NovelToon NovelToon

Immortal Reingcarnation

PROLOG

Didalam ruangan yang gelap tanpa adanya penerangan sedikitpun terdapat seorang pria dengan mata merah menyala.

Kedua tangan dan kakinya terikat dengan rantai besi yang sangat kuat.

Aaargh...

Teriakan mengerikan namun menyayat hati menggema dalam ruang gelap itu.

Lama kelamaan si pemilik mata merah menyala itu semakin lemah.

Ia menjadi lemah karena ia tidak mengikat Mate nya yang sudah lama ia temukan.

"Nairaaaa..."

'Prangg' teriakan yang lebih keras dari sebelumnya menyebabkan kaca yang berada di ruangan itu pecah seketika.

Kemudian dia ambruk dengan mata yang sudah kembali seperti semula setelah rantai yang mengikatnya terlepas.

Dia masih bisa menahan rasa hausnya akan darah manusia terlebih mate nya. Tapi, Dia tidak dapat menahan rasa panas yang menyelimuti tubuhnya karena hasrat untuk memiliki mate nya seutuhnya.

...»---♡---«...

Seorang gadis menyusuri hutan yang terlihat mengerikan dimata manusia.

Gadis itu terus berjalan tanpa alas kaki sambil menatap liar di sekitarnya takut ada binatang buas atau yang lebih mengerikan dari itu.

Langkahnya terhenti saat tiba-tiba ada bayangan hitam yang melintas di depannya.

Jantungnya berpacu dengan cepat. Keringat dingin mulai keluar dari kulit putihnya. Bulu kuduknya tiba-tiba berdiri. Ia merasakan hembusan dingin di tengkuknya.

"Manusia" suara bisikan membuat gadis itu terdiam mematung.

Saat ia merasa tidak ada lagi hembusan dingin di tengkuknya, ia menoleh kebelakang namun tidak ada siapa-siapa selain dirinya yang ada di hutan itu.

Merinding yang ia rasakan saat ini. Karena perasaannya tidak enak seperti akan terjadi sesuatu yang buruk yang akan menimpanya, gadis itu berlari sekuat mungkin.

Tak ia hiraukan luka yang tergores di tangan dan kakinya hingga berdarah.

Ia terus berlari lebih cepat dari sebelumnya karena merasa ada yang mengikutinya.

Berlari dan terus berlari sampai akhirnya ia berada di tengah-tengah hutan terlarang.

Langkah gadis itu terhenti. Di depannya terdapat sebuah rumah yang sangat besar. Tidak, melainkan sebuah istana yang sangat mengerikan jika dilihat dari luar.

Dengan perasaan ragu gadis itu melangkah kedalam istana megah yang mengerikan itu.

"Tidak ada siapa-siapa" gumamnya karena setelah ia membuka gerbang depan istana tidak ada seorang pun. Dan ia terperangah takjub dengan luar istana itu. Terdapat banyak bunga yang bermekaran, kupu-kupu maupun serangga lainnya terbang dengan senangnya kesana-kemari hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya.

Setelah berjalan-jalan menyusuri taman bunga yang indah itu tanpa menghiraukan luka di tubuhnya.

"Permisi, apa ada orang" teriaknya saat sampai di depan pintu masuk utama istana itu.

Karena tak ada jawaban gadis itu hendak membuka pintu yang terbuat dari emas tersebut terbuka dengan sendirinya.

Gadis itu lagi-lagi dibuat takjub sekaligus heran, dia juga merinding karena pintu berwarna emas dengan pola unik yang terlihat sangat berat itu terbuka dengan sendirinya.

"Apa aku boleh masuk" teriaknya lagi dan... "Blam!" pintu itu tertutup sendiri dengan kerasnya dan membuatnya terkejut.

Tiba-tiba lampu kristal yang menggantung di langit-langit menyala terang sehingga ruangan dimana gadis itu menjadi terang.

"Waw" takjubnya melihat isi ruangan itu yang tampak megah namun elegan.

Gadis itu melangkahkan kaki jenjangnya di atas karpet merah di seluruh jalan yang ia lewati.

Memeriksa setiap ruangan yang serba mewah dan yang membuatnya terperangah saat ia berada diruangan singgasana yang menjulang tinggi dengan mahkota raja dan ratu berada di atas nampan tepat di singgasana tersebut.

Gadis itu hendak mengambil tiara milik sang ratu namun ia urungkan. Barang itu bukan miliknya, ia tidak berhak mengambil barang yang bukan miliknya.

"Hanya memakai sebentar tak apakan?" tanyanya pada dirinya sendiri karena ia hanya sendiri.

Memakai tiara cantik itu di kepalanya dan ya tiara itu pas dikepalanya seolah tiara itu didesain khusus untuknya.

Mengangkat nampan berisi mahkota raja lalu duduk di singgasana tersebut dan menaruh nampan tersebut di pangkuannya. Dilihatnya mahkota itu dengan seksama, terlihat begitu elegan dan mewah.

Samar ia mendengar suara rantai besi yang bergesekan dengan tiang. Karena penasaran diapun berdiri dan menaruh nampan tersebut pada tempatnya tadi dan mengikuti sumber asal suara itu tanpa melepas tiara yang ia pakai.

Semakin lama suara tersebut semakin terdengar dengan jelas.

Tangannya menjulur membuka pintu emas yang menjulang tinggi berukiran aneh namun unik.

Sebuah kamar yang lebih megah dari sebelumnya yang ia yakini ruangan ini kamar sang raja dan ratu karena semuanya terbuat dari emas.

Aargh...

Gadis itu terkejut dengan suara teriakan yang terdengar pilu di telinganya.

Dengan rasa penasaran yang terus membuncah gadis itu mencari sumber suara tersebut.

Dia terus mencari dimana asal suara teriakan tersebut sampai ia menemukan sebuah rak buku yang tertata dengan rapi disudut ruangan dan pasti sangat berat karena semua bukunya tebal-tebal. Dan asal dari suara teriakan itu berada di balik rak buku tersebut.

Sekuat tenaga gadis itu mendorong rak buku tersebut. Namun nihil, sia-sia saja dia mendorongnya. Rak bukunya tidak bergeser sama sekali.

Teriakan tersebut semakin kencang dan membuatnya semakin bingung, bagaimana caranya menyingkirkan rak itu, pikirnya.

Gadis itu terus mencari cara agar rak buku tersebut paling tidak bergeser meskipun hanya sedikit saja agar dia bisa melihat apa yang ada dibalik rak buku itu.

Saat ingin merebahkan tubuhnya di ranjang berukuran king size, tangannya tak sengaja menyentuh sebuah buku tebal sama yang tadinya ada di rak tersebut.

Sejak kapan buku ini ada disini, pikirnya. Pasalnya saat ia masuk tidak ada buku di atas ranjang.

Aargh... Teriakan kesakitan itu semakin meninggi sampai ia dibikin merinding dan juga panik.

Tiba-tiba buku tersebut terbuka sendiri.

Dihalaman pertama terdapat tulisan "My Lord"

Dihalaman selanjutnya hanya kertas kosong. Gadis itu terus membalik lembaran kertas yang ada di buku itu sampai tangannya terhenti.

Terlihat seperti sebuah tombol berwarna merah darah berada di tengah-tengah.

Gadis itu menekan tombol tersebut dan 'drrttt' rak buku tersebut bergeser dengan sendirinya dan terlihatlah sebuah pintu berwarna hitam kemerahan menjulang dengan angkuhnya.

Tanpa ragu ia melangkah kearah pintu dibalik rak buku tersebut meninggalkan buku yang tergeletak di atas ranjang.

Dibukanya pintu itu sekuat tenaga dan akhirnya pintu itu terbuka lebar membuat ruangan yang gelap gulita itu sedikit terang.

Matanya membulat dengan apa yang dia lihat.

Sepasang mata merah menyala menatapnya tajam.

Dengan tangan dan kakinya yang terikat rantai besi dan seluruh tubuhnya memerah seperti menahan rasa sakit.

NAIRA... teriaknya membuat kaca disekitarnya hancur berkeping-keping.

Naira membuka matanya. Mimpinya kali ini lebih nyata dari mimpi sebelumnya.

Peluh keringat membanjiri wajah cantiknya.

Hah... Hah... Hah.

...»---♡---«...

...TBC!...

Revisi!

Selamat datang di cerita haluan saya. semoga kalian menyukai karya saya 😇

Terimakasih yang sudah like, comment, follow dan hadiah kalian 😍

Mimpi

"Selamat pagi semuanya..." sapa seorang gadis yang masih di tangga dengan senyum manisnya.

Mereka yang ada di meja makan lantas menoleh dan tersenyum membalas senyuman gadis itu.

"Selamat pagi juga sayang" ucap seorang wanita paruh baya dengan senyum yang mirip dengan putrinya.

"Kamu nanti kalau sudah pulang jangan lupa beritahu ayah atau kakakmu ya" ujar sang ayah menatap putrinya.

"Iya ayah" balas sang putri singkat.

"Jangan sampai lupa! Biasanya kamu orangnya pelupa" kali ini sang kakak yang angkat bicara.

"Hehe... Iya kak"

"Ya sudah sarapan dulu. Setelah sarapan kamu antar adik-adik mu itu ya, Kean" ujar sang ayah.

Kean , nama lengkapnya Keanu Louis Efron. Anak pertama dari keluarga Efron. Keluarga sederhana.

Memiliki wajah bak pangeran dari negeri dongeng yang selalu di dambakan setiap wanita.

Kean menganggukkan kepalanya seraya menjawab perkataan ayahnya "Iya, yah".

Setelah itu Tidak ada percakapan sama sekali hanya terdengar dentingan sendok sesekali.

...»---♡---«...

Mereka sampai di depan tempat kerja Naira, sekolah dimana ia mengajar.

Kean menoleh kearah adik perempuannya yang berada di sampingnya "Kerja boleh asal saat istirahat gunakan waktu istirahat dengan baik. Jangan lupa nanti makan siang dan kalau sudah pulang beritahu kakak. Mengerti?!" pesan Kean .

Naira tersenyum manis "Iya kak"

"Yaudah turun gih. Nanti kalau telat kamu marahnya ke kakak lagi" goda Kean .

Naira mengerucutkan bibir pink nya "Ngusir nih?!"

"Adik kakak jadi makin imut kalau kayak gitu" goda Kean

Pipi Naira bersemu merah mendengar perkataan Kean.

Dengan pelan Naira memukul lengan Kean pelan "Apaan sih kak"

"Hahaha.... Adik kakak blushing nih, cie.." ledek Kean.

"Oh ayolah kak, aku bisa telat nanti" ujar Rafa dari belakang. Dia tidak suka jika ada yang menggoda adiknya seperti itu.

Rafa dengan nama lengkapnya Rafael Louis Efron. Anak kedua di keluarga Efron.

Memiliki wajah yang tak jauh berbeda dari kakaknya, Kean.

"Oke oke. Kita akan berangkat kalau adik kecil kita sudah turun dan masuk kedalam sekolah"

Rafa hanya menghela napas dengan ucapan kakaknya.

"Baiklah, Naira akan turun" Naira mencium punggung tangan dan pipi kedua kakaknya begitupun dengannya mereka akan mencium kening adik tercinta mereka.

"Hati-hati dijalan" ujar Naira pada kedua kakaknya kemudian ia masuk kedalam tempatnya bekerja.

Setelah Naira masuk kedalam Kean pun melajukan mobilnya menuju tempat adiknya (Rafa) bekerja setelah itu ketempat kerjanya.

...»---♡---«...

Ditengah hutan terdapat Mansion megah yang terlihat sangat mengerikan jika di lihat dari luar. Namun jangan disangka mansion yang terlihat sangat mengerikan itu di dalamnya juga mengerikan. Justru di taman mansion itu di penuhi dengan bunga mawar biru yang bermekaran dengan indah.

Tidak ada yang tahu dibalik tembok yang menjulang tinggi mengitari mansion dengan kokoh terdapat banyak sekali bunga mawar biru dan isi dari mansion itu.

Sebuah mobil mewah berwarna hitam keluar dari mansion tersebut.

Mobil itu terus melaju meninggalkan mansion yang di jaga ketat oleh para bawahannya.

Melewati pepohonan yang lebat yang menghalangi sinar mentari untuk menerobos masuk.

...»---♡---«...

matahari berganti dengan rembulan. Naira sudah berada di dalam selimut hangatnya. Menjelajahi alam mimpi yang indah namun berubah menjadi menyeramkan.

Mata indah milik Naira terbuka dengan deru napas yang mendera "hah...hah...hah"

Mimpi itu, kenapa terus berulang. Batinnya.

Mengingat mimpinya kembali.

Seorang gadis yang memiliki wajah yang sama persis dengan Naira berjalan sendirian di sebuah taman yang indah dipenuhi banyak bunga yang berwarna-warni, di belakang gadis itu terdapat istana yang megah.

Gadis itu terus memperhatikan bunga yang ada di sekitarnya sampai ia dikagetkan oleh seorang pria yang memeluknya dari belakang.

"Apa yang dilakukan istriku di taman ini sendirian?" gumamnya yang bisa didengar oleh gadis yang ia sebut istri tersebut. Gumaman suaminya yang memanggilnya dengan sebutan istriku membuat wajah cantiknya bersemu merah.

Meskipun mereka sudah lama menjadi pasangan suami-istri gadis itu masih belum terbiasa dengan panggilan suaminya.

Gadis itu melirik suaminya mengusap lembut pipi suaminya dengan tangan mungilnya.

"Aku bosan berada di dalam kamar terus My Lord" ujarnya.

"Apa aku pergi terlalu lama?" tanyanya tanpa melepas pelukannya pada istrinya.

Gadis itu melepaskan pelukan suaminya berbalik dan menatap suaminya. Gadis itu menggeleng "tidak My Lord" ujarnya dengan senyum manisnya.

Mereka berjalan kesebuah pohon yang memiliki ukiran nama mereka berdua dan duduk di bawah pohon rindang itu.

Mereka berbincang kadang diselingi dengan tawa bahagia dari keduanya. Namun, itu tidak berlangsung lama karena salah satu prajurit mendatangi mereka dan mengatakan bahwa para pemberontak menyerang perbatasan kerajaan.

"Maaf sayang, aku harus pergi membantu rakyatku untuk memberantas para pemberontak itu" ujarnya sambil menatap istrinya agar ia diizinkan untuk pergi membantu pasukannya melawan para pemberontak yang dibawah kekuasaannya.

Istrinya menatap suaminya dengan raut cemas. Entah kenapa ia ingin tetap bersama suaminya kemanapun ia pergi.

"Bolehkah aku ikut, My Lord?!" izinnya dengan ragu.

Suaminya hanya tersenyum menenangkan "Aku akan baik-baik saja, sayang. Kamu jangan khawatir, aku akan pulang dengan keadaan selamat. Aku janji" ujarnya meyakinkan istrinya.

"Lagi pula kalau kamu ikut, takutnya nanti kamu kenapa-kenapa. Ayo aku akan mengantarmu ke kamar." lanjutnya.

Merekapun pergi meninggalkan taman dan menuju ke kamar mereka.

...

Setelah Sampai dikamar, suaminya berpesan agar istrinya tidak keluar dari kamar sebelum ia kembali.

"Aku pergi dulu" pamitnya lalu mencium kening istrinya. Setelah itu ia keluar kamar.

Sebelum keluar kamar pria itu menoleh kearahnya dengan senyum menawannya lalu berbalik dan meninggalkan istrinya dengan perasaan khawatir.

Perasaannya semakin tidak tenang setelah kepergian suaminya.

Ia pergi keruang kerja suaminya dan menuliskan beberapa kata-kata bila ia nantinya akan meninggalkan suaminya.

...

Setelah selesai dengan apa yang ia tulis. Dia pun kembali ke kamar mereka dengan perasaan yang semakin gundah.

Ia memasuki kamar dan menguncinya dari dalam. Pitu dan juga jendela sudah ia kunci dengan rapat.

Bertepatan saat ia duduk di sisi ranjang pintu kamar terbuka dengan paksa membuatnya kembali berdiri dengan penuh waspada.

Mata indahnya membulat sempurna. Apa yang ia khawatirkan terjadi juga.

Seorang pria menggunakan sebuah topeng untuk menutupi wajahnya tersenyum. Bukan, melainkan menyeringai dibalik topengnya.

"Percuma saja kau menguncinya dari dalam, aku bisa membukanya dengan mudah" ujarnya dingin.

Gadis itu gemetar ketakutan tubuhnya menggigil wajahnya yang tadinya cerah menjadi pucat.

Meskipun ia memiliki kemampuan bertarung kemungkinan kecil ia bisa menang.

"Apa mau mu?" tanyanya berusaha untuk setenang mungkin agar pria yang ada dihadapannya tidak curiga kalau ia sedang ketakutan.

...»---♡---«...

...T.B.C...

Terimakasih yang sudah like, comment, follow dan hadiah kalian 💖

Datang

"Apa mau mu?" tanyanya berusaha setenang mungkin agar pria yang ada dihadapannya tidak curiga kalau ia ketakutan.

"Apa mau ku? Ayolah Queen aku kesini bukan untuk menjenguk mu" jawabnya sedikit bergurau.

"Melainkan untuk menjemput nyawamu" lanjutnya dengan nada menyeramkan.

Tubuh gadis itu menegang. Kekhawatirannya akhirnya terjadi juga. Apakah ia akan meninggalkan suaminya? Kalau memang iya itu berarti tadi adalah pertemuan terakhirnya dengan suaminya. Seharusnya ia tetap bersikeras ikut bersama suaminya. Dia yakin kalau ia pasti akan dilindungi oleh suaminya bagaimanapun caranya jika dia ikut.

Sayangnya, ia berada dikamar mereka dan sekarang berhadapan dengan pria yang akan merenggut nyawanya.

Dengan mengerahkan segala kekuatan yang ia miliki dia keluarkan. Tapi nyatanya, kekuatan fisiknya tidak sebanding dengan kekuatan fisik pria didepannya, sehingga membuat ia merasa lelah, apa lagi dengan kondisinya yang sedang mengandung.

Ketika dia sedang mengatur napas, pria itu menggunakan kesempatan...

Dan...

Jleb...

Darah segar mengalir dari tubuhnya. Sebuah belati tertancap tepat di jantungnya. Lalu kemudian pria bertopeng itu mencabut belati nya dari tubuh sang ratu.

Buliran bening mengalir dari mata indahnya. Tangan mungilnya memegang  bekas tusukan yang diberikan pria bertopeng itu. Kemudian ia arahkan tangannya yang penuh darah pada perutnya yang masih rata. Maafkan ibunda anakku, kamu harus ikut ibunda sebelum terlahir ke dunia ini' batinnya menangis dengan ketidakmampuannya.

Maafkan aku suamiku. Aku pergi tanpa izin darimu. Suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi di lain dimensi. Aku akan menunggumu untuk menjemput ku, suamiku. Aku mencintaimu. Batinnya.

"My Lord" gumamnya lirih sebelum tubuhnya terkulai dilantai dengan bersimbah darah.

»---♡---«

Naira bergidik ngeri saat sebuah belati tertancap tepat di jantung perempuan yang mirip dengannya.

Tangannya memegang tepat dimana jantungnya berada.

Tubuhnya bergetar hebat saat bayangan mimpi itu terbayang dalam otaknya.

Tangannya meraih air minum dimeja sebelah ranjangnya lalu meminumnya hingga kandas. Dilihatnya jam masih tengah malam.

Naira mencoba untuk tidur kembali tapi nihil.

Bayangan itu terus menghantuinya. "Siapa perempuan itu? Dan kenapa ia dibunuh?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Saat ia sedang berpikir. Naira melihat sebuah siluet bayangan dari balkon kamarnya.

Naira menghampiri siluet tersebut dengan ragu.

Dibukanya sedikit gorden yang menghalangi sinar rembulan dan sinar lampu dari luar masuk kedalam kamarnya. Naira mengintip disela-sela gorden yang ia buka.

Seorang pria menggunakan pakaian serba hitam dan memakai jubah ala kerajaan berwarna hitam tengah memunggunginya.

Pria itu menoleh sedikit dengan senyum menawannya melirik gadis di balik gorden yang tengah mengintipnya.

Bibir merah milik pria itu bergerak seolah mengatakan sesuatu padanya di akhiri dengan senyuman bahagia.

Ceklek...

Pintu balkon dibuka dari dalam. Saat Naira keluar, diluar tidak ada siapa-siapa.

Entah mengapa saat ia melihat wajah pria itu walau hanya separuh sepertinya dia merindukan orang yang memiliki wajah yang mirip dengan pria yang berada didalam mimpinya. Bukan sepertinya lagi, entahlah sejak pertama kali ia bermimpi hal yang sama, yang terus menghampirinya saat ia tidur. Naira mulai merindukan pria yang ada di mimpinya dan saat ia melihat pria yang berdiri di luar kamarnya, seakan rindu itu terobati.

Naira merasa bahwa pria tadi adalah orang yang ada di mimpinya. Tapi kalau itu benar kenapa saat ia ingin menemuinya yang ia temui hanyalah angin malam yang menerpa dan itu membuatnya kecewa.

Sebenarnya saat mimpi itu mulai datang Naira tidak bisa melihat atau mengingat wajah kedua orang tersebut.

Tapi malam ini semuanya terasa sangat jelas dan masih ia ingat. Naira tidak tahu apakah itu hanya sebuah mimpi yang dia anggap sebagai bunga tidur belaka atau itu sebenarnya bukan mimpi melainkan ingatannya di kehidupannya yang sebelumnya. tapi itu tidak mungkin, ia tidak percaya dengan hal seperti reinkarnasi atau semacamnya. Namun, hatinya berkata lain. seakan reinkarnasi itu benar-benar terjadi.

Helaan nafas keluar dari bibir gadis itu. "apa aku salah lihat ya? tapi, dia terasa sangat nyata" gumamnya.

Naira masuk kembali dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya agar ia bisa menyegarkan pikirannya yang kacau.

Pria tadi yang berada di balkon masuk kedalam kamar Naira melalui balkon. Naira lupa mengunci pintu balkon, Naira hanya menutupnya ia tidak menguncinya.

Naira keluar dari kamar mandi. Merebahkan tubuhnya di ranjang nyamannya dan mulai menutup matanya. Naira berusaha untuk lelap kembali tapi tidak bisa. Memiringkan badannya tapi masih tetap saja ia tidak bisa tidur.

Mimpi yang selalu mendatanginya dan pria misterius itu membuatnya berpikir keras.

Pria tadi yang masuk ke kamar Naira diam-diam melihat Naira bergerak tidak nyaman. Meskipun matanya tertutup tapi pikirannya melayang memikirkan sesuatu yang ia alami.

Pria itu pun ikut berbaring di samping Naira yang tengah membelakanginya tanpa membuat suara sedikitpun.

Tangan nya memeluk pinggang Naira, yang membuat tubuh si gadis itu menegang.

Mengangkat kepala Naira dan meletakkan di atas lengan kirinya. Dan kembali memeluk pinggang Naira.

Naira ingin membuka matanya namun ia urungkan saat suara berat yang ia yakini seorang pria berbisik lembut di belakang lehernya.

"Tidurlah. Jangan memikirkan apa yang belum kamu ingat. Ingatan itu pasti akan kamu ingat kembali" bisik nya sambil menghirup aroma gadis yang ada di pelukannya.

"Tapi tidak sekarang" lanjutnya.

Naira takut setengah mati dengan pria yang ada di belakangnya. Takut ia akan macam-macam padanya.

"Ssttt...jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu dan aku juga tidak akan macam-macam padamu sebelum kamu mengingat semuanya" bisik nya lagi saat mengetahui kalau gadisnya ketakutan.

"Jangan khawatir. Cepat tidurlah karena aku akan selalu menjagamu, melindungi mu" lanjutnya yang membuat Naira terlelap.

Naira tidur dengan nyenyak Tanpa mimpi yang terus saja menghantuinya.

Saking nyenyak nya Naira tidak sadar dia berbalik dan memeluk pria yang memeluknya tadi.

Pria itu hanya tersenyum melihat tingkah laku gadisnya. Memejamkan matanya dan ia terlelap dengan pelukannya yang semakin erat takut kehilangan gadisnya lagi.

Mereka tidur saling berpelukan satu sama lain. Seseorang di balik pintu kamar Naira tersenyum melihat keduanya tidur dengan saling memeluk. Pria misterius tadi sudah menyadarinya dari awal. Tapi dia seakan tidak peduli dengan kehadiran seseorang dibalik pintu.

"Aku akan sangat bahagia kalau mereka kembali bersama seperti dulu" gumamnya pelan lalu menutup pintu kamar se-pelan mungkin dan pergi meninggalkan kamar Naira dengan senyum yang masih mengembang dibibir merahnya.

Mengingat betapa bahagianya kedua pasangan tersebut dahulu sebelum kejadian itu terjadi dan merenggutnya dari mereka.

»---♡---«

T.B.C

Terimakasih yang sudah like, comment, follow dan hadiah kalian 💖

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!