Hujan deras yang membasahi seluruh jalanan di kota. Namun, jalanan itu terlihat sangat sepi, tidak banyak kendaraan yang melintas. Tidak lama terlihatlah sebuah mobil sport merah melaju dengan kecepatan sedang.
Dia seorang wanita, yang sedang mengendarai mobil tersebut, dengan suara musik yang setia menemaninya di sepanjang jalan.
Wanita itu terlihat sangat lelah, karna telah menyelasaikan sebuah misi yang di berikan kepadanya, sebuah misi yang sangat berbahaya. Ya, dia adalah seorang agen kepolisian rahasia yang memberantas musuh - musuh yang berbahaya bagi negaranya. Dia ahli dalam segala bidang beladiri, menembak dan bahkan dalam ilmu pengobatan, wanita itu mempunyai rahasia besar pada dirinya.
Sebuah kalung dimensi yang di wariskan dari kakeknya, dan kalung dimensi ini lah yang kerap membantunya dalam misi - misi yang di berikan kepadanya.
Alika, nama perempuan itu. Cantik, tinggi dan kulit seputih susu. Namun, wanita terlihat datar, meskipun begitu dia adalah wanita yang sangat baik.
Dalam perjalanannya dia terlihat sangat lelah, dan ingin segera cepat sampai rumah untuk segera merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Ia pun menambahkan kecepatan laju mobilnya. Namun, di tengah perjalanan dia melihat ada seorang yang tiba - tiba menyebrang jalan, karena terkejut Alika dengan refleknya membanting stir mobilnya ke kanan dan akhirnya dia menabrakan mobilnya ke pembatas jalan yang berada di sekitar sana, yang membuatnya tak sadarkan diri, karena benturan yang cukup kencang, dengan posisi kepala bersandar pada stir mobil dan darah yang mengalir dari kepalanya.
Hujan lebat yang terus menerus mengguyur dan petir yang terus datang menyambar apapun di bumi.
Sepi, tidak ada yang menolongnya, hingga kejadian yang tak terduga terjadi, yaitu mobilnya menghilang berserta Alika dari tempat kejadian, dan terlihatlah orang yang menyebarang tadi, dia tersenyum dengan misterius, seperti tau apa yang akan terjadi pada wanita itu, Alika.
Dimensi Lain.
Terik matahari yang bersinar menyinari apapun yang berada di bawahnya, menembus benda yang transparan namun terlihat gelap jika di terlihat di luar, hingga mengusik dan membangunkan seseorang di didalam sana.
Perlahan kelopak mata itu pun terbuka, dia mendongkakkan kepalanya ke atas dan mengahalangi sinar matahari dengan tangannya, sinar matahari yang sangat menyilaukan mata.
''Hutan, apa ini hutan ?'' pekik wanita itu dengan terlihat sangat terkejut.
Dia bergegas keluar dari mobil, dia merasa aneh mengapa dia berada di hutan, sedangkan yang ia ingat dia berada di jalan dan sudah menabrakan dirinya pada pembatas jalan, karna menghindar dari seseorang yang menyebrang jalan agar tidak tertabrak olehnya.
Namun, naas malah dirinya yang mengalami kecelakaan, mobilnya pun seharusnya rusak, dan yang dia ingat diapun mengalami luka parah pada bagian kepalanya, sedangkan yang dia alami dan dia lihat sendiri, dengan mobil yang seperti tidak pernah terjadi sesuatu benturan dan dirinya yang tidak terluka sedikitpun.
''Apa ini, apa ini mimpi, apa aku sudah mati ?'' satu kalimat yang keluar dari mulut Alika, tapi ia merasa ini seperti nyata.
Ya, dia Alika. Yang tanpa dia sadari dia telah perpindah ke dimensi lain, dunia yang ia tempati kali ini adalah dunia yang kejam, dimana yang kuat di hormati dan yang lemah di tindas, dia terlempar ke masa yang jauh dari kata modern seperti pada zamannya.
Alika yang merasa bingung sendiri, dia bergegas kembali masuk ke dalam mobilnya, dan mencari benda pipih yang dia perlukan, sebuah handphone, ia mulai mencari kontak siapapun yang bisa di hubunginya, namun anehnya tidak ada sinyal sama sekali, dia kesal dan membanting ponselnya ke kursi samping kemudi mobil.
''Sial, apa - apaan ini dan ash kepalaku.!' Dia memegang kepalanya lalu menyandarkan badanya di kursi kemudi kembali, Karena rasa pusing yang menyerang kepalanya, hingga dia pun mulai terlelap kembali, mungkin karna perpindahan tempat dan kejadian yang sangat membingungkan baginya.
Waktu berjalan begitu cepat, sampai ke esokan harinya ia terlelap, dan terbangun karna suara berisik di luar mobil.
Dia melihat orang - orang di luar mobilnya, mereka memandang mobilnya dengan heran dan takjub, begitupun dengan Alika yang heran melihat pakaian yang digunakan mereka seperti pakaian kerjaan zaman dahulu.
Alika keluar dari mobil nya dan langsung di sambut dengan puluhan pedang yang siap menyerang ke arahnya.
''Apa - apaan ini! mengapa kalian menyerangku? dan apa kalian sedang syuting, apakah ini prank? Ck, bisakah kalian membantuku keluar dari hutan ini ?''
Pertanyaan beruntun yang di berikan Alika kepada mereka, namun mereka hanya terdiam dan terbengong dengan munculnya Alika yang keluar dari benda yang mereka kagumi, yang mereka pikir terbuat dari besi dan dengan pakainya yang sangat berbeda dengan wanita di zaman ini.
''Hey nona benda apa ini ?'' Tunjuk salah satu orang di sana ke arah mobil, " dan pakaian apa yang kau gunakan ?'' lanjutnya ia bertanya.
Bukan jawaban yang Alika harapakan malah pertanyaan yang membuat Alika kembali heran.
''APA !'' Alika terdiam dan terkejut mendengar pertanyaan mereka, ia heran manusia macam apa yang dia jumpai saat ini, mengapa mereka bertanya hal seperti ini, Alika berpikir apakah mereka adalah suatu suku yang tinggal di hutan yang tidak tahu tentang zaman yang telah berkembang, Alika yang pusing sendiri memikirkannya, yang belum tau dan sadar jika dia telah berada di dimensi yang berbeda.
"Hey nona bisakah kau jelaskan apa ini ?'' tanya salah satu di antara mereka yang menggunakan pakaian jirah perang namun terlihat gagah dan mewah.
Alika hanya diam, dia masih bingung apa yang sebenarnya terjadi padanya.
''Dimana ini, dan siapa kalian ?'' satu pertanyaan yang keluar dari Alika membuat mereka tersentak karna suara yang datar dan tegas.
''Hey nona, bisakah kau sopan dan jawablah pertanyaan dari Raja kami !'' kata salah satu prajurit yang di yakini adalah seorang jendral.
''Raja?'' Alika yang semakin bingung.
''Ash benar apa kalian sedang syuting? mengapa melibatkanku? '' jawab Alika sekenanga. Namun, saat Alika melihat wajah mereka yang datar dan bingung pun mengedarkan pandangannya ke segala penjuru hutan, mencari alat yang biasa di gunakan untuk syuting atau kru dan staf, dan ternyata tidak ada apapun di sana, dan Alika pun kembali melihat ke arah mereka, dan pandangannya tepat ke arah sang Raja.
''kau seorang Raja bukan? Tentu kau bisa menjawab pertanyaanku, di mana ini? ''
''Hey kau nona, apa kau tidak punya sopan santun, tak bisakah kau hormat dengan yang mulia, apa kau ingin dihukum !'' kesal jendral sambil mengarahkan pedangnya ke arah Alika.
Alika hanya diam, dia tidak merasa takut sedikit pun karna dia sendiri memegang senjata yang lebih cepat dari sebuah pedang.
''Aku hanya akan hormat kepada orang tua dan lagi aku sudah merasa sopan,'' jawabnya santai.
''Kurang ajar kau !'' Sang jendral yang hendak menyerang dan Alika yang juga bersiap mengambil pistol di balik baju yang ia kenakan, terhenti karna suara sang Raja.
''Hentikan ! '' Sang Raja melangkah mendekati Alika, mungkin sang Raja mulai menyadari jika Alika bukan berasal dari sini, terbukti dari apa yang ia bawa dan pakaian yang dia gunakan, sesimple itulah sang Raja yang memikirkannya.
''Kau berada di wilayah kerjaanku, kau berada di kerjaan Awan dan ini adalah tahun 505 M. ''
Jederr ! bagai di sambar petir Alika yang mendengar penjelasan sang Raja , kakinya mendadak lemas, lalu ia mundur melangkah ke belakang dan bersandar di mobilnya.
'' Apa ini, apa aku berpindah dimensi, tidak ini pasti mimpi, tapi... ash bagaimana bisa?" Alika diam dan termenung, memikirkan hal ini, kejadian yang menurutnya mustahil, namun dia alami sendiri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Apa Alika percaya dengan takdirnya kini?
Hidup di dunia yang berbeda***.
Alika, dia sama sekali tidak menyangka akan hal ini. Apa didunia ini memang ada kehidupan kedua? Pikir nya heran dan tidak percaya.
''Lalu, bisakah kau beri aku jawaban benda apa itu dan dari mana kau berasal?'' tanya sang Raja.
Alika mendongkakkan kepalanya dan menatap sang Raja yang bertanya kepadanya.
'' Ini mobil, aku berasal di abad di mana tidak ada lagi kerajaan, yang ada adalah sistem demokrasi !'' singkat Alika yang perasaan sedang tidak nyaman saat ini.
Raja mengerutkan keningnya," masa depan kah?''
''Ya, bisa di bilang seperti itu," jawab Alika.
''Yang mulia apa kita akan istrahat disini ? matahari sudah terik, saatnya yang mulai makan siang," sang jendral mendekati Rajanya dan sedikit berbisik untuk melanjutkan perkataannya dan mencoba tidak mempedulikan Alika yang menurutnya aneh.
"Dan apa yang mulia akan membawa wanita ini sebagai tawanan kerajaan, mungkin saja dia adalah seorang mata - mata dari kerajaan lain bukan?'' ucap nya yang membuat Rajanya sedikit tersenyum.
''Ya, kita istrahat disni kalian carilah makan siang !'' titah sang Raja.
''Baik yang mulia.''
"Dan Jendral serpertinya nona ini tidak seperti apa yang kau pikirkan, nona apa anda mau bergabung dengan kami ?''
''Tidak terimakasih.''' singkatnya, setelah berkata seperti itu, ia kembali masuk ke mobilnya, ada sesuatu yang ia lupakan. kalungnya, apa kalungya ikut bersama dengannya? dia meraba lehernya dan ternyata kalung nya ikut bersama dengan nya.
Helaan nafas lega terdengar darinya, lalu ia mulai memfokuskan dirinya untuk masuk kedalam ruang dimensinya, dan sesaat dia telah masuk ke ruang dimensinya, suasananya yang berbeda, ruang dimensinya berubah, ada sebuah istana, yang memang sudah ada sejak lama di ruang dimensi, namun tak jauh disana ada sebuah rumah yang ia tempati di zamannya, yang kini ikut masuk ke dalam ruang di mensinya.
Alika bergegas melangkah masuk ke rumahnya, dan benar saja saat ia sudah berada dalam rumahnya semua keadaannya persis sama, sama seperti saat terakhir dia tinggalkan untuk melaksanakan misi yang ia dapati.
Sedangkan di luar dimensi tepatnya Raja dan pasukanya terbengong dengan penolakkan Alika pada Rajanya, Raja itu tersenyum, ia menemukan wanita dengan sikap dan sifat yang berbeda dengan wanita yang biasa ia temui, namun ia pun sedikit kesal karna penolakkan Alika.
Jendral yang menyadari kekesalan Raja nya pun berkata. "Yang mulia apa perlu ku bawa wanita itu dan menghukumnya karna berani menolak ajakan yang mulia."
''Tidak perlu,"jawab singkatnya, dan berbalik berjalan menuju tempat yang telah di sediakan oleh para prajuritnya.
Alika yang berada di rumahnya yang berada di dalam ruang dimensi, dia terlihat segar karna sudah membersihkan dirinya dan juga mengganti pakaiannya, sekarang dia sedang berada di dapur untuk menyiapakan makanannya karna perutnya sudah lapar.
Setelah selesai dia bersiap keluar dari ruang dimensinya, mau bagaimanapun ia harus bisa menerima takdirnya tinggal di tempat berbeda dengan masanya, jika perlu dan jika bisa dia akan mencari cara agar bisa kembali ke zamannya.
Setelah keluar dari ruang dimensinya, Alika masih berada di dalam mobil, dia melihat keluar orang - orang kerjaan yang sedang melayani rajanya.
Alika pun memutuskan keluar dari mobil dengan style yang berbeda dari sebelumya, semua orang yang berada disana melihat dengan tatapan nafsu, karna pakaian yang Alika kenakan dibilang sangat terbuka di zaman ini, namun Alika tidak peduli dia acuh dan melangkah menuju sang Raja .
''Bisakah kau tunjukan padaku jalan keluar dari hutan ini?" Alika tidak peduli sama sekali dengan tatakrama kerjaan, toh dia bukan berasal dari sini dan dia hanya akan hormat kepada orang tua saja dan menurutnya ini pun ia sudah menhormati nya dan dia pun akan hormat pada orang yang juga menghormatinya dan lagi yang dia liat Raja itu seumuran dengannya.
''Kau! bisa kah kau sopan dengan Raja kami, tundukan kepalamu jika bertanya terhadap Raja!'' kata sang Jendral yang kesal pada Alika.
Alika dia tidak peduli dan terus menatap Raja, lalu tanpa dia sadari sebauh pedang sudah berada di lehernya, namun ia tetap tenang, sang Raja pun hanya diam, dia ingin lihat keberanian Alika sampai mana, dia sedikit tertarik dengan keberanian Alika.
Raja Erland, dia adalah Raja muda di kerajaan Awan yang terkenal akan kekejamannya, dia adalah Raja yang tampan tapi belum ada perempuan yang menarik perhatiannya tidak seperti Raja di kerajaan lain yang sudah punya permaisuri dan juga mempuanyai banyak selir, Raja Erland sendiri dia paling anti di dekati oleh wanita menurutnya wanita itu merepotkan dan menjijikan dan hanya menginginkan harta, tahta dan kekuasaan.
Dengan gesit Alika menendang sang Jendral dan menjatuhkan pedang yang di pegangnya, lalu Alika membalikan Jendral itu dan memukul tengkuk lehernya hingga pingsan.
''Lemah!" ucap Alika.
Sesaat para prajurit kerajaan awan tercengang, Jendral mereka dikalahkan dengan mudahnya, namun detik kemudian mereka mulai bersiap untuk melawan Alika, prajurit yang akan menyerang Alika terhenti karna suara sang Raja.
''Hentikan ! '' sahut sang Raja yang matanya sambil menatap Alika.
''Nona kau hebat juga bisa mengalahkan jendral kami,'' lanjut Raja Erland.
'' Jendral?" Alika mengangkat kedua halisnya heran, Jendral seperti ini dengan mudah ia lawan, lalu bagaimana nasib kerjaannya pikirnya, ''tapi maaf kemampuan nya jauh di bawahku, '' jawab Alika sombong, dia tidak tau bahwa Jendral yang ia kalahkan adalah yang bisa di bilang Jendral terkuat dari ke empat kerajaan di benua timur ini, tapi mau bagaimanapun Alika memang perempuan di zaman era modern yang menguasai segala bidang beladiri hingga persenjataan, dia sudah terlatih menjadi agen wanita terkuat maka misi- misi yang ia dapatkanpun adalah misi yang musuhnya terbilang sangat berbahaya, namun Alika dan teamnya selalu bisa menyelesaikan misinya dengan cepat dan sempurna.
Prajurit kerajaan yang tidak percaya dan tidak terima dengan yang di katakan Alika, mereka ingin kembali menyerangnya, namun di hentikan kembali oleh isyarat tangan sang Raja .
Sang raja tertawa, '' hahaha menarik, sungguh menarik nona, maukah kau ikut dengan kami, menuju kerajaan awan, kau bisa tinggal di istana jika nona mau ?''
Raja Erland berpikir ingin menjadikan nya permaisuri kerajaan namun harus mendekatinya dengan perlahan karna dia bukan wanita yang mudah di goda, dan Alika sungguh menarik perhatinya dia tidak pernah bertemu dengan wanita seperti ini dan wanita seperti inilah yang dia cari cantik, kuat dan tidak seperti kenyakan wanita yang dengan mudahnya merayu Raja dengan tubuhnya.
Raja Erland dia bukan Raja yang sukar memaksa dia akam mendekati Alika dan menjadikannnya Permaisuri jika Alika pun menginginkan dirinya.
''Bagai mana nona ?'' tanya nya lagi karna belum mendapatkan jawaban dari Alika.
''Siapa namamu ?''
''Hey nona kau mau di hukum mati ?'' teriak salah satu prajurit.
Alika yang heranpun bertanya, '' apa salahnya menanyakan sebuah nama?"'
Raja Erland kembali tertawa, '' kau tau nona, di zaman ini menanyakan nama sang Raja itu sangatlah dilarang, apa lagi menyebut nama sang Raja, namun untukmu adalah pengecualian aku akan memberitahukan namaku padamu dengarlah baik - baik, Erland Steve Malfoy.''
Alika hanya menganggukkan kepala singkat dan tidak peduli dengan penjelasan sang Raja dan hanya menangkap namanya saja yaitu Erland itu sudah cukup untuknya.
''Nona apa kau tidak ingin memberi tahukan namamu ?''
''Alika.''
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Alika yang telah memperkenalkan dirimya dengan sangat singkat yang membuat Raja Erland sedikit tersenyum.
''Alika sungguh nama yang cantik '' ucap nya Raja Erland mencoba memujinya, namun Alika ia hanya setia dengan wajah datarnya.
Sedangkan para prajurit yang mendengar Rajanya berbicara seperti itu, dan memuji seorang wanita, mereka membelalakan matanya tidak percaya, pasalnya mereka tidak pernah mendengar Rajanya merayu atau memuji wanita sebelumnya, justru para wanita lah yang selalu memuji dirinya bahkan merayu Raja Erland, dan kini Rajanyalah yang memuji Alika, Rajanya bahkan mengajaknya tinggal di istana, maka kini yang mereka lihat dan dengar sekarang adalah sebuah keajaiban, mereka pun berpikir apakah nona itu yang akan menjadi Ratu dikerajaan Awan pikirnya mereka para prajurit.
''kau tidak perlu memanggilku dengan embel - embel nona lagsung saja panggil nama ku, Alika '' ucap Alika.
''ash baiklah, Alika apa dengan tawaran ku ikut bersama kami ke istana, dan tinggal di istana ku, apa kau bersedia?''
Alika, ia berpikir sejenak, lalu menganggukan kepalanya tanda seribu toh dia pikir tidak ada ruginya ikut dengan mereka, karna dia sendiri pun bingung harus bagaimana di tengah hutan seperti ini, dan di zaman yang belum ia ketahui sama sekali, dan yang lebih penting ia bisa keluar lebih dulu dari hutan ini, dan untuk tinggal dengan nya di istana sepertinya dia akan menolak karna yang ia tau kehidupan istana itu penuh dengan politik dan banyak aturan.
''baiklah karna Alika sudah setuju kita akan melanjutkan perjalanan di pagi hari karna hari sudah sore dan akan gelap '' ucap sang Raja.
Alika mengangguk setuju lalu berbalik menuju mobilnya dan ia masuk ke ruang dimensinya untuk istrahat, sebenarnya di ruang dimensi sangat jauh berbeda satu hari di ruang di mensi yaitu satu jam di dunia luar, namun Alika pun bisa mengatur waktunya agar bisa sama dengan waktu yang ada di luar ruang dimensi.
Raja Erland yang masih penasaran dengan mobil yang di maksud Alika ingin sekali bertanya lebih banyak, namun dia urungkan melihat Alika uang pergi begitu saja, lagi pula menurutnya masih banyak waktu untuk bertanya, dan esok di saat mereka mulai bergerak menuju kerajaan awan ia akan kembali bertanya pada Alika.
Ke esokan paginya ..
Alika yang telah keluar dari ruang dimensi dan kini berada dalam mobil nya, Alika ia memastikan lebih dulu orang - orang kerajaan yang ia lihat masih bersiap - siap, setelah Alika melihat mereka telah siap, Alika pun keluar dari mobil dengan style yang berbeda dari hari kemarin dan tetap dengan warna hitam yang mendominasi dan pakaian yang sedikit terbuka, karna Alika, dia wanita yang sangat suka dengan warna hitam
Raja Erland menatap Alika dengan tatapan yang sulit di artikan, karna melihat tampilan Alika yang selalu memukau, Raja Erland pun menoleh ke arah para prajurit dan jendralnya, mereka yang menatap Alika dengan tatapan nafsu dan memuja, ada perasaan emosi dan tak rela jika mereka menatap Alika seperti itu, dia lalu berdehem cukup keras dan berkata ''jaga mata kalian '' ucap Raja Erland dengan suara dingin dan tegas, mengisyaratkan jika Raja Erland terlihat sedang emosi atau marah, sontak semua prajuritpun langsung menundukan kepalanya, takut dengan kemarahan Raja Erland nanti nya.
'''Alika, maaf apa kau tidak ada pakaian yang lebih tertutup '' ucap Raja Erland yang secara tidak langsung ingin mengatur Alika dan memrintahkan Alika untuk mengganti pakaiannya.
Alika, ia mengangkat bahunya acuh dan berkata ''jangan mengaturku, walaupun kau Raja aku tak takut padamu, dan tidak akan menuruti perkataan atau perintah yang tidak masuk akal seprti ini, dan lagi pula pakaian ini yang biasa sering aku gunakan sebelumnya di zamam ki dan ini adalah hal yang sangat biasa, jika kau keberatan maka kau tidak perlu melihatku '' ucal Alika panjang lebar.
Raja Erland mengangkat kedua halisnya, mendengar perkataan Alika, satu kata yang Raja Erladnd ingat, Raja Erland pun terenyum kecut mengingat perkataan Alika tersebut.
Jendral Alex yang biasanya emosi terhadap Alika, kini dia terlihat lebih tenang karna sudah di jelaskan oleh anak buahnya dan Raja nya, yang mengatakan sang raja yang tertarik pada Alika, dan Raja Erland yang mengatakan untuk tidak mengusik nya terlebih dahulu, karna kita tidak tahu akan kekutannya, jendral Alex pun memgangguknm setuju, dan lagi ucapan Raja nya, ada benarnya bahkan Alika dia bisa mengalahkannya, dan dia pun terpikir akan perkataan para prajuritnya, jika Raja Erland mengukainya, memyukai wanita yang mengalahkan nya, dan sang Jendral pun ia hanya pasrah dan hanya bisa mendukung, toh wanita yang di incar Raja pun dia bukan wanita yang sembarangan dia adalah wanita yang kuat pikirnya.
''baiklah '' pasrah sang Raja karna diapun sadar tak bisa memaksakan kehendeknya terlebih lagi seorang Alika wanita yang berbeda dengan wanita lainnya, wanita liar pikirnya.
''tapi apa kau bisa menaiki kuda dengan pakaian seperti itu ?'' lanjut Raja Erland yang bertanya pada Alika.
''aku tidak akan menaiki kuda, aku akan menaiki mobilku !'' jawab Alika singkat, yang membuat semua orang heran.
''mobil ?!" ucap sang raja heran '' benda ibu bisa bergerak ?!'' lanjutnya.
''ya, dan kau bisa ikut naik jika ku mau tau"
Dengan semangat sang Raja menganggukan kepalanya, dia sangat penasaran dengan benda yang dibsebut mobil itu namun ada seseorang yang berkata ''yang mulia apa tidak akan terjadi apa - apa kami khawatir karna kita tidak tau benda itu ''?! Jendral Alex yang berbicara pada Raja nya dengan sedikit khawatir.
Alika dia hanya diam tak peduli mendengar ucapan Jendral Alex.
''tidak aku yakin benda itu aman '' yakin Raja Erland sambil menatap Alika.
Jendral Alex hanya bisa menghembuskan nafas kasarnya dan berkata ''baikalah kami akan mengikuti yang mulia dari belakang ''
Raja Erland mengangguk lalu melangkah mendekat ke arah Alika, Alika yang mengerti langsung menyuruhnya masuk di pintu sebrang Alika yaitu samping kemudi, Alika, ia masuk terlebih dulu yang diperhatikan oleh Raja Erland bagaimana cara Alika bisa masuk ke dalam benda itu, setelah mengerti lalu ia sendiri masuk melalui pintu sampingnya dengan cara yang lebih dulu di tunjukan oleh Alika.
''tunjukan padaku jalannya '' saat Alika melihat jika Raja Erland telah duduk di samping kursi kemudi.
Raja Erland mengangguk lalu menunjukkan jalan yang akan di lewati menuju kerajaan awan, mobilpun mulai berjalan dan Raja Erland pun menatap takjub pada mobil ini.
Alika dia tersenyum tipis melihat ekspresi dari sang Raja.
Tak beda jauh dengan sang Raja, Jendral dan para prajuritnyapun sama-sama terkejut hingga mereka ingin sekali menaiki benda itu, sadar mereka telah tertinggal jauh merekapun mulai memacu kudanya mengejar benda itu.
Beruntung hutan yang mereka tumpangi adalah hutan yang tidak terlalu banyaknya pepohonan maka mobil Alika pun bisa melaju walau jalanana tidak serata jalanam aspal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!