NovelToon NovelToon

Sent To Isekai As Demon King

Eps 1: Dunia Fantasi Menjadi Kenyataan?

Dia adalah Laciel, seorang remaja usia 19 tahun yang sangat gemar bermain game online. Menghabiskan waktu kanak-kanaknya di panti asuhan, dia berasal dari keluarga broken home. Mendapatkan beasiswa sejak SMA hingga kuliah karena kecerdasan otaknya. Dia memilih pergi merantau sejak kuliah ke ibukota.

Di sela-sela kesibukannya belajar, dia memiliki hobi bermain game, khususnya yang bergenre RPG. Permainan bergenre VR juga sudah menjamur di masa kini. Dan yang paling terkenal adalah Zaenia V. Perusahaan developer-nya merupakan salah satu pemain lama dalam bidang RPG. Laciel sendiri sudah memainkan Zaenia III dan Zaenia IV sejak dia mengenal smartphone.

...*****...

“Huft! Akhirnya kelar juga PRnya.”

Seorang remaja menghela napasnya dan berbaring ke kasur di sampingnya. Kamarnya terlihat luas mungkin karena rapi dan bersih.

“Mending beberes dulu, dah.” Ucapnya sambil bangun lalu membereskan buku-buku yang berserakan di atas meja belajarnya.

Melihat ke sebuah benda berbentuk kapsul di samping meja belajarnya, dia teringat ke masa lalu ketika membeli benda itu.

Kapsul untuk memainkan segala jenis permainan bergenre VR itu dibeli dengan seluruh uang tabungannya selama di panti asuhan dan bekerja paruh waktu di sela-sela kesibukannya kuliah. Setiap tetes keringat yang dia peras tidak sia-sia begitu dia memainkan sekuel dari game yang sangat digemarinya. Dengan pilihan karakter, class, job, dan skill yang lebih beragam, dan juga alur cerita yang sangat menakjubkan, membuat Zaenia V sangat terkenal di kalangan gamers.

“Baiklah, saatnya bermain.” Gumamnya lalu memasuki kapsul VR.

Memasang perlengkapan dan mengatur timer, Laciel mulai mengaktifkan perangkat kapsul tersebut.

[Selamat datang, Player!]

Sebuah layar biru muncul di hadapannya. Dia saat ini sedang berada di tengah-tengah lautan biru. Benar-benar seperti dunia fantasi masa depan.

Saat dia melihat pesan itu, Laciel mencoba untuk mengakses informasi dasar dari kondisinya saat ini.

Bzzt! Bzzt!

...[ERROR! ERROR!]...

...[ERROR UNKOWN!]...

Sebuah pesan layar biru muncul secara beruntun di hadapannya. Belum selesai yang satu, sudah muncul yang lain menumpuk di atasnya. Pandangan Laciel di depannya sepenuhnya terhalang oleh layar pesan yang muncul berturut-turut.

Pusing karena mendengar dan melihat pesan error yang tidak habis-habis, dan kaget karena hal itu terjadi tiba-tiba, membuat Laciel tidak dapat berpikir apa-apa saat ini. Di saat dirinya merasa akan meledak, pesan-pesan itu menghilang dalam sekejap secepat kemunculannya. Belum sempat berhenti untuk berpikir dengan tenang, sebuah cahaya putih menyilaukan menyinari matanya.

“Argh! Si*l! Apa yang terjadi?” umpatnya marah.

Perlahan, dia bisa melihat sekitar. Sebuah lingkaran sihir berwarna biru mengelilingi dirinya. Secara pelan-pelan, lingkaran sihir itu memudar. Kini dia dapat melihat dengan jelas ke sekitarnya.

Dia membuka matanya. Kedua iris matanya berwarna merah menyala. Menatap sekitarnya, dia terlihat kebingungan. Saat ini dia sedang berada di sebuah hutan. Terlihat dari rimbunnya pepohonan di sekitar dirinya. Angin yang berhembus terasa lembap di kulit putihnya. Angin itu juga membuat rambut putih ikalnya melambai-lambai.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Di mana aku?” tanyanya kebingungan. Jika ini masih di dalam game, seharusnya mustahil aku dapat merasakan suhu dan angin. Belum ada teknologi untuk melakukan itu.

“Kalau ini masih di dalam game, seharusnya ini masih bisa. Status!”

Sebuah layar biru transparan seperti yang sebelumnya muncul di hadapannya.

[Nama  : Laciel | Ras    : Iblis Tingkat Tinggi

Class    : Fighter, Knight, Great Magus, Demon King

Title       : Raja Iblis Lucifer

Kekuatan Tempur : ???]

“Selain HP, MP, Stats, Exp dan Level, semuanya sesuai dengan karakterku di dalam game.” Laciel bergumam sendiri. “Sebenarnya, apa yang terjadi? Jika ini masihlah dunia game, seharusnya aku dapat melihat status HP, MP, Stats, Exp dan Level-ku.”

Berdiri sambil memikirkan dengan keras apa yang terjadi, Laciel sampai tidak menyadari sesuatu mendekatinya.

Sing!

Sebuah pedang menebas tempat Laciel sebelumnya berdiri. Dia berhasil menghindar begitu merasakan hawa membunuh tertuju kepadanya. Dan sebagai refleks, selain menghindar ke samping, Laciel juga memukul sesuatu yang mendekatinya itu.

Bum!

Hobgoblin berkulit hijau yang tadi mengayunkan pedangnya kepada Laciel kepalanya hancur berhamburan begitu terkena tinjunya Laciel. Sebagai perhitungan kecepatan refleks Laciel, semua itu terjadi kurang dari 1 detik.

“Cih, kukira apa. Ternyata hanya hobgoblin. Tapi, kekuatanku ... ini mirip dengan yang di dalam game. Seharusnya stat STR-ku sudah cukup untuk membunuh monster lemah dalam sekali serang. Aku tidak dapat melihat stat-ku, tapi masih memiliki efeknya. Apakah skill milikku juga sama?” ujar Laciel bertanya-tanya. “Tidak ada ruginya mencoba.”

“Dija samerium, ya Drakonir. Dimartium dika anmiarus sa. Darkness Meteor!”

Sesaat merapal mantra, beberapa lingkaran sihir muncul di hadapan Laciel. Lingkaran sihir itu selesai tepat setelah mantra telah dirapalkan. Berwarna merah gelap, lingkaran sihir itu mengeluarkan aura kematian dan kegelapan yang menakutkan. Lalu, Laciel melepaskan kekuatan itu ke arah hutan di depannya.

Psyu!

BLAR!!

Kekuatan yang dilepaskan Laciel meluncur dengan kecepatan suara. Bergerak menembus pepohonan yang rimbun. Tak dapat ditahan ataupun dihalangi oleh apa pun yang berada di hadapannya. Dan meledak di kejauhan dengan suara yang sangat keras. Laciel pun sontak menutup kedua daun telinganya dengan telapak tangannya. Meskipun dia memiliki ketahanan tubuh yang tinggi berkat ras iblis tingkat tingginya, dia melakukannya hanya karena refleks saja. Tidak kurang, tidak lebih.

Area seluas 500 meter dari tempat ledakan hancur lebur. Tanah yang sebelumnya coklat gembur kini hitam gosong. Apinya melahap apa pun hingga tidak terlihat kalau sebelumnya area itu adalah hutan dengan pepohonan yang rimbun. Menanggapi ledakan itu, para binatang dan monster di sekitar semuanya berteriak ketakutan. Sebagian yang lain yang sudah sadar bergerak menjauh.

“Sepertinya aku akan menahan kekuatanku seperlunya saja.” Uca Laciel gugup melihat keadaan hutan akibat percobaannya. Dia tidak menduga kalau hasilnya akan sampai sebesar ini.

...*****...

Di tempat yang lumayan jauh dari hutan. Di tengah-tengah kota. Seorang penguasa wilayah, Count Sergio de Blackwood, terkejut dengan sesuatu yang terjadi di kedalaman hutan. Keluarganya sudah menjadi penguasa dan penjaga dari hutan Blackwood di timur laut selama beberapa generasi. Dan baru kali ini ada sebuah kejadian yang sangat menggemparkan.

Dia adalah seorang pria paruh baya yang sedang duduk di ruangan kerjanya. Jari jemarinya memegang rambut biru tuannya. Dia sangat terkejut dengan suara ledakan yang barusan terjadi.

“Apakah kita perlu mengirim beberapa pasukan ke sana untuk memeriksa, Tuan?”

Orang yang menyarankan hal tersebut adalah Dave, kepala pelayan keluarga Blackwood. Dia masih muda. Bahkan lebih muda beberapa tahun dibandingkan tuan yang sedang dilayaninya. Meskipun begitu, kemampuan mengurus wilayah bisa dikatakan lumayan. Sehingga tuannya bisa lebih fokus kepada penanggulangan monster dari hutan.

“Benar, kita harus memeriksanya. Kirim juga surat kepada kerajaan. Bisa saja, akan ada sesuatu yang terjadi.” Ujar Count Sergio kepada Dave.

“Baik, Tuan. Tapi, apakah ini ada hubungannya dengan Kekaisaran?”

“Sepertinya tidak. Mereka sangat cerdik. Jadi, tidak mungkin mereka melakukan suatu kesalahan seperti ini.”

...*****...

...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....

Eps 2: Ketidakberuntungan Yang Menjengkelkan

Laciel sedang berjalan mencari sungai atau danau. Dua tanduk melengkung ke depannya membuatnya terlihat seperti bukan manusia. Jubah sihir merah gelapnya membuatnya tampak seperti bangsawan, atau setidaknya seseorang dari kasta atas. Ada sebuah sungai yang mengalir di depannya. Ini adalah sumber suara gemercik yang didengarnya menggunakan indra tidak manusiawinya.

“Jika aku pergi menggunakan jubah ini, itu akan membuatku menjadi pusat perhatian. Hal yang harus kulakukan sekarang adalah mengumpulkan informasi terlebih dahulu.” Gumamnya melihat ke sungai di bawahnya.

Lalu, dia melihat tanduk di bayangannya.

“Aku juga baru ingat kalau aku punya tanduk iblis. Apakah aku bisa menghilangkannya untuk saat ini?”

Merespons perkataannya, tanduknya menghilang seolah sebelumnya memang tidak pernah ada tanduk.

Memodifikasi karakter merupakan salah satu fitur di dalam game dan sepertinya aku masih bisa melakukannya sekarang. Aku menjadi semakin bingung. Saat ini, aku sedang berada di dalam game atau bukan.

Laciel memegang pedang yang ada di pinggangnya. Itu adalah pedang yang didapatkannya dari Hobgoblin yang sebelumnya berusaha menyerangnya. Sejak dia melemparkan sihir itu, belum ada lagi monster yang dijumpainya hingga saat ini. Ada kemungkinan itu karena mereka takut atau terkejut dengan kekuatannya. Tapi yang lebih bahaya lagi adalah bila sihir yang digunakannya justru memancing monster yang jauh lebih kuat daripadanya.

Dia mengangkat pedang itu.

“Appraisal.”

Appraisal adalah kemampuan untuk mengidentifikasi sebuah item atau seseorang. Mulai dari statusnya, atau informasi lainnya. Ini juga adalah skill tingkat menengah yang dapat digunakan siapa saja. Jika ada yang tidak memiliki skill ini, maka biasanya orang itu harus pergi ke seorang Mage atau bisa dengan membeli gulungan sihir Appraisal. Skill ini juga memiliki tingkatan. Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak jumlah informasi yang diterimanya.

[Nama Item : Hobgoblin’s Sword

Tipe : Longsword

Catatan : Pedang panjang yang biasa dimiliki oleh Hobgoblin.]

Hobgoblin’s Sword? Ini adalah pedang yang digunakan oleh Hobgoblin di game Zaenia V. Merupakan item level bawah. Tapi karena saat ini aku tidak memiliki senjata, ini tidak terlalu buruk juga.

Meskipun banyak hal yang mirip dengan game, inventory milikku tidak berisi apa-apa. Sialan! Item yang sudah kukumpulkan berbulan-bulan menghilang begitu saja. Tidak dapat dimaafkan!

“Groaarr!!!”

Terdengar teriakan binatang buas dari kejauhan beserta beberapa bunyi gesekan logam.

Sepertinya ada sebuah pertempuran di dekat sini, batin Laciel. Wajahnya terlihat seolah dia menemukan sesuatu yang menarik.

Karena tidak ingin menarik perhatian dengan jubah sihirnya, dia membalik jubahnya. Ini adalah jubah yang efisien. Bila dia memakainya sebagai biasa, itu sangat menguntungkan di sisi pertempuran karena bisa meningkatkan pemulihan HP dan MP. Dan jika digunakan terbalik, jubah itu hanya berwarna coklat, sama seperti jubah biasa lainnya. Tapi, sebenarnya jubah itu memiliki kemampuan untuk mengaktifkan Hiding, skill yang dapat membuat penggunanya menghilangkan hawa keberadaan selama beberapa waktu.

Laciel mendekat dengan hati-hati. Dia mengenakan jubah coklat. Kepalanya juga tertutup oleh tudung. Tidak terlihat apa-apa kecuali mulutnya yang menggunakan masker, dan kedua tangannya yang menggenggam Hobgoblin’s Sword.

...*****...

Sehari sebelumnya ...

“Graa!!”

Seekor Naga Api berteriak dengan teriakan yang memekakkan telinga. Itu adalah Naga Api yang baru berusia 400 tahun. Terbilang muda karena usia dewasanya adalah 1.000 tahun. Wujudnya seperti naga dari legenda-legenda Eropa. Sepasang sayap yang hanya kulit, sepasang tangan, dan sepasang kaki. Leher dan ekornya sama-sama panjang. Di atas matanya ada juga tiga pasang tanduk yang melengkung ke belakang.

“Si*l! Dari mana naga ini berasal?!”

Seorang ksatria mengumpat melihat kemunculan monster raksasa di hadapannya. Dia adalah seorang wakil komandan–terlihat dari zirah logamnya yang sedikit lebih bagus dibandingkan ksatria lainnya–dan sedang bertugas untuk mengawal putri tuannya untuk menghadiri sebuah acara bangsawan.

“Komandan,” dia memanggil atasannya yang bertanggung jawab dalam pengawalan itu. “Ini bahaya!”

“Aku tahu.” Komandannya menjawab dengan suara yang terdengar tenang. Dia tidak bisa membiarkan kepanikan dirinya sendiri menyebabkan mental bawahannya menurun. “Semuanya, bentuk formasi pertahanan!” teriaknya memberi perintahnya.

Pasukan ksatria yang diperintahnya segera membentuk formasi. Para pemanah berada di belakang, tetapi membelakangi kereta kuda tuannya. Di depannya ada para pemegang tombak sebagai penyerang jarak menengah. Lalu di bagian terdepan adalah para ksatria yang bersenjatakan pedang panjang dan membawa perisai. Mereka menyamakan perisai mereka sehingga tidak ada celah untuk diserang.

Tapi bagaimana pun, yang berada di hadapan mereka kini adalah ras naga, ras yang mampu membawakan kehancuran. Untunglah dia masih muda sehingga mereka setidaknya memiliki kesempatan lebih banyak untuk bisa menang.

Hanya dengan satu ayunan tangannya, tiga ksatria garda terdepan bagian kiri terpental. Mereka terpental seolah-olah hanyalah mainan plastik bagi anak-anak. Setelah itu, Naga Api tersebut mengangkat kepalanya ke langit.

“Dia akan menyemburkan api! Semuanya, bertahan!” teriak Komandan.

Blar!

Berkat pertahanan yang solid, mereka bisa mempertahankan kondisi sebaik mungkin.

Kita tidak bisa seperti ini terus! Batin Argus si Komandan. “Nona Muda, saya akan menghalau naga ini untuk sementara waktu. Tolong pergi secepatnya bersama Wakil Komandan.” Argus berbicara dengan seseorang yang berada di dalam kereta kuda yang terlihat sangat mewah dibandingkan kereta kuda lainnya yang hanya membawa peralatan dan makanan.

Pintu kereta itu terbuka. Seorang gadis dalam balutan gaun bangsawan berwarna putih terlihat sangat memesona. Dia adalah putri pertama dari Count Virmanda, Isabella de Virmanda. Rambutnya yang bergelombang itu berwarna emas. Kulitnya juga seputih susu.

“Tapi, bagaimana dengan dirimu?” tanya Isabella mengkhawatirkannya.

Meskipun dirinya adalah seorang bangsawan dan Komandan yang dibawanya bukanlah seorang bangsawan, dia memiliki karakteristik yang sangat baik hati, sangat berbeda dibandingkan bangsawan yang biasanya. Selain itu, Komandan yang kini sedang berada di depannya adalah salah satu pelayan keluarganya yang sangat setia, dan telah mengabdi secara turun temurun.

“Saya tidak apa-apa. Lagi pula, saya akan membawa serta beberapa prajurit. Wakil Komandan Zirka, kamu jagalah Nona Muda. Aku akan menyusul kalian secepatnya.”

“Siap, Komandan.” Zirka mengiyakan, meskipun memiliki rasa khawatir akan keselamatan atasannya. Tapi, perintah adalah perintah.

Dengan hanya beberapa prajurit saja, Komandan Argus berhadapan dengan Naga Api.

“Jika begini, aku bisa lebih leluasa. Majulah kau, Kep*r*t!”

Sring!

...*****...

Keesokan harinya. Hari ini.

BLAR!!

Sebuah ledakan terjadi. Pasukan pengawal yang dipimpin oleh Wakil Komandan Zirka terkejut melihatnya. Mereka baru saja menghindar dari Naga Api dan berhasil lolos berkat pengorbanan Komandan Argus. Kini, baru saja ada sesuatu yang sangat kuat yang berada di dekat mereka. Wajah mereka pucat dan takut memikirkan apa yang menyebabkan ledakan itu.

“Apakah itu adalah Naga Api yang kita lawan kemarin, Zirka-san?”

Isabella bertanya kepada Zirka dari dalam kereta kuda. Wakil Komandan Zirka yang berkuda di samping kereta menjawab, “Sepertinya bukan, Nona Muda. Arah sumbernya berbeda.”

Mereka melanjutkan perjalanan setelah memastikan situasi aman. Lalu, baru beberapa saat kemudian, ada segerombolan serigala yang keluar ke jalan di depan mereka dari arah ledakan. Sepertinya mereka berlarian karena menghindari sesuatu yang menyebabkan ledakan, dan secara tidak sengaja justru bertatap muka dengan pasukan Zirka.

Para serigala yang keluar dari dalam hutan ukurannya lebih besar daripada serigala normal di kehidupan Laciel dulu. Ukurannya sebesar singa jantan dewasa. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi mereka ketika melihat sepasukan serigala seukuran singa berjumlah lebih dari 15 muncul tiba-tiba di hadapan mereka. Melihat sebuah pasukan bersenjata yang menghalangi jalannya, insting para serigala membunyikan alarm bertahan hidup.

“Groaarr!!!”

Itu adalah pemimpin para serigala yang berteriak mengaum. Ukurannya satu setengah kali lebih besar dibandingkan serigala yang lainnya. Bulunya juga berwarna abu-abu gelap, lebih gelap dibanding yang lain. Taring tajamnya yang mencuat keluar memiliki panjang setengah lengan orang dewasa.

“Semuanya! Lindungi Nona Muda!” teriak Zirka mengkoordinasi para prajurit. Teriakannya menyuntikkan energi positif kepada mereka. Setelah menghadapi naga kemarin, sekarang kita harus menghadapi sekelompok serigala, huh? Sungguh ketidakberuntungan yang menjengkelkan.

...*****...

...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....

Eps 3: Lucifer, Sang Pembawa Cahaya

“Semuanya! Lindungi Nona Muda!” teriak Zirka mengkoordinasi para prajurit. Teriakannya menyuntikkan energi positif kepada mereka.

Sama seperti sebelumnya. Pasukan itu membentuk formasi yang sama. Para pemanah di belakang, lalu pembawa tombak, dan di depan adalah ksatria berperisai. Perbedaannya adalah jumlahnya sedikit berkurang karena Komandan Argus membawa beberapa untuk menghadapi Naga Api.

“Wakil Komandan, apa rencana Anda?” tanya salah seorang prajurit padanya.

“Kita harus mengalahkan mereka.”

...*****...

Laciel mendarat di atas salah satu dahan pohon yang dekat dari tempat pertempuran. Dari sana, dia dapat melihat beberapa prajurit sedang bertarung dengan sekelompok serigala besar.

“Apa yang harus kulakukan?” tanyanya bersenandika.

Saat itu, dia melihat ada tiga ekor serigala yang ukurannya tidak sama dengan yang lain. Dia menduga kalau mereka bertiga adalah pemimpin dan dua bawahannya yang kuat.

“Selain sihir, aku belum mencoba seni berpedang yang kumiliki.” Gumam Laciel. Di game Zaenia V, karakterku ini memiliki class untuk bertarung tangan kosong, Fighter, berpedang, Knight, dan penyihir, Great Magus. Ini adalah waktu yang bagus untuk menguji dua yang pertama.

Pemimpin serigala berjalan mendekat. Para prajurit manusia ketakutan dengan aura membunuh yang dikeluarkannya. Sebagai seorang pemimpin, walaupun hanya untuk sementara, Zirka mencoba menyemangati para bawahannya dengan aksi secara langsung.

“Hiyah!”

Dia memacu kudanya di saat menerjang ke depan dengan pedang yang diayunkan.

Ctang!!

Serigala itu menangkis dengan cakar depannya. Cakarnya, yang setajam logam, juga sekuat logam. Dan ketika pedang si Zirka dan cakarnya beradu, timbul suara yang memilukan untuk didengar. Kerasnya suara yang dihasilkan menunjukkan seberapa keras cakar yang dimiliknya.

Tapi, hewan tetaplah hewan. Dia tidak memiliki akal untuk berpikir. Hanya dengan insting hewaninya, dia maju berhadapan dengan musuh yang berada di hadapannya tanpa menaruh kewaspadaan terhadap musuh yang mungkin menyergap dari belakang.

Mereka sangatlah lemah, sehingga tidak perlu waspada. Mungkin itulah yang berada di dalam benaknya. Dan ketika dia sedang berhadapan dengan Zirka, di saat itulah Laciel beraksi.

Slash!

Bruk!

Semburan darah merah segar membasahi sekitar. Tidak jauh dari tubuh serigala tanpa kepala, kepalanya terjatuh di dekatnya. Itu adalah salah satu serigala yang besar selain si pemimpin. Berdiri di sampingnya adalah Laciel dengan pedang yang berlumuran darah kental yang masih hangat.

Laciel lalu menyabetkan pedangnya sembarangan, hanya untuk menghilangkan darah di mata pedangnya. Kemudian, dia memegang pedang itu dengan tangan kiri. Dia ingin menggunakan tinjunya sekarang, setelah menguji coba teknik berpedangnya.

Buk!

Laciel meninju perut serigala lainnya hingga menyebabkannya terpental beberapa meter dan menabrak sebatang pohon hingga roboh. Kedua pemimpin, pemimpin serigala dan pemimpin sementara pasukan pengawalan, menganga kaget dengan kehadiran sosok kuat yang baru datang dan sudah menghabisi dua nyawa.

Meski aku membunuh, aku tidak merasakan apa-apa. Apakah karena mereka adalah monster yang berbahaya? Laciel tidak bisa tidak bertanya-tanya.

“Grr ... !”

Pemimpin serigala menggeram kepada Laciel. Membelakangi Wakil Komandan Zirka, dia mulai memasang kuda-kuda untuk menyerang.

“Gra!”

Slash!

Pemimpin serigala hanya dapat menyerang udara kosong di tempat Laciel sebelumnya berada. Sontak saja dia jadi sangat kebingungan dan mencari sosok musuhnya ke sana kemari, tapi tidak kunjung menemukannya.

Slash! Slash! Slash!

Di kerumunan serigala, Laciel menebas dengan santai. Beberapa serigala terjatuh dalam kondisi tidak bernyawa.

“Grra!”

Pemimpin serigala berteriak melihat Laciel menghiraukannya dan malah membunuh bawahannya. Teriakannya seolah mengatakan kalau dia adalah musuh yang seharusnya dihadapi.

Menerjang kembali. dia mengayunkan lengannya ke arah Laciel.

Ctang!

Laciel menahannya hanya dengan pedang. Dan ketika si pemimpin serigala masih berada di atas, Laciel menggumamkan mantra sihir api.

“Nafirium. Fireball!”

Sebuah lingkaran sihir yang kecil dan sederhana terbentuk di ujung jari telunjuk kirinya yang mengarah ke tubuh serigala. Dengan cepat, muncul sebuah bola api berwarna merah menyala seukuran bola takraw meluncur.

“Sudah selesai.” Gumamnya.

Blar!

Api seketika membungkus tubuh pemimpin serigala dan membakar segalanya tanpa menyisakan apa pun. Melihat pemimpinnya sudah kalah, para serigala yang lain lari kucar-kacir menyisakan Laciel dan pasukan pengawal bangsawan.

...*****...

Dia adalah seorang putri bangsawan seperti pada umumnya. Hanya saja, dia memiliki kebaikan hati yang besar yang dia dapatkan dari ibunya. Dengan kebaikan hatinya itu, membuatnya menjadi seseorang yang sangat disenangi dan disukai oleh orang lain, khususnya yang dekat dengannya.

Saat ini, dia sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah acara bangsawan di County Aquarius yang dikenal sebagai Kota Pelabuhan Permata Hitam. Dikenal sebagai demikian karena merupakan produsen perhiasan permata hitam yang sangat langka. Dan tanpa disangka, di dalam perjalanan pulangnya itu, dia menemui

banyak kejadian.

Semoga Komandan Argus baik-baik saja. Batinnya.

BLAR!!

Sebuah ledakan yang terjadi mengagetkannya dari lamunan. Dia melihat keluar dari kereta kudanya lalu bertanya kepada Zirka, “Apakah itu adalah Naga Api yang kita lawan kemarin, Zirka-san?”

“Sepertinya bukan, Nona Muda. Arah sumbernya berbeda.” Jawab Zirka.

Syukurlah, semoga Komandan dapat kembali dengan selamat.

Melanjutkan perjalanan, dia kembali memikirkan banyak hal karena tidak ada yang dapat dilakukannya.

“County Virmanda harus merekrut lebih banyak orang kuat. Serangan monster maupun Kekaisaran bisa terjadi kapan saja.” Lirihnya berbicara sendirian.

“Groaarr!!”

Suara seekor serigala terdengar dari luar. Kereta kuda sekali lagi berhenti.

“Semuanya! Lindungi Nona Muda!”

Itu adalah teriakan Zirka yang mengomando pasukan.

“Ada lagi? Semoga kita bisa selamat juga dari yang satu ini.” Isabella bergumam. Awalnya dia hanya bergumam. Tapi karena terkejut, dia tidak sengaja mengucapkannya.

Melihat ke luar, para pasukan pengawalnya membentuk formasi. Saling berhadap-hadapan, belum ada pihak yang berencana memulai gesekan terlebih dahulu. Sesaat kemudian, seekor serigala raksasa berjalan maju. Melihatnya maju, Zirka juga maju. Ini adalah pertarungan antar pemimpin, satu lawan satu. Bukan hanya pertarungan fisik, tapi juga psikis, wibawa, ketenangan, dan pengaruh.

Dari sisi hutan di sebelah kanan, dia melihat sebuah siluet samar-samar yang menyusup ke tengah-tengah kerumunan serigala.

Siapa dia? Tanyanya dalam hati.

Lalu, dia melihat bagaimana seorang pemuda yang tidak diketahui namanya bertarung, bukan, membantai setengah kelompok serigala.

“Nafirium. Fireball!”

Kemudian, dia melihat pemimpin serigala terbakar habis hingga tidak bersisa satu apa pun. Dia juga melihat pemuda itu hendak pergi, dia pun keluar dan memanggilnya, “Tunggu!”

Langkah pemuda itu berhenti. Dia tidak dapat melihat wajahnya. Hanya jubah coklat yang menutupi semuanya, sebuah pedang yang berlumuran darah, dan rambut putih yang terlihat sedikit keluar dari tudung.

“Boleh kita bicara sebentar?” tanyanya.

Tapi, Laciel tidak menjawab.

“Kalau begitu, bolehkah aku mengetahui namamu?”

“Aku adalah Lucifer (Sang Pembawa Cahaya).” Jawab Laciel tanpa berbalik. Lalu dia menghilang ke dalam hutan.

“Sang Pembawa Cahayakah?”

...*****...

Di sebuah ruangan yang remang-remang pencahayaannya, ada sebuah meja berbentuk segi delapan dengan masing-masing orang duduk di salah satu sisinya. Totalnya ada delapan orang yang sama-sama mengenakan penutup kepala dan jubah gelap.

“Bagaimana? Apakah ramalan itu terjadi?” tanya sebuah suara wanita dewasa.

“Ha ha ha, tentu saja. Dewa Pengetahuan tidak pernah salah.” Jawab sebuah suara nenek tua.

“Seharusnya kamu sudah pensiun, Nek.” Ujar seorang pria paruh baya yang memiliki tubuh besar.

“Astaga, Leo. Kamu jahat sekali kepadaku. He he.” Timpal balik nenek itu. “Yah, lagi pula itu karena dia belum ingin mewarisi posisi ini.” Lirihnya tapi terdengar oleh seluruh orang.

“Kembali ke pokok masalah.” Pria yang dipanggil Leo berbicara dengan nada yang serius. “Darkness, bagaimana laporanmu?”

“Sudah dipastikan. Dia berada di timur laut.” Seorang pemuda menjawab. Dia adalah yang termuda di sini.

“Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya seorang pemudi.

“Santai saja, Javeline.” Seorang pria paruh baya lainnya bersuara. “Kita biarkan takdir yang menuntunnya. Dewa pasti memiliki rencananya sendiri.”

“Kalau begitu, masalah ini sudah selesai. Mari kita bahas masalah selanjutnya. Penerus si nenek tua ini.” Ujar Leo.

“Yah, mau bagaimana lagi. Hanya penerus yang dapat menjadi kepala keluarga. Kalau dia tidak mau, terpaksa kita harus mengambil dari keluarga cabang.” Timpal si pria paruh baya.

...*****...

...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!