Kai Dan Kei
Awal Mula
(iblis) the soul eater
Selamanya, dia tidak akan menjadi milikmu.
(iblis) the soul eater
Berikanlah jiwanya padaku.
Kai
[memeluk tubuh Keira yang sudah berlumuran darah]
Selalu seperti ini. Seribu tahun sudah Kai bereinkarnasi menjaga Kei dan selalu berakhir dengan kematian Keira di tangan Kai.
(iblis) the soul eater
Berapa lama lagi kamu mampu bertahan melihatnya mati di dalam pelukanmu?
Kai
[menatap geram ke arah iblis di hadapannya]
Kai
Selama aku hidup, kamu tidak akan pernah bisa mengambil jiwanya.
Kai
Dia akan terus terlahir kembali bersamaku.
(iblis) the soul eater
[tertawa keras]
(iblis) the soul eater
Manusia bodoh!
(iblis) the soul eater
Berulang kali kamu mengalahkanku, berulang kali juga kamu akan tetap menjadi kakak untuknya.
(iblis) the soul eater
Menjaganya tanpa bisa memilikinya.
(iblis) the soul eater
Menyakitkan bukan?
Kai
[rahangnya menguat menahan amarah]
Tentu Kai tahu betapa menyakitkannya melihat Kei berulang kali kehilangan nyawanya dan berulang kali bereinkarnasi menjadi adiknya sendiri.
Kai
Aku tidak peduli walaupun kutukan ini tidak akan berakhir.
Kai
Kamu pun tidak akan pernah bisa memiliki jiwanya!
Kai mengeluarkan pedang api miliknya yang selalu digunakan untuk memusnahkan iblis yang mengincar Keira.
Kai
Sampai berjumpa lagi dikehidupan selanjutnya!
Kai mengayunkan pedang berukir naga ke arah sang iblis dan kekuatan naga yang begitu besarpun langsung memusnahkan iblis itu.
Sebesar apa pun kekuatan yang Kai miliki, Kai tetap tidak bisa melindungi Kei.
Sang iblis selalu berhasil menemukan celah untuk membunuh Kei dan Kai selalu terlambat untuk menyelamatkannya.
- seratus tahun kemudian -
Kai
[berteriak dari lantai bawah sambil membawa kantung berisi makan siang mereka]
Dengan terburu-buru Keira memasukkan buku di atas mejanya.
Setiap pagi akan selalu seperti ini. Kei selalu terlambat.
Meskipun Kai selalu membangunkannya setiap pagi, tetapi pada akhirnya Keira akan selalu terlambat.
Kai
[melihat Kei yang turun dengan tergesa]
Kai
Setiap pagi Kei. Setiap pagi. [berbicara dengan gemas]
Keira
Ayo, Kak! [meraih tangan Kai dan menariknya]
Keira
Apa sih, Kak? Kita sudah hampir terlambat.
Keira
Oh, ini? [mengeluarkan kalung dari balik kemeja sekolahnya]
Keira
Aku menyembunyikannya karena takut guruku melihatnya.
Keira
Aku tidak pernah melepaskannya seperti yang Kakak bilang.
Kai
[tersenyum sambil mengusap kepala Keira]
Kai
Ayo! Kita harus cepat! Kamu sarapan di mobil saja.
Kai
Kakak sudah bawakan sarapanmu.
Kai
Ma, Pa, kami pergi dulu, ya!
Bergantian mencium orang tua mereka secara bergantian.
Kalung itu Kai berikan sebagai hadiah ulang tahun Keira ke 16.
Kalung itu sebenarnya adalah batu pusat kekuatan Keira sekaligus alat untuk menghubungkan mereka berdua ketika sedang berada di dalam bahaya.
Setiap Keira berada dalam bahaya, Kai akan bisa merasakan dan muncul dengan segera di mana pun Keira berada.
Selama ini Keira tidak pernah berhasil mengeluarkan kekuatannya setiap sang iblis itu datang dan menyebabkan Keira selalu kehilangan nyawanya.
Kai
Pelan-pelan saja, nanti kamu tersedak.
Kai
[memperhatikan Kei yang sedang menikmati sarapannya dengan tergesa]
Kai
Kenapa kalau kamu makan bisa cepat, tetapi kalau pagi-pagi tidak bisa bersiap dengan cepat?
Keira
Aku juga tidak tahu, Kak.
Keira
Meskipun aku sudah bangun lebih pagi, pada akhirnya aku baru mulai siap-siap ketika waktunya sudah mepet.
Kai
Kebiasaanmu itu tidak pernah berubah.
Keira
[menunjukkan wajah menggemaskannya]
Keira
Tetapi Kakak tetap sayang padaku, Kan?
Keira
[mengalungkan tangannya di lengan Kai yang duduk di sampingnya]
Kai
Kamu tidak akan menyangka sedalam apa rasa sayang Kakak padamu, Kei.
Sedikit Iri
Keira
Kak, aku duluan ya! [mengecup pipi Kai dengan cepat]
Keira
[berlari menuju kelasnya]
Kai
[menggelengkan kepala sambil menatap Keira]
Kai
Dua bulan lagi umurmu 17 tahun ....
Kai
Aku harap di masa ini semua mimpi buruk itu tidak akan terulang kembali.
Kai
[menunggu Kei di depan kelas]
Seisi sekolah sudah tahu kalau Kai sangat protektif pada Kei. Bahkan saat makan siang pun Kai akan selalu menemani Kei meskipun Kei bersama dengan teman-temannya.
Tentu saja teman Kei tidak ada yang keberatan karena Kai adalah idola di sekolah mereka dan setiap hari mereka bisa duduk bersama dengan Kai dan membuat seisi sekolah iri pada mereka.
Kai
Kamu melupakan makan siangmu. [memberikan tas makan siang kepada Kei]
Keira
Eh iya. Terima kasih, Kak.
Keira
Entah bagaimana aku kalau tidak ada kakak. [terkekeh]
Kei memang sangat bergantung pada Kai. Sepertinya hampir semua keperluannya Kai yang mengurusnya.
Kai
[menggantungkan lengannya di bahu Kei]
Pemandangan seperti ini sudah biasa terlihat di sekolah mereka. Bahkan banyak yang mengatakan kalau mereka berdua lebih cocok menjadi sepasang kekasih dari pada kakak beradik.
Langkah mereka terhenti ketika salah satu murid di sekolah itu berdiri di hadapan mereka dan lalu memberikan Kei sesuatu.
Leo
Kei, aku membawakanmu sesuatu. Semoga kamu menyukainya.
Leo
[dengan segera pergi setelah Kei menerima pemberiannya]
Tidak mudah mendekati Kei karena Kai akan selalu berada di sampingnya.
Kai
[melihat ke arah kotak yang sedang Kei pegang]
Keira
Kak, jangan terlihat mengerikan kepada setiap teman lelakiku.
Keira
Nanti adikmu ini tidak laku-laku.
Kai
Memang kamu sudah berpikir untuk berpacaran, huh?
Keira
Teman-temanku sudah banyak yang punya pacar.
Kai
Kamu mau pacaran hanya karena temanmu punya pacar? [menaikkan sebelah alisnya]
Keira
Aku sudah punya kakak. Untuk apa aku mencari seorang pacar.
Keira
Kakak selalu ada di sampingku.
Kai
Kakak tidak akan menyerahkanmu pada sembarangan lelaki.
Kai
Mereka harus menghadapiku dulu.
Keira
Fix, aku tidak akan pernah punya pacar kalau begitu.
Keira
Mana ada yang bisa menghadapimu.
Keira
Tapi rasanya tidak adil. [duduk di bangku kantin]
Kai
[duduk di samping Kei]
Kai
Apanya yang tidak adil?
Keira
Iya. Kakak bebas didekati tanpa bisa aku halangi.
Keira
Mereka tidak takut padaku seperti para murid pria takut padamu.
Kai
Aku selalu menolak mereka.
Kai
Semua pemberian mereka tidak ada satupun yang aku terima.
Keira
Aku lupa betapa dinginnya kakakku ini kalau menghadapi orang lain.
Keira
[membuka bekal makanannya]
Keira
Tapi aku bingung, meskipun mereka tahu sikap dingin Kakak, mereka tetap pantang menyerah.
Keira
Ada saja yang bergantian mencoba menarik perhatian Kakak.
Kai
Mereka bisa mencoba sesuka mereka.
Kai
Bagiku, hanya kamu yang terpenting.
Kai
[berwajah datar dan mulai menikmati makan siangnya]
Keira
[menunduk menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah memerah]
Keira
Kenapa Kakak bisa mengucapkan kata-kata seperti itu tanpa ekspresi apa pun? [dalam hati]
Keira
Kenapa aku selalu berdebar setiap kali kakak mengucapkan hal-hal seperti ini padaku? [dalam hati]
Kei Menghilang
Kai
Siang ini Kakak akan piket sebentar.
Kai
Kamu tunggu di depan kelas Kakak seperti biasa, ya?
Kai
Ya sudah. Masuk dulu sana.
Kai
Kakak juga akan kembali ke dalam kelas.
Keira
[melangkah masuk ke dalam kelas]
Kai
[melihat dari jendela kalau Kei sudah duduk di tempatnya]
Kai
[melangkah pergi kembali ke kelas]
Langkah Kai terhenti sejenak. Ia merasa ada sesuatu yang aneh.
Kai menatap ke arah langit yang sebagian membentuk awan hitam yang samar.
Kai
Iblis itu pasti sedang mencari Kei.
Kai
Aku harus lebih hati-hati dan tidak membiarkan Kei lepas dari pengawasanku.
Kai
[menatap kelas Kei sesaat lalu masuk ke dalam kelasnya]
Keira
Aku tunggu di sini, ya?
Keira
[duduk di bangku panjang depan kelas Kai]
Kai
Iya. Ingat jangan ke mana-mana.
Keira
[memasang earphone dan mulai memainkan musik]
Keira
[sesekali melihat Kai di dalam kelas]
Keira
Terkadang kenapa aku memiliki perasaan aneh setiap aku memandang kakak?
Keira
Dan terkadang aku merasa sikap kakak padaku pun lebih dari sekedar seorang kakak.
Keira
Apakah aku hanya berkhayal?
Ketika Kei mengalihkan perhatiannya dari Kai, Leo sudah duduk di sebelahnya dan mengejutkan Kei.
Keira
Leo? [melepaskan earphonenya]
Leo
Kei .... bolehkan kita bicara sebentar?
Keira
Kamu mau bicara apa?
Leo
Bisakah kita bicara si taman belakang?
Keira
Eng ..... [menoleh ke arah Kai]
Keira
Tapi kata Kak Kai aku harus menunggunya di sini sampai selesai.
Leo
Aku tidak akan lama, Kei.
Leo
Sebelum Kak Kai selesai, kita sudah akan kembali.
Keira
[menggigit bibirnya]
Kei dan Leo berjalan bersama ke arah taman.
Leo
Aku ingin bisa dekat denganmu ....
Leo
Selama ini aku berusaha untuk menjadi temanmu, tetapi rasanya begitu sulit.
Leo
Kak Kai selalu berada di dekatmu.
Leo
Jujur aku selalu takut dengan cara dia menatapku setiap aku berusaha untuk berbicara denganmu.
Leo
Apakah boleh kalau aku mendekatimu, Kei?
Keira
[membulatkan matanya]
Teman-teman Kei memang pernah memberitahunya kalau sepertinya Leo suka padanya, tetapi mendapati Leo berbicara langsung padanga terasa benar-benar mengejutkan.
Leo
Aku akan bersikap baik padamu.
Leo
Berikan aku kesempatan, ya?
Sementara Kei berbicara dengan Leo ....
Kai
Kei, ayo Kakak sudah ....
Kai langsung terlihat panik ketika tidak menemukan Kei di depan kelasnya.
Hanya ada tas yang tertinggal di sana.
Kai
[melihat ke sekeliling]
Kai
[mulai memanggil-manggil Kei]
Kai mulai menyusuri setiap kelas kosong dan berharap menemukan Kei.
Kai
Tidak mungkin iblis itu menemukan Kei di sini. Aku pasti sudah tahu.
Kai
[melangkah dengan gelisah]
Kai pun mencari ke belakang sekolah. Tempat yang belum ia datangi untuk mencari Kei.
Dari kejauhan Kai melihat Kei sedang berdiri berhadapan dengan Leo.
Kai
Berani-beraninya dia membawa Kei ke sini!
Kai
[melangkah dengan cepat menghampiri mereka]
Kai
Apa yang sedang kalian lakukan di sini?!
Kai
[menatap tajam ke arah Leo]
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!