Di pagi hari yg cerah, terlihat seorang gadis yg sedang melihat pemandangan dari atas balkon kamar nya, ia adalah Jihan Amanda Fernandez anak semata wayang dari wisnu Fernandez dan kamelia putri, ibunya telah lama meninggal dunia sejak jihan berusia 10 tahun karena mengidap penyakit kangker yang dideritanya.
sekarang ini jihan telah menginjak usia 25 tahun, ia begitu mempunyai paras yg cantik
Ayah Jihan, Wisnu Fernandez pemilik dari perusahaan company group beliau mengelola perusaahan dari nol hingga sampai sekarang berkembang pesat.
Karena Wisnu yg sudah paruh baya dan sering mengalami sakit sakit akibat, akhirnya perusahaan nya diambil alih oleh jihan anak semata wayangnya, awalnya jihan menolak mengelola perusahaan ayahnya, menurut nya ia belum siap untuk mengelola perusahaan tersebut apalagi ia mendapatkan gelar secara langsung oleh sang ayah sebagai seorang CEO menggantikan posisi wisnu, dimana membuat jihan semangkin tidak ingin mengelola perusahaan tersebut.
Dengan nasehat dari sang ayah berulangkali, jihan akhirnya menerima dan mau mengelola perusahaan company group milik sang ayah.
Kini Jihan terlihat melangkahkan kakinya menuju kamar sang ayah.sesampainya didepan kamar wisnu jihan mengetuk pintu kamar wisnu yang terlihat dikunci dari dalam.
Tok...tok...tok.
"Ayah?" panggil Jihan di depan pintu kamar Wisnu.
"Iya sayang sebentar ya, ayah akan buka pintunya." jawab Wisnu dari dalam kamar.
"Iya ayah." ucap Jihan yang berada di luar.
Ceklekkk...
"Ayah, apa ayah baik- baik saja?" tanya Jihan
melihat wisnu.
"Alhamdulilah, ayah baik- baik saja sayang." Jawab wisnu jalan menuju tempat tidurnya.
"Syukurlah ayah, kalau ayah baik- baik saja
jihan merasa lega, Ayah udah minum obat dari dokter?" tanya Jihan penasaran.
Ya Wisnu beberapa hari ini sakit karena faktor sudah lanjut usia, hingga ia harus selalu mengecek kondisi ke dokter.
"Sudah sayang, setelah sarapan ayah minum
obatnya langsung." ucap Wisnu melihat Jihan.
Jihan diam tak menjawab perkataan wisnu, ia hanya melihat wajah wisnu dengan serius.
"Jihan, ada apa sayang kok melihat ayah
seperti itu?" tanya wisnu heran melihat Jihan.
"Memang tidak boleh kalau Jihan melihat ayah?" tanya Jihan melihat sang ayah.
"Tidak sayang, aneh saja ayah melihat nya." ucap Wisnu dengan sedikit bercanda.
"Ayah ada - ada saja, masak Jihan melihat ayah, aneh." ucap Jihan dengan cengengesan.
"Sayang,ayah sudah waktunya mempunyai cucu, apakah kamu sudah mempunyai kekasih." ucap Wisnu melihat Jihan.
Jihan hanya diam saat perkataan wisnu, tak berapa lama Jihan kembali bicara dengan sang ayah.
"Ayah istirahat lah, ayah harus banyak istirahat
supaya ayah tidak sakit lagi." ucap Jihan mengalihkan pertanyaan Wisnu.
"Iya sayang, baiklah." ucap Wisnu sedikit kecewa.
Jihan melihat wajah Wisnu kecewa merasa bersalah namun ia bingung harus menjawab apa karena ia pun belum mempunyai kekasih yang dikatakan oleh sang ayah.
"Ayah, Jihan tinggal ke kamar dulu ya." ucap
Jihan beranjak dari duduknya.
"Iya sayang." ucap Wisnu melihat Jihan.
Sesampainya dikamar nya, jihan menduduki kursi kerjanya yang berada di dalam kamar nya, setelah selesai dengan pekerjaan kantornya jihan beranjak pergi dari duduknya menuju ke tempat tidurnya, jihan membanting kan pelan tubuhnya di tempat tidur dengan matanya menatap langit - langit kamarnya dengan memikirkan perkataan wisnu, tak berapa jihan menatap langit- langit kamarnya ia pun terlihat terlelap dengan tidurnya karena kelelahan.
Keesokan harinya Jihan sudah tiba di perusahaan Company Group sepanjang menuju ruangannya, beberapa karyawan perusahaan yang berlalu lalang lewat terlihat menyapa atasan nya, jihan pun membalas sapaan karyawan nya dengan senyuman serta anggukan.
Saat ingin masuk ke dalam ruangan nya, Jihan berpapasan dengan sekretaris nya, sejenak Jihan menyapa amel.
"Pagi Amel?" ucap jihan tersenyum melihat amel.
"Pagi buk jihan."ucap amel dengan senyumannya.
Setelah menyapa amel sekretaris nya, Jihan langsung melangkah kan kakinya menuju masuk ke dalam ruangan nya, setibanya Jihan di dalam ruangan nya Jihan terlihat menduduki kursi kebesaran nya sebagai CEO.
Tak berapa lama ponsel Jihan berbunyi, tertera nama dilayar ponselnya maura. seketika jihan langsung mengangkat ponselnya.
"Halo, assalamualaikum ra?" ucap Jihan.
"Waalaikum salam han." ucap Maura di sebrang telpon.
"Ada apa ra?" tanya Jihan tanpa basa-basi.
"Gue kangen sama lho han." ucap Maura.
"Tumben lho kangen sama gue ra?"ucap Jihan bercanda.
"Han, gue memang kangen sama lho udah lama kita gak ketemu". ucap Maura.
"Jadi, lho mau ketemu gue ini ceritanya."ucap Jihan menggoda Maura.
"Iya han."ucap Maura serius.
"Ya udah gue mau tapi kita ketemu nya di cafe Kinara dekat kantor gue tapi saat jam makan siang, gimana?" tanya Jihan.
"Oke, gue akan datang ke cafe dekat kantor lho itu, saat jam makan siang."ucap maura menyetujui.
"Oke, kalau gitu gue tutup dulu ya telpon nya sampai jumpa di cafe." ucap Jihan.
"Iya han." ucap Maura singkat.
"Assalamualaikum ra?" ucap Jihan
"Waalaikum salam han." ucap Maura.
Sambungan telpon akhirnya terputus terlihat Jihan bergumam sendiri.
****
Kini tak terasa hari pun menjelang siang sudah tiba waktunya jam makan siang, terlihat jihan tengah bersiap- siap membereskan meja kerjanya, setelah semua rapi di meja kerjanya jihan langsung mengambil kunci mobil dan tasnya yang berada di meja kerjanya.
lalu beranjak pergi dari ruangnya menuju ke luar ruangan, saat berada di luar jihan melihat dari kaca ruangan Amel, terlihat sekretaris nya masih menatap layar laptop nya, jihan pun langsung menghampiri amel yang tak jauh dari ruangannya.
"Amel?" panggil jihan membuka pintu ruangan Amel.
"Buk Jihan, ada apa buk?" tanya Amel terkejut melihat Jihan.
"Amel sudah waktunya makan siang, makanlah dulu." ucap Jihan.
"Iya buk, sebentar lagi saya akan makan siang soalnya lagi nanggung sebentar lagi akan selesai kerjaan saya."ucap Amel .
"Baiklah, tapi jangan sampai telat makan amel nanti kamu bisa sakit?"ucap Jihan perhatian.
"Iya buk." ucap Amel tersenyum.
"Kalau gitu saya duluan ya amel?" ucap Jihan.
"Iya buk." ucap Amel tersenyum.
Jihan berlalu pergi meninggalkan amel dan melanjutkan jalannya menuju lift untuk mengantar jihan menuju ke lantai bawah perusahaan,
Tak berapa lama Jihan berada dilantai bawah ia langsung jalan menuju parkiran mobilnya, sesampainya di mobil Jihan langsung lmasuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya menuju cafe A yg sudah ia janjikan dengan maura sahabatnya.
Hampir lima menit mengendarai mobilnya kini jihan sampai didepan cafe Kinara, segera Jihan masuk kedalam cafe setelah mobil terparkir, sesampainya di dalam cafe jihan mengedarkan pandangan mencari maura, seketika jihan melihat maura melambaikan tangannya.
Dengan langkah cepat jihan langsung menghampiri dan bertanya ke maura.
"Udah lama ra?" ucap jihan cipika-cipiki lalu menggeser kursi disebelah Maura untuk ia duduk.
"Belum han, Pelayan?" panggil Maura ke pada pelayan cafe untuk memesan makanan.
Pelayan cafe langsung menghampiri maura serta membawakan daftar menu makanan.
"Han, lho mau pesan apa?" tanya Maura
sambil melihat - lihat daftar menu.
"Stik aja sama minuman nya jus jeruk ra." ucap Jihan.
"Oke." ucap Maura sambil memesan makanan untuknya juga kepada pelayan.
Kini Jihan dan Maura terlihat bercerita sambil menunggu makanan mereka datang.
Hingga tak berapa lama pelayan mengantarkan makanan pesanan Jihan dan maura, terlihat Jihan menikmati makanannya dengan melakukan obrolan.
"Ra, ada apa lho kangen sama gue, tumben banget?" tanya Jihan heran.
"Jadi ceritanya gue gak boleh kangen gitu sama sahabat gue sendiri." ucap Maura dengan raut wajah kesalnya.
"Ya gak juga sih,oh iya kenapa kita gak ngajak Arya ya." ucap Jihan teringat salah satu sahabat laki - laki mereka.
"Arya sibuk Han, dia udah gak bisa diajak ketemu lagi sama kita." ucap Maura.
"Ya juga ya, ya kita sebagai sahabat nya maklumlah." ucap Jihan menasehati Maura supaya tidak kesal dengan arya.
"Hem." ucap Maura singkat.
Hampir setengah jam bercerita dengan Maura, akhirnya Jihan berpamitan kepada sahabat nya itu.
"Ra, gue pamit ya, maaf gue gak bisa lama- lama ra." ucap Jihan merasa tak enak dengan sahabat nya.
"Iya gue tau, ya udah lho pergi Sono kembali bekerja, semangat han." ucap Maura menyemangati Maura.
"Iya, bye Maura." ucap Jihan tersenyum.
"Bye han." ucap Maura membalas senyuman Jihan.
Jihan berlalu pergi meninggalkan Maura menuju kasir kafe untuk membayar makanan nya, setelah membayar jihan langsung jalan menuju mobilnya yang berada di luar cafe, sesampainya di mobil Jihan tanpa menunggu lama jihan langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya kembali menuju perusahaan Company Fernandez Group.
Komen yang positif ya bagi author
biar author lebih semangat lagi buat berkarya!!!
Maaf ya kalau author punya kesalahan dalam berkarya 🙏
Tak berapa lama jihan mengendarai mobilnya akhirnya akhirnya mobil Jihan sampai di perusahaan company group, kini terlihat jihan sedang menaiki lift menuju ruangannya.
Hampir beberapa menit jihan menaiki liftnya akhirnya jihan tiba di lantai tiga puluh, dimana letak ruangan jihan berada.
Sesampainya di ruangannya jihan langsung menduduki kursi kebesaran nya, jihan langsung membuka laptopnya untuk mengecek email yang masuk kedalam laptopnya serta menandatangani berkas- berkas penting perusahaan.
Setelah seharian bekerja di perusahaan company group, kini Jihan pun pulang menuju kediaman nya terlebih dahulu untuk membersihkan tubuhnya.
Hampir setengah jam dalam perjalanan menuju pulang ke rumah akhirnya Jihan sampai juga di depan rumahnya.
jihan segera memarkirkan mobilnya didepan rumah setelah mobil terparkir. Jihan langsung berjalan masuk ke dalam rumah yang terlihat tidak dikunci pintu rumahnya.
"Assalamualaikum?"ucap Jihan.
"Waalaikum salam, nona Jihan baru sampai." ucap Yani asisten rumah Jihan
"Iya mbak, ya udah mbak saya ke kamar dulu ya." ucap Jihan tersenyum.
"Iya non." ucap Yani membalas senyuman Jihan.
Jihan berlalu pergi meninggalkan Yani menuju kamarnya sesampainya dikamar jihan langsung membanting kan pelan tubuhnya di kasur empuk milik nya untuk mengistirahatkan sejenak tubuhnya.
Tak berselang lama merebahkan tubuhnya, Jihan mendengarkan suara azan maghrib berkumandang, Jihan langsung bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
****
Sementara kini Jihan sudah memakai pakaian santainya, segera Jihan turun menuju lantai bawah. setibanya di lantai bawah jihan segera menuju meja makan untuk menikmati makan malamnya.
Sesampainya di lantai bawah Jihan melihat Wisnu sang ayah sudah berada di meja makan.
"Ayah?" panggil Jihan mengulas senyum nya.
"Iya sayang." ucap Wisnu tersenyum melihat Jihan.
Jihan pun langsung duduk di sebelah sang ayah, tanpa menunggu lama, Jihan langsung mengambil makanan untuk sang ayah dan dirinya sendiri, kini hanya suara dentingan sendok yang terdengar dari keduanya.
Tak berapa Jihan dan Wisnu sudah selesai dengan acara makan malam nya .
"Sayang?" panggil Wisnu melihat Jihan.
"Iya ayah." ucap Jihan melihat wisnu.
"Ayah ingin bicara serius sama kamu sayang." ucap Wisnu.
"Bicara serius apa ayah?"tanya Jihan penasaran.
"Hem...ayah ingin kamu segera menikah dengan rekan bisnis ayah, sayang." ucap Wisnu.
"Ayah tidak bercanda kan?" tanya Jihan tak percaya.
"Tidak sayang, ayah serius."ucap Wisnu melihat sang putri.
"Tapi kenapa ayah ingin menikah kan Jihan dengan rekan bisnis ayah?" tanya jihan penasaran.
"Karena ayah ingin ada yang bisa menjaga kamu sayang, kamu lihat kan ayah sering sakit, kalau ayah meninggal nanti kamu siapa yang menjaga? menurut ayah dia tepat untuk menjadikan nya menantu ayah." ucap Wisnu.
"Ayah jangan bicara seperti itu, Jihan ingin ayah selalu ada disisi Jihan." ucap Jihan sedih.
"Sayang, kita tidak pernah tau kapan kita akan meninggalkan dunia ini, setiap yang bernyawa pasti akan mati, seperti ayah akan meninggalkan Jihan dan begitu pun sebaliknya, kita tidak pernah tau Kapan kematian akan tiba, maka dari itu ayah sudah mempersiapkan sebelum ayah tiada nanti. ayah sudah tenang saat meninggalkan kamu sayang." ucap Wisnu menjelaskan.
Jihan sejenak terdiam saat perkataan Jihan.
"Tapi ayah, Jihan tidak mengenal nya." ucap Jihan.
"Nanti ayah akan memperkenalkan kalian." ucap Wisnu.
Sejenak Jihan hanya terdiam saat perkataan sang ayah.
"Bagaimana mana sayang, ayah harap kamu mau menerima keputusan ayah." ucap Wisnu beranjak dari duduknya.
"Baiklah ayah, Jihan akan menerimanya." ucap Jihan.
"Terima kasih sayang." ucap Wisnu mengelus kepala Jihan.
"Iya ayah." ucap jihan terpaksa tersenyum.
"Ya sudah, ayah ke kamar dulu, selamat malam sayang."ucap Wisnu.
"Malam ayah." ucap Jihan memandang kepergian Wisnu hingga punggung nya menghilang dari penglihatan jihan.
Tak lama setelah kepergian Wisnu sang ayah Jihan pun beranjak dari meja makan menuju kamarnya sambil memikirkan perkataan sang ayah.
Setibanya di kamar, Jihan langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya sambil menatap langit- langit kamarnya dengan memikirkan perkataan wisnu sang ayah, hingga akhirnya Jihan terlelap dengan tidurnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!