"Aku hamil.." Ucap seorang cewek di sebuah apartemen mewah di ibukota negara ini.
"Terus apa hubungannya denganku.?" jawab si cowok terkesan angkuh dan cuek.
"Kamu harus tanggung jawab karena ini anak kamu.!!!" Terang si cewek mencoba tenang.
"Yakin itu benih dari aku? hahaha.. intan intan, aku tau kamu berusaha menjebak ku kan??"
"Kau.." tunjuk intan naik pitam menatap si cowok. Tapi si cowok terlihat cuek saja, malah dia tersenyum mengejek.
"Apa kamu pikir aku percaya.? bisa saja kamu tidur dengan pria lain kan?"
"Brengsek kau Damar, bukankah kamu tau, aku melakukannya hanya denganmu.!!"
"Mana aku tahu, bisa saja kan di belakang aku kamu maen sama yang lain. Aku tahu kamu berniat menjebak ku karena aku keturunan orang terkaya di negeri ini kan? kamu bermimpi jadi ratu di keluarga prapanca? hahaha ingat derajatmu intan, kamu hanya anak panti yang banyak mimpi hahaha.."
plak.!!
Tamparan mendarat di pipi Damar. Kemarahan benar benar sudah berada di ubun ubun.
Damar hanya mengusap pipinya sambil tersenyum sinis. Dia tak memperdulikan Intan sang sudah menatapnya dengan amarah.
"Benarkan yang aku katakan, kamu hanya mau uang? katakan berapa yang kamu inginkan?"
Intan benar benar muak dengan segala tuduhan Damar. Intan yang ngga menyangka, Damar akan memperlakukannya sangat buruk. Intan berpikir Damar sangat mencintainya, ternyata Intan salah, Damar adalah playboy yang hanya memanfaatkan pesonanya dan kekayaan orangtuanya untuk memikat wanita.
"Nih cek kosong, terserah kamu mau isi berapa yang kamu mau.." cek itu di lemparkannya ke muka Intan.
Intan begitu merasa terhina, dia memungut cek itu kemudian merobeknya.
"AKU INTAN SAPUTRI BERSUMPAH BAHWA KAMU DAMAR ARYA PRAPANCA AKAN TIDAK MENDAPATKAN KETURUNAN SEBELUM MINTA MAAF SAMA ANAK INI DAN ANAK INI MEMAAFKANNYA, INGAT ITU SUMPAH AKU.."
Sesaat setelah intan bersumpah tiba tiba petir menggelar sangat kerasnya. Padahal malam itu cerah dan berbintang.
Intan pun melangkah pergi, sedangkan Damar hanya terbahak merasa ucapan Intan begitu konyol dan tak masuk akal.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengar pertengkaran mereka berdua dari luar apartemen. Dia nampak begitu geram.
"Damar, kamu benar benar keterlaluan, akan aku buat sumpah wanita itu jadi kenyataan.." Ucapnya sambil tersenyum.
Sementara Intan melangkah gontai menuju tempat tinggalnya di panti. Dia menangis sampai membuat seorang gadis se usianya terbangun dari tidurnya.
"Intan, kamu kenapa?" Tanyanya heran.
"Aku hancur war, hidupku sudah hancur.." Intan langsung merbahkan tubuhnya kepelukan mawar, nama teman dan juga sahabat mawar di panti itu.
"Kamu kenapa?? coba cerita sama aku??"
Aku.."
Kamu kenapa tan??"
Intan tampak berpikir. Antara takut dan ragu. Entah bagaimana nasibnya setelah ini.
"Intan..!!" kali ini Mawar agak membentak.
"Aku hamil war.." Sontak saja jawaban itu membuat Mawar sukses membulatkan matanya. Mulutnya pun ternganga antara percaya atau tidak dengan ucapan intan.
Intan pun menceritakan semuanya sambil menangis. Mawar di buat geram sekaligus sedih dengan yang menimpa Intan, Mereka masih sangat muda, baru berusia 17 tahun. Merekapun berdiskusi mencari jalan keluar terbaik.
Setelah lumayan lama mereka mengobrol dan berdiskusi, akhirnya mereka memutuskan akan membicarakan masalah Intan besok pagi ke kepala panti.
Di lain tempat, tepatnya di apartemen Damar.
"Hallo mih.."
"Kenapa mih.? Damar ga bisa.."
"Iya iya Damar pulang sekarang.."
"iya mamihku sayang Damar pulang.." Damar pun menutup telfonnya.
Damar yang memang sudah sangat mengantuk, mau tak mau pulang kerumah karena ancaman maminya. Entah apa yang terjadi sama mamihnya, tiba tiba memaksa dan mengancamnya untuk pulang.
Damar melajukan mobilnya dengan cepat, karena ini malam hari jadi suasana jalanan nggak serame di siang hari. sekali kali Damar menguap karena serangan kantuk yang sedang dia tahan.
Tiba tiba Damar di kejutkan oleh kucing yang entah darimana datangnya, kucing itu jatuh di depan kaca mobil mobil Damar. Seketika Damar pun panik dan oleng. Damar banting setir ke kiri namun naas, dia harus menabrak tembok yang ada di situ. Kepala Damar pun terbentur setir, seketika Damar pingsan.
####
Beberapa jam setelah kecelakaan.
"Gimana keadaan anak saya dok.." Tanya seorang ibu di depan ruang IGD sebuah rumah sakit ternama.
"Tenang aja Nyonya, Damar baik baik saja, tidak ada luka yang serius. Benturan di kepalanya juga tak menunjukkan tanda tanda bahaya.." Jelas dokter yang sangat mengenal orang tua pasiennnya.
"Beneran dok?? "
Iya nyonya.." jawab sang dokter ramah dan menampakan senyumnya.
"syukurlah.." Ucap nyonya lega. Tapi tiba tiba sang ibu menyunggingkan senyumnya. Nampak dia menemukan sesuatu. Terlihat dari binar matanya. Dia melangkah menyusul ke arah dokter tadi.
"Mih, Mamih mau kemana?" Tanya suaminya yang dari tadi diam duduk kemudian dikejutkan dengan tingkah sang istri yang beranjak meninggalkannya.
"Bentar pih, Mamih ada perlu sama dokter.."
Si papih hanya geleng gelengkan kepala melihat tingkah istrinya.
Keesokan harinya.
"Mih.." Ucap Damar lirih.
"Kamu udah bangun nak, syukurlah. jo tolong panggilkan dokter.."
"Baik nyah.." Jawab sang pengawal.
Tak lama kemudian dokter pun datang dan memeriksa keadaan Damar.
"Gimana keadaan Damar dok.?"
"Semuanya baik nyah cuma ada satu masalah.."
"Masalah apa dok?" Tanya Damar pelan.
Nampak sang dokter agak ragu mengatakannya, kemudian dokter berpaling menatap ke arah orang tua Damar.
"katakan saja dok.." ucap Ibu Damar.
"Ada masalah dengan saluran alat reproduksi anda tuan muda. kemungkinan itu terjadi guncangan hebat dalam kecelakaan semalam dan mempengaruhi saraf yang merusak ke saluran reproduksi anda.."
"Maksudnya dok?" Tanya Damar agak tercengang.
"Kemungkinan anda mandul tuan muda.."
Jedddeeerrr!!!!!
Seakan akan petir menyambar telinga Damar. Damar begitu terkejut mendengar berita itu. Damar menganggap itu berita bohong, tapi lagi lagi dokter meyakinkan kalo diagnosanya benar.
Damar menangis, dia meraih tubuh ibunya. Damar seperti anak kecil meraung raung. Damar berpikir sumpah intan benar benar jadi kenyataan.
Tapi beda dengan sang ibu. dia malah menyunggingkan senyumnya melihat anaknya menangis karena ulahnya
"Rasakan kamu nak, salah sendiri kamu jadi anak bandel dan susah di atur, siapa suruh ngehamilin anak orang.." Ucap sang mamih dalam hati sambil tersenyum di belakang punggung Damar.
Sementara suaminya hanya geleng geleng kepala melihat tingkah istrinya. Dia tidak menyangka, Demi memberi pelajaran kepada putra tunggalnya, sang nyonya harus melakukan cara seperti ini. Tapi dia tetap mendukung rencana sang istri, karena dia juga ingin Damar menjadi pria yang bertanggung jawab diusianya yang sudah menginjak ke 22 tahun. Damar harus sudah fokus belajar mengurus perusahaan dan tidak bermain wanita lagi. Itulah rencana sang mamih untuk putra tercintanya.
@@@@@@@
dukung karya ku yang lain ya reader
**MENGEJAR JODOH
ASMARA DARI ANGKASA
mohon dukungannya.. makasih**..
"Dian Dion bangun, sudah siang..!!" Teriak seorang perempun dari sebuah rumah sederhana.
"Yess Mah.."
Perempuan itu tersenyum ketika melihat kedua anaknya berjalan gontai ke arah meja kecil tempat dia meletakkan menu sarapannya.
"Kalian kan sekolah, jadi harus terbiasa bangun pagi, udah ayok mandi, Mamah udah siapin air hangat.." Dua anak pun bangkit mengikuti mamahnya menuju kamar mandi.
Dia lah Mawar. Meski dia gadis, dia secara ikhlas merawat anak kembar sahabatnya yang meninggal saat melahirkan. Karena kekurangan darah dan kesehatan yang memburuk, si ibu dari kedua anak itu meninggal dan menitipkan anak kembarnya ke Mawar dan orang orang panti asuhan. Dengan tekad ingin merubah nasib, Mawar pergi merantau ke kota membawa kedua bocah yang sudah dianggapnya seperti anak kandungnya. Mawar ke kota dengan 2 anak panti yang usianya lebih muda dari dia ikut Mawar mengadu nasib juga di kota. Ketiga perempuan itu sangat menyayangi si kembar, mereka bergantian menjaga si kembar saat ada waktu luang.
"Tante mita kok gak keliatan sih Mah.." Tanya dian sambil memasukan makannya ke mulutnya.
"Tante mita sudah berangkat kerja tadi, kalian sih kesiangan bangunnya, jadi ga dipamitin tante mita.." Sinta yang menjawab pertanyaan dari bocah menggemaskan di depannya.
"Tante sinta ngga kerja.." Sinta mencubit gemas pipi Dian yang memang paling cerewet. Berbeda dengan dion yang pendiam dan selalu nampak fokus dengan apa yang di kerjakannya sekarang.
"Tante masuk siang, jadi nanti yang jemput kalian saat pulang sekolah.." Dan Dian pun hanya mengangguk sembari mengunyah makanannya.
"Sudah selesai sarapannya? yuk berangkat, udah siang, Mamah juga harus bekerja loh.."
"Sudah mah.." Dan keduanyapun beranjak setelah bersalaman sama sinta.
Sudah dua bulan mereka di kota ini. Mawar bekerja sebagai Cleaning servis di perusahaan besar milik orang terkaya di negeri ini. Mita bekerja di rumah makan padang. Sedangkan sinta bekerja di supermarket. Mereka hanya anak panti yang mampu mengenyam pendidikan sampai bangku SMA jadi mereka tak berharap banyak kerja di kantoran dengan gaji yang lebih besar.
Kantor tempat bekerja Mawar pun menerapkan sistem jam kerja bergantian. Di jam pagi, cleaning service harus sudah berada di kantor pukul 6 pagi, dan di jam siang, cleaning service harus datang jam 10.
Hari ini Mawar masuk siang jadi dia bisa mengantar anak anaknya ke sekolah tanpa takut terlambat bekerja. Dian dan dion baru mulai masuk TK Tahun ini. Jadi jam belajarnya dimulai lebih siang satu jam dari jam sekolah dasar.
Setelah anak anak masuk ke kelasnya, Mawar pun berjalan kaki menuju halte yang tersedia tak jauh dari tempat dia menyewa rumah dan sekolah anak anaknya. Tiba tiba saat dalam perjalanan, dan di sebuah gang, Mawar mendadak berhenti. Telinganya mendengar suara rintihan.
"Tolong, tolong saya.."
Mawar mencari sumber suara tersebut keberbagai arah. Matanya terbelalak sempurna melihat seorang wanita paruh baya tergeletak sambil menahan kesakitan di perutnya yang berlumuran darah. Mawar bergegas meraih wanita tersebut.
"Ibu, ibu bertahan ya, saya akan mencoba mencari kendaraan.." Ucap Mawar dengan cemasnya. Mawar segera beranjak mencari bantuan. Beruntung ada angkot lewat, Mawar pun menghentikan angkot tersebut dan memohon serta menjelaskan apa yang sedang terjadi.
Mawar dan sopir angkot serta dua orang yang menumpang di angkot pun bersama sama mengangkat tubuh ibu itu ke dalam angkot dan langsung melarikannya ke rumah sakit terdekat.
Tak berapa lama angkot pun nyampai di depan IGD rumah sakit. Mawar langsung turun dan menemui suster yang berjaga di sana.
"Tolong sus di dalam angkot sana ada korban penusukan.." Mendengar perkataan Mawar si suster langsung beranjak dan mengajak rekannya. Sedangkan rekan yang lain menyiapkan ruang operasi dan memanggil dokter.
Ibu itu sudah berada di brangkar menuju ruang operasi. Dokter yang hendak melakukan pemeriksaan begitu terkejut melihat wajah perempuan korban penusukan.
"Nyonya prapanca.." Keterkejutan dokter pun di dengar oleh perawat yang turut menangani pasien tersebut. Mereka juga terkejut mendengar nama pasien. Dia adalah nyonya prapanca. siapa yang tak kenal keluarga prapanca di kota ini. Orang terkaya di negara ini dan bahkan rumah sakit ini juga merupakan salah satu cabang dari rumah sakit milik prapanca. Dan tentu saja mereka harus melakukan yang terbaik untuk nyonya besar ini.
Sementara Mawar yang tak tahu identitas dari ibu yang di tolongnya nampak gelisah di depan ruang operasi. Dia nampak bingung, apa yang harus dia lakukan. pergi dari sana karena sebentar lagi masuk jam kerja, atau menunggu ibu tadi yang sedang di tangani dokter karena ibu itu tak meninggalkan identitas apapun.
Tiba tiba seorang dokter dan suster keluar dengan keadaan cemas.
"Cepat kamu hubungi tim penyedia darah dari rumah sakit lain, mungkin saja persediaan darah. jika terlambat nyawa nyonya itu dalam bahaya.."
"Baik dok.." Jawab suster gugup dan segera menuju meja telfon.
Mawar yang mendengarnya pun segera beranjak dan menghampiri dokter yang hendak masuk kembali keruang operasi.
"Maaf dok, apa yang terjadi?? ibu itu tidak apa apa kan??"
"Kita membutuhkan transfusi darah secepatnya mba. Beliau kekurangan darah.."
"Apa?? apa golongan darahnya dok??"
"A negatif.."
"Ambil darah saya saja dok, kebetulan darah saya juga A negatif.."
Dokter yang dari tadi tampak frustasi langsung membelalakan matanya. Segera dia memanggil suster dan memerintahkan melakukan pengecekan sebelum transfusi di lakukan.
Beberapa saat kemudian..
"Suster, maaf, bisakah saya pergi dulu untuk bekerja. Nanti sore saat pulang, saya datang lagi. Saya takut terlambat sus, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini.."
"Baiklah, tapi saya mohon bu, ibu mau meninggalkan kartu identitas ibu disini. Maaf ini hanya untuk berjaga jaga jika terjadi sesuatu terhadap pasein, kami bisa menghubungi anda.."
"Baik sus.." Mawar pun beranjak setelah memberikan kartu identitas dan nomer telephonenya.
Tak berapa lama sesaat Mawar keluar. Tuan Prapanca pun datang bersama asistennya. Setelah mendapat telefon dari pihak rumah sakit tentang istrinya, dia begitu syok dan segera membatalkan segala jadwal kantornya dan bergegas menuju rumah sakit. Dia terlihat panik di depan ruang operasi. Sementara putranya masih berada diluar negeri karena urusan pekerjaan.
Tak lama kemudian dokter keluar. Tuan prapanca langsung mendekat.
"bagaimana keadaan istri saya dok..?"
"Alhamdulillah tuan, istri anda selamat dan sekarang dalam keadaan baik baik saja. beruntung nyonya segera dibawa kerumah sakit dan juga secepatnya mendapatkan transfusi darah dari gadis yang menolongnya tadi.."
"Gadis? siapa gadis yang itu..??"
"Loh dia sudah pergi, tadi dia di sini tuan. Nanti saya tanyakan sama suster yang mendata nama dia saat melakukan transfusi darah.."
"Baik lah, Makasih dok.." Dan sang dokter hanya menganguk dan memberi hormat.
@@@@@@@@
dukung karya ku yang lain ya reader
MENGEJAR JODOH
ASMARA DARI ANGKASA
mohon dukungannya.. makasih..
"Kamu terlambat.?" Tanya rekan kerja Mawar.
"Iya, tadi ada masalah sedikit dalam perjalanan.."
"Itu baju kamu kenapa.?? kok ada bercak merah.??"
"Nanti aku ceritain, aku ganti seragam dulu yah.." Mawar beranjak ke ruang ganti meninggalkan temannya yang masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Mawar.
Beberapa jam dirumah sakit..
"Mmmmhhh.." Suara lenguhan terdengar di sebuah ruangan paling mewah di rumah sakit ini.
"Mamih udah sadar.?"
"Mamih dimana pih.?"
"Di rumah sakit.."
"Akhhh.." Terlihat sang istri mengaduh menahan sakit di perut sebelah kanannya.
"Mamih jangan banyak bergerak dulu. Luka mamih belum kering.." Ucap sang suami dengan sabarnya."San panggilin dokter cepat.."
Iksan, sang asisten pun mengangguk dan segera beranjak.
"Mamih kenapa ceroboh gitu.?" Ucap sang suami menunjukan ke khawatirannya.
"Papih kan tahu apa tujuan Mamih.." Jawab Mamih pelan.
"Papih tahu perasaan mamih. Papih juga ngga berhenti mencari gadis itu. Mamih juga tahu kan kalo panti itu pindah keluar pulau, tapi di pulau mana ngga ada info sama sekali.."
" Mamih tahu pih, Mamih hanya ingin memastikan gadis dan anak yang dia kandung dalam keadaan baik baik saja.." Isakan terdengar dari wanita paruh baya.
"Papih juga berharap seperti itu. Tapi gimana lagi, dimanapun mereka berada, semoga mereka dalam keadaan baik baik saja tanpa kekurangan apapun.." Mendengar ucapan sang papih, .mamih makin terisak. Dia benar benar tak ingin cucunya dalam keadaan yang buruk.
Tak lama dokter pun datang, disusul dengan dua orang polisi yang menangani kasus penusukan nyonya prapanca.
"Gimana hasil penyelidikanmu kap.?" Tanya Tuan Kusuma prapanca.
"Baik tuan, ini murni kasus penjambretan. Mungkin penusukan itu terjadi karena nyonya berusaha melawan. Tersangka dua orang sudah kami amankan.." Jelas sang polisi yang biasa di panggil kapten.
"Baiklah, lakukan tugasmu dengan baik kap.." Polisi itu pun mengangguk.
Sementara sang dokter memeriksa keadaan nyonya Airin prapanca dan memastikan keadaan sang nyonya baik baik saja.
"Nyonya sudah stabil, dalam 2 atau 3 hari nyonya sudah bisa pulang tuan.."
"Apa identitas gadis yang menolong istriku udah ada.?"
Sudah tuan, sudah saya serahkan ke tuan iksan.."
"baiklah, terimakasih banyak.."
Sudah menjadi tugas saya tuan, saya permisi dulu.." Dokter pun undur diri, di susul polisi di belakangnya.
"Lain kali mamih jangan ceroboh, kasian jojo menjadi sasaran kemarahan papih.."
"Iya maaf pih, ini kan musibah, biasanya juga jojo menunggu di taman saat mamih datang ketempat itu.."
" Ya sudah, sekarang ganti kebiasaan itu, jojo harus tetap berada di dekat mamih kemanapun mamih pergi.." Titah sang papih yang ngga bakalan bisa ditantang oleh mamih.
"Mana identitas gadis yang menolong nyonya san.?"
"Ini tuan.." iksan mendekat menyerahkan berkas yang diminta tuan prapanca.
"Mending kamu balik ke kantor, bantu budi mengurusi pekerjaan saya dan jangan sampai ada media yang tahu kabar yang terjadi dengan nyonya.."
"Baik tuan.." sang asisten pun beranjak keluar ruangan rawat inap majikannya.
Tuan Kusuma prapanca nampak manggut mangut membaca berkas yang diberikan sang asisten.
"Kenapa pih.?" Tanya mamih heran melihat ekspresi wajah sang suami.
"Namanya Mawar mih, gadis yang menolong mamih tadi dan mendonorkan darahnya. ternyata dia salah satu cleaning service di kantor cabang kita. Tapi papih heran.."
"Heran kenapa.?"
"Dia masih muda dan masih lajang, tapi kenapa dia memiliki anak.? dan anak itu kembar.." Jelas sang papih.
"Masa pih.?"
"iksan ngga mungkin salah info kan mih?" Mamih pun mengangguk tak meragukan info yang diberikan oleh iksan.
"Apapun masalah pribadi dia, mamih harus tetap berterimakasih sama dia kan pih.."
"Iya dong, katanya nanti sepulang kerja dia akan kesini melihat keadaan mamih.." Ucap papih.
"Benarkah.?" Dan suami hanya mengangguk. "Syukurlah.."
Malam hari sekitar pukul tujuh masih di rumah sakit.
"Sini nak mendekat sama tante.." Perintah Nyonya prapanca begitu melihat gadis yang menolongnya masuk ke ruangan rumah sakit yang terbilang mewah. Mawar pun segera mendekat.
"Tante tidak apa apa.? apa tante benar benar sudah pulih.? Dan luka tante bagaimana? " Tanya Mawar sembari duduk di samping brangkar sang nyonya dan menggenggam jemari wanita itu. Mawar benar benar tidak tahu siapa sebenarnya tante yang dia tolong.
Sang nyonya pun tertegun mendengar pertanyaan Mawar. begitu juga suaminya. Apa Mawar tak mengenali siapa mereka? begitulah kira kira pertanyaan sepasang suami istri itu di benak masing masing.
"Tante baik baik saja, makasih ya nak, sudah mau menolong tante, kalo tidak ada nak mawar. mungkin tante sudah.."
"Huss, tante jangan ngomong gitu, ga baik.." Sang nyonya pun tersenyum melihat tingkah Mawar.
"Mawar.." Panggil tuan prapanca sembari mendekat ke tempat dimana mawar berada.
"iya om.." Mawar menoleh dan berdiri.
"Nih.." Om prapanca menyerahkan selembar cek kosong.
"Apa ini om.?"
"Itu cek kosong, kamu isi aja berapapun yang kamu mau.."
Mata Mawar membulat. Dia tak percaya atas apa yang diucapkan oleh sang tuan. Mawar meraih cek kosong itu kemudian menyobeknya. Tuan Kusuma dan sang istri pun balik terkejut melihat perbuatan Mawar. Kenapa Mawar merobek cek itu?
"Om, apa om benar benar tidak melihat ketulusan saya? apa om tidak merasakan betapa saya khawatir dengan keadaan tante dari pagi hingga detik ini. Apa nyawa tante layak di hargai dengan sejumlah uang? Kalo saya berpikir tentang uang, saya bisa saja memanfaatkan keadaan tante dari tadi pagi. Tapu maaf om, saya ngga ada niat meminta sedikitpun upah dari apa yang saya bantu buat tante.." Tuan prapanca pun tertegun dengan ucapan mawar, begitu juga sang istri. Dia tidak menyangka Mawar bahkan sangat peduli sama mereka yang jelas jelas orang yang tidak Mawar kenal.
"Maksud om bukan begitu.."
"Udah om, dan tolong, jangan lagi segala hal di ukur dengan uang, kami memang butuh uang om tp kami ga mau segalanya perbuatan kami harus dinilai dengan sejumlah uang, Maaf om tante, Mawar permisi dulu. udah malam, orang rumah pasti menunggu menunggu Mawar.." Mawar segera beranjak tanpa pamit karena merasa kesal.
"Pah ikuti dia, antar dia pulang, dan minta maaf. Mawar pasti sangat tersinggung dengan perbuatan kita.."
"Mamah ga apa apa ditinggal sendiri.?"
"Ga papa, Toh sebentar lagi Damar datang, dia pasti udah nyampe dari luar negeri.."
"Baik lah, nanti papah juga telfon jojo dan bik siti untuk segera ke rumah sakit."
Setelah mendapat persetujuan dari sang istri, Tuan prapanca pun segera keluar mengejar Mawar yanmng belum jauh dari rumah sakit. Dengan segala penjelasan dan sedikit bujukan, akhirnya Mawar mau diantar pulang oleh tuan Prapanca.
@@@@@@@
dukung karya ku yang lain ya reader
MENGEJAR JODOH
ASMARA DARI ANGKASA
mohon dukungannya.. makasih..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!