...Ariani dewi perempuan cantik berusia 25thn . di usia yang masih muda harus menjanda dan mempunyai satu anak laki-laki yang sekarang berumur 6bulan ....
...untuk menyambung hidup nya Arin tak ingin bergantung dengan kedua orang tuanya. Arin memutuskan untuk menjadi TKW....
...dengan uang yang Arin dapatkan dari pinjaman bank akhirnya Arin bisa mendaftarkan dirinya di salah satu PT yang ada di ibu kota....
...Namun nasib baik tidak berpihak padanya, PT yang Arin tempati itu ternyata ilegal. saat Arin tau dia dan temannya memutuskan untuk melarikan diri. saat Arin berhasil kabur ia bertemu seseorang dan menawarkan pekerjaan padanya. awalnya hanya pekerjaan namun seiring berjalan nya waktu orang itu mengajak Arin untuk menikah kontrak....
...Wisnu Putra Mahardika laki-laki berusia 30thn , memiliki wajah yang tampan, badan yang tinggi serta mempunyai tubuh atletis. Wisnu menjabat sebagai CEO di perusahaan keluarga ayahnya. di usia yang sudah matang Wisnu masih betah menyendiri, bukan karena tidak laku melainkan Wisnu tengah menunggu pujaan hatinya yang entah kemana perginya. Sang nenek tak gencar untuk menjodohkan Wisnu, namun Wisnu tetap menolaknya....
...Pertemuannya dengan Arin membuat Wisnu mempunyai ide yang tak masuk akal....
...Cerita ini hanya khayalan belaka, bila ada kesamaan nama dan lain sebagainya saya mohon maaf🙏...
...Dan semoga kalian suka dengan tulisan saya....
...🍒🍒Happy Reading🍒🍒...
"Apa kamu sudah yakin nak akan keputusanmu itu? " Tanya wanita paruh baya itu pada anak perempuannya.
"Aku sudah yakin seyakin-yakinnya bu, aku sudah memikirkan dengan matang, walau berat hati harus meninggalkan Yoga , tapi ini semua aku lakukan untuk masa depan Yoga juga bu! " Jawab Arin.
Ya ARIANI DEWI biasa di sapa arin itu adalah ibu dari YOGA PRATMA yang di panggil Yoga, anak yang baru menginjak umur 6bln , anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua nya , tapi lain lagi dengan Yoga yang kedua orang tua nya harus berpisah tanpa alasan yang jelas.
Entah karena ada masalah apa Ayah Yoga tega meninggalkan ibunya yang saat itu baru saja melahirkan Yoga.
Awalnya Arin, ibu Yoga berusaha mempertahankan rumah tangganya, menghadapinya dengan positif tingking. Namun seiring dengan bergantinya bulan dan tetap tidak ada kepastian yang jelas dari ayahnya Yoga, akhirnya Arin memutuskan untuk menggugat cerai sang suami.
"Ia, ibu tau nak itu berat buatmu. Ibu hanya bisa mendoakan semoga kamu mendapatkan pekerjaan yang bagus di sana". Jawab ibu , sambil memeluk anaknya perempuan nya.
Tak terasa cairan bening lolos dari mata indah Arin.
"Arin titip Yoga ya bu? Maaf Arin yang selalu merepotkan ibu, Arin belum bisa membuat ibu bahagia " Arin terus berucap sambil tetap memeluk ibunya.
"Ia.nak ibu pasti akan menjaga Yoga, lagian ada adikmu yang akan membantu ibu mengurus Yoga"Tangan ibu itu tak henti-hentinya mengusap pundak anaknya.
Ada rasa sakit yang teramat sangat di hati ibu itu, yang harus menyaksikan anaknya di telantarkan oleh suami pasca melahirkan. Sungguh hati orang tua mana yang tidak sakit hati melihat anaknya di campakkan begitu saja, tanpa ada kepastian yang jelas.
"Apa semua sudah kamu persiapkan? "
"Jangan ada yang tertinggal". Tanya Rosa sambil membantu melipat baju dan menaruhnya di koper.
" Sudah semua kok buk". Tangan Arin terus memasukan semua kebutuhan yang akan di bawa pergi besok.
Tretttt...tiiittiii... Trerrtttt... Tittit.. Trett
Bunyi ponsel Arin seketika mengalihkan perhatian sang ibu.
Tak menunggu waktu lama Arin langsung menyambar ponselnya dan menggeser tombol hijau yang ada apa layar HP nya.
" Ya.. Halo? "
"Kenapa lama sekali angkat telfon ku kamu lagi sibuk banget kah? " Tanya seseorang dari sebrang telfon.
" Ia... Aku masih siap-siap untuk berangkat ke PT besok" jawab Arin,
Tumben jam segini uadah telfon mas, apa sudah pulang kerja? " Arin balik tanya.
" Sudah, baru aja masuk rumah"
"Besok berangkat jam berapa? " Tanya Arif yang selalu kepo akan kesehariannya Arin.
"Pagi mas jam 8", Arin menjawab sambil menerusakan berkemas agar tidak ada yang tertinggal.
Biyarkan yang tertinggal hanyalah kenangan pahit saja. Dan segera menyambut kebahagiaan manis di hari mendatang. Begitulah kiranya pikiran Arin sekarang.
Pernikahannya dengan kekasih yang ia cintai tak membuat hidupnya menjadi bahagia, hanya rasa sakit yang di berikan, berbeda saat menjalani kisah asmara Arin selalu di beri kebahagian yang melimpah oleh kekasihnya, perhatian, di hibur saat ada masalah di tempat kerja. Pokoknya Is the best lah maka dari itu Arin menerima pinangan sang pacar.
Terdengar suara azan subuh Arin sudah bangun dari mimpi indahnya. Tak lupa menjalankan kewajiban yang sebagian umat muslim yaitu sholat subuh , sebelum membantu ibunya untuk menyiapkan sarapan yang akan di bawa ke sawah.
Ia karena orang tua Arin berprofesi sebagi petani.
Tak terasa waktu sudah berganti detik menjadi menit, dan menit menjadi jam. Jam yang menunjukan pukul 7 .
"Buk, pak Arin berangkat ya? "
"Arin titip Yoga "
"Doakan anak mu ini betah di negari orang"
"Yoga sayang ibu pergi kerja dulu ya? "
"Yoga gak boleh nakal harus patuh sama uti dan kakung ya? " Yang di jawab oleh anggukan kepala dari bocah kecil itu.
Arin terus memeluk putranya itu seakan dia belum siap jika harus berpisah dalam waktu yang cukup lama.
"Ia.. Nak "
"Ibu dan bapak akan selalu mendoakan yang terbaik untuk mu"
"Jangan khawatirkan Yoga, Yoga akan aman bersama kita" sahut ibu Rosa.
"Arin pamit ya pak, buk? " Arin mencium tangan kedua orang tua nya , tak terasa cairan bening itu membasahi pipinya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Sementara di lain tempat, yang lebih tepatnya di sebuah rumah mewah bak istana , terjadi perdebatan antara cucu dengan neneknya.
" Sudahlah eyang jangan jodoh-jodohkan aku lagi, aku masih ingin menikmati masa muda ku". Bantah Wisnu.
"Wisnu-wisnu, sampai kapan kamu akan menolak perjodohan ini?Hah!?,,, ingat umur sayang kamu itu sudah tidak muda lagi! sebentar lagi usiamu sudah menginjak kepala tiga!" ucap sang nenek yang sudah kehabisan akal untuk membujuk cucunya agar segera menikah.
" Tapi aku belum siap menikah eyang! " Tambah Wisnu lagi.
"Huuufftt,,, sang nenek menghembuskan nafas kasar, karena sudah bosan akan jawaban dari cucu kesayangannya itu.
..." Hidup itu ibarat sebuah ujian akhir sekolah "...
..."Walau kita belajar dengan sungguh-sungguh dan pada akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita inginkan"...
..."Sedangkan yang jarang belajar malah mendapatkan hasil yang memuaskan"...
..."Begitu juga dengan hidup manusia, tidak ada yang tau akan nasibnya"....
Huuufftt,,, sang nenek menghembuskan nafas kasar, karena sudah bosan akan jawaban dari cucu kesayangannya itu.
"Eyang jangan khawatir pasti Wisnu akan menikah , tapi tidak dalam waktu dekat ini eyang, aku mohon pengertiannya eyang!, " Ucap Wisnu sambil menangkubkan kedua tangannya di depan dada.
"Oke, eyang akan beri kamu waktu 6 bulan dari sekarang!
Kalau kamu belum juga ada niatan menikah?"
"Heeemmmm!!".... Sang nenek menjeda omongannya sebentar sambil menghembuskan nafas beratnya.
" Kamu harus Terima perjodohan ini ingat itu! " Lanjut Mariyam.
" Ia. Ia Wisnu tau eyang".
"Kalau begitu Wisnu harus kembali ke kantor lagi eyang". Ucap Wisnu sambil meraih tangan Mariyam untuk berjabat tangan dan menciumnya.
Sesampainya di kantor Wisnu sudah di sambut sabatnya sekaligus merangkap menjadi asistennya yang bernama Riyan.
" Ada apa lagi bro? Kenapa muka lu kusut gitu sih? " Cecar Riyan sambil mengekor di belakang Wisnu
"Haaa... Gue tebak pasti ini masalah perjodohan lagi kan? "
"Kenapa lu gak terima saja sih itu cewek? bukanya dulu lu cinta banget ma dia? " Lanjut Riyan.
"Diem lu gak usah berisik tambah pusing gue! "
"Plemben-pelmben, roti-roti. Biyen-biyen, saiki-saiki " Wisnu menirukan pribahasa Jawa .
"Bolu-bolu, roti-roti. Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang". Ucap Wisnu bila di artikan dalam bahasa indonesia
" Udah ayo kita berangkat meeting sekarang! gak usah bahas yang udah kadaluarsa", imbuh Wisnu sambil terus berjalan menuju ruangannya.
"Hemm... Heran gue orang cantik punya body yang sexy juga masih aja ogah "
"Coba aja kalau gue belum punya pacar ! udah gue pepet tuh cewek, cantik-cantik kok di anggurin ", umpat Riyan sambil terus mengikuti langkah Wisnu.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Di sebuah bangunan yang cukup besar terdapat beberapa orang yang sedang mengikuti kegiatan kursus bahasa untuk bekal di tempat mereka kerja nantinya.
Ya,,!! Kemarin Arin sudah berangkat ke PT. Surya untuk mengadu nasib di negri sebrang.
"Apakah PT ini masih baru ya? " Tanya Arin pada salah satu temannya.
" Aku sendri juga enggak begitu ngerti Rin". Jawab Suci.
"Kok sedikit yang daftar di PT ini ya?" Tanya Arin lagi.
" Ya., mungkin yang lain sudah pada di berangkatkan".
"Sudah lah Rin jangan mikir yang aneh-aneh, semoga saja ini awal yang bagus untuk kita dan keluarga di rumah" Kata Suci.
"Amin... Semoga saja ini bukan PT abal-abal ya Ci". Kata Arin sambil tersenyum kecut.
Entah kenapa Arin mempunyai pikiran buruk tentang PT itu.
Arin tidak bisa membayangkan kalo harus masuk PT yang ternyata abal-abal. Karena untuk bisa berangkat ke PT itu Arin harus berhutang terlebih dulu.
" Ci.. "
"Hemm..." Suci hanay menyahut singkat panggilan dari Arin.
" Apa misi kamu untuk kerja ke luar negri? " Tanya Arin.
"Huuufftttt... Aku itu sebenarnya pingin melanjutkan kuliah! tapi ayah ku meninggal saat aku ujian akhir sekolah. Dan keinginan ku harus aku tunda dulu karena masalah biaya Rin. Maka dari itu aku putuskan untuk kerja keluar negri supaya aku bisa melanjutkan cita-citaku itu " . Tak terasa cairan bening itu menetes membasahi pipi Suci kalau mengingat impiannya harus tertunda apa lagi kandas.
"Kalo kamu apa? " Suci balik tanya
Sambil menatap Arin yang sedang memandangi ponselnya.
"Tujuanku satu, yaitu untuk masa depan anakku dan kebahagiaan nya, walaupun berat harus berjauhan dengan dia".
" Tapi mau gimana lagi tidak ada pilihan lain lagi Ci, kalau aku bertahan di kampung ku, dan bekerja seadanya di sana aku tidak bisa menjamin kehidupan anakku". Mata arin tak teralihkan dari layar ponsel yang ia pegang sambil melihat foto Yoga yang terlihat begitu menggemaskan.
"Kamu yang sabar Rin, semua itu sudah di garis kan oleh yang maha kuasa, kita hanya bisa menjalani dengan ikhlas".
" Aku yakin kamu pasti bisa melewati ujian beratmu ini Rin".
"Kamu jangan putus asa ya? Ingat akan anak mu Yoga".
" Kamu harus tunjukan kepada mereka kalau kamu bisa melewati ini semu". Tangan suci terus mengelus pundak Arin yang bergetar menahan tangis .
"Menangis lah jika itu bisa mengurangi beban di dalam hati mu!"
"Sebelum menangis itu di larang". Suci terkekeh berusaha menghibur sahabat barunya itu.
Mereka memang belum lama kenal. Dan pertemuan Arin dan Suci saat sudah berada di PT, mereka langsung clop saat pertama kenalan . Pasalnya mereka selalu nyambung dan ada saja yang jadi bahan obrolan.
Tak terasa obrolan mereka yang cukup lama dan waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari .
"Hah!!.. "
"Sudah jam satu saja ini, kenapa rasanya masih jam 9 malam aja ya?" Gunam Suci saat melihat jam di ponselnya.
"Masak sih udah jam satu?"
"Hemmmm... "
"Beneran udah tengah malam ini"
"Sebaiknya kamu buruan tidur Ci, aku mau sholat tahajud dulu, atau kamu mau ikut juga? " Tanya Arin sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Heeemmm... "
"Ya.. Boleh deh ayok kiat solat tahajud bareng".Suci pun mengikuti langkah Arin.
...Setiap orang menginginkan hidup yang sempurna dari segi apa pun, tapi kesempurnaan hanya milik yang kuasa....
...Begitu juga dengan Arin yang menginginkan hidup bahagia bersama orang yang di cintai, tapi impian hanyalah impian semata....
...Bagi pungguk merindukan bulan yang artinya mengharapkan atau menghayal kan yang tak pasti....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!