INI ADALAH NOVEL BUATAN AUTHOR SENDIRI MURNI DARI PIKIRAN AUTHOR, MOHON JANGAN SAMAKAN DENGAN NOVEL LAIN KARENA SETIAP TOKOH DAN KARAKTER BISA SAJA SAMA NAMUN TIDAK DENGAN ISINYA..
SEBAGIAN DARI KISAH INI ADALAH KISAH NYATA DARI ORANG TERDEKAT AUTHOR JADI MOHON BIJAK DALAM KOMENTAR.
INGATLAH SETIAP KOMENTAR YANG MEMBUAT ORANG SAKIT ITU AKAN MENJADI PERTANGGUNGJAWABAN KELAK DI AKHIRAT...
DISARANKAN SEBELUM MEMBACA INI BACALAH ANAK KEMBAR TUAN MUDA TERLEBIH DAHULU...
SELAMAT MENIKMATI 🙏🙏
*****
Suasana pagi terasa sejuk di daerah perkampungan, terlihat mentari terbit dari timur, cahaya nya yang hangat mengitari belahan bumi di Bandung, nampak orang orang sudah mulai beraktivitas yaitu melakoni jabatannya masing masing.
Disebuah rumah sederhana beratap daun rumbia, nampak seorang gadis masih terlelap di kamarnya yang sederhana, ia merasa enggan bangun dari tidurnya walaupun sang Surya sudah menampakkan wujudnya.
"Tari bangun, ini sudah jam 8 pagi nak," teriak sang ibunda dari arah dapur yang berjarak dekat dengan kamar Tari.
"Eughhh," terdengar lenguhan dari mulut sang gadis yang bernama Tari itu, ia membuka matanya perlahan, pandangan nya yang masih kabur tertuju pada jam di dinding.
"Ya ampun, aku lupa kalau sebentar lagi ada janji dengan Daddy," pekik nya langsung bangkit berlari terburu-buru menuju kamar mandi yang nampak bersih namun kecil.
Ia segera melakukan ritual mandinya dengan semangat 45 karena ia sangat bahagia bertemu dengan sang pujaan hatinya yang baru pulang dari luar kota, setelah selesai ia segera memakai baju terbaiknya yaitu baju sweater di padu dengan rok mini di atas lutut, tak lupa dirinya merias dirinya senatural mungkin.
Ia keluar dari kamarnya, menuju meja makan yang kecil, ia duduk memakan sarapan nasi putih dengan lauk telur ceplok saja, sang bunda yang melihat penampilan Putri sulungnya itu pun menghela nafas berat.
"Tari, apa kamu masih berhubungan dengan pak Lan," tanya bunda lembut.
"Iya Bun," jawab Tari santai.
"Tari hubunganmu dengan pak Lan itu tidak benar, pak Lan itu sudah beristri bahkan umur nya hampir sama dengan umur bunda, akhiri hubungan kalian," tegas bunda nya marah menatap tajam ke arah Tari.
"Tari gak bisa Bun, Tari udah cinta sama pak Lan, lagian pak Lan sudah berjanji akan menikahi Tari," balas Tari tak kalah tegas.
"Kapan Tari? Kapan dia akan menikahi mu, apakah 10 tahun lagi saat umurmu tak lagi muda, hubungan mu dengan pak Lan sudah berjalan 5 tahun lamanya Tari, dulu dia berjanji akan menikahi mu saat kamu lulus SMA, tapi sampai sekarang dia tidak pernah mendatangi rumah kita untuk melamar mu," ucap bunda nya yang bernama Lina dengan penuh penekanan.
"Lalu kalau Tari putus dengan pak Lan, kita makan apa Bun, siapa yang akan membayar uang bulanan sekolah nya Yogi? Tari gak bisa memutuskan hubungan yang sudah Tari bangun bertahun tahun Bun, pak Lan bukan hanya pacar Tari tetapi dia juga ATM nya Tari," sahut Tari dengan pandangan sendu ke arah bunda nya.
Lina terdiam setelah mendengar penuturan anak nya itu, karena apa yang dikatakan oleh Tari semuanya benar, bahwa selama ini uang bulanan Yogi adik laki laki nya Tari yang menduduki bangku SMP berasal dari uang nya pak Lan.
"Tari tidak ingin berdebat dengan bunda, Tari pamit Bun," ujar Tari bangkit mencium pipi bundanya lalu pergi keluar rumah.
Lina memandang sendu ke arah punggung putri nya itu, ia tahu bahwa Tari akan pergi bertemu dengan pak Lan yang tak lain adalah laki laki yang sudah beristri.
*****
Tari turun dari taksi, ia berlari dengan girang menuju sebuah taman, dilihatnya seorang pria tampan meskipun sudah tua nampak gagah berdiri memandang ke arah air mancur, Tati berlari memeluk tubuh pria tersebut dari belakang.
"Tari kangen sama Daddy," ucap Tari manja membuat pria tersebut yang tak lain adalah pak Lan segera berbalik dan menangkup pipinya.
"Benarkah kamu kangen sama Daddy," tanya nya dengan nada menggoda.
"Heum bahkan saking kangen nya Tari sampai mimpi Daddy," balasnya tersenyum manis membuat Pak Lan tak tahan menghujani ciuman di wajah nya.
Cup.
Cup.
Cup.
"Udah pintar kamu yah godain Daddy," ujar Pak Lan dengan nada gemas.
"Hahaha Daddy berhenti, geli dad," pekik Tari membuat Dahlan menghentikan aksinya karena orang-orang menatap aneh ke arah mereka berdua.
"Kita ke apartemen Daddy," bisik Dahlan membuat Tari tersenyum senang, Dahlan langsung membawa Tari masuk kedalam mobilnya, setelah itu mereka menuju apartemen Dahlan yang terletak tak jauh dari taman tersebut.
Baru saja mereka masuk, Dahlan langsung mencium bibir Tari dengan penuh damba, begitu juga dengan Tari yang ikut membalas ciuman Dahlan.
"Hah...hah..boleh kah Tar?" Tanya Dahlan dengan nafas berat karena mencoba menahan hasratnya.
"Sorry Dad, kita belum menikah," tolak Tari secara halus membuat Dahlan menghela nafas berat, karena sedari mereka pacaran cuma ciuman saja, tidak lebih dari itu.
"Dad, bunda sudah bertanya kapan Daddy kerumah untuk melamar Tari," ujar Tari menangkup pipi Dahlan.
"Jangan sekarang yah Tar, Daddy sedang sibuk," balas Dahlan membuat Tari merasa kecewa.
"Daddy selalu beralasan sibuk, ingat dad kita ini sudah pacaran 5 tahun lamanya tanpa adanya sebuah ikatan, Tari rela jadi istri kedua Daddy, tidak masalah kalau hanya nikah siri dad Tari siap," sentak Tari menatap intens wajah Dahlan.
"Menikah itu tidak segampang yang kamu pikirkan Tar, menikah itu bukan hanya tentang komitmen,tetapi juga butuh kesiapan mental diri kita masing masing, apalagi dengan status Daddy yang sudah beristri, itu sangat sulit!" balas Dahlan mencengkram lembut pundak Tari.
"Bukan mental kita Dad, tapi cuma mental Daddy!" Sarkah Tari menatap sinis ke arah Dahlan.
"Tar, please pahami posisi Daddy," ucap Dahlan dengan suara lemah membuat Tari menghela nafas berat nya, ia sungguh kecewa pada Dahlan.
"Up to you Dad." Dahlan langsung merengkuh tubuh Tari, ia mencium pucuk kepala Tari berkali-kali.
"Just believe me honey."
I'm not sure Dad batin Tari.
***
Sebuah mobil BMW mewah berhenti tepat di depan gang kecil, membuat semua mata memandang ke arah mobil mewah tersebut, para ibu ibu tukang gosip pun langsung tersenyum sinis menatap mobil tersebut karena mereka tahu siapa yang akan turun dari mobil itu, dan ternyata tebakan mereka benar bahwa yang turun dari mobil tersebut adalah Tari si gadis sugar Daddy atau disebut juga gadis pelakor.
"Cih, lihatlah gaya nya itu terlihat seperti wanita malam, bau nya juga seperti bau pelakor," ucap tetangga A.
"Bukan hanya baunya yang pelakor buk, tapi rupanya juga seperti rupa pelakor," balas tetangga B.
"Hahaha benar ibuk ibuk, kasian yah cantik cantik tapi pelakor," timpal tetangga C.
"Mungkin dia juga tidak perawan lagi karena dari SMA sudah menjadi pelakor!"
Tari yang mendengarnya pun langsung geram ia menghentikan langkahnya dan segera berbalik menatap tajam ke arah ibuk ibuk tersebut.
"Hei ibuk ibuk, itu mulut dijaga yah jangan asal ngomong lurus kayak jalan tol, kerjaannya cuma ngegosip dasar radio bergigi," sentak Tari membuat mereka semua geram.
"Kagak sopan kamu sama orang tua yah Tari, bener bener gadis beracun kamu yah, apakah itu hasil dari didikan orang tua mu," teriak tetangga A.
"Cih, sopan? Saya cuma bisa sopan sama orang tua yang baik dan bisa menjadi teladan, bukan orang tua keladi seperti anda semua," sarkas Tari langsung pergi meninggalkan segerombolan ibuk ibuk rumpi tersebut.
Ia berusaha mengatur nafasnya untuk menetralkan emosinya, kemudian ia memasang senyuman tulus saat masuk kedalam rumahnya, ia melihat sang adik sedang mengerjakan tugas rumah nya.
"Kakak udah pulang," tanya Yogi ceria.
Bersambung.
Hai kakak semua...
Tolong dukung cerita ini dengan cara
like coment vote dan beri rating 5 yah 🥰💐💐💐
"Iya dek, kakak bawa pulang nasi goreng kesukaan kamu dan juga ada kue bakpao kacang kesukaan bunda," balas Tari tersenyum hangat mengelus kepala adiknya.
"Yes, akhirnya Yogi bisa isi perut," pekik Yogi membuat Tari terkekeh geli.
"Bunda kemana dek?" tanya Tari yang tak melihat sang bunda di rumah.
"Bunda tadi ke sawah kak, jadi mungkin sebentar lagi juga pulang," jawab Yogi membuka bungkusan nasi goreng.
"Bunda udah berapa kali kakak bilang agar tidak ke sawah, tapi bunda tidak pernah mau mendengarkan kakak," sungut Tari kesal membuat Yogi menggeleng geleng kepala nya.
"Emang kakak kerja apa sih, kok bisa setiap kali pergi bisa bawa pulang makanan enak seperti ini dan juga berapa gaji kakak?" Tanya Yogi penasaran karena ia selalu di beri uang jajan yang banyak oleh sang kakak tercinta nya.
Mendengar pertanyaan sang adik membuat Tari tersenyum masam, andai saja adik nya itu tahu kalau Tari mendapatkan uang tersebut dari pacar nya yang berstatus suami orang, maka sudah pasti Yogi tidak akan mau menerima uang tersebut.
"Kakak kerja nya jadi asisten dosen dek, jadi kakak bisa dapat gaji yang banyak, dan lagian kerjanya juga pas kakak di butuhkan aja," bohong Tari membuat Yogi yang masih polos pun mengangguk kepalanya.
"Kakak sangat pintar tapi sayang tidak bisa kuliah karena biaya," gumam Yogi namun masih terdengar oleh Tari.
"Itulah sebabnya kakak kerja agar kamu bisa kuliah dek, biar kamu bisa meraih cita cita kamu menjadi jaksa," ucap Tari tersenyum lembut membuat Yogi tersenyum haru.
"Yogi janji akan menjadi jaksa yang sukses kak."
"Sukses tapi juga adil dek, karena sangat banyak sekarang jaksa yang bekerja karena uang, mereka mengesampingkan sumpah mereka dulu, gara gara ketidakadilan yang mereka berikan mampu membuat orang orang yang tak bersalah memakai baju orange dan juga mendapatkan gelar ( narapidana) yang membuat hidup mereka tersiksa karena gelar tersebut," nasihat Tari seraya membersihkan sisa nasi di sudut bibir adik nya.
"Baik kak, Yogi akan menjadi jaksa yang adil dan juga jujur," janji Yogi dengan penuh semangat.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam, bunda sudah pulang?" Tanya Tari tersenyum lembut mencium punggung tangan Lina.
"Iya Tar, kamu sudah makan?"
"Sudah Bun, dan ini Tari bawa pulang bakpao kacang kesukaan bunda," ucap Tari membuat Lina tersenyum lembut.
"Ya sudah bunda mandi dulu ya nak, karena badan bunda lengket semua."
"Baik Bun."
Sedangkan di sisi lain tepat nya di sebuah rumah mewah, tampak suasana dalam rumah tersebut sangatlah tegang dikarenakan pemilik rumah tersebut sedang berdebat parah, suara pot bunga pecah di mana mana, membuat keadaan semakin histeris.
"Kamu selingkuh di belakang aku mas, berani kamu mengkhianati aku hah, setelah apa yang kita jalani semua nya mas, kamu tega, akkkkkk hiks hiks," teriak seorang wanita memukul dada bidang suami nya.
"Ma, aku minta maaf ma," ucap pria tersebut merengkuh tubuh istri nya.
"Lepasin mama pa, sebaiknya papa pergi dengan selingkuhan papa itu," sentak sang anak laki laki tunggal nya, ia segera merebut paksa tubuh sang mam nya.
"Sudah ma, untuk apa mama menangisi papa, bila papa bisa selingkuh kenapa mama tidak," ujarnya lantang membuat sang papa murka.
"Apa maksud mu Rafa, kamu menyuruh mama mu selingkuh?" Bentak pria tersebut yang tak lain adalah pak Dahlan.
Diam diam istrinya dan juga sang anak menyelidiki kegiatan apa saja yang Dahlan lakukan di Bandung, itu semua mereka lakukan karena sudah mulai curiga terhadap sang papa yang sikap nya berubah.
Betapa terkejutnya mereka mengetahui fakta bahwa Dahlan berselingkuh di belakang mereka, apalagi mereka tahu kalau Dahlan berselingkuh sudah 5 tahun lamanya, sungguh hancur hati mereka berkeping keping.
Dan tadi sore istrinya yang bernama Rini langsung menghubungi nya menyuruh nya untuk segera pulang, karena ada hal mendadak yang harus mereka bicarakan, dengan berat hati Dahlan pulang ke rumahnya yang berada di kota P.
Saat ia pulang dia langsung di hadiahi tamparan keras oleh Rini begitu juga dengan Rafa yang menendang perut nya.
"Kenapa papa marah? Kalau papa saja bisa selingkuh, kenapa mama tidak? Lagian mama juga masih muda, umur mama masih 37 tahun jadi Rafa yakin masih banyak pria kaya yang mau menerima mama dan juga Rafa," jelas Rafa tersenyum sinis ke arah papa nya yang dulu sangat ia hormati, namun rasa hormat yang pernah ada langsung menguap hilang tak berbekas setelah mengetahui hal hina yang papa nya lakukan.
"Papa tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi, karena mama hanya milik papa," sentak Dahlan marah.
"Lalu bagaimana dengan wanita j*lang itu hah, apa dia juga milik papa?" Teriak Rafa marah ia menatap papa nya dengan tajam seolah olah ingin menelannya hidup hidup.
Dahlan terdiam di saat mendengar ucapan Rafa, ia bingung harus memilih siapa karena kalau boleh memilih Dahlan ingin memilih keduanya.
Melihat papa nya yang diam membuat amarah Rafa semakin meluap-luap, ia benar benar sangat membenci papa nya.
"Ayo ma kita kemas barang barang kita, setelah itu kita pulang ke rumah kakek," tegas Rafa dingin, ia langsung menarik lembut tangan Rini menuju kamar mereka masing masing.
Setelah mengemasi baju mereka kedalam koper, Rafa langsung menggandeng tangan sang mama berjalan keluar dari rumah mewah mereka meninggalkan Dahlan yang berdiri membeku di ruang tamu.
Ia segera sadar setelah menatap punggung Rafa dan Rini menghilang dari pandangan nya, ia berlari keluar rumah dan melihat Rini dan Rafa yang baru ingin masuk ke mobil.
"Tunggu," teriak Dahlan berlari menghampiri mereka berdua, ia pun langsung merengkuh tubuh Rini.
"Apa yang papa lakukan," teriak Rafa marah ingin memisahkan Dahlan dan Rini namun Rini mengisyaratkan untuk tetap diam.
"Maafkan aku ma, aku janji akan meninggalkan wanita itu, jangan tinggalkan aku, aku mohon ma, aku mencintai kamu," ujar Dahlan menangis penuh sesal membuat Rini luluh.
"Papa harus janji untuk tidak pernah menemui wanita itu dan juga papa tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama, karena jika itu terjadi mama dan Rafa akan pergi jauh dari hidup papa," tegas Rini dengan suara yang serak karena menangis.
"Papa janji tidak akan mengulanginya lagi ma."
Malam itu juga Dahlan balik lagi ke Bandung secara diam diam di tengah malam, ia segera menghubungi Tari untuk menemui di taman tempat mereka biasa berjumpa.
"Daddy, kok kita jumpa nya tengah malam sih, untung tadi bunda sama Yogi sudah tidur, kalau tidak Tari pasti di marahi habis habisan," sungut Tari cemberut.
"Mari kita berpisah," ucap Dahlan datar.
Deggg
**Bersambung
Tolong dukung karya ini dengan cara like coment vote dan beri rating 5 yah..
Mohon bijak dalam berkomentar..🙏🙏
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰🥰**
"Apa maksud Daddy," tanya Tari terkejut menggoyangkan tubuh Dahlan.
"Daddy sangat mencintai istri Daddy Tar, maafkan Daddy yang tidak bisa melanjutkan hubungan ini," ucap Dahlan bergetar.
"Enggak dad, Tari gak mau pisah," balas Tari menangis langsung memeluk erat tubuh Dahlan, seolah olah ia sangat takut kehilangan pria yang menjadi cinta pertama nya.
"Ini salah Tar, ini tidak benar, maafkan Daddy," ucap Dahlan datar langsung melepaskan paksa pelukan Tari, bahkan ia mendorong tubuh Tari secara kasar, hingga terjatuh ke tanah.
Dahlan pergi meninggalkan Tari yang menangis terisak di taman, Tari tidak menyangka bahwa hubungan mereka yang terjalin 5 tahun lamanya harus kandas begitu saja secara tiba tiba, hatinya sungguh sakit, berulang kali ia memukul dadanya yang terasa sesak
Kenapa ini sangat tak adil bagi nya? Ia sudah mau bertahan selama 5 tahun lamanya, segala urusan nya ia selalu ceritakan pada Dahlan, keluh kesah nya yang menjadi anak yatim dan anak sulung dari keluarga nya ia ceritakan pada Dahlan, ia merasa nyaman berada di dekat pria beristri itu, karena selama 5 tahun lamanya Dahlan tak sekalipun melakukan hal yang mampu menyinggung Tari, ia adalah pria yang begitu menjaga perasaan Tari.
Bahkan dulu saat Tari ingin bekerja Dahlan melarangnya dengan alasan ia sanggup membiayai kebutuhan Tari dan ia merasa kasihan bila Tari nantinya kelelahan, dengan patuh nya Tari mengikuti perintah Dahlan.
Ia berpikir patuh kepada Dahlan tidak ada salah nya karena bagaimanapun Dahlan kelak akan menjadi suaminya, namun harapan tinggallah harapan, kasih dan cinta yang mereka rajut bersama harus terhenti di tengah jalan karena salah satu benang rajut nya ada yang rusak.
Tari menangis meraung raung di tengah malam di taman, ia tak beranjak sedikitpun dari taman tersebut, ia masih berharap Dahlan kembali dan memeluk tubuh nya, hingga tak terasa malam berganti pagi, namun Dahlan tak juga kembali.
Tari bangkit dari tanah, ia berjalan dengan tatapan kosong, sepanjang jalan banyak anak kecil yang berjalan kaki memakai seragam sekolah ketakutan melihat penampilan Tari yang tampak mengerikan, mata yang memerah bengkak, hidung yang merah, rambut yang berantakan, ditambah baju yang kotor di bagian bokong nya.
"Tari kamu dari mana aja nak, bunda dan Yogi sangat khawatir melihat kamu tidak ada di kamar," ujar Lina menangkup pipi Tari, ia terkejut melihat mata Tari yang terlihat seperti orang yang habis menangis.
"Tari kamu kenapa nak?" tanya Lina khawatir.
"Bunda hiks hiks huwaa," tangis Tari langsung pecah membuat Lina langsung memeluk erat tubuh anak gadis sulung nya itu.
Tari menangis sesenggukan membuat hati Lina terasa tersayat mendengar nya, ia tak tahu apa yang terjadi tetapi satu hal yang pasti, sesuatu yang buruk telah terjadi pada putri nya.
Ia menuntun tari untuk duduk di lantai yang beralas tikar, tak lupa ia menepuk halus punggung Tari yang bergetar hebat agar Tari sedikit tenang, dan terbukti bahwa Tari sedikit tenang.
"Ceritakan pada bunda nak, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa bisa kamu menangis seperti ini," tanya Lina lembut menghapus jejak air mata di pipi Tari.
"Tari diputusin sama pak Lan Bun hiks hiks," tangis Tari kembali pecah namun tak separah tadi.
Lina terkejut mendengar ucapan Tari, ia tak menyangka hubungan anak nya dengan pak Lan bisa kandas, ada perasaan lega dan juga sedih di hati nya, lega karena Tari tak lagi menjadi pelakor, sedih melihat Tari yang tampak begitu terpuruk.
"Sudah nak, kamu yang tabah yah, mungkin pak Lan bukan takdir mu, percayalah nak segala sesuatu yang bukan takdir mu semudah apapun jalan nya pasti kamu tak dapat memilikinya, mungkin inilah cara Allah menuntun mu agar dapat bertemu dengan takdir mu yah sebenarnya nak, kamu jangan sedih lagi yah nak," nasihat bundanya lemah lembut namun penuh makna.
"Tapi Tari sangat mencintai pak Lan Bun, hiks hiks, Tari menyayangi nya dengan tulus Bun, tapi kenapa pak Lan begitu jahat pada Tari, dia memutuskan hubungan kami secara sepihak Bun."
"Nak, mungkin ini jawaban dari doa bunda sedari dulu, tahukah kamu kalau bunda sering berdoa pada Allah agar membuka topeng asli nya pak Lan, bunda berdoa bila benar dia jodohmu maka bunda meminta Allah untuk mendekatkan kalian, begitu juga sebaliknya nak, berarti benar kalau dia bukan jodohmu.
Kamu masih mudah nak, jadi tidak usah begitu sedih dan terpuruk seperti ini, karena diluar sana pasti banyak pria yang menyukaimu apa adanya nak, percayalah pada bunda."
Tari mengangguk kepalanya lemah, ia menghapus jejak air matanya dengan kasar, ia tak ingin sedih dan membuang air matanya lagi untuk Dahlan yang telah menyakiti nya.
Daddy jahat udah ninggalin Tari begitu saja, padahal Daddy selalu berjanji akan menjaga Tari dan tak akan membiarkan siapapun menyakiti Tari, tapi sekarang Daddy sendiri yang menyakiti Tari, batin nya sedih.
***
Satu bulan Tari lalui dengan menyendiri di dalam rumah, tak sekalipun ia keluar walau di depan teras saja, entah mengapa setelah putus dengan Dahlan membuat hidupnya terasa hampa, bila dulu setiap saat Dahlan akan menelponnya dan bertukar kabar, bahkan tak jarang Dahlan membuat lawakan sehingga Tari tertawa terbahak bahak.
Kring kring kring.
Bunyi ringtone hp membuat Tari tersentak kaget, ia segera mengangkat teleponnya yang ternyata telpon dari Rika sahabat baik nya di masa SMA dulu.
"Assalamualaikum Ri," ucap Tari tersenyum kecil.
"Wa'alaikumussalam Tar, kamu apa kabar?"
"Baik, ada apa kamu menelpon ku Ri?" Tanya Tari tanpa basi basi membuat Rika tertawa cekikikan di seberang sana.
"Aku hanya ingin mengajak mu ikut dengan ku Minggu depan berangkat ke Amerika," ajak Rika membuat Tari terkejut.
"Hah Amerika? Buat apa Ri?" Pekik Tari terkejut, langsung bangkit dari tidurnya.
"Kerja lah, masak jualan ikan kita disana," ketus Rika kesal.
"Jualan ikan juga kera Ri, ini aku serius loh kamu ajak aku ke Amerika buat apa?" tanya Tari kesal memanyunkan bibirnya.
"Aku mau ajak kamu kerja di salah satu perusahaan ternama di Amerika Ri, karena di perusahaan tersebut tidak membatasi dari negara mana yang mau melamar, yah kalau kita kan cuma ijazah SMA jadi cuma bisa ngelamar di bagian office girl, tapi kamu tenang aja karena gaji disana cukup kok buat kebutuhan sehari-hari kita, bahkan bisa kita kirim ke kampung karena mata uang disana dollar, kalau di rupiah kan pasti banyak Tar, jadi gimana? Kamu mau gak? Kalau kamu mau ayo Minggu depan kita berangkat," terang Rika panjang lebar membuat Tari berpikir, hingga beberapa saat kemudian ia langsung mengiyakan nya.
"Tapi aku gak ada ongkos nya Ri," ucap Tari pelan.
"Tenang aja Tar, ada sama aku kok tapi nanti di sana kamu ganti yah."
"Beneran Ri? Makasih banyak ya Ri, kalau begitu aku tutup dulu yah, karena mau bicarakan hal ini pada bunda dulu," ucap Tari langsung menutup telfonnya.
Ia segera bangkit dan berlari ke dapur, ia melihat Lina sedang memasak, Tari pun tanpa basa basi langsung mengutarakan maksud nya, Lina sempat terkejut namun mau gimana lagi, ia tak ingin membuat Tari merasa sedih, ia hanya bisa berharap bila nanti di Amerika Tari dapat melupakan Dahlan.
"Bunda izinin kamu pergi nak, tapi ingat satu hal kamu harus bisa jaga diri kamu baik baik, jangan gampang percaya Ama orang asing, selalu tunaikan sholat mu, dan jangan lupa beri kabar pada kami setiap hari nya, kamu jaga kesehatan baik baik disana jangan sampai bunda dengar kamu sakit karena itu membuat hati bunda tak tenang disini nak," ujar Lina lemah lembut membuat Tari langsung memeluk erat tubuh nya.
"Makasih bunda, doakan Tari supaya sukses disana," balas Tari menitikkan air mata nya.
**Bersambung.
jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah..
bantu karya author untuk mendapatkan rangking karya baru💐🙏🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!