Seorang pengusaha muda bersetelan jas mahal terlihat duduk di sebuah kursi kabin yang terlihat cukup elegan, pesawat pribadi yang di tumpanginya ini terlihat sangat mewah dan berkelas, beberapa bawahannya pun juga terlihat duduk di belakangnya,
Dia juga di kawal oleh belasan pengawal pribadi yang ikut terbang bersamanya, dia di kawal oleh para pengawal elite yang tidak lain adalah anak buah dari organisasi yang di pimpin oleh dirinya
Di penerbangan nya kali ini, dia berencana pergi ke luar negri untuk menghadiri beberapa pertemuan kerjasama bisnis antara perusahaanya, dengan perusahaan perusahaan luar supaya lebih bisa membentangkan sayapnya di dunia bisnis global
Awalnya penerbangannya ini berjalan cukup mulus tampa adanya kendala, sampai ketika terdengar bunyi ledakan dari belakang kabin dengan suara yang begitu mematahkan telinga "Booooommmm"
Sontak ledakan Itu membuat kaget semua penumpang yang ada di kabin, kemudian pesawat itu mengalami guncangan hebat dan membuatnya berputar tidak terkendali di udara, semua yang berada dalam kabin pesawat itu seketika berteriak histeris dan meronta di tengah kobaran api yang mulai memenuhi semua kabin pesawat,
Sampai akhirnya si pria muda itu juga bisa merasakan kalau pesawat yang di tumpanginya itu meluncur ke bawah dengan sangat cepat, dan itu membuat jantungnya seperti copot seketika dari tempatnya
Seluruh badan pesawat itu kini terlihat di penuhi oleh api yang menyala-nyala dengan di sertai asap yang mengepul, pesawat itu terus tertarik gravitasi bumi hingga membuatnya meluncur bebas, dan membuatnya terhempas ke arah lautan lepas
Hingga Akhirnya badan pesawat itu meledak dan hancur berkeping-keping saat bagian depan pesawat menghantam permukaan laut, kejadian itu sontak membuat riak air yang tadinya tenang berubah menjadi bergelombang besar, dan nyala api sejenak terlihat di beberapa serpihan badan pesawat yang berhamburan, dan perlahan lahan badan pesawat itu lenyap dari permukaan dan tenggelam ke dasar lautan
"Tidaaaaaaaaak" teriak seorang pria yang baru terbangun dari mimpi buruknya itu, mimpi yang selalu menghantuinya selama bertahun tahun semenjak kejadian yang menimpanya itu terjadi
"Brisiik,,, Kebiasaan kamu teriak teriak kalau bangun tidur" ucap seorang wanita dari ruangan lain di Rumah sederhana itu
"Iya maaf Bu, aku mimpi buruk lagi" ucap pria ini
Dia segera bangun dan beranjak ke luar rumah untuk menyongsong mentari pagi yang sudah terlihat sepenuhnya di sebrang lautan sana, dia pun berdiri di halaman dan meregangkan otot nya sembari menghadap ke arah lautan yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Rumah sederhana yang di tempatinya , sejenak dia menikmati hangatnya sinar matahari yang menerpa tubuhnya sekarang
"Dampar, kamu perbaiki dulu jala yang rusak, nanti sore kita akan pakai lagi untuk menangkap ikan" ucap seorang pria paruh baya dari belakangnya
"Baik pak" ucap Dampar, dia segera mengambil jaring ikan yang tergantung di dinding kayu rumah untuk di perbaikinya
Ya,,,Dampar, itulah nama panggilannya sekarang, nama itu di ambil karena dia di temukan terdampar di pinggir pantai oleh warga sekitar beberapa tahun lalu, tidak ada yang tau pasti nama dia sebenarnya itu siapa, bahkan dirinya sendiri tidak mengingat apapun tentang masalalunya,
Saat pesawat yang ditumpanginya itu meledak 4 tahun lalu, semua identitas nya itu lenyap, begitu juga dengan ingatanya, karena dia mengalami benturan hebat pada kepalanya saat kejadian jatuhnya pesawat,, namun Dampar masih sering memimpikan detik kejadian tragis yang menimpanya itu sampai sekarang
Terkadang Dia bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia bisa selamat dari peristiwa menakutkan itu, namun kejadian itu membuat sebagian wajahnya mendapat luka bakar yang cukup parah, dan itu membuat wajahnya sulit untuk di kenali, meskipun sekarang luka itu sudah sembuh, tapi tetap saja wajahnya tidak kembali seperti sediakala
Hingga seperti ini lah dia menjalani hari harinya sekarang, mencari ikan di lautan luas
Dampar dengan segera menuruti ucapan seorang pria yang menyuruhnya tadi, dia dengan sangat teliti menambal semua jala yang robek akibat tersangkut karang
"Kak Dampar, ini teh nya,, cabi taruh di sini ya" ucap seorang gadis belia yang menaruh segelas teh panas tidak jauh dari tempat Dampar memperbaiki jala
"Iya terimakasih,,, O iya Cabi, kenapa kamu belum bersiap siap pergi sekolah?" tanya Dampar
"Cabi tidak masuk sekolah hari ini, Cabi malu karena belum punya seragam baru, seragam yang lama Cabi kemarin robek, dan yang satunya lagi sudah sangat kekecilan, jadi sudah tidak bisa di pakai lagi" ucap Rumi
Gadis belia itu bernama Rumi, usianya baru menginjak15 thn sekarang, sedangkan Cabi itu panggilan Dampar padanya dari 4 tahun lalu, karena dia memang mempunyai pipi yang cabi
"Begitu kah,,, ya sudah, kalau Kakak nanti ada uang, kakak akan belikan lagi seragam baru untuk mu" ucap Dampar
"Makanya, kalau kamu sayang pada cabi, jangan cuma bisa nangkap ikan dan numpang makan tidur saja di sini, cari duit yang banyak sana, lihat tuh si Reja sekarang, dia sudah bisa belikan motor untuk bapaknya semenjak dia merantau ke pulau J" ucap bu Ratna
"Iya bu, aku sudah coba bilang ke Reja untuk ikut dia merantau, tapi dia bilang belum ada lowongan pekerjaan akhir akhir ini" ucap Dampar
Dampar sekarang memang berada di sebuah pemukiman nelayan terpencil di pesisir pantai pulau BB, perekonomiannya juga terbilang cukup sulit, mereka hanya mengandalkan hasil laut seadanya untuk bertahan hidup
~
Sore harinya, Dampar dan pak Yunus berlayar ke tengah lautan untuk menangkap ikan dengan berbekal alat seadanya, mereka berangkat dengan beberapa orang lainya menggunakan perahu kayu sederhana yang mereka sewa, ukuranya tidak terlalu besar, tapi cukup aman untuk di gunakan beberapa orang
Mereka semua pergi semalaman untuk menangkap ikan dengan alat yang sederhana, dan begitulah rutinitas Dampar selama beberapa tahun ini, itu dia lakukan supaya bisa meringankan beban pak Yunus , pria yang sudah berbaik hati menolongnya saat dia terdampar dulu, dia juga sudah membiarkan Dampar tinggal di Rumah sederhana nya itu
Setelah hari menjelang subuh, barulah mereka kembali ke daratan untuk segera menjual hasil tangkapan mereka, hasil yang di dapat pun tidak sebanyak orang yang sudah menggunakan alat modern, dan uang yang di dapatnya perhari pun tidak begitu banyak, karena hasil penjualan harus di bagi lagi untuk beberapa orang yang ikut melaut, dan juga harus di potong biyaya sewa perahu juga, jadi penghasilan mereka perharinya pun terbilang pas-pasan
"Wah, lumayan hasil dari tangkapan kita kali ini, sepertinya kita bisa makan kenyang hari ini" ucap pak Yunus yang menghitung uang hasil penjualan ikan itu di tanganya
"Iya pak lumayan, tapi bagianku tidak bisa aku kasih semuanya ke bapak, aku mau belikan Cabi seragam dan sandal baru untuknya, boleh kan?" ucap Dampar
"Tentu saja boleh, uang itu kan memang hakmu, Rumi juga anak bapak, harusnya bapak yang melakukan itu untuk Rumi" ucap pak Yunus
Dampar hanya tersenyum saja
Mereka terus berjalan keluar dari dalam pasar itu,, dan mereka kebetulan berpapasan dengan 5 preman yang berkuasa di pasar ikan itu
"Waduh, banyak duit kayaknya, boleh dong bagi bagi kita" ucap salah satu preman
"Jangan lah bang, ini untuk makan kita sekeluarga, ini juga belum tentu cukup bang" ucap pak Yunus
"Aaaaah, lu kan bisa nangkap lagi ikan di laut, masih banyak noh, sini duitnya bagi gua, atau gue tonjok lu" ucap salah satu preman sambil mencoba merampas uang pak Yunus
"Aku sedikit mengingatkan, merampas hak orang itu perbuatan yang buruk" ucap Dampar yang di samping pak yunus
"Heh, siapa lu berani beraninya ceramahin gua, apa lu saudara si tua ini?, kasih tau dia, siapa kita di sini, belum tau dia" ucap pria berambut gondrong pada rekanya
"Aku tidak perlu tau kalian siapa, kalau kalian menginginkan uang, cari ikan saja sendiri, bukannya kamu bilang ikan masih banyak di lautan, jadi mending kalian berenang saja ke laut dan tangkap ikan yang banyak, baru dapat uang" ucap Dampar
"Wah wah wah, sepertinya ada yang ingin di hajar di sini, kita tidak akan keberatan untuk menghajarmu pria muda, kami akan melakukannya dengan senang hati, sikat bro" ucap si pria itu
Tiga orang dari mereka langsung maju dan melayangkan pukulannya ke arah Dampar, namun yang tidak mereka sangka, sebelum mereka menyentuh Dampar, malah mereka duluan yang mental jauh oleh pukulan Dampar, dan Dampar masih meneruskan pukulan dan tendangannya pada 2 preman lainya, 'Buk, Buk,' 'Bruk, brak' seketika semua preman itu langsung terkapar di tanah, dan mengerang kesakitan
"Aaaaaaahhhhh, pukulan apa ini?, sakit sekali" ucap salah satu preman yang terkena pukulan paling ringan dari Dampar, sementara yang mendapat pukulan lumayam keras tidak mampu berkata kata lagi, hanya mampu mengerang dan memegangi bagian tubuh yang sakit terkena serangan Dampar itu, meskipun itu bukanla serangan terkuat dari Dampar
Pak Yunus sampai terkesima melihat aksi Dampar yang begitu cepat dan hebat ini
"Bagaimana kamu bisa melakukanya?" ucap pak Yunus yang keheranan
"Entahlah, kurasa di kehidupan ku dulu, aku adalah seorang atlit petarung pak" ucap Dampar, meski ingatannya hilang sekarang, tapi insting bertarungnya ternyata masih ada pada dirinya
Dampar memang seorang petarung hebat sebelum dia mengalami kecelakaan tragis yang di rencanakan musuhnya itu, bahkan dia adalah pemimpin tertinggi dari Organisasi petarung handal yang tersohor di kotanya dulu
"Hebaaaaat hebat," ucap pak Yunus mengacungkan dua jempolnya
Dampar hanya menyentuh hidungnya dengan gaya so cool "Kalau kalian masih penasaran ingin bertarung dengan ku, cari aku di kampung nelayan, dan kalian ingat baik baik namaku, aku Dampar" ucap Dampar sambil melihat satu persatu kelima preman itu
Mereka berdua segera meninggalkan pasar pelelangan ikan itu, dan segera pulang ke Rumah pak Yunus
Merekapun langsung duduk duduk di depan rumah
"Haduh, bapak tidak tau kalau kamu tidak melawan mereka tadi, mungkin uang bapak sudah di rampas mereka, untung kamu punya ilmu bela diri yang hebat" ucap pak Yunus
"Iya pak, aku juga sedikit tidak sadar, ternyata aku bisa melakukan itu" ucap Dampar
"Kalian sudah pulang?, mana uang hasil tangkapan kalian?" ucap bu Ratna yang tiba tiba keluar dari rumah
"Ini Rat" ucap pak Yunus langsung memberikan uang dari saku bajunya
"Wah, tumben uang nya lumayan" ucap bu Ratna
"Iya, kita lagi mujur hari ini Rat" ucap pak Yunus
Bu Ratna pun terlihat senang karena uang hasil tangkapan hari ini lebih dari biasanya
"O yah, cabi mana bu?" tanya Dampar
"Ada di dalam" ucap bu Ratna
Dampar langsung masuk untuk bersiap pergi ke pasar kota bersama Rumi, dia ingin menepati janjinya untuk membelikan seragam untuk Rumi, sebenarnya anak pak Yunus ada lima orang, tapi yang paling dekat dengan Dampar hanya Rumi,
Dari pertamakali Dampar tinggal di sini, Rumi lah yang merawatnya, hingga sampai sekarang Dampar seperti punya hutang Budi pada Rumi, dan Dampar sangat menyayangi Rumi seperti adiknya sendiri
...~°~...
Merekapun segera pergi menggunakan motor yang Dampar pinjam dari tetangga, Dampar memang di kenal orang sebagai pribadi yang baik, jadi para tetangga juga cukup baik padanya
Sesampainya di pasar, dia segera turun dari motornya
"Cabi, kita cari kesana saja" ucap Dampar
"Boleh kak, ayo,, sudah lama cabi tidak ke pasar ini, kita main sepuasnya ya" ucap Rumi
"Iya terserah kamu, kak Dampar temani kamu main sampai kamu bosan di sini" ucap Dampar
"Baiklah, ayo kalau gitu" Rumi menuntun tangan Dampar supaya mengikuti langkah kakinya
Rumi terlihat sangat senang berjalan jalan di pasar yang cukup ramai ini, karena memang banyak orang yang hilir mudik untuk berbelanja, dan itu seperti menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Rumi yang kesehariannya dia habiskan di pinggir pantai, dia menengok sana sini, dan berjalan kesana kemari dengan cukup ceria
Hingga sampai beberapa waktu Rumi masih terlihat bersemangat menjelajahi area pasar yang luas ini, dan meskipun seragam baru dan sandal barunya sudah di beli Dampar, tapi Rumi seperti belum puas untuk berjalan jalan di sini
Tangan Rumi pun sekarang memegang permen lolipop pelangi warna warni berbentuk hati, yang terus di jilatnya sepanjang dia berjalan, dia juga membawa beberapa aneka jajanan pasar lainya yang Dampar belikan untuknya, wajah Rumi pun tampak sangat sumringah
Namun, beberapa saat kemudian Rumi tiba tiba menghentikan langkahnya,, dan dia mulai terlihat memegangi dadanya "Aw, Sakit" Lirih Rumi
"Cabi, Kenapa?" tanya Dampar yang sadar ada masalah dengan Rumi, Dampar pun langsung menyangga badan Rumi yang terlihat melemah itu
"Dada cabi sakit lagi kak" ucap Rumi dengan suara yang lemas
"Kalau gitu kita pulang sekarang, kakak gendong ya" ucap Dampar sedikit panik, dia pun merendahkan badanya di depan Rumi untuk menggendongnya
Namun yang tidak Dampar sangka, tubuh Rumi tidak naik ke punggungnya, melainkan Rumi malah terjatuh keblakangnya dan tak sadarkan diri
"Cabi," Dampar Langsung membalikan badan dan segera menghampirinya
"Rum," Dampar pun segera menyangga tubuhnya
"Rumi, sadarlah,, Kakak lupa kalau kamu tidak boleh kecapean, maaf Rum" ucap Dampar
Dia pun segera membopong tubuh Rumi untuk ke luar area pasar, dan segera membawa Rumi masuk ke kendaraan umum dan pergi ke Rumah Sakit terdekat
Beberapa saat kemudian merekapun sampai di depan RSUD kota, Dampar pun segera berlari membopong Rumi lagi untuk menuju ke ruang IGD "Bertahanlah Rum" ucap Dampar panik
Dia pun segera sampai di IGD, namun tidak Ada perawat yang langsung menyambut mereka "Tolong lah, adiku pingsan" triak Dampar
Mereka sangat lambat merespon Dampar karena melihat Dampar berpenampilan sederhana, dan pada akhirnya ada seorang perawat yang meresponnya
"Segera bawa ke ruang penanganan IGD saja pak, ruangannya di sebelah sana" ucap salah satu perawat
"Baiklah terimakasih" Dampar pun segera membawa Rumi ke Ruang penanganan IGD itu, Rumi pun langsung di periksa oleh seorang dokter yang ada disana
DanSetelah beberapa saat, dokter pun sudah selesai melakukan pemriksaan
"Bagaimana keadaanya dok?" tanya Dampar
"Apa dia sering pingsan seperti ini?" tanya dokter wanita itu
"Tidak dok, biasanya dia hanya lemas dan sesak nafas saja kalau dia kecapekan" ucap Dampar
"Kondisi jantung nya tidak baik, kalau tidak segera di tangani ini bisa berakibat fatal, mungkin bisa sampai menyebabkan kematian pada pasien, maka dari itu butuh tindakan operasi untuk bisa menyelamatkannya" ucap dokter
"Operasi dok??, apa biayanya mahal?" tanya Dampar
"Lumayan mahal, setidaknya Anda harus menyiapkan biaya sekitar seratus juta untuk melakukan operasi nya" ucap dokter
"Seratus juta dok?, semahal itu kah?" ucap Dampar kaget
"Ya memang biaya operasi jantung itu berada di kisaran segitu pak, dan juga perlu di tangani di rumasakit besar" ucap dokter itu
"Begitu kah?" Dampar pun hanya bisa menghela nafas nya, karena menurutnya nominal itu memang cukup besar untuknya,
Jika saja dia mengingat jati dirinya Sekarang, mungkin jumlah uang seratus juta tidak akan jadi beban di pikirannya, dan mungkin itu hanya di anggap uang receh saja baginya
Tapi sayang nya dia tidak mengingat siapa dirinya sekarang, dan jumlah itu pun terasa mustahil untuk Dampar dapat kan dalam waktu yang singkat
…
Rumi pun segera di rujuk ke Rumah sakit besar di kota P, tapi karena Dampar belum bisa membayar biaya administrasinya, Rumi pun hanya di beri tempat di ruang rawat IGD yang perawatannya kurang intensif dan tidak memadai
Dampar pun merasa tidak bisa berbuat banyak untuk sekarang, dia hanya bisa pasrah dan membiarkan Rumi terbaring di ruang rawat IGD sekarang tampa pasilitas yang layak
Dia hanya mendampingi Rumi seharian di sana, dia hanya bisa menatap iba pada Rumi yang terbaring lemas di kasur,, dia merasa sudah gagal jadi kakak yang baik untuk Rumi, Dampar tidak akan rela jika sampai Rumi meninggal, tapi dia juga tidak punya cara apapun untuk menolong nya sekarang,
Dia berpikir sangat keras bagaimana caranya dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dengan waktu yang singkat, diapun terus berpikir sampai akhirnya dia mulai mengingat sesuatu "Yah, aku harus kesana,, aku bisa bertarung, mungkin saja aku bisa mendapatkan uang di tempat itu" pikir Dampar
Dengan berat hati, Dampar pun harus meninggalkan Rumi sendirian di Rumah sakit ini
Dia pun segera beranjak dari samping Rumi yang masih belum sadar itu, dia segera bergegas kembali ke pasar untuk mengambil motornya, dan segera kembali ke Rumah pak Yunus untuk memberitahu mereka kondisi Rumi Sekarang
…
Di Rumah pak Yunus
"Apa?? Rumi di Rumah Sakit? kenapa?" ucap bu Ratna kaget
"Penyakit Rumi kambuh lagi, dan sekarang dia tidak sadar kan diri Disana" ucap Dampar
"Ini pasti gara gara kamu ajak dia ke pasar, dia pasti ke capean kan? , Dampar, apa kamu tidak tau kalau jantung Rumi itu ada kelainan, dia tidak boleh kecapean, Sekarang bagaimana kalau sudah begini,? siapa yang akan bayar biaya Rumah sakit?, buat makan saja kita susah, Kamu benar benar bikin masalah saja, apa kamu sengaja menginginkan Rumi mati lebih cepat, hah?" ucap bu Ratna benar-benar marah
"Urusan uang, Aku akan mencarinya segera, ibu tidak perlu khawatir, aku pasti akan mendapatkannya,, tapi tolong ibu temani Rumi di Rumah Sakit Sekarang" ucap Dampar
"Baik,, tapi awas saja kalau kamu tidak dapat uangnya" ucap bu Ratna
Bu Ratna dan pak Yunus pun segera bersiap siap, dan kemudian mereka pun langsung pergi ke Rumah sakit
Sementara Dampar hanya diam di Rumah dengan hati yang gelisah, karena memang dia sangat menghawatirkan Rumi
Dan tidak terasa, haripun mulai malam, Dampar pun segera keluar Rumah dan meminjam motor tetangga lagi untuk pergi kesebuah tempat yang pernah di datanginya bersama Reja,
Reja adalah teman melaut dampar sebelumnya, dia selalu menangkap ikan bersamanya sebelum dia merantau ke pulau J, dan dia juga sering mengajak Dampar pergi ke suatu tempat saat mereka tidak bisa pergi melaut, karena terkadang mereka terkendala cuaca buruk, dan membuat mereka tidak mungkin untuk pergi ketengah lautan
Teja sering mengajak Dampar memasang taruhan di arena tarung gelap, kalau mereka sedang tidak bisa menangkap ikan, dengan harapan dia tetap bisa dapat uang meskipun tidak pergi melaut, sementara Dampar hanya menemaninya saja, dan dia tidak pernah tertarik untuk memasang taruhan itu
Dampar pun akhirnya tiba di sebuah klab malam di daerah perkotaan yang lumayan jauh dari pesisir pantai, diapun memasuki klab itu melalui pintu belakang, karena biasanya Reja juga membawanya masuk lewat sana,
Karena memang tidak memungkinkan bagi Dampar untuk masuk dari pintu depan, semua yang masuk dari sana adalah orang orang berduit saja, dan harus punya kartu member juga untuk melewati penjagaan di pintu depan
Diapun masuk ke klab yang hampir semua ruangannya itu temaram, dia pun langsung menuju ke sebuah pintu lagi melewati orang orang mabuk yang menari, dan banyak pemandangan wanita seksi juga yang sebenarnya tidak ingin Dampar lihat
Setelah sampai di depan pintu, dia pun harus melewati penjaga "Berhenti !, kata kuci" ucap salah satu dari 2 pria kekar itu
Dampar pun bingung, dia tidak mengingat Reja sering bicara apa pada mereka saat dia masuk, Dampar tidak pernah memperhatikan hal sekecil itu
"Aku sering ke sini dengan temanku, apa kalian harus menhahanku?" ucap Dampar
"Kata kunci" ucap pria itu kekeh
Dampar pun sedikit kesal, dan memang kodisi hatinya tidak baik sekarang "Biarkan aku masuk atau aku akan menghajar kalian" ucap Dampar
"Improvisasi yang bagus, masuk lah" ucap pria itu
Dampar pun terbengong, karena dia berniat serius pada awalnya, dan diapun mulai ingat kalau Teja selalu bilang akan menghajar mereka saat masuk 'Akan ku hajar kau, itu kata kuncinya? baikah'
Dampar pun segera masuk ketempat Ramai yang gelap itu, dia langsung melihat orang-orang yang sedang berkelahi di arena tarung yang di kelilingi oleh kerumunan, mereka sengaja datang kesini untuk taruhan dan mendukung jagoan mereka untuk bertarung
Dan seorang pramusaji seksi pembawa minuman pun langsung menghampiri Dampar "Apa kamu ingin pasang taruhan bos, di sana tempatnya" ucap pramusaji itu
"Tidak, aku ingin bertarung, apa aku bisa dapat uang jika bertarung di sini?" ucap Dampar
"Kalau begitu kamu harus temui bos kami dulu" ucap pramusaji wanita itu
Dampar pun mengikuti pramusaji itu untuk naik ke lantai atas, dan peramusaji itu pun membawa Dampar ke hadapan beberapa orang yang berpenampilan layaknya pemimpin gangster
Mereka duduk di sofa yang menghadap langsung ke arena tarung di bawah yang terlihat jelas dari lantai atas ini
"Bos, ada orang yang ingin bertemu denganmu" ucap peramusaji seksi itu
Pria Yang di panggil Bos oleh pramusaji itu pun langsung melirik ke arah Dampar "Ya,,,, Kamu boleh pergi" ucap Bos itu kepada sang peramusaji
"Baik bos" ucap peramusaji itu, dia pun langsung kembali turun
Dampar pun memperhatikan mereka yang duduk itu satu persatu, pria pria yang duduk di sofa sofa ini memakai jaket hitam yang hampir sama persis,, dan dia melihat ada motif kepala Beruang merah yang terdapat pada baju baju yang di pakai mereka itu, dan hampir semuanya berperawakan tegap dan kekar, dampar merasa sedikit tidak asing dengan lambang beruang berwarna merah itu, tapi dia tidak mengingatnya
Mereka semua juga melihat ke arah tempat Dampar berdiri sekarang, tapi mereka tidak mengenali Dampar sama sekali,, karena sebagian wajah Dampar memang mempunyai bekas luka bakar yang lumayan parah
Jika saja mereka tau kalau yang di hadapan mereka sekarang adalah pemimpin mereka,,,, mereka pasti akam langsung bertekuk lutut padanya, tapi sayangnya mereka tidak tau, dan Dampar juga tidak ingat
"Apa yang bisa kamu pertaruhkan di sini" ucap bos Baron
"Aku tidak ingin bertaruh, aku ingin bertarung" ucap Dampar
"Apa kamu pikir arena tarung ini terminal, yang bisa seenaknya saja kamu bertarung lalu mendaptkan uang?, kuberi tau, di sini ada peraturan nya" ucap bos Baron
"Tapi aku tidak punya apapun untuk bertaruh sekarang" ucap Dampar
"Hhmh, punya modal dengkul saja berani menghadap padaku,, Baiklah kita buat kesepakatan saja, aku beri kamu 1 kesempatan bertarung di Arena, jika kamu kalah, kamu harus siap jadi jongos di tempat ini selama satu bulan, tampa gaji" ucap bos Baron
"Jika aku menang?" tanya Dampar
"Jika kamu menang, kamu bisa melanjutkan pertarungan mu yang berikutnya, dan jika kamu menang, kamu bisa mendapatkan uang" ucap bos Baron
"Berapa yang bisa ku dapatkan jika aku menang?" tanya Dampar
"Kau banyak sekali bertanya, baiklah ku beri tau peraturannya, Jika kamu bisa menang 3 kali berturut-turut, bandar taruhan akan memberi mu uang sebesar10 juta" ucap bos Baron
"Baiklah, aku setuju dengan kesepakatan nya" ucap Dampar, meskipun jumlah itu masih jauh dari uang yang dia butuhkan, tapi dia tidak punya cara lain untuk mendapatkan uang sekarang
"Aku sebenarnya sedikit meragukan kemampuan mu, lihatlah dirimu sendiri, tubuhmu saja tidak sebagus petarung petarung kami yang ada di sini, jadi ku beri kesempatan kamu untuk mundur, atau kamu akan menyesal nanti" ucap bos Baron
Bos Baron meremehkan Dampar karena melihat berperawakan Dampar yang terbilang sedang, tidak terlalu tinggi, dan juga tidak berotot besar seperti mereka
"Aku tidak akan mundur, " ucap Dampar
"Baiklah, setidaknya aku sudah memperingatkan mu, jadi jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu padamu nanti, aku tidak akan bertanggung jawab dengan apapun yang terjadi nanti di Arena tarung,," ucap bos Baron
"Aku akan menanggung sendiri resikonya, terimakasih sudah mengkhawatirkan ku" ucap Dampar
"Baiklah, aku memuji keberanian mu itu, kamu daptarkan namamu di bawah, dan bersiap siap lah karena akan ada panggilan untukmu setelah yang lain selesai berbanding" ucap bos Baron
"Baiklah, saya mengerti" ucap Dampar, dia pun segera kembali turun untuk mendaftarkan dirinya terlebih dulu, dan juga menandatangani sebuah surat perjanjian
Diapun menunggu beberapa pertandingan berakhir, hingga akhirnya namanya pun di panggil oleh wasit pertandingan,
Diapun segera naik ke Arena tarung bebas dengan cukup percaya diri, Dampar pun langsung berhadapan dengan pria berkepala pelontos yang berbadan kekar, dengan sebuah tato naga di tangan kirinya
"Hey bocah, ku rasa kamu memilih tempat yang salah untuk bermain,, ini Arena pertandingan untuk saling pukul, bukan playground untuk bermain bocah sepertimu, ini adalah arena penderitaan" ucap pria pelontos itu
"Aku memang hanya ingin bermain saja denganmu di sini, jika aku serius, Aku takutnya akan sangat menyakitimu nanti" ucap Dampar
"Sombong juga kamu rupanya, lihat saja, aku tidak akan segan melemparmu keluar dari arena ini" ucap pria berkepala plontos itu
Lonceng pun segera di bunyikan tanda sudah di perbolehkan untuk saling menyerang, Seketika penonton pun bersorak dan berteriak "Habisi bocah ini dengan sekali pukul saja" "Buat dia jadi manusia tulang lunak" dan banyak lagi ucapan ucapan dari penonton yang meremehkan Dampar
"Hah haha, Bocah, bersiaplah untuk masuk ke Rumah sakit, atau mungkin ke peti mati" ucap pria pelontos itu
Diapun segera mendekat pada Dampar dan tampa ragu-ragu langsung membuat gerakan menyerang "Terimalah ini" ucap pria pelontos itu, dia pun langsung melesatkan pukulan pukulanya kepada Dampar bertubi-tubi
Namun dengan gerakaan Dampar yang ringan dan cepat, dia mampu mengelak dari semua serangan si pria plontos itu, dan tidak ada satu pukulan pun yang kena pada tubuhnya meskipun srangan si pria plontos juga tidak lambat
Dan itu membuat si pria plontos pun sedikit kesal
"Rupanya kamu lincah juga bocah" ucapnya sambil terus mencoba menyerang Dampar
"Sudah ku bilang aku hanya ingin bermain saja denganmu kan, tapi sekarang aku merasa sedikit bosan" ucap Dampar, dia pun ingin mulai menyerang balik si pria plontos itu, jadi dia langsung ambil ancang-ancang dan menendangkan kaki kanannya pada si pria plontos itu, dan 'Paaak'
Tendangan Dampar itu pun langsung mengenai wajah si pria plontos, "Aaargh" erang si pria plontos, tubuhnya pun berputar sejenak di udara dan 'Bruuukk' dia pun langsung berguling di lantai hingga beberapa kali
Pria itu pun terkapar, tapi dia segera bangkit kembali "Aaaaah, tendanganmu cukup kuat juga ternyata, tapi aku tidak mungkin kalah darimu, aku adalah petarung tingkat 6 di tempat ini" ucap si pria plontos itu berbangga
"Maju lah, biar cepat ku selesaikan pertandingan ini" ucap Dampar yang berdiri begitu tenangnya tanpa kuda kuda
"Sombong" pria pelontos itu pun segera menerjang lagi ke arah Dampar dengan tinju nya
Namun Dampar dengan mudahnya bisa menangkap pergelangan tangan pria itu, dan langsung membuat gerakan menumbangkan tubuhnya kemudian membatingnya keras kelantai
'Guprak'. "Aaaaaaahhh" erang si pria itu lagi, "Kenapa tenaganya kuat sekali" ucap si plontos, dia merasa tidak percaya dengan kekutan Dampar yang begitu besar, padahal perawakannya tidak sebesar dirinya
Sebenarnya Dampar memang tidak terlalu bernafsu untuk langsung menghabisi lawannya, dia hanya ingin sedikit memberi tontonan menarik saja pada orang orang yang bertaruh di pertandingan ini
Padahal jika dia ingin, bisa saja Dampar menuntaskan pria dengan mudahnya, mungkin seperti mengalahkan anak kecil saja baginya, namun dia tidak berniat seperti itu
"Aku tidak mungkin kalah darimu" pria plontos itu pun masih bisa bangkit
Dia pun langsung menyerang ke arah Dampar lagi, Namun Dampar sudah merasa cukup untuk bermain main, jadi ketika pria itu menyerang, Dampar pun langsung menghetakan kakinya pada dada pria itu dengan sangat keras
Alhasil pria itu pun terpental jauh sampai menabrak pembatas arena tarung, dan kemudian tubuhnya pun terjatuh ke lantai "Bruuuuk" dan dia langsung tidak sadarkan diri
Penonton yang tadinya bersorak ramai pun seketika menjadi hening saat jagoan mereka terkapar
Tidak ada yang bersorak girang seperti tadi untuk kemenangan Dampar ini, mereka hanya terdengar mengaduh kecewa, karena memang tidak ada yang menjago kan Dampar di pertandingan pertama nya ini
Pertandingan pertama pun di menangakan Dampar, dan pertandingn ke dua juga tentunya Dampar lagi yang menang dengan mudah, kemudian, pertandingan ke tiganya pun lawan Dampar sangatlah enteng menurutnya, meskipun semua lawan Dampar itu berbadan tegap, tapi tidak ada satupun dari mereka yang berhasil memukul Dampar
Dan setelah 3 pertandingan itu di menangkan berturut-turut olehnya, Dampar pun ingin segera mengambil haknya ke loket taruhan,
Pihak penyelenggara pertandingan tentunya akan untung besar di pertandingan Dampar ini, karena hanya sedikit orang yang memasang taruhan untuk menjagokan Dampar
Diapun sampai di depan loket "Aku mau ambil uang ku," ucap Dampar
"Baik, tunggu sebentar aku akan menyiapkanya segera" ucap penjaga wanita di dalam ruangan itu
"Ini uang mu, aku kasih separuhnya dulu, karena kamu di suruh keatas dulu untuk menemui bos Baron" ucap penjaga loket itu
Dampar pun langsung naik pitam dan langsung menggebrak palang di depan loket itu ''Braaaaakk' palang yang kokoh itu pun langsung hancur seketika oleh gebrakan Dampar "Aku tidak punya waktu untuk menemui bos kalian, jadi cepat berikan uang ku seluruhnya, atau aku akan hancurkan ruangan mu ini" ucap Dampar yang sudah tidak sabar ingin menemui Rumi di Rumah Sakit
"Tapi bos bilang seperti itu, aku tidak berani membatahnya" ucap si penjaga itu dengan gemetaran
"Aku tidak peduli, berikan saja uang ku" ucap Dampar
"Berikan saja semua uangnya," ucap bos Baron dari belakang
"Ba baik bos" ucap penjaga loket itu tidak menunggu lagi
Diapun segera memberikan seluruh uang Dampar sesuai dengan perjanjian
"Aku salut untuk keahlian bertarungmu, aku mempunyai penawaran yang bagus untuk mu, bergabunglah dengan organisasi ku, dan kamu akan menerima upah selain dari hasil bertarungmu" ucap bos Dampar
"Untuk saat ini aku masih ada urusan penting yang harus ku urus, jadi aku belum bisa mempertimbangkan tawaran mu itu, maaf aku harus segera pergi" ucap Dampar
"Apa kamu punya masalah?" tanya Baron
"Punya masalah atau tidak, itu tentunya bukan urusanmu kan" ucap Dampar
"Berapa uang yang kamu butuhkan? aku bisa meminjamkannya padamu" ucap bos Baron
Dampar pun tertegun "Apa kamu bisa pinjamkan aku uang seratus juta" ucap Dampar
"Itu masalah mudah, aku akan langsung beri kamu separuhnya, kalau kamu mau menerima tawaranku untuk bergabung denganku, aku akan memberikan sisanya secepatnya" ucap bos Baron
"Baiklah akan ku pertimbangan kan, tapi aku butuh uangnya sekarang" ucap Dampar
"Baiklah" bos Baron pun melirik ke arah loket "Kelin, beri dia uang 50 juta" ucap bos Dampar pada penjaga loket itu
"Baik bos" dengan segera wanita yang di panggil Kelin itu pun mengepak uang yang di minta bosnya dan langsung memberikannya pada Dampar
"Baiklah, terimakasih, aku pasti akan kembali untuk ambil sisanya, dan bergabung dengan organisasi kalian" ucap Dampar
"Baik, aku pegang kata kata mu" ucap bos Dampar
Dampar pun segera berlalu dari hadapan bos Baron, dan diapun langsung bergegas pergi ke Rumah sakit tempat Arumi di rawat
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!