" Tuan Paul, boleh temani aku minum?" tanya gadis itu
" Tidak, aku mau pulang." tolak Paulinus
Sambil berjalan dan diikuti oleh asisten setianya yang bernama Hendrik. Gadis itupun tidak mau menyerah, gadis itu berjalan dengan cepat menyusul Paulinus kemudian memegang tangannya membuat Paulinus marah dan mendorong tubuh gadis itu hingga terjatuh.
bruk
akhhhhh
" Jangan pernah menyentuhku!!" bentak Paulinus sambil menahan tangannya yang terasa gatal akibat sentuhan gadis itu.
Semua orang menatap Paulinus dan gadis itu dan seorang pria paruh baya mendekati mereka.
" Ada apa tuan Paulinus? kenapa dengan putriku?" tanya pria paruh baya itu sambil mengangkat tubuh putrinya agar berdiri.
" Anak tuan sudah berani menyentuhku, aku tidak suka, Hendrik ayo pergi." perintah Paulinus sambil menahan hasratnya.
" Baik tuan." Jawab Hendrik
Mereka pergi meninggalkan tempat pesta pernikahan menuju ke mobil. Hendrik mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi hingga mereka sudah sampai di sebuah hotel murah.
" Hendrik kenapa kamu menyewa hotel murah seperti ini." omel Paulinus sambil berjalan dengan diikuti oleh Hendrik dari arah belakang
" Maaf tuan, hanya hotel ini yang paling bagus karena tempat menginap yang lainnya lebih jelek." ucap Hendrik mengulangi perkataannya waktu mereka pertama kalinya datang ke hotel tersebut.
" Iya aku tahu tadi kamu cerita pas kita datang pertama kalinya ke hotel ini, besok pagi kita bereskan wanita ular itu karena aku yakin dia pelakunya dan siangnya kita pulang saja aku tidak betah tinggal di hotel murah ini." ucap Paulinus.
" Baik tuan." ucap Hendrik patuh.
Kini mereka sudah berada di luar kamar hotel, mereka berdua terkejut karena kamar hotel nomer 306 ada dua.
" Hendrik panggil resepsionis di mana kamarku? kenapa nomer 306 ada dua." perintah Paulinus.
" Baik tuan." Jawab Hendrik.
Hendrik pergi ke resepsionis dan tidak berapa lama resepsionis dan Hendrik datang.
" Maaf tuan ini seharusnya 309." ucap resepsionis sambil membetulkan angka 6.
" Pergilah." usir Hendrik
" Baik, sekali lagi maafkan kami." ucap resepsionis dengan nada sopan.
Hendrik masuk ke dalam kamarnya tanpa memperdulikan ucapan resepsionis sedangkan Hendrik masuk ke dalam kamar 308 yang berada di sebelah tuannya.
Paulinus masuk ke dalam kamarnya dan menyalakan lampu saklar.
ceklek
Kamar langsung terang kemudian Paulinus membuka seluruh pakaiannya hingga polos tanpa sehelai benang pun kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk meredamkan hasratnya yang semakin memuncak.
" Si*l wanita ular itu berani bermain - main denganku, aku akan menghukumnya secara sadis." ucap Paulinus sambil mandi dengan air dingin dari shower.
Setengah jam lebih Paulinus mandi hingga tubuhnya menggigil tapi pengaruh obat itu belum juga hilang.
" Si*l dingin sekali tapi pengaruh obatnya belum juga hilang." omel Paulinus.
Karena tubuhnya sudah sangat menggigil Paulinus memutar kran shower hingga air shower berhenti mengalir. Paulinus mengambil handuk dengan tubuh menggigil kemudian keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah ranjang.
Paulinus menarik selimutnya dan matanya langsung membulat sempurna melihat seorang gadis sedang tertidur pulas dengan tubuh tanpa sehelai benangpun.
" Siapa kamu, bangun!!" bentak Paulus
hening
" Si*l dia tidur pulas sekali haruskah aku mendorongnya hingga jatuh tapi tanganku menjadi merah dan gatal - gatal." ucap Paulinus
Gadis itu masih setia memejamkan matanya walau Paulinus membentaknya membuat Paulinus terpaksa memegang tubuh Paulinus untuk di dorong ke lantai.
" Kenapa aku menyentuhnya tanganku tidak langsung memerah dan gatal." ucap Paulinus ketika tangannya menyentuh tubuh gadis itu.
Akhirnya untuk pertama kalinya mereka melakukan hubungan suami istri. Paulinus melakukan secara berulang-ulang dan sudah tidak terhitung berapa banyak dia mengeluarkan laharnya ke rahim gadis itu hingga tubuhnya terasa lelah barulah Paulinus berhenti setelah mengeluarkan laharnya. Paulinus mengangkat tubuhnya dan berbaring di samping gadis itu dan memeluknya.
cup
" Aku akan bertanggung jawab siapapun dirimu aku tidak perduli." ucap Paulinus sambil mengecup pucuk rambut gadis itu.
Tidak berapa lama Paulinus pun tertidur pulas karena tubuhnya sangat lelah melakukan olahraga malam untuk pertama kalinya.
Pagi harinya Paulinus perlahan membuka matanya dan menatap wajah cantik gadis yang masih tertidur pulas.
" Sebenarnya aku ingin menerkammu lagi tapi aku harus memberikan hukuman untuk wanita ular itu yang telah berani memberikan obat perangs**g padaku." ucap Paulinus sambil perlahan melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Lima belas menit Paulinus sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan tubuh segar. Paulinus berjalan ke lemari dan memakai pakaian santai.
" Sebentar lagi aku akan kembali dan kita lanjutkan yang semalam." ucap Paulinus sambil memandangi gadis yang di klaim menjadi miliknya karena gadis itu telah berhasil menyentuh tubuhnya tanpa ada reaksi kulit yang memerah dan gatal - gatal seperti sebelumnya.
Paulinus pergi meninggalkan gadis itu dan keluar dari kamarnya dan menutup pintu bertepatan kedatangan asistennya. Mereka pergi menuju ke sebuah gedung tua untuk memberikan pelajaran orang yang telah berani mengusiknya.
Setelah kepergian Paulinus gadis itu perlahan membuka matanya, matanya membulat sempurna karena dirinya berada di ruangan asing.
" Kenapa aku berada di sini?" ucap gadis itu
Gadis itupun bangun dan dirinya sangat terkejut melihat dirinya tanpa menggunakan sehelai benang pun.
" Apa yang terjadi kenapa aku tidak memakai pakaian sama sekali." ucap gadis itu
Gadis itupun bangun dan turun dari ranjang tapi bagian privasinya terasa perih.
" Apa yang terjadi kenapa bagian privasiku terasa perih." ucap gadis itu.
Gadis itupun bangun dan berjalan perlahan menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya setelah selesai gadis itu memakai handuk bekas di pakai oleh Paulinus.
Gadis itu keluar mencari pakaiannya dan tidak berapa lama gadis itu menemukan pakaiannya yang berada di kolong meja. Gadis itupun langsung memakai pakaiannya dan pergi meninggalkan kamar hotel itu yang kebetulan tidak pernah di kunci.
Gadis itu pergi ke rumah sahabatnya yang kebetulan sangat dekat dengan hotel tempat dirinya tertidur di hotel. Singkat cerita gadis itu sudah sampai di rumah sahabatnya.
tok
tok
tok
ceklek
" Paulina." panggil sahabatnya dengan nada terkejut karena tidak biasanya pagi - pagi sahabatnya datang.
Ya gadis itu adalah Paulina yang sudah direnggut mahkota berharganya oleh Paulinus.
" Maria." panggil Paulina sambil menangis.
" Kita masuk ke dalam dulu." ucap Maria
Merekapun masuk ke dalam rumah Maria dan duduk di ruang keluarga. Paulina memeluk sahabatnya sambil menangis dan menceritakan apa yang terjadi.
" Kamukan bisa program IT coba kamu retas mansionmu kita bisa tahu apa yang terjadi sebenarnya." usul Maria
" Baiklah, aku pinjam laptopmu." pinta Paulina
" Sebentar." ucap Maria
Maria berjalan ke kamarnya dan mengambil laptopnya kemudian memberikan ke Paulina. Paulina pun menerima laptop kemudian mulai meretas cctv mansionnya.
" Aku akan meretas cctv dimana aku selesai makan malam." ucap Paulina
Paulina mulai meretas cctv setelah berhasil mereka menonton cctv di mansionnya hingga dua puluh menit mereka menonton rekaman cctv tersebut matanya langsung membulat sempurna karena ternyata ulah ibu tiri dan adik tirinya membuat Paulina marah.
" Paulina maaf aku mendapatkan panggilan kerja di luar negri sekalian mau bertemu dengan mommy dan daddyku yang tinggal di negara A dan maaf aku tidak bisa menemanimu untuk membalaskan dendam ke mereka berdua." ucap Maria
" Aku ikut kamu saja sambil mencari waktu yang tepat untuk membalas dendamku pada mereka." ucap Paulina.
" Baiklah." ucap Maria
" Tapi semua dokumenku ada di mansion." ucap Paulina
" Kita ke mansionmu dan ambil secara diam-diam." ucap Maria.
" Baiklah." Jawab Paulina
Merekapun pergi ke mansion dengan menggunakan mobil Maria sambil membawa kopernya. Maria dan Paulina duduk di kursi belakang sedangkan sopirnya duduk di kursi pengemudi dan di sampingnya bodyguard milik orang tuanya yang ditugaskan untuk menjaga putri kesayangannya. Singkat cerita mereka sudah masuk ke kamar Paulina dengan cara masuk ke dalam ruangan rahasia yang hanya diketahui oleh orang tua dan dirinya.
Paulina mengambil tas yang berisi pakaian, perhiasan, pasport, KTP, ATM serta dokumen penting lainnya seperti aset rumah, mobil dan lainnya agar tidak dikuasai oleh ibu tiri dan adik tirinya.
Setelah selesai mereka pergi dari kamar itu melalui pintu rahasia sampai ke ruangan yang menembus pintu keluar. Mereka melanjutkan perjalanan menuju ke bandara.
Singkat cerita kini mereka sudah sampai di negara A pada esok harinya. Mereka tinggal bersama dengan orang tua Maria karena mansion milik orang tua Maria sangat besar karena itulah orang tua Maria memintanya untuk tinggal bersama.
2 Bulan Kemudian
Tidak terasa Paulina tinggal di negara A dan bekerja sebagai koki di restoran miliknya. Tiba - tiba kepalanya terasa sangat pusing tapi Paulina berusaha menahan rasa pusing di kepalanya tapi Paulina tetap memaksakan dirinya untuk memasak karena restoran miliknya sedang banyak pelanggan.
bruk
Karena sudah tidak tahan Paulina akhirnya ambruk dan tidak sadarkan diri. Untunglah dua orang pegawainya menahan tubuh Paulina agar tidak terjatuh ke lantai. Mereka membawanya keluar restoran untuk di bawa ke rumah sakit bertepatan kedatangan sahabatnya yang bernama Maria. Maria langsung membantu dan membawanya ke dalam mobilnya.
" Kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian biar aku yang membawanya ke rumah sakit." ucap Maria
" Baik nona." jawab mereka serempak
Maria mengendarai dengan kecepatan sedang, dua puluh menit kemudian Maria sudah sampai dengan bantuan perawat tubuh Paulina dibaringkan ke brankar kemudian di bawa ke UGD. Setelah lima belas menit pintu ruangan UGD di buka oleh seorang dokter, Maria berjalan mendekati dokter tersebut.
" Bagaimana keadaan sahabat saya dokter? apakah terkena penyakit berbahaya?" tanya Maria dengan nada kuatir.
" Suaminya kemana?" tanya dokter tersebut
" Suami?" tanya Maria ulang
" Iya suami." ucap dokter itu mengulangi pertanyaannya.
" Memang kenapa ya dok?" tanya Maria dengan nada bingung.
" Sahabat nona sedang hamil dua bulan karena itulah saya menanyakan suaminya." ucap dokter itu menjelaskan.
" Apa dok hamil?" tanya Maria dengan nada terkejut
" Memang kenapa ya?" tanya dokter dengan nada terkejut
" Maaf dok tidak apa-apa, bolehkah saya menemui sahabat saya?" tanya Maria
" Sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan, nona bisa menemuinya di ruang perawatan." ucap dokter tersebut
" Baik dok, terima kasih." ucap Maria
Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan Maria dan tidak berapa lama dua perawat mendorong brankar menuju ke ruang perawatan kelas satu sesuai permintaan Maria.
Maria duduk di kursi dekat ranjang sambil menatap wajah pucat sahabatnya. Berapa lama kemudian Paulina perlahan membuka matanya dan melihat Maria sedang menatap dirinya.
" Ada di mana aku?" tanya Paulina
" Kamu ada di rumah sakit tadi kamu pingsan di restoran dan aku bawa ke rumah sakit." ucap Maria menjelaskan ke sahabatnya.
" Kenapa aku bisa pingsan? apakah aku terkena penyakit?" tanya Paulina
" Kamu tidak terkena penyakit tapi kamu hamil." ucap Maria sambil menggenggam tangan sahabatnya.
" Apa?? aku ha... hamil?" tanya Paulina dengan nada terbata - bata tidak percaya.
" Iya benar kamu hamil." ucap Maria
Paulina hanya diam sambil mengelus perutnya yang masih rata.
" Paulina, anak ini tidak bersalah dan kamu juga tidak bersalah begitu pula dengan pria itu karena yang patut disalahkan adalah ibu dan adik tirimu yang keji melakukan ini padamu. Jadi aku mohon jangan kamu gugurkan anak ini." mohon Maria
" Aku tahu Maria dan aku tidak akan menggugurkan kandungan ini karena anak yang kukandung tidak bersalah." ucap Paulina.
" Syukurlah kamu mau merawatnya dan jangan kuatir aku akan membantumu untuk membesarkan anak ini bersama." ucap Maria
" Terima kasih kamu memang sahabat baikku." ucap Paulina sambil memeluk sahabatnya.
Maria membalas pelukan sahabatnya dan tidak berapa lama merekapun melepaskan pelukannya bertepatan kedatangan dokter dan perawat. Dokter itupun memeriksa kondisi Paulina setelah selesai memeriksa perawat itu membantu dokter untuk membereskan peralatan dokter.
" Dokter, saya ingin pulang sekarang." pinta Paulina.
" Kalau infusnya sudah habis, nyonya bisa pulang." ucap dokter itu.
" Baik dok." ucap Paulina
Dokter itupun meninggalkan mereka berdua untuk mengecek kondisi pasien lainnya.
Di Tempat Yang Berbeda dan Negara Berbeda
Paulinus beberapa hari ini sering muntah - muntah pada pagi hari dan malam hari. Paulinus keluar dari mandi dengan tubuh masih lemas karena setiap makanan yang sudah masuk ke dalam perutnya dan tidak berapa lama dikeluarkan kembali. Paulinus duduk di kepala ranjang sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing.
tok
tok
tok
" Masuk." perintah Paulinus
ceklek
Asisten pribadinya yang bernama Hendrik membuka pintu dan melihat tuannya sedang duduk di kepala ranjang sambil memijat pelipisnya.
" Tuan, beberapa hari ini tuan sering pusing dan muntah - muntah, aku panggilkan dokter ya?" pinta Hendrik
" Panggil lah, aku sangat tersiksa sekali tiap pagi dan malam hari selalu muntah." ucap Paulinus.
Hendrik menghubungi dokter pribadi tuan Paulinus setelah selesai ponselnya di simpan kembali ke saku jasnya.
" Oh ya apakah kamu sudah menemukan Paulina yang tidur di kamar hotel tempat aku menginap?" tanya Paulinus
" Belum tuan." ucap Hendrik
" Aku bingung kenapa Paulina harus pergi dari kamar hotel tersebut setelah itu hilang tanpa jejak." ucap Paulinus yang sudah berhasil meretas cctv hotel tempat dirinya menginap.
" Oh iya kamu sudah menangkap ibu tiri dan adik tirinya yang telah berbuat jahat terhadap Paulinaku?" tanya Paulinus yang sudah mengklaim kalau Paulina adalah wanita nya.
" Sudah tuan." ucap Hendrik
" Bagus, jual mereka di tempat pelacuran karena telah berani mengusik Paulina, wanita yang aku cintai." ucap Paulinus
" Tuan mencintai nona Paulina tapi tuan tidak tahu apakah nona Paulina mencintai tuan atau tidak." ucap Hendrik dengan nada terkejut karena baru kali ini ada seorang wanita yang berhasil masuk ke dalam hati bosnya yang anti wanita.
" Apa yang sudah aku sentuh maka wanita itu menjadi milikku." ucap Paulinus.
Tidak berapa lama pintunya di ketuk membuat Hendrik berdiri dari sofa kemudian berjalan ke arah pintu.
ceklek
Hendrik membuka pintu kamar tuan Paulinus dan melihat dokter tersebut sedang berdiri di hadapannya. Dokter itupun masuk ke dalam kemudian memeriksa tuan Paulinus setelah 5 menit pemeriksaan sudah selesai.
" Tuan tidak sakit." ucap dokter tersebut.
" Tapi kenapa setiap pagi dan malam hari aku sering muntah?" tanya Paulinus dengan nada bingung
" Tuan juga beberapa hari ini meminta hal - hal yang aneh." sambung Hendrik
" Hal - hal yang aneh bagaimana?" tanya dokter tersebut.
"Kemarin pagi minta mangga muda yang dipetik langsung dari pohonnya dan beberapa hari yang lalu ketika pulang dari perusahaan meminta dibelikan makanan yang berada di pinggir jalan karena tidak pernah tuan makan makanan di pinggir jalan, tuan yang biasanya tidak suka pedas sekarang berubah suka pedas dan masih banyak lagi yang aneh." ucap Hendrik
" Iya benar aku baru sadar sekarang kenapa aku jadi seperti ini? apakah aku terkena penyakit?" tanya Paulinus dengan nada bingung.
" Tidak tuan, maaf apakah tuan pernah melakukan hubungan suami istri dengan wanita lain?" tanya dokter tersebut dengan hati - hati takut menyinggung perasaan tuan Paulinus.
" Memang apa hubungannya?" tanya Paulinus dengan nada bingung dan belum tersadar tentang kehamilan orang yang dicintainya.
" Kemungkinan wanita itu hamil dan tuan yang mengalami gejala morning sickness." ucap dokter tersebut.
" Apa itu morning sickness?" tanya Paulinus.
" Morning sickness adalah mual dan muntah saat hamil." ucap dokter tersebut menjelaskan
" Tapi bukankah seharusnya wanita kenapa aku yang mengalami nya?" tanya Paulinus
" Bisa saja mengalami wanita dan bisa juga oleh pria." ucap dokter tersebut menjelaskan.
" Eh tunggu, berarti wanita yang waktu aku tiduri hamil?" ucap Paulinus baru tersadar.
" What??? sejak kapan tuan bisa meniduri wanita?" tanya dokter tersebut dengan nada terkejut.
Paulinus menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi dan dokter itupun hanya setia mendengarkan cerita Paulinus.
" Berarti bisa jadi wanita itu hamil anak tuan." ucap dokter tersebut setelah selesai mendengarkan cerita Paulinus.
" Aku harap wanita itu tidak menggugurkan kandungan nya. Walaupun itu terjadi aku tidak akan menyalahkannya karena aku tahu pasti sulit mengurus bayi tanpa seorang pendamping di sisinya." ucap Paulinus dengan nada sendu.
Entah kenapa hatinya sangat sakit ketika mengatakan itu. Paulinus hanya bisa berharap agar wanita itu tidak menggugurkan nya walau itu terlalu kecil kemungkinannya.
Setelah selesai dokter dan asisten tersebut meninggalkan Paulinus sendirian karena Paulinus ingin sendiri dan tidak mau di ganggu. Paulinus mengambil pigura yang berada di mejanya yang berisi foto wanita itu.
" Paulina kamu ada di mana? aku sangat merindukanmu." ucap Paulinus sambil mengecup foto tersebut kemudian memeluknya.
Paulinus membaringkan tubuhnya dengan tidak melepaskan pigura tersebut dari pelukannya kemudian tidak berapa lama Paulinus pun tertidur pulas.
Enam Tahun Kemudian
" Paulus, Paskalis, Patrick sudah malam waktunya tidur." perintah mommynya.
" Baik mom." Jawab mereka kompak.
Mereka adalah anak - anak dari Paulina dan Paulinus yang berjenis kelamin laki-laki. Ke tiga anak mereka sangat mirip dengan daddynya hanya saja bedanya kalau Paskalis dan Patrick mengikuti sifat ibunya yang murah senyum sedangkan kakaknya yang pertama yang bernama Paulus mirip dengan daddynya dingin, datar dan jarang senyum. Ketiga anak tampan itu masuk ke kamarnya yang kebetulan mereka satu kamar.
" Coba lihat majalah bisnis ini." ucap Paskalis anak nomer dua memperlihatkan sampul majalah bisnis dari dalam tasnya.
" Wajahnya mirip dengan kita kak?" ucap Patrick adik bungsu
" Iya benar, kamu dapat dari mana?" tanya Paulus kakak pertamanya.
" Dari temanku katanya wajahnya mirip dengan kita karena itulah majalah ini aku pinjam." ucap Paskalis menjelaskan.
" Kak Paulus, coba retas perusahaan milik paman Paulinus." pinta adiknya yang bernama Patrick.
xxxxxxx
Oh ya sekedar informasi mereka bertiga walau masih berusia 5 tahun tapi mereka sangat genius.
Paulus anak pertama pintar dalam bidang IT, Paskalis pintar dalam bidang bisnis dan Patrick pintar dalam seni bela diri. Mereka sering memenangkan pertandingan lomba dan piala mereka sangat banyak.
xxxxxxx
Paulus langsung membuka laptopnya dan mulai meretas perusahaan paman Paulinus. Jari jemari mungilnya dengan lincah mengutak atik laptopnya untuk mencoba meretas perusahaan paman Paulinus yang ternyata sangat sulit yang diperkirakan tapi Paulus tidak menyerah tetap berusaha.
Di negara yang berbeda Paulinus yang sedang istirahat tiba - tiba ponselnya berdering kencang membuat Paulinus memaksakan dirinya untuk membuka matanya.
" Si*l siapa yang berani meretas perusahaanku." omel Paulinus
Paulinus pun bangun dari ranjangnya dan mengambil laptopnya yang berada di meja yang kebetulan dekat dengan ranjang tempat dirinya tadi tertidur pulas.
Paulinus mengutak atik laptopnya agar orang itu tidak bisa meretas perusahaannya. Serangan demi serangan dari Paulinus dan Paulus tanpa berhenti hingga satu jam lamanya akhirnya dimenangkan oleh Paulus.
" Si*l aku kalah, siapa orang itu yang berani menyerangku." ucap Paulinus dengan nada kesal.
Di negara yang berbeda tepatnya di mana ke tiga anak genius.
" Yes berhasil sekarang kita lihat data - datanya." ucap Paulus.
Mereka bertiga mulai membaca data - data perusahaan milik paman Paulinus. Paskalis yang menguasai ilmu bisnis mengerti data - data tersebut setelah setengah jam membaca data dikembalikan semula.
" Kak, datanya diberikan pengamanan agar orang lain tidak bisa meretasnya." pinta Paskalis
" Ok." Jawab Paulus.
Paulus pun mengutak atik keyboard dengan jari mungilnya yang sangat lincah dan hanya membutuhkan dua puluh menit data sudah kembali dan ditambah keamanan sesuai perintah adiknya.
" Kita sudah tahu ternyata paman Paulinus seminggu lagi akan membuka proyek dan banyak perusahaan yang ingin melakukan kerjasama. Bagaimana kalau kita ajak mommy untuk pergi ke negara Indonesia dan ikut kerjasama dengan perusahaan milik paman Paulinus." usul Paskalis anak ke dua.
" Setuju, aku merasa kalau paman Paulinus adalah Daddy kita." ucap Patrick anak ke tiga.
" Kakak juga setuju." ucap Paulus.
" Bagaimana ketika mommy datang ke perusahaan milik daddy kita ikut agar bisa bertemu dengan Daddy kita." ucap Paskalis yang mengklaim kalau Paulinus adalah daddynya.
" Kenapa kamu yakin dia Daddy kita?" tanya Paulus.
" Yakin saja kak." ucap Paskalis.
" Aku juga yakin kalau paman Paulinus adalah Daddy kita." ucap Patrick dengan nada yakin.
" Jangan terlalu yakin nanti akan kecewa. Sekarang kita tidur dan besok pagi kita meminta mommy untuk ikut kita ke negara Indonesia." ucap Paulus.
" Baik kak." jawab mereka patuh.
Mereka bertiga istirahat karena hari sudah malam dan kebetulan besok mereka libur sekolah.
Di negara yang berbeda Paulinus yang sedang sibuk mengutak atik kembali agar orang yang meretas perusahaan tidak menyebarkan datanya ke perusahaan lain karena bisa merugikan perusahaannya.
" Si*l sudah hampir setengah jam belum juga berhasil, hebat sekali dia bisa membobol data perusahaanku. Eh... tunggu kenapa sekarang datanya sudah kembali semula dan orang itu memberikan tambahan pengamanan pada dataku. Siapa orang itu dan apa motifnya?" tanya Paulinus
" Sudahlah besok saja aku cek lagi sekalian mencari siapa orang itu yang telah berani menyabotase data perusahaanku." ucap Paulinus.
Paulinus pun mematikan laptopnya dan menaruhnya kembali ke meja kemudian melanjutkan kembali tidurnya yang sempat terganggu.
xxxxxxx
Malam berganti pagi ke tiga anak genius sudah bangun dan sudah mandi. Mereka bertiga sangat rajin bangun pagi dan mandiri hal itu membuat mommynya tidak pernah repot untuk membangunkan ke tiga anaknya.
Selesai berpakaian ke tiga anak genius turun ke lantai satu dan berjalan ke arah meja makan.
" Pagi mommy." panggil ke tiga anak genius nya.
" Pagi sayang, wah anak - anak mommy sudah mandi dan tampan." puji mommynya.
" Siapa dulu donk." ucap ke tiga anak kembarnya.
" Kita makan yuk." ajak mommynya.
" Baik mom." Jawab mereka serempak.
Merekapun makan tanpa ada yang bicara sedikitpun. Dua puluh lima menit kemudian mereka pun sudah selesai makan kini mereka sudah berkumpul di ruang keluarga.
" Mommy, kita pergi ke Indonesia ya?" pinta Patrick sambil dengan puppy eyes nya yang membuat siapa saja membuatnya gemas.
" Memang kenapa kita ke Indonesia sayang?" tanya mommynya dengan nada lembut.
" Mommy, kemarin temanku cerita kalau orang tuanya mau ke Indonesia untuk menawarkan kerjasama dengan perusahaan yang terkenal di seluruh dunia. Aku ingin mommy ikut kerjasama dengan perusahaan itu." ucap Paskalis menjawab pertanyaan Patrick.
" Mommy kan pintar IT lebih baik melakukan kerjasama dengan perusahaan besar itu." sambung Paulus.
" Kenapa kalian bertiga menginginkan mommy ikut kerjasama dengan perusahaan itu?" tanya mommy dengan nada terkejut.
" Karena kami ingin mommy bekerja di kantoran dari pada di restoran." ucap mereka bertiga dengan kompak.
" Lho memangnya kenapa?" tanya mommynya bingung.
" Karena mommy kalau sudah di restoran suka lupa waktu berangkat pagi, pulang larut malam sambil berfikir membuat menu baru jadi kamj ingin mommy kerja sama dengan perusahaan itu. Restoran itu percayakan saja dengan asisten mommy." ucap Patrick.
Mommynya diam sambil menatap satu persatu anaknya hingga mereka bertiga mengeluarkan puppy eyes nya yang menjadi andalan mereka yang mana membuat mommynya menjadi tidak tega. Mommynya menghembuskan nafasnya perlahan.
" Baiklah, besok pagi kita pergi." ucap mommynya pasrah.
" Terima kasih mommy." Jawab mereka serempak sambil memeluk mommynya.
" Ehemm.. sepertinya seru banget nich, Tante boleh gabung tidak?" tanya Maria yang tiba-tiba datang.
" Boleh Tante." jawab mereka serempak
Maria pun ikut memeluk mereka setelah agak lama merekapun melepaskan pelukannya.
" Ada apa nih? Tante boleh tahu tidak?" tanya Maria
" Boleh tante." Jawab mereka serempak.
Paskalis pun menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi sedangkan Maria hanya mendengarkan ucapan Paskalis.
" Tante boleh ikut?" tanya Maria
" Boleh tante." jawab mereka serempak.
" Ok. Besok pagi kita berangkat ke Indonesia." ucap mommynya.
" Ok." Jawab mereka serempak.
Merekapun mengobrol hingga tidak terasa waktu sudah siang. Mommy dari ke tiga anak kembar dan genius masuk ke dapur untuk memasak dengan dibantu oleh sahabatnya yang bernama Maria.
Setengah jam memasak akhirnya selesai juga mereka berlima makan bersama tanpa ada bicara sedikitpun. Selesai makan Maria pulang karena besok pagi akan pergi ke Indonesia bersama sahabat dan ketiga anak sahabatnya sedangkan mommy dan ke tiga anaknya menyiapkan pakaian karena besok pagi tinggal berangkat ke bandara.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!