Di sebuah kamar hotel berbintang, seorang perempuan baru saja terbangun dari tidurnya. Ia merengangkan badannya sebentar, lalu menoleh kesamping dimana terletak lembaran uang berwarna merah. Dengan senyum merekah Qiandra mengambil uang itu lantas menghitungnya, senyum Qiandra semakin mereka karena bayaran nya melebihi dari job yang sudah di tentukan.
Berarti pria bule yang menyewanya semalam membayarnya dengan banyak. Mungkin karena semalam Qiandra bekerja dengan baik dan bisa memuaskan hasrat pria itu..
Qiandra mengambil tasnya, lalu memasukan uang kedalam tas kecil kesayangan itu. Tubuhnya terasa sangat lelah akibat pertempurannya semalam dengan pria bule yang baru ia kenal.
Sejujurnya Qiandra tidak ingin bekerja seperti ini, menjual dirinya hanya untuk uang, tapi ada seseorang yang harus ia perjuangkan, seorang wanita paruh baya yang selalu ia panggil 'ibu' sejak kematian sang Ayah, Qiandra lah yang menjadi tulang punggung, apalagi sekarang Ibunya Koma di sebuah rumah sakit swasta di kota ini.
Saat ini Qiandra berada di hotel bintang lima, pria yang menyewa nya semalam sangat kaya raya. Terbukti kamar yang ia tempati merupakan kamar VVIP.
Dering ponsel membuat Qiandra mencari ponselnya, setelah mendapatkan nya Qiandra langsung menjawab panggilan dan menunggu siapa yang menelponnya hari ini.
"Hallo" sapa Qiandra.
"Hallo nona Qiandra, Saya Arka salah satu manager di perusahaan Wijaya grup. Saya mendapatkan nomor anda di salah-satu bar **** saya menelpon dirimu bukan tanda alasan, karena saya ingin anda hadir dalam pesta perusahaan untuk menjadi penari apa kau setuju dengan tawaran Saya ?" ucap Arka.
Qiandra bahkan langsung memegangi kepalanya, ucapan Arka begitu cepat dan tanpa basa-basi.
Tapi tunggu !!
Apa tadi katanya ??
Menjadi penari di perusahaan Wijaya grup ?
OMG !!
Qiandra tidak salah dengar kan ? ia akan tampil di sebuah perusahaan terbesar di kota ini. Perusahaan Wijaya grup..
"Saya mau tuan asal bayarannya seimbang" ucap Qiandra senang, ya tentu dia harus membahas masalah bayaran karena bagi Qiandra uang nomor satu dalam hidupnya.
"3 kali lipat untuk bayaran mu sebelumnya, jika anda setuju. Akan ada mobil yang menjemput malam ini. Semua fasilitas sudah di persiapkan disini Anda hanya perlu memastikan penampilan anda ferfek saat tampil nanti" balas Arka tanpa basa-basi. Qiandra sangat paham tentang hal itu, karena bagi orang kaya waktu adalah uang.
"Tentu saja saya bersedia, Tuan Arka yang terhormat. Saya akan berikan pelayanan maksimal"
Setelah Qiandra mengatakan itu sambungan telepon langsung mati begitu saja. Qiandra tak mempermasalahkan itu karena saat sebuah SMS masuk dari Notif Bank Qiandra rasanya ingin menangis bahagia melihat nominal yang sudah masuk kerekeningnya.
"Dengan uang ini aku bisa kesalon supaya nanti malam banyak yang terpukau dengan penampilan ku, dan sisahnya akan aku tabung untuk membayar rumah sakit ibu"
Jika sudah menyebut nama Ibu, Air mata Qiandra kembali menetes.
"Cepatlah sembuh Bu, cepat sadar karena Qia sudah lelah bekerja seperti ini, Qia ingin kembali menikmati masa remaja Qia. Qia lelah" batin Qiandra dengan air mata berderai.
Tapi sudahlah, saat ini bukan waktunya untuk menangis. Qiandra lebih baik segera pergi dan kesalon untuk membuat dirinya cantik. Karena ia akan bekerja di perusahaan Wijaya grup, Itu berarti pria tampan yang menjadi incaran Qiandra pasti ada disana. Kenzo Albert Wijaya. Pemilik perusahaan Wijaya grup.
Membayangkan pria itu menyentuh bagian sensitifnya, Tubuh Qiandra langsung menegang seketika.
Ah Sial !!
Bahkan hanya membayangkan Qiandra sudah dibawa terbang ke arwana apalagi kalau dirinya dan pria itu benar-benar melakukan hubungan.
Bodoh !!
Harusnya sekarang Qiandra jangan dulu membayangkan itu dulu, karena dirinya sekarang hanya punya sedikit waktu untuk mempercantik diri.
Qiandra segera meninggalkan kamar setelah berpakaian lengkap, ia melangkah dengan riang berharap dewi fortuna selalu berpihak kepadanya.
🔥🔥🔥🔥🔥
Di lain tempat...
Di sebuah gedung pencakar langit, seorang laki-laki sedang memainkan tangannnya di sebuah lubang terdalam seorang wanita. Ya di pagi yang cerah ini dan matahari sudah bersinar dengan terang, Kenzo sedang memuaskan hasrat sek sual untuk istrinya sendiri, semalam istrinya tidak pulang karena asik berpesta sampai pagi, begitupun dengan Kenzo yang tak pulang kerumah.
"Aah.... Sayang..." Kinan mendesis kencang karena permainan jari suaminya memang hebat, setiap gesekan selalu menyentuh titik-titik positifnya dan hal itu mampu membuat Kinan bergelinjang nikmat.
Getaran kencang di rasakan oleh Kinan saat ******* membuat seluruh tubuhnya melebur dan membanjiri tangan besar Kenzo.
"Kau hanya mau merasakan gesekan tangan ku tapi kau tidak pernah mau merasakan kegagahan diriku" ucap Kenzo kesal karena sang istri selalu menolak berhubungan badan dengannya.
Kenzo mengelap tangannya lalu mengelap kembang cantik milik istrinya, Kinan hanya diam saja tanpa perlawanan atau menjawab ucapan sang suami.
Setelah membersihkan milik istrinya Kenzo masuk kekamar mandi, seperti biasa Kenzo akan memuaskan dirinya menggunakan busa sabun.
Sungguh tragis bukan ?
Ia yang sudah memiliki istri namun masih bermain busa sabun seperti ini, Kenzo bisa memuaskan istrinya tapi Kinan ia bahkan tak bisa memuaskan Kenzo. Kalau bukan karena Papa nya yang begitu menyayangi Kinan sudah lama Kenzo ingin bercerai.
"Sial"
"Sial"
"Aahhh"
Umpat Kenzo berbarengan dengan cairan putih yang menyembur kedinding. Membuat tubuh Kenzo lemas seketika. Kenzo menyandarkan tubuhnya kedinding dan memejamkan matanya sejenak. Nafas nya terengah-engah entah sampai kapan semua ini berakhir.
Seperti menjalin rumah tangga pada umumnya Kenzo ingin menjadi seorang ayah bermain bersama anak, tapi semua itu hanyalah khayalan biasa.
Kenzo sangat memegang teguh arti kesetiaan, disaat teman-temannya menawarkan perempuan lain, tapi Kenzo terus menolak karena ia tidak ingin mengkhianati sang istri.
"Sial" kembali Kenzo mengumpat dan meninju dinding.
Setelah puas Kenzo keluar dan ternyata istrinya sudah pergi, Kenzo hanya tersenyum sinis.
Triing.
Ponsel mewah milik Kenzo berbunyi membuat sang pemiliknya melihat siapa yang mengirim sms.
"Sayang aku pergi dulu ya ! kamu jaga diri baik-baik aku akan pulang kalau pekerjaan ku sudah selesai. Jangan khawatirkan aku karena aku akan baik-baik saja"
Kenzo mendesah panjang Sms dari istrinya selalu begitu.
Tidak taukan oleh Kinan kalau terkadang Kenzo rindu belaian, rindu kasih sayang.
"Hati-hati"
Kenzo tetap membalas SMS dari sang istri walau sangat tak mungkin istrinya akan membalas. Karena setelah Kinan mengirimnya SMS setelah itu nomornya akan nonaktif.
Kenzopun tak ingin ambil pusing lagi, ia terlalu mempercayai istrinya. Ia yakin Kinan tidak akan mengkhianati dirinya dan membuat pernikahan mereka berantakan.
*****
Tinggalkan jejak kalian guys !
jangan lupa like dan komen.
Add favorit jangan lupa !!
Dengan lihai Qiandra menggoyangkan pinggulnya dan menari dengan sensual di depan para tamu undangan. Malam ini Qiandra menunjukan kehebatannya dalam memuaskan para tamu dengan tubuhnya yang Seksi.
Jika malam ini semakin banyak tawaran maka akan semakin banyak pula uang yang Qiandra dapatkan. Hah, membayangkan lembarang uang berwarna merah itu sudah berhasil membuat Qindra bahagia.
Qiandra bahkan sudah memakai linggeri berwarna merah yang menampakan lekuk tubuh indahnya.
Memangnya apa yang harus wanita malam kerjakan, selain membangkitkan hasrat terdalam banyak pria.
Semua itu Qiandra lakukan hanya demi uang dan uang, supaya pembayaran rumah sakit ibunya tidak menunggak hingga menyebabkan dirinya luntang-lantung mencari pinjaman.
Tentu saja semua itu sudah Qiandra rasakan, pergi kesatu rumah dan rumah lainnya hanya untuk mencari pinjaman dari para tetangga.
Lalu apa yang ia dapatkan ?
Hanya Cacian, dan makian dari mereka yang gak punya hati.
Tepukan dan sorakan para lelaki semakin terdengar kencang, Saat ini Qiandra benar-benar kehilangan rasa malunya.
"Perlihatkan bokongmu cantik !" teriak sala satu pria yang sudah melempar berapa uang kepada Qiandra.
Melihat begitu banyak uang yang bertebaran Qiandra semakin semangat menggoyangkan badannya, membalikan badan hingga menampakan bokong indah milik Qiandra.
Tarian Qiandra berakhir saat lampu menyala dengan terang, itu sebagai pertanda bahwa hiburan telah selesai.
Qiandra kembali kekamar tempat ia berganti pakaian, namun saat akan menyingkap linggerinya, pintu langsung terbuka dan disusul masuknya seorang pria bertubuh tinggi yang kini sedang tersenyum manis kearah Qiandra.
"Hai manis" sapa pria itu.
"Hai juga tampan" Balas Qiandra lalu berjalan mendekati pria itu "Ada apa gerangan sehingga menyusul ku kesini ?" tanya Qiandra sambil merabah dada pria itu menggunakan jari-jari lentiknya.
"Saya suka dengan tarian mu tadi"
"Oh ya" Mata Qiandra tampak berbinar.
"Siapa namamu ?" tanya Pria tersebut.
"Qiandra. Kalau kamu ?"
"David, kau bisa memanggilku Tuan David"
Qiandra memandang wajah David, bersih dan sangat tampan.
"Maukah kau menari di atas tubuhku malam ini ?" David memegang kedua pinggang Qiandra.
"Asal bayarannya setimpal, akan aku lakukan" balas Qiandra.
"Berapapun yang kau minta, akan aku berikan asal malam ini kau bisa memuaskan hasratku"
"Akan aku katakan nanti, yang jelas bawa aku kehotel bintang lima"
David langsung menurut karena baginya menyewa satu kamar hotel bintang lima bukanlah masalah besar. Ia bahkan bisa membeli hotel itu dengan uang yang ia miliki.
"Ayo, kita saling memuaskan" David menarik tangan Qiandra agak segera berlalu dari kamar itu.
David dan Qiandra keluar di gedung tersebut, ribuan para tamu masih berkumpul menjadi satu. Namun Qiandra sudah tak peduli karena baginya sekarang bagaimaa caranya memuaskan pria bertubuh kekar di sampingnya ini. Supaya nanti ia akan mendapatkan bayaran yang banyak.
Namun saat akan melewati pintu keluar tak sengaja Qiandra berpapasan dengan Kenzo.
"Mau kemana kau ?" tanya Kenzo kepada David.
"Biasa, cari kesenangan" jawab David.
Mata Kenzo menatap Qiandra sesaat, lalu kemudian kembali menatap David.
"Ok, selamat bersenang-senang" ucap Kenzo.
Sebelum akan pergi Kenzo kembali menatap Qiandra dan itu di ketahui oleh David.
"Dia milikku malam ini, jadi jaga pandangan mu kawan" ucap David dengan terkekeh.
"Haha, jangan khawatir saya sangat mencintai istri saya jadi saya tidak tertarik dengan nya" balas Kenzo.
Entah kenapa hati Qiandra merasa sakit mendengar ucapan Kenzo, rasa bahagia saat akan mendapatkan uang banyak hilang lah sudah.
"Maaf Tuan David malam ini saya tidak bisa menemani anda" ucap Qiandra tiba-tiba.
"Loh kenapa ?" tanya David heran, sementara Kenzo mengernyit bingung.
"Saya harus pergi, permisi" tanpa menjelaskan apa-apa Qiandra langsung berlari meninggalka David dan Kenzo.
"Hei Nona, anda sudah janji" teriak David namun tak di hiraukan oleh Qiandra karena saat ini Qiandra sudah masuk kedalam mobil taksi.
"Sial" umpat David kesal.
Kenzo menepuk bahu David "Cari lagi, di bar banyak wanita seperti itu" ucap Kenzo.
"Tapi ini beda men" balas David masih sangat kesal.
"Sama aja menurutku, sama-sama pelac*r" Setelah mengatakan itu Kenzo langsung berlalu dari hadapan David
🍀🍀🍀🍀🍀
Di dalam mobil taksi.
Air mata Qiandra menetes dengan deras, padahal selama ini banyak yang mengatakan dirinya wanita murahan, tapi entah kenapa saat itu terucap di mulut Kenzo laki-laki yang Qiandra cintai rasanya sangat sakit.
"Mau kemana Neng ?" tanya sopir taksi.
"Kerumah di jalan cempaka nomor 36 ya Pak" jelas Qiandra
Sang sopir taksi terlihat mengangguk.
"Kenapa Neng menangis ?" tanya Sopir taksi itu.
Qiandra hanya diam saja tak menjawab apa yang di tanyakan sopir itu. Baginya tak ada gunanya.
"Pak maaf, apa saya bisa bertanya ?" tanya Qiandra.
"Monggo, jika saya bisa menjawab apa saya jawab"
"Apa laki-laki tidak tertarik dengan wanita berpakaian seksi Pak ?"
Sopir taksi itu terlihat sangat kaget mendengar pertanyaan Qiandra.
"Para lelali sangat tertarik dengan wanita berpakian ketat dan Seksi, bohong kalau mereka bilang tidak tapi kami para lelaki tidak berniat untuk menjadikan mereka istri, senakal-nakalnya lelaki pasti sangat menginginkan wanita yang baik-baik, yang menjaga kesuciannya dan kehormatannya"
Qiandra langsung terdiam, ucapan sopir taksi itu seperti benda tajam yang menghatamnya. Ia sudah sangat rusak bukan hanya satu lelaki yang menggaulinya tapi banyak, bahkan Qiandra sudah tak bisa mengingatnya.
"Makasih Pak" ucap Qiandra setelah mobil berhenti.
"Sama-sama Neng"
Qiandra masuk kedalam rumah minimalis, membuka pagar dengan santat hati-hati, supaya tak mengganggu yang lain, rumah minimalis berlantai dua ini hasil kerja kerasnya selama ini melayani para pria hidung belang.
Ia duduk di bawah guyuran air sower, tangisnya pecah seiring dengan cucuran air yang menetes.
"Aku begitu kotor, mustahil aku akan mendapatkan dia"
"Apalagi katanya kalau dia sangat mencintai istrinya, Aah aku bodoh karena mencintai pria itu"
Dulu Qiandra sangat bermimpi akan bersama dengan Kenzo tapi mendengar ucapan Kenzo di tambah dengan penjelasan sopir taksi itu, membuat Qiandra mengubur mimpinya dalam-dalam. Ia dan Kenzo bagaikan langit dan bumi tidak akan bersatu walau ia akan berusaha keras.
Puas mengguyur dirinya Qiandra kembali kekamar, ia pandangi foto dirinya saat mengenakan hijab dulu.
Bagaimana dulu ia masih suci karena belum di sentuh oleh lelaki manapun. Bagaimana dulu ia menjaga dirinya namun semua itu lenyap saat sang Ayah meninggal dan Ibu nya masuk rumah sakit karena kecelakaan.
"Aku bukan Qia yang dulu, bukan" Ia menggelengkan kepalanya "Qia yang sekarang kotor, penuh dosa"
"Biarkan cinta ini kupendam sendiri tanpa harus tuan Kenzo tau".
Kenzo berjalan dengan langka tegas untuk menyapa para tamu undangan, beberapa kali ia tersenyum dan menampilkan wajah ramah, ia sangat menjaga nama baik dirinya apalagi malam ini ada begitu banyak wartawan.
Di sudut sana ada Kinan yang tengah berjalan kearah Kenzo, mendengar kalau sang suami ada acara di gedung ini Kinan langsung menyusul, walau ia tak mencintai Kenzo tapi Kinan harus tetap menjaga nama baik dirinya dan keluarga.
Entahlah rumah tangga macam apa yang tengah mereka jalani sekarang.
Kenzo menyambut uluran tangan sang istri untuk bergabung bersamanya di atas panggung, ribuan camera sudah mengabadikan momen kebersamaan Kenzo dan Kinan. Sangat terlihat serasi yang satu tampan dan yang satu cantik. Apalagi saat Kenzo mencium kening Kinan membuat para wartawan berasumsi dengan pikiran nya sendiri.
"Kau cantik sekali malam ini".bisik Kenzo.
"Terima kasih sayang" Kinan membalas mencium bibir Kenzo.
Wartawan kembali mengabadikan keromantisan Kenzo dan Kinan, walau ada beberapa dari mereka yang mengatakan kalau Kinan selingkuh dari Kenzo tapi malam ini Kinan menunjukan semuanya, membuat para Wartawan langsung berpikiran kalau pernikahan Kenzo dan Kinan sangat bahagia.
Kenzo merangkul pinggang istrinya begitu erat dan protektif.
"Salam kenal nyonya Kinan, wah anda cantik sekali malam ini, Kenzo sangat beruntung mendapatkan mu" salah-satu kolega yang merupakan pembisnis menegur Kinan.
Mendengar hal itu Kinan tersenyum malu-malu ia sengaja menyandarkan kepalanya didada sang suami dengan manja "Terima kasih atas pujiannya, saya memang harus tampil cantik di depan suamiku, agar dia tak berpaling" balas Kinan dengans suara manjanya.
"Kalau saja kamu seperti ini kita mungkin akan sangat bahagia dan mempunyai keturunan" batin Kenzo. Namun tetap membalas koleganya dengan tersenyum.
"Silahkan di nikmati pestanya !" ujar Kenzo.
"Terima kasih Tuan Kenzo, saya pasti akan menikmati semuanya"
Setelah koleganya pergi Kenzo melepaskan rangkulannya, ia menatap wajah Kinan dengan seksama.
"Dari mana kamu tau kalau aku ada disini ?" tanya Kenzo.
"Aku pasti tau semuanya sayang" Kinan membalas dengan senyuman.
Kemudian Kinan berbisik di telinga Kenzo "Jangan banyak tanya Sayang di sini banyak wartawan"
Di seberang sana Qiandra memanas karena melihat adegan romantis Kenzo dan sang istri. Ia menatap penampilan istri Kenzo malam ini di layar televisi. Sangat cantik dan elegan tak setimpal dengan nya.
Siapa dirinya ?
Hanya seorang wanita malam yang bekerja sebagai pemuas hasrat laki-laki. Siapapun itu pasti akan sangat jijik melihat nya apalagi Kenzo.
"Sudah Qia lebih baik kamu lupain dia, tuan Kenzo tak pantas bersanding dengan mu" gumam Qiandra.
Blap..
Ia mematikan televisi lalu naik keatas ranjang, ia ingin tidur dengan nyenyak malam ini dan melupakan semuanya, besok ia akan bekerja lagi. Kembali mencari uang dengan jalan yang salah.
☀️☀️☀️☀️
Sinar matahari menembus kaca jendela, cahaya nya yang hangat membuat Qiandra membuka selimut. lalu menggeliatkan tubuhnya, merengangkan kedua tangannya supaya menghilangkan rasa pegal di tubuhnya.
Setelah itu Qiandra bangkit dan menuju kamar mandi, pagi ini ia berniat untuk menemui ibu sebelum kembali bekerja.
Dibawah guyuran air sower yang terasa sangat dingin namun menyegarkan. Qiandra membersihkan tubuhnya. Lalu memandang penampilannya saat ini.
Tanda merah bekas ke cu pan masih menempel di lehernya, Qiandra merabah semua itu tak akan bisa ia hilangkan selain tanda itu hilang sendiri.
Di gosok dan cuci seratus kalipun tanda itu akan terus melekat di leher jenjangnya.
"Biarin aja lah" gumam Qiandra.
Sehabis mandi Qiandra langsung berganti pakaian, seperti biasa pakaian seksi yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.
☀️☀️☀️☀️☀️
Di sebuah rumah sakit swasta dan di dalam ruangan bernuansa putih sedang terbaring seorang wanita paruh baya denhan balutan pakaian rumah sakit serta selang oksigen yang menempel di hidungnya, ada juga selang infus yang menempel di punggung tangannya.
"Assalamualaikum Bu" ucap Qiandra lalu menarik kursi untuk duduk di samping ranjang sang ibu.
"Ibu Qia kangen, kapan ibu sadar ?"
"Apa ibu gak capek tidur terus ? bangunlah bu !"
"Qia mohon !"
Qiandra menempelkan kepalanya, hingga seseorang terdengar membukakan pintu. Membuat Qiandra mendongak lalu menatap seorang dokter yang bertugas menangani ibunya.
"Bagaimana keadaan ibu saya dok ?" tanya Qiandra dengan suara serak.
Dokter Wira yang sudah mengenal Qiandra sejak hari pertama ibu Qiandra di rawat menatap penampilan Qiandra saat ini "Kau masih melakukan pekerjaan terlarang itu ?" tanya Dokter Wira.
"Ciihh" Qiandra mendesis kesal "Aku tanya tentang kondisi ibuku, kenapa kau menanyaka tenyang pekerjaanku" runtuk Qiandra kesal.
"Aku peduli padamu Qia, sudah ku katakan kalau aku mencintaimu, ayo kita menikah dan akan ku pastikan kau bahagia"
Qiandra mencibir kearah dokter Wira "Saya tidak mau lagi di hina oleh mama kamu"
"Kita yang jalani Qia, jangan dengarkan Mamaku !"
"Aku tak bisa, udah cepetan kasih tau bagaimana keadaan Ibuku !" hardik Qiandra cepat.
Dokter Wira menghela nafas panjang "Keadaan ibumu masih sama, belum ada kemajuan sedikitpun ! tapi aku akan berusaha semampuku. Selagi garis di layar monitor itu bergerak naik turun kau jangan kehilangan harapan !"
Qiandra menatap layar monitor, bunyi nyaring terus menggema, sangat berharap kalau garis itu akan tetap bergerak naik turun seperti yang di katakan Wira.
"Terima kasih kalau gitu aku pergi !" Qiandra mengambil tas kecilny lalu pergi meninggalkan ruangan sang ibu, namun cekalan tangan Wira berhasil menghentikan langkah Qiandra.
"Berhentilah Qia ! jangan teruskan lagi pekerjaan ini, kamu bisa mencari pekerjaan lain asal jangan jadi pelac*r" ucap Wira.
Dengan cepat Qiandra melepaskan cekalan tangan Wira "Jangan ikut campur urusan ku !"
Langkah kaki Qiandra begitu cepat meninggalkan Wira yang terus menatap dirinya. Wira kembali menarik nafas panjang, ia begitu mencintai Qiandra namun keadaan tak memungkinkan mereka bersama apalagi sang Mama sangat tak menyukai Qiandra.
"Semoga kamu segera mengakhiri semua ini Qia. Aku takut kamu kena penyakit" gumam Wira kemudian.
Didalam perjalanan menuju BAR Qiandra menyandarkan kepalanya di jok mobil, matanya menatap keluar. Sesekali terdengar helaan nafas yang keluar dari mulutnya.
Jika ia ingin memilih ia juga tak ingin melakukan pekerjaan ini, tapi demi kesehatan sang ibu ia rela menjual tubuhnya hanya demi uang. Apalagi para lelaki hidung belang melemparkan uang padanya begitu banyak.
Ada pepatah yang mengatakan kalau uang tidak akan di bawah mati, tapi jika tak ada uangpun bagaimana bukankah juga mati.
"Sudah sampai Neng" ucap Sopir taksi.
Qiandra mengeluarkan uangnya, lalu memberikan uang itu kepada sopir taksi "Kembalian nya ambil aja Pak !"
"Masya Allah terima kasih Neng, semoga rezeki nya lancar dan sehat selalu"
Qiandra tersenyum sinis tidak tahukan bapak itu kalau pekerjaannya adalah memuaskan hasrat laki-laki.
-
Maaf telat up nya.
tapi mulai hari ini akan up terus kok
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!