NovelToon NovelToon

The Way To Marry You (KPdAM S2)

Back

Gadis dengan toque di kepalanya, terlihat lihai dengan pisau ditangannya. Jangan lupakan dengan lipatan di toquenya, yang menandakan tingkatan yang sudah ia tempuh walaupun masih diusia yang muda.

*Toque\= topi koki

Beberapa orang yang kagum akan aksinya, membuat gadis itu bersemangat untuk meneruskan aksinya sendiri. Memasak sampai mengeluarkan api, juga aksi menggoyang-goyangkan masakannya tanpa jatuh. Sungguh diluar ekspektasi juga rasa masakan yang lezat itu.

Prok prok prok

Suara tepuk tangan saat aksi yang gadis itu lakukan selesai. Senyum dengan membungkukkan badannya, menandakan bahwa gadis itu benar-benar berterimakasih atas apresiasi yang seluruh pelanggan lakukan untuk gadis itu. Dan itu tak luput dari sepasang mata yang menatap gadis itu dengan bangga juga.

Entahlah, dirinya yang awalnya tidak bisa memasak sama sekali malah tertarik untuk terjun di dunia permasakan seperti ini. Namun dirinya tak menyangka juga, kalau banyak apresiasi yang akan dia dapatkan. Dan pastinya, gadis itu merasa puas dengan apa yang ia capai.

Setelah pertunjukan yang memakan serbuan tepuk tangan meriah, akhirnya waktu untuk restauran itu tutup telah tiba. Rasanya bahagia saat para pelanggannya memakan dengan lahap sembari menyaksikan langsung para chef yang memasakkan makanan mereka.

"Hahaha, cheers!" Tawa gadis itu sembari mengangkat mocktail ditangannya.

"Wah, sangat cocok untukmu mendapatkan tepuk tangan yang meriah itu!" ujar salah satu pria diantara yang lainnya pada gadis yang beratraksi tadi.

"Yaw! Kau hebat sekali, Bel!"

Gadis itu tertawa kecil menanggapi pujian dari teman-temannya. Gadis dengan rambut yang cepol asal itu, tak sadar kalau dibelakangnya sudah ada seorang pria yang datang menghampirinya. Dan tiba-tiba....

Grebb....

"Kamu tidak merindukan aku?" Bisikan dari belakang gadis itu dengan tangan yang melingkar di pinggang gadis itu. Gadis yang tak lain adalah Abel, membalikkan badannya dan menghadap pria yang tak lain adalah Acarl.

Abel tersenyum manis melihat Acarl yang menatapnya sayang. Sementara yang lain, memberi tatapan berbeda-beda saat melihat adegan romantis yang Acarl dan Abel berikan. Bukan kali pertama sih melihat kemesraan antara Abel dan Acarl, walaupun biasanya mereka melihat dari layar ponsel Abel. Karena Acarl yang harus bertugas di luar negri untuk mengurus proyeknya, tapi tetap saja itu menganggu jiwa kejombloan mereka.

"Yeyeye, mesra-mesraan terus kapan nikahnya?!" Celetuk salah satu pria yang bernama Dani. Dani adalah teman sekaligus karyawan Abel di restauran yang Abel punya ini. Yap benar sekali, Abel sekarang adalah koki yang bersertifikat dan sudah mendunia juga.

Abel yang mendengar ledekan Dani, menoleh padanya sembari menjulurkan lidahnya tanda meledek si ganteng-ganteng jomblo itu. "Kenapa? Iri?" Tanya Abel yang semakin mendekatkan dirinya pada Acarl untuk menggoda pria itu.

"Santai santai, kayak nggak biasa liat aja!" Sela Hera menengahi Dani dan Abel yang saling menatap dengan maksud saling mengejek. Hera adalah salah satu karyawan wanita di restauran Abel, karena sebagian besar diduduki para lelaki yang mahir dalam memasak.

Abel yang sudah puas mengejek Dani, akhirnya beralih pada pria dibelakangnya yang sudah sejak tadi menunggunya. Dengan segera, Abel menarik tangan pria itu untuk dibawanya ke tempat yang jauh dari kebisingan orang cemburu yang mengitarinya.

Rooftop restauran dengan kelap-kelip lampu kota yang terbentang didepannya, membuat rooftop ini menjadi salah satu tempat yang Abel yakini untuk bersantai setelah penatnya memasak tadi.

"Maaf aku tidak menjemput mu tadi." Ujar Abel yang langsung mendapat jitakan dikepalanya. Tentu saja pelakunya Acarl!

"Apa kamu pikir aku pria yang tidak peka terhadap sesuatu!? Bagaimana mungkin aku menyuruh gadisku ini menjemput ku, padahal sedang memberikan pertunjukan yang hebat seperti tadi." Jawab Acarl membuat Abel tak kuasa untuk segera menubruk dada bidang Acarl.

Harum dan hangat yang sama seperti dua tahun yang lalu, saat pertama kali ia memeluk pria yang sama dengan yang dipeluknya sekarang. Sejak Abel memilih untuk mengambil sekolah chef, ia harus berpisah dengan Acarl selama dua tahun lamanya. Yah,walaupun sesekali Acarl akan menjenguknya walau hanya sehari.

"Aku tak menyangka kalau Acarlku sudah sebesar ini, sampai-sampai bisa peka pada aku." Goda Abel membuat Acarl tak kuasa untuk mencubit pelan ujung hidung Abel.

"Sudah dua tahun lamanya sejak aku mengenal Abelrta Gourich Guston yang dulunya sangat takut menatapku. Sekarang gadis itu malah menggodaku sampai aku ingin memakannya saat ini juga." Ujar Acarl yang lalu disambut tawa keduanya.

Sama-sama sudah dewasa, dan sama-sama sudah harus mengerti satu sama lainnya. Hubungan Acarl dan Abel yang masih sebatas pasangan kekasih ini, sungguh sulit diterima semua orang yang melihatnya. Biar bagaimanapun, Abel maupun Acarl menyadari jika hubungan mereka harus lebih dari pasangan kekasih. Tapi jalan untuk mereka kesana harus ditutup dan mereka harus berjuang untuk membukanya.

"Eumm, Aku juga tak menyangka kalau sekarang aku akan menjadi bibi. Falida memberitahu kalau sebentar lagi dia akan melahirkan menurut perkiraan dokter."ujar Abel yang kini tersenyum kecut.

Acarl yang melihat senyum kecut Abel, mengerti dengan apa yang dirasakan gadisnya itu. Tangannya mulai terulur untuk meraih tangan kecil milik Abel yang terasa hangat sampai membuat Acarl lega, setidaknya gadisnya masih hidup dengan suhu yang sama seperti biasanya.

"Jalan kita dan mereka berbeda. Kalau kita tidak bertemu, belum tentu mereka juga bertemu sampai akan memiliki anak seperti sekarang. Pikirkan saja, kalau sebenarnya kita ditakdirkan untuk menyatukan hati." Ujar Acarl mencoba menenangkan Abel yang kini mulai terisak.

Keluarga. Masalah yang cukup sulit jika yang dihadapi sama keras kepalanya dan tidak mau mendengarkan. Miris memang kalau mengenang apa yang mereka alami sampai saat ini. Dan kesalahpahaman belum sepenuhnya tuntas. Menjijikan memang kalau harus mengikuti alur yang dibuat keluarga.

Setelah pertemuan Abel dengan ibunya Acarl dua tahun yang lalu, Abel sangat senang karena ibunya menyambut dengan senyum indah dan keibuan yang menenangkan. Tapi mengingat balik apa yang tuan besar Xelone lakukan padanya, membuat Abel tidak begitu yakin apakah pernikahan yang Abel dan Acarl impikan akan terwujud.

Apalagi Abel juga malu saat memperkenalkan Acarl pada keluarganya sendiri. Dimana ibunya yang super judes padanya menatap jijik pada Abel tepat didepan Acarl. Seakan berpikir kalau Abel adalah gadis penggoda yang memanfaatkan kekayaan Acarl untuk membungkam ibunya itu.

"Jangan melamun! Aku bisa berjanji padamu agar kita bisa merasakan apa yang Falida dan Rian rasakan." ujar Acarl membuat Abel tak bisa menahan senyumnya.

Acarl memang pria yang sangat di dambakan, pria yang sangat diimpikan semua orang. Dengan ketulusan hatinya, dia bahkan rela untuk melepas Abel ke luar negeri. Karena Acarl tau, Abel butuh pelarian yang positif terhadap guncangan yang harus ia terima. Dan inilah hasilnya sekarang, Abel bisa bangkit sampai menjadi koki terkenal di negara sendiri bahkan tetangga.

"Aku tidak bisa berkata apa-apa. Karena aku tau kamu pasti bisa dengan mudah menebak seluruh isi hatiku." jawab Abel membuat Acarl merengkuh tubuh mungil itu.

"Kita hadapi bersama sesuai dengan tujuan kita." ujar Acarl untuk menutup malam dingin di rooftop yang bertabur bintang untuk atapnya.

.

.

.

.

.

Halo hai🤗

Semakin kesini kita harus semakin dewasa😚

Tunjukkan sikap jangan mengandalkan umur😙

Terimakasih sudah mau mampir😭

Jangan lupa like, komen dan vote ya 🤭

See you next part:)

Dua tahun yang lalu

Dua tahun yang lalu, tepat saat Abel dan Acarl sudah sangat yakin akan memperdalam hubungan mereka. Dengan kepercayaan diri dan hati yang teguh, mereka saling memperkenalkan pasangan kepada orang tua masing-masing.

Yang pertama, Abel yang saat itu berjalan masuk ke kediaman keluarga Guston menguatkan hatinya akan memperkenalkan secara resmi siapa Acarl baginya. Dengan genggaman tangan yang tak lepas, Abel percaya bahwa hubungannya dengan Acarl akan berjalan dengan lancar. Melihat senyum ayah dan kakak laki-lakinya, Abel sungguh-sungguh yakin bahwa restu akan mengalir untuknya.

Acara berlanjut sampai tahap ke makan malam bersama. Dengan kebahagiaan hari ini, Abel mendadak menjadi putri yang baik dengan mengambilkan makanan untuk ayahnya, kakaknya dan juga Acarl. Namun tak disangka, Seorang wanita yang sudah ada sejak tadi akan menghardiknya disaat bahagianya.

"Bersikap baik kalau ada maunya." sindiran itu sungguh mampu membuat Abel melepaskan senyumnya. Dan itu semua sebab wanita yang entah sejak kapan membenci Abel, atau bahkan sejak Abel lahir?

Mood Abel yang tadinya naik, sekarang turun bagaikan langsung dilepaskan dari ketinggian. Abel menatap sinis ibunya, yang tak Abel ketahui kenapa ibunya itu selalu saja tidak menyukainya. Padahal sejak awal Abel sudah tidak memperhatikan ibunya itu, tapi entah kenapa tiba-tiba ibunya berbicara seperti itu.

Melihat perubahan wajah pada Abel, tuan Guston langsung mengambil tindakan. Sungguh merutuki ucapan istrinya itu yang tak malu didepan Acarl yang menyaksikan ini semua. Bahkan tuan Guston juga menyadari bahwa Abel sedang menahan yang seharusnya ia keluarkan.

"Ehem! Nak Acarl, apa kamu tau kalau Abel ini adalah anak yang perhatian." ujar tuan Guston pada Acarl untuk mengalihkan suasana yang tercipta karena istrinya itu.

Acarl yang mengerti, berusaha dengan tenang menanggapi pembicaraan yang tuan Guston awali ini. Karena dirinya, juga mengerti sisi lemahnya Abel saat mengingat tubuh itu pernah bergetar karena menangis. "Tentu saja ayah, saya sangat paham dengan Abelrta Gourich Guston. Dia sangat pengertian, sampai-sampai dia tidak mau kalau saya jauh darinya." respon Acarl membuat para lelaki yang ada dimeja itu tertawa.

Abel yang mengerti ayahnya melakukan ini untuknya, akhirnya ikut tersenyum. Sedikit melirik Acarl, membuat pria itu langsung menggenggam tangan Abel yang berada disampingnya. Abel dapat merasakan kalau Acarl sedang menyemangatinya sekarang. Dan itu membuat Abel masih bisa bertahan sampai sini.

Dihari selanjutnya, giliran Abel untuk pergi ke kediaman keluarga Xelone. Seorang wanita paruh baya, terlihat didepan pintu untuk menyambutnya. Senyum keibuan dari wanita paruh baya itu, membuat Abel sedikit yakin untuk melanjutkan sesi perkenalan keluarga ini, tentu dengan Acarl yang selalu ada disebelahnya.

"Apakah ini yang namanya Abel?" tanya wanita paruh baya itu yang tak lain adalah nyonya Xelone (ibu Acarl).

Dengan senyum malu-malu, Abel mengangguk untuk menjawab pertanyaan nyonya Xelone yang menyambutnya dengan ramah. Sungguh, melihat ibunya Acarl membuatnya sedikit insecure. Ibunya Acarl benar-benar terlihat seperti malaikat, dapat dilihat dari senyum dan tatapan matanya saat pertama kali melihat Abel.

Setelah rasanya senyum-senyum canggung tercipta, kini Abel dibawa nyonya Xelone untuk masuk kedalam dan menuju ruang tamu. Tak henti-hentinya ibunya Acarl menggandengnya sampai mereka duduk di sofa yang sama. Tatapan sayang sangat Abel rasakan dari ibunya Acarl yang terlihat lembut dan juga cantik.

"Ibu suka kalau kamu jadi sama Acarl. Anak nakal yang gila kerja itu, pasti bisa luluh karena kamu." ujar nyonya Xelone sembari melirik Acarl yang kini memasang wajah cemberutnya.

"Acarl memang nakal," ujar Abel yang membuat raut terkejut langsung tergambar di wajah Acarl. Namun Abel malah terkikik geli karena raut wajah itu yang jarang ia temui.

"Tapi, Acarl pria yang baik dan mengerti apa yang saya butuhkan saat dimana saya sedang sendiri." lanjut Abel membuat wajah yang tak muda lagi itu tersenyum dengan cantiknya. Dan ini adalah ungkapan jujur dari Abel untuk Acarl yang benar-benar sangat berarti dalam hidupnya.

"Syukurlah kalau anak itu bisa baik padamu," canda nyonya Xelone sebelum akhirnya beberapa camilan dan minuman sudah tersaji didepannya. Tak menyangka kalau akan secepat ini Abel akan dekat dengan ibunya Acarl, ya ini kan pertemuan pertama mereka.

Acarl yang sejak tadi diam menyimak obrolan dua wanita yang amat disayanginya, ikut tersenyum saat melihat keduanya tersenyum dan tertawa bersama. Rasanya lampu hijau sudah berkibar didepan matanya, sebelum orang yang paling berkuasa di kediaman ini datang dengan langkah tegasnya.

"Beritahu para pelayan, untuk membersihkan lantai sepuluh kali lebih bersih. Rasanya rumah ini sangat kotor hari ini." ujar tuan Xelone yang baru datang melangkah melewati tiga orang yang berkumpul di dalam ruang tamu itu.

Ingin rasanya Acarl untuk meluapkan amarahnya sekarang, tapi sentuhan di punggung tangannya membuat Acarl harus menahan semua itu. Dilihatnya Abel sedang menatapnya memohon agar Acarl tidak gegabah. Biar bagaimanapun juga, banyak kesalahan diawal hubungan mereka. Dan tidak semuda itu untuk meluruskannya.

Mengingat semua hal yang terjadi dua tahun yang lalu, membuat Abel yang sekarang sudah menjadi chef terkenal tidak bisa lemah lagi seperti dulu. Demi hubungannya dengan Acarl, Abel harus lebih berusaha lagi dan tidak menangis seperti dulu. Abel yakin kalau ia pasti bisa, bersama Acarl yang selalu setia bersamanya.

 ---------------

Pagi hari yang cerah, membangunkan Abel untuk segera bersiap membuka restauran miliknya. Mengecek bahan-bahan sampai menentukan spesial menu hari ini, dan jangan lupa menyiapkan makan siang untuk bayi besarnya yang sekarang mungkin sudah bersiap berangkat ke kantornya.

Walau terpisah karena urusan masing-masing, tapi Abel dan Acarl sudah saling berjanji kalau setianya mereka tak akan pernah lepas. Itulah yang membuat Abel sangat yakin pada Acarl.

"Selamat pagi Abel," sapa Hera yang datang duluan dibandingkan yang lain.

"Pagi juga Hera," balas Abel dengan senyumnya. Abel sangat beruntung karena disini semua menganggap sebagai teman yang tidak perlu melihat tingkatan masing-masing.

"Apa spesial menu yang akan kita tulis hari ini?" tanya Hera seraya mengenakan apron miliknya. Abel sedikit berpikir saat kemudian ingatan dua tahun lalu berjalan di benaknya, yaitu saat ia memasakan Acarl zucchini noodles dan mendapatkan apresiasi dari pria itu dengan sangat baiknya.

"Zucchini noodles, menu kita hari ini. Sepertinya akan enak untuk suasana yang mendung ini." ujar Abel yang langsung diangguki Hera. Segera Abel menuliskan spesial menu hari ini dengan senyuman yang masih ada di wajahnya.

Usaha ini karena Acarl, dan ia memiliki hobi memasak karena Acarl. Acarl sangat berarti baginya dan karenanya juga Acarl yang menjadi satu-satunya pria yang selalu ada dihatinya setelah ayah dan kakaknya.

.

.

.

.

.

Hai semua😅

Aku comeback 🥺

Sayang kalian sayang semua🌼❤️

Maaf kalau aku jarang up🥺

Jangan lupa like, komen dan vote ya 🤭

See you next part:)

Baby

Bola mata yang bulat, dan juga tangan kecil yang mungil. Netra coklat yang dalam, seakan menyuarakan kalau ibunya lah yang menurunkan warna itu untuknya. Menegaskan dengan senyum kecilnya saat ada yang bilang kalau dialah sang pemilik acara hari ini.

"Hidungnya mungil bangettt! Pengen nyubit deh rasanya!!" pekik Abel yang sangat antusias dengan makhluk kecil yang baru saja menyambut dunia dengan tangisannya.

"Cubit aja kalau mau aku gampar!" kesal seorang ibu yang merasa Abel menjadikan anaknya boneka kecil yang bisa di mainkan sesukanya. Siapa lagi kalau bukan Falida yang mengatakan itu pada Abel, sahabatnya yang datang menjenguknya yang habis melahirkan putri kecilnya bersama Rian.

Abel hanya menyengir seakan meminta ampun pada ibu yang baru melahirkan gadis mungil yang sekarang sedang tertidur dengan pulasnya. Sedangkan para pria, berkumpul dengan sesama pria. Rian, Acarl dan Eron saling tertawa membahas masalah pekerjaan yang para wanita kurang paham. Sedangkan Abel, Falida dan Clara tak lepas dari memandangi wajah mungil milik gadis yang belum memiliki nama.

"Apa kalian tidak mau memberi nama untuk baby nya? Kenapa sampai sekarang belum ada namanya?!" tanya Abel pada Falida yang kini masih berada diatas ranjang rumah sakit karena belum kuat untuk berdiri.

"Sebenarnya, aku dan Rian sepakat untuk memberikan tanggungjawab itu padamu. Yah, anak kami lahir juga karena kamu yang mendekatkan kami berdua." jawab Falida pada Abel yang malah melongo karena mendapatkan kesempatan untuk memberi nama bayi mungil yang ada didepannya ini.

"Bagaimana kalau Farian? Kan Falida dan Rian, jadinya yang Farian!" usul Clara yang sejak tadi diam saja. Tentu saja ucapan spontan Clara langsung mendapatkan tatapan nyalang dari Falida yang tidak terima anaknya dianggap martabak yang punya banyak varian!

Sementara perdebatan Clara dan Falida berlanjut, Abel masih memikirkan nama lucu untuk baby yang kini menggeliat dengan gemasnya. Seketika satu nama muncul dibenak Abel, nama yang menandakan ketulusan cinta Falida dan Rian yang bersatu memang karena cinta yang saling melengkapi.

"Archie Ariens." ucapan spontan yang keluar dari bibir Abel. Seketika perdebatan antara Clara dan Falida berhenti, tat kala nama menggemaskan terucap dengan jelas dan masuk ke telinga mereka dengan merdunya.

"Archie?"

Abel menoleh pada Falida seraya mengangguk mengiyakan apa yang Falida katakan. Falida yang semula terlihat bingung, kini tersenyum saat Abel mengangguk menandakan kalau wanita itu sudah menentukan nama untuk bayinya. "Archie Ariens, nama yang bagus." puji Falida yang ikut diangguki Clara.

"Hai Cici, selamat datang di keluarga Ariens . Archie Ariens."

-------------------

Sepanjang jalan, Abel tak lepas dari ponselnya. Menatap layar persegi panjang itu dengan seksama karena ada foto-foto bayi mungil yang baru saja menerima nama darinya. Sangat menggemaskan bagi Abel yang menyukai anak kecil apalagi yang lucu seperti Archie.

"Apa kamu sesenang itu?" tanya Acarl yang sejak tadi mengamati kekasihnya yang sedang mengamati objek di layar ponselnya.

"Iya, Archie sangat lucu dan menggemaskan. Sayang sekali aku salah membeli kado, aku malah membeli kado untuk bayi laki-laki. Ini juga salah Falida dan Rian yang tidak menyebutkan jenis kelamin anaknya." jawab Abel yang berlanjut pada curhatan atas kekesalannya salah membeli kado untuk Archie.

Acarl yang mendengar gerutuan kekasihnya, malah tertawa kecil karena memang benar kesalahan Abel sangat fatal dalam membeli kadonya tadi. Abel dengan percaya dirinya, membeli kado berupa kaos football beserta bolanya, dan kue bertuliskan selamat datang ke dunia putra Rian dan Falida. Sungguh terlalu antusias yang gagal.

"Mungkin saja anak mereka akan berubah tomboy setelah membuka kado darimu." goda Acarl yang tentu saja membuat Abel langsung melirik tajam pria disampingnya ini.

"Biarkan! Yang penting aku bisa bertemu dengan Archie yang lucu." balas Abel yang tak mau kalah dengan Acarl.

Melihat-lihat foto bayi mungil itu, terbesit suatu pikiran di benak Abel. Apa kalau dirinya mengandung, bayinya akan terlihat mirip seperti Acarl nantinya. Wajah Acarl sangat cocok untuk jadi cewe maupun cowo. Hidung mancung, bulu mata lentik dan bibir merah seperti bibir bayi. Apapun jenis kelaminnya, pasti akan terlihat menggemaskan kalau gen dari Acarl yang lebih kuat.

"Bukankah menurutmu Archie mirip dengan Rian dibandingkan Falida?" tanya Abel dengan senyum tipisnya pada Acarl yang sedang mengemudikan mobilnya.

"Memang biasanya kalau anak perempuan akan terlihat mirip dengan ayahnya." jawab Acarl berdasarkan logika yang sudah ia pastikan kebenarannya.

Abel tersenyum sesaat sebelum satu pertanyaan lagi meluncur dengan mudahnya dari bibirnya. " Apa kalau anak kita cewe akan mirip denganmu?" pertanyaan singkat, namun mampu membuat Acarl terkejut. Beruntung jalanan sedang sepi sekarang, jadi posisi terkejut Acarl tak mungkin akan mencelakakan orang lain.

"A-apa kamu bilang tadi?" tanya Acarl untuk memastikan pendengarannya masih bekerja dengan bagus.

"Emm, kalau anak kita cewe apa mirip denganmu? Kalau iya, pasti dia akan jadi gadis yang populer." jawab Abel membuat senyum diwajah Acarl terbit dengan cerahnya.

"Tentu saja aku ingin menyimpang dari hukum alam. Aku ingin anak kita mirip denganmu, mirip seperti mu karena kamu mampu membuat setiap orang terpikat padahal hanya berpapasan saja." jawab Acarl dengan senyumnya yang tiada hentinya. Rasanya benar-benar indah saat dengan gampangnya Abel membuka pintu lebih lebar untuknya.

Suasana mobilpun menjadi hangat karena obrolan manis sepasang kekasih yang masih harus berjuang untuk menuju ke topik yang tadi mereka bahas. Dan entah kapan perjuangan mereka akan berhasil dengan sukses seperti yang mereka harapkan. Karena sekarang pun, Abel ataupun Acarl belum bertindak sedikitpun.

"Walaupun malu mengatakannya, tapi aku menanti saat itu tiba." ujar Abel membuat dada Acarl sesak karena makna dari kalimat Abel sangat dalam untuknya.

"Aku juga, dan saat itu tiba aku ingin kalian menyambutku saat aku lelah selepas bekerja seharian." balas Acarl yang mendapatkan tawa kecil dari Abel.

Satu persatu temannya akan merasakan puncak ketulusan mereka berdua. Seperti sekarang, Falida dan Rian yang menikah dan memiliki putri cantik. Dan jangan lupakan Clara yang akan berbahagia mengenakan gaun pengantinnya dan bersanding dengan pria yang tidak jauh dari mereka. Siapa lagi kalau bukan Eron!

Sedangkan Abel yang memulai kisah cinta duluan dengan Acarl, malah akan tertinggal dari mereka yang baru saja memulai kisah cinta mereka. Rasa iri pasti ada, tapi iri yang harus segera ia cari caranya agar segera terpenuhi. Sungguh Abel tidak menyangka kalau hubungannya dengan Acarl akan serumit ini.

"Maaf,"

Kata penuh makna yang mampu membuat kepala Abel menoleh pada sumber suara. Tentu saja Abel menggeleng untuk mengatakan bahwa ia baik-baik saja dengan keadaan ini.

"Kita masih bisa berjuang bukan?" balas Abel sebelum akhirnya mobil berhenti tepat di depan pintu restauran yang sudah sepi karena sudah tutup satu jam yang lalu.

"Iya, kita masih bisa berjuang."

Cuupppp...

.

.

.

.

.

Halo semuanya 😭

Aku comeback 🥺

Kangen lah yaw🤭

Jangan lupa like, komen dan vote ya 🤭

See you next part:)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!