Bulan yang bersinar malam itu tertutupi oleh awan dan nyala lampu dari berbagai gedung yang menjulang tinggi. Di salah satu sudut kota terdapat seorang wanita cantik yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai seorang mafia. Sebenarnya dia telah menyelesaikan tugasnya, namun sangat disayangkan ketika di akhir tiba-tiba saja pihak yang berwajib mendapati transaksi mereka dan dimulailah aksi kejar-kejaran itu. Wanita itu sudah curiga sepertinya memang ada penyusup di dalam organisasi mafia miliknya sehingga pihak yang berwajib bisa mendapati mereka saat sedang transaksi seperti ini.
Mengesampingkan pemikirannya, wanita itu terus melarikan kakinya menuju sudut terpencil yang kemungkinan jarang untuk disadari oleh para penduduk tak bersalah. Walau seorang mafia, ia tak akan mau melibatkan penduduk yang tak bersalah entahlah dengan pihak berwajib itu karena setahunya mereka akan bekerja pada yang memiliki status dan uang.
Begitu telah didapatinya tempat yang sesuai untuk melakukan aksi tanpa melibatkan mereka yang tidak bersalah, wanita itu mulai mengambil senjata panas yang berada di pinggangnya dan mulai menembaki satu per satu mereka yang mengejarnya. Tenang saja, ia tak mengambil nyawa mereka hanya melumpuhkan saja hingga hanya tersisa tidak lebih dari 3 orang yang bisa berdiri tegak dan berhadapan dengannya.
Ia menyimpan senjata panasnya dan beralih memposisikan dirinya untuk pertarungan jarak dekat dengan 3 orang tersebut yang kebetulan semuanya lelaki. Walau ia seorang wanita, tapi ia adalah seorang ahli yang tidak masalah dengan melawan 3 orang lelaki sekaligus yang notabanenya memiliki kekuatan yang lebih daripada seorang wanita.
Segera saja di tengah sunyinya malam itu, terdengar suara adu kekuatan fisik antara seorang wanita dengan tiga lelaki selama beberapa saat. Yang mencengangkan jika ada yang melihatnya adalah betapa tidak seimbangnya hasil perkelahian tersebut. Tidak bukan tidak seimbang karena seorang wanita melawan tiga lelaki memastikan yang seorang wanita itu kalah telak, yang terjadi justru sebaliknya wanita itu dapat mengungguli mereka lelaki yang berjumlah 3 orang itu.
Perkelahian itu hanya membutuhkan waktu beberapa menit kemudian untuk dimenangkan dengan telak oleh si wanita yang kemudian meninggalkan mereka tergeletak di tanah begitu saja. Pikirnya nanti pun anggota pihak berwajib lainnya akan menemukan mereka, jadi mereka bisa dipastikan akan aman. Sementara ia sendiri dengan cepat berlari meninggalkan daerah sudut terpencil itu agar kemungkinan untuk tertangkap semakin mengecil. Ia terus berlari hingga mendapati keramaian penduduk di tengah kota meski malam telah menjelang. Kota yang seakan hidup selama 24 jam tanpa ada tidurnya ini memudahkan dia untuk mengaburkan diri dari kejaran pihak berwajib.
Di tengah keramaian itu ia pun menatap ke arah bulan di atas kepalanya. Entah mengapa secara perlahan ia bisa menyaksikan perubahan bulan tersebut menjadi warna merah tua sementara orang-orang di sekitarnya terlihat tak mempedulikannya. Ia semakin mengerutkan keningnya penasaran dengan perubahan tiba-tiba itu, secara otomatis membuat ia berhenti di tengah jalan. Saat itu juga tanpa disadarinya ada sebuah truk yang kehilangan kontrol pada remnya dan berjalan ke arahnya secepat kilat tanpa bisa dihindari. Seketika pandangannya pun menggelap secara total. Yang terakhir dilihatnya hanyalah bulan merah itu yang semakin menggelap warnanya.
......................
Sementara itu, di sebuah dunia lain tepatnya sebuah kerajaan kuno terlihat seorang putri yang pakaiannya tak berbeda jauh dengan pelayan sedang berlari menghindari kejaran orang-orang yang berniat melecehkannya. Ia terus melarikan diri ke arah hutan dan terus sampai tak memperhatikan bahwa ia telah sampai di dekat jurang kematian, sebuah jurang yang selalu membuat korban yang terjatuh ke dalamnya mati karena kedalaman jurang tersebut. Putri itu tampaknya tak mempedulikannya. Ia lebih memilih mati terjatuh di jurang kematian daripada harus menerima dirinya dilecehkan oleh orang suruhan saudara tirinya yang terus menerus menjebak dan menyiksa dirinya sepanjang waktu bahkan keluarganya juga ikut andil. Jangan harap tunangannya itu mau membantu dirinya, sebab ternyata tunangannya juga lebih mencintai adik tirinya itu dibanding dirinya dan hanya terpaksa menerima perjodohan itu karena hutang budi terhadap mendiang ibunya. Sudah tak ada lagi yang bisa dia pertahankan di dunia ini maka dari itu dia tak lagi ragu memilih terjun bebas ke jurang kematian.
Memang benar pada akhirnya sang putri pergi meninggalkan tubuhnya itu, namun dendam dan rasa tidak terima terhadap takdir miliknya membuat dirinya menarik jiwa baru untuk memasuki tubuhnya dan meminta bantuannya untuk membalaskan setiap perbuatan mereka kepadanya. Dan jiwa yang tertarik itu adalah jiwa si wanita mafia dari dunia modern yang mati karena tertabrak truk saat dirinya fokus melihat bulan merah.
"Uuugh, apa yang terjadi padaku? Kenapa rasanya sekujur tubuhku sangat sakit? Oh iya aku ingat, terakhir itu kalau tidak salah aku tertabrak truk yg remnya blong gara-gara shock liat bulan yang tiba-tiba jadi merah warnanya."
Selagi ia bermonolog mengingat kejadian terakhir yang ditimpanya, tak disadari olehnya ada sosok transparan yang perlahan memunculkan diri di hadapannya. Sontak saja itu membuat dia menjerit kaget.
"Aaahh. Ha-ha-han-tuuuuuu!"
"Sst, Xia Yu kumohon tenanglah. Aku ini hanyalah sebuah jiwa saja bukan hantu."
"Sebuah jiwa?"
"Ya, jiwa dari tubuh yang saat ini kau tempati."
"Hah? Aku merasuki tubuhmu? Berarti artinya aku sudah mati?"
"Mungkin saja. Aku juga kurang tahu kalau soal itu. Hanya saja yang sudah pasti adalah bahwa aku telah mati dan digantikan olehmu sejak sekarang."
"Oh begitu. Lalu mengapa kau bisa mati?"
"Aku sudah tidak kuat lagi berada di dunia ini. Satu-satunya yang menyayangiku dengan tulus hanya ibuku. Dan dia sudah pergi duluan bertahun-tahun yang lalu meninggalkan aku sebatang kara di dunia ini."
"Ah i see." Sambil menganggukkan kepalanya, Xia Yu menjawab bahwa dia mengerti.
"Xia Yu aku adalah Jing Xia Yu, seorang putri dari Jendral Perang terkenal di kerajaan ini yang dikenal dengan sebutan putri sampah. Aku ingin meminta tolong padamu, tolong balaskanlah perbuatan mereka padaku. Aku tahu dengan sifatmu itu, kau pasti bisa membalaskan mereka, aku serahkan padamu untuk caranya. Aku hanya ingin mereka tahu bahwa aku bukanlah seorang putri sampah dan aku berhak mendapatkan kebahagianku sendiri. Kau bisa menggunakan tubuhku sesukamu. Aku juga tak peduli jika kau memutuskan hubungan kekeluargaan dengan mereka." Ia menjelaskan panjang lebar seakan dia bisa mengerti cara berpikir Xia Yu.
"Hahaha, karena kau sudah mengatakannya berarti terserah padaku untuk membalaskan dendammu bukan? Tapi sebelumnya aku ingin mengetahui tentang dunia ini dan juga kondisimu siapa saja yang perlu dibalas dan bagaimana perlakuan mereka kepadamu selama ini agar aku bisa menyusun rencana balas dendam tanpa cela." jawaban Xia Yu untuk permintaan Jing Xia Yu ini disertai dengan sebuah smirk yang menyeramkan dan membuat merinding siapapun yang melihatnya.
"Tentu saja, sebelum aku pergi menemui ibuku untuk mencari kebahagiaanku dan memberimu bebanku, aku tentu akan memberikan seluruh ingatanku padamu. Ini terimalah."
Seketika Jing Xia Yu yang berbentuk sebuah jiwa itu memegang kepala Xia Yu dan mengirimkan seluruh ingatannya. Xia Yu yang menerima keselurahan ingatan itu secara mendadak merasakan sakit kepala yang luar biasa disertai sakit hati juga. 'Ternyata gadis ini sudah banyak menderita. Tenanglah gadis, aku Xia Yu sang mafia buronan pihak berwajib di dunia sana akan membantumu membalaskan mereka,' tekadnya dalam hati. Ketika ia membuka matanya dan melihat bahwa jiwa Jing Xia Yu perlahan menghilang dengan sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Kata terakhir yang diucapkannya adalah "Terimakasih, Xia Yu."
Setelah kepergian Jing Xia Yu yang berbentuk arwah, Xia Yu sendiri memejamkan matanya kembali untuk meresapi setiap memori miliknya. Ia masih tak habis pikir dengan pengalaman hidup Jing Xia Yu, dan mengapa dia bisa bertahan selama itu sendirian. Yah sebenarnya dia tidak salah juga, karena selalu mengira bahwa mereka alias keluarganya setidaknya masih memiliki sedikit rasa sayang padanya. Begitupun dengan tunangannya, dia pikir tunangannya juga menyayanginya. Siapa yang menyangka ternyata mereka semua membencinya.
Adik tirinya membencinya karena iri padanya yang merupakan seorang putri dari istri sah sementara dia hanya putri seorang selir yang derajatnya lebih rendah. Melihat dia tak memiliki bakat, adik tirinya pun mulai merasa di atas angin dan dapat menindasnya kapanpun itu yang dia inginkan. Sementara dia hanya diam saja dan menerima segala penindasan dari adik tirinya.
Ayahnya yang seharusnya menyayanginya karena merupakan satu-satunya peninggalan ibunya yang telah tiada, malah membencinya karena mengira dirinya lah penyebab ibunya mati. Belakangan, sebelum ia mati karena dikejar pria-pria yang ingin melecehkannya dia baru mengetahui bahwa ibunya diracun dan yang meracuninya adalah selir ayahnya yang ingin mengambil posisi ibunya. Tapi selir s****n itu malah menumpahkan seluruh perbuatan jahatnya itu pada dirinya yang saat itu masih seorang anak kecil.
Ayahnya yang bodoh malah mempercayai hal itu begitu saja tanpa melakukan penyelidikan lebih lanjut, dan terus membencinya sejak saat itu. Terlebih lagi dia tidak bisa melakukan kultivasi karena ternyata tubuhnya ini istimewa. Ya, Xia Yu baru menyadari bahwa tubuh yang ditempatinya sekarang bisa berkultivasi namun harus melalui cara khusus karena memerlukan beberapa tanaman herbal untuk membantunya berkultivasi tidak seperti manusia lain pada umumnya yang bisa langsung berkultivasi begitu saja.
Sementara tunangannya itu ternyata selama ini menyimpan rasa untuk adik tirinya dan malah bermain di belakangnya dengan adik tirinya itu. Hari dimana ia mengetahui kebenaran dibalik kematian ibunya itu, ternyata dia juga mendapatkan kepastian mengenai tunangannya yang mencintai adiknya tetapi tidak berani menentang perjodohan mereka maka ia ikut andil dalam rencana penyingkiran dirinya melalui pelecehan oleh pria-pria itu. Malah dia yang memberi mereka ide untuk melecehkannya baru kemudian dibunuh kalo memungkinkan dengan tawa jahatnya bersama adik tirinya itu.
Sungguh Xia Yu tak habis pikir, kenapa orang-orang di sekitar gadis ini begitu bodoh dan berpikiran dangkal?
'Tenanglah, Jing Xia Yu. Aku tentu akan membalaskan dendammu ini. Aku akan membuat mereka merasakan apa yang kau rasakan berkali-kali lipat. Dan membiarkan mereka menderita sementara aku akan membangun kebahagiaanku sendiri disini.' Batinnya lagi.
Ia menarik napas perlahan, namun ternyata masih merasakan sakit yang begitu menusuk di sekujur tubuhnya. Memaksakan tangannya untuk bergerak, ia menyadari bahwa ternyata tas doraemon miliknya di dunia sebelumnya ternyata mengikutinya datang ke dunia ini. Ia pun bernapas lega, karena dengan ini artinya ia bisa mencari obat-obat buatannya dulu yang tidak diperjualbelikan secara luas namun memiliki efek yang luar biasa ada di dalam tas doraemonnya.
Ia dulu memang memiliki hobi meracik obat sendiri namun tidak berniat untuk memasarkannya ke masyarakat umum sehingga lebih sering dijadikan konsumsi pribadi miliknya dan disimpan di dalam tas doraemonnya sehingga kalo ia membutuhkannya disaat sedang melakukan pekerjaan mafianya ia bisa langsung mengambilnya. Jangan berpikir tas doraemonnya merupakan tas yang besar karena nyatanya tas itu bentuknya sangatlah kecil dan selalu terikat di pinggangnya. Namun sesuai namanya tas itu bisa menampung segala hal di dalamnya. Mungkin kalau di dunia ini bisa disebut dengan kantung dimensi.
Dengan segenap kekuatan yang dimilikinya, Xia Yu mengambil obat itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Beruntungnya dirinya, ternyata obat yang dia ambil adalah obat penyembuh ekstra yang bisa menyembuhkan baik luka luar maupun luka dalam seseorang dengan kecepatan lebih cepat daripada biasanya. Sambil menunggu obatnya bereaksi, ia mulai menyusun rencana pembalasan yang akan dilakukannya nanti di dalam otak encernya itu. Begitu obat itu bekerja, hanya memerlukan waktu tidak sampai 1 jam hingga tubuhnya merasa perlahan pulih membaik. Bayangkan saja, betapa hancurnya tubuh itu yang jatih dari ketinggian sekitar 500 meter. Tentu saja setidaknya akan ada beberapa tulang yang patah bukan? Hebatnya obat buatan Xia Yu memulihkannya hanya dalam waktu sekitar sejam.
Saat tubuhnya membaik, saat itu pula Xia Yu sudah memutuskan awal dari balas dendamnya adalah memperkuat tubuhnya terlebih dahulu. Karena jika tubuhnya masih lemah, artinya ia tentu masih akan ditindas dengan mudah. Maka dari itu ia mencoba mengingat apa saja bahan herbal yang dibutuhkannya untuk bisa berkultivasi dan meningkatkan kemampuannya dengan cepat. Beruntungnya di bawah jurang tempat jatuhnya Xia Yu itu ada hutan yang tak jauh dari sana. Sehingga memungkinkan Xia Yu untuk mencari herbal-herbal itu tanpa harus berusaha keras memanjat tebing yang ada di depan matanya itu.
Selama berhari-hari ia terus mencari berbagai herbal yang bisa membantunya memulai kultivasi dan meningkatkannya secara langsung dengan cepat dan tanpa efek samping. Namun tentu saja, bahan-baham itu tidak dapat ditemukan dengan mudah. Entah ini disebut keberuntungan atau apa, karena sejak ia memasuki hutan itu ia tak merasakan kehadiran makhluk hidup lain selain pohon-pohon yang ada dan berbagai tanaman lainnya. Rasanya hanya dia sendiri makluk hidup yang bisa bergerak bebas.
"Huh kemana sih daun bunga kelopak 9 warna-warni tuh. Tinggal ini aja yang belum ada. Duh kalo ga ketemu juga, mampuslah ini aku ga akan bisa mulai kultivasiku nih. Gimana dong?" Keluhnya seraya menghentak-hentakkan kakinya di tanah. Tanpa disadarinya, kakinya menginjak sesuatu yang mirip mekanisme menuju ruang tersembunyi atau entah itu jebakan yang ada di tanah. Seketika tanah bergetar dan tiba-tiba aja pijakannya di tanah itu menghilang digantikan sebuah lubang yang langsung membuat dia jatuh ke dalamnya.
Syurrr.
Rasanya seperti menaiki serodotan yang ada di dunianya dulu. Kaget yang menyertainya tentu saja membuatnya secara refleks berteriak.
"Aaaaaaaaa. Mau kemana aku ini?"
"Ah. Dasar Xia bego, ngapain coba kamu ga sewaspada biasanya. Jadi aja kena jebakan kan?"
Lagi-lagi ia bermonolog sambil menghilangkan rasa takutnya akan gelap disekelilingnya itu.
Memang sebenarnya Xia Yu ini takut pada kegelapan total tanpa setitik pun cahaya. Untungnya setelah melewati beberapa lama mulai muncul lampu-lampu di dinding-dinding yang dilewati olehnya itu. Setidaknya itu benar-benar mengurangi rasa takutnya dan malah meningkatkan rasa penasarannya tentang apa sebenarnya tempat dia berada saat ini? Lalu bagaimana tempat ini bisa ada atau dibangun tanpa ada hewan buas semacamnya sejak di hutan? Jangan katakan lagi soal ketiadaan manusia hidup disini.
Pada kenyataannya bangunan yang dia pijaki sekarang ini bentuknya mirip bangunan kuno. Jika ini masih di dunia lamanya, sepertinya sudah pasti akan masuk ke dalam salah satu bangunan bersejarah yang patut dilestarikan juga dicari tahu sejarahnya.
Bagaimana tidak? Dengan dinding yang terbuat dari batu. Lantai pun sama tak ada keramik sama sekali, kemudian penerangan hanya dari obor yang ditaruh di dinding.
Apalagi ketika Xia Yu telah berhenti bergerak yang artinya ia telah sampai di tempat yang sudah datar dan tidak miring lagi tanah tempat ia jatuh.
Segera saja ia bangkit berdiri dan menepuk-nepuk pantatnya juga seluruh tubuh yang tertutup debu karena sepertinya sudah lama ini tidak terbuka seperti tadi.
Ia memutuskan untuk berjalan ke depan mencari tahu apa yang sebenarnya ada di dalam sini.
Semakin ia berjalan ke dalam penerangan semakin terang karena banyaknya lampu obor yang terpasang di setiap dinding.
Xia Yu terus berjalan hingga menemukan sebuah pintu yang dijaga oleh dua patung hewan yang mirip seperti singa di masing-masing ujung pintu.
Tanpa disengaja mata Xia Yu melihat ke arah mata salah satu patung itu yang sekilas seperti membalas tatapannya.
Ketika ia terhanyut dalam tatapan itu tiba-tiba saja ia dikagetkan oleh kedipan mata sang patung singa.
Refleks lidahnya pun latah mengucapkan "Eh copot, copot. Jantungku copot deh kayaknya."
"Duh pasti aku tadi berhalusinasi bahwa pating ini bisa berkedip matanya." Monolognya lagi diikuti dengan gerakan tangannya yang mengelus dada.
"HAHAHA, Xiao Yu lihatlah betapa menariknya manusia satu ini. Rasanya baru kali ini ada manusia yang bertingkah seperti ini di depan kita, bukan?"
Patung singa yang tadi terlihat mengedipkan matanya, secara tiba-tiba menggerakkan mulutnya dan berbicara seperti itu.
Jangan lupakan bahwa ia sudah tidak berada di posisi yang sama dengan saat menjadi patung tadi.
Sepertinya ia telah meluruskan badannya dan berbalik ke arah patung satunya lagi yang dia panggil Xiao Yu.
Sementara Xiao Yu perlahan mulai menggerakkan tubuhnya dan menghadapkan dirinya pada patung singa di sebrangnya seraya menjawab dengan sebuah delikan di matanya "Hi, kau ini seperti biasa tidak dapat menahan dirimu ya. Padahal seharusnya kita memastikan terlebih dahulu niat dari manusia ini. Siapa tahu dia memiliki niat yang buruk Xiao San?"
"Tapi kurasa tidak, lihatlah dia masih shock seperti itu sejak kita bersuara tadi."
"Kau benar juga, apakah dia terlalu shock sehingga tidak bereaksi lagi?"
Setelah berbicara seperti itu mereka saling pandang seakan memberikan kode untuk menyadarkan manusia di hadapan mereka bersama-sama.
Mereka mulai mengeluarkan suara secara bersama dan berbicara bersamaan pula, "Wahai manusia rendahan apa yang sebenarnya kau inginkan dari sini?"
Secara otomatis Xia Yu mulai tersadar dari keterkejutannya dan mulai mengumpulkan serpihan kesadarannya yang sempat menghilang tadi.
"Ah maafkan aku, tuan-tuan patung singa sekalian."
Seketika Xia Yu bisa melihat delikan mata dari kedua patung singa itu.
Oh ayolah, ia sudah terkejut menemukan fakta bahwa kedua patung singa ini bisa berbicara lalu bergerak bebas layaknya seekor hewan beneran.
Sekarang ternyata mereka bisa berekspresi seperti itu bahkan matanya bisa mendelik tidak suka? Yang benar saja. Ya Tuhan, tolong kuatkan jantung Xia Yu.
"Hei manusia. Jangan panggil kami tuan-tuan patung singa. Kami memiliki nama yaitu Xiao Yu dan Xiao San. Xiao Yu itu aku dan dia Xiao San," tunjuk salah satu patung singa itu.
"Jadi apa yang membuatmu kemari?" tanya Xiao San langsung kepada Xia Yu disertai tatapan mata yang tajam membuat Xia Yu mau tidak mau menceritakan kisahnya.
Menurutnya tak ada salahnya ia menceritakan kisah hidupnya karena dia bisa melihat bahwa pating singa ini juga tidak normal, jadi apalah salahnya untuk berbagi cerita tentang dirinya yang tiba-tiba mengalami perjalanan dimensi dan memiliki misi untuk membalaskan dendam pemilik tubuh asli ini?
"Kau bilang kau salah satu pemilik tubuh istimewa itu yang tidak bisa berkultivasi secara biasa? Lalu kau masih kekurangan herbal untuk memulai kultivasimu? Jadi kau mencarinya dan tidak sengaja menemukan tempat ini?" Xiao Yu memborbardir dirinya dengan pertanyaan-pertanyaan itu setelah dirinya selesai bercerita.
"Ya memang seperti itulah. Jadi kalian sebenarnya sedang apa disini?" Tak mau ketinggalan, Xia Yu mulai mencoba peruntungannya mencari informasi mengenai tempat ini dari kedua patung singa di hadapannya itu.
"Ah Xia Yu. Kami ini adalah penjaga sebuah harta berharga yang sangat sulit untuk menemukan pemiliknya. Kami harus menjaga dia dari para makhluk serakah yang menginginkannya untuk menguasai dunia ini. Apakah kau ingin mencoba melihatnya?"
Merasa mulai akrab dengan Xia Yu, Xiao Yu mulai menjelaskan perlahan mengenai keberadaan mereka di situ.
Sementara Xiao San hanya menganggukkan kepalanya sambil sesekali ikut menimbali percakapan itu jika sudah dipanggil atau dimintai pendapatnya.
Dari sini Xia Yu sudah dapat melihat perbedaan mendasar sekaligus sangat besar di kedua patung singa itu.
Yang satu patung singa yang mudah akrab dan enak diajak bicara, sementara yang satu lagi sangat dingin dan hanya berbicara seperlunya saja. Sungguh membuat Xia Yu greget ingin memukul kepalanya tapi ia tahan.
Ngomong-ngomong soal tawaran Xiao Yu tadi yang menawarkan benda berharga yang dijaga mereka itu untuk bisa dilihat olehnya, tentu saja diberikan anggukan kepala dengan penuh semangat oleh Xia Yu.
Karena ia berpikir apakah ini semacam benda pusaka peninggalan leluhur yang tidak bisa dipakai sembarang orang seperti novel atau komik tentang reinkarnasi yang selama ini dia baca di dunia sebelumnya itu?
Melihat Xia Yu yang begitu antusias dengan tawarannya, kedua patung singa itu bersiap-siap untuk membuka pintu yang selama ini mereka jaga.
...----------------...
Hallo semua pembaca cerita ini, perkenalkan saya author baru disini dan sedang mencoba menyalurkan ide di otak saya setelah selama ini selalu mencari cerita dengan tema ini tapi susah nemu yang sesuai kemauan saya. Akhirnya saya putuskan untuk membuat cerita versi saya sendiri.
Karena saya juga mash baru menulis ini dan bahkan ini baru bab ke 3 saya tentu belum bisa mengajukan kontrak bukan?Jadi tulisan ini sepertinya masih bisa dibaca gratis tis tis.
Hahaha saya juga tidak tahu apakah ada yang berminat dengan cerita saya ini atau tidak. Tetapi saya berharap jika memang ada yang berminat tolong dukung saya ya dengan cara jangan memberi komentar negatif.
Sebenarnya boleh saja memberikan kritik yang membangun bagi saya dan untuk cerita ini ke depannya.
Tapi saya mohon berikanlah dalam kalimat yang baik oke. Jangan membuat saya down. Saya memohon pada kalian ya, soalnya saya juga menulis cerita ini sambil mengerjakan skripsi saya.
Maklum mahasiswa semester akhir yang banyak malasnya hehehe. Terimakasih sudah menyempatkan untuk baca, maaf jika bab ini sedikit isinya hehe.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!