratnya kamu harus berubah jadi murid teladan, baik, rajin dan juga bangun pagi sendiri, sebelum Mamah ke kamar, kamu harus udah siap, lakukan itu satu bulan aja." pinta Kelvin.

"Siap laksanakan," seru Syakila penuh semangat dan memberi hormat seperti anggota dengan komandannya.

Kelvin tertawa kecil dan mengacak rambut Syakila.

"Ahhh Kakak jangannnnn!" keluh Syakila sembari manahan tangan Kelvin.

"Siapa suruh gemesin?" ucap Kelvin sembari mencubit pipi Syakila, "Kakak tinggal dulu ya," pamitnya, setelah itu berdiri dari duduknya. Ia yang hendak pergi, tangannya di tarik oleh Syakila hingga membuatnya kehilangan keseimbangan dan mendekat kearah Syakila.

"Ummah, I love you," ucao Syakila, sembari memberikan ciuman lembut di salah satu pipi Kelvin, membuatnya tersenyum bahagia.

Kelvin pun membalasnya dengan mencium kening Syakila, "I love you too," ucapnya setelah mencium Syakila.

Syakila tersenyum dengan lembut. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpana. Kelvin pun pergi meninggalkan Syakila sendiri di kantin.

...🌸...

Bel istirahat berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas. Meja pojok yang di tempati Syakila masih kosong, hanya dia seorang yang mengisi. Tak butuh waktu lama, sahabatnya pun datang bersama anak baru (Farel dan David).

"Aaaa, Syakila gue kangen huhuhuuu," ucap Amira langsung memeluk Syakila begitu erat.

"Sesak gue Mir," keluh Syakila sembari melepas rekatan Amira.

"Duduk sini," pinta Adel ramah kepada Farel dan David.

"Iya," jawab Farel dan David bersamaan.

"Kenalin ini Syakila," ucap Adel memperkenalkan Syakila ke Farel dan David.

"Syakila Anastasya, anak paling pinter se IPS," ucap Amira memberitahu, sesudah melepas pelukannya tadi.

David menganggukan kepala dan memperkenalkan diri, "Gue David Abrino."

Mereka saling bersalaman. "Syakila," jawabnya sembari tersenyum.

David merasa terbius hatinya, melihat kecantikan Syakila,. Iaa terus melihat tanpa berkedip, membuat Syakila tersenyum kikuk.

"Awww," keluh David karena kakinya di injak Farel.

"Farel," singkat Farel memperkenalkan dirinya.

"Syakila," sahut Syakila dengan sedikit menunduk karena malu, hatinya terus berdetak tanpa henti.

"Duhh, nih bisa diem nggak sih, Amira denger nggak ya, arghhh malu banget," batin Syakila sembari memegangi dadanya.

"Sya, lo nggak papakan? lo sakit?" Khawatir Amira melihat tingkah aneh Syakila.

"Gue panggilin anak PMR ya Sya," tawar Adel.

"Nggak perlu, gue nggak papa kok," sahut Syakila.

"Beneran kan? kalau sakit bilang aja, biar gue kasih tau ke Kak Kelvin," tawar Amira.

"Gue nggak papa Mir, nggak usah khawatir, oke." sahut Syakila.

"Ya udah deh, kalau sakit bilang ya," ucap Amira.

"Iya," sahut Syakila, "Kalau gitu kalian pesen aja dulu sana, gue udah makan duluan tadi" ucapnya memberitau.

"Hmzz oke deh," jawab Amira.

"Hari ini giliran gue, kalian mau pesen apa?" tanya Adel.

"Del! gue roti aja sama jus jambu," sahut Amira.

"Oke, kalau kalian?" tanya Adel menawarkan ke Farel dan David.

"Emm bakso ada nggak? kalau ada bakso aja sama es jeruk," pinta David.

"Kalau Farel?" tanya Adel.

"Gue ngikut lo aja, sekalian lihat-lihat," Jawab Farel.

"Oke deh," sahut Adel sembari tersenyum senang dan mereka berdua pun pergi memesan makanan.

"Hmm bau-bau buih cinta," ucap David melihat Farel dan Adel.

"Yups bener, apalagi tadi waktu di Kelas," jawab Amira

"Di kelas? di kelas kenapa?" tanya Syakila kepo.

"Tadi Adel di suruh jawab soal Matematika, tapi tuh anak kebingungan, terus Farel ngajuin dirinya buat bantu Adel," sahut Amira memberitau.

"Itu Mir, yang waktu balik ketempat duduk." ucap David mengingatkan Amira.

"Setelah itu lo tau nggak Sya, waktu disuruh balik, Adel kepleset dan ditangkep Farel, anak-anak pada nyorakin mereka berdua, Bu Marmud aja ikutan cie-cie in mereka," cerita Amira dengan penuh semangat.

Deg

Hati Syakila tiba-tiba sakit, rasanya ia ingin menangis dan marah. Ia nggak bisa menahan air matanya, takut di lihat Amira dan David, ia memutuskan untuk pergi. "Gu-gue ke kamar mandi bentar ya."

"Mau gue te-" ucapan Amira terhenti karena Syakila sudah tidak ada di tempat.

"Apa Syakila suka sama Farel?" tanya David, karena Ia merasa Syakila tidak senang mendengar cerita tadi. Sekilas dirinya melihat Syakila meneteskan air matanya.

"Nggak lah, Gue kasih tau ya, tapi lo nggak boleh bilang ke siapa-siapa, sebenernya Syakila itu deket sama Reza anak IPS 1, tapi dia nya nggak pernah mau ngaku, padahal satu sekolah aja udah tau," ucap Amira sedikit berbisik.

"Ohh gitu, oke gue nggak bilang ke siapa-siapa,"

David dan Amira pun melakukan janji kelingking.

"Kalau iya dia udah deket sama yang lain, kenapa dia nggak seneng malah nangis?" ucap David dalam hati bertanya-tanya.

Tak lama Adel dan Farel datang dengan pesanan yang telah dipesan.

"Loh Syakila kemana?" tanya Adel sembari memberi pesanan ke Amira.

"Aaa makasihh, Syakila bilang ketoilet tadi," seru Amira.

Adel menggagukan kepala dan duduk disamping Amira, sedangkan Farel duduk disamping David. Mereka pun menyantap makanan dengan sedikit obrolan dan canda tawa.

...🌸...

Syakila yang berada dilain tempat, terlihat tengah menangis dibawah pohon yang terletak dibelakang sekolah. Baru kali ini Ia merasakan perasaan ini. Hatinya hancur ia ingin berhenti menangis namun air matanya terus keluar.

"Kenapa rasanya sesakit ini?" ucapnya parau.

Hiks hiks hiks

Ia terus menangis tanpa henti, cerita Amira membuatnya hancur.

"Nggak, gue nggak boleh begini, gue harus lupain mungkin aja nih hanya perasaan gue sementara, besok juga hilang. Gue bukan cewek lemah, semangat," Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Syakila menghapus air matanya dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, setelah itu ia kembali ke Kelas, karena sebentar lagi bel berbunyi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!