NovelToon NovelToon

Cinta Tuan Pshychopat

Prolog

Selamat membaca🤗🤗

Sebulan yang lalu dia baru lulus SMA,

Sila begitulah orang-orang memanggilnya.

Sila adalah gadis yang periang, Dia selalu tersenyum pada setiap orang yang ia temui,Tapi siapa yang menyangka dibalik senyumnya yang manis tersimpan sejuta derita.

"Hah...!!!"Sila mendesah sembari menutup pintu kamarnya.

"Jika aku ingin kuliah, Aku harus mencari pekerjaan...!!" Tekad dalam hati Sila.

Sila adalah putri kedua dari keluarga Sanjaya seorang pengusaha yang cukup kaya.

Namun karena Sila hanyalah seorang anak perempuan dia selalu diabaik?an dan hanya dijadikan alat pertukaran bisnis jika saatnya tiba nanti. Keluarga Sanjaya hanya mengutamakan anak lelaki.

Berbeda dengan Sila, Yohan kakaknya sangat disayang, Apapun yang dia inginkan orang tuanya selalu menurutinya. Dari kecil Sila tak pernah mendapat kasih sayang orang tuanya.

Dia sudah terbiasa dengan sikap dingin orang tuanya.

"Jika aku ingin kuliah dan mengejar impian ku, Yang pertama harus ku lakukan adalah kabur dari rumah...!" Ujar Sila dalam hati sembari memasukan bajunya kedalam koper.

Saat pulang dari sekolah siang tadi tanpa sengaja Sila mendengar orang tuanya membicarakan tentang pernikahan.

Orang tuanya ingin menikahkan Sila dengan seorang pria kaya penguasa kota, Pria itu terkenal dengan sifat kejam dan beringasnya.

Evan Raditya Anggara itulah nama pria yang akan dinikahkan dengannya.

Evan tidak hanya kejam dan beringas,

Dia juga terkenal dengan sikap dinginnya pada perempuan, Pernah ada perempuan yang berusaha menggoda dan naik ke atas ranjangnya, Tanpa kasihan Evan menyuruh bawahannya menyeret wanita itu keluar dan memotong tangan beserta kakinya, Evan paling benci dan jijik pada wanita yang berusaha dan merayunya.

"Bagaimana bisa ayah berfikir untuk menikahkan aku dengan psikopat sepertinya.."Keluh Sila pelan.

"Aku tidak mau berakhir menyedihkan seperti para wanita yang mencoba mendekatinya.."Ujar Sila dengan tekat ingin kabur dari rumah.

"Malam ini adalah kesempatan terakhir ku..,Aku harus bisa pergi dari rumah ini."

Tekat Sila sambil mengepalkan tangannya memberi semangat pada dirinya sendiri.

Malam itu hujan lebat, Rumah terasa sunyi seperti tiada orang.Semua orang sudah tertidur, Tepat tengah malam Sila secara perlahan dan hati- hati berjalan keluar menuju pintu depan rumahnya.

"Aku harus berhati- hati agar tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan ayah..," Kata Sila dalam hati.

Malam itu Sila tidak sadar bahwa ada seseorang yang sedang mengawasi gerak geriknya.

" Aman...!!!Setelah melewati pintu ini aku akan bebas..hii.....hii.." Ujar Sila sambil tertawa kecil.

"Apa yang ingin dilakukan gadis bodoh ku di tengah malam begini...!!Bahkan dia berbicara sambil tersenyum bodoh." Kata Yohan dalam hati sembari mengikuti adiknya.

Saat Sila hendak membuka pintu, Tiba- tiba ada yang menyentuh pundaknya dari belakang.

Sila kaget, Dia berpikir bagaimana jika orang itu adalah ayahnya. "Mati aku!! Ayah pasti akan mengurung dan menghukum aku" Sila bermonolog dalam hati.

" Apa yang ingin kamu lakukan...,? Tengah malam begini membawa koper...!" Tanya orang yang berada di belakang Sila.

Sila tau betul suara siapa itu.

"Kakak kamu belum tidur..?"Tanya Sila pada Yohan.

"Kamu belum menjawab pertanyaan ku..! Ditanya malah balik tanya!!"

Kata Yohan tegas dan dingin.

Sila bingung harus bagaimana, Menjawab apa. Dia tidak ingin berbohong pada kakaknya, Tapi dia juga tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.Karena di rumahnya itu Yohan lah satu- satunya orang yang peduli padanya.

Jika Yohan tau Sila ingin pergi dari rumah dia pasti sedih.

"Sila kenapa kamu diam...? Jawab kakak"Yohan kembali bertanya.

" Jangan bilang kamu mau pergi dari rumah tanpa memberitahu kakak..! Jawab La!!? Kamu tega ya mau meninggalkan kakak tanpa pamit!!?"Kata Yohan sembari memegang tangan kecil adiknya.

"Kak..., Aku...!"Sila tak mampu menjawab pertanyaan Yohan.

"Bodoh...!!! Kau pikir kakak tidak tau apa yang terjadi..." Yohan tersenyum pahit sambil menatap wajah Sila.

" Pergilah...!! Lakukan apapun yang kau inginkan, Satu hal yang harus kamu ingat!! Kakak akan selalu ada kapan pun kamu butuh, Kakak juga akan memikirkan jalan keluarnya, jadi lebih baik kamu pergi dulu dari rumah!!." Suara Yohan terdengar lirih dan berat, Karena dia tau semua penderitaan adiknya.

" Jaga dirimu dan berhati- hatilah.." Sebenarnya berat bagi Yohan membiarkan Sila pergi dari rumah.Tapi jika Sila tidak pergi dia akan semakin menderita karena dinikahkan dengan seorang pria psikopat.

" Ingatlah untuk selalu menghubungi ku".

Mendengar kata- kata Yohan sila menangis sambil memeluk kakaknya itu.

Sila melangkah keluar dari rumah, Berjalan seorang diri ditengah hujan lebat.Yohan terus memperhatikan punggung Sila yang berjalan semakin jauh hingga hampir tak terlihat karena gelapnya malam dan derasnya hujan.

Sebenarnya Sila tak tau harus pergi kemana.

Yang ada dipikirannya hanyalah dia harus kabur sebelum pria itu datang.

" Aku pasti bisa..!!!" Teriak sila ditengah hujan lebat.

Sila tak pernah tau hal apa yang sedang menantinya.Sila mencari taksi dan pergi ke hotel.Dia berpikir untuk menginap di hotel semalam.Besok dia akan mencari tempat kos.Dia hanya mempunyai uang pemberian kakaknya tadi. Dia harus mencari tempat kos yang murah, Agar uangnya cukup setidaknya sampai dia mendapat pekerjaan. Tanpa ia sadari ada beberapa orang yang terus mengikutinya. Orang itu menelfon bosnya mengabarkan gerak gerik Sila.

"Kalian katakan pada pihak hotel untuk memberikan harga termurah pada gadis ku" Ucap pria di seberang telfon.

"Baik bos!!?" Pria berbaju hitam segera menemui manajer hotel dan menyampaikan perintah dari bosnya.

Setelah memesan kamar dengan harga murah, Sila menarik kopernya menuju ke kamar.

"Hah...Aku harus segera mandi jika tidak aku akan flu karena kehujanan tadi." Sembari mengambil baju ganti dari dalam kopernya.

Malam itu Sila tidak bisa tidur, Dia memikirkan bagaimana jika pria itu menyakiti keluarganya, Terutama kakaknya. Bagaimanapun pernikahan antara dia dan Evan sudah ditetapkan, Tapi dia kabur begitu saja.

" Kepala ku sakit sekali..."Sila memegang kepala yang sakit karena semalaman tidak bisa tidur.

Dia bergegas keluar dari hotel,Sila ingin naik taksi tapi dia juga sadar harus mulai berhemat.

"Seperti yang ku perkirakan, Gadis kecil ku tak mungkin tinggal diam" Seorang pria tersenyum melihat video yang di kirim anak buahnya mengenai gerak gerik Sila.

"Leon, Sebarkan brosur bahwa aku sedang membutuhkan pelayan di sepanjang jalan yang akan dilewati gadis kecil ku" Evan memberi perintah pada Leon.

Sila berjalan sambil menoleh kanan kiri mencari tau jika ada pekerjaan yang menyediakan tempat tinggal sekaligus.

"Ketemu..!!" Sila kegirangan karena melihat sebuah lembaran bertuliskan lowongan kerja sebagai pelayan.

" Dengan begini aku tidak perlu mencari tempat kost., Aku mendapat pekerjaan dan tempat tinggal gratis..."Dila langsung menuju alamat yang tertera pada selembaran itu.Dia sampai di alamat itu.

" Wah, Rumahnya besar sekali..!! Ini sih tiga kali lipat lebih besar dari rumah ku." Sila y

termangu menatap rumah yang ada di depannya.

"Hei, Apa yang kamu lakukan di depan situ." Tanya satpam rumah itu.

" Saya datang karena melihat selembaran ini.." Sila menyerahkan selembaran tadi pada satpam.

" Apa kau yakin ingin melamar pekerjaan ini..? Sudahlah tunggu sebentar aku akan melapor pada bos terlebih dulu." Ujar satpam

Tak berapa lama satpam keluar dari dalam rumah megah itu.Satpam menyuruh Sila masuk dan mengantarnya masuk kedalam rumah bak istana itu.

"Leon, Bagaimana penampilan ku??!" Evan sedikit gugup karena akan berjumpa dengan gadis pujaannya, Sementara Leon menganga tak percaya bahwa pria gugup yang ada di hadapannya adalah bosnya.

" Kasihan gadis ini.., Apa dia tidak mendengar orang seperti apa bos itu." Ujar satpam dalam hati.

" Bos dia adalah gadis yang aku katakan tadi.."Kata satpam sembari menundukkan kepala memberi hormat pada pria tampan yang ada didepan Sila.

" Siapa namamu..?" Tanya pria tampan yang ada didepan Sila, Berpura - pura tidak mengenalinya. Sila melongo melihat ketampanan pria di hadapannya hingga akhirnya ia sadar dan langsung menjawab pertanyaan Evan. Sila tak pernah tahu bagaimana wajah Evan itu sebabnya ia tak sadar bahwa pria dihadapannya adalah calon suaminya.

" Sila.." Jawabnya dengan singkat.

" Kau hanya perlu menyiapkan segala sesuatu yang aku perlukan, Kau harus selalu ada saat aku memanggil mu, Kau tidak perlu melakukan hal lainnya." Pria itu menjelaskan.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

***Bergetar hati ini saat melihat mu

Berdebar jantung ini saat kau tersenyum

Rasa ini membuat ku seakan melayang tinggi di awan

Indah mu bagai surga dunia

Membuai hati bagai ilusi

Apa ini Cinta, Cinta yang tak pernah ku rasa

Hadir mu beri warna indah di hidup ini

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

🤗Selamat membaca🤗***

Lembaran Baru

" Bolehkah aku meminta sesuatu...!!!" Tiba - tiba Sila berteriak. Dia pun tersentak dan menutup mulut nya dengan kedua tangan nya. Saat melihat wajah orang yang akan menjadi majikan nya itu, Dia menjadi salah tingkah.

Evan berusaha menahan diri agar tidak tersenyum di hadapan Sila. Leon sekretaris pribadi Evan menyadari hal itu.

" Bos pasti tau bahwa gadis di depannya adalah gadis yang kabur dari rumah karena tidak mau dinikahkan dengannya, Tapi yang tidak aku mengerti dia justru menolong dan membuat gadis itu tinggal disisinya.., Apa jangan - jangan bos yang kejam dan beraura dingin ini jatuh cinta pada gadis bernama Sila ini.?"Dalam hati Leon bermonolog.

" Katakan apa yang ingin kau minta dariku..?"

Sila kaget karena bos barunya langsung bertanya tentang permintaannya.

" Bisakah kau mengijinkan aku kuliah..? Aku berjanji itu tidak akan berpengaruh pada pekerjaan ku.." Sila memejamkan mata dia takut jika bosnya tak mengijinkan dia kuliah.

" Baiklah"Kata bos barunya sambil menyerahkan kontrak kerja.

" Eh.. Kamu setuju.." Sila melongo masih belum bisa percaya dengan apa yang ia dengar.

" Bukankah kamu sudah mengatakan itu tidak akan berpengaruh pada pekerjaan mu., Baca kontrak kerja itu setelah kamu baca kamu bisa tanda tangan jika setuju jika tidak kamu cari pekerjaan lain saja." Ujar Evan dengan nada sedikit mengancam.

" Aku tanda tangan.." Sila menandatangani kontra itu dengan cepat tanpa membacanya lebih dulu.

" Kamu tidak membacanya lebih dulu" Evan tidak bisa berpikir bagaimana gadis itu langsung menandatangi sebuah kontrak kerja tanpa membaca isinya lebih dulu, Di dalam pikiran Evan pilihan bagus memancing gadis itu datang kerumahnya dengan pekerjaan yang gajinya sangat besar. Jika sampai gadis bodoh dan lugu seperti dia datang ketempat yang salah tak tau apa jadinya, Evan senang sekaligus merasa kesal.

" Sudahlah jika sudah selesai aku masih ada pekerjaan di kantor., Kau boleh memilih kamar manapun yang kau suka tapi hanya di area ini saja.. Jangan sekali - kali kamu naik kelantai atas..!!Apa kamu mengerti.." Ujar Evan sambil berjalan menuju pintu.

" Bos... anu.. itu... Siapa nama mu..??"

Sila bertanya pada Evan.

" Kau tidak perlu tau nama ku..!! Kau bisa memanggil ku seperti itu saja.." Evan bergegas meninggalkan rumah. Di dalam hati Sila merasa aneh tapi perasaan janggal itu hilang tertutupi dia yang sibuk memilih kamar.

Gadis bodoh itu tidak sadar orang yang selama ini ingin ia jauhi justru kini sangat dekat dengannya.

" Bos, Bukankah kau bilang waktu kecil sudah bersumpah hanya akan mencintai gadis kecil yang kau temui di pemakaman ayahmu itu.." Leon bingung melihat tingkah laku Evan.

" Benar..,Dari dulu hingga saat ini aku hanya mencintai gadis itu.." Evan tersenyum, Ia terlihat sangat bahagia.

" Lalu..." Leon masih saja belum mengerti.

" Saat keluarga Sanjaya mengajukan pernikahan, Mereka mengirimkan foto putrinya, Dari putrinya masih kecil hingga dewasa, Saat melihat foto - foto itu aku menemukan gadis kecil yang aku temui saat ayah ku meninggal., Itu sebabnya aku menyetujui pernikahan itu.." Evan merasa bahagia karena dia bisa bertemu dengan gadis kecil yang selama ini ia cari.

Itu sebabnya Evan tidak mengatakan namanya pada Sila. Ia ingin mencari waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya.

Jika Evan mengatakannya sekarang Sila pasti akan berusaha kabur lagi, Evan begitu takut kehilangan Sila untuk yang kedua kalinya.

Sampai di kantor Evan brubah menjadi orang yang berbeda.

Dia menjadi sosok Evan yang bersikap dingin, Kejam bahkan dia bisa menjadi psikopat jika ada wanita yang berani mendekatinya.

Setiap pegawai di kantor selalu merasa tegang sampai serasa harus menahan nafas saat Evan datang, Semua pegawai wanita di tekankan harus memakai pakaian sopan. Karena Evan paling benci kantornya dijadikan ajang bergaya lebay oleh para wanita yang Evan anggap menjijikan.

" Bos, Ada undangan pertunangan dari pemilik perusahaan di bawah kita." Seorang pegawai wanita menyerahkan sebuah undangan lalu pergi.

Evan terus menerus menatap undangan ia berfikir untuk membawa Sila sebagai pasangannya. Toh gadis itu juga tetap tidak akan menyadarinya. Sepulang dari kantor Evan ingin memberi tahu Sila bahwa jam sembilan malam ini dia harus menemani Evan ke acara itu. Saat membuka pintu rumah Evan kaget.

Dia melihat gadis itu tertidur pulas di sofa.

" Bodoh, Apa kebiasaan tidurmu ini tidak bisa di ubah..! Apa kau belum memilih kamar.." Evan yang tersenyum sembari menatap wanita yang ia cintai sambil mengelus rambut Sila.

" Aku melarang mu untuk melihat ke lantai

atas karena aku takut kau akan melihat kamar yang aku siapkan untuk mu dimasa depan, Kau pasti sudah melupakan aku kan..!?Tapi aku tidak, Sejak kejadian dulu hingga sekarang kaulah satu - satunya gadis yang aku cintai, Tak ada gadis lain lagi di hati ku, Tak apa, Kita mulai dari awal lagi, Pertama yang harus ku lakukan adalah mengubah pikiran mu yang jelek - jelek tentang ku." Ujarnya sembari mencium kening Sila.

Salah satu pintu kamar yang ada dibawah terbuka Evan melihat kamar itu sudah dirapikan baju Sila sudah dimasukan kedalam lemari semua. Evan menggendong Sila, Saat akan berjalan ke kamar, Sila terbangun.

" Bos...." Sila yang terbangun mengucek matanya.

" Apa aku membangunkan mu.?" Evan menatap Sila tapi tetap saja ia enggan menurunkan Sila sebelum sampai kamarnya Sila.

" Bukan begitu... tapi... itu... bisa... Bisakah kau menurunkan aku.." Muka Sila memerah karena malu.

" Tak apa tidurlah lagi aku hanya ingin memindahkan mu ke tempat tidur mu saja.." Jawab Evan seolah tidak peduli meskipun Sila menolak.

" Tidurlah sebentar lagi, Nanti malam jam sembilan lakukan pekerjaan mu, Temani aku ke pesta." Evan menurunkan Sila di atas kasurnya.

" Ke pesta..?? Tapi aku tidak punya gaun sama sekali dan aku juga tidak pernah sekalipun menghadiri pesta." Sila menundukkan kepalanya takut di marahi, Badannya gemetar hebat. Evan yang melihat Sila, Dia sudah menebak apa saja yang terjadi padanya dari dia kecil hingga dewasa. Evan menyerahkan sebuah bungkusan pada Sila dan mengelus kepala Sila dengan lembut.

" Aku tau..,Aku sudah membeli gaun yang mudah dan nyaman untuk kau kenakan sepatu dengan hak pendek yang tidak akan membuat kakimu sakit,." Evan menatap dan menenangkan Sila yang gemetar ketakutan.

" Tapi bagaimana jika di tempat pesta aku membuat kesalahan yang besar dan membuat mu malu bos.?" Ujar Sila yang berusaha menatap Evan.

" Aku jadi ingin merasakan bagaimana rasanya di buat malu.." Evan tersenyum karena tubuh Sila sudah tidak gemetaran lagi.

" Mana ada orang yang ingin dipermalukan begitu.." Gerutu Sila.

" Tidak apa..,Yang perlu kau lakukan hanyalah menjadi dirimu sendiri itu sudah cukup bagiku." Terpancar kehangatan, Kelembutan dari dalam mata Evan yang menatap Sila, Memberi kenyamanan tersendiri dalam hatinya.

Sila merasa dihargai dan mendapat kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari keluarga ataupun pacarnya.

" Baiklah... Terimakasih bos." Sila yang tersenyum manis membuat jantung Evan seakan ingin meledak.

" Kalau begitu bersiaplah, Aku juga akan bersiap." Ujar Evan yang terburu - buru keluar karena takut tak sanggup menahan dirinya ingin mencium Sila.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

***Akhirnya penantian ini berbuah manis

Kerinduan yang begitu hebatnya

Tersiksa karena perpisahan

Sakit menahan rindu, Kini terobati sudah

Hadir mu mengobati rasa ini

Menerangi gelapnya hari

Menyirami api kerinduan

Dekaplah aku, Jangan pergi lagi

Kan ku beri dunia ku untuk mu

Segala yang ku miliki adalah milik mu

Ku mencintai mu wahai bidadari hati

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

🤗Selamat membaca🤗

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁***

Kenyataan

" Bos aku sudah siap." Sila yang keluar dari kamarnya dengan riasan tipis tapi terlihat sempurna.

Evan termangu tak menjawab Sila.

Dia terus menatap kearah Sila, Evan berfikir ingin membungkus Sila agar tak ada yang bisa melihat kecantikan gadis itu.

"Bos." Sila mulai salah tingkah. Dia takut melakukan kesalahan, Dia berbalik ingin masuk ke kamarnya lagi.

Menyadari hal itu Evan menarik tangan Sila " Kamu mau kemana pintu keluarnya ada di arah sebaliknya, Aku tidak menjawab karena kamu terlihat sangat cantik."

Sila menatap Evan dan mengikuti langkah kakinya,Di dalam mobil Sila gemetaran.

Sampai di tempat pesta Sila mencoba memberanikan diri.

" Aku akan bicara pada seseorang lebih dulu kau tunggu aku disini jangan kemana - mana." Evan meninggalkan Sila sendirian.

" Sila.." seseorang memanggil Sila.

" Ami, Kenapa kamu ada disini.". Ujar Sila sembari memeluk sahabatnya itu.

" Oh, Siapa yang mengijinkan kamu datang kemari, Kami tidak mengundangmu." Sarah dan Alex tiba - tiba muncul. Dalam hati, Alex tak menyangka Sila bisa datang ke acara pertunangannya dengan Sarah.

Sarah langsung menyiram Sila dengan minuman yang di bawa pelayan.

Sontak Ami berlari menghadang di depan Sila, Ami basah kuyup. Sarah masih tidak mau menyerah dia menyuruh para pelayan membawakan dia minuman lagi dan lagi.

" Dasar perempuan ****** tidak tahu diri, Kamu tidak layak datang ke pesta pertunangan aku dengan Alex." Sarah yang marah - marah dan trus menyiram Sila dengan minuman.

Ami dan Sila terlihat begitu kacau. Sila kaget tidak menyangka Alex yang pacaran dengannya selama tiga tahun telah membohonginya.

" Lancang!!!!" Evan berteriak dari belakang semua orang ketakutan.

" Tuan Evan ini hanya ada sedikit masalah aku akan membereskannya dengan cepat." Ayah Sarah yang ketakutan melihat aura membunuh yang sangat kuat dari Evan.

" Oh, Aku ingin lihat bagaimana kamu membereskan masalah ini." Suara lima orang serempak dari belakang Evan.

Sila semakin tak bisa berfikir, Dia kini sok mengetahui masalah pertunangan Alex dengan Sarah, Kini ditambah lagi kenyataan tentang Evan adalah bos sekaligus ia baru sadar orang yang ingin ia jauhi justru dia tinggal serumah dengannya.

" Pengawal usir kedua gadis hina ini keluar." Ayah Sarah berteriak memanggil pengawal.

Evan semakin marah, Ia menarik tangan Sila dan memeluk erat gadis itu. Semua orang yang hadir terkejut dan ketakutan.

" Aku ingin lihat siapa yang berani menyentuh wanita ku, Dia ku perlakukan layaknya seorang ratu tapi beraninya kalian menghina dan merendahkannya ha!!!" Evan berteriak kemarahannya memuncak.

" Gadis kecil pakailah jaket ini dan terima kasih sudah membela bibiku." Teo menyerahkan jaketnya pada Ami.

Dia menarik Ami kebelakang nya.

" Leon lakukan padanya sama seperti yang ia lakukan pada wanitaku."Evan melambaikan tangan sebagai perintah.

" Tunggu dulu, Ada yang ingin aku tanyakan pada mereka.!!" Ujar Sila sembari menatap Evan.

" Kau... Huh, Baiklah hanya sebentar.." Evan yang tak pernah bisa menolak perkataan Sila.

" Apa lagi yang kau inginkan hah, Lebih baik kau cepat pergi dari sini aku muak melihat mu" Sarah tetap angkuh dan tak sadar akan bahaya sama sekali.

" Aku hanya memiliki satu pertanyaan harusnya kau tau bukan selama SMA tiga tahun aku dan Alex berpacaran." Sila bertanya dengan nada keras pada Sarah.

" Hanya dalam mimpi mu aku dan Alex sudah bersama sejak kami SMP." Ujar Sarah dengan nada merendahkan.

" Kalau begitu aku akan bertanya padamu, Alex apa kau pernah pacaran dengan ku." Sila menatap Alex.

"Sila, Apa yang akan kau lakukan, Cepat pergilah dari sini, Saat urusan ku dengan keluarga Sarah selesai aku hanya milik mu, Aku hanya mencintai mu, Tunggulah aku sebentar lagi!!?" Alex bermonolog dalam hati, Berharap Sila bisa mengerti.

" Tidak." Jawab Alex dengan tegas.

" Baiklah, Aku mengerti kalian memang layak bersama dalam kehancuran." Sila melangkah dengan tegas kembali ke dalam pelukan Evan.

"Maafkan Sil, Aku belum bisa mengatakan apapun pada mu" Ucap Alex dalam hati sambil menatap sedih ke arah Sila.

" Aku sudah memberi mereka kesempatan tapi sampai akhir mereka tetap berbohong sekarang terserah apa yang ingin kau lakukan aku tidak peduli lagi," Sila menatap Evan. "Deg" Jantung Alex seakan berhenti berdetak, Ia seakan tak percaya dan tak terima jika Sila pergi ke dalam pelukan pria lain.

" Tutuplah matamu, Mulai hari ini aku bersumpah siapapun yang berani menyakitimu mereka harus membayarnya berkali - kali lipat dari penderitaan mu." Evan memeluk Sila dengan kelembutan.

Leon terus menerus menyiram wajah Sarah dengan minuman hingga dia jatuh pingsan.

" Rian dalam satu jam buat kedua keluarga ini hancur."

" Oke bos." Rian menyentuh hpnya tiba - tiba kedua keluarga mendapat kabar bahwa perusahaan milik mereka telah bangkrut. Sontak mereka memohon ampun, Namun sudah terlambat karena tak ada ampun bagi siapapun yang berani menyinggung monster satu ini.

" Rian hancurkan semua keluarga yang ada disini juga karena saat wanita ku di permalukan mereka hanya menonton." Kemarahan Evan masih meledak tak terkendali. Semua yang ada di sana ketakutan dan memohon belas kasihan dari Evan.

" Tidak boleh...." Tuba - tiba Sila berteriak kepada Evan dan mendorongnya.

" Ada apa..? Cepat kembali ke sini" Evan bingung dengan sikap Sila.

" Mereka semua tidak bersalah kau tidak boleh menghancurkan bisnis mereka, Jika bisnis mereka hancur mau hidup dengan apa keluarga mereka..!" Sila menangis sembari melangkah mundur.

" Aku tidak peduli, Yang aku pedulikan hanya kau." Evan trus melangkah maju mengikuti Sila yang terus berjalan mundur.

" Kau benar - benar seorang psikopat, Kau sangat kejam." Sila masih terus berusaha menjauhi Evan.

" Ya, Aku akan menjadi seorang psikopat bahkan aku bisa sangat kejam jika ada sesuatu hal yang bisa menyakiti mu maka aku akan menghancurkannya." Evan menangkap tangan Sila menariknya ke dalam pelukannya.

" Aku mohon lepaskan saja orang - orang tidak bersalah itu, Mereka sama sekali tidak tahu kejadian yang sebenarnya." Sila memohon kepada Evan.

" Begini saja, Apa yang akan kau berikan padaku jika aku melepaskan semuanya kecuali kedua keluarga itu." Evan menatap Sila dengan tajam dan menyeringai licik seakan mengharapkan sesuatu.

" Apa, Apa yang kau inginkan, Aku tak punya apa - apa.." Sila kebingungan dan merasa geelisah karena Evan sudah memiliki segalanya.

" Gadis bodoh ini benar - benar membuat orang ingin mengurungnya dan tak membiarkannya keluar." Kata hati Evan.

" Bersumpah lah bahwa kau tidak akan meninggalkan aku, Kau akan hidup bersama ku sampai mati." Evan menatap Sila dengan perasaan dan penuh harapan.

Melihat Evan yang seperti itu Sila yang bodoh pun bisa merasakan cinta yang begitu dalam dari seorang pria psikopat dan kejam, Tapi selalu bersikap lembut dan penuh kasih sayang padanya.

" Baiklah" suara Sila terdengar lirih tapi jelas, Tanpa pikir panjang tanpa sadar ia langsung menjawabnya.

" Apa, Kau setuju..??! Kau benar - benar mau hidup bersamaku selamanya..." Evan masih belum percaya dengan apa yang ia dengar.

" Aku bilang, Iya aku mau hidup bersama dengan pria psikopat sepertimu.." Sila berteriak hingga satu ruangan dibuat bengong semua olehnya.

Evan sontak menggendong Sila "Rian biarkan saja yang lain hanya saja jangan lepaskan dua keluarga itu dan ayo pulang semuanya baru datang biar nanti aku kenalkan kakak ipar kalian." Evan beserta lima lainnya keluar dan pulang.

" Hei gadis kecil pakai jaket ku dengan benar ikut aku ke tempat paman dan bibi nanti aku yang antar kamu." Teo memakaikan helm dan naik motor boncengan dengan Ami.

" Tunggu dulu, Dimana Ami..?" Sila hendak turun dari mobil ingin mencari Ami.

Evan menarik tangan Sila dan menyuruh Sila bersandar padanya.

" Gadis kecil itu sudah ada di rumah kita sekarang, Teo membawanya naik motor."

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

***Rasa hati masih tak percaya

Enggan menerima rasa

Berusaha bersembunyi di balik kebohongan

Membawa cerita lama pergi

Ingin hati menutup diri

Menjauh dari kata cinta

Menutup diri dari harapan

Harapan yang akhirnya tinggal khayalan

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

🤗Selamat membaca🤗

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!