Rasanya berat, sangatlah berat. Aku baru saja berdamai dengan mereka, baru saja aku merasakan keluarga.
Tapi aku harus pergi, ini pilihan yang sudah kujalani. Meninggalkan kota kelahiranku, kota dimana aku besar dan penuh dengan cerita.
"Cally," rengek Arletta menatap sendu saudaranya itu.
Cally tertawa, ia tersenyum menatap Letta yang begitu menggemaskannya. Mendekap tubuh itu dalam peluknya, memastikan tubuh itu akan selalu berdiri tegak menantinya kembali.
"Jangan nangis dong," pinta Cally yang mulai berderai air mata.
Kedua wanita itu terlihat begitu haru saat saling memeluk, saling mendekap menyalurkan kekuatan masing-masing.
"Udah ya, masa aku pergi dikasih air mata ini dih," dengan sayangnya Cally menghapus air mata Letta dengan tangannya sendiri.
Penuh sayang, Cally membelai rambut juga wajah adik sepupunya itu. Sambil mengukir senyum, ia meminta Letta untuk tetap sehat sampai ia kembali.
"Janji ya," mengulurkan jari kelingkingnya.
"Ehm, aku janji. Kamu disana baik-baik juga ya," pinta Letta berderai air mata.
"Pasti," yakin Cally.
Arletta bersama Arga menatap kepergian Cally, perlahan namun pasti tubuh Cally mulai hilang dari jangkauannya.
"Sayang," tangis Letta dipelukan suaminya.
"Usst, udah ya. Cally pasti baik-baik saja," hibur Arga mencoba menenangkannya istrinya.
Cally memang pernah bersalah pada hidup istrinya, namun itu dulu dan tak membuat Arga mendendam padanya.
Kini ia lebih bisa menerima Cally sebagai saudara istrinya, orang yang harus ia jaga juga agar tak membuat sedih istrinya.
"Aih sayang, jorok banget soh."
Arga kesal dengan kebiasaan Letta, bisa-bisanya istrinya itu begitu jorok didepan umum.
Letta dengan santainya membuang ingusnya pada ujung jaket Arga, tak hanya itu bahkan ia juga membersihkan tangan kotornya pada baju suaminya.
"Gini aja protes sih sayang," kesal Letta mengerucutkan bibirnya.
"Selamat tinggal Jakarta," batin Cally sebelum benar-benar pergi.
**
Waktu seolah berjalan dengan begitu cepatnya. Tak terasa kini sudah 5 tahun semenjak kepergiannya.
Tak banyak perubahan, kecuali kini Seruni telah tiada saat melahirkan buah hatinya. Sebuah pukulan amat berat bagi Letta.
Jesika sudah mengambil alih beberapa perusahaan keluarganya dibantu oleh Orland sebagai suaminya. Tak hanya itu, kini baby Shaka juga sudah menjadi seorang kaka.
Letta kembali melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik dan begitu menggemaskan. Kelahiran yang bertepatan dengan kematian Seruni, kakanya.
Laisa Aura Wijaya, putri kecil berusia 2 tahun kesayangan keluarga Wijaya.
Samira Anasia, putri kesayangan David yang juga berusia 2 tahun. Seruni juga Letta melahirkan bersamaan akibat sebuah kecelakaan yang mereka alami.
Persaingan bisnis begitu ketat, membuat musuh Arga dimana-mana. Tak hanya itu, David yang juga sudah mengembangkan bisnisnya menjadi sasaran para pengusaha lainnya.
"Anak-anak mama," teriak Letta dari arah meja makan.
Nampak dua bocah saling bergandengan tangan, berlari kecil menghampiri mamanya yang terus saja berteriak memanggil.
"Mama," seru keduanya begitu gemas.
"Kemari, waktunya makan oke."
Letta dengan penuh sayang mendudukan anak-anaknya, mengambilkan makanan mereka juga minumnya.
"Mama," serunya begitu kesal melipat kedua tangannya.
"Ada apa pengeran kecil," sambut Letta pada Shaka yang kini sudah berusia 6 tahun.
"Mama hanya memanggil adik-adik saja," protesnya.
Letta hanya tertawa, ia begitu gemas dengan ketiga anaknya. Betapa ia juga bersyukur saat Shaka yang masih berusia 6 tahun bisa menjaga kedua adiknya dengan penuh kesabaran.
Namun ditengah-tengah acara makan siang, tiba-tiba saja ponsel Letta berdering.
"Apa kabar Letta."
...-----🍒-----...
...Hai, Cally Danie kembali sesuai permintaan kalian semua. Maka dari itu jangan lupa masukkan daftar favorit agar tidak ketinggalan updatenya. ...
...Kalau responnya bagus, banyak komen like juga favorit kita lanjut ya .. 😄...
...Terima kasih.. ...
"Apa kabar Letta," sapa seseorang dari ujung sana.
"Siapa ya?"
"Hahhahaa.." tawanya saat mendengar pertanyaan dari Arletta.
"Apa harus ada kematian lagi diantara kita," tawanya membuat ingatan Letta kembali berputar.
Tangannya bergetar hebat hingga tanpa sengaja ia menjatuhkan ponsel miliknya. Shaka segera turun dari kursi dan memeluk mamanya.
"Mama, mama kenapa?"
Shaka begitu panik saat mamanya tak kunjung merespon dirinya. Mata Letta bergetar menatap tak tentu arah.
Laisa juga Mira (panggilan Samira) menangis histeris menatap mamanya.
"Astaga sayang," Letta benar-benar terkejut saat mendengar jerit tangis kedua putrinya. Terlebih Shaka yang tak melepas pelukannya sedari tadi.
"Cup cup cup, mama baik-baik aja kok."
"Ada apa ini ," tanya David yang kebetulan baru saja masuk kedalam rumah.
"Ayah," seru kedua bocah perempuan itu dengan begitu lantangnya.
David berjalan menghampiri keduanya, memeluk dua peri kecil hatinya.
"Anak-anak ayah kenapa pada nangis," tanyanya begitu hangat.
"Mama ditelpon orang jahat ayah," adu Laisa dengan begitu menggemaskannya.
David menatap Letta yang membuang arah pandangannya. Beranjak dari posisinya, David seger mengambil ponsel Letta yang ada dilantai.
"Shaka, " panggil David.
"Ya ayah."
"Boleh ayah minta tolong jagain adik-adik nggak? Soalnya ayah mau ngobrol dulu sama mama," seru David menyetarakan tinggi mereka.
"Siap ayah, Shaka bakal jagain adik-adik kok."
David begitu menyayangi Shaka seperti putranya sendiri. Diacak-acaknya rambut rapi Shaka hingga membuat bocah itu nampak kesal.
"Ayah, jangan suka berantakin rambut aku. Aku ini bukan anak kecil," protesnya membuat David tertawa.
"Iya, maaf ya bocah gede."
...**...
London,
Wanita cantik nampak begitu elegan berpose didepan kamera. Dengan lihainya ia berganti gaya sesuai arahan, liuk tubuhnya seakan mengikuti suara kameranya.
"Oke, finish."
Sarah, seorang photografer perempuan yang telah menyelamatkan Cally dari keterpurukannya. Sarah yang dulu ditemui saat pelariannya, kini malah bekerja sebagai rekan bisnisnya dalam dunia modeling.
"Capek banget tau," keluh Cally duduk dikursinya.
"Thanks banget ya udah bantuin gue hari ini," senang Sarah duduk disebelahnya.
"Loe ingat ya, ini terkahir."
"Siap bos, gue janji deh."
"Hai girls," sapa laki-laki pada keduanya.
"Hai."
"Baby," histeris Sarah.
Mike Aurls, warga asli London yang sudah terkontaminasi oleh Cally juga Sarah. Mata coklat yang selalu menghipnotis keduanya itu kini berdiri dihadapannya.
Mike berpacaran dengan Sarah semenjak 3 tahun lalu, dan keduanya terlihat asyik menikmati hubungannya.
Mike adalah warga London yang lebih pintar berbahasa indonesia, tentu itu ulah Sarah juga Cally.
"Sayangnya aku, kamu lagi apa?" memeluk erat pacarnya.
"Lagi mikirin kamu, lagi kangenin kamu."
"Uh gemesnya sayang aku ini," mencubit kedua sisi pipi Sarah.
"Kalian mesra-mesraan lagi, gue gampar satu-satu pakai bakiak nih."
Cally yang kesal segera mengancam keduanya, walau keduanya tahu itu hanya candaan namun keduanya tetap berhenti saat sudah ditegurnya.
"Hari ini mau kemana ?" tanya Mike duduk dipangkuan Sarah.
"Gue mau balik ke rumah ya, capek."
"Yah kok loe nggak asyik sih Cal," protes Sarah.
"Heem," ngikut Mike.
"Gue capek banget tau," ucap Cally sambil memainkan ponselnya.
"Lagian ya kalau gue ikut ntar yang ada gue bisa kena serangan jantung," lanjut Cally dengan gaya candaannya.
"Emang kita pembawa penyakit."
"Bukan penyakit, tapi tukang pamer."
"Cal masa loe mau pulang sih."
"Sarah, loe kan udah ada lakik loe ini. Gue biar istirahat aja napa dirumah," bujuk Cally.
"Yakin loe dirumah sendirian gpp?"
"Iya yakin."
"Atau kita beli aja makanan sayang, terus nanti kita makan dirumah."
"No Mike, gpp kok. Kalian pergi aja," cegah Cally.
"Tapi loe jangan sedih-sedih lagi ya?"
"Iya enggak kok," janji Cally.
"Tapi kapan loe balik ke indo."
...-----🍒-----...
...Hai semua, maaf ya nunggu lama updatenya....
...Cuma mau kasih tau nih, disini ceritanya fokus ke CallyDaniel yah. Tapi tetap ada Arga Letta nya kok....
...Jangan lupa terus klik like, favorit terus berikan komen kalian setelah membacanya. satu like satu komen itu berarti buat penyemangatnya....
...Terima kasih semua...
Pulang ? Kata-kata itulah yang terus terngiang dalam fikirannya. Pertanyaan Mike terus saja memenuhi fikirannya, membuat Cally kembali bimbang dalam keputusannya.
"Apa gue bisa pulang ya," gumamnya melangkah masuk kedalam kamarnya.
Cally merebahkan tubuh lelahnya pada ranjang king sizenya. Menatap langit-langit kamarnya, Cally terus saja memikirkan keputusannya.
"Dulu gue kira nggak akan lagi kembali ke Jakarta, tapi pertanyaan Mike bikin gue bimbang."
"Gue juga kangen banget sama Letta, apalagi mommy," ia terus saja bergumam seorang diri didalam kamarnya.
"Akhhh, pulang apa nggaknya!" kesal Cally menutup wajah dengan kedua tangannya.
"Nggak! Nggak usah pulang."
Pada akhirnya Cally memutuskan untuk menetap di London, entah kenapa ia masih begitu enggan menginjak kembali tanah kelahirannya.
Disaat dirinya tengah memejamkan matanya sejenak, tiba-tiba bayangan wajah Daniel sekejap datang menghampirinya.
"Astaga!"
"Bodoh!! Udah 5 tahun masih aja keingat," Cally begitu marah pada dirinya sendiri. Sudah hampir 5 tahun, tapi ia masih belum bisa melupakan bayang laki-lakinya.
Dan pada akhirnya ia memutuskan berendam untuk menghilangkan penat difikirannya.
**
Pagi yang begitu cerah, nampak wajah gadis kecil berseri-seri begitu riang. Tangan mungilnya menarik koper mini berwarna hijau kesukaannya.
Meya Agrasi, putri dari dokter Daniel. Gadis yang begitu imut, lucu serta menggemaskan. Namun terkadang ia menjadi gadis pemurung saat melihat kedua orang tuanya.
"Pagi papy," sapa gadis kecil dengan begitu riangnya.
"Pagi anak papy yang paling cantik ini," mencium kening putri cantiknya.
Daniel membantu Meya untuk duduk diatas kursinya, ia juga membantu anaknya untuk mengambil sarapannya.
"Pagi papy sama Meya sayang," sapanya dengan begitu riang.
"Pagi mamy. Papy itu mamy ucapin salam loh," ucap Meya.
"Iya sayang. Pagi," jawab Daniel seasalnya.
Vira, wanita yang dulu dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Wanita yang dulu mati-matian ditolaknya, hingga satu kesalahan membuatnya terpaksa menikahinya.
Vira yang sudah terbiasa kini hanya menghela nafasnya saat mendapat perlakuan dingin dari suaminya.
Baginya tak masalah, asalkan suaminya bisa menerima anak semata wayangnya.
"Meya sayang, nanti dianterin dulu sama papy ya kesekolahnya."
"Kenapa mamy," tanyanya balik. Vira mendudukan dirinya, menatap hangat putri kecilnya.
"Mamy ada kerjaan sayang, cuma hari ini aja kok."
"Iya deh."
"Mas, aku minta tolong ya."
"Ya."
Begitu ketus, jawaban Daniel begitu melukai hati istrinya. Namun apalah daya, Vira harus terima konsekuensi untuk perjodohan yang dijalaninya.
"Segera dihabisin sayang ya, nanti papy terlambat," seru Vira pada putrinya. Ia dengan sekuat tenaga menahan air matanya agar tak lolos keluar.
Dalam perjalan Meya begitu riang serta asyik bercerita. Gadis itu tak hentinya menceritakan tentang teman-teman barunya.
Setelah menikah, Daniel memutuskan untuk pergi meninggalkan kota Jakarta. Meninggalkan semua kenangan manis yang selalu tersimpan dihati.
Dan baru-baru ini ia memutuskan kembali ke Jakarta setelah 5 tahun pergi tanpa kabar berita.
Meya terus saja bercerita dengan begitu hebohnya. Ia begitu antusias saat menceritakan semua kawan barunya.
"Papy nanti kenalan ya sama temen-temen aku," pintanya memaninkan kedua matanya.
"Oke deh bos," riang Daniel membelai puncak kepala anaknya.
Meya tersenyum begitu tulus pada papynya. Ia begitu bahagia selalu menjadi prioritas papynya.
"Ayo turun papy," tarik Meya pada sebelah tangan Daniel.
"Sabar nak, papy turun dulu ya."
"Arletta."
...-----🍒-----...
...Hai semua, maaf ya nunggu lama updatenya....
...Jangan lupa terus klik like, favorit terus berikan komen kalian setelah membacanya. satu like satu komen itu berarti buat penyemangatnya....
...Terima kasih semua...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!