NovelToon NovelToon

Malam Kelam Istimewa

Malvino Damares

Sydney, Australia

Dentuman musik jedag jedug cukup memekikkan telinga bagi orang biasa, serta minuman keras yang selalu menemani situasi seperti itu. Berbeda dengan remaja satu ini, dia adalah malvino Damares cowok tampan, tinggi tegap, hidung mancung dan kulit putih. Saat ini sedang menikmati alunan musik di sebuah diskotik yang cukup terkenal di negara ini, bersama temannya sesama orang indonesa yang bernama Ryo meskipun keluarga Ryo tinggal negara ini. Di liburan semester ini membuat keduanya banyak waktu mengunjungi tempat sialan ini.

"Come on bro, we will have fun tonight." Ryo bersemangat saat sampai di dalam diskotik yang biasa dikunjungi nya.

"Hai Jack ... " sapa Ryo pada seorang bartender yang bernama Jackson diikuti vino yang duduk di kursi sebelah Ryo kemudian mereka memesan minuman akohol pada bartender yang masih sibuk meracik minuman pesanan para pengunjung yang begitu piawainya.

"Here's the drink glad your came tonight, have fun." dengan senyum ramah jackson memberikan minuman yang dipesan vino dan Ryo.

"Thanks jack.. " balas vino dan Ryo lalu meraih gelas yang berisi minuman keras itu kemudian mulai meminumnya.

"Vin seperti nya malam ini gue akan menghabiskan malam dengan salah satu wanita yang di sana." tunjuk Ryo ke ujung dimana para wanita malam duduk di sofa bulat tak jauh dari meja bartender.

"Come on bro...kita baru datang? kita nikmati minuman ini sampai puas, after this we will find a woman to satisfy us." kata vino sambil meminum kembali minuman keras itu.

Drrrt drrrt drrrt

Ponsel vino berdering saat asyik menikmati minuman laknat itu, sekilas vino meraih ponsel nya dan melihat siapa yang sedang mengganggu kesenangannya namun setelah tahu yang menelepon nya orang yang dikenal siapa lagi kalau bukan farhan, asisten serta tangan kanan tuan Antoni damares. Vino pun mengabaikan ponselnya yang berdering itu.

Tuan Antoni Damares mempercayakan Farhan untuk mengawasi malvino namun farhan selalu dibuat kesal sama vino selalu di bohongi dengan berbagai alasan untuk bisa terhindar dari pengawasan farhan.

Vino sudah terlihat setengah mabuk bahkan Ryo pun sudah tak terlihat lagi mungkin sudah bersama wanita J****g untuk menghabiskan malam di dalam hotel. Saat masih duduk di kursi dekat meja bartender ada wanita bule dengan pakaian seksi datang menghampiri vino.

"hello baby, are you alone?" sapa wanita bule tiba-tiba ikut duduk di sebelah Vino di kursi depan bartender.

"Yes, as you can see." jawab Vino meletakkan gelas berisi wine setelah meminum nya.

"Like you need warmth tonight? I can help you.... " bisik wanita bule itu ke telinga Vino membuat Vino menginginkan nya lalu wanita bule tadi menegak sisa minuman yang di gelas Vino kemudian mencium Vino hingga mereka seperti saling membutuhkan dan melakukan ciuman hingga semakin dalam tanpa mempedulikan orang orang yang berada didalam diskotek itu, bahkan panggilan telepon dari farhan bun diabaikannya lagi. Malvino memang terlihat bukan seperti anak sekolah karena perawakan tinggi badan 176 cm dengan wajah tampan nya.

Vino mengenal hiburan malam dan hubungan s*x setelah bertemu dengan Ryo sejak 2 tahun lalu saat naik kelas 2 dan kebetulan mereka satu sekolah di negara ini hingga sekarang bahkan sebelumnya Vino hanya fokus belajar disekolah negeri kanguru. Dari sekolah SMP vino sudah tinggal di Australia meskipun ada saudara adik dari keluarga Papa nya yang tinggal di Australia tapi Vino lebih nyaman tinggal di apartemen nya.

Pagi hari cahaya menembus ruang dari balik kaca yang tertutup gorden, Vino masih tertidur pulas bersama wanita bule itu hanya memakai selimut. Setelah dari diskotek itu, mereka melanjutkan di sebuah hotel hingga pagi ini masih tertidur dengan pulas bersama wanita bule itu karena kelelahan melakukan ritual malam panas.

Jam menunjukkan pukul 10 pagi, Vino terbangun saat terdengar ponsel nya berdering dengan kepala masih terasa pusing, Vino meraih ponselnya dan melihat panggilan telepon dari Antoni damares dan ada beberapa pesan masuk. Masih setengah ngantuk Vino duduk di tepian ranjang lalu mengangkat telepon dari papah nya.

"Iya pah.... " jawab Vino dengan suara bangun tidurnya saat mengangkat telepon.

"Dari mana saja kamu? farhan ke apartemen mu tapi kamu tidak ada." suara tuan Antoni jauh di seberang sana.

"Come on pah, Vino bukan anak kecil lagi."

"Lusa kau kembali ke indonesia, papah sudah mengurus kepindahan sekolahmu di jakarta." suara tuan Antoni.

"What??? ayolah pah, aku masih betah disini." rengek Vino tidak mau kembali ke Indonesia secara mendadak.

"Farhan sudah mengurus semua nya, papah kecewa sama kamu jadi tidak ada penolakan." kata tuan Antoni sebelum akhirnya menutup telepon.

"Aaargh... " teriak Vino melempar ponsel nya ke kasur dengan kesal tangan sebelahnya mengacak acak rambutnya. Vino melirik ke arah wanita bule yang sudah memakai pakaian rapi bahkan Vino masih setengah telanjang hanya memakai celana pendek kemudian mengambil sesuatu dari dalam dompet nya lalu memberikan sejumlah uang dolar kepada wanita bule itu.

"Thank you baby, you can contact me if you want satisfaction." wanita bule itu mencium bibir Vino sekilas setelah menerima uang dari Vino kemudian melangkah pergi.

"I won't wear the woman I've worn again." kata Vino sambil menaikan kedua bahu nya saat wanita bule itu pergi kemudian Vino memilih tidur kembali dan menjelang malam Vino cek out dari hotel itu.

_________

Tuts tuts tuts

Vino memasukkan kode password apartemen nya, kemudian Vino merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah apartemen nya. Vino merasa bosan hingga akhir nya meraih ponsel kemudian menghubungi Ryo.

"Ryo... malam ini kita nongkrong yuk!" ajak Vino setelah tersambung dengan Ryo lewat ponselnya.

"Oke, gue tunggu ditempat biasa." suara Ryo diseberang sana.

"Oke..... " balas Vino kemudian menutup telepon.

Vino bergegas mengganti bajunya saat ingin membuka pintu, farhan sudah ada di depan apartemen nya.

"Mau kemana tuan muda?" tanya farhan dengan datar nya.

"Bukan urusan mu farhan." jawab Vino lebih datar.

"Ini akan menjadi urusan saya karena ini perintah tuan Antoni." farhan mencoba menahan vino agar tidak pergi.

"Ishhh, gue harus pergi sekarang farhan." bujuk Vino karena sudah janji mau nongkrong bareng sama Ryo.

"Maaf tuan muda malam ini tidak boleh pergi keluar karena kepulangan tuan muda dipercepat jadi besok pagi kita akan ikut penerbangan ke Indonesia, kalau tuan muda nekat tuan Antoni sudah menyiapkan pengawalan." kata farhan serius.

"Apa?? " Vino bertambah kesal lalu mengurungkan niatnya untuk pergi kemudian menyandarkan tubuhnya di atas sofa ruang tengah apartemen nya.

"Kenapa papah menyuruhku cepat kembali ke indonesia, farhan?" tanya Vino menoleh ke arah farhan yang ikut duduk di sofa.

"Mengenai soal itu saya tidak tahu, ini keputusan tuan Antoni." jawab farhan dan tahu vino kesal.

"Huh kau sama seperti papah, farhan? menyebalkan." kata vino sebelum beranjak dari sofa lalu masuk ke kamar, farhan hanya tersenyum melihat nya.

Kau sudah berubah tuan muda tidak seperti dulu, itu yang membuat tuan Antoni marah. batin farhan.

Vino merebahkan tubuhnya di kasur hingga tertidur bahkan Ryo menelpon bekali kali tak diangkat nya.

_

_

**Hai haii...... kang ngetik datang lagi ya gaess...dengan cerita halu dan gaje, semoga suka setelah sekian purnama baru update cerita meskipun pernah ada penolakan buat revisi akhirnya othor berusaha buat cerita terbaru dengan judul sama.

Eiittttss..... jangan lupa ya gaess, tekan jempol, vote dan komentar nya biar ramee........ maafin kalau ada salah dalam penulisan kata.

Happy Reading...........

Pamela Ridhliani

SMA Tunas Sakti

Suara gemuruh terutama para siswi memadati lapangan saat para Idola SMA Tunas Sakti mereka bermain di tengah lapangan seakan nonton artis idol nya yang sedang perfom. Berbeda dengan seorang gadis cantik yang bernama Pamela Ridhliani lebih suka duduk di taman sekolah sambil membaca buku novel kesayangan dan mendengarkan musik pakai earphone.

Pamela Ridhliani gadis cantik, berhidung mancung dan terkenal sangat pintar di sekolahan lebih suka membaca buku disaat jam istirahat daripada bertebar pesona dengan siswa SMA Tunas Sakti seperti cewek centil di sekolah nya. Meskipun sedikit tertutup tapi selalu care dengan sahabat nya bahkan kini sudah menginjak kelas 3 Pamela tak pernah berpikir untuk pacaran karena ingin mengejar cita-cita nya menjadi seorang dokter.

"Nah tuh mela, kalau tahu di sini kan nggak capek capek nyariin elo." kata Bona saat melihat Pamela duduk di taman.

"Iya nih muter-muter kami nyariin elo, nih minuman yang elo pesan." Desi menyerah teh botol sama mela terlihat kesal karena kecapekan nyari mela.

"Iya deh gue minta maaf sama kalian tadi gue bosen aja dikelas." kata Pamela sambil melepas earphone dari telinga nya.

"Hahahaha......." tawa Desi dan Bona bersamaan.

"Kami prenk elo kali hahaha...." Bona senang membuat sahabat nya Mela panik.

"Dasar kalian ya.... kan kalian bisa nelpon gue, tanya gue lagi dimana?" Pamela merasa senang punya teman seperti mereka berdua.

Desi dan Mela adalah sahabat Pamela sejak dari kelas satu hingga sekarang dan kebetulan mereka sekelas.

Drrrt drrrt drrrt

Saat asyik bercanda bersama Desi dan Bona, ponsel Pamela berdering ternyata dari mama nya. Mela langsung mengangkat telepon nya karena penasaran tak biasa nya bunda nya menelepon saat di sekolah karena tahu mama nya seharusnya ada jadwal mengajar mata kuliah.

"Iya mah ada apa?" tanya Pamela saat tersambung dengan mama nya

"Mama lagi di rumah sakit harapan kita sayang, papah jatuh sakit saat di kantor." suara mama Ratih jauh di seberang sana.

"Apa? papah gimana sekarang mah?"

"Sudah ditangani dokter tapi masih belum sadar sayang."

"Kalau begitu Mela nyusul mama ke rumah sakit sekarang ya mah?"

"Ya udah, hati hati sayang."

"Iya mah" jawab Pamela sebelum menutup telepon nya.

Firman adalah papah yang sangat menyayangi keluarga bahkan saat sibuk selalu menyempatkan untuk berkumpul dengan keluarga. Firman bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi di perusahaan infrastruktur terbesar di Indonesia dan Ratih berprofesi sebagai dosen di universitas ternama di jakarta. Terlihat gurat wajah sedih Pamela setelah menerima telepon barusan membuat Desi dan Bona ikut khawatir.

"Ada apa mel, elo nggak papa?" tanya Desi.

"Papah gue masuk rumah sakit, gue harus nyusul mama ke rumah sakit sekarang." kata Pamela dengan penuh khawatir.

"Oke, elo tenang dulu mudah mudahan papah elo nggak kenapa napa? gue akan mengantar elo ke rumah sakit." Desi ikut khawatir saat melihat Mela begitu juga Bona.

"Nggak usah gue pergi sendiri saja, kalau bu Retno nanyain gue bilang aja gue izin pulang papah gue sakit." pinta Pamela.

"Baiklah elo hati hati, titip salam buat mama Ratih." kata Desi.

"Hemm.... " Pamela mengangguk kepala sebelum pergi.

"Eh kita ngapain nih? Mela pergi, paling bu Retno ngasih tugas aja tuh seperti kemaren karena anaknya masih sakit yang gue dengar sih." kata Desi

"Ya udah kalau gitu kita ke lapangan aja yuk nonton cogan main basket." ajak Bona semangat apalagi saat melihat jatmiko, Andreas dan Dika, cowok most wanted SMA Tunas Sakti. Diantara kedua teman Pamela, Bona lah yang paling heboh diantara mereka.

Setelah mengambil tasnya, Pamela yang jalan terburu buru tanpa disadari menabrak seseorang.

"Ahk....sorry gue nggak sengaja" Pamela terjatuh saat tubuhnya menabrak cowok dengan pakaian olahraga.

"Lo mau kemana mela? kenapa buru buru jalan nya." tanya Jatmika cowok yang ditabrak Pamela.

"Hmm gue mau pulang papah gue masuk rumah sakit." jawab Pamela.

"Apa mau gue antar?" jatmiko terlihat khawatir.

"Nggak usah, terima kasih. Gue pergi." tolak Pamela lembut karena tidak mau merepotkan orang lain.

Jatmiko adalah Ketua basket juga ketua OSIS merupakan salah satu cowok most wanted. Melihat Pamela pergi jatmiko jadi khawatir karena sebenarnya jatmiko menyukai Pamela sejak dulu namun Pamela sangat susah di dekati bahkan di ajak jalan pun nggak akan mau.

Saat melewati koridor Jesy dan kawan kawan nya sengaja menabrak Pamela saat akan melintas. Jesy juga teman satu kelas Pamela tapi jesy sangat jesy tidak menyukainya. Saat SMP jesy selalu juara umum tapi Pamela selalu unggul di atasnya.

"Eh elo! kalau jalan tuh liat pakai mata." kata jesy sambil melipat tangannya di depan dada, di samping kanan kiri nya teman teman jesy.

"Ya maaf, gue nggak sengaja kali." jawab Pamela. Padahal jesy memang sengaja menyenggol bahu Pamela.

"Mau kemana lo bawa tas segala, mau kabur lo?" ejek wati teman jesy saat liat pamela bawa tas juga.

"Maaf deh bukan urusan kalian, permisi." jawab Pamela kesal lalu pergi meninggalkan jesy dan teman-temannya karena malas harus berurusan dengan mereka.

"Huh songong, pergi lo sana!" kata jesy kesal liat saat Pamela pergi.

"Ya udah gaess kita ke kantin aja yuk, tadi gue lihat jatmiko pergi ke sana juga." ajak wati dan di setujui jesy dan nia.

____________

Saat sudah sampai didepan gerbang sekolah, Pamela langsung menghentikan taksi untuk mengantar ke rumah sakit. Tak berselang lama taksi itu sudah sampai di depan rumah sakit Pamela langsung bergegas mencari keberadaan mama nya.

"Mamah.... bagaimana keadaan papah sekarang?" teriak pamela saat melihat mama Ratih duduk di depan ruangan perawatan.

"Mela......" sahut mama Ratih lalu memeluk Pamela. "Papah sudah di pindah di ruang rawat inap sayang tapi masih belum sadar. Dokter masih memeriksa keadaan papah, kita tunggu saja." mama Ratih mengurai pelukan nya.

"Keluarga firman prayogi?" panggil dokter saat keluar dari ruangan.

"Bagaimana keadaan suami saya dokter?" tanya Ratih mendekat ke dokter.

"Suami ibu sudah sadar, tapi masih butuh istirahat. Silakan melihat pak firman, saya permisi." pamit dokter ridwan

"Terima kasih dok." Pamela masuk ke ruang rawat inap papah firman diikuti mama Ratna.

Setelah membuka pintu, Pamela melihat keadaan papa firman yang masih terlihat lemas dengan infus di tangan kiri nya.

"Pah... " papa firman menoleh saat Pamela memanggilnya.

"Pah, bagaimana keadaan nya sekarang, apa yang papah rasakan?" tanya mama Ratna menggenggam tangan suaminya.

"Papah sudah enakan, kalian tidak usah khawatir." jawab papah firman sambil tersenyum.

"Syukur deh pah kami takut, papa kenapa napa?" kata Pamela dengan menitikkan air matanya.

"Papa sudah sembuh, kamu nggak sekolah?" tanya papa firman saat melihat tas dan Pamela masih memakai seragam sekolah.

"Mela tadi izin pah, mau lihat keadaan papah."

"Kamu nggak balik ke sekolah sayang?" tanya mama Ratih yang duduk di kursi dekat tempat tidur papa firman.

"Nggak mah, Mela mau di sini ntar sore pulang nya." kata Pamela lalu duduk di sofa kemudian mengambil buku dari dalam tas dan membacanya.

__

__

Bersambung

Kepulangan Malvino

Melbourne airport

Malvino dan Farhan sudah di ruang tunggu untuk penerbangan ke Indonesia. Ponsel Vino berdering ternyata Ryo yang meneleponnya.

"Vin what happened to you why don't you let me know?" tanya Ryo jauh dari seberang sana.

"Sorry Ryo today I'm back in Indonesia." jelas Vino dari ponsel nya.

"what?? how long have you been in Indonesia?."

"I'm not on vacation, Ryo. Tapi bokap gue sudah mengurus kepulangan gue ke Indonesia."

"Aku rasa papah lo ingin menjodohkan mu, let's not play with bitches anymore hahaha......"

"Damn it......kalau iya pasti gue dapat yang bersegel dan bukan bekas lagi hahahaha......." balas Vino sebelum menutup telepon nya.

Setelah menutup telepon nya Vino mengeluarkan rokok dari dalam saku celananya.

"Sebaiknya tuan muda tidak merokok di sini." kata Farhan datar saat Vino ingin menyalakan pemantik.

"Iisshh....." Vino langsung menyimpan rokok nya ke dalam saku celana nya. "Farhan, gue pengen ke toilet bentar." kata vino berbohong.

"Tuan muda tetap disini karena setengah jam lagi pesawat akan berangkat." cegah farhan karena tahu Vino bisa saja berbohong ingin kabur tapi pengawal sudah di siapkan tanpa sepengetahuan Vino.

"Kau benar-benar seperti papah, farhan? menyebalkan." Vino sangat kesal.

Terdengar panggilan dari petugas bandara untuk penerbangan Indonesia akan segera berangkat Vino yang sudah duduk di kursi kelas bisnis memilih tidur. Saat pesawat akan berangkat Farhan mengirim pesan pada seseorang yang tak lain adalah mengabari ke tuan Antoni.

_____

Soekarno Hatta airport

Beberapa jam kemudian pesawat yang ditumpangi Vino dan farhan sudah mendarat di bandara soekarno-hatta. Dengan langkah melenggang Vino jalan tanpa menghiraukan farhan yang membawa koper koper miliknya.

"Den Vino..." Pak Umar, sopir keluarga Damares melambaikan tangan saat melihat kedatangan anak majikan nya.

"Apa kabar pak umar." sapa Vino langsung masuk ke dalam mobil saat pak umar membuka pintu mobil.

"Den Vino tambah ganteng, pak umar jadi pangling." kata pak umar karena sudah lama tidak bertemu anak majikannya. Vino yang mendengar nya hanya tersenyum.

Mobil yang dikendarai pak umar melaju dengan lancar kurang lebih 1 jam 30 menit, mobil tersebut sudah sampai di depan gerbang rumah mewah dan besar. Mobil berhenti didepan rumah setelah dibuka pintu gerbang oleh satpam.

"Vino...... Anak mama" teriak wanita cantik meskipun sudah paruh baya saat melihat anaknya keluar dari mobil langsung memeluk nya, farhan yang melihat moments itu hanya tersenyum. "Mama sangat rindu padamu Vino." ujar mama Dewi

"Iya mah Vino juga, rindu sama mama" ujar Vino setelah mengurai pelukan mama nya.

"Mah, Vino pulang ke Indonesia tidak memberitahu om Ferdy, Vino nggak tahu kepulangan Vino dipercepat sebenarnya Vino ingin menyelesaikan sekolah dulu, kan bentar lagi kelulusan mah?" tanya Vino karena masih kesal kepulangan nya dipercepat dan terkesan mendadak.

"Kalau soal om Ferdy? papah sudah kasih tahu dia, kalau soal alasan pulang mu mendadak tanya aja sama papah? memang nya kamu nggak senang ketemu mama?" mama Dewi menarik telinga Vino pelan.

"Aduh apa sih mah, kan mama bisa video call atau on call?" jawab Vino sambil mengelus telinganya.

"Bagi mama beda sayang, lebih senang Vino berada disini karena Vino anak mama satu satunya." mama Dewi tak mau kalah.

"Issh masih aja tuh mama anggap Vino masih kecil, I'm not a little kid anymore."

"Ahk udah ah masuk yuk, papah ada didalam." ajak mama Dewi merangkul lengan Vino yang sekarang tinggi badannya lebih dari mama Dewi.

Sementara farhan sudah selesai membawa semua koper milik vino di bantu bi isah, salah satu pembantu kediaman tuan Antoni.

"Papa tidak ke kantor mah?" tanya Vino saat masuk kedalam rumah melihat tuan Antoni duduk diruang tamu sambil membaca koran. Pria paruh baya yang masih terlihat muda karena berwajah blasteran dan wajah Vino yang ganteng menurun dari papah nya dan mama Dewi dengan wajah cantiknya perpaduan yang sempurna.

"Papah pulang cepat karena mau lihat anak mama pulang." jelas mama Dewi.

Tuan Antoni melipat koran dan meletakkan ke meja saat mendengar suara Vino.

"Apa kabar pah?" sapa Vino mendekat lalu ikut duduk di sofa

"Hmm.... bagaimana penerbangan mu hari ini?" tanya tuan Antoni.

"Melelahkan... " jawab Vino lalu menyandarkan kepala nya di sofa. "Pah, kenapa Vino mendadak pulang ke Indonesia tidak menunggu Vino lulus dulu pah?" Vino melirik kearah tuan Antoni.

"Kamu masih bertanya kenapa Vino? Papa tahu kehidupan kamu di Australia seperti apa, itu yang membuat papa kecewa. Papa cuma berharap kau belajar dan menjadi lebih baik karena kamu yang akan meneruskan perusahaan papa, Vino. Jadi jangan ada protes bahkan Ferdy pun jarang bertemu sama kamu." jelas tuan Antoni terlihat marah membuat Vino kesal.

"Jadi papa berpikir Vino masih kecil harus selalu di awasi kemana pun pergi?" mata Vino melirik ke Farhan yang duduk di sofa yang menghadap tempat Vino duduk.

"Papah sudah mengurus sekolah mu di jakarta jadi mulai senin besok kamu sudah bersekolah." jelas tuan Antoni.

"Terserah papah....." kata Vino lalu bangun dari tempat duduk kemudian menaiki tangga kelantai dua dimana kamar Vino berada.

"Loh Vino..... " teriak mama Dewi saat melihat Vino menaiki tangga. "Mama buat jus kesukaan mu." mama Dewi yang datang sambil membawa jus mangga juga minuman buat Farhan dan tuan Antoni. Vino yang dipanggil mama Dewi dengan cueknya menaiki tangga kelantai dua.

"Ayo Farhan diminum." mama Dewi meletakkan jus untuk Farhan di meja dan kopi buat suaminya.

"Terima kasih......" jawab Farhan dengan senyum.

Farhan sudah dianggap seperti anak sendiri oleh keluarga Antoni selain kepiawaian dan kepintaran dalam bekerja juga anak dari asisten tuan Damares yang sudah almarhum, setelah ayah farhan pensiun lalu farhan yang menggantikan nya.

"Pah, jangan terlalu keras sama Vino." kata mama Dewi lembut.

"Vino jangan dimanja terus mah biar tahu hidup itu seperti apa, jangan berfoya-foya saja tahu nya." kata tuan Antoni lalu melanjutkan membaca koran nya.

"Pak Antoni dan bu Dewi kalau tidak ada yang perlu saya kerjakan, saya mau permisi pulang dulu." pamit farhan.

"Farhan kenapa buru buru pulang? sudah menjelang malam kita makan bersama dulu, atau tidur di sini biar Vino ada kawan nya." mama Dewi menahan farhan yang ingin pulang.

"Iya farhan ikut kita makan bersama dulu, besok kan hari minggu kantor nggak ada kerjaan besok kamu bisa liburan." Tuan Antoni juga mencoba menahan farhan pulang.

"Maaf Pak Antoni saya pulang saja sudah ditunggu ibu di rumah." farhan menolak dengan halus karena farhan tidak ingin mengganggu acara keluarga tuan Antoni dimana anak nya yang sudah kembali ke rumah meskipun tuan Antoni dan istrinya selalu memperhatikan farhan seperti anak sendiri. Farhan 3 tahun lebih tua dari usia Vino. Setelah farhan pulang berapa saat kemudian bi asri dan bi isah sudah siap menyiapkan makan malam.

"Permisi nyonya dan tuan, makan malam sudah siap." bi isah mendekat ke ruang tamu dimana majikan nya berada.

"Oh iya bi, terima kasih. Pah makan yuk biar mama panggil Vino." ajak mama Dewi lalu menaiki tangga kelantai dua menuju kamar Vino.

Mama Dewi memanggil Vino beberapa kali tidak ada jawab saat ingin mengetuk pintu ternyata pintu kamar Vino tidak terkunci.

CEKLEK

"Vino..... ayo bangun terus turun kita makan malam bersama, dah lama loh kita nggak makan bersama." mama Dewi membangun kan Vino yang ternyata tidur dengan kamar masih keadaan gelap kemudian mama Dewi menghidupkan lampu yang dekat tempat tidur nya.

"Vino bangun sayang.... ayo makan dulu, papa dah nunggu dibawah." Vino menggeliat saat mendengar suara mamanya.

"Vino nggak lapar mah biarkan Vino tidur dulu, ntar kalau lapar Vino cari sendiri kebawah." jawab Vino dengan suara kas orang tidur.

"Baiklah terserah Vino deh, mama mau turun kasian papah nunggu."

"Iya mah..." Vino kembali melanjutkan mimpi indah nya sementara diruang makan tuan Antoni dan istrinya makan malam berdua kemudian setelah makan mereka berdua masuk kamar untuk istirahat.

_

_

Jangan lupa tekan jempol dan komentar nya biar othor tambah semangat. Terima kasih

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!