Seorang wanita paruh baya, menatap anak laki lakinya dengan tatapan sulit diartikan. Campuran rasa marah, sedih, kesal dan kecewa. Sedangkan yang ditatap, terlihat gusar, bolak balik mengusap wajah tampannya.
"Sampai kapan kamu mau menghindar? Hah---" Wanita tua yang murka itu menggebrak meja dengan tangannya, lalu meringis sendiri. Nyeri! Mau pura pura marah malah terbawa suasana.
"Sumpah Bunda, hari minggu kemarin aku lembur. Perusahaan kita mau launching produk baru, Pok pok chicken, Bunda tahukan aku orangnya bagaimana? Aku harus pastikan semua sempurna. Bunda tanya Kina aja deh, kalau nggak percaya sama anak sendiri" ucapnya yang mulai frustasi.
Namanya Okky dermawan, pria berusia 33 tahun, Direktur Nice Food, bergerak dibidang frozen food. Mewarisi perusahaan ayahnya, yang meninggal beberapa tahun lalu. Terlalu asik mengejar harta dan tahta, sampai lupa perihal wanita.
Bundanya yang merasa semakin tua, gencar sekali mencarikannya jodoh. Tapi Okky selalu saja menggagalkan rencana pertemuannya dengan bakal calon pendamping pilihan Bunda, dan hari ini nampaknya kesabaran bundanya sudah habis. Dia ingin sekali menyeret anak laki lakinya itu, untuk menemui anak anak sahabatnya.
Tak berapa lama, seorang gadis masuk. Wajahnya kontras sekali dengan Ibu Suri dan Okky yang tegang dan kusut. Wajah Kina, sekertaris Okky, selalu tersenyum dan berseri seri.
"Ayo, minum teh dulu, biar rileks" tangannya sibuk meletakkan teh hangat beraroma melati, kehadapan Ibu Suri dan Okky.
"Saya nggak mau teh!" bentak ibu Suri, tubuh Kina terjingkat. Tanpa sadar mengelus dadanya.
"Saya mau menantu, saya mau cucu!" sambungnya.
Kina menatap Okky sejenak "Ibu sabar" Kina mengelus punggung wanita tua itu dengan lembut. "Nanti kalau sudah waktunya, Pak Okky pasti menemukan jodohnya, menikah dan punya anak" ucap Kina lembut.
"Tapi kapan?" Ibu Suri cemberut, tiba tiba matanya melebar, menatap Kina "kenapa nggak kamu aja yang nikah sama Okky? Kamu maukan? ya ya ya" wajahnya tiba tiba berbinar seolah disinari lampu sorot pasar malam.
"Maaf ibu, Kina tidak bisa" Kina menggeleng, mendekap nampan yang tadi dipakainya membawa dua cangkir teh.
"Kenapa? Okky tampan dan kaya lho"
"Bukan masalah itu, tapi--- , Kina tidak suka om om, hehe" Kina meringis, lalu mengatupkan mulutnya saat melihat Okky mendelik kearahnya. "Setelah launching Pok Pok Chicken beres, saya akan atur lagi jadwal Pak Okky, agar bisa kencan buta" sambungnya.
"Janji?!" tanya Ibu Suri
"Siap…,saya berjanji Ibu Permaisuri!" Kina memberi tanda hormat. Membuat Ibu Suri komat kamit, mencibir sekertaris anaknya yang kadang tingkahnya seperti anak kecil.
"Begini saja…,Ibu kasih waktu tiga puluh hari, dimulai dari besok pagi. Kalau sampai batas waktu yang ibu tentukan, bos kamu ini belum juga menikah. Kalian akan saya nikahkan secara paksa" ucap Bunda tegas, memandang Okky dan Kina bergantian.
"Walah, jangan ibu, kasihani Kina, Kina masih kecil" Lagi lagi Okky mendelik kearah sekertarisnya, bisa bisanya wanita itu menolaknya secara terang terangan. Bahkan sampai memohon.
"Nggak mau tahu," Ibu mencangklong tas bermotif kulit buaya dipundaknya. "Bunda pulang!Ingat, tiga puluh hari, bawakan ibu mantu, atau kalian menikah" Okky dan Kina hanya bisa menelan ludah. Ibu ibu berusia hampir enam puluh tahun itu berjalan dengan anggun. Kina mendahului dan membukakan pintu.
"Hati hati dijalan yang terhormat ibu permaisuri" canda Kina, dan mendapat decakan dari ibu bosnya itu.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam" Kina melambaikan tangan, walaupun ibu Suri tak melihatnya. Lega sekali melihat wanita tua yang super bawel itu pergi. Eh!!
Saat menutup pintu dan tak sengaja bertemu mata dengan bosnya, Kina terperanjat. Okky sedang menatapnya dengan tajam.
"Boleh saya kembali--"
"Duduk!" Kina mengulum bibirnya, kemudian duduk dengan tidak nyaman dihadapan Okky.
"Tadi ada email---"
"Siapa yang om om?"
Kina meringis, "Ya...ya....yang sudah om om, pasti om om. hihi" candanya.
"Heh, usia kita itu cuma terpaut--" Setelah ingat angkanya, Okky diam. Dia baru sadar kalau mereka terpaut usia 10 tahun. Kina memang masih sangat muda.
"Menurut kamu, saya harus bagaimana? Jujur saja, saya tidak nyaman dijodoh jodohkan begini. Rasanya seperti nggak laku" keluh Okky.
"Pak--, dijodohkan bukan berarti bapak tidak laku. Jalan setiap manusia menemukan pasangannya itu berbeda beda. Bisa saja bapak memang ditakdirkan Allah, menemukan jodoh lewat perantara Bundanya bapak. Menurut saya, lebih baik dijodohkan dari pada pacaran, apalagi sampai bertahun tahun dengan ketidak jelasan hubungan"
"Pengalaman?" tanya Okky dengan wajah jahil.
"Catat! Okina putri, tidak pernah pacaran dan tidak akan pernah pacaran" ucapnya dengan lantang dan penuh keyakinan.
"Oke, saya catat" Okky menulis kata kata Kina tadi diselembar kertas HVS kosong, "Sudah" ucapnya sambil mengangkat kertas. Kina mendengus, maksudnya bukan dicatat begitu. Ingin memaki, tapi takut dipecat.
"Terus, kenapa menurut kamu lebih baik dijodohkan dari pada pacaran?" tanya Okky.
"Iya, setidaknya kita terhindar dari dosa Zina. Apa mungkin orang pacaran tidak pegang pegangan, tidak ngapa ngapain? Bahkan sekarang banyak yang berani menunjukkan pacaran tidak sehat mereka di sosmed"
"Pacaran tidak sehat, maksudnya pacaran dirumah sakit, gitu?"
"Iya, kalau pacaran sehat di tempat fitnes" Kina terlihat kesal dengan pertanyaan bosnya. Okky malah tertawa.
"Jadi menurut kamu, saya harus terima perjodohan ini?"
"Bukan begitu saja menerima bapakkkk, tapi hargailah usaha Ibu. Setidaknya bapak mau datang keacara kencan buta yang sudah dirancang Ibu. Urusan lanjut atau tidak, jodoh atau tidak, biar Allah yang tentukan"
"Kalau saya tidak suka, tapi ceweknya suka, terus maksa, gimana dong?"
"Yakin banget ya bapak Okky ini"
"Iyalah, saya tampan dan mapan, siapa sih cewek yang--" diam, tiba tiba rasa percaya dirinya terbang entah kemana. Dia ingat, gadis manis didepannya, belum ada satu jam yang lalu menolaknya secara terang terangan didepannya dan Ibu.
"Kenapa pak?" Kina mengamati wajah bosnya yang tiba tiba bengong.
"Saya mau ganti sekertaris"
"Serius? Yakin? Tidak takut setiap hari disuguhi paha sama dada?"
"Tinggal saya bekukan saja" ucap Okky, membuat Kina tertawa.
Dulu, Okky pernah trauma dengan seorang karyawan wanita dikantornya. Menggoda bosnya dengan terang terangan, dengan tak tahu malu, wanita itu membuka kancing kemejanya yang ketat dan mengangkat rok mininya dihadapan Okky saat mengantar laporan.
Bukannya tergoda Okky malah berteriak, menutup wajahnya dengan jari jari yang renggang. Untung saja sekertarisnya yang dulu datang dan menjambak wanita itu hingga terjengkang.
Bukannya Okky tidak normal, hanya saja semua terlalu mendadak. Tapi, semenjak itu, diberlakukan aturan untuk karyawan wanita, dilarang memakai pakaian ketat dan bawahan yang terlalu pendek.
Semenjak kejadian itu, tersebar berita Hoax, Okky diisukan tidak menyukai lawan jenis.Apalagi, hingga usia matang dia belum menikah, bahkan belum pernah berpacaran. Membuat orang orang semakin percaya akan berita Hoax itu. Berita tersebar bukan dikalangan karyawan kantor Okky saja, tapi terdengar sampai keperusahaan lain yang sering terhubung dengan perusahaan Okky.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Seminggu kemudian, setelah diperkenalkan ke publik lewat iklan dari berbagai media masa dan promosi langsung ke pasar tradisional dan supermarket. Pok Pok chicken mendapat sambutan baik dari masyarakat. Okky merasa lega, persaingan produk olahan ikan, daging dan ayam dalam bentuk beku semakin menjamur. Dengan merekrut jiwa jiwa muda, Okky berharap, perusahaannya bisa lebih berinovasi dan menarik minat konsumen.
Sebagai rasa syukur, hari ini Okky memesan catering untuk makan siang semua staff kantor pusat. Acara diadakan di ruang meeting kantor yang disulap seperti tempat pesta. Tidak ada dekorasi khusus, hanya beberapa meja prasmanan dan berderet kursi.
Semua orang sedang asik dengan kegiatan masing masing, saat Okky dan Kina masuk kedalam ruangan. Para staff menyapa Okky dengan tersenyum karir dan menganggukan kepala. Okky hanya membalas sekedarnya, Kina dibelakangnya justru yang mengumbar senyum kesemua yang menyapa Okky.
"Lihat deh Kina, sok cantik banget senyam senyum sendiri. Lagaknya kaya istri Bos"
"Biasalah, cari muka"
"Dasar bocah sombong"
"Bocah ingusan itu kayanya makin nempelin si Bos deh, pasti tiap hari diapa apain tuh. Mana kalau didalam ruangan berdua lama banget nggak keluar keluar. Ngapain coba kalau nggak gencet gencetan"
"Eh, tapi katanya pak Okky agak belok? "
"Halah, itu cuma buat nutupin kelakuan mereka berdua palingan, biar nggak ketahuan mesum dikantor"
"Tapi beritanya udah lama tau, dari Kina belum masuk kekantor ini. Kina itu bocah kemarin sore, dia kerja disini baru dua tahunan. Cuma ya itu, pinter cari muka"
"Lihat deh, sok care banget sama pak Okky"
"Jijik banget sama cewek kayak gitu"
Segerombolan wanita dari divisi berbeda sedang memperhatikan Kina dan Okky yang sedang memilih makanan. Okky terlihat berbeda saat bersama Kina, dia bisa tersenyum dan mengobrol dengan santai. Sedangkan dengan staff lain, dia cuek. Tapi dia bukan tipe bos yang sombong dan arogan, memang gayanya cool saat diluar rumah. Namun, tak semua orang berfikir positif. Padahal Tuhan memang menciptakan makhluknya berbeda beda.
"Ki, itu olahan pok pok chicken, cobain yuk!" menunjuk sederet wadah berisi Pok Pok Chicken dengan semua varian rasa.
"Sebelum diproduksi kan bapak sudah coba, lupa rasanya, ingat bentuknya ya?" goda Kina
"Husss, biasanya kan lupa bentuknya, ingat rasanya" mereka menahan tawa, jika hanya berdua, pasti keduanya sudah membuka mulutnya lebar lebar.
"Oke, saya coba, bapak mau?"
"Boleh"
Kina mengabsen satu persatu varian rasa Pok Pok Chicken, untuk menentukan pilihan. "Ini, yang keju, yang nggak pedes. Tetangga saya, nggak bisa makan pedes juga. Dia masih kelas empat SD" Kina meletakkan ayam rasa keju kepiring Okky sambil terkikik dibawah tatapan sebal bosnya. Kina hafal semua yang disukai dan tidak disukai bosnya.
Takkkkk.......tangan Okky gatal, tak bisa ditahan lagi untuk menjitak kepala sekertarisnya. Kina mengusap kepalanya dengan cemberut. Interaksi keduanya menjadi perhatian banyak karyawan yang sedang menikmati makan siang disana, sambil berbisik bisik.
Saat hendak cuci tangan ditoilet wanita, Kina bertemu dengan seniornya. Mika, wanita dewasa berwajah cantik tapi jutek. Dia menatap tajam Kina yang sedang cuci tangan.
"Hai, mbak Mika, sudah makan?" sapa Kina, merasa Mika sedari tadi menatapnya.
"Sok akrab!" Mika bersedekap, wajahnya lebih jutek dari biasa " Udah dikawinin berapa kali sama bos? Sekarang nempel banget ya" tersenyum mengejek.
"Astaghfirullah, mbak…Saya bukan wanita seperti itu, lagi pula pak Okky bukan laki laki brengsek yang bisa dijamah sembarangan"
"Oya? Jangan jangan dia beneran belok"
"Mbak, beliau atasan kita, disini tempat kita mencari nafkah, menyambung hidup, harusnya mbak menghormati pak Okky. Jangan…"
"Halah, bos sama sekertaris sama aja. Sama sama munafik!" sela Mika.
"Mbak Mika kenapa sih? Saya salah apa, kenapa mbak Mika benci banget sama saya?" Kina mencoba tetap tenang.
"Kamu tahu, harusnya posisi kamu itu buat aku, tapi kamu tiba tiba hadir sebagai anak magang yang Caper. Kamu terus terusan mendekati atasan atasan kantor untuk menggeser posisi aku. Dasar licik!"
"Ya Allah, hampir dua tahun saya jadi sekertaris pak Okky, kenapa mbak nggak ngomong. Ayo kita temui pak Okky, bicarakan ini baik baik. Saya siap tukar posisi sama mbak Mika"
"Sinting! Bukannya tukar posisi yang ada kamu bakalan bikin aku dipecat. Mau ngadu kan maksud kamu?"
"Enggak mbak, Astagfirullah…saya nggak ada maksud jelek sama mbak Mika, saya hanya tidak ingin kita saling menyakiti"
"Kita? Kapan aku nyakitin kamu? Yang ada kamu yang nyakitin aku, sadar diri woii!"
Kina memilih mengakhiri perdebatan tak penting itu. Takut jadi masalah untuk mereka berdua, karena beberapa karyawan yang berlalu lalang memperhatikan perdebatan mereka.
Dia tak tahu apa yang diinginkan Mika, semua tentang Kina selalu salah dimata Mika. Tidak sekali dua kali Mika berlaku buruk pada Kina. Walaupun tak menyakiti fisik, tapi lidah Mika cukup tajam untuk menggores hati Kina.
"Kamu kenapa Ki?" tanya Okky saat melihat Kina tiba tiba murung, ada bekas air mata juga disudut matanya.
"Kenapa?"
"Malah balik nanya, kamu dijahatin orang? dari kamar mandi kok sedih gitu wajahnya?"
"Oh, iya, saya lagi sedih pak. Kehilangan…isi perut saya. Pok Pok chicken kuuu…" dusta Kina, dia tak mau Okky tahu yang terjadi padanya ditoilet tadi.
"Ck, stress"
Keduanya kembali keruangan setelah mengisi perut. Okky masih memperhatikan Kina dari balik dinding kaca ruang kerjanya. Kina melamun, tak seperti biasa. Bahkan beberapa kali, sekertaris mudanya itu terlihat memegang dadanya sambil menarik nafas dengan berat.
Sepulang kerja, Kina memilih mampir kemasjid besar tak jauh dari kantor. Dia ingin menenangkan diri disana. Kina duduk di tempat khusus jamaah wanita, menundukkan kepala. Menanti waktu maghrib yang sebentar lagi tiba.
Termenung sendirian, didalam masjid yang masih sepi. Mendengar lantunan ayat suci Al Quran yang indah. Mengingatkan Kina pada almarhum ibu, suaranya juga indah saat mengaji.
Setelah selesai sholat, Kina keluar dengan perasaan yang sedikit lega. Dia sudah melepas penatnya dengan bercerita pada Allah. Hanya itu yang bisa dia lakukan.
Kina melihat seorang laki laki duduk diatas motor kesayangannya. Laki laki berkaos oblong hitam polos dan celana selutut, sedang membolak balik wajahnya di depan kaca spion. Entah mencari apa di wajahnya.
"Ehem, selamat petang" sapa Kina.
"Eh…ki, ngagetin aja" tubunya terjingkat, tak menyadari kehadiran pemilik kendaraan yang dia duduki.
"Bapak habis sholat juga?"
"Hah…eng…ngak, hehe" jawabnya gugup, lebih tepatnya malu pada Kina.
"Oh, lagi halangan mungkin" sindir Kina dengan suara pelan, matanya pura pura melihat ketanah.
"Ikut kerumah yuk, Bantu aku mengahadapi yang mulia permaisuri"
"Waduh…Bapak sendiri aja deh, saya nggak mau, takut"
"Takut disuruh nikah sama saya kan?" Kina hanya cengengesan "Jahat kamu ki, apa saya seburuk itu, sampai kamu ketakutan"
"Eeee…bukann…bukan begitu, lagi halangan beneran ya pak, sensi banget?" Kina mengamati wajah Okky yang cemberut, ia hanya bisa menghela nafas " Yaudah yuk, saya antar kerumah Bunda, jangan takut, tante baik kok" candanya.
Okky yang semakin kesal, memiting kepala kina dan menjitakinya berkali kali, " kamu kira saya anak hilang yang nyari ibunya, dasar bocah!!" ucapnya gregetan.
Kina malah tertawa tawa dibawah ketiak bosnya, dia suka sekali melihat bosnya yang sudah dewasa itu, merajuk seperti anak kecil.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Okky lupa tak membawa helm, tadi dia buru buru menyusul Kina ke masjid setelah ganti baju dikantor. Dia mengajak Kina mampir ketoko helm tak jauh dari masjid. Kina menunggu didepan saat Okky masuk kedalam toko.
Beberapa saat kemudian, Okky keluar sudah memakai helm berwarna Ungu dikepalanya. Kina melongo, sejak kapan laki laki itu suka ungu.
"Bagus nggak ki?" menepuk nepuk helm dikepalanya.
"Bagus, kok beli yang merk itu sih pak, itukan mahal. Warnanya juga, kenapa ungu?"
"Biar kamu pengen, ini warna kesukaan kamu kan?" Okky menaik turunkan alisnya.
"Nggak pengen, biasa aja" dusta Kina, padahal dia sangat tertarik dengan helm itu, tapi harganya terlalu mahal untuk Kina. Empat ratus ribu untuk sebuah helm.
"Haha, yuk jalan. besok saya ajari naik motor dong ki, kayanya asik" Okky duduk dibelakang Kina, memegang pundak Kina.
Kina mengesah, menoleh sedikit, "Udah deh pak, jangan nambah beban hidup saya. Saya nggak mau Bundanya bapak marah marah, kasihani gendang telinga saya"
"Haha, ya jangan sampai tahu dong" menepuk pundak Kina, seperti memberi kode tukang ojek untuk jalan.
Motor matic keluaran tahun lalu itu melaju santai menyusuri jalanan. Okky duduk di jok penumpang dengan tenang. Keduanya bercakap cakap sambil menikmati angin yang menerpa tubuh mereka.
"Pak, pok pok chicken idenya tim Bang Ali ya?"
"Iya, bagus kan, kekinian banget. Tim dia kan masih muda muda, kaum milenial"
"Iya, terutama si kembar Mila, Nila, walaupun sengklek, tapi kalau udah waktunya mikir, nggak pernah main main. Idenya selalu kreatif"
"Emang dikantor kita ada anak kembar?"
"Kembar paksa, hehe"
"Pak, Bang Ali itu ganteng ya, masih muda lagi" sambungnya lagi.
"Maksud kamu saya tua?" kata Okky dengan nada sewot.
"Ih…sensi banget dari tadi"
"Kamu naksir Ali?" tanya Okky, penasaran.
"Enggak sih, biasa aja. Naksir itu yang buat bangun rumah bukan sih?"
"PASIR!!"
Sesampainya dirumah Okky, Kina langsung menuju dapur untuk menemui asisten rumah tangga dirumah itu. Kina cukup dekat dengan mereka, Kina sering datang kerumah Okky.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam, cah ayu, baru kelihatan. Sibuk ya?" Mbok Samirah, menyambut Kina dengan hangat.
"Iya mbok, demi kesejahteraan bersama"
"Ya,ya…yang penting jaga kesehatan, sholatnya jangan sampai kelewat"
Kina tersenyum, dia senang kalau ada yang memperhatikannya begitu, jadi merasa disayangi. "Siap bu nyai" jawabnya, Mbok rah yang gemas, mencubit pipi Kina " Mbak Sur, ngapain sih, diem aja dipojokan, kaya penampakan"
"Asem, ini lho lagi goreng nugget, kesukaan mas Okky" jawab mbak Surti hanya menengok sekilas, takut nuggetnya gosong.
"Nugget bentuk apa hari ini, mobil ya, hahah" Kina tertawa.
"Sembarangan, mulutnya kalau ngomong suka bener" ucap Okky yang tiba tiba sudah berdiri dibelakang Kina. Membuat semua orang yang ada didapur terkejut.
"Ya lagi, Pak Okky lucu, suka nugget yang bentuk bentuk"
"Ada ceritanya nduk, Kina" kata Mbok Rah, Kina menatap mbok Rah dengan wajah penasaran, "Dulu waktu mas Okky kecil, susah makan, apa apa nggak mau, makanya bapak suruh orang perusahaan buat kreasi nugget sehat dengan bentuk bentuk lucu sesuai benda benda kesukaan mas Okky, semenjak itu mas Okky jadi suka makan nugget bentuk" kata Mbok Rah, menjelaskan.
"O…, berarti nugget nugget diperusahaan pak Okky secara tidak langsung dibuat untuk bapak ya, saya baru tahu, menarik" Kina mengangguk angguk.
"Menarik ojek, ayo makan, katanya mau bantu aku menghadapi permaisuri. Malah ngumpet didapur"
"Wajahnya Ibu Suri, masih kenceng nggak?"
"Ya enggak lah, udah keriput"
Kina menggaruk pipinya, "Eh…bukan itu, maksud saya masih tegang nggak, haduh…anak durhaka"
"Ayo ah, banyak alasan" Okky menarik pergelangan tangan Kina, karena Kina tak kunjung berdiri dari tempatnya duduk.
Kedua asisten rumah tangga itu memperhatikan sambil senyum senyum.
"Sur, harusnya nyonya itu nggak perlu repot repot ya cariin jodoh mas Okky, Kina itu udah paling pas menurut mbok" kata mbok Rah pada mbak Surti yang sedang menata nugget dipiring saji.
"Itukan menurut kita mbok, menurut nyonya mungkin ada yang kurang dari mbak Kina, nyonya kan orang kaya, mungkin cari mantu yang anak orang kaya juga. Biasalah mbok, bibit, bebet, bobot dan bondo(harta)"
"Huss…ngomong apa kamu, ngawur"
Ketegangan terjadi di meja makan, ibu Suri merajuk lagi. Adik Okky, Okta maharani dermawan, nampak bahagia, melihat drama meja makan dirumahnya.
"Kenapa baru datang?" menatap Kina dan Okky bergantian. "Kina mana janjimu? Kenapa bos kamu ini masih sibuk saja?" Ibu Suri menatap Kina dengan tajam.
Beberapa hari lalu, Ibu Suri sudah mengatur jadwal kencan buta untuk Okky, tapi lagi gagal. Ke egoisan Ibu Suri semaki akut, seiring bertambahnya usia. Dia suka sekali membuat janji tanpa peduli jadwal anaknya yang cukup padat sebagai pimpinan. Begitu gagal, Ibu Suri akan menyalahkan Okky dan Kina yang dianggap cari cari alasan.
"Maaf Ibu, kami baru menyelesaikan launching pok pok chicken kemarin, saya janji…"
"Janji palsu, ini sudah satu minggu, waktu kalian tinggal tiga minggu" Kina diam dan menunduk.
"Bunda…" rengek Okky, dia tak enak karena Bunda seperti menyalahkan Kina yang harusnya tak ada sangkut pautnya dengan jodoh Okky.
"Apa? Kemarin kamu sudah setuju dengan waktu yang bunda kasih" Kini giliran Okky yang mendapat intimidasi dari Ibu Suri.
"Perpanjangan waktulah Bun, kemarin perusahaan benar benar sibuk"
"Ini ngomongin apa sih kalian, aku nggak paham, perpanjangan waktu. Kaya pertandingan bola aja" tanya Okta yang masih asik makan dengan lahap.
Ibu menjelaskan pada Okta, tentang perjanjian dengan Okky dan Kina dikantor, seminggu yang lalu. Okta nampak menahan tawa. Ibu hamil satu itu selalu suka saat melihat Bunda mengaduk aduk perasaan kakaknya, lagi pula Okky sudah lebih dari cukup umur untuk membina rumah tangga. Suami Okta bahkan lebih muda tiga tahun dari Okky.
"Yaudahlah kak, nikahin Kina aja" Okta melirik Kina yang melototinya dan seperti memberi kode untuk diam, "Kina cantik, baik, nggak neko neko. Ya walaupun kakak lebih pantas jadi bapaknya Kina, hahaha"
"Dasar ibu hamil nggak punya perasaan, memang aku setua itu? usia kami cuma beda sepuluh tahun, mana ada anak usia sepuluh tahun punya anak" Okky mencoba membela diri, dia merasa tak setua itu.
"Secara fisik, Kina masih kelihatan imut, dia masih cocok pakai seragam SMA. Kakak ganteng, tapikan …"
"Kakak siram ya kamu…" Okky mengangkat segelas air putih tinggi tinggi.
"Sudah intinya, kamu dan Kina akan bunda nikahkan kalau dalam waktu yang sudah ditentukan belum juga menentukan pilihan. Makan! Setelah ini bunda kasih kamu foto dan CV anak sahabat bunda, silahkan mau pilih salah satu dari mereka, atau kamu pilih Kina" ucap bunda tegas, tak mau dibantah. Okky hanya bisa mengesah, dia melirik Kina yang kelihatan tidak nyaman.
"Pilih Kina aja kak, belum tentu anak sahabat Bunda bisa ngertiin kakak, bisa merawat kakak, seperti yang Kina lakukan selama ini" usul Okta.
"Mbak Okta, pliss…" ucap Kina lirih.
Okky semakin merasa tidak enak pada Kina, dia tak mau menjadikan gadis muda itu tumbal atas ketidak beruntungannya dalam hal asmara. Okky tak mau merebut kebebasan Kina dalam menentukan jalan hidupnya, dia merasa ibunya tidak berhak menentukan jodoh untuk Kina.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!