Pagi ini semua warga desa Cahaya tengah bergembira. mereka mulai menjalankan aktivitasnya seperti biasanya.
Beberapa hari ini burung Garbang tidak mendatangi dan membuat kekacauan di desa itu. hal tersebut tentu membuat semua orang sangat gembira karena mereka bisa kembali beraktivitas dan bercocok tanam lagi seperti dulu.
"Aku rasa juga begitu." ucap salah seorang pria bernama Wei Ru yang tengah berjalan bersama kedua rekannya.
"Jika tuan muda Ming In datang lagi kita semua harus berterimakasih padanya karena berkat dia burung iblis itu tidak berani datang lagi ke desa ini." timpal seorang rekannya yang bernama Huo Bai.
"Kau benar tuan muda Ming In memang sangat hebat. di usianya yang masih sangat muda dia sudah menjadi sangatlah kuat." timpal rekannya lagi yang bernama Tang Yin.
Ming In, seorang pemuda tampan yang berasal dari keluarga darah biru. dia termasuk jenius, karena di usianya sekarang dia sudah bisa sampai di tahap emas 3.
Ia melawan burung Garbang sendiri dengan semua kekuatan yang dia miliki. sebenarnya saat itu dia sudah hampir kalah karena perbedaan kekuatan burung Garbang dan dirinya masih jauh. tapi entah apa yang terjadi burung itu tiba-tiba saja pergi setelah menyerang Ming In.
"Itu tuan muda Ming." seru Tang Yin ketika melihat Ming In berjalan tak jauh darinya.
"Ah ya paman ada apa?" tanya Ming In menghampiri mereka karena merasa namanya di panggil.
"Kami benar-benar berterimakasih pada tuan muda Ming, karena tuan muda Ming sudah bersedia membantu kamu sehingga desa kami menjadi tenang kembali." kata Huo Bai
"Benar sekali jika tidak ada tuan muda yang membantu kami, kami tidak tahu lagi apa yang akan terjadi pada desa kami. tuan muda memang sangatlah hebat. kami benar-benar sangat berterimakasih pada tuan muda." timpal Wei Ru dengan tersenyum hangat.
"Jangan berlebihan seperti itu paman aku tidak suka mendapatkan pujian berlebihan. ya tapi semoga saja burung itu tidak kembali lagi kesini. tapi paman aku merasa jika burung itu belum benar-benar kalah. aku merasa dia masih akan kembali lagi." kata Ming In yang membuat ketiganya terkejut dan hanya saling pandang saja.
"Ahahaha tuan muda rupanya suka bercanda. tapi saya yakin burung itu tidak kembali lagi karena takut dengan kehebatan yang di miliki Yuan muda." ujar Huo Bai.
Tapi itu semua tak sesederhana yang di pikirkan oleh mereka semua. Ming In tahu jika burung Garbang akan kembali ke desa itu. karena tidak mungkin burung itu akan menyerah begitu saja.
"Sebentar paman." kata Ming Ming mengangkat tangannya menyuruh ketiga orang itu untuk diam sejenak
Ia menajamkan penglihatan dan pendengarannya. dari kejauhan ada sesuatu bewarna hitam yang terbang menuju ke desa Cahaya. tentu saja Ming In terkejut karena prediksinya tidak pernah salah.
Ia pun menyuruh ketiga pria tadi untuk memanggil semua orang agar segera masuk ke dalam rumah mereka.
"Ada apa tuan muda? apa semua baik-baik saja?" tanya Tang Yin dengan bingungnya begitupun kedua rekannya.
"Tidak paman. dia kembali lagi." jawab Ming In dengan mengeluarkan senjatanya berupa pedang bewarna hitam dengan ukiran naga.
Tiba-tiba saja terdengar suara memekik seekor burung dari kejauhan. semua orang yang mendengar itupun langsung terkejut bukan main. mereka yang tadinya beraktivitas dengan tenangnya kini satu persatu mulai berlari meninggalkan kegiatan mereka.
Kaoookkk...kaoookkk...
"Amankan semua orang paman dan suruh Beberapa orang untuk membantuku dari jauh. bawa juga tombak yang sudah aku siapkan." kata Ming In yang di angguki oleh ketiga pria tadi.
Kaoookkk...kaoookkk....
Suara burung Garbang menggema memenuhi desa tersebut. tidak ada yang berani keluar rumah jika burung itu sudah datang atau jika tidak mereka akan menjadi makanan segar bagi burung itu.
"Tolong ....tolong anakku hikss...aku mohon tolong anakku..." teriak seorang wanita dengan menangis
Burung Garbang itu membawa terbang seorang anak kecil dengan cakarnya yang tajam. anak itu pun hanya bisa meronta-ronta sambil menangis memanggil nama ibunya. melihat hal itu membuat Ming In geram sehingga tanpa basa basi langsung melesat terbang dan melayangkan sebuah serangan tepat mengenai kaki burung itu sehingga membuat burung Garbang melepaskan anak kecil dari cengkeramannya.
Dengan segera Ming In melesat dan menangkap anak kecil Malang itu dan membawanya pada ibunya.
"Anakku hikss... terimakasih tuan muda sudah menyelamatkan anak saya. saya berhutang nyawa pada Yuan muda." kata Wanita itu
"Tidak masalah bibi. lebih baik sekarang bibi kembalilah ke rumah karena kondisi di luar tidak baik-baik saja sekarang. gadis kecil sekarang kau aman tidak perlu menangis lagi. aku punya permen ambillah tapi jangan menangis lagi." kata Ming In dengan tersenyum lembut.
Setelah itu Ming In kembali melesat ke udara dan langsung berhadapan dengan burung Garbang. terlihat sekali jika saat ini burung Garbang sedang marah pada Ming In karena telah melepaskan mangsanya
"Berani-beraninya kau ikut campur masalahku." kata burung Garbang dengan marahnya.
"Keselamatan mereka adalah urusanku. dan kau sudah membuat mereka berada dalam kesulitan itu artinya kau juga menjadi urusan ku. aku sarankan lebih baik kau pergi saja dan jangan pernah kembali lagi." kata Ming In dengan begitu beraninya.
"Bermimpi lah kau manusia angkuh." kata burung Garbang yang langsung melayangkan seranganya pada Ming In.
Dengan sigap laki-laki itu menghindarinya. Ming In harus ekstra waspada dan hati-hati karena jika dia sampai terkena racun dari burung Garbang akibatnya akan fatal.
Dengan berbekal satu buah pedang hitam miliknya, ia terus membalas setiap serangan yang di berikan burung Garbang. Ming In menyerang di setiap sudut sehingga membuat burung Garbang sedikit kewalahan.
"Cepat bantu tuan muda Ming." teriak Huo Bai pada beberapa pria yang sudah dia kumpulan untuk membantu Ming In.
Beberapa tombak melesat dengan begitu cepatnya dan langsung mengenai burung Garbang sehingga membuat burung itu memekik dengan begitu kerasnya.
Jika tombak yang di gunakan mereka adalah tombak biasa tentu saja hasilnya tidak apa-apa. tapi tombak itu adalah tombak khusus yang sudah di buat oleh Ming In untuk membantu desa Cahaya.
Bukan hanya sekedar tombak karena Ming In juga sudah menaruh racun mematikan di ujung tombak serta ia memberikan beberapa persen kekuatan agar sewaktu-waktu jika tombak itu di gunakan akan berfungsi sebagaimana mestinya. tapi bukan berarti tombak itu bisa di gunakan oleh semua orang.
Disisi lain tepatnya di bangsawan Ming, Penatua Zhou yang mendengar jika burung Garbang kembali ke desa Cahaya langsung memerintahkan para penjaga untuk memeriksa kebenaran Ming In.
"Maaf Panatua tapi tuan muda Ming tidak ada di kamarnya." kata penjaga itu yang membuat Panatua Zhou berdiri.
"Anak itu sungguh sangat keras kepala. cepat kalian pergi dan bawa dia kembali dari desa terkutuk itu." titah Panatua Zhou dengan marahnya.
Desa terkutuk, penduduk desa setempat menyebut desa Cahaya sebagai desa terkutuk karena selalu di Landa masalah yang sulit di pecahkan hingga sampai sekarang pun belum ada yang bisa menyingkirkan sumber masalah di desa itu.
Ada beberapa kepercayaan yang sampai saat ini masih di percayai, siapapun yang berusaha ikut campur atau berusaha menolong desa tersebut akan bernasib sial.
Ada beberapa orang yang tidak mempercayai hal itu dan keras kepala ingin menolong desa Cahaya, tapi beberapa hari setelahnya dia mendapatkan kemalangan. istri dan anaknya tiada tanpa sebab yang jelas. sejak saat itulah warga setempat sangat mempercayai jika siapapun yang membantu desa Cahaya akan mengalami kemalangan.
Tapi hal itu di tentang oleh dua orang sahabat. mereka tentu tidak mempercayai semua yang di katakan warga sekitar desa cahaya dan dengan keras kepala tetap membantunya. ya siapa lagi kalau bukan Ming In dan sahabatnya yang juga berasal dari desa Cahaya.
Karena terus menerus mendapatkan serangan membuat burung Garbang marah. ia mengepakkan sayapnya dan menciptakan angin besar sehingga banyak sekali bangunan dan rumah, serta tanaman mereka hancur terkena angin yang di ciptakan burung itu.
"Siall....burung itu benar-benar sangat merepotkan." gerutu Ming In dengan kesalnya. ia pun memikirkan kembali apa yang akan di lakukan.
Kaoookkk... kaoookkk....
"Lihat itu tuan muda Ming."
Bener prajurit yang di perintahkan untuk menjemput Ming In sudah sampai di sana. tapi mereka bingung bagaimana memanggil Ming In karena jaraknya sangat jauh dengan Ming In saat ini.
Ming In melayangkan serangan terkuatnya yang membuat burung Garbang terdorong mundur sedikit.
"Manusia angkuh kau pikir kau sudah lebih hebat dariku hah. aku belum kalah dan aku akan kembali untuk membunuhmu. kau ingat itu. Kaoookkk....." kata burung Garbang dengan terbang meninggalkan desa Cahaya.
"Hah kau pikir kau sangat kuat. aku tau kau sedang kesakitan karena racun dari ku. sebaiknya aku membuka perisai saja walaupun aku yakin akan sangat mudah di hancurkan olehnya tapi aku akan berusaha dulu." gumam Ming In.
Ia pun segera menciptakan sebuah perisai untuk melindungi desa Cahaya. setelah semuanya selesai ia segera turun karena namanya sudah di panggil oleh orang-orang yang dia kenali yaitu para prajurit yang di perintahkan kakeknya untuk mencarinya.
"Kenapa kakek tidak pernah membiarkan ku untuk menolong desa ini. kenapa dia selalu menyuruh orang-orang nya untuk mencariku." gerutu Ming In dengan kesalnya.
"Tuan muda Panatua memanggil anda untuk segera kembali." kata salah seorang prajurit.
"Aku masih ada urusan disini kalian kembalilah dulu." ujar Ming In.
"Tapi tuan muda harus tetap kembali karena ini adalah perintah langsung dari Panatua Zhou." kata prajurit.
"Aku bilang aku masih ada urusan. apa kalian tidak melihat bagaimana kondisi desa ini. dari pada memaksaku lebih baik kalian ikut membantu mereka itu malah jauh lebih baik bukan." kata Ming In
"Tidak bisa tuan muda. tuan muda harus segera kembali. jika tuan muda tidak ingin kembali makan kami akan akan membawa paksa tuan muda." timpalnya. dan Merekapun segera menyeret paksa Ming In untuk di bawa kembali ke kediaman Bangsawan Ming.
Setalah Ming In pergi semua penghuni desa Cahaya mulai berlari keluar. tangisan para wanita mulai terdengar ketika melihat banyaknya kerusakan yang di ciptakan burung Garbang apalagi semua tanamannya yang baru saja tumbuh juga di hancurkan.
Siapapun yang mengalami seperti yang di alami warga desa Cahaya pasti juga akan sama. mereka dengan sangat sulit mendapatkan biji-bijian untuk di jadikan bibit. harapan mereka sudah sangat besar jika tanaman yang mereka tanaman akan merubah kondisi desa Cahaya yang tidak pernah lepas dari kasus kelaparan. tapi sekarang harapan semuanya orang sia-sia karena apa yang mereka harapkan sudah tidak bisa di harapkan lagi.
Tidak mudah bagi mereka untuk mendapatkan makanan. mereka harus memohon dan meminta belas kasihan dari gubernur desa itu. tak jarang mereka mendapatkan cacian. apa yang di berikan pada desa itupun sangat sedikit.
"Bagaimana ini suamiku... persediaan makanan kita sudah habis. harapan kita satu-satunya hanyalah ladang ini. tapi sekarang sudah hancur. apa yang harus kita lakukan suamiku hikss. bagaimana nasib anak-anak kita..." rintihan seorang wanita pada suaminya.
"Tenanglah bukan hanya kita saja Su'er. kita pasti akan mendapatkan jalan untuk semua ini. semuanya lebih baik kita menemui tuan Shen. kita beritahu apa yang telah terjadi pada desa kita." kata Cui Phan dengan menenangkan istrinya
"Tapi apakah itu akan berhasil. kau lihat bukan saat kita meminta bahan makanan dia menolak dengan keras dan malah mencaci maki kita. aku tidak yakin itu akan berhasil." ujar salah seorang pria yang membuat semua orang tertunduk lemas.
"Kita tidak akan tahu bagaimana hasilnya jika kita saja belum mencobanya. lebih baik kita kesana saja dulu. percaya padaku aku yakin tuan Shen masih punya kebaikan hati pada kita." kata Cui Phan
karena tidak ada jalan lain akhirnya mereka semua pun pergi ke untuk menemui tuan Shen. mereka ingin meminta bantuan lagi pada Shen Rui selaku gubernur desa mereka karena kasus kelaparan tidak hanya satu atau dua kali menimpa desa Cahaya dan tak ada seorangpun yang berinisiatif untuk menyumbangkan sedikit makanannya pada mereka kecuali Ming In, itu pun dia lakukan secara diam-diam tanpa di ketahui keluarganya.
Beberapa saat kemudian sampailah mereka di depan sebuah bangunan tinggi dan megah di depannya pun juga ada dua orang penjaga pintu masuk yang langsung menahan semua orang ketika ingin menerobos masuk begitu saja.
"Kami ingin bertemu dengan tuan Shen." kata Cui Phan pada penjaga pintu.
"Saat ini tua sedang sibuk dan tidak bisa di ganggu. lebih baik kalian pulang saja dan jangan membuat kekacauan disini." usir seorang pria yang bertugas menjaga pintu masuk kediaman Shen Rui.
"Tidak. kami tidak akan pulang sebelum bertemu dengan tuan Shen." seru salah seorang warga.
"Ya benar kami tidak akan pulang sebelum bertemu dengannya. selama ini tuan Shen selalu diam saja sementara kami mengalami begitu banyak sekali hal didesa kami." timpal yang lainnya.
"Sudah aku bilang Tuan Shen tidak bisa di ganggu. apa kalian tidak mendengarkan ku hah." seru penjaga pintu dengan geram nya.
"Jika kau tidak membiarkan kami masuk dan bertemu tuan Shen, maka kami akan menghancurkan tempat ini." kata seorang pria dengan mengambil satu buah batu besar dan di lemparkan ke gerbang besar di depannya.
"Ya benar. biarkan kami bertemu dengan tuan Shen." seru yang lainnya yang juga mengikuti aksi pria tadi.
Suasana pun menjadi sangat runyam ketika semua warga desa Cahaya menyerang. Beberapa prajurit yang ada di dalam juga keluar. mereka mengangkat senjata agar semua orang itu berhenti tapi tidak sama sekali justru aksi warga desa Cahaya semakin menjadi-jadi.
"Tuan...ah maaf karena saya sudah menggangguku tuan." kata penjaga pintu dengan berbalik keluar serta dengan wajah memerah malu ketika melihat tuannya sedang bercumbu dengan salah satu jal*** yang di beli dari rumah bordil.
"Sudah berapa kali aku bilang hah ketuk pintu terlebih dahulu jika ingin masuk." kata Shen Rui yang terlihat marah.
"Maaf tuan tapi saya sudah mengetuk berulang kali tapi tuan tidak mendengar jadi saya memberanikan diri untuk masuk. sekali lagi maafkan saya tuan." ucap penjaga pintu tersebut dengan menunduk takut.
"Lain kali jangan lakukan ini lagi atau aku akan menghukummu. katakan padaku ada urusan apa kau kesini? jika itu hanyalah masalah kecil aku pastikan saat ini juga kepalamu lepas dari tubuhmu." kata Shen Rui yang membuat penjaga pintu gemetaran bukan main.
"Be begini tuan...di luar ada warga dari desa Cahaya yang memaksa ingin menemui tuan. saya dan beberapa rekan saya sudah mencoba menjelaskan jika tuan saat ini sedang tidak bisa di ganggu tapi mereka tetap memaksa masuk dan jika tidak bertemu dengan tuan mereka akan menghancurkan semuanya." kata penjaga pintu itu yang membuat Shen Rui langsung berdiri dan menyudahi aktivitasnya.
"Tuan anda mau kemana?" tanya wanita cantik yang tadi sedang bercumbu dengan Shen Rui.
"Aku akan keluar sebentar sayang. aku janji hanya sebentar setelah itu kita akan melanjutkan lagi yang tadi." ucap Shen Rui dengan menyempatkan mencium wanita itu dengan penuh gairahnya.
Ia pun beranjak keluar dan benar saja di luar sedang terjadi kekacauan. beberapa penjaga sedang berusaha menenangkan warga desa Cahaya agar tidak membuat kekacauan.
"Ada apa ini. kenapa kalian membuat kekacauan di tempatku. siapa yang mengizinkan kalian membuat kekacauan disini hah." kata Shen Rui dengan suara lantangnya
"Kami ingin bertemu dengan tuan tapi mereka menghalangi kami jadi kami terpaksa melakukan ini agar mereka membiarkan kami bertemu dengan anda." kata Huo Bai .
"Katakan aku sedang banyak urusan dan tidak bisa berlama-lama disini." kata Shen Rui yang tak ingin basa basi.
"Begini tuan kami datang kemari untuk mengatakan apa saja yang sudah terjadi pada desa kami." kata Huo Bai yang di benarkah semua orang.
"Aku sudah tahu. Langsung intinya saja kalian mau apa kesini." kata Shen Rui.
"Kami ingin meminta bantuan bantuan pada tuan karena desa kami kehabisan makanan. tanaman yang baru saja kami tanam dihancurkan oleh burung iblis itu." kata Huo Bai.
"Meminta bantuan padaku lagi? bukankah Minggu lalu aku baru saja memberikan bantuan pada kalian kenapa kalian meminta bantuan lagi padaku. tidak tidak ada lebih baik kalian pulang saja." kata Shen Rui dengan menolak permintaan mereka.
"Kami mohon tuan untuk kali ini saja atau jika tidak desa kami akan kelaparan." kata Tang Yin dengan memohon.
"Itu bukan urusanku. sudahlah kalian kembali saja aku sedang sibuk. jangan membuatku membuang-buang waktu hanya karena hal kecil seperti ini." kata Shen Rui dengan mengusir
"Kami tidak akan pergi sebelum tuan bersedia membantu kami." kata Huo Bai yang di setujui oleh yang lainnya.
"Kami berjanji akan segera mengembalikannya tuan. kami akan berusaha menanamnya lagi dan jika itu berhasil maka 70%nya akan kami berikan pada tuan sebagai pelunasan utang-utang kami. kami mohon tuan bantulah kami." kata Huo Bai.
"Aku sudah muak mendengar janji dari kalian. selalu saja kalian berbicara seperti itu tapi mana? mana? bahkan utang kalian padaku semakin banyak. aku memberikan kesempatan terakhir pada kalian. ingat jika kalian berhasil maka 70% itu adalah milikku." kata Shen Rui yang membuat semua warga Lang berbinar seketika.
Shen Rui pun membisikkan sesuatu pada salah satu anak buahnya untuk pergi ke gudang dan mengambil beras untuk warga desa Cahaya.
Sesaat kemudian datanglah seorang pria dengan membawa satu karung beras dan di letakkan tepat di bawah kaki Shen Rui.
"Aku sudah memberikan apa yang kalian minta jadi pergilah sekarang juga aku tidak ingin tempatku di rusak oleh kalian semua." kata Shen Rui yang membuat semuanya terdiam
"Dimana karung beras yang lainnya tuan? oh apakah Sedang di ambil? baiklah tidak masalah kami akan menunggunya." kata seorang wanita dengan wajah penuh semangat.
"Yang lainnya? apakah kalian pikir aku ini adalah pabrik beras. satu karung beras ini sudah cukup untuk kalian semua." kata Shen Rui.
"Tapi ini sangat sedikit tuan dan jumlah kami sangat banyak mana mungkin satu karung beras cukup untuk kami. kami juga bermaksud untuk menanamnya." kata Huo Bai.
"Aku sudah bilang itu tidak ada urusannya denganku. aku sudah memberikan apa yang kalian mau seharusnya kalian berterimakasih bukannya malah meminta lebih lagi. apakah kalian tidak punya malu. sudahlah cepat pergi sebelum aku berubah pikiran dan mengambil kembali karung ini." kata Shen Rui dengan menendang karung beras tadi.
"Tapi tuan...."
"Apa kalian tidak mendengarkan apa yang sudah tuan katakan. atau kalian akan di hukum hah." kata penjaga dengan menodongkan senjatanya.
Akhirnya mereka pun memilih untuk pulang walaupun mereka kecewa karena beras yang di berikan tidak sesuai dengan perhitungan mereka tapi tetap saja mereka sangat berterimakasih karena Shen Rui sudah bersedia membantu mereka.
"Bukankah di gudang besarnya sangat banyak? kenapa kau hanya memberikan mereka satu karung Saja. apa sebagai seorang pemimpin kau akan membiarkan rakyatmu kelaparan." kata seorang gadis pada Shen Rui ketika melihat Shen Rui masuk. ia sudah mendengar semua pembicaraan antara warga desa dan Shen Rui.
"Ada apa sayang? apa kau tidak suka aku melakukan itu?" tanya Shen Rui pada gadis itu.
"Setidaknya berikan mereka setengah dari jumlah mereka." kata Gadis itu.
"Kau tau sekarang ini harga beras sedang sangat mahal putriku. jadi aku tidak bisa memberikan lebih banyak dari itu. sudah untuk aku masih mau memberikannya dari pada aku tidak memberikannya sama sekali. benar begitu." kata Shen Rui dengan mengelus wajah cantik gadis itu. sedangkan gadis itu langsung menepis kasar tangan Shen Rui.
"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu." seru gadis itu dengan tatapan tajamnya membuat Shen Rui langsung merubah ekspresinya menjadi datar.
"Bukankah kau masih ingat jika kau hanya punya waktu 2 hari lagi. walaupun kau menolak tapi aku tetap akan menikahimu dan membuatmu menjadi istriku selamanya. kau harus menjadi istriku dan aku akan sangat bahagia jika itu benar-benar terjadi. hahh aku tidak sabar untuk melihat semua bagian tubuhmu.' kata Shen Rui dengan tersenyum genit kemudian mencolek dagu gadis itu dan berlalu pergi.
"Gila. dia benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. aku sudah muak berada dineraka ini. ibu aku harap kau tidak kecewa dengan apa yang aku lakukan." gumam gadis itu dengan memejamkan matanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!