Senja menyapa lembut kota kecil tempat Liana tinggal bersama keluarganya. Aroma masakan memenuhi dapur sederhana yang hangat, di mana Liana berdiri membantu sang ibu menyiapkan makan malam. Tangannya cekatan mengaduk sayur, sesekali mencicipi rasa, lalu tersenyum puas saat ibunya mengangguk setuju.
“Ibu, sudah cukup garamnya?” tanya Liana dengan suara lembut.
“Iya, Nak. Sekarang tolong bantu Ibu tata di meja, ya. Setelah itu, panggil kakak-kakakmu ke ruang makan.”
“Iya, Ibu,” sahut Liana patuh.
Liana memiliki dua kakak laki-laki, Dio dan Gio, serta seorang kakak perempuan bernama Vivi. Ketiganya amat menyayanginya, terlebih setelah mereka kehilangan sosok ayah di masa kecil. Kenangan itu masih membekas jelas dalam benaknya—tentang hari yang seharusnya menjadi momen bahagia, berubah menjadi duka yang mendalam.
Flashback – Taman dan Es Krim
Hari itu langit cerah, awan putih berarak pelan di atas taman kota yang rindang. Keluarga kecil itu tengah berpiknik di bawah pohon besar. Liana yang masih kecil berlarian bersama kakak-kakaknya, tertawa riang. Sementara sang ibu sibuk menyiapkan makanan, sang ayah duduk di bangku taman, memperhatikan mereka dengan penuh cinta.
“Pah, Liana mau es krim!” seru Liana sambil menarik lengan ayahnya.
“Iya, Papa. Vivi juga mau!” kata sang kakak perempuan.
Ayah tersenyum. “Baiklah. Dio, Gio, kalian juga mau?”
“Mau, Pah!” jawab mereka kompak.
“Kalau begitu, tunggu di sini. Papa ke seberang jalan dulu beli es krim, ya.”
“Baik, Pah!”
Ayah pun melangkah pergi. Sementara itu, anak-anak kembali bermain bola di dekat rumput taman.
“Yah, bolanya kelempar jauh,” keluh Gio.
“Liana ambil, ya, Kak?” tawar Liana.
“Tidak usah, biar Kakak saja,” kata Dio.
“Sudah, biar Liana saja,” jawabnya dengan yakin, lalu segera berlari.
Tanpa mereka sadari, sebuah mobil berhenti tak jauh dari tempat itu. Seorang pria turun dan dengan cepat meraih Liana, membawanya masuk ke mobil.
“Huaaa! Ayah! Tolong! Liana takut!” jeritnya ketakutan.
Ayah yang baru saja kembali dengan es krim melihat kejadian itu. Seketika ia berlari dan menerjang penculik tersebut. Pertarungan sengit terjadi di tengah jalanan taman yang sepi.
Ibu dan ketiga kakaknya yang melihat kejadian itu hanya bisa berteriak dan menangis.
Dengan keberanian luar biasa, Ayah berhasil menjatuhkan para penculik. Liana menggigit tangan penculik yang memegangnya dan segera berlari ke arah ayahnya. Namun sebelum ia sempat meraih pelukan ayah, salah satu penculik mengarahkan pistol ke arahnya.
Tanpa berpikir panjang, ayah melempar tubuh Liana ke samping dan menerima peluru itu di perutnya.
“Papaaa!” jerit Liana, memeluk tubuh ayahnya yang bersimbah darah.
“Mas, bangun!” isak sang ibu.
Dio, Gio, dan Vivi menangis memanggil sang ayah. Dengan napas tersengal, ayah membuka matanya.
“Liana... jadilah anak yang baik... jangan menyusahkan Ibu dan kakak-kakakmu, ya…”
“Iya, Pah…” suara Liana parau, penuh tangis.
“Vivi, Dio, Gio... jaga adik kalian dan Ibu, ya. Maafkan Papa…”
“Papa jangan tinggalin kami…” tangis mereka pecah.
Sang ayah menoleh pada istrinya. “Sayang... maaf… jagalah mereka untukku…”
Ibu mengangguk, air matanya tak berhenti mengalir.
Dengan satu senyuman lemah, ayah menutup matanya untuk terakhir kalinya.
“PAPAAAAAAA!” jeritan pilu memecah keheningan taman.
Kembali ke Masa Kini
“Liana, kok lama sekali, Nak?” tanya sang Ibu, membuyarkan lamunan masa lalu.
“Maaf, Bu. Tadi mereka masih asyik main PS,” jawab Liana sambil tersenyum.
Ruang makan pun dipenuhi tawa saat keempat bersaudara itu makan bersama. Perdebatan kecil tentang siapa yang jago bermain game, canda ringan dari Gio yang cemberut, serta ledakan tawa Liana yang menghangatkan ruangan.
Namun di tengah semua kebahagiaan itu, ada satu hal yang dipendam Liana. Sebuah kenyataan yang belum ia sanggup katakan.
Malam itu terasa berbeda. Angin berhembus pelan melalui celah jendela, membawa aroma tanah yang baru disiram hujan sore tadi. Di ruang keluarga, kehangatan keluarga Liana belum juga padam. Ada yang masih bermain PlayStation, ada yang bermain ponsel, sementara ibu duduk di kursi tua sambil merajut, sesekali mengawasi anak-anaknya dengan tatapan sayang.
Liana memandang mereka satu per satu. Senyum mengembang di wajahnya, namun ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Sebuah rahasia besar yang selama ini ia simpan rapat-rapat. Malam ini, ia merasa waktunya telah tiba untuk bicara.
Dengan langkah pelan, Liana berdiri. Ia berdiri di tengah ruangan, menarik napas panjang, lalu bersuara.
“Kak… Ibu… Liana mau bicara sesuatu,” ucapnya pelan namun jelas.
Semua langsung menoleh. Gio meletakkan stick PS-nya, Vivi menyimpan ponselnya, dan Dio menatap serius. Ibu menghentikan jarum rajutannya, tatapannya kini tertuju pada putri bungsunya.
“Ada apa, Nak?” tanya sang Ibu.
Namun Liana tidak langsung menjawab. Ia menatap mereka dengan sungguh-sungguh, lalu berkata, “Tapi sebelum Liana bicara, Liana minta satu hal dulu dari semuanya…”
“Apa itu, Dek?” tanya Dio lembut, nada khawatir mulai terdengar.
“Liana ingin kalian janji… apa pun yang Liana katakan nanti, kalian harus tetap kuat. Harus tetap tersenyum, jangan menangis. Terutama Ibu… Liana ingin Ibu tetap bahagia…”
Semua mulai saling pandang. Hati mereka mulai dipenuhi tanda tanya dan kegelisahan yang sulit dijelaskan.
“Liana, kamu bicara seperti itu kenapa?” tanya Vivi pelan.
“Janji dulu…” ucap Liana, suaranya sedikit bergetar.
“Iya, kami janji,” ucap Gio akhirnya. Yang lain mengangguk.
Liana menunduk sejenak, menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan membuka suara.
“Sebenarnya… beberapa bulan yang lalu, waktu Liana sering pusing dan mual, Liana periksa ke dokter diam-diam… Liana... didiagnosis menderita kanker otak stadium empat…”
Kata-kata itu meluncur seperti petir di siang bolong.
“…dan kata dokter… penyakit ini sudah tidak bisa disembuhkan…”
Ruangan menjadi sunyi. Detik demi detik berlalu dalam kebisuan. Ibu Liana memejamkan mata, menahan napas. Kakak-kakaknya menatap Liana tanpa percaya.
“Dek… kamu… bilang apa tadi?” tanya Dio, suaranya tercekat.
“Maaf… Liana tidak langsung bilang… Liana tidak ingin kalian khawatir,” suara Liana bergetar, matanya mulai berkaca-kaca.
“Kenapa kamu tidak cerita dari awal, Liana?” tanya Vivi, tangis mulai mengalir di pipinya.
“Liana tidak ingin lihat Ibu sedih… tidak ingin membebani Kakak-Kakak semua…”
“Ibu… tidak akan pernah menganggap kamu beban, Nak… kamu anak Ibu… darah daging Ibu…” suara sang Ibu akhirnya pecah, dan air mata jatuh satu per satu.
Liana melangkah perlahan ke arah ibunya, lalu berlutut di hadapannya.
“Maafkan Liana ya, Bu… Liana hanya takut… takut melihat Ibu menangis seperti dulu saat Ayah pergi…”
Ibu langsung memeluk Liana erat, tangisnya meledak. Ketiga kakak Liana pun ikut mendekat, memeluk adik kecil mereka.
“Kita seharusnya bisa bantu kamu, Dek…” ucap Gio lirih.
“Kita seharusnya tahu lebih cepat…”
“Tidak ada yang salah… Liana hanya ingin semua tetap bahagia… itu saja…”
Tiba-tiba, Liana memegangi kepalanya. Wajahnya menegang.
“Ahh… sakit…” desisnya pelan.
“Liana! Kenapa, Dek?!”
“Kita bawa ke rumah sakit sekarang!” seru Dio panik.
“Iya, ayo!” sambung Vivi dan Gio bersamaan.
Namun Liana menggeleng lemah. Ia menatap mereka satu per satu, lalu berkata dengan senyum tipis:
“Tidak usah, Bu… Kakak… Liana… sudah lelah… tapi sebelum itu… janji ya… jangan ada yang sedih… tertawalah… dan jaga Ibu…”
“Liana, kamu jangan bicara seperti itu…”
“Kita janji, Dek… Tapi kamu harus bertahan…”
Liana tersenyum. Senyum yang begitu damai.
“Terima kasih… kalian adalah keluarga terbaik yang Liana punya…”
Tubuhnya perlahan terkulai di pelukan sang Ibu.
“Liana…?”
“Lianaaa…?!”
“Lianaaaaaaa!”
Tangis meledak. Ibu dan ketiga kakaknya memeluk tubuh yang kini telah tenang itu, menjerit dalam isak pilu. Malam itu, dunia mereka seakan kehilangan cahaya. Namun janji telah terucap—untuk tetap tersenyum, dan untuk tetap menjaga satu sama lain.
Happy reading🤗
Saat aku membuka mata yg kulihat adalah ruangan yg begitu kuno. Dan paling parahnya adalah tubuh yg ditempatinya adalah bayi berumur 8 bulan.ia hanya bisa merangkak dan berdiri.Dan aku melihat seorang perempuan yg berusia 26 tahun dan seorang anak kecil berjenis kelamin laki laki berusia 8 tahun.anak lelaki itu memanggil perempuan berusia 23 tahun adalah ibu.
"ibunda kapan aku boleh menggendong mei mei"ucap anak lelaki itu.
"jika nanti ia berusia 1 tahun engkau boleh menggendongnya anakku"ucap ibunda.
"baiklah ibunda"ucap anak kecil itu
5 tahun kemudian...
seorang anak perempuan yg berpakaian lelaki tak lain adalah putri yu lia.ia sedang berlari agar tidak ditangkap oleh pelayan ibunya dikarenakan iya enggan memakai baju perempuan.ia sudah cukup mempelajari tata krama perempuan yg begitu menakutkan.Dan sekarang ia disuruh memakai baju perempuan yg berlapis lapis dan begitu berat. ia disuruh memakai hanfu oleh ibunya dikarenakan akan mengikuti tes kekuatan kultivasinya (Kultivasi merupakan level atau tingkat kemampuan seseorang dalam bidang bela diri dan tenaga dalam) yg di ikuti oleh klan yu dan juga pengetesan elemen apa saja yg ia punya.
Putri Yu Lia pov
hai perkenalkan namaku Liana Putri saat diduniaku dulu. Dan sekarang aku bernama Putri Yu lia. sekarang didunia baruku aku mempunyai seorang ayah jendral dan mempunyai ibu seorang putri dari kerajaan petir.Dan aku juga mempunyai seorang kaka laki laki dan adik perempuan dari seorang selir ayah.oh ya kakak laki lakiku bernama Yu xian li dan adik perempuanku bernama Yu Qia.
hari ini ada pengetesan kekuatan seperti teradisi setiap anak yg berusia lima tahun harus dites dan sekarang dimulai pegetesannya.aku lari karna ibuku menyuruhku untuk menggunakan hanfu.aku paling tidak suka memakai pakaian yg berlapis lapis aku tidak suka maka nya aku lari dari pelayan ibuku.
"jie jie kenapa kamu berlari"ucap Yu Qia kecil
"Mei mei jangan beritahu aku ya aku. sembunyi dulu baru nanti aku beritahu"ucapku
"baiklah jie jie"ucap Yu Qia kecil.
aku pun bersembunyi didekat Yu Qia jaraknya sekitar 2 meter.
"permisi nona,apakah nona melihat Putri Yu lia?"tanya sang pelayan
"jie jie pergi kearah sana"ucap Yu Qia kecil
"terima kasih nona"ucap sang pelayan setelah pelayan pergi Yu Lia pun menghampiri Yu Qia.
"jie jie kenpa sampai dikejar pelayan begitu"ucap Yu Qia
"seperti biasa mei mei"ucap Yu lia
"jie jie kebiasaan memang kenapa sih hanya memakai baju perempuan saja"ucap Yu Qia
"pasti jawabannya ribet iyakan"sambung Yu qia sedangkan yg ditanya hanya cengngegesan.tiba tiba sang kaka datang dari belakang.
"ada apanih kenapa pada kumpul disini"tanya Yu Xian Li
"seperti biasa ge ge"ucap Yu Qia
"ouh begitu mei mei"ucap Yu Xian Li
"jangan paksa aku ya"ancam Yu lia
"ayolah mei mei mau sampai kapan kamu seperti ini?kali ini saja untuk ge ge ya mei mei?"mohon Yu Xian li
"ayolah jie jie kali nih aja"ucap yu qia dengan wajah memelasnya.jika sudah beginii Yu lia tidak akan kuat untuk menolaknya.
"baiklah kali ini saja lain kali tidak ada ya"ucap yu lia
"hore berhasil ge ge"ucap girang dari yu qia
"kalo begitu ikut ge ge ke ibunda mei mei"ucap Yu xian li
"baiklah"ucap yu lia
Yu lia pergi menuju keruangan ibunda bersama gege dan mei mei nya sampai disana ia dijewer oleh ibundanya karena sebal dengan anaknya yg satu ini.
"aduh duh ibunda sakit"ucap yu lia
"abis ibunda kesal denganmu kenapa susah sekali menyuruhmu memakai hanfu perempuan saja"ucap ibunda dengan raut kesal
"ibunda putrimu ini hanya bisa memakai hanfu yg bisa digunakan laki laki jika yg perempuan putrimu ini susah bergerak bebas" ucap yulia
"ibu sudah lelah memberitahumu"ucap ibunda pasrah
selir zhu datang bersama ayahanda.
"ada apa ini jie jie"ucap selir zhu.
"seperti biasanya mei mei"ucap ibunda
"lia'er hari ini saja ibumu memohon untuk mu memakai hanfu"ucap selir zhu
"ayolah ayah aku tidak ingin kau kan yg mengajariku"ucap yu lia
"kau sih mengajarinya lian"ucap ibunda kepada ayah
"oh kamu yg mengajarinya lian"ucap selir zhu kepada ayah lalu selir zhu menengok kepada ibunda memberi kode kedipan mata dan ibunda memahaminya.
"aduh duh kok aku yg dijewer kan lia'er yg mau mempelajari "ucap ayahanda menatap yu lia dan yg dipandang hanya cengengesan dan meledek ayahnya'rasakan ayahanda kali ini bukan aku he he'
"sudah sudah ibundaku kalian berdua bebas ingin memakai kan hanfu apa saja asal jangan yg berlapis lapis"ucap yu lia sedangakn kedua ibundaku saling menengok seperti merencanakan sesuatu.
"qia'er dan xian'er kalian tunggu hasilnya oke"ucap ibunda
"baiklah ibunda"ucap mereka berdua
ibunda dan selir zhu mendandaniku dan memakaikan hanfu tersebut.jujur saya saja aku tak nyaman memakai seperti ini hm sungguh menyebalkan tapi apa boleh buat
Putri Yu lia pov off
satu jam kemudian yu lia selesai didandani oleh kedua ibundanya.ia memakai hanfu berwarna pink dengan motif bunga tulip berwarna putih.
"jendral,qia'er,xian'er gimana penampilan lia'er"teriak ibunda dan selir zhu
"uwoh apakah benar ini lia'er"ucap jendral lian tak lain adalah ayahanda
"ge ge apakah aku salah liat jie jie begitu cantik"ucap yu qia
"mei mei tidak salah lia'er begitu cantik"ucap yi xian li sedangkan yg dipandang hanya memandang malas dan memutar matanya
"apakah kalian semua sudah puas memandangku! aku juga tau kalau aku ini cantik jadi stop memandangku seperti itu"ucap yu lia kesal kepada mereka
"sudah ayo kita pergi kita akan melihat kultivasi lia'er dan qia'er"ucap jendral lian tak lain adalah ayahandan
"ayah berhati hatilah pada paman karna dia tidak menyukaimu"ucap yu lia
"iya ayah aku tidak ingin kau disakiti olehnya"ucap yu qia
"sudah jangan kalian pikirkan itu!ayah akan berhati hati dengan mereka"ucap jendral lian
"ayah paman tidak suka kepada keluarga kita mereka tidak ingin melihat keluarga kita bahagia"ucap yu xian li
"benar suamiku"ucal ibunda dan selir zhu
"sudah sudah jangan kalian pikirkan itu! lebih baik kita pergi takut terlambat" ucap jendral lian
jangan lupa like,vote, and comen ya😄
dan terima kasih sudah membaca ceritaku😘
maaf jika ada kesalahan kata
Happy reading😄
keluarga panglima jendral yu lian sampai disana. kelurganya disambut baik oleh keluarga yg lain yaitu clan yu kecuali keluarga kakaknya ayah yu lia atau bisa disebut keluarga paman. keluarga panglima jendral Yu Lian duduk ditempat yg sudah disiapkan untuk keluarganya. para ketua mengumumkan akan segera di mulainya acara."pada semua yg hadir akan segera dimulainya pengetesan kultivasi dan pengetesan elemen"ucap para ketua.
semua anak dari clan yu dites satu satu. tingkatan kultivasi kebanyakan anak dari clan yu di tingkat 3 - 5 dasar. selanjutnya anak dari keluarga paman atau disebut sepupu. yg pertama anak lalaki ketiga bernama Yu feng. ia tingkat kultivasinya di tingkat 4 menengah. paman yg melihat itu menampakkan muka sombongnya. selanjutnya Yu Qia maju kedepan ia berada di tingkat 2 menengah. dan itu membuat ayah senang melihat. anak perempuan paman yg ke 4 maju bernama Yu Bin. ia berada di tingkat 3 menengah. dan ter akhir adalah Yu lia. ia maju kedepan dan memfokuskan kekuatan qi nya kedalam batu tersebut. sebenarnya ia sudang di tingkat 3 menengah bumi.sedangkan para ketua,kepala keluarga yun yg lain,pamannya,dan ayahnya berada ditingkat dasar bumi. ia sengaja menekan kekuatannya ditingkat 5 menengah. semuanya tidak tau bila Yu lia berada ditingkat menengah bumi. jika orang itu tau tingkatan Yu lia berarti orang itu berada ditingkat yg lebih tinggi di atas Yu lia. ia sengaja menekan kultivasinya takut ada yg mengincarnya. selain itu ia juga sebal melihat tingkah sombong pamannya itu. ia menekan kultivasinya sedikit diatas tingkat Yu Feng.
pamannya Yu lia yg melihat tingkatan kultivasi Yu lia langsung menghilangkan muka sombongnya itu. sedangkan ayah yu lia jangan di tanya lagi ia bangga mempunyai anak anaknya diusia nya 5 tahun ia mampu ditingkat menengah. sedangkan biasanya yg ditingkat menengah minimal berusia 9 sampai 10 tahun. selanjutnya adalah mengetes elemen apa saja yg mereka punya. anak dari clan yu masing masing ada yg dapat elemen kayu , air , petir , angin , ada juga yg memiliki dua elemen bahkan sampai tiga elemen. sedangkan yu feng mendapatkan elemen es dan angin. yu bin mendapatkan elemen api dan petir. semua orang terkejut melihat yu bin mendapatkan elemen api. karna di kerajaan angin hanya ada beberapa yg memiliki elemen api. jika seseorang memiliki elemen api kemungkinan bisa menjadi alkemis. di benua Fang Quan seorang alkemis sangat dihormati karna seorang alkemis dapat membuat pil dengan meningkatkan kekuatan kultivasi oleh sebab itu alkemis sangat dihormati dan dihargai. dan paman sekali lagi menyombongkan dirinya. yu lia yg melihat itu memutar bola matanya karna jenggah melihatnya.
selanjutnya yu lia ia berelemen es dan kayu. dan terakhir yu lia saat ia memegang bola kristalnya bola itu menyala berbagai warna ada warna oren berarti api,biru berarti air,putih berarti angin,coklat berarti kayu, biru keputihan berarti es dan terakhir berwarna putih ke hitaman berarti petir. ia mempunyai semua elemen dan membuat semua terkejut melihat itu. keluarga lain yg melihat itu langsung mengucapkan selamat kepada ayah yu lia yg mempunyai putri yg hebat. pamannya yg melihat itu kesal bukan main.
yu lia dan keluarga pamit pulang kepada ketua yg lain dan keluarga yg lain yg ada di clan yu. yu lia dan keluarga menaiki kereta kuda. yg pertama ditempati ayah, ibunda, dan ibunda selir. yg kedua ditempati yu xian li (ge ge), putri yu lia, dan putri yu qia (mei mei). didalam kereta ayah.
"aku bangga sekali pada lia'er dan qia'er"ucap jendral yu lian tak lain adalah ayah.
"diusianya yg masih muda ia sudah ditingkat menengah dasar aku bangga sekali"ucap bunda
"dulu diusiaku lima tahun aku baru ditingkat dasar sedangkan anak anak kita sudah di tingkat menengah dasar apalagi nanti sudah besar"ucap selir zhu
"kalian benar Qiqi dan zhu"ucap ayah
di kereta kuda yg ditempati yu lia
"mei mei kalian hebat"ucap yu xian li
"makasih ge ge"ucap yu lia dan yu qia
"mei mei nanti jie jie ajari mei mei berpedang mau tidak"ucap yu lia
"tidak mau jie jie"ucap yu qia
"ayolah mei mei mau yah" ucap yu lia
"memang ada apa mei mei" ucap yu xian li
"perasaan ku tidak enak ge ge setelah pamit dari clan yu" ucap yu lia
" maksud kamu apa mei mei" ucap xian li
"isting aku bilang akan ada bahaya yg datang ge ge aku takut kalian kenapa kenapa" ucap yu lia
"sudah mei mei jangan kawartir kan ada ge ge"ucap xian li
"baiklah ge ge" ucap yu lia pasrah
"jika mei mei tak mau belajar pedang gimana klo mei mei belajar menari mau tidak" sambung yu lia
"mau jie jie nanti ajarin mei mei ya"ucap yu qia
"ya sudah nanti jie jie ajarin mei mei tarian yg indah sangat" ucap yu lia
"benarkan jie jie klo begitu besok ajarin mei mei oke" ucap yu qia
"baiklah mei mei" ucap yu lia
disepanjang jalan mereka berbincang yg membuat mereka tertawa hingga sampai dirumah.
*info tingkatan kultivasi
Dasar
-tingkat dasar dibagi menjadi 10 tingakatan
yg pertama tingkat 1 - 10 dasar dan yg kedua tingkat dasar puncak
-tingkat menengah dasar dibagi menjadi 10 tingakatan
yg pertama tingkat 1 - 10 menengah dasar dan yg kedua tingkat menengah dasar puncak
-tingkat tinggi dasar dibagi menjadi 10 tingakatan
yg pertama tingkat 1 - 10 tinggi dasar dan yg kedua tingkat tinggi dasar puncak
Bumi
-tingkat dasar bumi dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 dasar bumi yg kedua tingkat dasar bumi puncak
-tingkat menengah bumi dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 menengah bumi yg kedua tingkat menengah bumi puncak
-tingkat tinggi bumi dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 tinggi bumi yg kedua tingkat tinggi bumi puncak
Langit
-tingkat dasar langit dibagi menjadi 15 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 15dasar langit yg kedua tingkat dasar langit puncak
-tingkat menengah langit dibagi menjadi 15 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 15menengah langit yg kedua tingkat menengah langit puncak
-tingkat tinggi langit dibagi menjadi 15 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 15 tinggi langit yg kedua tingkat tinggi langit puncak
SURGA
-tingkat surga dasar dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 surga dasar dan trakhir tingkat surga dasar puncak
-tingkat surga menengah dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 surga menengah dan trakhir tingkat surga menengah puncak
-tingkat surga tinggi dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 surga tinggi dan trakhir tingkat surga tinggi puncak
Ranah Dewa
-tingkat ranah dewa dasar dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 ranah dewa dasar dan yg kedua tingkat ranah dewa dasar puncak
-tingkat ranah dewa menengah dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 ranah dewa menengah dan yg kedua tingkat ranah dewa menengah puncak
-tingkat ranah dewa tinggi dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 ranah dewa tinggi dan yg kedua tingkat ranah dewa tinggi puncak
Dewa
-tingkat dewa dasar dibagi menjadi 20 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 20 dewa dasar dan yg kedua tingkat dewa dasar puncak
-tingkat dewa menengah dibagi menjadi 20 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 20 dewa menengah dan yg kedua tingkat dewa menengah puncak
-tingkat dewa tinggi dibagi menjadi 20 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 20 dewa tinggi dan yg kedua tingkat dewa tinggi puncak
Keabadian
-tingkat keabadian dasar dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 keabadian dasar dan yg kedua tingkat keabadian dasar puncak
-tingkat keabadian menengah dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 menengah dasar dan yg kedua tingkat keabadian menengah puncak
-tingkat keabadian tinggi dibagi menjadi 10 tingkatan
yg pertama tingkat 1 - 10 keabadian tinggi dan yg kedua tingkat keabadian tinggi puncak
maaf jika ada kesalahan kata dan typo mohon dimaafkan ya😄
jangan lupa like, vote, and comen*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!