NovelToon NovelToon

Bos Besar Jatuh Cinta Padaku

Episode 1

"Kita putus aja," kata Nana di telepon

"Gak mau, aku masih sayang sama kamu," kata pria yang ada di telepon.

Ini adalah kesekian kalinya Nana minta putus kepada pacarnya yang usianya lebih tua 6 tahun darinya.

Kali ini alasan Nana minta putus karena ulahnya Angga yang merupakan pacar Nana. Angga mempunyai kakak perempuan yang bernama Angel. Sebenarnya mereka bukan saudara kandung, hanya saja sahabat masa kecil.

Hari ini dia bercerita kepada Nana kalau Angel memberinya Pakaian saat pulang dari kota. Nana hanya diam mendengar ceritanya Angga melalui telepon.

Ada sesuatu yang bergemuruh didalam dadanya yang hampir mencapai puncaknya, tetapi Nana berusaha menahan agar tidak meledak saat itu.

Kemudian, Angga bercerita lagi kalau dia sempat berpelukan dengan Angel karena Angel kangen dengan Angga katanya.

Nana tahu Angga menganggap Angel sebagai kakak perempuannya tetapi kakaknya itu bukan kakak kandung. Bisa di bilang mereka sahabat dekat.

"Tetapi walaupun seperti itu, wajarkah seorang Pria berpelukan dengan seorang wanita yang tidak memiliki hubungan sedarah dengannya? yang bukan kekasihnya? Apakah Angga tidak menghargaiku sebagai pasangannya?" sederet pertanyaan yang muncul di hatinya Nana.

Lagipula Nana tidak pernah mempercayai Angel yang murni menganggap Angga Adik. Bahkan dulu Angel mengirimi fotonya Angga yang bersandar di bahunya seperti memanas-manasi Nana.

Tetapi Nana tidak mudah di hasut oleh orang lain, saat itu ia masih sangat mempercayai Angga.

Tetapi kali ini, Nana tak sanggup menahan sakit hatinya, Nana ingin memutuskan hubungan ini. Masalahnya bukan sekali Angga berbuat seperti itu, bahkan Angga pernah menghianati Nana.

Saat itu Nana melihat chatingan Angga dengan perempuan lain diponselnya. Perempuan itu merupakan mantan kekasihnya Angga. Mereka masih membahas masalalu mereka, dan mereka bercanda gurau di chat. Tetapi saat itu Nana masih memberikannya kesempatan, tetapi inikah balasannya?.

"Iya, Aku minta putus. Aku udah gak kuat jalanin hubungan ini," kata Nana di telepon.

"Iya, tapi apa alasannya?" tanya Angga kepada Nana.

"Kamu melakukan suatu kesalahan yang bahkan tak kamu sadari? Angga sebenarnya apa yang ada di pikiran kamu?" kata Nana marah.

"Aku beneran gak tau Na," katanya di telepon.

"Udah Ngga, kamu gak perlu tau apa alasannya. Aku ingin putus," setelah berucap seperti itu Nana langsung menutup telepon.

Hatinya benar-benar sakit, Nana menangis sejadi-jadinya mengingat hal-hal menyakitkan yang dilakukan Angga kepadanya.

"Tega kamu Angga, aku udah kasi kamu kesempatan tapi kenapa kamu balas dengan sakit hati lagi," bathin Nana.

Ketika malam tiba, Nana masih menangis. Nana menangis dalam 1 hari hingga ia merasa puas, karena ia tak ingin merusak moodnya besok yang merupakan hari pertama treningnya di suatu perusahaan. Nana tidak ingin menangisi pria bajingan seperti Angga berhari-hari.

...*****...

Keesokan paginya, Nana berangkat ke tempat treningnya. Saat ini Nana masih kelas 11 semester 2, tetapi untuk semester 2 Nana tidak belajar di sekolah, melainkan mengikuti trening untuk menambah ilmu dan pengalaman. Bukan hanya Nana saja, tapi seluruh kelas 11 SMK 2 Cempaka juga trening seperti Nana.

Jam 7 pagi, Nana sampai di tempat treningnya yang merupakan perusahaan ternama di kotanya. Kemudian Nana masuk ke perusahaan tersebut, terlihat sangat sepi, hanya ada beberapa karyawan yang sudah hadir dan anak treningan yang dari sekolah lain.

"Hai, Aku Nana," kata Nana kepada seorang perempuan. Perempuan itu nampaknya sama dengan Nana, ia hanya siswa trening di perusahaan ini, terlihat dari pakaian yang ia kenakan dan usia yang muda.

"Hai juga, Aku Lia," kata perempuan itu yang bernama Lia.

"Kamu anak trening juga?" tanya Nana memastikan.

"Iya, aku anak trening," katanya.

Beberapa menit kemudian, seorang pria muda tampan datang menghampiri Nana dan Lia. Ia menyuruh Nana dan Lia ikut keruangannya untuk diberikan tugas. Nana dan Lia mengikuti pria itu dibelakangnya.

"Pria ini siapa?" tanya Nana setengah berbisik ke Lia.

"Masak kamu ga tau, dia Bos kita," kata Lia ikut berbisik juga.

Ternyata Pria ini adalah Bos yang memimpin perusahaan ini. Nana sungguh tidak megetahuinya karena saat Nana mendaftar trening di sini ia hanya bertemu dengan asistennya.

Sesampainya di ruangan Bosnya Nana, Pria itu menyuruh Nana dan Lia duduk.

"Silahkan perkenalkan diri kalian dulu," kata Bosnya Nana yang bernama Tara.

Mereka berdua memperkenalkan dirinya satu persatu. Setelah memperkenalkan diri kemudian Tara bercakap lagi.

"Kalian berdua datang kesini untuk trening kan?"

"Iya pak" kata Nana dan Lia serempak.

"Pak?? Apa aku terlihat tua?" kata Tara.

"Tentu tidak. Terus kami harus memanggilmu dengan sebutan apa?" tanya Nana.

"Kak Tara. Bukankah aku masih terlihat muda?," Tanyanya dengan wajah tak tahu malu.

"Iya kak Tara," kata Lia yang menyahut lebih dulu.

Ternyata memang benar Bos di perusahaan ini rada aneh sikapnya tetapi galak juga.

Setelah selesai membagi tugas, Nana dan Lia pergi mengerjakan tugas masing-masing.

Nana mendapat tugas di bagian gudang, yaitu mencatat setiap barang masuk atau keluar. Sedangkan Lia mendapat tugas di bagian pengorderan barang.

Jadi pekerjaan Nana dan Lia terpisah. Nana menuju ke gudang sendirian, di sana Nana melihat beberapa senior-senior yang sedang mencatat barang dan ada juga senior yang memindah-mindahkan barang.

"Permisi, saya Nana Siswa treningan disini. Saya di beri tugas di bagian Gudang untuk mencatat barang oleh kak Tara," kata Nana memperkenalkan diri ke seniornya.

Tetapi tidak ada satupun orang yang menghiraukan Nana, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Kalau seperti ini, gimana aku bisa belajar," Bathin Nana.

Kemudian seorang perempuan datang ke gudang.

"Kamu siswa trening di kantor ini?," Tanya perempuan itu.

"Iya kak. Kenalin saya Nana, saya mendapat tugas di bagian pencatatan,"

Nana sangat berharap kakak ini tidak secuek seperti kakak laki-laki dan perempuan yang ada di gudang.

"Oh iya, kenalin aku Marlinda. Panggil saja kak Marlin" kata perempuan itu yang bernama Marlin.

Kemudian kak Marlin mengajak Nana ke gudang dan mengajarinya cara mencatat barang-barang yang ada di gudang. Rupanya kak Marlin juga merupakan karyawan yang mendapat tugas di bagian gudang.

Setelah dijelaskan, Nana sedikit paham.

'Ternyata cuma kelihatannya saja yang gampang gampang, tetapi begitu dikerjakan harus benar-benar teliti untuk mengerjakannya. Karena 1 saja angka yanga salah itu sangat berpengaruh,' kata Nana dalam hati.

Beberapa menit kemudian, asisten Tara datang untuk memanggilnya.

"Siswa trening yang bernama Nana,di panggil ke ruangan Bos Tara," ucap asisten tersebut.

Nana hanya mengangguk kemudian mengikutinya dari belakang.

"Permisi Kak Tara, ada keperluan apa Anda mencari saya?" Nana bertanya ketika sudah sampai di ruangan Tara.

"Silahkan isi formulir ini," kata Tara sambil menyodorkan sebuah kertas dan pulpen

Episode 2

Ternyata itu hanya Formulir untuk mengisi data pribadi.

Nana pun mulai mengisi formulir itu tanpa ragu.

Sesaat kemudian Nana menemukan pertanyaan 'Masih single atau punya pacar?', Nana kebingungan tetapi ia tetap mengisinya.

Nana berfikir mungkin perusahaan ini tidak menerima siswa yang mempunyai pacar, karena mungkin akan mengganggu pekerjaan siswa tersebut. Nana tidak curiga sama sekali, ia terus berfikir positif.

Padahal kalau mengisi formulir hanya ketika saat mendaftar, bukan setelah diterima di perusahaan tersebut.

Setelah menjawab semua isi formulir tersebut, Nana menyerahkan formulirnya kepada Tara. Kemudian Tara menyuruhnya kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

"Rupanya masih single," kata Tara tersenyum miring setelah Nana kembali bekerja.

"Pir, selidiki anak trening yang baru saja kau panggil," kata Tara kepada asistennya yang bernama Pir.

Yang di perintah langsung pergi untuk melaksanakan tugasnya. 30 menit kemudian, Pir datang ke ruangan Tara.

"Bos beberapa informasi yang saya temukan dari gadis itu, ia tinggal di dekat perusahaan kita. Ia tinggal dengan kedua orang tuanya. Berumur 17 tahun," kata Pir menjelaskan hasil penyelidikannya ke Tara.

"Hanya itu yang kau temukan? tidakkah kau bisa menemukan informasi lainnya seperti dia sudah pernah pacaran tidak?, kehidupannya sehari-hari seperti apa? atau hal lainnya yang menyangkut kepribadian dia?" kata Tara sedikit kesal.

"Ada 1 lagi Bos, gadis itu sering di aniaya oleh orang tuanya, tetapi sempat juga ia menyiramkan air panas ke kaki adiknya. Mungkin dia balas dendam Bos,"

"Oke. Lumayan menarik," kata Tara mengelus-elus dagunya yang tak berisi jenggot.

"Sudahlah, kau kembali ke tempat," kata Tara memerintah.

"Baik Bos"

Setelah memikirkan rencana untuk mendekati Nana, Tara bertanya kepada Pir yang sedari tadi berdiri tanpa merasa pegal di dekat Tara.

"Pir, apakah Aku terlalu Tua untuk menjadi pacar seorang gadis SMA?"

"Tentu tidak Bos, Bos sangat cocok dengan perempuan manapun"

"Ah kau terlalu memuji bukan?"

"Benar Bos, saya tidak berbohong"

"Baiklah, kalau begitu," kata Tara mengakhiri pembicaraannya dengan Pir.

Rupanya diam-diam Tara menyukai gadis SMA yang bernama Nana.

Kemudian Tara berdiri dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya keluar ruangan. Tara hendak ke gudang untuk menemui Nana.

"Nana, nanti saat jam pulang kamu ke ruangan saya sebentar!" perintah Tara.

"Baik kak".

Setelah itu Tara kembali ke ruangannya.

"Hanya itu? kenapa tidak menyuruh asistennya saja?" kata senior perempuan lain yang nampaknya agak iri kepada Nana.

"Jangan-jangan kak Tara suka sama kamu Na," kata Marlinda menggoda Nana

"Ihhh Kak Marlin apa-apaan sih. Gak mungkin lah kak Tara suka sama aku, Dia kan Bos kita," kata Nana malu.

Senior perempuan lainnya semakin iri kepada Nana setelah mendengar perkataan Marlinda. Karena selama ini, Tara tidak pernah memanggil karyawannya sendiri. Tapi kali ini Tara nampak berbeda, dia bahkan memanggil anak trening sendiri.

"Buktinya dia datang sendiri memanggil kamu, biasanya juga asistennya," kembali Marlinda menggoda Nana.

"Ya mungkin aja asistennya lagi di perintahkan kemana gitu makanya kak Tara sendiri yang datang kesini," kata Nana dengan wajah merah menahan malu karena di goda oleh Marlinda.

"Iya kan siapa tahu aja,"

"Iiihhhhh kak Marlin, jangan goda aku terus dong. Mending lanjutin kerjaannya nih" kata Nana.

"Iya deh iya," kata Marlinda menahan tawa melihat wajah malu Nana.

...********...

Jam 5 sore semua karyawan di gudang sudah bersiap-siap untuk pulang. Beberapa karyawan lainnya sudah pada keluar, tinggal Nana dan Marlinda yang masih bercakap-cakap di gudang.

"Nana inget kamu disuruh ke ruangan kak Tara sepulang kerja," kata Marlinda mengingatkan.

"Iya kak Marlin cantik, masih inget kok," kata Nana gemes.

Kemudian mereka berdua berjalan keluar, Nana segera menuju ke ruangan Tara.

"Permisi kak Tara," kata Nana gugup.

Nana sangat bingung, di hari pertama trening kenapa ia selalu di panggil oleh kak Tara, sedangkan Lia tidak. Ia takut kalau dirinya melakukan kesalahan yang tidak dia sadari.

"Masuk, gak usah gugup," kata Tara ketika melihat Nana di pintu masuk.

Nana pun masuk ke ruangan Tara dan duduk setelah diperintahkan.

"Nana saya mau mencari pacar, kamu mau jadi pacar saya?" kata Tara tanpa basa basi.

"Hahh?" kata Nana terkejut, kemudian ia buru- buru menutup mulutnya.

"Kak Tara kenapa milih saya?, saya kan hanya anak SMA berpenampilan biasa, sangat tidak pantas dengan Kak Tara yang berpenampilan mewah. Lagipula umur kita berbeda beberapa tahun," kata Nana menjelaskan berusaha tidak menyinggung perasaan Tara.

"Iya saya pinginnya kamu, hanya pura-pura saja kok," kata Tara membujuk

"Untuk apa kak Tara mencari pacar pura-pura?"

"Ya kamu gak perlu tahu, intinya mau apa gak?"

"Nanti kalau semua karyawan tahu, pasti saya di musuhi kak. Secara kakak Pria idaman semua karyawan perempuan disini,"

"Gak bakalan ada yang berani musuhin kamu, ingat ini perintah. Kalau kamu gak mau, saya keluarin kamu," kata Tara mengancam langsung.

"Iya deh kak," Nana menyerah dengan Tara, ia tida mau Tara memecat dirinya.

"Ya sudah kamu boleh pulang," kata Tara kembali.

Kemudian Nana berdiri dan keluar dari ruangan Tara. Di ruangan Tara, terlihat Pir yang menahan tawa sedari tadi.

"Kenapa kamu tertawa?" tanya Tara dingin.

"Bos kalau emang suka sama gadis itu, kenapa gak langsung bilang aja kalau Bos suka sama dia? kenapa harus pura-pura seperti itu?. Bos takut di tolak ya?" Pir mengejek Tara.

Di dunia ini hanya Pir yang berani menggoda Tara, jadi jangan heran kalau Pir suka mengejek Tara.

"Eh ngeledek saya kamu? rupanya kamu sudah bosan dengan kerjaan ini ya,"

"Nggak Bos, cuma ngasi saran aja," kata Pir.

"Saya gak butuh Saran kamu," kata Tara sembari meninggalkan ruangan yang di ikuti oleh Pir.

Nana pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia tidak melihat orang tuanya ataupun adiknya. Kemudian Nana langsung masuk ke kamarnya,dan tiduran sambil memainkan ponselnya.

Tiba-tiba ada nomor yang tak di kenal mengirimi pesan di whatsApp-nya Nana. Ketika ia mengecek profilnya, ternyata itu adalah Bosnya.

[Besok ada acara penting, saya harus mengajak pasangan. Kamu hadir ya, masalah pakaian gak usah kamu pikirkan]

[Iya kak Tara]

Kemudian Nana menutup jendela chat Bosnya, dan melihat chat lainnya.

Terlihat banyak pesan masuk dari Angga, kemudian Nana membacanya. Intinya Angga meminta maaf dan ingin balikan sama Nana, tetapi Nana sama sekali tidak peduli dan tidak membalas pesannya Angga.

Ting..Ting. Bunyi ponselnya Nana beberapa menit setelah Nana menaruh ponselnya. Kemudian Nana mengambil kembali ponselnya, ternyata balasan dari Tara yang isinya hanya Emot [👍] saja.

Nana tidak membalasnya lagi, karena tidak tahu harus menjawab apa lagi, ia takut salah. Kemudian Nana menaruh ponselnya lagi di atas kasur dan pergi mandi.

Episode 3

Ketika selesai mandi dan memakai pakaiannya, terdengar suara ketawa dari adik dan mama tirinya Nana dari kamar.

'Udah pulang rupanya. Ngabisin uang dimana lagi mereka hari ini,' batin Nana.

Kemudian Nana mengerjakan Tugas Online yang di berikan dari sekolahnya. Walaupun sudah trening, ia tetap diberi tugas oleh gurunya di sekolah, ini membuat sebagian siswa mengeluh termasuk Nana.

Sekitar Jam 8 malam, Nana sudah selesai mengerjakan tugasnya dan langsung menyerahkan ke guru mapel masing-masing lewat online.

Setelah itu, ia merebahkan badannya di atas kasur. Nana memejamkan matanya yang sedari tadi lelah menatap ponselnya, tetapi Nana malah ketiduran. Padahal Nana belum sempat makan sepulang dari treningnya.

...*****...

Keesokan harinya, Nana bangun jam 5 Pagi. Setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk Mandi.

Sekitar jam 6 kurang dari 15 menit, Nana sudah selesai mengenakan seragam treningnya.

Tok...Tok..Tokk. Ada yang mengetuk pintu kamar Nana yang tak lain adalah Pembantunya Bi Tati.

"Non, sarapannya sudah siap Non," kata Bi Tati.

"Iya Bi, bentar lagi Nana turun kok,"

Setelah mendengar Nana berbicara seperti itu, kemudian Bi Tati pergi turun ke bawah.

Beberapa menitnya Nina juga turun ke Meja Makan untuk sarapan. Terlihat Ayah dan Ibu tirinya di Meja Makan.

'Tumben si Luna gak ada di rumah,kemana dia?' kata Nana dalam hati.

Kemudian Nana pun duduk di Meja makan tanpa berbasa basi. Nana memang tak pernah di pedulikan oleh orang tuanya lagi.

Bukan karena ia nakal, tapi sejak ibu kandungnya meninggal dan Ayahnya menikah lagi Nana sudah tidak mendapat kebahagiaan. Karena satu-satunya orang yang peduli dengannya adalah Ibu kandungnya.

Sedangkan Ayah kandungnya hanya memperdulikan uang dan pekerjaan.

"Kamu kemarin langsung tidur?" Tanya Ayahnya Nana yang bernama Firman

"Iya Yah," kata Nana tanpa menoleh ke arah Ayahnya.

"Kemarin Bi Tati ketuk-ketuk pintu kamu, tapi kamu malah gak nyahut," kata Ayahnya lagi.

"Aku ketiduran Yah," Nana menjawab dengan sikap dingin.

Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya, dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya, lalu pergi ke tempat trening.

Setelah itu ia menyalakan motornya dan pergi menuju tempat training.

"Lihat Mas anak kamu, di tanya orang tua bukannya jawab sopan, malah acuh," kata Ibu tirinya Nana yang bernama Tiara.

Firman hanya diam, tak menjawab istrinya. Kemudian ia berangkat kerja, "Ma, Ayah berangkat dulu," kata Firman.

"Iya hati-hati Yah," kata Tiara sambil mencium punggung tangan suaminya.

...******...

Sesampainya Nana di tempat training, ia melihat jam di tangannya.

"Baru jam setengah 7 ternyata, pantes sepi," Nana bergumam sendirian.

Kantor memang terlihat sepi, tetapi sudah di buka. Hanya ada satpam yang selalu datang duluan, pulang paling belakang ketika semua karyawan sudah pulang.

Nana sengaja berangkat lebih awal karena ia merasa tidak nyaman dirumahnya. Terlebih lagi melihat Ayahnya yang menduakan ibu kandungnya sebelum ibunya meninggal. Ibunya Nana meninggal karena terkena serangan jantung, dan hal itu di sebabkan oleh ayahnya Nana dan ibu tirinya.

Firman dan Tiara ketahuan selingkuh, ketika Ibunya Nana menjemput Firman diam-diam dengan tujuan memberi surprise. Tetapi yang di lihat ibunya Nana adalah sesuatu yang mengiris hatinya, ia baru tahu suaminya berselingkuh dengan wanita lain.

Bukannya dia yang memberi suaminya surprise tetapi malah suaminya yang memberikannya surprise. Bahkan hubungan Firman dan Tiara sudah terjalin 2 tahun.

Nana mengingat kejadian beberapa tahun silam, yang membuatnya semakin benci dengan Ayah dan ibu tirinya.

Nana ingin membalaskan dendam ibunya, tetapi ia masih kecil, belum waktunya ia membalas dendam, karena belum mempunyai kemampuan yang kuat. Ketika hari itu tiba, Nana baru bisa tertawa melihat 1 pria bajingan dan 1 wanita ****** menderita.

Nana jadi tak sabar menunggu hari itu, sifat dendamnya Nana sangat besar, bahkan itu kepada Ayahnya sendiri. Ayah yang merawatnya semasa kecil, tetapi seketika berubah ketika harta warisan ibunya di pindahkan ke tangan ayahnya.

Nana merasa kesal, ia sangat-sangat ingin membalaskan semua dendam kepada Ayahnya. Nana akan menunjukkan karma yang didapatkan oleh Ayahnya atas apa yang ia perbuat ke Nana dan ibunya.

Nana menggeleng-gelengkan kepalanya berharap dia tidak mengingat kejadian itu lagi.

Nana menunggu karyawan lainnya di ruang tunggu khusus untuk tamu. Ia duduk disana sambil memainkan ponselnya.

Angga mengiriminya pesan lagi, Angga masih kekeh minta balikan dengan Nana.

[Apapun yang kamu bilang, aku gak mau balikan Angga!] kata Nana di chat.

Setelah itu ia kembali meletakkan ponselnya, Nana sangat malas memegang ponselnya karena Angga mengiriminya pesan terus.

Beberapa menit kemudian Marlinda datang. Nana kembali melihat jam yang ada di tangannya ,ternyata jam sudah menunjukkan jam 7 kurang 10 menit.

"Hai kak," Nana menyapa Marlinda.

"Hai, udah di sini aja kamu Na," kata Marlinda.

"Hehe iya dong kak, Aku kan anak rajin," kata Nana sambil menjulurkan lidahnya.

Mira pun tertawa melihat kelakuan Nana. Kedua orang itu terlihat sangat akrab padahal bertemu baru kemarin tetapi kedekatannya membuat orang lain iri saja.

Kemudian beberapa menitnya karyawan-karyawan lainnya pun sudah datang semua, termasuk Lia.

"Hy Lia, masih inget aku kan?" kata Nana menyapa Lia.

"Iya masih kok Na," kata Lia tersenyum.

"Aku boleh minta No WhatsApp kamu gak? biar bisa temenan. Soalnya kan di kantor juga jarang ketemunya," kata Nana.

Nana memang sudah merencanakan untuk meminta nomor Lia dan Marlinda kemarin.

"Boleh," kemudian Lia merogoh tas yang ia bawa dan mengambil ponselnya, "nih catet aja," kata Lia sambil menyodorkan ponsel yang berisi nomor WA nya.

"Makasi Lia," kata Nana setelah mencatat nomot WhatsApp nya Lia.

Kemudian ia memperkenalkan Marlinda yang sedari tadi menunggunya.

"Oh iya, Lia kenalin ini kak Marlin,"

"Marlinda," kata Marlinda sambil menyodorkan tangannya.

"Lia Kak," kata Lia menjabat tangannya Marlinda.

"Ya sudah kita mau ke gudang dulu ya Lia," kata Marlinda berpamitan.

"Iya Kak".

Kemudian Nana dan Marlinda pergi meninggalkan Lia menuju ke gudang.

"Kak, Nana minta nomor WhatsApp nya dong hehe," kata Nana sambil tersenyum

"Nanti aja ya Adikku tersayang. Sekarang waktunya kerja, gak boleh main ponsel," kata Marlinda memberi pengertian ke Nana.

"Oh iya deh kak, nanti jam istirahat ya biar gak kelupaan,"

"Iya dehh," kata Marlinda mengakhiri pembicaraannya.

Mereka pun mulai untuk mengerjakan pekerjaan mereka.

*****

Sekitar jam 9 pagi, Tara datang ke kantornya di temani Pir asistennya. Terlihat tangan Pir yang memegang sebuah kotak yang berisi Pita. Kemudian Tara memasuki ruangannya, masih diikuti oleh Pir.

"Pir, kamu bilang ke Nana, Anak trening itu yang dapat bagian di gudang, suruh jam 3 ke ruangan saya," perintah Tara.

Pir langsung menuju ke gudang, ia tahu Bosnya tidak suka menunggu lama-lama.

"Nana, nanti kamu di suruh ke ruangan Bos jam 3 sore," kata Pir kepada Nana ketika sudah sampai di gudang.

"Baik," kata Nana singkat. Kemudian ia melanjutkan pekerjaannya setelah Pir kembali meninggalkannya.

"Di panggil lagi sama Kak Tara?" tanya Marlinda.

"Iya, cuma di suruh ke ruangannya jam 3 sore,"

"Ohhhh,,, terus kemarin pulang kerja di suruh ngapain ke ruangan Kak Tara?"

"Ihhhh Kak Marlin kepo dehh," kata Nana

"Iya kepo dikit,"

"Uhhhh mending lanjutin kerja kak," kata Nana mengakhiri pembicaraannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!