NovelToon NovelToon

Gantungan Kunci Tua

Sebelum kejadian.

Di ceritakan seribu tahun sebelum tahun 2015 hidup lah seorang bangsawan yang sangat dermawan dengan seorang istri yang cantik serta lemah lembut pula tutur katanya. Mereka juga sangat kaya raya, rumah megah bak istana pun berdiri kokoh dengan di kelilingi pelayan-pelayan yang sangat setia dan hidup seperti bak di cerita cerita dongeng.

Setelah penantian lima tahun dari pernikahan mereka di karunia seorang anak kembar yang berjenis kelamin laki laki. Yang satu wajahnya mirip ibunya dan yang satu mirip ayahnya, adiknya diberi nama William dan abangnya diberi nama Darwin. Hidup serasa lengkap bagi sepasang bangsawan muda, seperti Tuhan selalu berpihak kepada mereka.

*****

5 Tahun kemudian.

Seorang pembantu wanita sedang mengejar anak kecil yang sangat tampan berusia 5. “Tuan muda William makan dulu, jangan lari lari terus,” pengasuh William terengah-engah sambil menyuapinya makan.

Ibunya yang cantik dan penuh kehangatan hanya tersenyum melihat kenakalan anaknya yang saat itu sangat menggemaskan. Sedangkan Darwin sosok yang sangat jauh berbeda dengan William, Darwin mempunyai sosok yang sangat pendiam dan patuh.

Seorang wanita yang sangat cantik tengah duduk anggun dengan bibir yang terus tersenyum.

“William! sini nak duduk dekat Ibu.” panggil wanita cantik tersebut.

Wanita muda dan cantik itu melambaikan tangannya sambil berkata, “Bibi sini makanan William biar saya saja yang memberi makan anak yang sangat tampan ini! bibi jaga Darwin saja.” Perintah istri bangsawan terhadap pelayannya yang di panggil bibi.

William berlari ke pangkuan ibunya, sedangkan pelayannya menjaga Darwin yang saat itu tengah bermain.

“Iya ibu!”

William menjawab ibunya sambil berlari dan duduk di pangkuannya.

Wanita yang sedang memangku seorang anak kecil yang tampan dengan tangan yang memegang piring yang berisikan lauk pauk tersenyum dan berkata. “William! William anak yang baikkan?” Tanya ibu nya lembut terhadap William sambil memasukkan satu sendok nasi beserta sayur ke dalam mulut kecil yang saat itu sangat menggemaskan.

William tuan muda tampan yang sedang duduk di pangkuan ibunya hanya mengangguk kepala menatap wajah ibunya dengan tatapan yang sangat imut dengan mulut yang penuh dengan makanan yang sedang di kunyah olehnya.

Wanita muda tersebut membelai lembut rambut bocah tampan, “Kalau gitu habisin makanannya dan jangan bermain dulu, selesai makan baru kita bermain sama kakak Darwin ya?” menatap wajahnya William dengan senyum yang sangat manis.

William mendengarkan perkataan ibunya dan menghabiskan seluruh makanan yang ada di piring.

Ibu William meletakkan piring di meja, “Anak pintar, sekarang kita bermain dengan kakak yuk!” dengan tangan yang lembut memegang pergelangan tangan bocah kecil yang tampan.

Ibunya berbalik badan memandang ke arah seorang pelayan rumah.

“Bibi nanti tolong bereskan ya? Saya dan anak-anak mau ke taman belakang dulu.” Dengan kedua tangan yang masing-masing memegang tangan anak laki-laki yang begitu sangat imut.

Ibu itu pun mengajak ke dua anaknya untuk bermain di taman belakang dan bermain dengan penuh kehangatan, betul-betul bak di cerita dongeng.

Bukan hanya rumah dan seisi rumah saja yang begitu indah dan mewah, di taman belakang rumah juga begitu indah dengan rumput-rumput dan pepohonan hijau.

Kicauan burung yang melantukan suara yang sangat begitu indah. Angin yang sejuk menghempas ke wajah, rambut dan badan, serta suara air yang terus mengalir di sebuah kolam renang seperti suasana di desa dan seakan-akan ingin terus berlama-lama di taman itu.

William dan Darwin terus bermain hingga tiba matahari mulai memancarkan sinarnya di atas kepala mereka yang kala itu sedang asik duduk di taman.

Wanita yang di panggil dengan nama ibu itu melambaikan tangannya ke arah kedua anak kecil yang sangat tampan.

“William! Darwin! mari masuk nak, karena matahari sudah sangat terik dan mari kita makan siang dulu." Terdengar suara yang sangat lembut terlontar dari bibir wanita yang di sebut dengan nama Ibu.

Wanita yang di sebut dengan ibu itu berdiri menatap ke arah wanita yang memakai baju pelayan. “Bibi nanti tolong beresin, mainan anak-anak dan teman bibi yang lain mana?” Tanya istri bangsawan dengan lembut.

“Ada di dalam nyonya, mereka sedang memasak dan lainnya sedang mengerjakan tugasnya masing-masing?” Jawab bibi pertama dengan kepala yang menunduk.

Wanita cantik dengan kedua putra yang tampan pun masuk ke dalam rumah. William yang saat itu super aktif dia tidak ingin menggandeng tangan ibunya ketika sedang berjalan. William terus berlari dan berlari meninggalkan ibu dan kakaknya di belakang.

Sedangkan kakaknya Darwin selalu menggenggam sebelah tangan ibunya ketika berjalan.

Mereka pun masuk ke dalam rumah. Sesampainya di dalam rumah makanan sudah tersaji di atas meja makan.

“Nyonya masakannya sudah matang dan silahkan di makan.” Bibi ke 2 berbicara sambil menyajikan makanan di piring istri bangsawan tersebut, sebut saja nyonya Kayla.

Kayla menarik kursi, “Terima kasih ya bibi, sementara saya makan dulu dan tolong anak-anak di jaga dan tolong suapi mereka makan." dengan tangan yang mengambil satu persatu makanan yang berada di atas meja.

******

Suami nyonya Kayla yaitu tuan Haris, jarang tinggal di rumah. Di sebabkan suaminya itu sering pergi ke tempat-tempat yang di mana tempat itu memiliki suatu benda seperti benda kuno dan antik.

Suaminya Haris hobi mengoleksi benda-benda antik atau menjual beli barang antik pada saat itu. Haris yang kala itu sedang merantau untuk melihat benda-benda antik pun pulang ke rumahnya setelah satu tahun berkelana di luar rumah yang indah dan megah itu.

Pukul 09:30 malam.

Suara kereta kuda pun terhenti di depan rumah, anak-anak yang sedang bermain seketika menghentikan permainannya dan seolah-olah mereka yakin bahwa itu adalah ayahnya yang datang.

Dan benar saja.

Seorang anak kembar sedang bermain bersama ibunya di ruang tamu. Saat mendengar ada suara kereta kuda yang terhenti di depan rumah mereka.

Kedua anak kembar itu melompat-lompat sambil berkata. “Ayah! ayah! ayah!!” Teriak William dan Darwin dari ruang tamu dan berlari ke depan pintu rumah.

Kayla hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan mengikuti mereka dari belakang.

William berlari mendekati Kayla.

“Ibu! ibu cepat buka pintu!" terdengar mungil William sambil menarik gaun ibunya.

Kayla membukakan pintu, lalu benar saja kereta kuda yang terhenti itu adalah suaminya yaitu Haris, ayah William dan Darwin. Dengan rasa penuh kebahagian Haris berdiri di depan pintu rumah dan tersenyum ketika melihat istri dan anaknya menyambut di depan pintu rumah.

Kedua anak kembar itu pun berlari, “Ayaaah!” Terdengar suara teriakan dari mulut mungil William dan Darwin sambil memeluk masing-masing kaki Ayahnya.

Haris berjongkok, “Anak-anakku yang tampan.” Terdengar suara lembut Haris sambil memegang dagu ke dua anak laki-lakinya.

Kayla mendekati Haris, “Sayang kamu pasti lelah sini barang-barangnya aku bawa.” ucap lembut Kayla sambil mengambil sebagian barang-barang bawaan Haris.

****

DI RUANG TAMU.

Haris dan kedua anak kembarnya tengah duduk di ruang tamu.“William, Darwin ke sini nak, ayah sangat rindu sama pangeran-pangeran kecil ayah yang tampan ini.” ucap Haris memanggil anak kembarnya.

William dan Darwin pun berlari dan berkata. “Iya ayah.” berlari kecil naik kepangkuan Haris.

Haris membelai lembut rambut kedua anak kembarnya, “Anak ayah sudah besar ya ? Ayah kangen sekali pada kalian.” Haris memeluk ke dua anaknya dan mencium pipi mereka berdua secara bergantian.

Kayla berjalan mendekati Haris dengan tangan yang memegang satu cangkir teh hangat.

“Sayang minum tehnya dulu." Memberikan teh hangat ke Haris.

Kayla duduk di samping Haris, "Apakah tidak sebaiknya kamu mandi dulu biar lebih segar.” sambil menatap wajah letih yang di sembunyikan oleh Haris di depan kedua anak kembarnya.

Haris membelai lembut kedua rambut anak kembarnya, “Tidak perlu sayang, capek aku sudah hilang.” memeluk dan mencium William dan Darwin.

Tawa canda pun terlepas dengan begitu indahnya di keluarga kecil yang hangat itu. Hingga William melihat ada gantungan kunci kuno yang keluar sedikit dari tas ayahnya. William pun memandangi kunci tersebut dan membuat dia bertanya kepada ayahnya.

“Ayah apakah itu.” tunjuk William ke arah tas Haris.

Seketika tawa canda itu terhenti Haris menjawab. “Yang mana nak?” tanya Haris menatap wajah anaknya.

“Itu ayah yang keluar dikit dari tas ayah?” William turun dari pangkuan ayahnya dan mengambil tas ayahnya dan memberikan tas itu ke Haris.

Haris mengeluarkan gantungan kunci tersebut.

“Ini nak! Ini gantungan kunci namanya. Sebenarnya sudah ada yang menginginkannya tapi jika William mau ayah bisa memberikannya kepada kamu.” Jawab lembut Haris sambil mengacak-acak rambut William.

“Mau ayah William mau. Terima kasih ayah” ucap William sambil mengecup pipi Haris dan kemudian pergi meninggalkan mereka yang kala itu masih duduk di ruang tamu.

Haris memalingkan wajahnya menatap wajah anak yang terlihat diam dan berwibawa. “Darwin kamu mau apa nak?” Tanya Haris ke anak yang satunya.

Darwin menggelengkan kepalanya, “Tidak ayah tidak ada.” Sahut Darwin dengan nada yang terdengar begitu menggemaskan.

Kayla menolehkan wajahnya memandang Haris. “Sayang jika sudah ada yang menginginkan gantungan kunci kuno itu kenapa kamu tidak memberikannya saja. Untuk William kan bisa nanti ibu beri penjelasan.” Ucap lembut Kayla ke Haris.

Haris menggelengkan kepalanya, menatap wajah William. “Sudah tidak mengapa sayang, gantungan itu tidak di miliki siapa pun lagi selain anak kita William. Gantungan itu dulunya punya bangsawan kuno dan di tempah sedemikian khusus dari pembuat yang ahli dan tidak sembarangan membuatnya. Meskipun kita kehilangan mendapatkan uang 100 juta dollar aku tidak mengapa. Sudah mulai larut malam, mari tidur kan anak-anak dan aku ingin mandi dulu.” Ucap Haris kemudian bangkit dari duduknya.

Haris berjongkok dengan kedua tangan yang di bentang lebar. “Darwin, William sini cium ayah dulu.”

Haris mengecup hangat satu persatu kening anak kembarnya.

“Muah! muah! Tidur yang nyenyak yang pangeran-pangeran tampan ayah."

Kayla yang sedang berdiri di samping Haris menghampiri William dan Darwin. “Ayo sayang kita ke kamar.” Kayla memegang tangan kedua putra kembarnya kemudian berjalan melangkahkan kakinya menuju kamar putra kembarnya.

Di kamar William dan Darwin.

Kayla yang sedang duduk di tepian ranjang membelai lembut secara bergantian rambut pitra kembarnya.

“Sayang tidur yang nyenyak ya anak-anakku, buat William gantungan itu tak ternilai harganya ibu berharap kamu bisa menjaganya dengan baik ya?” Kayla mengecup kening anaknya kemudian menyelimuti dan pergi keluar dari kamar William dan Darwin.

William yang kala itu masih terpesona melihat gantungan kunci kuno itu pun terus terpanah menatapnya hingga ia tertidur.

******

15 tahun kemudian.

...Ilustrasi William dan Darwin yang sudah tumbuh dewasa....

William dan Darwin pun sudah tumbuh besar menjadi laki laki yang tampan serta gagah berani. Kayla dan Haris semakin tua, masing-masing anak mereka di didik sesuai apa yang anak mereka inginkan.

William dan Darwin memiliki hobi nya masing-masing. William hobinya mengikuti jejak ayahnya seperti pergi ke pertemuan penting untuk membahas dan membeli barang-barang kuno. Bukan itu saja William juga menjual barang itu ke para petinggi lain tertentu dan menjual mahal atas pencariannya.

Sedangkan Darwin, ia membuka toko baju yang menjual desain-desain baju yang sangat mewah untuk para bangsawan.

Toko Butik.

Darwin yang sedang berdiri dengan tangan yang memegang beberapa gantungan baju berkata, “Ibu! William sudah lama tidak pulang, apakah dia tidak rindu kepada ibu dan Darwin.” Tanya Darwin yang kala itu sedang berada di toko baju sambil menyusun pajangan.

Kayla mendekati Darwin. “Darwin! William itu pergi bersama ayah. Kamu jangan kuatir ya nak?” ucap lembut Kayla dengan kulit yang mulai menua mengacak rambut Darwin.

****

Di tempat pertemuan.

Dil!

Dil!

Dil..!

Tap!!

Tap (suara ketukan palu)

Terlihat seorang pria yang sedang berdiri di depan Podium mengangkat tangan. “Oke lukisan ini terjual oleh bapak William dengan harga 50 juta dolar."

Lagi-lagi seperti angin segar dan hoki yang tak pernah putus. William tidak pernah kalah dengan apa yang ia inginkan, hingga membuat dia banyak mempunyai musuh.

Diluar dari gedung itu William berjumpa dengan seorang pria bertopi dengan badan tinggi tak jelas wajahnya karena di tutupin oleh topi.

“Kali ini kamu menang disini, tapi kali ini juga aku tidak akan membebaskan kamu ingat itu.” Ucap lelaki bertopi tinggi itu ke William dan kemudian meninggalkan William.

William hanya tertegun menatap pria yang wajahnya di tutupi dengan topi.

Haris mendekati William. “Sudah nak mari kita pulang sudah setahun kita berkelana. Ibu pasti merindukan kita.” Haris yang berjalan sambil menepuk pundak William.

William dan ayah Haris pun pergi meninggalkan gedung itu untuk kembali ke rumah. Di tengah perjalanan melewati jalan yang seram hutan kanan dan kiri, tiba-tiba kereta kuda mereka di hadang. Supir kuda terpaksa mengerem mendadak.

Nyiiitt! suara kuda rem mendadak.

Wajah William sangat cemas menatap wajah ayahnya.“Ayah tidak apa-apa kan?”

Haris menggelengkan kepalanya, “Tidak apa-apa nak.” dengan tangan yang sudah berkeriput memegang keningnya.

Wajah William langsung berubah menjadi suram dengan tatapan tajam menatap ke arah supir yang mengendarai kuda.

“Ada apa di sana! Kenapa mengerem mendadak.” teriak William.

Supir kuda yang sudah terlihat tua memalingkan wajahnya menatap William. “Tuan lihat ke depan ada beberapa orang membawa senjata tajam dan menghadang kita" Terdengar suara laki-laki separuh baya yang sedang ketakutan.

William memegang tangan ayahnya. “Ayah di sini saja dulu, biar aku bereskan mereka semua.”

BERSAMBUNG..

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA. 😉😉😊

Masuknya ruh William ke dalam Gantungan Kunci.

Part 2

_____

William berdiri di samping kereta kuda, menatap wajah Ayahnya dengan sangat serius. “Ayah tunggu di sini aku akan memeriksanya keluar.” ucap William lalu berjalan menghampiri orang yang menghadang.

Haris berteriak dari dalam“Jangan William! Tetap masuk dan jangan hiraukan mereka.” ucap Haris yang ingin menghentikan langkah William.

William tidak menggubris ayahnya ia terus berjalan sambil menggenggam kedua tangannya.

Dengan tangan kiri yang di kepal William berteriak. “He! Siapa kalian berani sekali menghalangi jalan kami.” ucap William sambil menunjuk jarinya kearah penghadang.

Para penghadang memandang sinis William dari atas sampai bawah kaki. “Jangan banyak bicara serahkan lukisan itu kepada kami.” bentak para penjahat yang menghadang William.

William berdiri seperti orang yang sedang menantang dan tertawa. “Ha ha ha! Kau pikir kau siapa berani sekali berkata itu padaku.” ucap William tertawa lebar di hadapan mereka.

Tak lama kemudian seorang laki-laki keluar dari kereta kencana lainnya dan berjalan mendekati William.

Tak!

Tak!

Seorang pria dengan tubuh tinggi dan tegap berjalan dan menghentikan langkahnya tak jauh dari William. “Serahkan lukisan itu atau dirimu jadi taruhannya.” Teriak laki-laki bertopi.

William menaikan sudut bibir atas, “Sekalipun diriku jadi taruhannya, aku tidak takut. Barang yang sudah susah payah aku dapatkan mau seenaknya saja kamu rebut dariku.” Jawab William dengan berani.

Mendengar ucapan William, bibir laki-laki tersebut bergetar menahan amarah.

“Kalian semua hajar dia, hajar dan dapatkan lukisan itu sekalipun dia mati.” tegas laki-laki bertopi memberi perintah.

William memainkan tangannya seperti hendak menantang. “Baiklah kalau itu mau kalian.” Ucap William sambil memasang kuda-kuda untuk menyerang.

William mendaratkan tinju. “Hiiiaaaaa.” teriak William sambil menghajar penjahat-penjahat itu.

Bam!

Plak!

Mereka pun saling berkelahi, William yang sudah belajar sedikit demi sedikit bela diri mampu menghadapinya. Namun sayang ayah yang ia cintai disandera dan di bawa keluar dari kereta kuda mereka dan membuat William tak bisa berkutik.

“Kau serahkan lukisan itu atau lelaki tua ini akan mati di tanganku.” Lelaki bertopi itu menyandra ayahnya sambil mendekatkan senjata di perut ayahnya.

Dengan tubuh yang berkeringat dan wajah yang lebam William berdiri dengan nafas yang terlihat lelah.

“Dasar orang tak punya hati, lepaskan ayahku! baik aku akan memberimu lukisan itu tapi kau janji lepaskan ayahku.” ucap William sambil berusaha nego kepada laki-laki bertopi itu.

“Jangan William, jangan serahkan itu kepadanya jangan hiraukan ayah pergilah nak cepat.” teriak ayahnya sambil menahan genggaman tangan yang menggenggam kuat leher Haris.

Pria bertopi yang sedang menyandra Haris berteriak. “Jangan banyak bicara kau lelaki tua.” ucap pria bertopi sambil mengeratkan pelukannya yang melingkar di leher Haris.

William menatap Haris yang terlihat gemetar. “Baiklah aku akan mengambil lukisan itu tapi aku mohon jangan sakiti ayahku.” Ucap William sambil berjalan menuju kereta kudanya.

William menundukkan pandangannya sambil berjalan menuju kereta kuda milik mereka.

Ayah maafkan aku, aku tidak bisa membiarkanmu terluka.

Lebih bagus aku kehilangan lukisan ini dari pada dirimu.

Lirih di dalam hati William sambil memeluk erat lukisan itu dan berjalan menuju pria bertopi.

“Aku sudah membawa lukisan ini, serahkan ayahku sekarang.” tegas William agar mereka melepaskan ayahnya.

Dnegan tangan yang masih di eratkan di bagian leher Haris. Pria bertopi berkata. “Beri dulu lukisannya baru aku lepaskan lelaki tua ini.” jawab laki-laki bertopi sambil tersenyum keji.

Dengan tangan kanan yang memegang lukisan. “Baiklah kalau itu mau kamu.” ucap William sambil berjalan dan mendekati pria bertopi dan ingin memberikan lukisan itu.

Haris membulatkan kedua bola matanya memandang wajah William, "Jangan nak! jangan.” teriak ayah William.

William terus berjalan dan memberikan lukisan tersebut ke salah satu anak buah pria bertopi. “Ini lukisannya, aku minta kalian segera lepaskan Ayahku."

Penjahat tetaplah penjahat, tidak ada perjanjian yang di tepati. Lelaki bertopi itu memberi kode ke anak buah yang berada di belakang William untuk menancapkan dari belakang setelah lelaki itu mendapatkan lukisan tersebut.

Dengan cepat anak buahnya melayangkan pisau dan menancapkan ke tubuh William.

William pun terjatuh. “Aaakhhh!” teriak William sambil memegang punggungnya yang berdarah.

Kedua bola mata Haris membesar “Tidak William.” teriak ayahnya dengan tangan gemetar yang mengulur.

Pria bertopi mengerutkan dahinya, “Berisik sekali kau dari tadi.” ucap kesal lelaki bertopi kepada ayah William sambil menancapkan sesuatu dari belakang.

Krekkk!

Terdengar suara kulit yang tersayat.

William yang tengah terbaring di tanah dengan tubuh yang bersimbah bercak berwarna merah mencoba meraih dan berkata, “Aa..yah.” ucap William yang kala itu pandangannya mulai samar melihat ayahnya.

Mata William mulai terpejam dengan wajah yang pucat karena kehabisan darah. Tak lama kemudian keluar cahaya dari tubuh William dan masuk ke dalam gantungan kunci yang selalu dibawanya.

...Ting.....

...(cahaya yang masuk di gantungan kunci William)...

Cahaya menyilaukan mata pria bertopi, “Coba kalian liat benda bersinar apa yang masuk di gantungan tas anak muda tersebut.” Ucap pria bertopi ke salah satu anak buahnya.

Salah satu anak buah pria bertopi berlari menuju gantungan kunci yang memancarkan sinarnya. “Bos ini hanya gantungan kunci, apakah kita harus mengambilnya juga?” Tanya anak buahnya.

Dengan wajah yang cukup serius pria topi bertanya kepada anak buahnya, “Tidak perlu, buang saja gantungan itu dan ambil barang berharga lainnya. Apakah kalian tahu kemana lelaki yang mengendarai kuda tadi yang ikut bersama mereka, apakah dia melarikan diri! Tapi ya sudah biarkan saja ambil semua barang-barang itu.” Seru lelaki bertopi.

******

Di Toko Butik Darwin.

Seorang ibu yang tengah menunggu ke datangan suami dan anaknya yang katanya akan pulang hari ini. Berjalan ke sana kemari sesekali bertanya, “Nak katanya ayah dan William akan pulang malam ini?” Tanya ibunya dengan nada cemas.

Darwin memegang bahu ibunya, “Iya. Ibu sebaiknya pulang atau ibu mau beristirahat di dalam dulu, supaya merasa tenang.” Sahut Darwin yang ikut cemas melihat wajah Kayla.

Kayla memegang tangan Darwin, “Ibu istirahat di dalam saja nak, ibu tidak ingin pulang ke rumah.” sahut ibu lalu pergi ke bilik kamar yang berada di dalam toko tersebut.

******

...3 Hari setelah kemudian....

Lelaki pria paruh baya berlari dengan wajah yang pucat. “Nyonya! nyonya! tuan muda nyonya.” teriak terbatah-bata lelaki paruh baya di luar pertokoan Darwin .

Sontak saja mendengar kata-kata tuan muda, ibunya berlari keluar menemui lelaki itu.

“Ada apa! Cepat katakan ada apa dengan William anakku dan suamiku?” Kayla histeris sambil menggoyang-goyangkan badan lelaki tersebut.

Darwin yang berusaha tenang memegang bahu Kayla, “Ibu tenanglah dan Paman tenang lalu bicara yang jelas.” ucap Darwin yang berusaha tenang.

Dengan keringat yang bercucuran serta baju yang terlihat kotor dan bauk, “Tu..tuan muda di serang dan di rampok, me..mereka tidak selamat.” Ucap lelaki itu dengan gugup dan gemetar.

Kayla menutup mulut dengan kedua tangannya, “Apa?” Kayla tertegun lalu terjatuh dengan kedua lututnya.

Bak petir menyambar di siang bolong, Kayla syok suami tercinta dan anaknya telah hilang selamanya di tangan orang yang tak bertanggung jawab. Pikiran kosong hingga membuat dia hilang akal dan mengunci mulutnya untuk selamanya.

Setelah pemakaman suami dan anaknya Kayla benar-benar hilang dari raganya, seakan-akan ikut terkubur bersama anak dan suami ia cintai.

Darwin yang sedang memegang piring yang berisikan lauk dan sayur membujuk Kayla, “Ibu! ibu makan dulu, ini Darwin bawakan makanan untuk ibu. Ibu harus makan demi ayah dan William, untuk Darwin juga.” Ucap Darwin sambil menyuapi makanan ke mulut ibunya.

Ibunya hanya diam tidak berkata satu kata apa pun, hanya menatap kosong kaca jendela di pusat pertokoan Darwin.

Darwin yang sudah tidak bisa membendung kesedihannya menatap wajah ibunya.

“Maafin Darwin ibu, bukannya Darwin tidak ingin menjaga William dan ayah. Bukan juga tak ingin ikut asal ada undangan atau pertemuan-pertemuan antara kolektor lainnya."

Aku hanya ingin menjaga ibu. Aku tidak perduli harta dan yang lainnya, ibu sadarlah masih ada satu anakmu yang membutuhkanmu sekarang.” Ucap Darwin sambil bersujud dan memeluk kaki ibunya sambil berderai air mata.

Tapi tetap saja, Kayla bagaikan pohon tanpa daun dengan batang pohon yang mulai mengering tapi masih bisa berdiri tegak di atas bumi.

1 tahun setelah kepergian ayahnya dan William. Darwin menjual semua kenangan yang mengenai ayah dan William, Darwin juga menjual rumah yang indah nan permai itu dan memutuskan untuk tinggal di pertokoan bersama ibunya.

Darwin berjalan menuju ranjang, “Ibu! Sekarang kita tidak punya rumah lagi karena Darwin sudah menjualnya. Sekarang kita lebih bagus tinggal di sini saja, Darwin juga sudah membawa beberapa barang kesayangan ayah namun tidak barang kesayangan William."

"Darwin tidak tahu di mana gantungan kunci kesayangan William yang selalu di bawanya ke mana-mana! Maafkan Darwin ya ibu.” Sambil memeluk ibunya yang kala itu duduk di atas kasur.

Lagi dan lagi, tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Kayla.

Hari demi hari Darwin melewati hidup yang dulunya penuh kehangatan dari sang ibu, kini kehangatan itu sudah hilang. Hidupnya terasa begitu kesepian, ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya bisa menjaga dan merawat ibunya yang kini terbaring lemah dan sakit semenjak kejadian itu.

Hingga satu tahun tiga bulan setelah kepergian ayah dan William ibunya meninggal dunia. Darwin begitu sedih dan membuatnya sangat putus asa.

Bersambung...

Terima Kasih sudah mampir untuk membaca 😁**.

Tahun 2015

Part 3

_______

Tahun 2015

Toko Barang Antik.

Kling!

Kling!

Kling!

( suara bel di depan pintu toko ).

Syahri memasuki toko tersebut.

Seorang wanita berumur 40 tahun yang sedang berdiri di meja kasir menyapa, “Selamat siang Syahri!”

Syahri yang sudah memasuki toko berjalan masuk, “Selamat siang ibu Jenny! saya ingin lihat-lihat sebentar ya?” Sahut Syahri gadis manis berambut pirang ikal bawah.

Dengan wajah yang fokus di depan kasirnya wanita itu menjawab. “Silahkan tapi jangan berhutang y0a? Hehe canda.” ucap wanita tua sambil tertawa lembut kepadanya.

Syahri pun berkeliling melihat-lihat barang antik di toko ibu Jenny. Hingga ia melihat ada cahaya yang bersinar dari suatu benda dan membuat dia tertarik ingin melihatnya langsung.

Ting!!

Syahri berjalan mendekati jejeran rak yang memantulkan cahaya. “Cahaya biru apa itu tadi?” Bisik nya sambil berjalan mendekati benda tersebut.

Wajahnya menatap dekat ke benda tersebut, lalu benda tersebut bercahaya kembali.

Cliing!!

Syahri mundur 2 langkah kebelakang, “Auuw! Sinar apa ini?” dengan kedua tangan menutup matanya.

Syahri mendekatkan wajahnya kembali dan memastikan cahaya itu berasal dari mana. “Hanya gantungan kunci tidak menarik sama sekali, tapi lucu gambar boneka lucu." Syahri mengambil gantungan kunci kuno yang terpajang sambil berkata. "Baiklah aku akan membelinya untuk mainan tasku.” Bisik nya pelan sambil berbicara sendiri dan pergi ke kasir untuk membayar.

Dengan wajah yang memelas Syahri menatap wajah Ibu Jenny. “Ibu Jenny yang cantik aku mau ini satu ya? Kira kira berapa harganya.” Tanya Syahri sambil merayu.

Ibu Jenny menekuk kedua alisnya, “Sudah jangan merayu ambil saja, karena sebenarnya saya tidak tertarik. Kemarin ada seorang anak kecil butuh uang buat makan dan untuk beli obat buat ibunya dan dia menawarkan gantungan itu kepadaku jadi aku beli saja. Lagian barang itu kurang menarik bagiku.” Ucap Jenny sambil memberitahu dengan tersenyum.

Syahri melompat kegirangan dengan tangan yang memegang gantungan kunci tersebut. “Ahh! yang serius ibu Jenny?” sambil mengedip-kedip kan matanya ke hadapan Ibu Jenny.

Ibu Jenny menganggukan kepalanya, “Iya benar kalau kamu mau bayar, bayar aku lima ribu dolar. Sudah sana pergi sebelum aku berubah pikiran.” Seru Jenny mengusir Syahri dengan nada bercanda.

Syahri berjalan sedikit di depan pintu toko. “Terimakasih! Terimakasih!” sambil membungkukkan badannya dan berjalan keluar dari toko ibu Jenny.

Gantungan ini tidak begitu spesial tapi aku akui sedikit aneh, tapi apa yang membuatnya bersinar ya? Ah sudahlah aku jalan saja.

Batin Syahri yang bertanya-tanya sendiri sambil menatap terus gantungan itu.

Syahri terus berjalan tak lama kemudian ia sampai ke rumah dan mengambil kunci kemudian membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam.

Ceklek!!

(Suara membuka pintu)

Beft!

Beft!

( suara SMS masuk )

📩 "Selamat kamu di terima kerja menjadi karyawan kami, mulai besok kamu bisa masuk dan jangan terlambat.”

Isi pesan tersebut.

Syahri yang sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang mengulurkan tangan meraih ponsel yang tak jauh dari dirinya kemudian membuka isi pesan tersebut.

“Haa! Apakah ini benar aku seperti mimpi saja, dari sekian banyak lamaran yang aku masukkan baru ini aku di terima.” Kegirangan di atas kasur sambil menggulingkan badannya.

Syahri melompat dari ranjang, “Aku harus pakai baju apa ya? Hanya ada beberapa kemeja dan rok saja di lemari ku. Tapi tidak mengapa untuk sementara aku bisa memakai yang ada dulu.” Ucap Syahri sambil berdiri melihat isi lemarinya.

******

Pukul 07:00 pagi.

Kring!

Kring!

Kring!

( Suara jam digital berbunyi kuat ).

Dengan kedua mata yang masih terpejam, Syahri mengulurkan tangannya, “Jam berapa ini, kenapa jam ini bising sekali.” Sambil memencet jam yang berdering.

Kedua mata Syahri terbuka lebar menatap jam digital, “Haaa! Sudah jam 07:00 pagi. Aku kesiangan gimana nih aku harus bergegas.” Sambil melompat dari tempat tidurnya .

Dengan wajah yang masih kusut dan berantakan ia berlari ke kamar mandi. “Aku tidak sempat mandi, aku gosok gigi saja langsung pergi aku tidak boleh terlambat.” Ucapnya sambil memakai baju dan menata rambutnya.

Syahri terus berlari dan berlari sampai ia menaiki bus. Kemudian ia berlari kembali agar cepat sampai ke tempat pekerjaan barunya.

...Di Toko Butik....

Tap!

Tap!

Syahri terus berlari kencang menuju tempat pekerjaan barunya. Langkah kakinya terhenti tepat di sebuah Toko Butik.

“Huft! Akhirnya sampai juga.” Menghela nafas sambil mengusap keringat yang ada di keningnya.

Seorang pria tinggi memakai jas hitam mendekat, “Ada yang bisa saya bantu?” Tanya pria tersebut yang berjaga di depan sebuah butik.

Dengan nafas yang terputus-putus, Syahri membritahu. “Pak semalam saya di panggil untuk bekerja di sini, kira-kira ruangannya di mana ya pak!” jawab Syahri yang sedikit kelelahan.

Pria yang tegap yang memakai stelan jas hitam membuka pintu masuk toko tersebut, “Oh, kamu sudah terlambat nanti nyonya pasti marah kepadamu. Mari cepat saya antar ke ruangan nyonya muda.” Seru penjaga.

Pria yang berjaga mengantarkan Syahri ke ruangan pemilik Toko Butik tersebut. Langkah kaki Syahri dan penjaga terhenti di depan ruangan.

Tok!

Tok!

Tok!

( suara ketukan pintu)

“Masuk.” Jawab singkat nyonya muda sebut saja namanya Salsa.

Penjaga toko tersebut membuka pintu ruangan, “Nyonya muda ada pegawai baru yang baru datang.” Ucap pria tersebut memberitahu.

Salsa yang sedang duduk di kursi besar miliknya menjawab, "Suruh dia masuk dan biarkan kami berdua.” ucap Salsa terdengar tegas.

Penjaga pintu toko menutup pintu ruangan, kemudian memandang Syahri. “Kamu boleh masuk! saya cuman mau kasih tau jangan banyak ngomong yang membuat nyonya muda kesal.” Ucap pria penjaga toko tersebut memberitahu.

Syahri menundukkan sedikit tubuhnya, “Baik terimakasih Pak.” Balas Syahri dengan senyuman dan masuk ke ruangan Salsa.

Dengan wajah yang gugup Syahri melangkahkan kakinya dan berhenti tepat di depan meja Salsa. “Permisi! maaf saya terlambat karena untuk mendapatkan bus tadi susah bu.” Ucap Syahri sambil menundukkan kepalanya.

Salsa menatap tajam wajah Syahri, “Saya tidak mau dengar alasan apa pun, kalau mau kerja di sini harus disiplin jangan telat apapun yang kamu ucapkan saya tidak perduli. Paham!” Tegas Salsa.

Dengan wajah yang terlihat gugup Syahri menjawab dan bertanya. “Baik bu! Maaf kalau saya boleh bertanya kira-kira tugas saya apa ya bu?"

Dengan kening yang mengerut menatap wajah Syahri, “Tugas kamu melayani semua pengunjung saya, jika ada yang ingin membeli atau merancang baju kamu kasih liat modelnya."

Salsa memberikan sebuah buku yang terlihat tebal dengan sampul yang cantik, "Ini bukunya dan kamu silahkan pergi bergabunglah dengan tim lain, tapi ingat saya tidak suka dengan orang yang banyak berbicara dari pada bekerja dan tidak boleh berkumpul saat bekerja karena masing-masing sudah mendapatkan tugas dari saya. Oh satu lagi panggil saya nyonya Salsa bukan ibu kamu pikir saya sudah menikah, paham kamu dan ini baju kamu.” Tegas Salsa dengan nada tinggi.

“Paham nyonya Salsa kalau gitu saya keluar.” Ucap Syahri sambil membawa buku-buku yang berisikan model desain yang terbaru dan keluar dari ruangan Salsa.

“Wah indah sekali desainnya, ingin sekali mempunyai baju rancangan termahal dari desainer ternama.” Ucap Syahri membuka buku-buku rancangan yang di pegang nya sambil berjalan menuju ruang kerja.

Syahri berjalan keluar dari kantor Salsa dan menuju ruang baju-baju yang di jajakan di toko tersebut. Syahri bingung melihat begitu besar dan luasnya butik tersebut, lihat sana lihat sini sampai ia melihat ada wanita yang memakai seragam sama seperti yang ia pakai dan sedang berdiri di tengah tengah jejeran baju mewah.

“Permisi kak, kalau boleh tau saya bertugas di mana ya?” Tanya Syahri yang menghampiri gadis tersebut.

Dengan kedua tangan yang di lipat dan kening yang di tekuk, “Kok tanya aku, Salsa bilang apa tadi ke kamu?” Ketus gadis itu ke Syahri.

Syahri tersenyum, “Nyonya muda bilang kalau tugas saya melayani dan memberi tahu jika ada orang yang ingin memesan dan mendesain baju kak Mimi.” Ucap Syahri sambil melihat bet nama di baju wanita tersebut.

Mimi mengerutkan keningnya. “Lihat di sana kamu di tugaskan di depan, berarti kamu menjaga di sana.” Jawab ketus Mimi sambil menunjuk ke arah pintu masuk.

Dnegan wajah yang tersenyum Syahri menundukkan sedikit tubuhnya, “Terimakasih! terima kasih kak.” Syahri berbalik badan melangkahkan kakinya berjalan menuju jejeran baju paling depan.

*****

Tepat pukul 10:00 pagi, Syahri telah berdiri lama sambil merapihkan susunan baju yang terpajang di dekat ia berdiri. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang masuk.

“Wah, lihat-lihat tunangan nyonya Salsa datang, ganteng sekali.” Bisik semua karyawan yang berada di toko tersebut.

*Apaan sih macam gak pernah liat laki-laki saja, tapi ia sih ganteng juga udah tinggi, putih hidungnya mancung wajahnya seperti campuran Pakistan.

Coba aku punya pacar seperti itu, sudahlah mana ada lelaki yang mau dengan aku yang jelek dan miskin ini*.

Batinnya Syahri memandangi tunangan Salsa yang saat itu sedang berdiri di hadapannya.

Tiba-tiba saja pemuda itu menegur Syahri. “Permisi! Ada nyonya di dalam? Kamu anak baru pasti kamu belum kenal ya, sudahlah gak guna ngomong sama kamu.” Ketus tunangan Salsa yang sudah bertanya tapi menjawabnya sendiri.

Syahri menolehkan wajahnya, “Iihh! Menjengkelkan seperti itu rupanya lelaki kaya, tidak sopan baru saja aku menyanjungnya di dalam hati." Syahri menekuk keningnya menatap kepergian pria tersebut. Huft! Malas sekali lihatnya.”

Para Staf yang menjaga toko tersebut tertawa secara bersamaan, “Ha ha ha! kasian sekali sudah pikir beneran di tanyain rupanya gak?”

Sialan aku kan jadi malu.

Batin Syahri dengan wajah yang memerah karena menahan malu.

20 menit kemudian.

Tap!

Tap!

Tap!

(suara langkah kaki)

Tunangan Salsa yang sedang menggandeng tangan Salsa. Sembari berjalan membelai lembut pipi Salsa, “Sayang kamu hari ini cantik sekali. Apakah kamu sudah makan?”

“Aku kan memang selalu cantik." Sahut Salsa sambil menyandarkan kepalanya di lengan pria yabg di sebut tunangannya.

Sambil melangkahkan kaki Salsa menjawab. "Bagaimana kalau kita mencoba makanan di Restoran yang baru buka itu sayang.” Jawab Salsa sambil menggandeng tangan tunangannya lalu berjalan menuju pintu keluar.

Iihh! Menjijikkan.

Batin Syahri mendengar suara sahut menyahut mereka kala itu yang lewat di depannya.

Tak terasa waktu berjalan cukup baik, Syahri menikmati pekerjaan barunya dengan sangat nyaman hingga 2 minggu lama nya ia bekerja di situ. Namun tetap saja walaupun merasa pekerjaan itu nyaman pasti ada saja problem di dalamnya.

**Bersambung.

Terimakasih sudah mampir😉😊**.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!