Malam itu, Eleanor dan beberapa teman modelnya datang ke acara yang dibuat sang manager di sebuah hotel bintang lima. Manager Eleanor memenangkan sebuah tender dan dia mengundang para model dan juga pengusaha kaya.
Eleanor terlihat sangat cantik mengenakan dress panjang berwarna hitam dengan rambut yang terurai. Semua mata memandangnya, tetapi salah satu teman satu agensinya terlihat tidak menyukai Eleanor.
Dia adalah Julia Mirren, seorang model yang popularitasnya masih di bawah Eleanor. Dia iri dengan kecantikan dan kepopuleran yang Eleanor miliki.
Karena hal itu, dia sampai rela melakukan berbagai cara agar nama Eleanor tercoreng dan kariernya sebagai seorang model hancur.
"Eleanor, kau terlihat sangat cantik malam ini," ucap sang manager.
"Terima kasih, Tuan," balasnya.
Julia yang berada di sampingnya pun merasa sangat kesal. Karena setiap hari yang dia dengar hanyalah pujian untuk Eleanor.
"Awas saja kau! Aku akan membuat kariermu hancur, agar pujian yang membanjirimu berubah menjadi hinaan," batin Julia.
Sang manajer memberikan pidato singkat dihadapan semua tamu undangan. Setelah itu, mereka bersulang dan meminum alkohol bersama.
Tetapi Eleanor menjauh dari kerumunan dan memilih untuk meminum jus, karena dia tidak pernah merasakan alkohol sebelumnya.
Julia menghampiri Eleanor sambil membawa dua gelas berisi alkohol. Julia memberikan salah satu gelas tersebut kepada Eleanor, tetapi Eleanor menolaknya.
Julia pun membujuk Eleanor agar mau meminum alkohol tersebut, hingga akhirnya Eleanor meraih gelas yang berada di tangan Julia dan meminumnya.
Tidak lama setelah itu, Eleanor merasa sakit kepala dan sulit untuk berdiri dengan tegak. Julia menggandengnya dan ingin membawa Eleanor ke sebuah kamar.
Tetapi saat sedang menaiki tangga, tiba-tiba dia dan Eleanor berpapasan dengan seorang pria yang sangat tampan. Pria tersebut bernama Zergan Alpha, dia adalah salah satu tamu penting sang manager.
"Kau ingin membawanya kemana?" tanya Zergan dengan wajah datarnya.
"Tuan, dia terlalu banyak minum alkohol. Saya harus membawanya ke kamar," jawab Julia.
Zergan terus menatap wajah Eleanor karena terpesona dengan kecantikannya. Dia pun menyentuh pipi Eleanor dengan sangat lembut.
"Sepertinya pria ini tertarik dengan Eleanor. Aku dengar dia juga sering menyewa seorang wanita untuk memuaskan dirinya." Julia membatin.
"Tuan, Tuan menatapnya seperti itu. Apakah Tuan menyukainya?"
"Dia wanita yang sangat cantik."
"Dia adalah teman saya. Jika Tuan mau, Tuan bisa menghabiskan malam ini bersamanya."
"Berapa banyak uang yang harus aku keluarkan untuk mendapatkannya?"
"Tuan tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun. Tetapi Tuan harus pastikan jika dia akan mengandung anak Tuan."
"Baiklah, aku setuju denganmu."
Zergan dengan segera membopong tubuh Eleanor dan membawanya ke kamar. Sedangkan Julia terlihat sangat senang karena dia tidak perlu berusaha lebih keras untuk menyewa seorang pria.
Sesampainya di kamar, Zergan langsung menidurkan Eleanor di atas kasur. Dia membuka jas dan juga kemeja yang dia kenakan, tak lupa dia juga membuka pakaian yang dikenakan Eleanor.
"Sekarang kau adalah wanitaku. Tidak ada pria lain yang boleh menyentuhmu selain aku," ucapnya.
Malam panas itupun berlangsung cukup lama. Dan akhirnya Zergan mendapatkan kepuasan hanya dengan satu wanita.
*******
Keesokkan harinya ....
Eleanor terbangun dan merasakan kepalanya masih sedikit sakit. Dia melihat ke sekelilingnya, alangkah terkejutnya saat dia menyadari jika dirinya sedang berada di sebuah kamar dengan tubuh yang hanya tertutup oleh selimut.
Eleanor sangat panik dan menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut. Kemudian Zergan keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan celana pendek dan juga handuk di lehernya.
Dia mendekati Eleanor dan Eleanor pun berusaha menjauhkan dirinya dari Zergan.
"Siapa kau? Dan kenapa aku bisa berada di sini?" tanya Eleanor.
"Kenapa kau terlihat sangat ketakutan? Aku sudah melihat dan merasakan tubuhmu tadi malam," balas Zergan dengan santai.
Zergan pun hendak membopong Eleanor dan membawanya ke kamar mandi. Tetapi Eleanor malah berlari ke arah pintu dan berusaha untuk membukanya.
"Apa kau akan keluar dengan tubuh yang dibalut selimut seperti itu? Jika kau keluar dengan keadaan seperti itu, orang lain pasti akan memikirkan hal yang tidak-tidak tentangmu."
Zergan kembali mendekati Eleanor dan mencengkeram dagunya.
"Temanmu yang telah memberikanmu kepadaku dengan suka rela. Aku tidak bisa menolak hadiah yang sangat berharga."
Tamparan keras pun mendarat di pipi kiri Zergan. Eleanor sangat kesal karena Zergan telah merenggut kehormatannya begitu saja.
Eleanor pun menangis dihadapan Zergan, dia tidak bisa berkata-kata apa-apa. Kehormatan yang selama ini dia jaga dengan baik, dengan mudahnya direnggut orang karena ulah temannya.
Zergan merasa tidak tega melihat Eleanor yang bersedih seperti itu. Dia berusaha untuk menenangkan Eleanor dan mengusap air matanya, tetapi Eleanor malah mendorongnya.
Dia mengambil pakaiannya dan berlari ke kamar mandi. Setelah itu, dia membuka pintu dan keluar dari kamar tersebut.
Zergan pun segera memakai kemeja dan juga jasnya lalu pergi keluar mengejar Eleanor.
Sesampainya di depan hotel, Eleanor langsung menghentikan taksi yang lewat. Saat dia hendak masuk, tiba-tiba Zergan datang dan menarik tangannya.
"Kau bisa pergi sekarang, karena dia tidak akan naik taksi."
"Apa yang kau lakukan? Aku tidak mengenalmu sama sekali."
"Tapi, Tuan. Nona ini sudah mau masuk ke mobil, tapi tiba-tiba Tuan menarik tangannya."
Zergan lalu mengeluarkan segepok uang ratusan dan memberikannya kepada supir taksi tersebut.
"Kau bisa ambil uang ini dan segera pergi dari sini."
"Baik, Tuan. Terima kasih."
Zergan mengeratkan genggamannya dan menarik paksa Eleanor untuk masuk ke mobil mewah miliknya.
"Lepaskan aku! Aku tidak ingin pergi denganmu!"
"Kau tidak bisa pergi dariku! Kau sekarang adalah wanitaku!"
"Kau benar-benar sudah gila! Aku tidak pernah berpikir jika aku akan bertemu dengan pria sepertimu."
Zergan menghela napasnya dan memaksa kembali Eleanor untuk masuk ke mobil.
Eleanor melihat mobil polisi yang sedang melintas, kemudian dia berteriak sekencang-kencangnya dan meminta bantuan kepada polisi tersebut.
"Tolong! Aku diculik! Tolong aku!"
Zergan yang panik, kemudian dia membekap mulut Eleanor dan memaksanya untuk segera masuk ke mobil.
Tetapi sayangnya, mobil polisi tersebut telah berhenti di belakang Zergan. Dua orang polisi muncul dan memegang menarik bahu Zergan.
"Apa yang kau lakukan kepada wanita itu?"
"Pak polisi, dia ingin menculik saya. Tolong selamatkan saya dari pria jahat ini."
"Jadi kau adalah seorang penculik?"
"Kenapa kau berani menculik seorang wanita di tempat yang ramai orang seperti ini?"
Saat kedua polisi itu sedang serius berbicara dengan Zergan, Eleanor memanfaatkan waktu tersebut untuk melarikan diri.
"Apakah penampilanku ini menunjukkan jika aku adalah seorang penculik?"
"Benar juga apa yang dikatakan pria ini. Mobilnya juga terlihat mewah, dia pasti pria yang sangat kaya."
Zergan kemudian menunjukkan kartu namanya kepada kedua polisi tersebut. Kedua polisi itupun terkejut karena mereka baru menyadari jika pria yang berada di depan mereka adalah Zergan Alpha, seorang CEO kaya raya dan paling berpengaruh di dunia bisnis.
"Tuan, kami minta maaf. Kami tidak tau jika anda adalah tuan Zergan."
"Benar, Tuan. Anda tidak mungkin menculik seorang wanita."
"Baiklah. Karena wanita itu kabur, aku harus mengejarnya. Karena ada masalah penting yang harus aku selesaikan dengannya."
"Semoga anda cepat menemukan wanita itu, Tuan."
Zergan berlari mengejar Eleanor, tetapi pada akhirnya dia gagal. Karena Eleanor telah pergi menggunakan taksi.
"Argghh! Aku harus mengetahui di mana tempat tinggal wanita itu."
Zergan kemudian kembali ke hotel dan mengambil ponselnya yang ketinggalan di atas meja. Dia juga melihat tas Eleanor yang tertinggal di sana.
Kemudian dia membuka tas tersebut dan mengambil dompetnya. Dia menemukan alamat rumah Eleanor dari kartu namanya.
Zergan pun tersenyum dan pergi dengan membawa tas juga dompet Eleanor. Saat dia hendak masuk ke mobilnya, tiba-tiba ponselnya berdering dan menunjukkan panggilan dari asisten pribadinya yang bernama Rama.
"Halo, Tuan. Tuan di mana sekarang? Kenapa dari tadi malam Tuan tidak bisa saya hubungi?"
"Aku ingin kau secepatnya mencari tahu alamat rumah yang telah aku kirim. Dan jangan lupa untuk mencari tahu informasi apapun mengenai wanita pemilik alamat rumah itu."
"Tapi, Tuan. Alamat rumah siapa yang Tuan kirimkan kepada saya?"
"Kau tidak perlu banyak bertanya! Tugasmu hanya menjalankan perintah dariku."
"Baiklah, Tuan. Sebaiknya Tuan segera pulang, karena saya takut terjadi sesuatu dengan Tuan."
Zergan pun menutup panggilan tersebut dan segera pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, dia langsung membuka dasinya dan membantingnya di atas meja.
Dia pun duduk di atas sofa dan membuka kancing bajunya yang paling atas. Dia terlihat sangat kesal karena telah kehilangan jejak Eleanor.
Seorang asisten rumah tangga menghampirinya dan memberikan minuman dingin.
"Di mana Rama?"
"Tuan Rama sedang pergi mencari alamat rumah seseorang. Tuan Rama mengatakan jika Tuan yang telah memintanya untuk mencari alamat rumah tersebut."
"Baiklah. Kau bisa kembali ke dapur sekarang."
"Tuan ingin saya siapkan makanan?"
"Tidak perlu, aku masih belum lapar."
"Baiklah kalau begitu."
Tidak lama setelah itu, ponsel Eleanor berbunyi karena mendapatkan pesan dari seseorang.
Manager : "El, kenapa hari ini kau tidak masuk? Pihak agensi sedang menunggumu."
Manager : "El, jika kamu membaca pesan ini, tolong balas."
Eleanor : "Ponselnya sedang dibawa oleh orang lain."
Manager : "Siapa ini? Di mana Eleanor?"
Eleanor : "Aku juga tidak tahu di mana dia. Aku sedang meminta asisten pribadiku untuk mencari alamat rumahnya."
Manager : "Saya kenal dekat dengan dia. Tolong temui saya segera, saya akan mengembalikan ponsel itu kepada Eleanor."
Eleanor : "Sayangnya aku tidak ingin kau ikut campur dalam masalah ini."
Manager : "Tolong jangan bersikap seperti itu. Eleanor pasti kebingungan mencari ponselnya."
Zergan langsung mematikan ponsel Eleanor dan meletakkan kembali ke dalam tas.
Tidak lama setelah itu, ponselnya berdering dan menunjukkan panggilan dari Rama.
"Tuan, saya telah menemukan alamat rumah wanita itu."
"Bagus. Apa wanita itu sudah berada di rumah?"
"Tuan, wanita itu baru saja turun dari taksi. Dia terlihat sangat ketakutan."
"Ada berapa orang di rumahnya?"
"Dia hanya tinggal dengan beberapa asisten rumah tangga dan juga penjaga rumah."
"Itu artinya tidak ada keluarganya di dalam rumah itu."
"Menurut informasi yang saya dapatkan, wanita itu memang sudah tidak memiliki keluarga. Dia adalah seorang model papan atas yang namanya saat ini sedang populer di kalangan masyarakat. Sepertinya saya dan Tuan pernah melihatnya saat kita baru datang ke Indonesia."
Zergan kemudian ingat jika dirinya dan Eleanor memang pernah bertemu sebelumnya. Tepatnya mereka bertemu di sebuah kafe, tetapi Zergan tidak begitu mengenalinya karena Eleanor memakai topi dan juga kaca mata hitam.
"Apa kau mendapatkan informasi lain tentang dia?"
"Iya, Tuan. Kabarnya ada salah satu model yang satu agensi dengannya yang bernama Julia. Dia pernah dengan sengaja ingin menabrak wanita itu, lantaran iri dengan kepopulerannya."
"Itu artinya, wanita yang membawanya tadi malam adalah Julia. Dia adalah wanita yang dengan sengaja ingin mencelakainya," batin Zergan.
"Tuan, sepertinya informasi ini sudah sangat lama. Hanya saja kita baru mengetahuinya, karena kita baru kembali ke Indonesia."
"Kau benar."
"Tuan, apa yang harus saya lakukan sekarang?"
"Kau perintahkan beberapa bodyguard untuk terus mengawasi rumah wanita itu."
"Baik, Tuan."
*******
Di dalam rumah, Eleanor langsung duduk di di samping kucingnya yang sedang tidur di atas sofa. Dia terlihat sangat bingung dan juga takut dengan apa yang telah dia alami.
"Nona, kenapa tadi malam Nona tidak pulang? Nona dari mana?"
"Bibi, tadi malam aku mabuk dan aku tertidur sangat pulas di hotel."
"Bagaimana bisa Nona sampai mabuk? Bukankah Nona tidak pernah berani untuk meminum alkohol?"
"Tadi malam semua orang meminum alkohol, dan temanku juga memintaku untuk mencobanya."
"Nona, manager Nona tadi menelepon melalui telepon rumah. Manager mengatakan jika ponsel Nona dibawa oleh seseorang."
Eleanor pun baru sadar jika dari tadi dia tidak memegang tas, dompet, ataupun ponselnya.
"Nona, apa ada hal lain yang terjadi kepada Nona?"
"Aku tidak mungkin menceritakan kepada orang lain jika tadi malam aku telah ditiduri oleh seorang pria," batinnya.
"Nona, apa ada masalah?"
"Bibi, bisakah kau mengambilkan segelas air untukku?"
"Tentu saja, Nona."
Kucing Eleanor terbangun dan langsung menghampirinya.
"Fluffy, kau sudah bangun?"
"Meow ...."
"Kau pasti sulit tidur tanpaku. Maafkan aku, Fluffy. Aku tidak akan mengulanginya lagi."
"Meow ...."
Beberapa asisten rumah tangga yang sedang berada di meja makan tersenyum melihat tingkah lucu Eleanor yang berbicara dengan seekor kucing.
"Bukankah sangat menyenangkan jika kita hidup sebagai Fluffy?"
"Aku sangat senang melihat nona El tersenyum bahagia seperti itu."
"Aku sangat tidak sabar melihat Nona menikah dan melahirkan seorang bayi yang lucu."
"Kita pasti akan menyaksikan momen indah itu. Kita hanya perlu menunggu."
Asisten rumah tangga tadi datang dan membawakan segelas air putih untuk Eleanor.
"Terima kasih, Bibi."
"Sama-sama, Nona."
"Apa kau telah memberikan makanan kepada Fluffy?"
"Tentu saja, Nona."
"Kau sudah memandikannya?"
"Sudah, Nona."
"Nona, bagaimana dengan ponsel dan tas Nona yang hilang? Apa tidak sebaiknya Nona melaporkannya kepada polisi?"
"T-tidak perlu. Ponsel dan tasku mungkin tertinggal di hotel. Pasti ada orang yang sengaja membalas pesan dari managerku."
"Baiklah. Kalau begitu saya permisi."
Fluffy melompat dari pangkuan Eleanor dan pergi keluar. Sedangkan Eleanor naik ke lantai atas dan mandi.
Setelah itu, dia turun dan pergi ke meja makan. Para asisten rumah tangganya menyajikan makanan kesukaan Eleanor.
"Nona, tuan Bian mengatakan jika dia akan datang hari ini."
"Kenapa kau tidak memberitahuku dari tadi?"
"Saya ingin mengatakan kepada Nona tadi. Tapi saya melihat Nona sedang masuk ke kamar, saya pikir Nona pergi untuk beristirahat."
"Tidak masalah."
Abian Adelart adalah tunangan Eleanor. Rencananya 3 bulan lagi Bian akan melamar Eleanor untuk menjadi istrinya.
Tetapi Eleanor mulai merasa takut, karena dia tidak bisa menjaga dirinya dengan baik. Kehormatannya telah direnggut oleh pria lain.
Dia takut jika Bian akan marah mengetahui jika dirinya sudah pernah disentuh oleh pria lain.
"Nona, kenapa Nona melamun?"
"Tidak ada. Apakah Bian mengatakan hal yang lain?"
"Tidak, Nona."
"Nona, di luar ada dua orang yang memaksa untuk masuk ke rumah ini," ucap penjaga rumah Eleanor.
Tiba-tiba dua orang pria bertubuh tinggi dan mengenakan jas datang menghampiri Eleanor. Semua asisten rumah tangga Eleanor pun berkumpul menjadi satu.
"Kalian siapa? Kenapa asal masuk ke rumahku tanpa meminta izin?" Eleanor berdiri dari atas kursi.
"Maaf, Nona. Kami diperintahkan oleh tuan Zergan untuk menjaga Nona," ucap salah satu bodyguard tersebut.
"Zergan? Siapa dia?" tanya Eleanor.
Tidak lama setelah itu, Zergan tiba-tiba datang dan menengahi mereka. Zergan membawakan buket bunga rose pink untuk Eleanor.
Entah dari mana dia tahu jika Eleanor menyukai bunga jenis rose pink tersebut. Zergan memberikan buket bunga tersebut kepada Eleanor, tetapi Eleanor malah melemparkan bunga tersebut ke atas sofa.
"Jadi namamu adalah Zergan? Dan kau yang telah meminta mereka untuk datang ke rumahku?"
"Lalu apa masalahnya?"
"Kita tidak saling mengenal, tapi kau dengan mudahnya meminta dua orang ini untuk menjagaku. Untuk apa?"
"Karena aku ingin memastikan jika tidak ada pria lain yang berani mendekatimu."
"Kau itu bukan siapa-siapa bagiku, jadi kau tidak berhak mengusik kehidupanku! Keluar dari rumahku sekarang!"
"Keluar!"
Bukannya keluar, Zergan malah duduk di sofa dengan sangat santai. Eleanor pun merasa sangat marah karena suaranya tidak didengarkan oleh Zergan.
Eleanor kemudian menarik tangan Zergan agar Zergan mau keluar dari rumahnya, tetapi dirinya malah ditarik oleh Zergan dan dia jatuh ke pelukan Zergan.
Di saat yang bersamaan, Bian datang dengan membawa buket bunga rose pink untuk Eleanor. Tapi alangkah kecewanya dia ketika melihat Eleanor berada di pelukan pria lain.
"Bian?" ucap Eleanor.
Eleanor berusaha untuk berdiri, tetapi Zergan malah mencium bibir Eleanor tepat di depan mata Bian.
Bian pun tidak tinggal diam karena calon istrinya dicium oleh pria lain. Dia menarik jas Zergan dan memukulinya hingga terjatuh.
"Bian!" teriak Eleanor.
Kedua bodyguard suruhan Zergan menarik tangan Bian ke belakang. Zergan bangkit dan memukuli perut dan juga wajah Bian.
"Zergan, cukup!" Eleanor menarik tangan Zergan.
"Zergan, aku tidak suka melihatmu memukuli Bian seperti itu!"
"Tapi aku lebih tidak suka jika ada pria lain yang berani mendekati wanitaku!"
"Zergan, Bian itu tunanganku. Sedangkan kau itu bukan siapa-siapaku. Jadi kau tidak pantas mengatakan jika aku adalah wanitamu."
Eleanor menarik tangan Bian dan menyentuh pipinya.
"Bian, kau tidak apa-apa?"
"Aku tidak apa-apa. Kenapa pria itu bisa berada di rumahmu?"
"Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu dari mana dia mendapatkan alamat rumahku."
"Aku bisa melakukan hal apapun yang aku inginkan. Mencari alamat rumah bukankah hal yang sulit bagiku."
"Zergan, tolong pergi dari sini. Kehadiranmu tidak pernah diharapkan di rumah ini."
"Benarkah? Lalu kehadiran siapa yang kau harapkan di rumah ini? Apa pria ini?"
"Dia adalah tunanganku. Kau sebaiknya pergi dari sini sekarang."
"Lalu bagaimana jika kau mengetahui bahwa kenyataannya tunanganmu ini telah tidur bersamaku tadi malam? Apa kau akan tetap mencintainya? Karena bukan kau pria pertama yang melihat tubuhnya, tetapi aku."
Eleanor pun panik setengah mati. Dia sangat takut jika Bian akan meninggalkannya setelah mengetahui kebenaran tadi malam.
"El, apakah yang dia katakan itu benar?"
"Bian, aku bisa menjelaskan semuanya."
"Jawab aku, El!"
"Baiklah. Tadi malam aku memang menghabiskan malam bersamanya, tapi saat itu aku sedang mabuk. Aku tidak tahu siapa yang telah membawaku ke kamar. Tiba-tiba saat aku bangun, aku tidak mengenakan pakaian. Kemudian aku melihat dia keluar dari kamar mandi. Aku tidak tahu apa yang terjadi malam itu."
Bian langsung menonjok wajah Zergan, karena dia sangat marah mengetahui Zergan telah berani menyentuh tunangannya.
"Bian!"
Eleanor berusaha untuk menarik tangan Bian agar tidak lagi memukuli wajah Zergan. Tetapi malah dirinya yang tidak sengaja terdorong oleh Bian.
Eleanor terjatuh dan keningnya terbentur meja hingga berdarah. Para asisten rumah tangga membantu Eleanor untuk berdiri.
"Nona, keningmu berdarah," ucap salah satu asisten rumah tangga itu.
"Aku tidak apa-apa." Eleanor menyentuh keningnya.
"Kenapa kalian hanya berdiam diri di sana? Jangan biarkan mereka berkelahi!" bentak Eleanor kepada penjaga rumahnya dan kedua bodyguard Zergan.
Kedua bodyguard Zergan dan penjaga rumah Eleanor berusaha untuk melerai Zergan dan Bian. Tetapi tetap saja Zergan dan Bian tidak mau melepaskan satu sama lain.
"Cukup!!"
"Aku tidak ingin melihat kalian berkelahi di sini!"
"Zergan, tolong kau pergi dari rumahku! Aku mohon, aku tidak ingin ada keributan lagi."
"Aku tidak akan membiarkan pria ini mendekatimu!"
"Zergan, cukup! Bian adalah tunanganku dan kami akan segera menikah. Tolong jangan pernah temui aku lagi!"
"Akan aku pastikan hubungan kalian berhenti sampai di sini, dan kalian tidak akan pernah bersama."
"Apa maksudmu?" bentak Bian.
"Bian, biarkan saja dia," ucap Eleanor.
"Aku tidak bisa membiarkannya begitu saja. Dia telah berani menyentuhmu, aku akan membuat perhitungan dengannya."
"Bian, aku mohon."
Eleanor menyentuh kedua pipi Bian dan menatap matanya dengan penuh cinta. Bian kemudian terlihat lebih tenang.
Eleanor kemudian berjalan perlahan mendekati Zergan.
"Zergan, tolong kau pergi dari rumah aku sekarang."
"Aku akan pergi dari sini. Tapi aku tidak akan membiarkanmu hidup bahagia bersama pria lain!"
Setelah Zergan dan kedua bodyguardnya pergi meninggalkan rumah Eleanor, Eleanor lalu mendekati Bian. Bian terlihat sangat kecewa dengan Eleanor, karena tidak bisa menjaga dirinya dengan baik.
"Bian, aku minta maaf. Aku tahu aku salah karena aku tidak bisa menjaga diriku dengan baik."
Eleanor kemudian menarik tangan kanan Bian dan mengelusnya dengan lembut. Dia berharap Bian akan memaafkan kesalahannya dan mau berbicara dengannya.
Bian tidak tega melihat wanita yang sangat dia cintai menangis di hadapannya. Dia merasa jika dirinya yang telah gagal karena tidak bisa menjaga Eleanor dengan baik, sampai-sampai Zergan berani menyentuh Eleanor.
Tanpa berpikir panjang, Bian langsung menarik lengan Eleanor dan memeluknya dengan sangat erat.
"Maafkan aku, El. Ini semua salahku, aku yang tidak bisa menjagamu dengan baik."
"Bian, ini semua bukan salahmu."
"Aku minta maaf. Aku berjanji tidak akan membiarkan pria lain mendekatimu."
"Tuan, Direktur Evan menelepon." Supir Bian memberikan ponselnya kepada Bian.
Bian pun melepaskan pelukannya dengan Eleanor dan mengangkat panggilan tersebut.
"Maaf jika saya mengganggu, Tuan. Apakah Tuan bisa datang ke kantor sekarang? Ada masalah kantor yang harus saya bicarakan dengan Tuan."
"Baiklah. Aku akan segera ke sana."
Bian menutup panggilan tersebut dan memberikan ponselnya kepada sang supir.
"Bian, ada apa?"
"Ada sedikit masalah di kantor. Aku harus segera mengatasinya."
"Kalau begitu pergilah."
"Maafkan aku. Aku akan datang lagi untuk menemuimu setelah aku selesai dengan urusan kantor."
"Tidak masalah."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!