Laura tersenyum getir menyaksikan pemandangan yang terpampang dari jendela apartement nya
Hanya tersisa kurang lebih 1 bulan lagi gadis manis dan cantik itu di wisuda, harusnya hal itu menjadi hari yang paling istimewa di hidupnya, tapi nyatanya tidak, karena setelah itu semuanya akan menjadi boomerang untuknya. Ya 2 hari lalu fahri datang menemuinya memarahi dan membentaknya tanpa alasan, bahkan menuduhnya sebagai perusak hubungan antara fahri dan juga kekasihnya yang tak lain adalah Gena dosennya sendiri, yang memang baru laura ketahui, saat fahri mendatanginya dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat muram dan menakutkan, bahkan tak segan-segan pria itu menunjuk-nunjuk wajah laura dengan kasarnya.
tak pernah laura bayangkan bahwa fahri pria yang diam-diam ia kagumi itu akan berkata dan berlaku kasar kepadanya, hatinya benar-benar masih sakit mengingat perkataan kasar yang keluar dari mulut fahri beberapa hari
lalu.
“apa kau tak selaku itu, sehingga meminta orang tuaku untuk memutuskan hubunganku dengan kekasihku” ucapnya datar namun penuh dengan emosi
“kak, apa maksudmu? laura benar-benar tidak paham” ucapnya dengan tubuh yang sedikit bergetar
“jangan berpura-pura bodoh laura, tadinya aku berpikir bahwa kau itu adalah wanita polos dan baik hati, tapi ternyata aku salah, kau hanya memanfaatkan kepolosan dan sifat manjamu itu untuk mewujudkan keinginan mu, kau memanfaatkan kebaikan orang tuaku untukkk….” fahri menahan emosinya yang benar-benar ia ingin lampiaskan “arghhhhh sial, ini semua gara-gara dirimu, aku pastikan tidak akan ada kemewahan untukmu, setelah ini” ucapnya dengan nafas yang naik turun, lalu melepaskan tinjuannya keudara.
“kak tunggu, sebenarnya apa maksudmu, laura benar-benar tidak paham” gadis itu kembali memberanikan dirinya untuk bertanya, bahkan dengan beraninya ia menahan lengan kekar fahri yang sudah ingin pergi dari apartementnya.
“kau mau tahu alasannya, gara-gara kau aku harus memutuskan hubunganku dengan Gena, 2 tahun, 2 tahun aku menjalin hubungan dengannya tapi gara-gara kau hubunganku dan juga Gena harus kandas” ucap fahri mengepalkan kuat-kuat tangannya, suaranya pun bahkan terdengat sangat berapi-api
“Ge,Gena, apa maksud kak Fahri Miss Gena” ucapnya takut-takut
“ya Gena dosenmu, menurutmu siapa lagi” ucapnya datar, lalu dengan teganya fahri menghempas tangan laura dengan kasarnya, lalu setelahnya pria matang itu pergi berlalu entah kemana.
*****
Berbicara tentang Fahri, fahri adalah seorang pebisnis yang cukup sukses dan sangat tampan di usianya yang masih terbilang muda, orangnya cukup tertutup dan dingin, sebenarnya , selama ini ia juga sedikit risih dengan kehadiran laura, tapi ia harus bersikap baik terhadap gadis itu karena permintaan orang tua nya dan juga adiknya Arif, namun, setelah mengetahui kebenaran bahwa laura ternyata tidak benar-benar memiliki hubungan
darah dengan nya, ya karena ayah Fahri dan juga ayah laura hanyalah sebatas saudara angkat. Hal itulah yg membuat Fahri semakin terganggu dengan tingkah laura yang selalu bergelayut manja terhadapnya, membuat Fahri bertambah risih dengan sikap laura ya meskipun laura adalah orang yang sangat cerdas namun sifat kekanak-kanakan dan manjanya itulah yang membuat fahri semakin tidak menyukai laura.
Laura adalah gadis cantik, manis dan pintar, bagaimana tidak gadis itu sudah menyelesaikan study S1 nya di usia 18 tahun, kemudian dilanjutkan dengan Studi S2 nya di salah satu universitas ternama di Australia, laura memang dilimpahkan banyak kasih sayang dari keluarga Fahri, namun di balik itu semua, ia menyimpan luka yang sangat dalam, di usianya yang 13 tahun kedua orangtuanya meninggal karena mengalami kecalaan lalu lintas, dan di balik
sifat manja dan kekanak-kanakan nya itu sebenarnya ia menyimpan luka yang amat mendalam di hidupnya yang hanya bisa ia pendam sendiri.
.
.
.
jangan lupa terus support karya Author ini ya teman-teman, tekan tombol Like, Vote, beri hadiah, dan komentar yang membangun untuk Author
satu informasi lagi nih, Yang belum baca karya Author “Apa Salahku” silahkan di baca juga ya di sana ada kisah antara Arif dan Rara dan juga ada Chat story Author judulnya "Because you" jika berkenang silahkan berkunjung dan jangan lupa terus support karya-karya Author, tekan tombol Like dan Vote sebanyak-banyaknya
hehehehe.
Happy Reading Readers
Berulang kali laura mencoba menghubungi fahri, tapi tetap saja nomor yang laura hubungi selalu sibuk
Laura menghela nafasnya berat, perasaan sedih sudah pasti, namun rasa penasarannya lebih mendomisili pemikirannya, memikirkan kenapa tiba-tiba fahri membentak bahkan menuduhnya sebagai perusak hubungannya dengan Gena salah satu dosennya di Universitas, bahkan laura sendiri tidak mengetahui pasal kedatangan fahri secara tiba-tiba hari ini di apartementnya.
Awalnya laura benar-benar sangat bahagia ketika melihat
fahri yang sedang duduk di teras balkon apartement kamarnya, bahkan tak
segan-segan ia menghambur langsung memeluk erat tubuh kekar milik fahri, tapi
kebahagiaan nya tiba-tiba luntur tatkala fahri mencengkram kedua lengannya
sedikit kasar. Laura benar-benar ingin menangis kencang mengingat perlakuan
kakak sepupunya itu yg di luar dugaan nya,
“hiks, hiks, hiks……., kenapa kak Fahri tiba-tiba seperti itu kepadaku, aku salah apa memang nya?” gumam laura tersedu-sedu di tengah tangisan nya.
Sudah lewat tengah malam tapi laura belum juga bisa
memejamkan matanya, meskipun fahri sudah habis-habisan membentaknya, namun tak
dapat ia pungkiri bahwa saat ini gadis cantik itu benar-benar menghawatirkan
kakak sepupu nya itu.
Tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki, dan ya laura
yakin jika itu adalah Fahri kakak sepupu nya, karena memang hanya laki-laki
itulah yg mengetahui nomor Pin apartementnya, ingin rasanya laura menghampiri dan menanyakan keberadaan kakak sepupunya itu seharian ini, namun tiba-tiba keberaniannya hilang tergantikan oleh rasa takut, takut di bentak dan takut jika saja Fahri bisa melakukakn hal-hal di luar dugaannya seperti tadi siang.
Cepat-cepat Laura membungkus tubuh nya menggunakan selimut
saat suara handle pintu kamar nya tiba-tiba terdengar pertanda bahwa seseorang
sedang membuka nya, suara derap langkah kaki itu semakin mendekat, bahkan dapat
laura rasakan ketika seseorang tiba-tiba duduk di sebelah nya, dengan modal
nekat laura memberanikan diri untuk membuka selimut yg menutupi wajahnya dan
membalikkan tubuhnya menghadap ke arah fahri.
Ada rasa lega ketika melihat Fahri saat ini
“kak fahri dari mana saja seharian ini, laura sudah menghubungi kakak berulang kali, tapi nomor ponsel kakak selalu sibuk, laura benar-benar khawatir” ucap laura mengubah posisinya menjadi duduk menghadap ke arah fahri
yang masih diam dengan ekspresi datar nya.
“apa tadi ibuku menelpon mu” tanya fahri menatap tajam laura
“I’iyaaaa, tadi ibu menelpon menanyakan kak Fahri” ucapnya langsung menundukkan pandangannya saat pendangan mereka saling beradu
“apa yang kau katakan pada ibuku” tanya fahri, masih menatap tajam laura
“laura tadi bilang kalau kak fahri tadi datang ke epartement laura, memarahi dan membentak-bentak
laura, setelah itu pergi lagi” ucap laura berani membuat mata fahri melotot marah
“kauuuu, barani-berani nya kau” ucapnya marah
“hahaha, kakak tenang saja, tidak mungkin laura mengadukan
perlakuan kakak hari ini ke ibu, hufttt kekanak-kanakan sekali, jika mau marah,
marah saja kak, marahi saja laura terus, bahkan laura sendiri tidak tahu,
kenapa tiba-tiba kakak bisa berada di apartement laura, memarahi laura tanpa
alasan, bahkan menuduh laura sebagai perusak hubungan kakak” ucapnya tertawa
sedih “ memang apa yang laura lakukan?” tanyanya, kali ini membalas menatap
tajam Fahri. “kakak tidak biasanya seperti ini, coba katakana apa salah laura?
kenapa kakak tiba-tiba bersikap kasar seperti tadi ke laura, katakan kak, biar
laura tahu” tanyanya memberanikan diri.
Tiba-tiba Fahri memalingkan pandangan nya, lidah nya
tibaa-tiba keluh mendengar rentetan pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan
Laura.
“sudahlah, sebaiknya kau tidur, ini sudah larut, jangan
coba-coba memancing emosi ku, jika tidak ingin aku berbuat kasar padamu”
ucapnya dingin, lalu setelah nya Fahri segera berlalu ke kamar mandi ingin
membersihkan tubuh dan juga fikiran nya seharian ini, yang benar-benar kacau.
Laura benar-benar tercengang dengan sikap Fahri yg tiba-tiba
berubah menjadi dingin terhadap nya.
Apartement yang di tinggali laura memang terbilang kecil,
dan memang hanya terdapat 1 kamar di dalam nya, ruang tamunya pun hanya
bersebelahan dengan letak dapur yang luasnya tidak seberapa, selain karena
ingin hidup sederhana dan hemat, laura juga tidak perlu susah-susah
membersihkan apartement nya di tengah kesibukan nya yang memang benar-benar
padat, padahal orang tua arif dulunya sudah menawarkan laura untuk tinggal di
apartement yang lebih layak, namun laura menolaknya mentah-mentah.
Dan ya untuk Fahri sendiri, memang sudah sering kali Fahri
menginap di apartement laura saat ia sedang berada di autralia, bahkan ada 1
lemari khusus yang ia siapkan untuk pakaiannya sendiri selama dirinya berada di
autralia, jadi ia tak perlu repot-repot lagi membawa banyak pakaian selama
dirinya berada di Australia.
Setelah menyiapkan matras dan juga selimut untuk Fahri untuk
ia tiduri di samping ranjang nya, laura cepat-cepat bergegas mengambilkan roti
isi sandwich yg sempat ia buat tadi, di letakkannya roti dan juga segelas air
minum tadi persis di dekat matras Fahri, ya memang sudah menjadi kebiasaan
Laura untuk menyiapkan itu semua ketika Fahri berada di apartementnya, meskipun
hatinya masih merasa perih,
Ceklek pintu terbuka
Menampakkan Fahri yang hanya mengenakan baju kaos dan juga
celana treining, pandangan mata arif langsung tertuju ke arah roti yg di
siapkan Laura tadi, lalu beralih menatap ke arah laura yang sedang tertidur
membelakanginya, Fahri terus menatap Laura dengan ekspresi yang tak biasa.
.
.
.
Jangan Lupa terus dukung Novel author ya teman-teman
HAPPY READING
Keesokan paginya, cepat-cepat laura bengun, ia menyiapkann
segala keperluan fahri mulai dari menyiapkan sarapan sederhana, sampai
pakaiannya pun laura juga menyiapkan nya.
Sebelum pergi ke kampus nya laura terlebih dulu menuliskan
notif kecil lalu di letakkan nya pada meja di samping makanan yg laura tadi
siapkan
“kak Fahri laura hari ini mau pergi ke kampus, untuk sarapan dan pakaian kak Fahri sudah Laura
siapkan, maaf laura hanya bisa membuat ini, semoga kak Fahri suka ya makanan nya”
Fahri baru terbangun, ia berdecak kesal saat melihat jam di atas nakas sudah menunjukkan jam 9 : 27, ia bahkan baru ingat jika ia harus menemui Gena hari ini di kampus tempat Gena mengajar.
“astaga aku benar-benar sudah terlambat, lauraaaa, kenapa dia tidak membangunkan ku” ucapnya kesal, mengabaikan makanan yg ia lihat di atas meja, cepat-cepat Fahri masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya.
*
Sesampainya Fahri di kampus, ia langsung memarkirkan mobil nya, sebelum turun ia terlebih dulu melirik jam di pergelangan tangan nya.
“astaga, Gena pasti sudah menungguku, mana ponselku kehabisan baterai” ucapnya gusar mengacak-ngacak rambut nya, lalu ia segera turun dari mobil menuju restoran yg berada di dalam kampus untuk mencari Gena
“Gena maaf aku terlambat” ucap nya sedikit panik tak memperdulikan wanita yang sedang berbicara dengan Gena.
“tidak apa-apa, duduklah dulu, tapi sebelumnya aku minta maaf, seperti nya kau harus menunggu sebentar, karena aku da urusan dengan mahasiswiku, tidak apa-apa kan?” Ucap Gena penuh harap.
“ia tidak apa-apa” ucapnya tersenyum hangat, lalu mengambil tempat persis samping Gena, namun tiba-tiba Fahri di buat gusar, tatkala baru menyadari seseorang yang berbicara dengan Gena ternyata adalah Laura.
Cukup lama Gena dan Laura membicarakan perihal wisuda yang akan berlangsung bulan depan, hingga laura memutuskan untuk undur diri, karena tidak tahan melihat pemandangan dan mendengar senyum hangat dan perkataan halus Fahri kepada Gena
“kalau begitu saya pamit dulu Miss, terima kasih atas informasi nya” ucapnya tidak semangat, bahkan tak berniat melirik ke arah Fahri yang juga sebenar nya sedari tadi memperhatikan nya.
Setelah kepergian Laura kini tinggallah Fahri dan Gena berdua.
“apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Gena datar
“Gena, maaf aku sudah mengecewakan mu, aku sudah mencoba memberi tahukan orang tuaku tentang dirimu, tapi tetap saja orang tua ku bersikeras ingin aku menikah dengan gadis pilihan nya, aku benar-benar bingung,
tidak tahu harus berbuat apa” ucap Fahri menundukkan wajah nya, sementara Gena terus menatap Fahri dengan sorot mata penuh kekecewaan.
“aku memang mencintaimu, tapi di sisi lain aku juga tidak bisa menolak permintaan kedua orang tua ku, apalagi saat orang tuaku mengancam tidak akan mau bertemu denganku, aku tidak bisa Gena, aku benar-benar tidak bisa”
sambung nya “ aku harap kau mengerti”
“kau menyuruhku untuk memahamimu, tapi kau sendiri tidak pernah memikirkan perasaan ku, sekarang aku ingin bertanya padamu, sebenarnya kau benar-benar mencintaiku atau tidak?, dengan mudahnya kau berkata seperti
itu, bahkan kau belum mencoba untuk memperjuangkanku dengan orang tuamu” ucapnya marah.
“aku sudah memperjuangkanmu, bukankah beberapa bulan yg
lalu, aku sudah pernah mengajakmu untuk bertemu dengan orang tuaku, ketika
mereka ada di negara ini, tapi kau menolak mentah-mentah ajakan ku itu, yg
bahkan aku sendiri tidak tahu alasan nya, bahkan di hari itu, kau sama sekali
tidak mengaktifkan nomor ponselmu, kau sengaja kan” ucap Fahri
“ya aku sengaja, karna saat itu aku benar-benar belum siap,
aku masih ingin mengejar karirku, karirku masih panjang, tidak bisaka kau menungguku,
kau tahu sendiri bukan mengajar di kampus ini adalah cita-cita terbesar ku, dan
itu tidak mudah untuk aku bisa sampai di sini” ucapnya terdengar sakit.
“tapi waktu itu, mengapa kau pergi bersama dengan seorang
pria, dan dengan mesrah nya kalian bergandengan tangan” ucap Fahri yg kini
menghunuskan tatapan tajam ke arah gena, “kau pikir aku tidak tahu hal itu?,
aku tahu Gena, selama ini aku tahu semuanya tentang mu” ucapnya kini mulai
berapi-api, membuat tenggorokan Gena terasa tercekak. “tapi aku tidak
memperdulikan semua itu, karna aku mencintaimu, tapi aku tidak tahu apa yg akan
terjadi ke depan nya dengan hubungan kita” sambung nya
“Fahri, aku bisa menjelaskan semuanya” Gena menggenggam erat tangan Fahri membuat Fahri mengurungkan niat nya untuk berdiri dari kursi duduk nya.
“apa yang ingin kau jelaskan? Tanya fahri sedikit gusar
“dia, pria itu hanya teman ku, kami hanya berteman, tidak lebih” ucap Gena penuh permohonan, membuat Fahri menghela nafas nya berat.
“maaf Gena seperti nya aku harus pergi?” ucapnya terdengar dingin
“tolong beri aku kesempatan, aku akan berjuang demi hubungan
kita, tapi tidak untuk sekarang” ucapan
gena penuh dengan permohonan
“maaf kan aku Gena, tapi aku benar-benar tidak bisa memberikan mu kepastian, semua nya tergantung pada mu” fahri membalas menggenggam erat tangan Gena, namun gena tak bergeming, membuat Fahri lagi-lagi menjadi gusar bercampur kecewa, karena lagi-lagi sepertinya Gena menolak nya.
“maaf, seperti nya aku tidak bisa” ucap Gena, lalu
setelahnya ia pergi meninggalkan Fahri yg terduduk termenung sendirian
.
.
.
Jangan lupa di Vote ya teman-teman
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!