NovelToon NovelToon

PENDEKAR API DAN ES

HUO LUNG DAN BING FENG

Di suatu pagi yang cerah, di sebuah lembah di kaki Gunung Kun Lun.

Terlihat seekor rajawali terbang bebas berputaran diudara.

Dua ekor kelinci putih yang tidak menyadari bahaya yang sedang mengintai dari atas.

Mereka terlihat sedang asyik bercengkrama, melompat kesana-kemari, berkejaran sambil melompat ke sana kemari di hamparan rumput pendek yang luas.

Bila di lihat dari posisi atas, pemandangan di lembah itu seperti di tutupi oleh karpet hijau tebal yang empuk.

Di saat kedua kelinci itu sedang asyik berkejaran diatas rumput hijau,

Tiba-tiba rajawali yang sedang berputar putar diatas sana.

Melesat turun dengan kecepatan tinggi, karena rajawali itu menutup sepasang sayap nya.

Mengandalkan gaya gravitasi bumi.

Burung rajawali itu seperti meluncur jatuh dari ketinggian dengan kecepatan tinggi.

Dia hanya mengandalkan ekornya sebagai navigasi, agar bisa tepat mendarat di atas 2 ekor kelinci putih malang itu.

Sesaat kemudian rajawali tersebut mementangkan sayapnya lebar lebar, untuk menghentikan laju tubuhnya.

Sambil memasang kedua cakarnya yang kuat, kearah dua ekor kelinci.

Yang terlihat berusaha menghindar dan ingin melarikan diri.

Tapi semua sudah terlambat, rajawali itu sambil mengeluarkan pekik nyaring sudah kembali terbang ke udara, dengan masing-masing cakarnya mencengkram seekor kelinci malang, yang terus meronta ronta tanpa daya.

Rajawali tersebut langsung terbang menuju sebuah tebing tinggi, yang merupakan salah satu tebing di deretan pegunungan Kun Lun yang luas dan panjang.

Bila di lihat dari atas mirip seekor ular Naga hijau yang sedang mendekam di atas tanah.

Di sisi lain lembah yang luas dan indah tersebut.

Terlihat dua orang pria berdiri saling berhadapan, rambut mereka yang panjang di biarkan tergerai lepas.

Tertiup oleh angin lembah yang lembut, sehingga berkibar kibar. Sebagian anak rambut jatuh menutupi sebagian wajah kedua orang tersebut.

Yang paling menyolok dari kedua orang itu, adalah yang satu rambutnya berwarna merah keemasan, yang lainnya rambutnya berwarna biru berlian berkilauan tertimpa cahaya matahari pagi.

Keduanya memiliki wajah yang cukup tampan dan terlihat berusia sekitar 40 an tahun.

Tubuh mereka yang sedang terlihat masih kekar dan tegap seperti anak muda berusia 20 tahunan.

Yang berambut merah wajahnya sedikit bulat lonjong mirip telur, sebuah wajah yang bisa dikatakan tampan halus, mendekati wajah wanita cantik, tapi dia memiliki sepasang mata yang mencorong tajam menakutkan.

Sedangkan pria yang berambut biru wajahnya agak persegi panjang, sebuah wajah pria yang yang jantan dan gagah.

Sepasang matanya bersinar kebalikan dari si rambut merah.

Matanya bersinar tenang lembut dan hangat, mirip air laut biru yang tenang tapi menghanyutkan.

Kedua orang pria ini bukan orang sembarangan, usia asli mereka sebenarnya sudah 500 tahun lebih.

Penampilan luar mereka yang menipu itu, di sebabkan oleh tenaga sakti mereka, yang sudah sulit diukur tingginya.

Sehingga bisa membuat mereka panjang umur dan awet muda

Di era keemasan mereka 500 tahun yang lalu, mereka berdua adalah sepasang jagoan tanpa tanding.

Nyawa manusia yang tewas di tangan mereka, sudah tidak terhitung jumlahnya.

Berbagai perguruan besar kecil tidak ada satupun yang sanggup mengalahkan mereka dalam pertandingan adil satu lawan satu,

Satu persatu ketua perguruan di seluruh daratan tengah tumbang di tangan mereka.

Oleh karena itu Orang orang dunia persilatan kemudian memberi pria berambut merah dengan gelar, Nan Huo Wu Ti (Api Selatan Tanpa Tanding)

Sedangkan Si rambut biru di beri gelar ( Bei Ping Wu Ti ) Es Utara Tanpa Tanding.

Setiap 5 tahun sekali mereka berdua selalu bertanding di sini, dengan kesudahan selalu berakhir imbang tanpa hasil.

400 tahun yang lalu saat mereka sedang asyik bertanding, tiba-tiba muncul seorang pertapa Gunung Kun Lun.

Yang menamakan dirinya Wu Ming Lau Jen (Orang Tua Tanpa Nama) meminta mereka menghentikan pertarungan mereka.

Karena akibat pertarungan mereka, tanpa mereka sadari mereka telah merusak alam sekitar dan menganggu ketenangan semua mahluk yang hidup di sekitar sana.

Tentu saja kedua orang itu tidak menerimanya, sehingga mereka berdua pun menantang kakek itu.

Kesudahan nya sangat mengejutkan,

mereka berdua berhasil di kalahkan oleh kakek tua berbaju dan berjanggut putih panjang itu,

Hanya dalam lima jurus.

Akibat kekalahan itu, mereka berdua di hukum oleh Wu Ming Lau Jen, selama 400 tahun kedepan, mereka tidak boleh muncul di dunia persilatan.

Selain itu pedang Api dan Es milik kedua orang tersebut, telah di sita oleh Wu Ming Lau Jen, tanpa batas waktu yang jelas.

Hari ini adalah hari pertama mereka berdua kembali menikmati kebebasan.

Kedua orang yang dari lawan menjadi kawan itu.

Akibat rasa penasaran akan kemampuan mereka masing-masing .

Kini mereka kembali berhadap-hadapan di lembah di bawah kaki gunung Kun Lun.

Si rambut merah yang biasanya di panggil Huo Lung, mulai mengeluarkan kemampuan yang dia latih selama 400 tahun terakhir ini.

Tujuh batang pedang bersinar merah keemasan melayang di belakang tubuhnya, dengan ujung pedang terarah ke lawannya, yang biasanya di panggil Ping Feng.

Saat Huo Lung mendorong sepasang telapak tangannya kedepan, tujuh cahaya pedang melesat bagaikan petir, dan membakar semua yang d lewatinya menuju Ping Feng.

Ping Feng bersikap tenang, dengan merangkapkan sepasang tangannya didepan dada, Dia mengumpulkan energi biru, yang kini muncul menutupi seluruh tubuhnya.

Lalu dia memutar kedua telapak tangannya membentuk lingkaran.

Sehingga di depan tubuhnya muncul sebuah tameng berbentuk bundaran berwarna biru berkilauan..

Dengan dua garis melingkar di bagian pinggirnya, yang di dalamnya ada tulisan kuno, mirip cacing dan gambar gambar yang sulit di ketahui maknanya.

Sedangkan di bagian tengahnya kembali ada lingkaran yang di penuhi tulisan kuno yang seperti diatas hanya lebih rapat.

Ping Feng sambil tersenyum, mendorongkan tamengnya tersebut kedepan, menyambut serangan ke 7 cahaya pedang merah yang berasal dari Huo Lung.

Saat bayangan pedang dan Tameng bertemu di udara, bunga api kecil berpijar seperti benda logam keras saling beradu.

Perlahan lahan ke 7 cahaya pedang mengalami keretakan, kemudian hancur tak berbekas.

Tameng biru masih berputar dengan pelan, bagian pinggirnya mengeluarkan bunyi

"Kreekk...Kreekk...Kreekkk ..!"

Seperti suara mesin roda berputar.

Melihat serangan pertama nya gagal, Huo Lung pun kembali mengangkat kedua tangannya keatas m, untuk menyedot energi di sekitarnya,

Dimana terlihat aura berwarna merah di sekitar tubuhnya yang secara terus menerus tersedot ke dalam kedua telapak tangannya.

Saat kedua telapak tangannya di dorong menghadap langit.

Langit di atas pun berubah menjadi warna merah.

Saat dia mengayunkan telapak tangan nya kebawah, langit merah membentuk mata tombak cahaya merah, yang jumlahnya jutaan.

Lalu mata tombak cahaya merah turun dari langit bagaikan hujan, memenuhi seluruh wilayah di mana Ping Feng berdiri.

MEMPERSIAPKAN SERANGAN TERAKHIR

Ping Feng menggerakkan kedua tangannya keatas, seperti sedang menyangga sesuatu, hingga Tameng biru di depan nya, perlahan lahan terangkat keatas,

Tameng itu terus bergerak untuk menahan serangan yang datang nya bagaikan hujan dari atas sana.

Perlahan lahan Tameng biru berbentuk lingkaran meluas, semakin lama semakin lebar.

Dan terus bergerak keatas menyambut hujan mata tombak cahaya merah yang turun dari langit.

Bunga api berpijar, saat mata tombak membentur Tameng biru.

karena terus menerus di hujani mata tombak cahaya merah, akhirnya tameng biru mulai retak di sana sini.

Seiring dengan mulai retak nya Tameng Biru, hujan mata tombak sinar merah yang membentur Tameng tersebut, satu persatu pun ikut sirna.

Tidak ada mata tombak cahaya merah yang berhasil menembus pertahanan Tameng biru.

Tameng biru berkilauan, setelah berhasil menahan serangan Huo Lung.

Kini Tameng yang menutupi langit, perlahan-lahan, bergerak menutupi langit di atas kepala Huo Lung.

Tameng biru terus bergerak mengikuti arahan tangan Bing Feng, yang terlihat seperti sedang menyangga perisai raksasa,, kemudian Ping Feng mendorongnya kearah lawannya.

Perisai biru mengeluarkan bunyi,

"Kreekk,..Kreekkk...Kreekk...!"

Berputaran diudara, lalu bergerak turun menekan posisi Huo Lung.

Huo Lung menghimpun kekuatan di sekitarnya, lebih kuat lagi.

Lalu kedua tangannya membentuk mudra, jari tengah dan manis ditekuk kebawah lalu di kunci dengan jari jempol yang ikut menekuk kebawah.

Sedangkan jari telunjuk dan kelingking di biarkan bebas menghadap ke atas.

Lalu Huo Lung dari kedua mudra jarinya yang di satukan, di dorong keatas.

Muncul seberkas sinar merah yang juga membentuk tameng lingkaran yang mirip dengan tameng yang di buat oleh Ping Feng.

Lengkap dengan hiasan tulisan kuno, yang tidak di ketahui maknanya.

Tameng yang keluar dari jari Huo Lung berwarna merah terang, bergerak menyambut Tameng Perisai biru Ping Feng.

Kedua tameng berbenturan di udara saling menekan maju mundur.

Retakan tameng biru semakin banyak, melihat hal ini Huo Lung kembali mengganti mudra jarinya dengan tangan telunjuk kiri kanan saling tempel dan menunjuk ke atas.

Sedangkan sisa jari kiri kanannya saling bertautan dan saling mengikat satu sama lain.

Dari telunjuk yang ditempelkan, keluar sebentuk pedang merah, yang di kelilingi oleh lingkaran tulisan kuno.

Pedang merah tersebut mengeluarkan cahaya api merah menjilat dan menyelubungi dari ganggang pedang hingga ujung pedang.

Cahaya pedang merah yang sarat energi itu, melesat keatas menembus Tameng merah dan biru.

Tameng biru saat bertemu dengan cahaya pedang merah Huo Lung, langsung hancur dan pecah berantakan.

Cahaya pedang merah yang di dukung lingkaran huruf kuno.

Di arahkan oleh Huo Lung meluncur kearah Ping Feng.

Setelah Perisai biru ciptaan Oing Feng hancur.

Oing Feng membentangkan kedua tangannya ke kiri dan ke kanan, aura biru mulai tersedot memasuki tubuhnya.

Lalu dari kedua tangannya yang terpentang muncul pusaran air biru yang bergulung gulung semakin lama semakin besar.

Kemudian dia mendorong kedua pusaran itu untuk menyambut cahaya pedang tunggal dari Huo Lung.

Bentrokan di udara kembali terjadi dengan kesudahan, baik pusaran maupun bayangan cahaya pedang tunggal, keduanya lenyap tak berbekas.

Tapi kini giliran Ping Feng yang mengerahkan kekuatan nya untuk menyerang Huo Lung.

Tubuh Ping Feng dengan sepasang tangan terpentang, berputar-putar semakin lama semakin cepat terbang keudara.

Cahaya biru kemilau, menutupi seluruh tubuhnya.

Saat tubuhnya mengambang di udara, Ping Feng memunculkan ribuan cahaya pedang biru .

Kemudian di hempaskan kearah Huo Lung, mirip sekumpulan lembah biru yang bergerak tanpa putus melesat kearah Huo Lung.

Huo Lung menggunakan kedua telapak tangannya membuat gerakan memutar dari atas kebawah.

Sehingga sebuah kubah Perisai yang berwarna merah dengan api menjilat jilat melindungi seluruh tubuhnya.

Guna mengantisipasi serangan yang dilepaskan oleh Ping Feng.

Cahaya pedang biru yang bergerak sambung menyambung mulai menghantam, kubah Api pelindung nya Huo Lung.

Meskipun tidak dapat menembusnya, tapi kubah Huo Lung terus terseret mundur puluhan meter.

Hingga seluruh cahaya pedang biru yang dilepaskan oleh Ping Feng lenyap.

Huo Lung baru menarik.kembali Perisai pelindung apinya.

Dan tubuhnya menyusul Ping Feng melayang di udara, lalu kedua tangannya kembali membentuk mudra.

Yang berubah-ubah di depan perut, kemudian naik kedada, akhirnya di lepaskan kedepan, dengan menempelkan kedua telapak tangannya dengan posisi jari manis tertekuk, jari lainnya di arahkan ke Ping Feng.

Kembali muncul sebuah lingkaran yang didalamnya penuh gambar gambar dan huruf kuno.

Lingkaran itu berubah menjadi sebatang pedang bersinar kemerahan dengan api membungkus seluruh badan pedang.

Dari batang pedang hingga ganggang pedang muncul huruf kuno.

Pedang itu melesat membelah udara, yang menimbulkan suhu panas luar biasa, sehingga tidak ada tanaman yang tidak terbakar saat pedang tersebut terbang melewatinya.

Ping Feng tatapan matanya kini menjadi serius, dia juga membentuk beberapa mudra di dadanya, lalu di dorong kedepan.

Terbentuklah sebatang bayangan pedang biru, yang di selimuti oleh es tipis.di sekitarnya, badan pedang hingga ganggang pedang juga terhias huruf-huruf kuno.

Kebalikan dengan serangan Huo Lung yang menghanguskan apapun yang di lewatinya, serangan Ping Feng justru membekukan semua yang di lewatinya.

Saat pedang biru dan merah berbenturan dan saling mendorong, bumi bergetar hebat.

Tanah mulai retak, udara di sekitar sangat tidak stabil, sebentar panas sebentar dingin.

Tidak ada mahluk hidup yang kuat bertahan di sekitar area tersebut, kecuali kedua orang yang sedang beradu kekuatan tersebut.

Cahaya pedang biru dan merah berulang kali terpental kebelakang, tapi sesuai dengan arahan pemilik kedua kekuatan itu.

Sepasang pedang yang seperti bernyawa itu bergerak sendiri, mengikuti arahan jari Huo Lung dan Ping Feng,

Kedua orang itu terus menambah kekuatan mereka untuk saling menekan.

Perlahan-lahan dari ubun ubun kepala Huo Lung dan Ping Feng mulai mengeluarkan asap tipis.

Huo Lung mengeluarkan asap merah, sedangkan Ping Feng asap biru.

Kedua orang itu juga terus melangkah maju saling mendekati lawan mereka masing-masing.

Akhirnya sepasang pedang merah biru, meledak di udara, menimbulkan getaran dahsyat yang membuat gunung Kun Lun bergetar hebat.

Sepasang telapak tangan Huo Lung dan Oing Feng pun bertemu di udara.

Baik Huo Lung maupun Ping Feng setelah beberapa kali telapak tangan mereka berbenturan.

Keduanya terpental di udara, untuk membuang daya dorong akibat ledakan benturan dua kekuatan dahsyat.

Mereka masing-masing bersalto kearah belakang, dalam posisi melayang di udara

Huo Lung dan Ping Feng masing-masing mengambang di udara, diam tidak bergerak, masing-masing berusaha menghimpun seluruh kekuatan yang mereka miliki, untuk melakukan serangan terakhir.

DI PISAHKAN OLEH TANAH YANG MEREKAH

Tubuh Huo Lung di selimuti oleh cahaya merah dan Api yang menjilat jilat.

Sedangkan Ping Feng di selimuti oleh cahaya biru dengan es tipis mengelilingi sekitar tubuh nya.

Cahaya merah dan biru seperti halimun tipis, yang berputar di sekitar tubuh Huo Lung dan Bing Feng.

Semakin lama semakin tebal , hingga membungkus tubuh kedua orang tersebut.

Lalu mulai berubah menjadi pusaran tornado, dan bergerak saling mendekati.

Kedua tornado merah keemasan dan biru berkilauan, saling membentur terpisah kemudian berbenturan dan terpisah.

Hal ini terjadi berulang-ulang hingga puluhan kali.

Efek yang di timbulkan oleh kedua benturan tersebut sangat mengerikan.

Lembah yang tadinya indah kini tak ubahnya sebuah kawah, yang sebagian gosong terbakar dan terlihat masih ada asap dan api yang menjilat jilat di sekitar area tersebut.

Sebagian lagi berubah menjadi dataran beku mirip danau es, apapun yang ada di sekitar sana semua membeku.

Tempat yang tadinya sangat indah dalam sekejap kini berubah menjadi tempat, yang bahkan burung yang terbang di udara sekalipun tidak berani mendekat.

Bahkan salah satu Gunung yang paling dekat dengan area pertempuran tersebut, kini telah runtuh menjadi sebuah bukit tandus, yang sebagian menjadi hangus terbakar, sebagian lagi beku di selimuti lautan es.

Pantas saja 400 tahun yang lalu Wu Ming Lau Jen turun tangan menghentikan perkelahian kedua orang ini.

Yang di khawatirkan oleh orang tua sakti itu akhirnya terjadi, malah semakin parah.

Karena selama 400 tahun ini, kedua orang ini tidak ada satupun yang bertobat dan menyadari

efek yang akan timbul, bila mereka terus berkelahi.

Malahan kedua orang ini saling berlomba-lomba menyempurnakan Kekuatan mereka, tidak ada satu hari pun waktu yang di habiskan oleh mereka tanpa berlatih.

Keduanya tetap menyimpan ambisi besar, bila masa hukuman berakhir mereka akan kembali membuktikan siapa paling kuat.

Kalau perlu, bila Wu Ming Lau Jen muncul, mereka sudah mempersiapkan ilmu khusus untuk menghadapi jurus Goloknya yang ajaib.

Akibat dari ego kedua orang ini, yang memperebutkan sesuatu yang sifatnya kosong.

Maka terjadilah tragedi seperti hari ini.

Kini Huo Lung dan Bing Feng kembali saling terpisah, mereka kembali menyerap energi sekitar untuk mengisi kekuatan mereka.

Dalam waktu sekejap mata, seluruh tubuh kedua orang itu, kembali di selimuti cahaya merah dan biru.

Lalu mereka kembali melesat maju, kini mereka berdua mulai saling bertukar pukulan dan tendangan dalam jarak dekat.

Dengan menggunakan kedua tapak mereka masing-masing, dimana terlihat muncul dua lingkaran gambar yang ada tulisan kuno di dalamnya.

Mereka melesat maju saling mendesak.

Lingkaran di tangan Huo Lung berwarna merah keemasan, sedangkan yang di tangan Bing Feng biru berkilauan seperti berlian.

Sesekali dari kedua telapak tangan mereka, muncul seberkas cahaya yang mirip sinar meteor kecil, menghantam kearah lawannya.

Mereka saling mengeluarkan jurus yang mereka miliki untuk saling serang.

Berkali kali telapak tangan mereka berdua bertemu diudara, tubuh kedua orang itu sama sama terdorong mundur.

Tapi sesaat kemudian mereka kembali terlibat saling serang.

Mulai dari atas tanah hingga terbang di angkasa, kemudian kembali turun keatas tanah.

Berulang kali kedua orang itu naik turun saling serang.

Tapi tetap belum terlihat siapa yang lebih kuat dan lebih unggul dari lawannya.

Uap tipis merah dan biru kembali muncul di ubun-ubun kepala kedua orang yang sedang bertanding mati matian itu.

Dalam satu kesempatan, kedua orang itu saling melepaskan serangan berantai, tinju Huo Lung berhasil mendarat di dada Ping Feng.

Tinju tersebut membentuk suatu pusaran berulir yang melesak kedalam dada Ping Feng.

Ping Feng pun langsung menyemburkan darah segar dari mulutnya.

Di saat bersamaan tendangan Bing Feng juga masuk menghantam ulu hati, Huo Lung.

Huo Lung juga memuntahkan darah segar dari mulutnya, tapi sebelum kedua nya berpisah.

Sambil menahan rasa sakit dan mules, kedua orang itu sama sama melepaskan pukulan telapak tangan terbuka yang menghantam wajah mereka masing-masing.

Hingga tubuh mereka berdua sama sama terpental kedua arah, yang berbeda, satu ke kiri sedangkan yang lainnya ke kanan.

Saking kerasnya tubuh kedua orang itu sampai terputar putar, di udara sebelum kembali jatuh tengkurap di atas tanah.

Kedua orang itu serentak melompat berdiri,saling memeriksa kondisi mereka masing-masing.

Tak lama kemudian, mereka kembali melanjutkan pertandingan mereka, yang sempat berhenti sejenak, akibat pukulan dan tendangan yang bersarang di dada perut dan wajah mereka masing-masing.

Kini tubuh keduanya, sama sama berubah menjadi 7 bayangan, yang saling serang di beberapa tempat secara terpisah.

Setiap salah satu dari bayangan tubuh mereka yang terpukul musnah, bayangan tersebut akan berubah menjadi cahaya yang kembali menyatu ke dalam tubuh mereka masing-masing.

Bila bayangan Huo Lung yang musnah, maka akan berubah menjadi cahaya merah keemasan yang masuk kedalam tubuh Huo Lung.

Sebaliknya bila bayangan Bing Feng yang musnah, maka akan berubah menjadi cahaya biru yang kembali menyatu dengan tubuh Ping Feng.

Satu persatu bayangan yang mereka ciptakan musnah, hingga akhirnya hanya kembali tersisa bayangan tubuh mereka berdua, yang berkelebatan kesana kemari saling serang.

Hingga kedua telapak tangan mereka yang di selimuti cahaya biru dan merah kembali saling bertemu di udara.

Mereka berdua sama sama terpental mundur, sepasang kaki mereka yang menyatu dengan tanah di bawah mereka.

terseret mundur meninggalkan garis parit kecil yang cukup dalam.

Tapi keduanya masih belum ada tanda-tanda, untuk menghentikan pertarungan mereka, kedua orang itu masing-masing kembali membentuk mudra jari tangan yang berubah-ubah.

Energi Chi Api merah keemasan kembali muncul melingkari tubuh' Huo Lung.

Sedangkan Ping Feng juga di selimuti cahaya biru berkilauan yang melingkari tubuhnya, hingga mengerucut kearah dua telapak tangannya.

Setelah jari mereka masing-masing di tekuk membentuk mudra, mereka secara serentak. Melepaskan energi cahaya merah keemasan dan biru berkilauan yang kemudian bertemu di udara saling dorong.

Sebentar energi warna biru mendominasi mendorong mundur energi warna merah.

Sesaat kemudian energi warna merah yang kembali mendominasi mendorong energi warna biru.

Sambil saling mengempos kekuatan mereka, baik Huo Lung maupun Ping Feng, selangkah demi selangkah bergerak maju mendekati lawannya.

Hingga saat mereka saling berhadapan dalam jarak dekat, baik Bing Feng maupun Huo Lung sama sama menarik tangannya kebelakang, kemudahan dengan teriakan keras.

"Hiahhh...!"

Mereka mendorong kedua telapak tangan mereka kedepan, hingga kembali terjadi benturan yang membuat tanah di bawah kaki mereka merekah puluhan meter.

Membentuk jurang yang terbuka lebar, memisahkan kedua orang itu yang sama sama jatuh terduduk di atas tanah dalam posisi bersila..

Energi biru merah menyelimuti tubuh mereka masing-masing.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!