NovelToon NovelToon

Planet? [War Of K-M-XGsp-M4221] Locked OSO.0

[B-0] Prolog

Perang,...

Dimana sekelompok Makhluk Hidup bertarung dengan kelompok lain, mengerahkan seluruh kemampuan tempur 'mereka', untuk mengklaim kemenangan dan hak milik sesuatu yang dimiliki oleh kelompok lainnya. Entah itu: harta, wilayah, kekuasaan, teknologi, “Energy” maupun "Kehidupan".

Pada Era Perang terus berlangsung lima .Ark sekali, Galaxy hanya tersisa tiga dari 'mereka'.

Galaxy yang tersisa itu memliki keunggulan masing-masing dalam hal: Kekuatan, Teknologi, dan Energy.

Galaxy terbagi menjadi beberapa Planet, dan Planet terbagi menjadi beberapa sector. Kehancuran Planet maupun sector bukanlah hal yang asing pada Era Perang ini.

Era, dimana Energy merupakan hal utama yang menjadi perburuan dalam peperangan.

[Nx-M4221]

Energy yang tersedia di Galaxy MB akan semakin padam. Ia digunakan oleh 'mereka' secara berlebihan, mengakibatkan kurangnya pasokan Energy di Galaxy tersebut.

[Nx-M4221] adalah salah satu Energy inti Galaxy MB yang berfungsi untuk mempertahankan kehidupan makhluk hidup, Planet, dan Galaxy tersebut. Sedangkan sector hanya membutuhkan Energy sisa, karena kehancuran sector pasti tidak akan pernah bisa dihindari oleh 'mereka'.

Di langit setiap sector akan terlihat Bola Mesin Besar yang melayang di udara di tengah sector—memperlihatkan angka.

Angka biru menerangi pusat sector yang berarti penaggalan dalam hitungan .Ark, dimana setiap kelipatan lima menandakan perang antar Galaxy akan tiba.

Sedangkan setiap dua .Ark sekali, perang antar Planet pasti akan terjadi—bahkan mungkin lebih sering. Perang antar sector terjadi apabila ada salah satu sector menginginkan atau kekurangan: Energy, teknologi, maupun para tenaga ahli yang berada dalam sistem Galaxy sector tersebut.

Yang akan ditengahi oleh "Noxy", tidak lain adalah suatu organisasi yang menangani Energy inti Galaxy MB; bernama [Nx-M4221].

***

3247 kalender .Ark

Galaxy MB-x[32]

Sirius bersama Timnya yang tersisa 7 orang, kembali ke sector dengan wajah 'mereka' tampak muram.

Hanya untuk mendapatkan 623 xs/Cd Energy, 'mereka' mengorbankan 35 anggota Tim.

Saat ini, 'mereka' akan menyerahkan sedikit Energy itu kepada atasannya, dan 'mereka' akan diberi imbalan 50 xs per orang. Dengan itu, 'mereka' bisa bertahan hidup selama satu .Ark lebih—apabila perang tidak terjadi.

Dalam pertempuran antar Galaxy, penggunaan teknologi mengharuskan 'mereka' menggunakan Energy, dengan jumlah yang tak terbayangkan banyaknya, untuk menyerang maupun bertahan.

Menggunakan 1 xj/Cd Energy, 'mereka' bisa bertempur di luar sector area; di "ruang/space" selama satu .Ark lebih.

Konsumsi Energy pada penggunaan teknologi bisa juga diminimalisir oleh penggunanya. Namun,belum termasuk penggunaan Energy yang dipakai pada setiap 'Data' maupun "data" para petarung.

Sirius ialah salah satu jenius pertempuran yang dapat menggunakan 1 xj/Cd untuk bertarung di luar sector, selama tiga .Ark lebih.

Saat para Pemimpin Tim berbaris untuk menyerahkan Energy, seorang Pria berkulit hitam berwajah ganas, dan bertubuh kekar dengan bekas luka disekujur tubuhnya, keluar dari Pesawat Besar seperti pesawat 'ruang' angkasa, di tengah-tengah kerumunan para Pemimpin Tim tersebut.

Para Pemimpin Tim itu memandang sinis Pria bertubuh kekar itu, dengan wajah 'mereka' menunjukkan permusuhan.

Seorang Pria dari salah satu barisan tim dengan sinis berbisik, "Hey. Bukankah itu Xtaw dari Tim 47?! Kudengar setiap Tim yang ia pimpin, pasti akan terbantai habis. Bagamana Pria itu satu-satunya yang salamat?"

"Bukan itu yang aneh! Anehnya atasan kita tidak ada satupun yang protes atau menyelidikinya. Bukankah seharusnya kepalanya sudah melayang, jika penyelidikan dilakukan?" tambah seseorang di samping Pria yang berbisik itu.

Salah satu Pria berwajah tampan, berambut putih dan mata hijau, maju dengan langkah lebar sambil menatap tajam Pria berotot itu. Ia keluar dari barisan Timnya yang sedang beristirahat.

Pria tampan itu tertawa sinis, lalu berkata, "Hahaha.... Tidak aneh bahwa ia masih hidup. Kau adalah salah satu 'Bangsawan' kita, benar!?"

Xtaw hanya diam, menutup mata. Ia menunggu antrean penyerahan Energy dan tetap tenang.

Seorang Wanita cantik pun maju ke hadapan Pria bermata hijau itu. Wanita tersebut menatap tajam Pria bermata hijau dengan ekspresi berapi-api. Pria bermata hijau itu langsung mundur beberapa langkah, ketakutan.

"Apa salahnya dengan 'Bangsawan' yang kamu maksud?" Wanita itu mengeluarkan Energy pekat berwarna biru dari tangan kirinya, bersiap untuk menyerang.

Pria bermata hijau itu menunduk dan kembali ke barisan Timnya. "Tidak! Tid..ak ... tidak ada apa ... ap—"

"Cukup Sasha!" Suara Pria nyaring terdengar dari barisan depan Pemimpin Tim yang sedang mengantre.

Lalu, tatapan 'mereka' langsung tertuju ke asal suara Pria itu.

"Baik! Sirius Kapten." Sasha pun mematikan Energy birunya dan kembali tenang, sambil tersenyum berseri-seri kembali ke barisan Timnya.

Xtaw pun membuka matanya, menatap Pria yang berada jauh di hadapannya dengan tatapan tajam.

Setelah selesai penyetoran dan pembagian Energy, atasan 'mereka' pun datang.

Jenderal Rox-x[32]

Salah satu Jenderal terkuat di Planet Mx. Ia merupakan satu-satunya Jenderal keturunan Galaxy SS yang memliki kemampuan tertinggi akan teknologinya.

Jenderal Rox naik ke podium untuk memberikan misi selanjutnya kepada seluruh Tim di sector [32]. Semua orang di bawah menatapnya dengan kagum, karena ia adalah salah satu Jenderal yang bisa mempertahankan [Nx-M4221], meski ia terlahir dari Galaxy yang berbeda.

"Kalian semua telah berjuang keras untuk mempertahankan sector ini," kata Jenderal Rox dengan suara nyaring, memulai pidatonya. "Mungkin, akan ada lebih banyak pengorbanan yang akan datang di masa depan, dan saya tidak akan bertele-tele untuk mengucapkan terimakasih ataupun belasungkawa."

Jenderal Rox menatap tajam semua Makhluk Hidup di depannya. "Kita hidup di Era ini untuk berperang! Mempertahankan hidup dengan cara bertempur!! Jangan turunkan satu kali pun kewaspadaan kalian ...!!! Apa pun yang terjadi ... kita harus mendapatkan Energy walaupun itu hanya '1 xs', kita pasti bisa bertahan hidup."

Suara nyaring pidato Jenderal Rox terdengar sampai ke seluruh penjuru sector, ".... Aku, yang menjamin itu bisa terjadi!!"

"Uoo ... ooo....!!!" Sorakan makluk hidup menggema, serta mengguncang seluruh sector.

"Aku di sini untuk memberi tahu kalian bahwa Energy yang tersedia, tidak cukup untuk sampai ke perang Galaxy berikutnya pada 3250 .Ark," kata Jenderal Rox sambil menutup mata dan menggelengkan kepalanya.

Semua orang di sector berwajah muram, mendengar apa yang dikatakan Jenderal Rox. Tidak seorang pun berpikir bahwa Galaxy MB akan hancur.

Jenderal Rox mengeluarkan panel window di hadapan 'mereka'. Panel biru itu melayang di udara, menunjukan peta serta koordinat suatu Planet yang tidak diketahui. Menatap Planet tersebut, 'mereka' bingung, saat ia semua membaca "VpL3209-Bc", merupakan jalur yang harus dilalui.

"Seluruh sector sudah mengetahui ini ... di sana!" seru Jenderal Rox, menunjuk salah suatu koordinat Planet. "Terdapat Energy tak terbatas yang cukup untuk membangkitkan Inti Tata Surya kita!!"

Berbagai warna mata 'mereka' berbinar terang, saat mendengar penjelasan Jenderal Rox.

"Tapi bukankah .... Bc adalah ‘ruang’ terlarang yang bahkan 1000 xj tidak bisa menahan radiasinya?!" tanya seorang Pria dari salah satu Tim dengan cemas.

"Ya ... Itu benar!!" teriak Jenderal Rox.

Terkejut, seorang Pria menatap Jenderal Rox, dan berkata, "Jadi ... kita dalam misi bunuh diri?!"

"Untuk itu ... aku membuat ini ...!!!" Jenderal Rox tersenyum lebar.

Jenderal Rox menekan panel window di hadapannya, dan ‘ruang’ di atas seluruh sector terkoyak, lalu ia menciptakan petir hitam yang mengeluarkan Pesawat Besar diselimuti kabut abu-abu sangat pekat.

"Itu!! I-itu—u ...?!" Mata 'mereka' terbuka lebar, saat melihat besarnya pesawat yang hampir menutupi seluruh area sector.

"Ya. Kita semua akan pergi mencari Energy itu di jalur Bc yang berbahaya ... dengan menggunakan ini!" Jenderal Rox tersenyum menyeramkan. "Untuk itu, kita akan membagi Tim yang bertugas mengoprasikan pesawat ini, dan Tim ini akan tetap sama saat ekspedisi Planet berlangsung."

Jenderal Rox kemudian membagi Tim menggunakan panel window di hadapannya, dan satu per satu suara mekanisme terdengar ke seluruh penjuru sector. Nama 'mereka' kemudian satu per satu terpampang pada panel tersebut.

Lalu akhirnya, Tim terakhir terbentuk dan terpampang di hadapan semua orang:

Ekspedisi "VpL3209-Bc"

Tim 32

Kapten   : Xtaw

Anggota : Sirius, Sasha, Sef, Obe, Rick, Tery, Bixy

Saat nama-nama dengan Kapten Tim terakhir diumumkan, Sasha berwajah gelap, lalu ia langsung menatap tajam Bixy dan Xtaw selagi anggota Tim lainnya menjadi frustasi. Namun, Sirius dan Xtaw masih tetap tenang.

"Apa?!" pekik Bixy.

Pria bermata hijau itu terkejut, dan mundur beberapa langkah, ketakutan.

◊◊◊

[B1-1] Tempat apa ini?

0,27 Kalender .Ark

Matahari memancarkan sinar terangnya, menandakan pagi hari telah tiba. Ia seperti tak menampakkan sedikit pun keanehan.

Seorang Pria berambut putih tak sadarkan diri, melayang-terlentang di udara. Ia melayang di tengah kawah yang terbentuk akibat hantaman Meteor sangat besar.

Kawah Besar yang mengitari Pria itu, menghancurkan tanah, rumput, serta Pohon-pohon di sekitarnya. Mereka yang selamat berada di dalam kawah tersebut terbungkus oleh Energy hitam pekat—terpancar dari bola biru terang di dalam tabung-silinder yang berada tepat di bawah Pria tak sadarkan diri itu—tabung silinder yang tertancap kuat ke dalam tanah.

Pohon-pohon serta rerumputan yang terbungkus Energy hitam, sedikit demi sedikit mengalami perubahan. Pohon-pohon tersebut tumbuh menjulang tinggi seolah ingin mencakar langit. Rumput-rumput berubah menjadi setinggi manusia dengan lebar sebatang Pohon, dan kayu-kayu pohon yang hancur pun tumbuh tunas, menjadi Pohon kembali.

Burung-burung berterbangan di atas langit, lalu mereka bertengger di atas Pohon tertinggi, seperti melihat ke bawah—melihat seekor Rusa dikejar oleh Harimau yang akan memangsanya.

Mereka melanjutkan siklus kehidupan, tanpa menyadari seorang Pria berambut putih melayang di atas kawah. Seolah-olah ia bukan bagian dari 'ruang'.

Rusa tersebut terus berlari menuju kawah di mana Pria berambut putih itu melayang. Dia menghindari serangan Harimau dengan susah payah.

Saat Rusa itu hampir mencapai kawah, Harimau tiba-tiba memasang mode siaga. Harimau itu pun kemudian mengaum, merintih dan jatuh ke tanah, tertelan suatu robekan 'ruang' di sekitarnya.

Dan tanpa disadari, Rusa itu juga menghilang.

Sampai ....

0,28 Kalender .Ark

Perlahan cahaya dari bola biru itu meredup, menandakan Energy dari tabung-silinder di samping Pria itu mulai menipis.

Pria itu pun perlahan mendarat di tanah. Akhirnya ia membuka mata emasnya, menatap langit yang penuh dengan pepohonan, serta rumput-rumput menjulang tinggi. Namun, ia tampak kebingungan.

Makhluk hijau apa itu?

Ia waspada dengan mata emasnya terbuka lebar.

Mencoba untuk bangun, dan berusaha melihat sekitarnya, tetapi Pria itu hanya bisa menggerakan kepalanya. Hanya ada tabung-silinder di sampingnya, dengan Energy dalam tabung tersebut sudah melemah. Kemudian ia mencoba memeriksa keadaan, tubuh, serta peralatan di sekitarnya dengan sisa kekuatannya.

Armor putih dipakainya telah hancur, menyisakan bulatan biru tertancap di dada kiri Pria itu; dengan bulatan biru yang memancar terang, berkelap-kelip hampir redu: tidak lain ialah [xious-M4221].

Pengelihatan Pria itu menjadi kabur, akibat kekurangan Energy. Seolah-olah ia sedang mabuk.

xious-M4221 masih berfungsi ... meskipun sedikit redup. Berarti aku mungkin tidak jauh dari Galaxy MB.

“Tapi ... di mana ini?” gumam Pria itu, mengangkat tangan kanan, dan ia perlahan membelai makhluk hidup berwarna hijau di sampingnya.

Sudah kuduga ... ini makhluk hidup.

Kenapa ... dia tidak menyerangku?!

Setelah beberapa saat mengumpulkan tenaga, Pria itu mengaktifkan gelang di tangan kirinya dengan menyentuh panel window, untuk memeriksa jumlah Energy yang tersisa dimilikinya.

“13 xs!!” Ia menyatukan alisnya dengan keras.

Jika terus seperti ini, aku bahkan tidak akan bertahan sampai besok!

Pria itu mencoba sekuat tenaga untuk berdiri, tetapi ia tidak bisa. Ia pun melihat sekitarnya, lalu terpaku pada tabung silinder yang berada di sampingnya.

Ia merangkak menuju tabung silinder itu, lalu Pria itu mencoba membongkar tabung silinder tersebut dan mencari mesin inti penghubung bola biru di hadapannya, dengan sisa kekuatannya .

“Ah ... ada!” Mata emas Pria itu berbinar, antusias.

Pria itu berusaha untuk menstranfer Energy yang tersisa pada tabung silinder di hadapannya. Ia dengan lemah mengoprasikan gelang di tangan kirinya, lalu Energy hitam menyelimuti seluruh tubuhnya.

Tanpa disadari angka pada gelang tersebut perlahan terus naik.

Dengungan keras terdengar pada tabung silinder tersebut, dan bergetar seperti akan hancur kapan saja. Ia menutup mata untuk bekonsentrasi menyerap Energy hitam yang menyelimuti tubuhnya.

“Energy yang kumiliki sudah di bawah 13 xs, seharusnya aku sudah mati ... tapi kenapa?!” gumam Pria itu, kebingungan sambil memperhatikan sekelilingnya dengan waspada.

“24 xs”

“32 xs”

“50 xs”

. . .

Akhirnya berhenti pada angka "137 xs" yang kemudian bola biru terang di hadapannya meredup, lalu hancur berkeping-keping menjadi abu. Pandangan Pria itu menjadi cerah dan kekuatanya pun seperempat pulih, kemudian ia berdiri meregangkan tubuhnya, dan nada mekanisme peringatan terdengar olehnya.

[Peringatan! Energy dibawah 1 xj semua "data" dimuat ulang kembali]

[Peringatan! Memuat ulang ... "data" dan Energy terkunci]

“Ada apa ini?!” gumam Pria itu mendengar peringatan mulai sedikit khawatir.

Mengabaikannya, ia membongkar tabung silinder di hadapannya dengan cepat. Namun, tidak ada apapun selain sirquit dan inti mesin yang telah dipakainya hancur menjadi abu.

“Tidak ada senjata atau apa pun?” Wajah Pria itu menjadi gelap.

Lalu, ia memindai area sekitar, yang terlihat hanyalah makhluk hijau dan makhluk hidup tertancap ke dalam tanah menjulang tinggi ke atas langit, dengan puncak makhluk hidup tersebut tak terlihat olehnya.

Mungkin aku bisa menaikinya?

Pria itu dengan gerakan sangat cepat dan gesit melompat pohon ke pohon, kemudian memanjat pohon terbesar dan tertinggi. Sampai ia bisa melihat seluruh situasi di bawah kawah serta sekitarnya. Ia melihat makhluk hijau itu dari atas semakin banyak, dengan warna hijau yang hampir menutupi seluruh kawah.

“Apa itu?!” Pria itu tertegun. Ia heran saat melihat ke atas langit.

Sebuah bulatan kuning terang menerangi seluruh wilayah sekitarnya, dan ia memancarkan Energy tidak bisa diserap olehnya.

Pria itu duduk melihat bulatan kuning itu cukup lama, merenung kebingunan tentang apa yang baru saja ia lalui.

Tempat macam apa ini?

Ia memperhatikan makhluk hidup terbang tanpa menggunakan sedikitpun Energy, dengan kicauan sangat menenangkannya. Pria itu pun berpikir untuk beristirahat sejenak menikmati atmosfer yang aneh dan kehangatan Energy bulatan kuning sakan menembus kulitnya.

[Peringatan! Memuat ulang selesai ... "data" dan Energy aktif]

Setelah kembali pulih, Pria itu pun turun kembali ke tempat di mana ia berbaring dan menatap kosong tabung silinder di hadapannya cukup lama.

Teringat ingatan di kepalanya tentang pengkhianatan seseorang yang mengakibatkan hancurnya pesawat, dan tercarai berainya seluruh Tim ekspedisi.

“Terimakasih Sasha,” gumam Pria itu.

¤BOM!!!!¤

Saat Pria itu akan mengaktifkan gelangnya, suara ledakan terdengar jauh dari arah timur.

Terdengar suara jeritan keras menggema; dan jeritan kesakitan makhluk hidup yang sampai ke dasar kawah.

Ia menjadi waspada dalam mode siaga setengah berjongkok sambil besandar pada batang pohon terdekatnya. Pria itu menutup mata mencoba untuk memindai sekitar dengan Energy yang dimilikinya.

Namun, tidak ada yang terjadi.

“Apa!?” Ia kebingungan, melihat gelang di tangan kiri dan menyentuhnya, yang masih menampakan angka: 137 xs.

¤krrrkk!!¤

Terdengar jelas olehnya, suara langkah kaki menginjak ranting pohon mendekat dengan hati-hati.

“Apa yang harus kulakukan?” gumam Pria itu sambil menyirit.

Pria tersebut kemudian memindai dengan mata telanjang wilayah di sekitarnya. Kemudian ia melihat celah pepohonan 100 meter di hadapannya, tertutup oleh rumput yang sangat tebal. Ia berjalan dengan hat-hati tanpa suara kemudian sampai di dalam celah pepohonan tersebut.

Menunggu dengan sabar siapa yang akan datang. Sesaat kemudian, seorang Wanita cantik rambut sebahu menggunakan kemeja putih, jaket, dan celana hitam sedang menggenggam senapan, seperti senapan berburu bermoncong ganda.

Wanita itu melangkah dengan sangat hati-hati sambil memindai sekitarnya.

“Sasha!?” gumam Pria itu, melebarkan matanya.

“Siapa itu?! Tunjukan dirimu!!” teriak Wanita itu sambil mengarahkan senapan, yang dia pindaikan ke sekitarnya.

. . .

“Tunjukan dirimu atau aku akan meledakan kawah ini bersamamu!” Wanita itu terus memindai sekitarnya.

Pria itu tetap terdiam tidak bergerak, dan is hanya memperhatikan Wanita di hadapannya dengan berwajah muram.

“Ternyata bukan dia ... sudah pasti bukan dia.” Pria itu menutup mata emasnya.

Saat ia akan mengenang kejadian di pesawat, ia melihat Wanita itu mendekat dengan senapan mengarah langsung padanya. Dengan hati-hati Pria itu mengaktifkan gelang di tangan kirinya.

Cahaya biru terang dari celah pepohonan terlihat oleh Wanita yang mendekat dengan hati-hati mengarahkan senapan bermoncong ganda pada cahaya tersebut.

Pria itu melihat panel window di hadapannya, bergumam dengan muram, “Sudah kuduga!”

Hanya tersisa satu "data" yang dimilikinya: [sbf-221: menggunakan Energy 5 xs/d panas, berbentuk laser pada jari yang dipilih]

Aku pikir ini cukup ... dia hanya mempunyai alat itu. Kupikir benda itu sama mekanismenya dengan menggunakan panas sebagai kekuatan perusaknya.

“Huh ... sudah lama aku tidak menggunakan "data" selemah ini.” Pria itu tersenyum gembira, menatap tajam Wanita di depannya.

Menggunakan dua jari: telunjuk dan jari tengah tangan kananya, yang ia arahkan kepada Wanita itu.

Pria itu menunggu sampai jangkauan terdekat.

Tidak ada jangkauan minimun dalam [sbf-221] maupun "data" lain yang dibuat Pria itu, Semuanya tergantung pada konsumsi Energy si pengguna.

Wanita itu berteriak, “Aku bilang keluar atau aku akan menembak!!”

¤BOM!!!!¤

Saat suara teriakan Wanita itu menggema di udara; dengan ledakan besar terdengar dari arah timur, mengiringi suara teriakkan Wanita tersebut. Ia menyebabkan burung-burung serta berbagai binatang berhamburan menuju ke arah kawah.

Getaran gelombang pergerakan binatang terasa oleh mereka, seperti ia mengguncang tanah.

Wanita itu terganggu, melihat kawanan binatang yang terjun menuju kawah, dan burung-burung berhamburan terbang ke segala arah.

“Kesempatan!” gumam Pria itu tersenyum.

Tidak sampai satu detik, Pria itu langsung mengaktifkan [sbf-221], lalu suara mekanisme dari gelangnya terdengar:

[sbf-221 aktif, 5 xs telah berkurang]

¤pfiuuuf. . .!¤

¤bufthh!!!¤

Laser itu meledak tepat mengenai senapan Wanita itu.

Wanita yang senapannya tertembak terkejut; dan dia langsung membuang senapannya.

Kemudian dia bergegas bersembunyi di batang pohon tepat berada di sampingnya. Dia pun menengok ke depan, menatap cahaya biru yang masih terlihat jelas.

Wanita itu mengeluarkan belati dari saku belakang dengan tangan kirinya. Saat dia hendak bergerak, suara teriakan dari jauh terdengar, yang ia sampai menggema ke bawah kawah.

“Awas! Elk!!” seru seorang Pria.

¤Pfiuuuft . . . !!!¤

Laser dari arah belakang melubangi bahu kiri Wanita itu dan menebus pohon di hadapannya.

“Arrkkhh!!!” Wanita itu meringis kesakitan, dan langsung menutup luka dengan genggaman tangan kanannya.

¤Dor!¤

¤Dor!¤

. . .

¤Dor!!¤

Suara tembakan, terus berggema di bawah kawah, tetapi Pria itu telah lama bersembunyi.

Seorang Pria berteriak, “Capat mendekat! Atau aktifkan 'sk'-mu ... Elk!!”

“Cih ...!!” Elk yang menutup lukanya dengan tangan kanan, dan bergegas bersembunyi di antara pepohonan.

Wanita itu bewajah gelap dengan kerutan alisnya sangat dalam. Dia menutup mata sambil duduk bersandar di pohon, dan menggenggam erat belati dengan tangan kirinya.

Lalu, angin hijau mulai berputar di sekitarnya, saat Wanita itu membuka mata. Pria itu pun kembali menembakan lasernya.

¤pfiuuuf. .!!¤

Sebelum angin itu semakin kuat, Pria itu menembakan laser lagi tetapi langsung meleset, dan ia hanya menembus pohon di hadapannya.

“Apa?!” Pria itu terkejut.

Wanita itu menghilang tepat di hadapannya, yang langsung ia cari di wilayah sekitar, tetapi Pria itu tidak menemukan apa pun.

Saat ia akan bergerak, hembusan Energy tajam menusuk pundaknya dan ia langsung berbalik, tetapi sudah terlambat.

Belati tajam tertancap di bahu kanannya dengan seringai jahat sosok Wanita dalam balutan Energy hijau tepat di hadapan Pria itu.

“Kita seri sekarang!” kata Wanita itu, tersenyum jahat, dan menatap tajam Pria di depannya.

Wanita itu langsung menendang perut Pria itu ke depan dengan sangat cepat, sehingga hanya menampilkan bayangan hijau dalam setiap gerakannya.

Pria itu terlempar ke belakang dan berguling-guling sampai menabrak pohon, tetapi ia terus menembak.

[sbf-221 aktif, 5 xs telah berkurang]

[sbf-221 aktif, 5 xs telah berkurang]

[sbf-221 aktif, 5 xs telah berkurang]

. . .

Semakin Pria itu menembak, semakin ia menjadi lemah.

Namun, Wanita itu terlalu gesit menghindari laser dengan mudahnya. Saat Wanita itu berjarak 15 meter, suara peringatan mekanisme terdengar oleh Pria yang mencoba terus menembak.

[sbf-221 gagal, 0 xs telah berkurang]

[sbf-221 gagal, 0 xs telah berkurang]

[Peringatan! Energy di bawah 50 xs, semua "data" dinonaktifkan]

“Hanya sampai disini, kah ... aku bisa bertahan?” gumam Pria itu.

¤buk!!!¤

¤Buk!!!¤

. . .

¤Buk!!!¤

Pria itu dihajar terus menerus oleh Wanita itu tanpa jeda sedikit pun. Sampai pandangan Pria tersebut mulai sedikit kabur.

Saat Pria itu akan menyerah, seorang Pria mengenakan gogglescope di leher dan menyandangkan sniper di punggunya, melompat antar pohon ke pohon sangat gesit. Sesaat kemudian Pria tersebut sudah berada di atas pohon Pria serta Wanita itu.

¤Dor!¤

¤Dor!!!¤

“Mark! Apa yang kau tembaki?!” teriak Wanita itu dengan kesal.

Mark menjawab sambil terus menembak, “Prajurit Jenderal Rox menemukan kita! Cepat ikat ... dan bawa dia! Mungkin ia bisa memberi kita beberapa informasi!”

“Jenderal Rox?!” gumam Wanita itu, mengerutkan alisnya.

“Ok! Tahan beberapa ... Aku akan membawanya ke selter terdekat,” kata Wanita itu. Dia berhenti memukuli Pria di depannya.

Wanita tersebut mengluarkan sebuah tablet seukuran dua telapak tangan, dan dia langsung menempelkanya pada bulatan biru terang di dada kiri Pria itu.

Tablet itu berubah menjadi rantai kotak, mengikat seluruh tubuh Pria tersebut kecuali mulutnya. Dia langsung menenteng tubuh Pria itu dan melesat dengan bayangan hijau, pergi ke arah matahari.

[Peringatan! Energy tersegel ... butuh 10 xj untuk menghancurkan uns-113T]

“Jenderal Rox?!” Pria itu mengatupkan giginya geram, mengabaikan peringatan saat ia mendengar nama itu.

Saat mengingat sesuatu dengan jelas dari peringatan itu, ia sangat terkejut.

“113T! Bukankah itu teknologi kuno dari Galaxy BS!? Bagaimana kalian bisa mempunyai alat ini?“ tanya Pria yang diikat itu.

Wanita itu terkejut melihat ekspresi Pria yang ditentengnya, seolah-olah tidak ada kebohongan. “Kamu kenal Jenderal Rox?”

“Bukankah kamu adalah salah satu anteknya?” tanya Wanita itu.

Pria itu berwajah muram, mengingat kejadian di pesawat, dan mengatupkan giginya.

“Jenderal Rox-x[32] ...!!!” Ia sangat geram mengatupkan giginya lebih keras.

“Apapun yang terjadi,” Pria diikat itu menjadi semakin melemah, dan lanjut berkata, “aku ... yang akan ... membunuhnya.”

Wanita itu memandang Pria ditentengnya cukup lama, dan kemudian dia tiba-tiba berhenti bergerak. Dia berdiri di atas pohon tertinggi di ujung hutan, sambil menatap gurun yang sangat luas, cukup jauh di hadapannya.

“Siapa namamu?” tanya Wanita itu.

"..."

"..."

. . .

“Sirius ....”

¤¤¤

[B1-2] RbX-M2314

Gurun membentang luas dari kiri ke kanan yang hanya terdapat pasir dan debu.

Matahari memancarkan sinarnya seperti tiada hari esok. Sesosok bayangan hijau melesat, melintasi gurun itu tanpa mempedulikan panas terik pada musim ini. Bayangan hijau tersebut melesat dengan sangat cepat menuju arah timur, di mana matahari itu berada.

Di dalam bayangan hijau itu, terdapat sosok Wanita menenteng seorang Pria terikat sekujur tubuhnya dengan rantai kotak, dan hanya mulut Pria tersebut saja yang terbuka.

"Tunggu aku, Elk!! Sialan!!!" teriak seorang Pria di belakang Wanita tersebut, menggema di udara. Ia mencoba mengejar bayangan hijau di depannya, melesat cepat dengan tubuhnya dibaluti bayangan hitam.

Pria itu tidak lain ialah Mark.

"Kau saja yang lambat! Pria lemah!! Pulang dan tidur siang sana! Hahaha...." Elk tertawa terbahak-bahak, mempercepat lajunya.

Elk terus menenteng Sirius yang tak sadarkan diri selama 1,8 .Ark lamanya. Dimana perjalanan melintasi gurun tidak menggunakan alat tranportasi, sebab akan mudah meninggalkan jejak pada setiap musuh yang ingin menyerang selter.

Seharusnya bukan aku yang menemani Wanita gila itu menjalani misi ini!! Pulang dari sini akan kuhajar si bodoh Jego itu.

Mark dengan geram mengejar Elk, dan ia terus menghapus jejak mereka dengan sangat gesit, serta cepat Pria itu terus mencoba untuk menyusul Wanita di hadapannya.

Mereka dengan sangat cepat sampai di wilayah tebing tinggi yang menjulang ke atas langit ribuan meter, dengan bebatuan besar setinggi puluhan meter yang berserakan di sekitarnya.

Mark langsung melompat dari jarak 1 km ke atas salah satu batu besar di hadapannya.

¤buk!!¤

"Huh .... Aku tidak sampai ... mengapa hari ini aku sangat sial!!" teriak Mark, mendesah keras. Ia hanya sampai setengah tinggi batu tersebut.

Pria itu langsung meraih celah bebatuan yang ada, kemudian ia mendaki batu besar dengan sangat gesit.

Saat Mark mencapai puncak batu, ia sudah tak bisa melihat Elk dari jarak pandangnya, bayangan Wanita itupun sudah tak terlihat lagi olehnya.

Mark berwajah muram melihat bayangan Elk menghilang dari pandangannya, lalu ia langsung menghapus jejak yang sangat banyak ditinggalkan oleh Wanita itu.

Setelah selesai menghilangkan semua jejak mereka, Mark mengeluarkan tablet seukuran dua telapak tangan dari ranselnya. Ia berniat untuk mencocokkan koordinat selter yang akan ia tuju.

[Alat pelacak terdeteksi! Mencoba untuk menonaktifkan pelacak]

Sebelum Mark mengoprasikan tablet itu, suara notifikasi terdengar dari tablet dipegangnya. Saat tablet itu dihidupkan, dengungan keras terdengar di telinga kiri Pria itu.

"Sial, ayolah ...!!"

¤ppzztttttzz ...!?¤

Mark menengok ke kiri, pada sniper-nya terdapat alat pelacak yang memancarkan cahaya merah terang berkelap-kelip.

"Apaan itu?! Siaaall!! Kapan?! Dimana?" Mark sangat frustasi langsung mengambil pelacak itu, dan melemparnya ke udara.

¤bom!!!¤

Alat pelacak itu meledak; dengan ledakan kecil yang menandakan pengejar sudah ada sekitar 5 mil jauhnya.

Mark memperhatikan tebing dan bebatuan, sambil memperhitungkan jarak kemungkinan pengejar serta jangkauan sniper-nya.

Mark mengendus. "Huhhh ...!!! Sepertinya, ini akan menjadi hari yang sangat panjang."

Melompat dari batu ke batu dengan sangat gesit, Mark memanjat batu tertinggi yang ada di sekitarnya dengan cepat. Ia dapat melihat situasi seluruh gurun sangat luas dari sudut pandangnya.

Mark melemparkan tablet ke dalam ransel, dan melemparkan ranselnya ke samping. lalu ia memakai gogglescope di lehernya untuk memindai area jauh di hadapannya.

"Huh, itu 'mereka'! Antek antek bodoh Rox!!" Mark menyeringai jahat.

Melihat ratusan pasukan bersenjata menggunakan kendaraan terbang melintasi gurun dengan formasi sangat rapih, Mark menggenggam sniper di punggungnya. lalu ia letakan di depannya pada alas batu dengan rasel sebagai penyangga moncongnya.

Ia pun tengkurap dalam posisi menembak. Kemudian mengeluarkan berbagai jenis batch peluru dari ransel yang Mark simpan di samping kirinya.

Selamat tinggal cacing bodoh!

"Mati!!!"

¤¤¤

130 kalender .Ark

S3341-A327[4]

Sirius dengan mata tertutup tak sadarkan diri yang terikat seluruh tubuhnya, tertancap di dinding. Di suatu ruangan interogasi selter.

Bulatan biru yaitu [xious-M4221] di dada kirinya berkelap-kelip melemah.

Seseorang masuk dengan tegap berjalan. Pria tua berkulit dan rambut putih, mengenakan pakaian Jenderal hijau dengan wajah tua maskulin. Tubuh yang masih sangat kekar membawa tongkat.

Jenderal Moran quz. III [BS-A327][4]

Salah satu Jenderal yang menentang Jenderal Rox dengan semangat emasnya, melindungi puluhan sector-nya, dan dia juga telah mendirikan ribuan selter yang tersebar di puluhan Area Benua.

Elk memandu Jenderal Moran. Mereka tiba tepat di hadapan Sirius dan mereka ber-dua menatapnya dengan tatapan tajam.

Kemudian Wanita itu memberikan laporan ke pada Jenderal Moran, tentang apa yang terjadi pada saat penyelidikan 'ruang' berbentuk kubah asing, yang ia telah membentuk kawah luas dan sangat dalam.

"Jenderal, ia berkata bahwa Jenderal Rox adalah musuhnya, dan ia akan membunuhnya," jelas Elk.

"Kita tidak tahu pasti apa yang terjadi saat ini, ia adalah salah satu dari makhluk itu. Kita harus terlebih dulu mencari informasi sebanyak banyaknya!" Jenderal Moran berkata sambil bembolakibalikan laporan yang diberikan Elk.

"Bahkan mungkin ia tidak bisa kita sebut dengan kata 'Makhluk'." Jenderal Moran tersenyum kosong, menatap Sirius.

"Pada saat Pria itu akan pingsan, ia berkata 'Jenderal Rox-x[32]', apakah anda tahu itu maksudnya apa?" tanya Elk.

Jenderal Moran menatap Elk dengan tatapan dalam sambil memikirkannya.

"Mungkin itu adalah Kode Benua atau selter mereka. Seperti kita di Bumi ini hanya tersisa 4 Benua yang ada ... dan x mungkin adalah tanah kelahiran atau keluarga, klanya?! Mungkin juga kode Area dimaksudkan oleh 'mereka' di sana," jawab Jenderal Moran.

"Berbicara tentang Area, Benua ini sudah kehilangan banyak Area sejak Jenderal Rox datang. Kudengar A233, A325, dan A432 telah hancur tanpa ada yang tersisa," kata Elk, menggertakan giginya.

"Padahal sebelum kedatangan Jenderal Rox, masih ada lebih dari 500 Area di Bumi ini." Elk mengepalkan tanganya dengan erat.

Jerndral Moran berbicara sambil meletakan laporan di meja menatap Sirius dengan dalam. "Yah, sebab itulah mungkin is akan menjadi kunci untuk masa depan Bumi kita."

Saat mereka mendiskusikan mengenai apa yang akan dilakukan kedepannya. Keduanya tidak menyadari bahwa Sirius telah terbangun begitu lama. Sampai-sampai ia mendengarkan seluruh topik pembicaraan.

Meskipun terpotong potong karena lemahnya Energy dimilikinya.

Bumi?! Apa itu nama Planet ini?

Tapi ... Planet yang mudah hancur mempunyai nama?!

Suara Wanita samar terdengar tidak jelas di telinga Sirius: Ku  eng..r jen..dra Bors memim..p p ... k—an—A432 —Ja..di ha—nc..ur tek—gi ro ... t— ....

Jenderal Bors?? Jenderal Bors-T[27] yang terkenal sangat kejam itu ada di sini?!

Sirius menggertakan giginya.

Pada saat Sirius memikirkan itu. Energy emas dari tubuh Jenderal Moran, menghampiri Sirius dan mengelilitnya. Ia langsung tercekik, dan mulut Sirius terbuka lebar memuntahkan banyak air liur, tersedak-sedak, seperti ia tercekik oleh tali yang sangat kuat.

"Aaarrrrrhhhh!!!!"

"Ugho ... ugho..ugho ...!!"

"Aaarrrrrhhhh!!!!"

Sirius mengeram keras mencoba melawan, terbatuk-batuk dan menggertakan giginya kesakitan.

"Sudah kuduga! Kau sudah bangun, Bocah!" Jenderal Moran mengendurkan Energy emasnya, sambil menatap Sirius dengan tajam.

"Uhuk ... uhuk..uhuk..!!"

Sirius terus terbatuk-batuk dan kemudian menjulurkan kepalanya ke depan mencoba membebaskan diri, tetapi Energy emas itu sangat kuat membelit erat seluruh tubuhnya. [xious-M4221] di dada kirinya semakin redup hampir mati.

"Huh, bocah lemah sepertimu bisa bertahan 10 pukulan dari Elk? Aku tidak percaya jika tidak melihatnya sendiri," kata Jenderal Moran menggelengkan kepalanya .

Jenderal Moran memperhatikan Sirius dengan seksama. Dia mengetuk ngetuk laporan di mejanya, kemudian dia menghilangkan Energy emas di sekitar tubuhnya. Namun, tali emas yang mengikat Sirius masih tetap ada mengikatnya dengan erat.

"Berapa besar Energy yang dia miliki?!" gumam Sirius menatap kabur Jenderal Moran.

"Jadi, berapa banyak informasi yang akan aku dapatkan darimu bocah?" Seringai tajam Jenrdral Moran.

"Informasi? Jika itu yang kamu inginkan, segera bunuh Jenderal Bors dengan seluruh pasukan, kekuatan, sumber daya kalian miliki!!!" teriak Sirius.

"Jenderal Bors?!" kata Jenderal Moran dan Elk serempak kemudian mereka tersenyum sinis.

"Hahahaha!!" Elk tidak bisa menahan tertawa melihat ekspresi Sirius.

"Jadi apa yang akan terjadi jika kita membiarkanya? Spesies kita akan punah?" Elk berkata dengan sinis.

"Tidak!" jawab Sirius.

"Planet Bumi yang kalian maksud itu akan hancur," kata Sirius dengan tenang.

"Dia Jenderal Bors-T[27], dia keturunan planet ** dari galaxy SS, galaxy yang mana tertinggi dalam hal teknologi."

"Dia berdarah Bangsawan asli! Dengan planet ** mendeklarasikan wajib perang antar planet setiap dua .Ark sekali. mereka memulai propaganda penghancuran planet yang tidak berguna dan menggunakan Energy seenaknya untuk pengembangan teknologi mereka sendiri." jelas Sirius.

"Bangsawan asli, dan bahkan dia merupakan salah satu dari ke 17 'Penghancur Planet' yang masih hidup!"

Saat Sirius menjelaskan secara lengkap, padat dan langsung. Mata kedua orang di depannya terbuka lebar terkejut. Kemudian Jenderal Moran mengerutkan alisnya dengan dalam.

"Bagaimana, ... bagaimana aku bisa mempercayaimu?" tanya Jenderal moran, menatap tajam Sirius.

Sirius menjawab, "Energy aku sekarang mungkin sudah di bawah 23 xs! seharusnya aku sudah mati satu .Ark yang lalu! Untuk apa aku berbohong padamu?"

"Jika kalian tidak percaya, aku memili—"

¤bzzzztttttt!!¤

Sebelum Sirius selesai bicara alat komunikasi darurat Elk berdesis keras mengeluarkan asap putih. kemudian Elk langsung melemparkan alat seukuran bola tenis ke atas meja dan ruang di sekitarnya menjadi proyektor, menampilkan keadaan di tengah gurun.

Mark sedang bersembunyi di celah bebatuan. 1 mil jauhnya sebuah Robot berwarna merah darah. Berbentuk manusia seukuran bangunan dua puluh lantai dengan mata biru. dua tangannya menggenggam senapan berwarna silver di tempatkan di bahunya, dengan diameter moncong senapan sebesar rumah kecil berbentuk segi enam berlian, yang mana mata birunya memindai terus sekitarnya.

"Menurut laporan yang ku baca, Robot itu menghancurkan tiga Area benua [4] akhir akhir ini!!!" teriak Mark bersembunyi di celah bebatuan.

Proyektor di ruangan terus menampilkan keadaan Mark, terlihat jelas sorang Pria sedang mencoba untuk lepas dari pemindai Robot tersebut dengan melompat dari batu ke batu tanpa suara. Sampai pada saat Robot itu berhenti tiba-tiba., Dan kemudian mengabaikan Mark, langsung berjalan ke arah koordinat selter mereka.

"Itu mengarah ke sini!!!" Kedua orang itu terkejut ketakutan.

"Mark!! coba untuk menahan itu sementara!!" teriak Jenderal Moran dalam komunikasi.

"Roger Jenderal!!" jawab Mark.

Mark menjawab dengan hormat ke layar kecil di samping kirinya, kemudian ia dalam posisi melompat, lompatan terjauh yang ia bisa.

"Tidak! Apakah kamu bodoh Jenderal?! Bahkan peluru terkuatku [SS-99] tidak bisa menahanya!!" Sampai pada saat ia kembali sadar.

"Kamu berani memanggil atasanmu bodoh?!" bentak Jenderal Moran marah.

"Tidak Jenderal ...." jawab Mark yang langsung mematikan alat komunikasi daruratnya.

. . .

"Dia ..." Hening di ruang itu, kedua orang itu saling memandang.

¤Ping!¤

Sebuah pesan singkat pada proyektor tertulis: {mungkin Pria itu bisa melakukan sesuatu!?}

Keduanya saling memandang kemudian memandang Sirius dengan seksama. Elk maju ke depan membawa tablet di tanganya kemudian dia sentuhkan pada [xious-M4221] Sirius sehingga kepalanya terbebas dan akhirnya Sirius bisa melihat, ia membuka matanya melihat kedua orang di depannya dengan lemah.

"Apa yang kamu tahu tentang itu?" tanya Elk.

"Itu tergantung," jawab Sirius dengan lemah.

"Tergantung? tergantung apa?" Elk marah dengan sikap Sirius.

"Aku ingin ... negoisai!" tuntut Sirius.

"Negoisai? Kamu tidak tahu situasi dan statusmu di tanah ini??" tanya Elk.

Elk sangat marah, lalu dia Mengeluarkan belati di saku belakangnya, mengarahkan belatinya pada xious-M4221 dengan mata yang mengancam.

Jenderal Moran berteriak, "Cukup Elk!!"

"Tapi ..." Elk dengan enggan menyingkirkan belatinya.

"Kubilang cukup ..." kata Jenderal Moran, dengan nada dingin.

"Baik!" Elk menyarungkan belatinya dengan marah.

Jenderal moran menatap tajam Sirius cukup lama, hening di ruangan itu dengan Elk tertunduk menatap tanah dengan enggan membiarkan Sirius melakukan negoisasi, karena dia sudah tahu apa yang akan dimintanya.

"Aku hanya ingin kalian membebaskanku, dan hanya aku yang berhak membunuh Jenderal Rox!"

"Aku akan membantu kalian menyingkirkan RbX-M2314 itu, dan jika keadaan yang mungkinkan aku akan membantu menyingkirkan Jenderal Bors," kata Sirius dengan tenang.

"Keadaan yang memungkinkan ... ya?" Jenderal Moran mengerutkan alisnya, sambil menatap tajam Sirius.

Sirius menjawab dengan lemah. "Semuanya ... terserah padamu ..." ia bermata sayu dan hampir tertidur.

Jenderal Moran menutup matanya, merenung apa yang harus dilakukannya. Dia kemudian membuka matanya melihat ke arah Elk. Wanita itu linglung menatap tanah, dan kembali lagi melihat Sirius.

"Ok! aku setuju," jawab Jenderal Moran dengan enggan mengatupkan giginya.

"Jenderal!!!" teriak Elk dengan alis yang menyatu.

"Sebelum itu kamu harus memakan ini," pinta Jenderal Moran.

Jenderal Moran mengeluarkan tiga buah pil seukuran kelereng di saku bajunya, kemudian dia berikan pada Sirius.

"Ini?" Sirius bingung menatap pil di depannya.

Sirius menerimanya tanpa bertanya dan langsung mengkonsimsi pil tersebut. Ia merasakan gelombang Energy murni mengalir di tubuhnya. penyerapan Energy yang sangat cepat hingga Energy terus naik tiap detik tanpa jeda.

Sirius tercengang dengan kemurnian Energy ini. Ia kemudian menutup mata mengalirkan Energy yang berada dalam tubuhnya, sampai pada saat peringatan terdengar tidak biasa.

[Energy murni terdeteksi! Penggunaan "data" -50% daya, +150% kerusakan]

[Energy murni terdeteksi! Merekontruksi inti, "data" dan Energy terkunci]

[Energy murni terdeteksi! Merekontruksi inti dimulai, "data" dan Energy terkunci]

. . .

[Energy murni terdeteksi! Merekontruksi inti selesai. "data" dan Energy aktif]

[Energy murni terdeteksi! Penyerapan dimulai, "data" dan Energy terkunci]

"13 xs"

"24 xs"

"47 xs"

. . .

Sampai saat Energy berhenti pada angka 423 xs Sirius membuka matanya sangat terkejut, kekuatanya pulih kembali dan bahkan meningkat tajam. Ia melihat Jenderal Moran terdiam menatapnya serta Elk yang berwajah marah menggertakan giginya, mengepalkan tangan menahan amarahnya.

"Yah, kau sudah pulih sekarang kita tinggal menyusun rencana untuk menghancurkan Robot itu ..." Jenderal Moran berbicara dengan tenang.

"Pil itu sangat hebat! Kalian dapat itu dari mana?!" Sirius bertanya dengan semangat antusias.

"Itu ..." Jenderal Moran menatap Elk dengan tenang, Elk yang menunduk mengepalkan kedua tangannya.

"Itu adalah pil yang kami temukan dari pabrik Jenderal Bors ... dalam laporan telah kami temukan ... Jika kalian mengkonsumsinya, kalian akan berubah bentuk dan menjadi sangat kuat," jelas Jenderal Moran.

Jenderal Moran menatap Sirius dengan tenang, dan menatap tajam Pria muda itu, seolah-olah menembusnya. Elk yang masih menahan amarah, dia diam terpaku di tanah seperti patung mengepalkan tanganya dengan erat. Sampai Jenderal Moran melanjutkan penjelasannya.

"Bahan inti ... dari pembuatan pil itu adalah spesies kami ..."

¤Ping!¤

[Peringatan! +EM-T223 terserap, Racun terdeteksi!]

"Manusia."

¤¤¤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!