NovelToon NovelToon

Cinta Nadhira

bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra

Meinedil tujko di yha.....

Isshikhe shiwa pyare kiyha....

Chahe sabhibha khuda....

Mujkho mile pyare tera....

Suara musik menggema dari kamar Nadhira. dan dengan lincah nya Nadhira menari menirukan tarian tersebut.

Di dalam kamar Nadhira memang sering nge-dance. karena sejak kecil dia suka sekali nge-dance. menirukan gerakan_gerakan tarian india.

di samping itu banyak pula foto_foto kenangan bersama teman_temannya.

Setahun sudah Nadhira tidak berkumpul dengan teman sekolah nya. semenjak dia lulus SD Nadhira tidak pernah lagi bertemu apalagi bermain dengan teman_teman SD nya.

Dan di tambah lagi kini mereka berbeda sekolah.

Nadhira yang lagi asik nge-dance di dalam kamar, malah di kejutkan dengan kedatangan kakak nya yang tiba_Tiba masuk ke kamar Nadhira.

"Hey.... nari terus kerjaannya,emang nggak ada kegiatan lain apa.'' tanya sang Abang.

"Ich... ? mas ini kenapa sih T. U (tukang usil) banget jadi orang.'' ucap Nadhira kesal sambil menghentakkan kakinya ke lantai kamar.

Nadhira sekaligus memanyunkan bibir nya

"Auw...! sakit tau mas.'' ringis Nadhira di saat sang abang mencubit pipi sang adik.

"Ikut mas yuck? dari pada nari terus nggak guna sekaligus bosen juga.'' ucap Herman sambil menarik tangan Nadhira.

"Mau kemana sih mas...? aq lagi latihan besok aku ikut lomba nari di sekolah.'' ucap Nadhira namun gak di respon oleh Herman. dia terus menarik tangan Nadhira keluar rumah.

"Ayolah dek, bentar saja kok? gak bakalan lama.'' ujar Herman membujuk sang Adik agar dia mau ikut pergi.

"Ya sudah aku ikut mas. tapi bener ya cuma sebentar, awas saja kalau lama.'' ancam Nadhira pada Herman.

Herman cuma menanggapi ancaman sang Adik dengan senyuman.

...🌺🌺🌺🌺🌺...

Selama di perjalanan Nadhira terus diam tanpa bicara sepatah katapun sama Herman.

Nadhira yang biasa nya suka berceloteh ketika bersama dengan Herman sang Abang, kini dia bungkam seribu bahasa. karna Nadhira tau kakak nya akan membawa dia kemana.

Setelah sampai di tujuan. Herman langsung memarkirkan motornya di halaman rumah Tantri.

Yea Herman membawa Nadhira ke rumah Tantri pacar Herman.

" Assalamualaikum....'' ucap Herman sambil mengetuk pintu

"Waalaikum salam.'' jawab Tantri dari dalam, lalu bergegas membuka pintunya

"Ayo masuk mas, dek.'' ucap tantri setelah membuka pintu, diapun mempersilahkan mereka berdua duduk.

"Bentar yeah Tantri tinggal ke belakang dulu.'' pamit nya pada Herman dan juga Nadhira. dan etelah kepergian Tantri Herman menoel noel pipi Nadhira sang Adik yang mulai cemberut.

"Manyun terus tu bibir.'' ucap Herman menggoda Adiknya.

"Biarin! habisnya Nadhira kesel sama mas Herman.'' jawabnya ketus dan memalingkan wajahnya dari pandangan sang Abang.

"Ayo di minum Mas tehnya, dek Dhira juga di minum teh nya, mumpung masih anget.'' ucap Tantri, selesai menaruh teh di atas mejanya.

"Adek Dhira sekolah di mana.'' tanya Tantri mulai basa basi.

" Sekolah di SMP 1 kak.'' jawabnya tanpa memandang ke arah Tantri.

"Oh iya, mas Herman gak kerja.'' tanya Tantri karena Herman datang ke rumah Tantri di waktu sore.

"Kebetulan lagi libur, jadi aku sama Adek kesini.'' jawabnya ambigu mencari alasan.

"Sudah lama ya mas kita gak jalan bareng lagi, Tantri kesepian tau Mas selalu sendirian di rumah.'' ucap tantri.

"Kesepian kepalamu gundul, lawong tiap hari jalan bareng sama pacar yang lain juga.'' gumam Nadhira namun di dengar sang Abang.

"Iya, kemarin_ kemarinnya kamu kan sibuk, dan aku juga sudah mulai kerja.'' kata Herman melirik sang Adik.

"Nggak terlalu sibuk kok mas? Tantri hanya belajar kelompok sebentar bareng teman-teman Tantri.'' sahut Tantri.

Di dalam hati Nadhira tertawa 😄😄😄 menanggapi omongannya Tantri

"Hati sama mulud kok gak sama.'' batin Nadhira

"Sudah yuk Mas, Dhira masih ada PR entar kemaleman lagi ngerjainnya.'' ajaknya pada sang Abang.

"Ya sudah Tantri, aku pamit dulu ya.''ucap Herman berpamitan pada pacarnya.

"Ya, kapan _kapan main lagi ke sini ya Dek?'' ucap tantri pada Nadhira

Nadhira hanya mengangguk malas.

"Ya sudah aku pulang dulu. Assalamu'alaikum.'' ucap Herman.

"Waalaikum salam.'' jawabnya melambaikan tangannya.

...🌺🌺🌺🌺...

Namun di pertengahan jalan motor Herman mogok, Nadhira yang kesal makin kesal saja.

Nadhira turun dari motor Herman dan langsung berlalu begitu saja, meninggalkan si Herman.

"Dek....? mau kemana?'' tanyanya sambil mencoba benerin motornya.

"Aku mau pulang, aku kesal sama mas Herman.'' jawabnya ketus dan terus melangkah pergi.

"Maafin mas lah dek, bentar lagi selesai nie.'' teriak Herman. karna Nadhira sudah menjauh dari tempat motor yang mogok tadi.

"Huch....!'' Herman hanya bisa menghela nafas panjang menghadapi sikap adiknya yang lumayan keras kepala,

sebenarnya sama _sama keras kepala sich, namun Herman tak memungkiri itu karna Herman juga keras kepala. 🤭

Ya Nadhira emang nggakg suka sama si Tantri, karena si tantri menduakan Abang nya, oleh karena itu Nadhira tidak suka pada Tantri.

"Tantri lagi.... Tantri lagi.'' gerutunya sambil terus melangkah pergi.

"Bosen tau', huch...!" Nadhira menghela nafas kasar.

" Capek juga jalan kaki, kakiku mulai pegel banget?'' keluh nya, diapun mendudukkan diri di pinggir jalan.

Sampai akhirnya ada segerombolan anak_anak motor melewatinya.

Salah satu ada yang menyapa Nadhira, namun Nadhira tidak menghiraukan sapaan dari mereka.

Nadhira bangun dari tempat duduk nya. dan melangkah pergi meninggalkan segerombolan anak_anak motor tersebut.

Tanpa di sangka Eza turun dari motornya dan menyapa Nadhira

"Kenapa dek, kok jalan kaki.'' tanya Eza.

" Nggak apa_apa kak, lagi pengen jalan ajja.'' sahutnya tanpa menoleh ke Eza.

sebenernya Nadhira malas menanggapi omongan Eza,

"Ya sudah aku antar ya, di mana rumah adek.'' tanya Eza.

"Nggak usah kak, makasih sebelumnya. rumah aku deket sini kok.'' jawabnya Nadhira terus melangkah pergi. meninggalkan Eza, sedangkan Eza sendiri masih terdiam melihat kepergian Nadhira.

"Cantik... banget?!'' gumam Eza.

"Woy...! ada yang terpesona nich kayaknya.'' ledek Nathan.

"Apa sich Dhi, ganggu orang ajja.'' kata Eza salah menyebut nama.

"Kamu suka sama anak kecil ya Za.'' ucap Marvel yang ikutan meledek Eza.

"Walau masih kecil tapi cantik juga kok.'' celetuk Tedy.

"Kalau kamu, semua perempuan cantik.'' celetuk Rendy

"Yeeee....? emang cantik kok. thu buktinya Eza ajja kesemsem sama si do'i.'' ujar Tedy gak mau kalah

...🌺🌺🌺🌺...

Di satu sisi motor Herman baru selesai di benerin, karna dengan terpaksa Herman membawa motornya ke bengkel. karna Herman sendiri sangat sotoy soal mesin, padahal ora mudeng tentang mesin😄😄😄

Waktu Herman pulang bertemu dengan Adhi. ya Adhi yang ada di gerombolan tersebut adalah teman Herman.

Herman bertanya pada Adhi

"Hay Dhi, liat adek ku gak.'' tanyanya

"Nadhira Her, enggak liat thu.'' jawabnya

kebetulan Adhi ada di paling belakang jadi nggak tau kalau cewek yang di omongin teman_temannya l adalah Nadhira.

"Woooyy.....! liat adek nya Herman nggak.'' teriak Adhi ke semua temennya

"Nggak liat, lagian aku nggak tau sama adeknya Bang Herman.'' jawab Marvel dengan teriakan juga karna kebetulan Adhi dan Marvel ada di jarak yang lumayan jauh jadi mau tak mau harus berteriak.

"Ya sudah aku duluan ya, mau cari adek dulu takut nggak nyampek rumah.'' pamit Herman.

"Memangnya Nadhira kemana kok harus di cari segala.'' tanya Adhi penasaran.

"Dia kesal sama aku tadi,terus dia pulang duluan, soalnya aku ke bengkel dulu tadi.'' jawab Herman.

"Ya sudah,, hati_hati ya.'' pesan Adhi

Herman cuma jawab dengan mengkode OK dengan tangan-Nya.

"Siapa yang barusan thu kak Adhi.'' tanya Eza yang emang lebih muda dari Adhi.

Bersambung

👉👉👉

Jangan lupa dukung karya receh Al-mahyra.

Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya, makasih 🙏🙏😘💕

bab 2 Pindah sekolah

Sesampainya di rumah Nadhira langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu.

"Ich.....! sebel... sebel... sebeeeellll.'' ucap Nadhira memukul_mukul bantalnya

" Kenapa harus pacaran sama si Tantri coba', bikin kesel aja. pakek acara ke rumah nya segala lagi?!'' gerutu Nadhira mukul_mukul bantalnya

Herman membuka pintu kamar Nadhira, setelah Herman berulang kali mengetuk pintu kamar Nadhira, mau tak mau Nadhira membuka kunci pintunya. setelah Herman masuk ke kamar Nadhira, Herman langsung menutup pintu kamar dhira.

Herman tau kalau Nadhira bakalan ngomel_ngomel, Herman sudah siap menerima omelan_omelan dari sang Adik.

"Kalau aku tau, Mas mau ke rumah Tantri tadi, aku gak bakalan ikut kamu kali mas.'' ucap Nadhira kesal.

Dengan setia Herman mendengarkan gerutuan_gerutuan dari sang Adik, tanpa menjawab sepatah katapun gerutuan Adiknya.

Herman sadar kalau dia salah, sudah mengajak sang Adik ke rumah Tantri,

Herman juga udah tau kalau dia di duain Tantri.

Namun Herman hanya mencari waktu yang tepat untuk memutuskan hubungan nya dengan Tantri,

"Maafin Mas ya dek?'' Herman memohon pada sang Adik.

"Nggak mau, sekarang Mas minta maaf, pasti besok ke rumah Tantri lagi.'' ucapnya dengan ketus.

"udah_udah! mending Mas Herman keluar dari kamarku sekarang.'' usir Nadhira

" Iya mas bakalan keluar kok, tapi maafin Mas dulu yah_yah, please?'' ucapnya mengatupkan kedua tangannya di depan Nadhira.

"Iya_iya, Nadhira maafin, sudah keluar sana.'' usirnya pada sangat Abang.

Keluar dari kamar Nadhira, Herman berpapasan dengan sang Ibu.

"Ada apalagi sich Lhe (nak)? Adikmu kok marah_marah terus sama kamu.'' tanya sang Ibu lembut.

"Biasa lah Bu? adek marah_marah terus sama Herman.'' jawabnya nggak berterus terang.

"Kenapa lagi.'' tanya Bu Susi.

"Itu...? gara_gara Herman ngajakin adek ke rumah Tantri.'' jawab Herman garuk garuk punggung nya.

"Lagian kamu juga Lhe(nak) ngajak adeknya ke sana?!'' ujar Bu Susi.

"Sudah tau juga kalau adeknya nggak suka sama Tantri, terus kamu juga sudah tau kan kalau Tantri punya cowok lain selain kamu Lhe(nak) ".imbuhnya lalu berlalu pergi dari hadapan si Herman.

Di sisi lain Nadhira ingin sekali sekolah di Ponpes (pondok pesantren).

Sudah seminggu ini Nadhira memikirkan hal itu.

" Sebenarnya aku pengen banget pindah sekolah, aku pengen sekolah di Ponpes (pondok pesantren), tapi apakah Ibu mengizinkan kalau aku mau sekolah di Ponpes (pondok pesantren).'' batinnya

"Adek...!! teriak Herman

"Apa'an sih Mas, teriak_teriak gak jelas! budek nich telinga.'' ucapnya ketus sambil meniup tangannya dan di taruh di telinga nya.

"Ayo makan, Ibu sama Ayah sudah nunggu tuh.'' sahutnya tanpa merasa bersalah.

Sesampainya di meja makan Nadhira mengutarakan apa yang ada di dalam hatinya.

" Ibu...? Nadhira mau pindah sekolah?!'' ucapnya tiba-tiba.

Semua orang terperangah kaget dengan apa yang di ucapkan Nadhira barusan.

"Kenapa tiba-tiba mau pindah sekolah dek?'' tanya sang Ibu mengelus punggung Nadhira.

"Ada masalah apa di sekolah nya yang sekarang.'' tanya sang ayah penasaran.

"Ibu? aku mau belajar di Ponpes (pondok pesantren), kalau bisa se cepatnya Bu?'' pinta Nadhira pada sang Ibu.

"Baiklah kalau itu mau kamu, minggu depan berangkat.'' ucap sang ibu tersenyum.

karena dari dulu sang Ibu pengen Nadhira sekolah di Ponpes (pondok pesantren)

"Kok gitu sih dek? kalau adek pindah ke Ponpes (pondok pesantren) Mas gak da temennya dong?!'' ucap Herman tak setuju dengan keputusan sang Adik.

"Biar mas bebas mau kemana aja, ketemuan sama Tantri juga terserah.'' kata Nadhira ngasal.

"Tapi gak gitu juga kali dek.'' rengeknya bagaikan anak kecil yang minta permen.

"Sudah_sudah jangan berantem terus! emangnya gak capek berantem terus?!'' ucap sang Ayah menasehati anak anaknya.

" Ingat! besok_besok kalau kalian sudah pada berkeluarga, yang paling di kangenin itu adalah masa_masa sekarang ini, di mana kalian selalu berantem, marah_marah gak jelas, teriak_teriak memanggil Masnya atau Adeknya, jadi puas_puasin bertengkar nya dari sekarang?

karna besok kalau kalian sudah pada ber keluarga, jangan sekali_kali kalian berantem lagi? karna pertengkaran akan menjauhkan tali persaudaraan, ingat pesan Ayah.'' ucap Pak Arief ayah Herman dan juga Nadhira,

Pak Arief sengaja berkata demikian, agar anak_anaknya mengingat nya kelak kalau sudah pada dewasa dan pada mempunyai anak.

...🌺🌺🌺🌺...

Keesokan harinya Herman mengajak Nadhira ke sebuah toko, membeli perlengkapan Nadhira sebelum berangkat ke Ponpes (pondok pesantren),

(kalau di kampung gak ada mall ya kak, adanya cuma swalayan ya kakak cantik dan juga ganteng) 🤭🤭🙏

"Ayo, di pilih dek mau yang mana?'' ucap Herman pada Adiknya.

"Baju_baju Dhira sudah banyak kok Mas, jadi gak usah beli ya.'' bujuk Nadhira.

"Ayolah dek?'' Herman memohon pada sang Adik.

"Satu ajja ya mas.'' kata dhira

"Terserah adek ajja, semuanya juga boleh kok.'' ucapnya menggoda Nadhira.

"Sombong......? kayak banyak uangnya ajja.'' kata Nadhira mencubit lengan Herman.

"Lagian kamu juga dek? sudah ayo pilih mau yang mana.'' ujarnya.

Nadhira mengambil baju syar'i warna army, Nadhira emang gak punya warna favorit, warna apa aja asal dia suka pasti di pakainya.

Tak lupa Herman mengambilkan beberapa jilbab buat sang Adik, selesai membeli baju dan beberapa jilbab, Herman mengajak Nadhira ke toko buku dan kitab. Herman mengambil beberapa buku, kitab_kitab semacam(nahwu, sorrof, tajwid, diba') , juz amma dan beberapa kitab lainnya juga.

Nadhira melihat sang Abang hanya menggeleng kan kepalanya, karna Herman lah yang begitu antusias tentang keperluan Nadhira sang Adik.

Sedangkan Nadhira hanya mengikuti Herman dari belakang, Nadhira melirik ke keranjang belanjaannya yang hampir penuh dengan barang keperluan Ponpes(pondok pesantren) nya,

"Sudah cukup Mas, lihat thu keranjangnya sudah penuh.'' ucap Nadhira sambil menahan tangan Herman yang masih mau mengambil barang lagi.

"Segini saja dek.'' tanya Herman

"Iya lah Mas, kalau ada yang kurang kan bisa beli di koperasi Ponpes (pondok pesantren).'' jawab Nadhira sembari menepuk jidatnya.

"Ya sudah ke kasir yuk.'' ajak Herman dan melangkahkan kakinya menuju kasir, di ikuti oleh Nadhira.

Selesai membayar barang belanjaannya Herman mengajak sang Adik ke warung.

"Habis ini cari warung yuk dek, Mas laper banget nich.'' ujar Herman yang di angguki Nadhira.

"Boleh thu Mas, Dhira juga laper?'' jawabnya cengengesan

"Kirain cuma Mas saja yang laper.'' sahut Herman, Nadhira hanya tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Enak ajja! Dhira juga laper kali?!'' jawabnya cemberut.

"Lagian Mas juga belanjanya kelama'an muter_ muter, bikin Dhira jadi laper.'' omelnya pada sang Abang.

"Ya sudah kita berangkat.'' kata Herman.

"Cus.... berangkat?'' ucap Nadhira senang.

Sesampainya di warung makan Herman memesan 2 porsi lalapan ayam.

Nadhira bersenda gurau dengan Herman, sampai akhirnya pesanan nya datang.

"Ayo di makan dek, habis ini adek nggak bakalan makan lalapan lagi selama ada di Ponpes (pondok pesantren).'' ucap Herman memanas_manasi Nadhira, agar nggak jadi berangkat ke Ponpes nya (pondok pesantren).

" Yeeee.... ngennyek (ngehina), biar pun makannya cuma nasi sama tahu tempe, tapi berasa enak, dari pada makan enak berasa pahit coba." ucapnya dengan ketus.

"Kok bisa pahit.'' tanya Herman bingung.

"Gimana nggak pahit kalau tiap hari di selingi sama makan hati, jadi percuma makan enak gak bakalan jadi gemuk.'' sahutnya ngasal jeplak.

Herman menepuk jidatnya,

ngomong sama adiknya gak bakalan bisa menang.

" Yasudah cepetan di makan, entar dingin gak enak lagi.'' ucap Herman mengalah pada sang Adik.

Bersambung.

👉👉👉👉

Mohon dukungannya kakak,

jangan lupa like, komen, vote dan favorit kan ya☺☺.

Makasih🙏🙏🙏 😘💕💕

bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah

Kini sinar mentari mulai menghilang, dan di ganti dengan sinarnya rembulan.

bintang_bintang bertaburan di langit luas yang nanti biru.

"Dek!!'' panggil Herman sedikit keras karena Nadhira tidak merespon panggilan dari Abang nya.

Nadhira yang sedang melamun di kagetkan dengan teriakan Herman sang Abang.

"Apa sich mas, teriak_teriak gituu.'' tanya Nadhira sambil mengerutkan alisnya.

"Lagian aku juga nggak budek kali?!'' tambahnya lagi.

"Dek, ikut aq yukk.'' ajak Herman, namun Herman belum selesai ngomong Nadhira sudah memotong perkataan Abang nya.

"Nadhira nggak mau ikut mas Herman!'' sahutnya ketus, menurut Nadhira Herman akan membawa dia untuk menemui Tantri lagi.

"Ayolah dek? bukan ke rumah Tantri kok.'' ujar Herman mengerti apa yang ada di dalam fikiran sang Adik.

"Lagian Mas sama Tantri udah putus kok dek?!'' ucap Herman sedikit memperjelas ajakannya.

"Emang mau kemana sich mas?'' tanya Nadhira mulai menurunkan volume suaranya.

"Ayo....? bentar saja kok, lagian besok adek sudah mau berangkat ke Ponpes (pondok pesantren).'' ucap Herman memegang tangan Nadhira sang Adik.

"Emang mau kemana sich mas?!'' tanya Nadhira mulai kesal, karena Herman tidak mau memberi tahu kemana dia akan pergi.

"Jalan_jalan yuck? mumpung Adik masih ada di rumah, besok_besok Adik nggak bakalan bisa jalan bareng mas lagi.'' sahut Herman menepuk punggung tangan Nadhira.

"Ya sudah ayo berangkat sekarang.'' ajak Nadhira, Herman mengangguk dan tersenyum pada Nadhira.

Mereka menelusuri jalan raya, melihat keramaian kota, mobil mobil berlalu lalang menuju ke rumah masing-masing, karna hari sudah mulai malam.

Sesampainya di tempat tujuan, Nadhira bengong melihat keindahan taman di malam hari.

Karena biasanya Nadhira pergi ke taman pada pagi hari.

"Ayo....! kenapa bengong gitu.'' ucap Herman menyadarkan Nadhira.

"Kalau di malam hari tamannya bagus banget ya Mas.'' kata Nadhira terpesona dengan keindahan taman tersebut.

Karena kurang fokus ke jalan nya Nadhira bertabrakan dengan Eza.

Bruukk...

"Sory-sory nggak sengaja.'' ucap Nadhira yang masih menunduk sambil membersihkan telapak tangannya yang kotor.

Eza tersenyum senang, saat tau kalau cewek yang menabraknya adalah cewek yang dia cari dari kemarin.

Sejak pertemuan kemaren Eza mencari informasi tentang Nadhira, karena Eza nggak tau namanya diapun kesulitan mencari informasi Nadhira.

"Ech...? iya, nggak apa-apa kok, lagian aku juga yang salah, nggak lihat jalannya tadi.'' ucap Eza sembari tersenyum manis (gula kali manis) 😄😄

"Aku kesana dulu ya? sekali lagi saya minta maaf.'' kata Nadhira dan beranjak pergi menuju ke tempat Abang nya berada.

"Kemana aja sich dek? baru nyampek langsung ngilang gitu aja.'' tanya Herman ketika melihat Adiknya dengan rasa khawatir.

"Nadhira cuma lihat lihat di sebelah sana kok Mas.'' jawab Nadhira menunjuk ke arah yang banyak orang berkumpul, diapun tersenyum melihat teman Abang nya yang lagi pada ngumpul, entah mereka sudah janjian sebelum nya atau cuma secara kebetulan saja bertemu, Nadhira nggak mau memikirkan nya. masa bodo kata Nadhira dalam hatinya.

"Oia Dhi, kenalin ini Adikku Nadhira.'' kata Herman memperkenalkan Nadhira.

Adhi dan semua kawan-kawan nya berkenalan dengan Nadhira.

"Adhi.'' ucapnya mengulurkan tangan pada Nadhira.

" Sofyan.''

"Tedy.''

"Rasya.''

"Marvel.''

"Rendy.''

"Nathan.'' ujarnya secara bergantian menyalami Nadhira.

"Nadhira.'' jawabnya lembut (selembut Wipicream) ☺.

Ketika mereka lagi asik mengobrol dengan Nadhira, Eza datang dengan membawa beberapa cemilan dan juga beberapa minuman.

"Hay semua, sory lama.'' ucap Eza tiba-tiba, dia belom mengetahui kalau Nadhira ada di tengah-tengah temannya.

"Beli di mana sich Za lama banget, kayaknya warung yang jual kayak gini deket dech?!'' celetuk Marvel sambil menunjuk ke arah warung di Mana Eza membeli makanannya.

"Lagian kamu di ajak nggak mau tadi, jadi aku kerepotan bawanya,

terus tadi minumannya tumpah juga. jadi terpaksa harus beli lagi.'' ucap Eza nggak mau di salahkan.

"Oia...! Her, kenalin ini Eza.'' kata Adhi mengalihkan pembicaraan Marvel dan juga Eza.

"Eza, itu Nadhira Adiknya Herman.'' ucap Adhi yang menyadarkan Eza dari teman temannya.

Nadhira cuma mengangguk, saat Adhi mengenalkan dirinya pada Eza.

Marvel melihat Eza yang salah tingkah cuma menahan ketawanya.

karena Marvel tau kalau Eza mencari tau tentang Nadhira dalam beberapa hari terakhir ini.

(kalau di film_film mencari seseorang bakalan memakai jasa detektif) tapi ini cuma di desa jadi cuma nanya sana sini sama orang-orang sekitar.

"Tedy, ini cewek yang kemarin itu kan.'' tanya Eza pada Tedy dengan berbisik.

"Iya.'' jawab Tedy pelan.

"Kenapa Za.'' tanya Adhi pada Eza karena bisik bisik dengan Tedy.

"Ini cewek yang kemarin yang kita temui di jalan itu Mas Adhi.'' jawab Eza ragu ragu.

"Bukannya kalian kemarin bilang nggak tau.'' ucap Adhi melihat ke sebagian temannya yang berada di sana.

"Kan kita nggak tau namanya Mas.'' mereka menjawab barengan.

Adhi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Emang bener mereka tidak mengetahui Adiknya Herman, karna cuma Adhi yang sering main ke rumah Herman dari dulu.

namun sekarang bakalan ada Eza yang akan ikut ke rumah Herman, karena Eza mulai suka sama Nadhira Adik temannya.

...🌺🌺🌺🌺...

Matahari mulai menampakkan Sinar nya yang begitu memukau.

langit biru terbentang luas di angkasa raya, dengan awan putih nya menambah nilai plus ciptaan Allah SWT.

Pagi yang cerah, secerah wajah Eza Ferdiansyah yang mau berangkat ke sekolah.

Eza selalu tersenyum ketika menjawab sapaan dari teman sekelasnya, membuat beberapa dari temannya bertanya-tanya, karena Eza tak seperti biasanya yang selalu cuek Bebek saat ada temannya menyapa.

"Akhirnya aku bertemu dengan gadis yang aku cari.'' gumamnya tersenyum.

Dan tanpa sepengetahuan Eza? Marvel, Tedy dan juga Nathan sudah ada di sampingnya, mereka menutup mulutnya guna menahan tawanya mendengar gumaman Eza.

Tedy yang sudah nggak kuat menahan tawanya, akhirnya tertawa terbahak bahak.

" Ha... ha... ha.'' tawanya menggema di ruang kelasnya.

"Sejak kapan kalian ada di sampingku.'' tanya Eza yang mulai sadar dari lamunannya.

"Dari tadi lah! lho aja yang ke asyikan ngelamunin Nadhira, jadi tak menghiraukan kita_kita.'' ucap Tedy.

"Kok gue nggak tau ya?'' sahut Eza bingung.

"Iyalah, lho nggak tau. lho kan lagi sibuk mikirin pujaan hati lho.'' ujar Nathan asal ceplos.

"Nggak apa_apa Za? gue dukung lho kok sama Nadhira.'' ucap Tedy menepuk punggung Eza dan menduduki tempat duduk nya.

"Iya, kalau masih ada harapan.'' jawab Marvel ambigu.

"Kok gitu sih Vel, emang nya Nadhira kenapa.'' tanya Eza di liputi rasa penasarannya.

"Gue denger dari mas Adhi, Nadhira sudah pernah di pinang(lamar) orang.'' jawab Marvel jujur.

(kalau di desa jaman dulu githu kak. masih kecil udah ada yang ngelamar, bahkan belum lulus sekolah pun pada nikah)🤦‍♀️

"Namun Mas Adhi bilang Nadhira menolak orang yang ngelamar nya, tapi itu juga udah ke 3 kalinya Nadhira menolak lamaran dari orang.'' kata Marvel menjelaskan.

"Yang sabar bro, kalau jodoh nggak bakalan ke mana? OK, positif thinking aja.'' Ucap Tedy menyemangati sahabat nya.

"Assalamu'alaikum, pagi anak_anak.'' sapa Pak kuswandi Guru Eza diwaktu masuk kelasnya.

"Waalaikum salam?'' jawabnya serentak.

Selama pelajaran di mulai Eza tidak konsen belajar nya.

Eza terus teringat ucapan Marvel tadi, sampai tiba waktunya Bel istirahat berbunyi, semua teman sekelasnya pada berhamburan keluar kelas saat Pak Kuswandi sudah keluar dari ruang kelas Eza.

"Kantin yuck.'' ajak Nathan, Eza menggeleng kan kepalanya.

"Duluan ajja, gue belom lapar.'' sahut Eza dengan nada lesu.

"Ayolah, makan dulu Za?'' ajak Nathan lagi.

"Jangan patah hati dulu lah Za, belum apa_apaa sudah patah hati gini.'' timpal Marvel

"Ayo yang semangat, kita bisa mengubah takdir dengan berdo'a sungguh-sungguh, kalau dia jodoh lho, dia nggak bakalan ke mana-mana kok?!'' ucap Tedy memberi semangat.

"Nggak usah ceramah dulu, bosen gue dengernya Ted?!'' celetuk Marvel.

"Yah di kira ceramah, lawong gue cuma menyemangati Eza saja, bahwa masih ada Allah tempat untuk mengadu, tempat berkeluh kesah.'' jawab Tedy.

"Udah ach, gue ke kantin dulu, laper gue dengar orang ceramah.'' ucap Nathan beranjak pergi meninggalkan Tedy dan juga Eza.

"Lho nggak ke kantin Za?'' tanya Tedy.

"Nggak nafsu makan gue.'' jawab Eza, masih di tempat duduk nya.

👉👉👉

Ayo dukung karya receh Al-mahyra,

like, komen, vote dan jangan lupa favorit kan ya ka.

Makasih 🙏😘💕💕

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!